Anda di halaman 1dari 16

HALAMAN JTugas Kelompok 1 HALAMAN

FUNGSI ORGANISASI DAN TEORI ORGANISASI


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
MATA KULIAH: Perilaku Budaya dan Organisasi
DOSEN : Dr. H. Sardimi, M.Ag.

Disusun Oleh:
Norlaila
1801160056
Andhika Darmaji
1801160072
Rita Sari
1801160076

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
TAHUN 2019 M / 1440 H

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan syukur ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada peneliti, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan karya Tulis Ilmiah ini. Sholawat serta salam
peneliti haturkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah memberikan
bimbingan berupa iman dan islam kepada kita semua.

Makalah ini berjudul “Fungsi Organisasi dan Teori Organisasi”,


Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah
Perilaku Budaya dan Organisasi.

Karya Tulis Ilmiah ini telah peneliti susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya dan penghargan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak
yang telah memberi arahan, bimbingan, kritik, saran, motivasi serta bantuan
dalam bentuk apapun.

Wassalumu’alaikumWr. Wb.

Palangka Raya, September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................................2
D. Batasan Masalah...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Pengertian Organisasi...................................................................................4
B. Fungsi Organisasi..........................................................................................6
C. Teori Organisasi............................................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
A. Buku............................................................................................................15
B. Internet........................................................................................................15

3
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki setumpuk keinginan dan
berbagai macam kebutuhan. Silih berganti keinginan dan kebutuhan merasuki
alam pikiran dan kehidupan manusia. Ketika satu keinginan menjelma
menjadi kebutuhan. Dengan berbagai cara, seseorang berhasil memenuhi
kebutuhan tersebut sehingga muncul keinginan dan kebutuhan baru. Demikian
seterusnya, seolah-olah manusia tidak pernah merasa puas meski kebutuhan-
kebutuhannya telah terpenuhi. Kondisi inilah yang menyebabkan manusia
sering dijuluki sebagai the wanting creature. Julukan ini menyiratkan bahwa
keinginan, kebutuhan, dan upaya untuk mencapai titik kepuasan merupakan
kodrat manusia yang selalu melekat pada diri seseorang.
Dari sinilah, manusia mulai sadar bahwa dirinya sebagai makhluk individu
—individual being mempunyai beberapa keterbatasan. Oleh karena itu, tidak
jarang ia berpaling kepada orang lain untuk meminta bantuan. Misalnya ada
orang lain yang bersedia membantu, bukan tidak mungkin orang tersebut juga
berpikiran sama, yakni dengan membantu orang lain, ia pun bisa memenuhi
kebutuhan individualnya. Jadi, ketika dua orang atau lebih bersedia saling
membantu, tercipta sebuah kerja sama yang tujuannya saling menolong dalam
rangka memenuhi kebutuhan masing-masing.
Kerja sama antara dua orang atau lebih boleh jadi dianggap sebagai upaya
yang bersifat natural. Selain sebagai makhluk individu, manusia pada
dasarnya adalah makhluk soisal (social being). Manusia, menurut pandangan
ini, tidak bisa melepaskan ketergantungannya pada orang lain. Namun, harus
diakui pula munculnya kerja sama tersebut tidak terjadi semata-mata bersifat
alamiah, tetapi karena keterbatasan masing-masing individu. Oleh sebab itu,
kerja sama antara dua orang atau lebih sesungguhnya bertujuan agar di antara
mereka bisa saling membantu untuk mencapai tujuan (memenuhi kebutuhan)
meski tujuan mereka bukan tidak mungkin berbeda. Gambaran ini
menunjukkan bahwa perbedaan tujuan sesungguhnya tidak menghalangi
mereka menjalin kerja sama selama mereka bisa memenuhi kebutuhan dan

1
2

tujuan masing-masing. Jika katakanlah ikatan kerja sama ini dianggap efektif,
sangat boleh jadi bentuk kerja sama yang semula bersifat temporer kemudian
diatur dengan pola kegiatan yang lebih tersistem, terstruktur, dan masing-
masing memiliki tanggung jawab sesuai dengan peran yang terlebih dahulu
mereka sepakati. Pola kerja sama semacam ini sering disebut sebagai
organisasi. Penjelasan di atas secara tidak langsung menegaskan bahwa ketika
seseorang atau sekelompok orang mendirikan organisasi tujuan akhirnya
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Organisasi?
2. Apa saja Fungsi Organisasi?
3. Apa saja Teori Organisasi?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Organisasi.
2. Untuk Mengetahui Fungsi Organisasi.
3. Untuk Mengetahui Teori Organisasi.
D. Batasan Masalah
Mengingat begitu luasnya materi ini, maka penulis membatasi
pembahasan ini yang sesuai dan terdapat dalam rumusan masalah. Mengenai
hal ini yang tidak memiliki hubungan dengan hal-hal yang tercantum pada
rumusan masalah di atas tidak penulis uraikan pada makalah ini.
BAB II PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi
Secara harfiah, kata organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu organon yang berarti
alat bantu atau instrumen. Organisasi sering diartikan sebagai sekelompok manusia
(group of people) yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama (common
goals). Meski pengertian ini cukup populer karena mudah dipahami, tetapi para ahli
mengatakan bahwa pengertian ini terlalu sederhana. Masih ada beberapa unsur penting
yang seharusnya menjadi bagian dari esensi dasar organisasi,tetapi belum terungkap
dalam pengertian diatas.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut :
1. Pengertian yang lebih komprehensif misalnya seperti Stephen F. Robbins yang
menyatakan bahwa: “Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk
jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja
bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur,
serta didirikan untuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya”.
2. Menurut David Cherrington (1989), Sejalan dengan pengertian diatas juga
memberikan definisi organisasi yang kurang lebih sama menyatakan bahwa:
“Organisasi adalah sistem sosial yang mempunyai pola kerja yang teratur dan yang
didirikan oleh manusia serta beranggotakan sekelompok manusia dalam rangka
mencapai satu set tujuan tertentu”.1

Kedua pengertian diatas pada dasarnya mempunyai kesamaan, kecuali satu hal yakni
dalam kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai organisasi. Pengertian yang diberikan
Robbins masih terdapat istilah “tujuan bersama” sebagai tujuan organisasi, yang
dimaksudkan dengan tujuan bersama adalah adanya anggapan bahwa tujuan yang ingin
dicapai oleh masing-masing anggota organisasi tidak berbeda dengan tujuan yang ingin
dicapai oleh organisasi itu sendiri. Anggapan ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa
tujuan didirikannya organisasi adalah para anggotanya bisa mencapai tujuan yang
dikehendaki. Oleh karena itu,selama mereka masih mau bergabung dengan organisasi, itu
berarti mereka mau saling membantu mencapai tujuan masing-masing. Keinginan saling
membantu mencapai tujuan itulah yang oleh Stephen Robbins disebut sebagai tujuan
bersama.Sementara itu,Cherrington tidak sependapat dengan istilah tujuan bersama

1 Dr. K.H. U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Cv. Pustaka Setia,2014) hlm. 92.
4

karena istilah tersebut dianggap menyesatkan (misleading). Cherrington beranggapan


bahwa alasan seseorang mau menjadi anggota sebuah organisasi bisa saja berbeda.
Seseorang mau bergabung dengan sebuah organisasi mungkin beralasan bahwa ia bisa
memperoleh penghasilan yang cukup untuk menghidupi keluarga atau mungkin
beranggapan bahwa ia bisa mengaktualisasikan dirinya ketimbang harus bergabung
dengan organisasi lain. Sementara itu, anggota yang lain mungkin merasa bahwa
organisasi tempat ia terlibat akan memberi kebanggaan baginya dan masih banyak alasan
lain mengapa seseorang mau bergabung dengan organisasi.

Dengan berbagai alasan seperti itu, Cherrington berkesimpulan bahwa tujuan yang
ingin dicapai para anggota organisasi belum tentu sama. Cherrington tidak membantah
bahwa tujuan organisasi tidak mungkin tercapai jika para anggotanya tidak mau memberi
kontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Demikian sebaliknya, para anggota
organisasi tidak akan mau memberi kontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi
manakala organisasi tersebut tidak membantu anggota mencapai tujuannya. Cherrington
lebih lanjut menegaskan bahwa saling membantu diantara para anggota organisasi bukan
berarti bahwa tujuan mereka sama. Oleh karena itu,Cherrington menegaskan bahwa
istilah yang lebih tepat untuk mengartikan tujuan organisasi adalah mencapai satu set
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Tentang adanya perbedaan tujuan antara tujuan individu (tujuan para anggota
organisasi) dan tujuan didirikannya organisasi ditegaskan oleh Jeniffer M. George
dan Gareth Jones, mereka menyatakan bahwa “Organisasi adalah kumpulan manusia
yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan individu dan tujuan organisasi”.
Penjelasan ini sekali lagi menegaskan bahwa tujuan individu dan tujuan organisasi
boleh jadi berbeda.
4. Menurut Richard Daft mendefinisikan organisasi dengan memberi tekanan pada
karakter organisasi. Definisi tersebut sebagai berikut. “Organisasi adalah sebuah
entitas sosial yang berorientasi pada tujuan dengan suatu sistem kegiatan yang
terstruktur dan mempunyai batas-batas yang bisa teridentifikasi”.2

Dari beberapa Pengertian organisasi sebagaimana telah dijelaskan diatas dapat


disimpulkan bahwa “organisasi adalah unit sosial atau entitas sosial yang didirikan oleh
manusia untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan sekelompok manusia
(minimal dua orang), mempunyai kegiatan yang terkoordinasi, teratur dan terstruktur,

2 Ibid.,hlm. 93-94
5

didirikan untuk mencapai tujuan tertentu, serta mempunyai identitas diri yang
membedakan satu entitas dengan entitas lainnya”.

B. Fungsi Organisasi
Di bawah ini adalah beberapa fungsi organisasi yang berkaitan dengan tujuan
dibentuknya organisasi meliputi fungsi pedoman, fungsi legitimasi, fungsi
standarisasi, fungsi motivasi dan fungsi rasionalisasi.
1. Fungsi Pedoman
Tujuan organisasi bisa berfungsi sebagai pedoman. Artinya yakni tujuan tersebut
menjadi panduan bagi anggota dalam mengadakan kegiatan-kegiatan yang
menyalurkan usaha mereka dalam mewujudkan tujuan sehingga memberikan arah
mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
2. Fungsi Legitimasi
Fungsi Legitimasi menjadi penting guna mencapai tujuan organisasi. Maksudnya tiap
kegiatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi, harus memiliki sumber legitimasi
yang melindunginya sehingga organisasi mampu mengumpulkan dukungan dan
pengakuan dari lingkungan di sekitarnya.
3. Fungsi Standarisasi
Selain itu juga ada fungsi standarisasi terkait tujuan organisasi. Standar ini yang
mengatur mengenai standar tujuan yang diraih dalam organisasi setelah tujuan telah
disepakati oleh semua anggotanya. Pada akhirnya akan diukur persentase keberhasilan
berdasar standar yang ditetapkan terhadap realita yang dihasilkan.
4. Fungsi Motivasi
Tujuan organisasi juga berfungsi sebagai motivasi bagi anggotanya. Maksudnya
anggota organisasi mendapatkan motivasi guna mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Ada banyak cara untuk memenuhi tujuan ini, salah satunya memberi
bonus atau hadiah untuk memberi motivasi anggota guna mencapai tujuan organisasi.
5. Fungsi Rasionalisasi
Fungsi organisasi yang terakhir adalah sebagai fungsi rasionalisasi. Tujuan organisasi
diperlukan guna membuat suatu organisasi menjadi tetap rasional dan bergerak
menuju satu tujuan. Tujuan organisasi bergerak bersamaan dengan struktur organisasi
yang telah dibuat dan ditetapkan.
Sebuah organisasi terdiri dari tiga unsur pokok yakni orang-orang, tujuan, dan
struktur. Adapun fungsi utama organisasi adalah:
a) sebagai wadah bagi orang-orang dalam bekerja sama mencapai satu tujuan;
b) sebagai wadah bagi orang-orang dalam pembentukan perilaku dan budaya organisasi;
dan
c) sebagai wadah untuk mencapai sasaran yang sulit dicapai seorang diri.3
3https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/58406398/Ade_Heryana_Pengertian_Organisasi_dan_Teo
ri_Organisasi_VERSI_3.pdf?response-content tanggal 19 September 2019, Pada pukul 21:17
6

C. Teori Organisasi
Teori organisasi Muncul pada abad 19 di latar belakangi oleh Revolusi Inggris dan
lahirnya perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Berikut ini akan dibahas mengenai teori
organisasi klasik yang dipelopori oleh Max Weber, teori neoklasik, dan teori organisasi
modern.
Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya
dan bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di
dalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka.
Adapun bagian – bagian dari teori organisasi sebagai berikut :
1. Teori Organisasi Klasik
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”.
Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan
sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta
memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
Dalam teori ini organisasi digambarkan seperti toet piano dimana masing-masing
nada mempunyai spesialisasi (do.. re.. mi.. fa.. so.. la.. si..) dimana apabila tiap nada
dirangkai maka akan tercipta lagu yang indah begitu juga dengan organisasi.
Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggab manusia bagaikan
sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak
pemimpin.
Dalam teori ini organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik
sebagai sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta memberikan
petunjuk mekanistik struktural yang kaku tidak mengandung kreatifitas. Teori klasik
mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-
tujuan, peranan- peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang
terjadi bila orang-orang bekerjasama.
Aliran klasik mengembangkan prinsip-prinsip atau model universal yang dapat
digunakan pada semua keadaan , melihat organisasi sebagai sistem tertutup yang
diciptakan untuk mencapai tujuan dengan efisien. Jadi tema utama aliran klasik adalah
efesiensi dan mekanistis sedangkan berdasarkan perspektif sistem teori organisasi
klasik bersifat tertutup dan berdasarkan perspektif tujuan bersifat rasional.
Definisi Organisasi menurut Teori Klasik: “Organisasi merupakan struktur
hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,
komunikasi dan factor-faktor lain apabila orang bekerja sama”.4
Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal.
Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:

4 Robins Stphen P., Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi. (Jakarta: Penerbit Salemba, 1995) hlm.
25-26
7

 Sistem kegiatan yang terkoordinasi


 Kelompok orang
 Kerjasama
 Kekuasaan & Kepemimpinan
Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat
kondisi pokok: Kekuasaan, Saling melayani, Doktrin, dan Disiplin.
Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran:

a) Teori Birokrasi
Dikemukakan oleh “Maxweber” dalam buku “The Protestant Ethic and Spirit
of Capitalism” dan “The Theory of Social and Economic Organization”. Istilah
BIROKRASI berasal dari kata LEGAL_RASIONAL: “Legal” disebabkan adanya
wewenang dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan secara
jelas. Sedangkan “Rasional” karena adanya penetapan tujuan yang ingin dicapai.
Birokrasi mencoba melukiskan sebuah sebuah organisasi yang ideal, organisasi
yang secara murni rasional dan yang akan memberikan efesiensi operasi yang
maksimum. Karakteristik-karakteristik dibawah ini merupakan esensi dari
birokrasi Weber atau disebut juga organisasi yang ideal.
Karekteristik-karekteristik birokrasi menurut Max Weber:

 Pembagian kerja
 Hirarki wewenang
 Program rasional
 Sistem Prosedur
 Sistem Aturan hak kewajiban
 Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal
Organisasi birokratis mungkin dapat diterapkan dengan lebih baik dengan
menggunakan beberapa seting yang berbeda. Walaupun bentuk birokrasi lebih
banyak diterapkan pada organisasi pemerintah bentuk ini juga dapat diterapkan
pada organisasi bisnis, organisasi sukarela atau organisasi- organisasi keagamaan.
Organisasi birokrasi sangat menarik sebab menampakkan pentingnya pendekatan
paling efesiensi untuk mengawasi pekerjaan yang diberikan karyawan dengan
jumlah objek yang besar.
Pengalaman secara umum cenderung menunjukkan bahwa keaslian tipe
birokrasi administrasi adalah berasal dari keaslian dalam sudut pandang tehnikal,
kesesuaian yang tinggi dalam mencapai efesiensi dan secara formal
mementingkan pengetahuan dan rasionalitas, pentingnya melaksanakan
pengawasan terhadap manusia. Sebab organisasi birokrasi menyediakan struktur
8

yang pasti dari sedikit kekuasaan dimana perintah-perintah disalurkan


beradasarkan tingkat dari jumlah pengaruh dalam posisi yang dikuasai.
a) Teori Administrasi
Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa dan
James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika.
Henry Fayol (1841-1925): Seorang industrialis asal Perancis tahun 1916 menulis
sebuah buku “Admistration industrtrielle et Generale” diterjemahkan dalam
bahasa inggris 1926 dan baru dipublikasikan di amerika 1940.
Fayol mencoba menengembangkan prinsip-prinsip umum yang dapat
diaplikasikan pada semua manajer dari semua tingkatan organisasi dan
menjelaskan fungsi-fungsi yang harus dilakukan seorang manajer.
Kaidah manjemen menurut Fayol yang menjadi dasar teori administrasi
seperti: Pembagian kerja, Wewenang & tanggung jawab, Disiplin, Kesatuan
perintah, Kesatuan pengarahan, Mendahulukan kepentingan umum, Balas jasa,
Sentralisasi, Rantai Skalar, Aturan, Keadilan, Kelanggengan personalia, Inisiatif
dan Semangat korps.
James D. Mooney & Allen Reily (1931) Menerbitkan sebuah buku
“ONWARD INDUSTRY” inti dari pendapat mereka adalah “koordinasi
merupakan faktor terpenting dalam perencanaan organisasi”. Tiga prinsip yang
harus diterapkan dalam sebuah organisasi menurut mereka adalah:
1) Prinsip Koordinasi.
2) Prinsip Skalar & Hirarkis.
3) Prinsip Fungsional.5
b) Manajemen Ilmiah
Dikembangkan tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor. Definisi
Manajemen Ilmiah adalah:
“Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah
organisasi” atau “Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja”.
F.W. Taylor menuangkan ide dalam tiga makalah: “Shop Management”, “The
Principle Oif Scientific Management” dan “Testimony before the Special House
Comitte”. Dari tiga makalah tersebut lahir sebuah buku “Scientific Management”.
Titik penekanan yang ditampakkan dalam mempelajari manajemen adalah
percobaan untuk memperoleh prinsip-prinsip ilmiah yang menjadi petunjuk
kegiatan dari praktek manajer untuk mendesain atau memodifikasi struktur
organisasi.
Ada dua pendapat penting tentang manajemen ilmiah, pertama manajemen
ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan

5 Ibid., hlm. 32-34


9

masalah-masalah organisasi. Kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat


mekanisme atau teknik “ a bag of trick” untuk meningkatkan efesiensi kerja
organisasi.
Berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih dipergunakan pada
praktek manajemen modern maka F.W. Taylor dijuluki sebagai “Bapak
Manajemen Ilmiah”.
Empat kaidah Manajemen menurut Frederick W. Taylor:
1) Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu
pengetahuan.
2) Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan
3) Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan pengembangan secara
ilmiah perlu intregasikan.
4) Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat
manajemen ilmiah.
2. Teori Organisasi Neoklasik
Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan
manusiawi (The human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar
teori klasik. Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis
dan sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas
dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi” sebagai
sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori neoklasik dimulai
dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan
Huga Munsterberg.
Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik telah mengemukaan perlunya hal-hal
sebagai berikut:
a. Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan
keputusan.
b. Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
c. Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para junior
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.6
3. Teori Modern
Aliran Modern lebih mengarah pada pendekatan kontingensi. Aliran ini
menekankan bahwa organisasi harus bersifat terbuka atau berhubungan dengan
lingkungan. Organisasi yang efektif adalah jika struktur organisasinya mampu
menyesuaikan dengan karakteristik lingkungannya, organisasi harus memiliki tingkat
adaptabilitas yang tinggi. Tokoh-tokoh dalam aliran modern antara lain :
a Joan Woodward “ Pengaruh Teknologi terhadap Organisasi “

6Drs. Brantas,Dasar-dasar Manajen,(Bandung: Alfabeta,2009) hlm.49-50


10

Woodward melakukan studi tentang pengaruh teknologi terhadap organisasi.


Hasil kajiannya menunjukkan bahwa kebanyakan struktur organisasi berhubungan
dengan teknik-teknik pembuatan (manufacturing) yang dipergunakan dalam
organisasi yang bersangkutan. Menurut Woodward perbedaan teknologi akan
menyebabkan perbedaan tuntutan terhadap keahlian manusia yang berbeda-beda
dan akhirnya juga menuntut perbedaan dalam struktur organisasinya.
Dalam penelitiannya Woodward menemukan juga bahwa banyak organisasi
yang strukturnya didesain hanya berdasarkan meniru struktur organisasi lainnya
atau semata-mata keinginan dari pihak manajernya. Penemuan utama dari
Woodward adalah bahwa teknologi berpengaruh langsung terhadap struktur sosial
organisasi. Perubahan-perubahan dalam penggunaan teknologi dalam organisasi
akan berpengaruh langsung terhadap strukturnya seperti panjangnya rantai
komando, rentang kendali dan rasio antara manajer dengan total personal serta
ukuran organisasi.
b James D. Thompson
Ide-ide Thompson tentang hubungan teknologi, lingkungan dan struktur tidak
hanya terbatas pada organisasi bisnis tetapi juga diluar bisnis. Menurutnya ada
kesamaan antara organisasi bisnis dan non bisnis dalam menanggapi pengaruh
lingkungan dan teknologi terhadap struktur. Organisasi-organisasi yang memiliki
pengalaman dan problem-problem yang sama dalam berhubungan dengan
lingkungan dan struktur akan memiliki perilaku yang hampir sama. Demikian
akan mendorong munculnya kesamaan bentuk diantara organisasi-organisasi
tersebut. Ide-ide Thompson tersebut sangat berarti bagi pengembangan teori
organisasi terutama dalam hal bagaimana organisasi harus mendesain strukturnya
agar mampu menghadapi perubahan-perubahan teknologi dan lingkungannya.
Sumbangan Thompson yang lain adalah pemikirannya tentang organisasi
sebagai system terbuka. Konsep Thompson yang memandang organisasi sebagai
system terbuka akhirnya menjadi konsep utama dalam mempelajari evolusi
organisasi.
BAB III PENUTUP

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari materi ini adalah Organisasi merupakan unit sosial atau
entitas sosial yang didirikan oleh manusia untuk jangka waktu yang relatif
lama, beranggotakan sekelompok manusia (minimal dua orang), mempunyai
kegiatan yang terkoordinasi, teratur dan terstruktur, didirikan untuk mencapai
tujuan tertentu, serta mempunyai identitas diri yang membedakan satu entitas
dengan entitas lainnya.
Fungsi organisasi yang berkaitan dengan tujuan dibentuknya organisasi
meliputi fungsi pedoman, fungsi legitimasi, fungsi standarisasi, fungsi
motivasi dan fungsi rasionalisasi.
Dengan melihat uraian mengenai Teori Organisasi, maka kita dapat
mengatahui bahwa Teori Organisasi telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat dari waktu ke waktu.
Perkembangan yang terjadi dari teori klasik, teori neoklasi sampai kepada
teori modern telah melahirkan pemikiran-pemikiran yang dinamis dan
semakin sesuai dengan kehidupan kita sehari-hari.
Teori Modern yang kini menjadi pemikiran terkemuka terkait masalah
organisasi banyak menanamkan nilai keterbukaan pada sebuah organisasi.Hal
ini dikarenakan semakin tingginya kebutuhan manusia akan bantuan
sesamanya. Seorang individu dapat dikatakan sebagai manusia modern jika
individu tersebut mmemiliki kemampuan untuk dapat bergabung dan aktif
dalam sebuah organisasi karena faktanya hanya orang-orang yang mampu
beradaptasi dengan lingkungannyalah yang mampu mengikuti roda era
globalisasi yang semakin dinamis ini. Jika tidak begitu kita akan tertelan
peradaban yang semakin maju.

B. Saran
Pemakalah menyarankan kepada pembaca agar tidak menjadikan makalah ini
satu-satunya rujukan yang dijadikan sebagai sarana informasi ilmu yang
12

berkaitan dengan Fungsi Organisasi dan Teori Organisasi, karena pada makalah
ini tentunya masih banyak hal-hal yang belum sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Brantas. 2009. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta
Saefullah,U. 2014. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka
Setia.
Robbins, Stephen P. 1995. Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi.
Jakarta: Penerbit Salemba
B. Internet
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKMA5101-
M1.pdf
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/58406398/Ade_Heryana
_Pengertian_Organisasi_dan_Teori_Organisasi_VERSI_3.pdf?response-
content

Anda mungkin juga menyukai