Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Geoteknologi KontrihustIInu Kebamian Dabm Pembangunan Berkdanjwan

Bandung 3 Desembcr 2007 ISBN : 97g-979-799-2SS_s

Pengkajian Daerah Resapan DAS Luk Ulo, Kabupaten Kebumen


Saifudin, Chusni A, Defry Hastria
Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung
- LIpI
Jl. Karangsambung km 19, Karangsambung, Kebumen 54353

Abstrak: Daerah resapan adalah wilayah yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan
,
sehinggga merupakan tempat pengisian air kedalam tanah yang berguna sebagai sumber air. 'sungai LukUlo
mempunyai debit pada musim penghujan dan musim kemarau yang sangat menyolok perbedainnya, pada
musim hujan besar sedangkan pada musim kemarau air sungai sangat kecil. Hasil penelitian menunjuiJcan
kapasitas infiltrasipotensial di DAS lokidang di daerah Srisip Watubelah, Sub-DAS Loning di daerah
Pasodongan dan daerah Simpessedangkan Sub-DAS Maetan di daerah Lamuk atas dan daerah Gintung
Daerah-daerah ini merupakan daerah Dengan peresapan air kedalam tanah yang sangat tinggi, kemiringai
lereng yang tidak begitu curam, struktur geologi yang tidak kompak dan pohon yang biiar dan rapat,
sehingga infiltrasi air kedalam tanah yang cukup besar bisa tersimpan dan tertahan oleh pirataran yang kuat
sehingga kestabilan lereng juga aman, maka aliran airtanah ini sangat bermanfaat untuk kontinyuitas potensi
sumberdaya air sepanjang tahun

Kata kunci: daerah resapan, Luk Ulo

PENDAHULUAN dengan morfologi datar sangat terbatas


persebarannya pada lembah-lembah sungai saja.
Daerah resapair adalah wilayah yang mempunyai Kemiringan lereng di sub DAS Luk Ulo di bagian
kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan, atas berkisar antara 30 Yo hingga 70 oZ , sedangkan
sehinggga merupakan tempat pengisian air kedalam pada bagian tengah ke hilir merupakan dataran
tanah yang berguna sebagai sumber air. Dengan dengan kemiringan berkisar antara 0 8 %.
demikian daerah resapan mempunyai fungsi sebagai Pembagian morfologi merupakan data yang cukup
pengatur tataaft dan pencegah banjir. Pengelolaan penting, karena tiap satuan morfologi akan
daerah resapan selain sebagai upaya konservasi membentuk sistem daerah resapan tersendiri.
sumberdaya airtanah j.rgu untuk memelihara Diharapkan batas satuan morfologi akan menandai
kelangsungan aliran air bawah tanah, juga untuk batas suafu daerah resapan air, karena perbedaan
mencegah atau setidaknya mengurangi terjadinya morfologi kemungkinan besar mempunyai jenis
banjir di kawasan pemukiman baik di perkotaaan batuan yang berbeda bila tersingkap dipermukaan.
maupun di pedesaan. Berkurangnya tutupan vegetasi Jenis batuan yang tersingkap dan sudah mengalami
akan meningkatkan aliran permukaan. pelapukan umumnya sangat ideal untuk infiltoasi air
Sasaran konservasi sumberdaya air adalah untuk kedalam tanah
selama mungkin dapat memanfaatkan air sebagai Besar kecilnya kemampuan daerah tangkapan
air baku.. Hal ini mempunyai implikasi kepada hujan untuk dapat menyimpan air hujan untuk
perlunya dilaksanakan konservasi dan rehabilitasi sementara waktu dan melepaskannya kembali
daerah resapan, sehingga surface runoff dapat sejauh menjadi aliran permukaan sangat dipengaruhi oleh
mungkin dapat dikendalikan dan infiltrasi untuk faktor-faktor morfometri daerah dan sifat-sifat tanah,
pasokan airtanah semakin meningkat. Dari uraian bltuan, penggunaan lahan/penutup lahan, serta sikap
tersebut dapatlah disimpulkan bahwa subyek utama hidup masyarakat yang tinggal di dalamnyi.
pengkajian daerah resapan yang berperan penting Pengaruh tindakan manusia dapat meningkatkan
adalah tingkat infiltrasi air kedalam tanah (infiltrasi) kemampuan daerah tangkapan hujan untuk dapat
Sebagian besar wilayah Sub-DAS Luk Ulo hulu menyimpan secara sementara air hujan yang jatuh di
merupakan perbukitan dan pegunungan. Wilayah atasnya dan atau sebaliknya.

109
lb = kapasitas infiltrasi waktu t = 0
MAKSUD DAN TUruAN t - rcta-rata lama hujan (iam)
e = 2.718
Penelitian daerah resapan yang dilakukan di DAS
Luk Ulo diharapkan dapat membantu perencana Dari hasil perhitungan kapasitas infiltrasi, dapat
agar dapat memperoleh cara yang relatif sederhana diklasifikasikan dalam empat tingkat imbuh
dan kemudahan untuk menelaah kondisi daerah (Richard dan Losse, 1970) yaidt
resapan dan merumuskan cara-cata pengelolaannya.
Sedangkan tujuan dari pengkajian daerah Kapasitas infiltrasi
Kelas
resapan DAS luk Ulo
adalah untuk menjamin (cm/jam)
kelestarian ketersediaan air tanah sepanjang tahun , I < 1,5 Lambat
khususnya di
musim kemarau. Ketersediaan air 2 1,6 - 2,8 Menengah
tanah yang tersimpan pada musim penghujan J 2,9 - 5,3 Cepat
diharapkan masih dapat mensuplai air sungai pada 4 > 5,3 Sangat cepat
musim kemarau sehingga surface runoff dapat
terkendali dan sungai luk Ulo dapat mengalir - Analisa daerah resapan yang potensial yaitu
sepanjang tahun dengan debit yang cukup besar merupakan daerah yang berelevasi tinggi dengan
fluktuasi bulan kemarau dan penghujan kecil. batuan yang unconsolidated dan penutup
vegetasinya cukup baik, mempunyai kapasitas
METODE PENELITIAN infiltrasi yang besar dan mempunyai kemiringan
yang tidak terlalu terjal berkisar antara 25 -
Untuk mengetahui kondisi fisik DAS dengan 40 %. Terletak di bagian hulu DAS dan dengan
interpretasi ciha penginderaan jauh, yaitu dengan jenis tanah yang mempunyai porositas tinggi
citra landsat tahun 2002, sedangkan untuk atau batuan yang banyak terdapat retakan,
mengidentifikasi daerah resapan dapat didekati fracture joint ataupun zona terpatahkan oleh
dengan metode menumpang tindihkan (overlay) peta. stnrktur geologi yang merupakan media
Deliniasi daerah resapan dilanjutkan dengan ceking masuknya air lokasi tersebut. Daerah karst
lapangan dan pengukuran infiltrasi dengan dengan struktur seperti ovala, dolina dan gria-
menggunakan alat doble ring infiltrometer di gua di batuan gamping.
lapangan. Adapun tahap-tahap penelitian adalah
sebagai berikut: LOKASI DAERAH PENELITIAN
- 'Overlay'peta yaitu peta penyebaran hujan, peta
kemiringan lereng dan peta tanah/ geologi, Lokasi penelitian secara geografis terletak diantara
masing-masing ditransform dalam bentuk peta 1090 35' 30" - 1090 55' 30" BT dan 07025',30- -
potensi infiltrasi. Ketiga aspek ini memberikan 07o 49'00" LS. Secara fisiografi sebagian besar
indeks tingkat infiltrasi potensial yang alami. wilayah DAS Luk Ulo Hulu merupakan daerah
- Hasil interpretasi perlu di cek di lapangan untuk komplek perbukitan dengan kemiringan lereng
mencocokkan hasil interpretasi dengan keadaan berbukit hingga bergunung. Wilayah dengan
di lapangan. Hasil overlay peta-peta penggunaan morfologi datar sangat terbatas persebarannya pada
lahan, kemiringan lereng, peta geologi dan peta lembah-lembah sungai saja. Lihat gambar l.
tanah dan di interpretasikan sebagai daerah Sedangkan pada wilayah DAS bagian tengah hingga
resapan yang potensial sebagai konservasi air ke hilir merupakan daerah dataran dengan
perlu di cek di lapangan dengan menggunakan kemiringan lereng berkisar antara 0 8 o/o, dan
-
alat pengukuran infiltrasi dengan menggunakan penyebarannya cukup luas yaitu lebih dari 50 % luas
alat doble ring infiltro meter. DAS merupakan daerah dataran. Sumber air Sungai
- Pengukuran infiltrasi menggunakan formula: Luk Ulo berasal dari desa Gambaran yang terletak
r ft:fc+(fo-fc),r."-x, di kabupaten Wonosobo, pada elevasi 700 m diatas
permukaan laut, sedangkan sub DAS lain yang
dimana: merupakan anak sungai LUk ulo yang sangat
k : 1/(t2tl)ln(f1-fc)/(f2-fc) berperan sebagai sumber air sungai Luk Ulo antara
fo : fc + (fl-fo)/e-kt (cm/jam) lain adalah Sub-DAS Lokidang dan Sub-DAS
ft : kapasitas infiltrasi waktu t (cm/j) Loning,Sub-DAS Gebang, Sub DAS Lokidang dan
fc : infiltrasi konstan (cm/jam) Cacaban. Sungai Luk Ulo mempunyai debit pada

110
musim_p€nghujan dan musim kemarau yang
sansat penggunaan lahan umumnya berupa penggunaan
merryolok perbedaannya, pada musim iru:a-n U"i"i
lahan kering Jenis tanah merupakan ianair lati-sol.
sedangkan pada musim kimarau air sunfai sangat
kecil. Pada musim penghujan debitnya ireningLt
Sedangkan bagian tengah hingga hilir
mempunyaf lopografi datai sa-pal- hndai.
,jl- $an ggrin8 menimbulkan bencana banjir plda mempunyai pola aliran paralel hingga iub-paralael,
wrlayah Kota Kebumen Selatan. nJnyiUaU kemiringan sungai induk lm./km,. plnggurruan t"hun
tegadinya. banjir adalah curah hujan yang beilebih
berupa pertanian lahan basah dan pemukiman. Di
olDandlngkan dengan kapasitas infiltrasi tanah vans
bagian tengah merupakan tanah podsilik merah
ada di daerah tangkapan hujan sehingga ,"Uugi"i
besar air hujan berubai meniaai aliran permukaai
kynilg dan di bagian bawah merupakan tanah
aluvial. Curah hujan di bagian hulu'lebih besar
Pengamatan utqs material dasar yang terdapat
di dibandingkan dengan curah iurah hujan di bagian
sepanjang saluran Sungai Luk Ulo menggambarkan
tengah sampai hilir.
bahwa telah terjadi pr-oies-proses agraduii-1.rori
gerakan massa tanah/batuan; yang Intensif di
O"n
- .Suplai air sungai luk Ulo yang utama berasal
hulu. Sedimentasi yang beiGlihan puOu ,"pu"i*g
aaerah
lgri n{u sungai y_1ng terdapai di-dueran fucunj
Kerep Kabupaten Wonosobo dan anak-anak sungaT
saluran sungai akan mengakibatkan Uertuiung"ti
kapasitas saluran sungai. Dari sudut niOroiofis lntTa lain, sungalMleln, S. Loning,S. Lokidaig,
S. Cacaban dan S. Gebang. Air ya-ng keluar daii
keberadaan lapisan tanih yang tipis dalam jumi'atr
anak-anak sungai tersebut merupakan sumber utama
yang besar akan menyebabkan-problem banjir yang
aliran sungai induk Luk Ul;, oleh karena itu
serius di daerah hilir karena sebagian besir fiu:ui pengkajian daerah resapan diutamakan akan
akan langsung menjadi aliran permukaarr.
membahas secara detail anak-anak sungai Luk Ulo
Rata-rata curah hujan bulinan di daerah bagian tersebut. Adapun hasil evaluasi sub_DAS Luk Ulo,
atas 3440,3 mm/th di Sempor, sedangkan rata_iata
adalah sebagai berikut :
curah hujan bulanan pada daerah tengah berkisar
antara 3296,2 mm/th di Kebumen.din nta_rata Sub-DAS Maetan
913|^nujan di bagian bawah berkisar antarasampai
252.6,8 mm/tahun. Hasil rata-rata curah hujan
Sub-DAS Maetan secara administatif terletak di
bulanan wilayah adalah 269g rwn/th. Grafik cuiah
Kabupaten Kebumen dan di Kabupaten Wonosobo.
hujan rata-rab *ihyah dapat dilihat pada Gambar 2.
Wilayah penelitian ini lebih mudal dicapai melalui
Besar kecilnya kemampuan dairah tangkapan
, ,.
hu.;an untuk dapat menyimpan air hujan untot flalupaten Wonosobo daripada melalui Kabupaten
dengan menyusuri jalan sepanjang Sungai
sementara waktu dan melepaskannya kembali $epu_11en
Luk.Ulo. P?gian selatan wilayah penefttian ,"riru
pgnjadj aliran permukaan sangat dipengaruhi oleh administratif merupakan witayat
tatctor- taktor morfometri daerah dan sifat-si fat Kecamatan
tanah, Wadaslintang, bagian timur merupakan wilayah
penggunaan lahan/penutup lahan, serta sikap
Pl}un, Kecamatan Kaliwiro dan bagian birat merupuiun
hidup masyarakat yang tinggal di- dalamnyJ. wilayah Kecamatan Sidang.
Pengaruh tindakan manusia dipat meningkatlian Kecamatan
Wadaslintang dan Sadang merupukan bagian dari
kemampuan daerah tangkapan liujan untuf aap"t
Kabupaten Kebumen, sedang Kecamatan Kaliwiro
menyimpan secara sementarl air hujan yang jatuh di
merupakan bagian dari Kabupaten Wonosobo. Luas
atasnya dan atau sebaliknya
Sub-DAS Maetan adalah 3317,3 ha menurut
pengukuran pada peta RBI skala 1 : 25.000.
HASIL PENELITIAN Secara morfologis, sebagian besar wilayah Sub_
DAS Maetan merupalian perbukitan dan
Berdasarkan dari hasil ceking lapangan dan pegunungan. Wilayah dengan morfologi datar
pengukuran di lapanganan Fisiografi -D,{S secara sangat terbatas persebarannya pada lembah_lembah
.umlm dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu llngai saja. Semua bagian dari wilayah Sub_DAS
bagian
.hulu sampa! tengah dan bagi"an t"i,guf, Maetan telah dimanfaatkan untuk kegiatan produksi
hingg.a hilil
sungai. pada
6agian hulu hiiggu Uuglu" terutama untuk sektor pertanian dan kehutanan.
tengah menunjukan topografi yang seballan bisar Pemanfaatanlahan untuk bidang kehutanan
mempunyai kemiringan lereng yang bergelombang terutama menempati bagian puncak_puncak
pegunungan dan perbukitan, sedang daerah lainnya
lin*gl, bergunung,
oenntlK,
memputtyai po'tu ulirun yurri
kemrnngan sungai induk lg m/km, poli adalah- untuk peruntukan pertinian. Wilayah
.
permukiman banyak terdapat pada zone punggungan

lll
antar lembah sungai (interfluve) dan zone lereng daerah penelitian mulai dari sebelah barat utara
kaki perbukitan dan pegunungan. hingga ke timur.

Sub DAS Lokidang


r?lr or$ tux q.o
.+"
Sub-DAS Lokidang secara administratif terletak di
Kabupaten Banjarnegara dan di Kabupaten
Kebumen. Bagian utara merupakan wilayah
Kecamatan Banjarnegara dan Kecamatan Bawang
Kabupaten Banjarnegara dan bagian selatan
merupakan wilayah Kecamatan Karanggayam
Kabupaten Kebumen. Wilayah penelitian lebih
mudah dicapai dari arah Kota Banjarnegara daripada
dari arah Kota Kebumen. Jalan yang menuju daerah
penelitian dari Kota Kebumen saat ini sedang
dibangun melalui Karangsambung. Luas Sub-DAS
Lokidang adalah 4236,8 ha menurut pengukuran
pada peta RBI skala I : 25.000.
Secara morfologis, sebagian besar wilayah Sub-
DAS Lokidang merupakan pegunungan. Perbukitan
hanya terdapat di bagian selatan dari Sub-DAS
Lokidang, pada wilayah yang berdekatan dengan
muara Sungai Lokidang ke Sungai Luk Ulo. Hampir
*ffii
tidak ada daerah dengan morfologi dataran, hanya
pada bagian puncak-puncak pegunungan saja
terdapat wilayah dengan morfologi datar hingga
l

'_**
sl&-
agak miring. Lembah-lembah sungai yang ada pada
umumnya sempit dan hampir tidak terdapat dataran
a

rrF
q aluvial di sekitarnya. Lembah yang demikian sering
. ,;, . l; ; :1,:, i1
disebut dengan lembah erosional.
Sebagian besar wilayah Sub-DAS Lokidang
tersusun atas batuan berumur pre-tersier anggota
Gambar l. DAS Luk Ulo Formasi Karangsambung. Skiss-mika, Graywake
dan serpentine merupakan batuan yang banyak
diketemukan di wilayah Sub-DAS Lokidang. Hasil
Litologi penyusun wilayah Sub-DAS Maetan yang kegiatan kegunungapian pada masa akhir Tersier
utama adalah breksi vulkanik dengan perselingan hingga awal Kwarter berupa breksi gunungapi,
batuan intrusi dan aliran lava andesit pada bagian leleran lava, batuan terobosan, dan tuff menutupi
puncak-puncak pegunungan, dan perselingan antara sebagian besar wilayah Sub-DAS Lokidang pada
batu lempung dan napal gampingan, batupasir pada bagian utara. Kombinasi antara informasi tentang
bagian perbukitan. Bagian yang lebih bawah lagi morfologi dan karakteristik batuan penyusun serta
tersusun atas litologi endapan hasil rombakan dari proses-proses yang bekerja kemudian merupakan
batuan-batuan di zone pegunungan dan perbukitan. informasi yang penting untuk menginterpretasikan
Batu gamping anggota Formasi Karangsambung satuan-satuan tanah yang berkembang di atasnya.
juga terdapat di Sub-DAS Maetan dalam jumlah Wilayah Sub-DAS Lokidang pada bagian tengah
sangat terbatas. Sebagian besar wilayah Sub-DAS dan selatan merupakan lahan kritis dengan
Maetan terselimuti oleh endapan abu gunungapi penutupan lahan yang sangat buruk. Hutan yang
hasil erupsi gunungapi-gunungapi pada masa akhir pada era sebelum tahun 2000 merupakan bentuk
Tersier dan awal Kwarter. Abu Gunungapi terutama penutupan lahan yang dominan saat ini telah
menutupi bagian pegunungan yang melingkari berubah sebagai lahan pertanian yang diusahakan
untuk kegiatan penanaman ketela pohon.

112
RATA.RATA CURAH HUJAN AULANAN DAS LUK ULO TH. I9E6 - ZOOE

BULAN

Gambar 2. Grafik Rata-rata Curah Hujan Bulanan DAS Luk UIo

Pada bagian utara wilayah Sub-DAS Lokidang Sub-DAS Cacaban


pemanfaatan lahannya lebih variatif karena kondisi
tanahnya yang relatif lebih tebal sehingga dapat Sub-DAS Cacaban secara administratif terletak di
menjamin ketersediaan lengas untuk pertumbuhan Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen.
tanaman di musim kemarau. Wilayah penelitian ini dapat dengan mudah dicapai
dari Kota Kebumen ke arah utara melalui Kampus
Sub DAS Loning Karangsambung. Sub-DAS Cacaban merupakan
salah satu Sub-DAS dari 3 Sub-DAS yang bertemu
Sub-DAS Loning secara administratif terletak di dengan Sungai Luk Ulo hulu di srlitai Kampus
Kabupaten Banjamegara dan di Kabupaten Karangsambung. Dua Sub-DAS yang lain adalah
Kebumen. Bagian utara merupakan wiiayah Sub-DAS Lokidang dan Sub-DAS Gebang.
Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnefara Secara morfologis dan geologis, Sub-DAS
dan bagian selatan merupakan wilayah KLcamitan Cacaban mempunyai kondisi yang serupa dengan
ladang Kabupaten Kebumen. Wilayah penelitian Sub-DAS Lokidang. Sebagian besar wilayah
lebih mudah dicapai dari arah Kota Banjarnegara tersusun atas morfologi pegunungan-perbukitan
daripada dari arah Kota Kebumen. Jaian yang dengan batuan penyusun anggota Formasi
menuju daerah penelitian dari Kota Kebumen saat Karangsambung pada daerah pegunungan-
ini sedang dibangun melalui Karangsambung.. perbukitan di daerah hulu Sungai Cacaban. Batuan
_ Secara morfologis, sebagian besar wilay4h Sub-
DAS Loning merupakan pegunungan. perbukitan
anggota Formasi Totogan dan Waturanda menyusun
sebagian kecil wilayah penelitian yang berdekatan
luny-u lerdapat di bagian selatan daerah Sadang,. dengan muara Sungai Cacaban ke Sungai Luk Ulo.
Lembah-lembah sungai yang ada pada umu*rryu Dataran aluvial terdapat di sekitar pertemuan Sungai
sempit dan hampir tidak terdapat dataran. Cacaban dengan Sungai Luk Ulo. Bagian perbukitan
Sebagian besar wilayah Sub-DAS Loning dan Pegunungan sebagian tertutup oleh material
tersusun atas bafuan berumur pre-tersier anggota gunungapi muda yang membentuk sebagian besar
Formasi Karangsambung. Skiss-mika, Graywake tanah yang ada di wilayah penelitian ini. Wilayah
{1n serpentine merupakan batuan yang banyak Sub-DAS Cacaban pada bagian hulu hingga ke
diketemukan di wilayah Sub-DAS Loning. tengah pada umumnya merupakan lahan kritis yang
pada awalnya disebabkan karena proses perubahan
bentuk penggunaan lahan dari hutan menjadi lahan
budidaya pertanian. Perubahan bentuk penggunaan
lahan yang sebagian besar bersifat sementira ini

113
tidak disertai dengan tindakan konsenrasi yang pengendapan, tekstur tanah lempung berpasir -
sesuai sehingga proses erosi dan gerakan massa lempung, belum berstuktur, permeabilias lambat,
batuan telah berlangsung secara intensif. Sebagai drainase sedang hingga hingga jelek, wama tanah
akibatnya adalah terciptanya lahan dengan ketebalan coklat kekelabuan hingga, kesuburan dan potensi
tanah yang tipis sehingga kemampuannya tanah untuk pertanian tinggi.
menyimpan lengas menjadi terbatas. Pada wilayah
hulu dan tengah dari Sub-DAS Cacaban pada musim 5. Regosol
kemarau hampir semua tanaman semusim yang ada Jenis tanah ini pada beting gesik muda dan beting
mengalami layu karena lengas yang ada d dalam gisik tua membujur dari timur ke barat sepanjang
tanah tidak cukup untuk mendukung pertumbuhan. garis pantai dari wilayah selatan Kebumen. Ciri dan
Pada musim penghujan, Sub-DAS Cacaban sifat tanah: profil homogen, wama kelabu - coklat
menyumbang banjir yang cukup
tinggi karena kekelabuan, tekstur pasir pasir geluhan,
kemampuan infiltrasi yang rendah. permeabilitas tanah cepat, , potensi tanah untuk
pertanian rendah - sedang. Peta penyebaran jenis
Klasiftkasi Tanah tanah di daerah penelitian dapat dilihat pada gambar
3.
1. Latosol Coklat -Merah
Jenis tanah ini dijumpai pada perbukitan hingga
Perhitungan Infiltrasi
pegunungan struktural denudasional DAS Luk Ulo
hulu. Tersebar di Kecamatan Sadang, Karang
Sambung, dan Karanggayam. Ciri dan sifat tanah Subyek utama pengkajian daerah resapan yang
solum tanah dalam tekstur pasir lempungan. Batuan
berperan penting adalah tingkat infiltrasi air
asal tanah ini adalah kelompok batuan pada kedalam tanah. Besarnya infiltrasi secara kualitatif
dapat diperkirakan berdasarkan faktor-faktor yang
komplek melange, breksi vulkanik F. Waturanda
serta anggota breksi Formasi Halang yang bersifat
mempengaruhi, yaitu bentuk lahan, kemiringan
lahan, penggunaan lahan, teksfur tanah serta ada
basa - intermediate. tidaknya genangan di permukaan tanah, namun hal
2. Komplek Podzolik Merah ini tentu tidak akurat sehingga perlu dilakukan
- Kuning pengujian secara langsung di lapangan. Untuk
Tanah tipe ini tersebar di Kecamatan Alian,
mengukur infiltrasi secara kuantitatif di lapangan
Pejagoan, Karanggayam, dan Sempor. Ciri dan sifat
menggunakan ring infiltrometer dalam jangka waktu
tanah: solum tanah umumnya dangkal, tekstur geluh
tertentu sehingga lapisan tanah telah mencapai
lempungan - lempung, permeabilitas agak lambat,
tingkat kej enuhan maksimal.
Pada lereng - lereng yang miring - curam (30% -
Berdasarkan perkiraan secara kualitatif maka
45%) terjadi konversi hutan menjadi lahan tegalan
atau budidaya tanaman semusim.
sebagian besar kapasitas infiltrasi di daerah
penelitian menunjukan kelas cepat sampai sangat
3. Glei Humus rendah cepat. Sedangkan berdasarkan hasil pengujian
Jenis tanah ini tersebar pada dataran aluvial, dilapangan menunjukan sebagian besar
penyebarannya terdapat di daerah Kebumen, menunjukkan lambat - menengah sedangkan kelas
cepat-sangat cepat kebanyakan terdapat di bagian
Sruweng, Karangnyar dan Kuwarasan. Sifat tanah:
hulu.
belum berkembang, adanya lapisan-lapisan tanah
Salah satu parameter yang mendasar dalam
oleh proses pengendapan, tekstur lempung berdebu
menganalisa ketersediaan air tanah adalah infiltrasi
- lempung, belum berstruktur, drainase jelek, pada air tanah. Tetapi, untuk mendapatkan perkiraan yang
musim hujan sering tergenang air, sebagian
bisa diandalkan mengenai parameter ini sangat
membentuk rawa-rawa, potensi tanah untuk
pertanian sedang - tinggi.
rumit. Infiltrasi bisa berupa infiltrasi langsung dari
curah hujan yang mengalami perkolasi melalui
4. Tanah Alluvial
lapisan tak jenuh, sebagai kelebihan dari
kelembaban tanah dan evapotranspirasi atau
Merupakan Asosiasi Aluvial coklat kekelabuan dan
infiltrasi tak langsung dari limpasan, danau, kolam,
Aluvial coklat serta Alluvial Hidromorf. Tanah jenis
tanah ini terdapat pada dataran kaki koluvio-aluvial
dan lain sebagainya. Pengukuran infiltrasi di
lapangan dengan menggunakan infiltrasi langsung
dan dataran aluvial sungai, baik tanggul alam dan dalam keadaaan konstan permukaan airnya,
maupun dataran banjir. Sifat tanah: tanah muda
untuk menghindari adanya tekanan meresapnya air
tersusun dari lapisan-lapisan tanah oleh proses

tt4
Dlr$tEbrrlBi
TT (BAPPEDA}
v "i[ri
IFNI$TANAI{
KABUPATEN KEEUMEN

*
iJ'i-i*h*i*'-
XaFnr\irt ,

I
ftis_lj

w
:i:i;l.:

Gambar 3. Peta Jenis Tanah (BAPEDA KEBUMEN, 2006)

kedalam thnah. Infiltrasi langsung terutama mempengaruhi variasi infiltrasi menurut tempat dan
dikendalikan oleh faktor geologi, tumbuhan, waktu. Uji infiltrasi dilakukan berdasarkan pada
penggunaan lahan dan lereng. Kondisi geologi daerah yang mempunyai karakteristik fisik wilayah
mengatur jumlah curah hujan yang mengalami yang berbeda-beda. Berdasarkan dari hasil uji,
infiltrasi ke dalam muka air tanah. daerah DAS Luk Ulo ditetapkan berdasarkan
Perlu dicatat bahwa infiltrasi hanya akan terjadi perbedaan batuan,
apabila terdapat lapisan tak jenuh diantara penggunaan lahan dan morfologi yang disampling
permukaan tanah dan muka air tanah, dimana berdasarkan Daerah Aliran Sungai Hasil dari
infiltrasi curah hujan (bagian dari curah hujan) yang pengukuran infiltrasi di DAS Luk Ulo dapat dilihat
masuk ke dalam simpanan air tanah dan disebut pada Tabel l. Sedangkan hasil pengukuran infiltrasi
sebagai kapasitas Infiltrasi yang berubah-ubah di sub-DAS Luk Ulo hulu yang dilakukan pada Sub-
sesuai dengan intensitas curah hujan. Setelah DAS Lokidang dan Sub DAS Loning. Adapun hasil
mencapai limit, infiltrasi akan berlangsung terus pengukurannya dapat dilihat Tabel 2.
sesuai dengan kecepatan absorbsi maksimum setiap
jenis tanah. Kecepatan absorbsi pada tanah yang
sama kapasitas infiltrasinya dapat berbeda-beda
tergantung dari kondisi permukaan tanah, struktur
tanah, tumbuh-tumbuhan, suhu dan lain-lain.
Disamping intensitas curah hujan, infilhasi juga
dapat berubah-rubah karena dipengaruhi oleh faktor
kelembaban tanah dan udara. Besarnya kapasitas
infiltrasi ditentukan oleh faktor-faktor tersebut di
atas secara bersamaan. Beberapa faktor diantaranya
mengakibatkan perbedaan kapasitas infiltrasi dari
tempat ke tempat lain. Faktor tumbuh-tumbuhan

115
Tabel 1. Hasil Pengukuran Infiltrasi DAS Luk Ulo

No Lokasi Pengamatan, DAS Kapasitas Kelas


imbuhan (Richard dan
Ft Losse, 1970)
(cm/jam)
I Sendang Dalem (Padureso) r,09 Lambat
2 Kedungdowo (K.pejengkolan) 0.69 Lambat
3 Bendung Padegolan 0.5 Lambat
4 Sirnoboyo (K.Gentan) 2.4 Menengah
5 Wadas Malang 5.55 Sangat cepat
(K.Kedungkramat)
6 Selorondo, K.Luk Ulo 1.4 Lambat
7 Sawangan (K. Kedung 4.01 Cepat
Kramat)
8 Lerep
K. Jati purus, 0.56 Lambat
9 D Bak/Warudoyong, Luk Ulo 0.61 Lambat
l0 Kalipoh, K.Wungu 1.50 Lambat
II Klopo Sawit, K.Kedung bener 0.61 Lambat
12 Ayam Putih, K.Luk Ulo 10.87 Sangat cepat

Tabel2. Hasil Perhitungan Kapasitas Infiltrasi Di Sub-DAS Luk Ulo Hulu

Kr.
Sub-DAS W. Belah Kr. Rejo Siranti Tengah Sisip Kalipucang Simpes
(crn/j) (cm/j) (cm/j) (cm/j) (cm/j) (cn/j) (crn/j)
Lokidang 10,85 6,85 5,49 3,85 15,00 6,10 11,95
Muncar Pasodongan K. Putih Simpes Pasangkalan Jaluk
Loning 1,80 14,20 9,40 I 1,90 4,08 7,75
Gintung Lamuk atas Ngasinan Pc' Kerep
Maetan 14,61 12,43 7,54 0,7 5

Kajian Daerah Resapan umumnya mempunyai kapasitas infiltrasi yang


sedang sampai sangat cepat mempunyai nilai
Daerah resapan adalah wilayah yang memPunyai Berkisar antara 3 - 15 cm/jam. Berdasarkan dari
kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan , nilai tersebut masih diklasifikasi atas kondisi fisik
sehinggga merupakan tempat pengisian air kedalam DAS.Hasil penilaian yang daerah resapan yang
tanah yang berguna sebagai sumber air. Dengan paling potensial di DAS lokidang berdasarkan dari
demikian daerah resapan mempunyai fungsi sebagai jenis batuan/tanah, penggunaan lahan, kemiringan
pengatur tataair dan pencegah banjir. Pengelolaan lereng dan jumlah curah hujan adalah yeng terdapat
daerah resapan selain sebagai upaya konservasi di daerah Srisip dengan kapasitas infiltrasi l5
sumberdaya airtanah j,rga untuk memelihara cm/jam dan daerah Watubelah dengan kapasitas
kelangsungan aliran air bawah tanah, juga unhrk infiltrasi 10,85 cm/jam, karena daerah tersebut
mencegah atau setidaknya mengurangi terjadinya mempunyai batuan/tanah yang bertekstur pasir
banjir di kawasan pemukiman baik di perkotaaan lempungan yang tebal dan mempunyai batuan induk
maupun di pedesaan. Berkurangnya tutupan vegetasi yang sudah mengalami pelapukan yang lanjut, dan
akan meningkatkan aliran permukaan. Hasil banyak terdapat frakture dan rekahan. Kemiringan
penelitian menunjukkan bahwa Sub-DAS Lokidang lereng berkisar antara 30 - 45o/o, penggunaan lahan
hutan damar dan semak belukar dan curah hujannya

116
diatas 3.000 mm/th. Sub-DAS Loning umumnya Sebaliknya apabila infiltrasi air kedalam tanah yang
mempunyai kapasitas infiltrasi yang sedang cukup besar bisa tersimpan dan tertahan oleh
sampaisangat cepat mempunyai nilai berkisar antara perakaran yang kuat sehingga kestabilan lerengjuga
1,8 - 14,8 cm/jam. aman, maka aliran airanah ini sangat bermanfaat
Berdasarkan dari penilaian dari jenis untuk kontinyuitas potensi sumberdaya air
batuan/tanah, penggunaan lahan, kemiringan lereng sepanjang tahun daerah aliran sungai Luk Ulo dan
dan jumlah curah hujan adalah yeng terdapat di potensi airtanah disekitarnya dan dibawahnya.
daerah Pasodongan dengan kapasitas infiltrasi 14,8 Berdasarkan dari hasil penelitian DAS Lokidang,
cm/jam dan daerah Simpes dengan kapasitas Loning dan Maetan hulu merupakan daerah resapan
infiltrasi 11,9 cm/jam, karena daerah tersebut yang sangat baik, curah hujan tinggi dan musim
mempunyai batuan/tanah latosol yang bertekstur hujan panjang, aliran sungai sepanjang tahun, pola
pasir lempungan yang tebal dan mempunyai batuan penggunaan lahan mayoritas berupa perkebunan
induk andesit yang sudah mengalami pelapukan ralcyat atau kebun campuran, pola pemukiman
yang lanjut, dan banyak terdapat frakture dan umumnya di punggungan perbukitan, morfologi
rekahan. Kemiringan lereng berkisar antara 30 - kasar bentuk lembah sempit dandalam,
45o/o, penggunaan lahan hutan damar dan semak perkembangan tanah dipengaruhi oleh kondisi iklim
belukar dan curah hujannya diatas 3.000 mm/th. tropik basah yang dicirikan dengan adanya lapisan
Sedangkan di bagian hulu sungai induk Luk Ulo tanah bawah kaya akan lempung (clay).
daerah yang mempunyai peresapan yang potensial Perkembangan tanah yang lain dipengaruhi oleh
di sekitar daerah Lamuk atas dan daerah Gintung intensitas proses geomorfologi yang tinggi, dan
dengan kapasitas infiltrasi antara 12 - 14,6 cm/jam. bahan induk tanahnya.Evaluasi tingkat kerawanan
Kondisi fisik daerah mempunyai solum tanah yang gerakan massa menunjukkan bahwa daerah
tebal dengan kemiringan tidak begitu curam sekitar penelitian mempunyai tingkat kerawanan yang
30 oA, digunakan untuk perkebunan kopi, karena tinggi. Pemanfaatan lahan untuk kegiatan produksi
memang terdapat di daerah yang tinggi yaitu sekitar pertanian harus menyertakan tindakan konservasi
650m dpal. agar tidak terjadi kerusakan lahan. Potensi daerah
resapan yang perlu dikonservasi adalah daerah
lereng bagian atas hingga lereng tengah. Sub DAS
KESIMPULAN Lokidang Loning dan Maetan hulu karena fluktuasi
dan sedimentasi sangat tinggi.
Infiltrasi air di DAS Lokidang Loning dan Maetan
hulu merupakan sumber sangat penting dari aliran
sungai Luk Ulo sepanjang tahun. Dengan luas DAFTAR PUSTAKA
daerah aliran sungai sekitar 6350 Ha, dan curah
hujan tahunan rata-rata 3500 mm, evapotranspirasi Arsyad, S., (1989). Konservasi Tanah dan Air.
1000 mm, lereng yang curam dari hulu Lokidang Penerbit IPB, Bogor.
Loning dan Maetan hulu akan menambah aliran Body, D.N., (ed.), L982, _Application of Results
permukaan yang potensial. Tetapi sebaliknya from representative and Experimental basins
kesarangan yang tinggi mampu mengurangi nilai IHP Working GroupProject 4.1, Unesco, Paris.
aliran permukaan yang tinggi. Hasil pemantauan Brechtel, H.M. 1976, _Aplication of an Inexpensive
bahwa pada waktu hujan air sungai Luk Ulo sangat Doble Ring Infiltrometer_, pp. 99 102. In
keruh menunjukkan sedimentasi tinggi. Di daerah Kunkle, S.H., and J.L. Thames. Hydrological
penelitian tercatat beberapa indikasi longsoran kecil- and Techniques for Upstream Conservation.
kecil memberi petunjuk mengenai besamya aliran FAO of the U.N, Rome
permukaan dan kestabilan lereng yang perlu F.J. Kwak and Romijn,1972, " Geohidrology ",
diwaspadai. Berdasarkan hasil perhitungan infiltrasi ILR[, Wageningen- The Netherlands.
daerah DAS Lokidang dan Loning merupakan Falkland A, 1991, Hydrology and Water Resources
daerah peresapan yang potensial terlihat dari hasil of small island, a praktical guide. Studies and
klasififasi kapasitas infilhasi yang umumnya sangat reports on Hydrology no, 49, Paris, France 435
cepat. Dengan peresapan air kedalam tanah yang hal.
sangat tinggi, kemiringan lereng yang curam, Falkland A, 1995, Water Resources assesment,
struktur geologi yang tidak kompak dan pohon yang development dan maagementt for small
jarang ini akan memicu longsoran yang lebih besar. tropical island. Training workshop on water

t17
resources ass€snrcnt and devolepmcnt in snrall
island and the coastal zonc di P. Pari dan
Bandung.
Gam& S.K. 1977, Water rcsources Hydrology ",
PublicherNew Delhi.
Saxtohadi, J., 2001. Creomorphological Analysis For
Soil Mapprng Usrng Rernoc Sensing And
Geograpfii-c Information Systcms: A Case
StuJy ln Westem Gunungkidul' tograkarta-
Indonesia. Dissertafion t copold Franszclls
University of Innsbnrck, Austria
Sartohadi, J., dan N. Rahardjo, 20O4' Hubungan
gmtukiahan dn Tanah Melalui Pendekatan
Bcntuklaban Secara Faktorial. Majalah Gama
Sains Vol I 2004.U.S. Govt. Printing Office,
Washingtrin DC
-l
Knapp, 8.J., 978, -Infiltratio3-Tq Storage-of Soil
' Water-
W.4472.In M.J. Kirby (eO Hilslope
nvdrc6ii. John Willy and So1s. New York'
Supriyo AmbA 1991, Panduan Penglojian dan
Rencana Pengelolaan Daeratr Resapan'
Gadjatr Mada, YogYakarta'
W.M.O., 1974, Guide to HYdrological
Practice- \tr/Mol68, Geneva Switzerland'

118

Anda mungkin juga menyukai