Makalah Asas Manajemen
Makalah Asas Manajemen
LINGKUNGAN ORGANISASI
[ KELOMPOK 7 ]
Bella Annisa A
1706013005
Dinda Ayu F
1706012532
Elisse Isabella
1706015490
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan
menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul lingkungan organisasi dengan baik dan tepat pada waktunya.
Sehubungan dengan penyusunan Makalah ini, Kami mengucapkan terima kasih kepada;
1. Bapak Kusnar Budi Handaka, M.Buss sebagai dosen 1 mata ajaran asas manajemen
2. Dean Yulindra Affandi, M.Sc sebagai dosen 2 mata ajaran asas manajemen
yang telah memberikan tugas ini dan membantu dalam penyelesaiannya. Dengan dibuatnya
makalah penelitian ini, diharapkan dapat berguna dalam rangka menjadi bacaan ataupun
refrensi terkait lingkungan organisasi, menambah wawasan serta pengetahuan kepada
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
(Robbins S. P., 1994) “Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diindentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan”. Dengan
kata lain organisasi berarti sekumpulan orang yang terbentuk pada sebuah kepentingan untuk
mencapai tujuan bersama yang telah disepakati. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu
pasti akan menemukan organisasi, mulai dari organisasi paling kecil sampai organisasi dalam
instatasi besar. Keberadaan organisasi bertujuan untuk mencapai sebuah sasaan-sasaran
tertentu.
Terdapat beberapa unsur yang mendukung organisasi tersebut berada dalam kondisi baik.
Salah satunya adalah lingkungan. Lingkungan merupakan Segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia serta mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung atau tidak
langsung. Oleh karena itu sebuah organisasi perlu memahami lingkungan apa saja yang
terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan organisasinya.Sebuah
organisasi harus menyadari bahwa lingkungan merupakan unsur yang harus di perhatikan.
Organisasi juga tidak dapat mengabaikan bahwa mereka merupakan bagian dari lingkungan.
Oleh karena itu kegiatan organisasi yang dilakukan semestinya mempertimbangkan faktor-
faktor lingkungan yang terkait pada organisasi tersebut.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang seperti yang telah diuraikan diatas, penulis merumuskan pokok
permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut yaitu:
1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah penelitian ini
yaitu :
1. Menjelaskan pengertian lingkungan organisasi
2. Menjelaskan sifat sifat lingkungan
3. Menjelaskan strategi menundukan lingkungan
Bab 1 (Pendahuluan) pada bagian ini dijelaskan mengenai segala hal yang berkaitan dengan
judul tulisan. Latar belakang masalah yang menjadi dasar untuk menjelaskan mengapa judul
ini harus diuraikan, kemudian pokok permasalahan merumuskan secara singkat dan jelas
mengenai inti permasalahan yang diteliti. Dan tujuan sebagai acuan memperoleh hasil dari
penelitian ini.
Bab 2 (Pembahasan) pada bagian ini merupakan hasil pembahasan terhadap tulisan yang
dilakukan. Data yang diperoleh berdasarkan sumber-sumber refrensi. Diharapkan pada bab
ini dapat memberikan jawaban atas pokok permasalahan tulisan ini.
Bab 3 (Penutup) yang berisi kesimpulan serta saran-saran ataupun rekomendasi dari hasil
tulisan yang diharapkan dapat memberikan manfaat sebagaimana yang telah diungkapkan
pada bab sebelumnya.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Darsono (1995) “Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
sertamempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung atau tidak langsung.
Sedangkan definisi organisasi menurut (Robbins S. P., 1994) “Organisasi adalah kesatuan
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diindentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan bersama atau sekelompok tujuan”.
(Edriani, 2014) Lingkungan organisasi merupakan semua elemen di dalam maupun di luar
organisasi yang dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan suatu organisasi.
(Robbins S. P., 1994) Lingkungan organisasi diidentifikasikan sebagai segala sesuatu yang
berada diluar batas organisasi. Lingkungan dapat menjadi faktor pendukung maupun faktor
penghambat kinerja organisasi tersebut. Lingkungan selalu mempengaruhi organisasi dalam
melakukan aktifitas, baik secara langsung maupun secara tak langsung. Kelangsungan hidup
organisasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan organisasi dalam mengelola pengaruh
lingkungan ini.
Menurut Herbert G. Hicks dalam buku (Winardi, 2000), elemen-elemen didalam lingkungan
sebuah organisasi adalah :
1. Orang-orang (manusia)
4. Sikap-sikap
3
dan penyampaian keluaran unsur elemen jika ingin dapat beroperasi dan bertahan. Hal ini
berasal dari lingkungan untuk lingkungan.
Lingkungan selalu mempengaruhi organisasi dalam melakukan aktifitas, baik secara langsung
maupun secara tak langsung. Kelangsungan hidup organisasi sangat dipengaruhi oleh
kemampuan organisasi dalam mengelola pengaruh lingkungan ini. Lingkungan dalam
organisasi terbagi atas dua klasifikasi yang didalamnya memuat sifat-sifat dari spesifikasi
lingkungan tersebut.
(Sule & Saefullah, 2005) “Lingkungan internal organisasi adalah berbagai hal atau berbagai
pihak yang terkait langsung dengan kegiatan sehari-hari organisasi, dan memengaruhi
langsung terhadap setiap program, dan kebijakan.” Yang termasuk kedalam lingkungan
internal adalah :
1. Pemilik (Owners)
Para pemilik organisasi adalah mereka yang secara historis maupun hukum dinyatakan
sebagai pemilik akibat adanya penyertaan modal,ide, ataupun berdasarkan ketentuan lainnya
yang dinyatakan sebagai pemilik organisasi. Apabila organisasi dijalankan oleh pemiliknya
sendiri, maka pemilik tersebut harus menyadari apa sebenarnya yang hendak dicapai oleh
organisasi, bagaimana cara mencapainya. Lalu jika organisasi dijalankan bukan oleh
pemiliknya, maka mereka yang menjalankan organisasi perlu memahami apa yang diinginkan
oleh sang pemilik.
3. Karyawan/Pekerja (Employes)
Para pekerja dalam sebuah organisasi merupakan unsur sumber daya manusia (SDM) yang
sangat dominan dalam sebuah organisasi, karena biasanya beranggotakan dengan jumlah
besar. Sehari-hari karyawan/pekerja melaksanakan aktivitas operasional organisasi.
4
4. Lingkungan Kerja Fisik (Psysical work environment)
Lingkungan kerja fisik berupa fasilitas-fasilitas fisik yang disediakan organisasi untuk
menunjang operasi organisasi tersebut. (Winardi, 2000) “Organisasi memiliki sumber-sumber
daya yang tidak hanya orang-orang, tetapi juga sumber daya uang, sumber daya alam, dan
sumber daya informasi.”
(Winardi, 2000) Lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial
mempengaruhi kinerja organisasi, memiliki peranan besar dalam mempengaruhi
pengambilan keputusan manajeria, proses dan struktur organisasi.
(Robbins S. P., 1994) Lingkungan eksternal terbagi dalam lingkungan umum dan lingkungan
spesifik.
(Coulter & Robbins, 2013) “Lingkungan umum atau lingkungan generik meliputi kondisi-
kondisi secara ekonomi, politik/hukum,sosial-budaya, demografis, teknologi, dan globlal
secara meluas.” Meskipun faktor tersebut tidak terlalu mempengaruhi organisasi, namum
para manajer tetap harus memperhatikan faktor tersebut dalam menjalankan fungsi
perecanaan, penataan, kepemimpinan, dan pengendalian.
a. Kondisi Ekonomi
Beberapa faktor dalam kondisi ekonomi yaitu, suku bunga, inflasi, perubahan penghasilan,
pasar modal, dan siklus bisnis. Faktor ini dapat mempengaruhi praktik pengelolaan sebuah
organisasi.
b. Kondisi Politik/Hukum
Politik dan hukum mempengaruhi apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh organisasi.
Meskipun organisasi telah banyak menghabiska waktu dan uang untuk memenuhi berbagai
aturan yang ditetapkan poemerintah, tetapi masih terdapat pembatasan hak dan wewenang
para manajer dengan mempersempit ruang gerak dan pilihan mereka dalam mengelola
organisasi. Selain itu, kondisi politik dan stabilitas sebuah negara, serta sikap pemerintah
terpilih terhadap dunia usaha juga menjadi aspek yang mempengaruhi.
5
c. Kondisi Sosial Budaya
Dengan berubahnya nilai-nilai, kebiasan dan selera orang banyak, maka manajer harus
menyesuaikan praktik-praktik bisnis perusahaan dengan harapan dan selera masyarakat yang
menjadi pelanggang mereka.
d. Kondisi Demografi
Kondisi demografis (kependudukan) meliputi berbagai karakteritik kependudukan seperti
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lokasi, geografis, penghasilan, dan komposisi
keluarga. Perubahan karakteristik ini dapat membatasi cara para manajer menjalankan
perencanaa, penataan, kepemimpinan, dan pengendalian dalam organisasi.
e. Kondisi Teknologi
Teknologi merupakan komponen yang paling cepat berubah. Teknologi telah mengubah
secara mendasar bagaimana sebuah organisasi ditata dan bagaimana para manajer mengelola.
(Coulter & Robbins, 2013) “Lingkungan khusus/spesifik meliputi kekuatan eksternal yang
secara langsung mempengaruhi keputusan dan tindakan para manajer dan secara langsung
relavan dengan pencapaian sasaran organisasi.” Lingkungan spesifik merupakan ciri
organisasi itu sendiri. Kekuatan utama yang membentuk lingkungan spesifik tersebut adalah :
a. Pelanggan (Customer)
Organisasi ada untuk melayani kebutuhan para pelanggan yang menggunakan output
organisasi tersebut. Para pelanggan merupakan salah satu sumber ketidakpastian bagi
organisasi, karena selera mereka dapat berubah atau dapat merasa tidak puas.
b. Pemasok (Supplier)
Sebuah organisasi harus memperhatikan kelancaran aliran input (pasokan). Terbatas atau
tertundanya pasokan dapat menjadi kendala bagi pengambilan keputusan dan tindakan para
manajer.
6
c. Pesaing (Competitor)
Setiap organisasi yang berorientasi laba maupun nirbala pasti memiliki pesaing. Para manajer
tidak dapat begitu saja mengabaikan persaingan. Persaingan harus dijadikan acuan untuk
meningkatkan kualitas organisasi tersebut, sehingga organisasi tersebut tetap dalam eksistensi
yang baik.
Menurut Fred Emery dan Eric Trist dalam buku (Robbins, 1994), terdapat empat macam
lingkungan yang mungkin dihadapi organisasi, yaitu:
1. Lingkungan placid-randomized adalah lingkungan yang relatif tidak berubah dan dengan
demikian menimbulkan ancaman paling sedikit terhadap organisasi. Permintaan
didistribusikan secara acak dan perubahan terjadi secara perlahanan. Jika terjadi perubahan,
maka ia tidak dapat diramalkan. Tidak banyak organisasi yang mendapatkan kesempatan
merasakan kondisi ini.
2. Lingkungan placid-clustered, adalah lingkungan yang juga berubah secara perlahan, tetapi
ancaman terhadap organisasi lebih bersifat berkelompok ketimpbang acak. Ini berarti bahwa
kekuatan dalam lingkungan dikaitkan satu sama lain.
3. Lingkungan disturbed-reactive, adalah lingkungan yang lebih kompleks dari dua yang
terdahulu. Terdapat banyak pesaing yang mencari tujuan yang sama. Satu organisasi atau
lebih dalam lingkungan dapat menjad demikian besarnya sehingga dapat mempengaruhi
lingkungan mereka maupun lingkungan organisasi yang lain. Organisasi yang menghadapi
lingkungan ini mengembangkan serangkaian inisiatif taktis, memperhitungkan reaksi yang
lain dan menyusun strategi tindakan balik.
7
2.3 Strategi Menundukan Lingkungan
(Stoner & Wankel, 1998) Strategi yang paling penting untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan adalah melalui pengembangan dan implementasi sebuah rencana. Rencana
tersebut dapat berupa rencana jangka pendek dan rencana yang tak terbatas ruang lingkupnya.
Rencana yang strategik bukan hanya panduan bagi organisasi untuk beradaptasi dengan
lingkungan luar langsung atau tak langsung, melainkan sebagai penuntun bagi organisasi
tersebut dalam upayanya untuk mempengaruhi perilaku unsur-unsur lingkungan.
(Coulter & Robbins, 2013) Sangatlah penting bagi sebuah organisasi untuk memahami
komponen yang dapat memperngaruhi lingkungan. Terdapat dua komponen yang harus
diperhatikan.
(Coulter & Robbins, 2013) Lingkungan yang satu dengan lingkungan lainnya sangatlah
berbeda dalam hal ketidakpastian yang dikandung masing-masing dan disebut sebagai
ketidakpastian lingkungan dan merupakan tingkat (laju) perubahan serta kompleksitas yang
terjadi dilingkungan tersebut.
2. Tingkat Kompleksitas
Tingkat kompleksitas lingkungan merujuk pada banyaknya komponen dalam lingkungan
tersebut hingga sejauh mana organisasi memahamu apa saja isi dari komponen tersebut.
Ketika sebuah organisasi hanya berhadapan dengan sedikit pesaing, pelanggan, pemasok, dan
badan-badan pemerintah, kompleksitas dan ketidakpastian lingkungan organisasi tersebut
menjadi jauh berkurang. Kompleksitas juga diukur dalam konteks pengetahuan yang
dibutuhkan organisasi untuk memahami lingkungannya.
8
(Williams, 2001) Ketika lingkungan organisasi menjadi dinamis,membingungkan, dan rumit
akibat dari ketidakpastian, maka para manajer menggunakan tiga langkah proses untuk
memanfaatkannya, yaitu :
a. Pengamatan Lingkungan
Pengamatan lingkungan adalah meneliti terhadap kejadian atau masalah penting yang
mungkin dapat mempengaruhi suatu organisasi. Pengamatan bertujuan agar teteap dapat
mengikuti faktor-faktor penting dan memperkirakan perubahan dan masalah lingkungan
sebelum hal itu menyebabkan krisis bagi organisasi
(Coulter & Robbins, 2013) Sifat dari hubungan dengan para pemangku kepentingan
merupakan cara lainnya bagi lingkungan untuk mempengaruhi para manajer. Semakin jelas
dan aman hubungan ini, para manajer dapat semakin mempengaruhi pencapaian hasil
organisasi.
Para pemangku kepentingan atau stakehoders adalah sembarang pihak yang ada dalam
lingkungan organisasi, yang terkena dampak dar keputusan dan tindakan organisasi. Para
pemangku kepentingan meliputi kelompok yang bersifat internal dan eksternal. Mengapa
para manajer harus memikirkan bagaimana menjaga hubungan dengan para pemangku
kepentinga? Ini karena, hal itu dapat mendorong terciptanya hasil yang positif bagi
9
organisasi, seperti perubahan lingkungan yang lebih cepat diprediksi,inovasi yang lebih
berhasil guna, tingkat kepercayaan yang lebih tinggi bagi organisasi untuk memperkecil
dampak perubahan.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengelola hubungan dengan para pemangku kepentingan
yaitu :
1. Kenali siapa para pemangku kepentingan tersebut.
2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan kelompok pemangku kepentingan tersebut. seperti
mutu produk, isu-isu keuangan, keamanan kondisi kerja perlindungan lingkungan hidup dan
sebagainya.
3. Menentukan seberapa penting/pengaruh kelompok pemangku kepentingan tersebut.
4. Mengkondisikan terjalinnya hubungan dengan memperhatikan budaya dan seberapa besar
ketidakpastian yang ada dalam lingkungan organisasi tersebut.
(Stoner, Freeman, & Gilbert, 1996) Selain cara-cara yang telah siuraikan diatas, masih ada
tiga kerangka mengelola hubungan dengan pihak yang berkepentingan, yaitu :
1. Jaringan dan koalisi
Sebuah jaringan yang kompleks menghubungkan pihak yang berkepentingan satu dengan
lainnya disamping dengan organisasi. Sebuah isu khusus mungkin menyatukan beberapa
pihak yang berkepentingan untuk mendukung atau menentang kebijakan organisasi.
Misalnya, kelompok pembela khusus mungkin bergabung dengan serikat pekerja, media, dan
penegak hukum untuk menghalangi introduksi teknologi yang baru yang mengorbankan
pekerja serta menimbulkan polusi terhadap lingkungan. Sekali-kali, koalisi seperti ini masih
berlangsung terus sesudah isu semula selesai dan bekerja menangani isu lain.
2. Peran Ganda
Seseorang atau sekelompok mungkin mempunyai peran ganda dengan sebuah organisasi.
Seseorang juga mungkin harus menyeimbangkan nilai dan peran yang saling bertemu ketika
mereka bekerja untuk sebuah organisasi, menggunakan produknya, mungkin memilik saham
pada organisasi tersebut, serta hidup dan berkeluarga di dekat organisasi tersebut.
10
diantara pihak-pihak yang berkepentingan tetap seimbang dalam jangan pendek maupun
panjang.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. Adanya saling keterkaitan antara lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal
(Pemilik, dewan direksi, pekerja, dan lingkungan kerja fisik ) harus menjadi suatu kesatuan
yang kuat terlebih dahulu karena akan menguatkan lingkungan eksternal yang didalamnya
terbagi lagi menjadi lingkungan umum ( kondisi ekonomi, teknologi, sosial budaya,
teknologi, hukum/politik, dan global) dan lingkungan khusus/spesifik (Pelanggan, pemasok,
pesaing, dan kelompok-kelompok kepentingan.
3. Mengelola hubungan denga para pemangku kepentingan sangat diperlukan. Hal ini dapat
mendorong terciptanya hasil yang positif bagi organisasi, seperti perubahan lingkungan yang
lebih cepat diprediksi,inovasi yang lebih berhasil guna, tingkat kepercayaan yang lebih tinggi
bagi organisasi untuk memperkecil dampak perubahan.
3.2 Saran
Untuk para pembaca makalah ini, diharapkan dapat lebih mengerti mengenai lingkungan
organisasi, karena organisasi merupakan suatu kesatuan yang dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap individu pasti memiliki peran terhadap sebuah orgnisasi. Untuk itu
wawasan mengenai lingkungan organisasi ini sangat diperlukan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Coulter, M., & Robbins, S. (2013). Manajemen edisi kesepuluh jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Stoner, J. A., & Wankel, C. (1998). Manajemen edisi ketiga. Jakarta: C.V Intermedia.
Stoner, J., Freeman, R. E., & Gilbert, D. R. (1996). Manajemen. Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer.
Sule, E. T., & Saefullah, K. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Pernada Media
Group.
13