Menurut cara pembagian kasnya, likuidasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Likuidasi Sekaligus/ Sederhana , yaitu likuidasi yang pembagian kasnya dilakukan serentak
karena realisasi non-aktivanya sekaligus.
2) Likuidasi Bertahap/ Berangsur, yaitu likuidasi yang dilakukan sesuai tersedianya kas
walaupun realisasinya belum tuntas.
Kasus 1:
Persekutuan ABC yang beranggota A,B,C membagi rugi/laba dengan perbandingan 3:1:1
sepakat mengadakan likuidasi . Necara sebelum likuidasi adalah :
– Kas Rp 80.000.000
– Aktiva non kas Rp280.000.000
– Hutang Rp140.000.000
– Modal A Rp100.000.000
– Modal B Rp100.000.000
– Modal C Rp 20.000.000
Semua aktiva non kas telah dapat direalisasi Rp160.000.000. Berdasarkan data diatas , diminta :
a. Buatlah jurnal realisasi aktiva non kas beserta perhitungannya.
b. Buatlah jurnal pelunasan hutang Firma.
c. Menghitung kas yang diterima oleh masing-masing anggota dan buat pula jurnalnya.
Likuidasi Sederhana Dengan Kondisi Sekutu Secara Pribadi Masih Mampu
Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana/ sekaligus, yaitu:
a. Semua sekutu modalnya bersaldo positif.
b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang kepada sekutu
yang bersangkutan.
c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan utang-piutang
sekutu yang bersangkutan.
d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang harus
menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu.
e. Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang kepada pihak ketiga.
Pada topik 1 akan dibahas likuidasi sederhana dengan 3 kemungkinan diatas dimana semua
sekutu dalam keadaan mampu, kemudian pada topik kedua dibahas mengenai likuidasi
sederhana dalam keadaan khusus yaitu sekutu dalam keadaan tidak mampu dan realisasi
yang terlalu kecil sehingga kas tidak cukup melunasi hutang kepada pihak ketiga.
Kasus 2:
Para sekutu setuju untuk melikuidasi CV Jaya Raya, sesaat sebelum dilakukan likuidasi tampak
keterangan mengenai pembagian laba-rugi untuk para sekutu yaitu Ping, Tio, dan Ninda sebesar
= 3:3:4 serta Neraca per 1 April 2002 CV Jaya Raya sebagai berikut:
Neraca CV Jaya Raya (dalam Rp 1.000,-)
Kas 20,000 Hutang Dagang 60,000
Pihutang 30,000 Hutang pada Ninda 10,000
Persediaan 100,000 Modal Ping 50,000
Aktiva Tetap 150,000 Modal Tio 80,000
Modal Ninda 100,000
300,000 300,000
Atas informasi keuangan tersebut saudara diminta untuk:
a. Membuat daftar likuidasi dan jurnal yang diperlukan atas likuidasi CV Jaya Raya, apabila
aktiva non kas senilai Rp 280.000.000 laku dijual Rp 120.000.000,-
b. Berapa jumlah kerugian atas Likuidasi ini dan berapa masing-masing sekutu harus
menanggung kerugian atas likuidasi tersebut (apabila salah satu sekutu ada yang defisit
modalnya atas likuidasi tersebut maka sekutu lain akan menutupnya dan dianggap utang-
piutang antar sekutu)
Kasus 3:
Para sekutu setuju untuk melikuidasi CV Jaya Raya, sesaat sebelum dilakukan likuidasi tampak
keterangan mengenai pembagian laba-rugi untuk para sekutu yaitu Ping, Tio, dan Ninda sebesar
= 3:3:4 serta Neraca per 1 April 2002 CV Jaya Raya sebagai berikut:
Neraca CV Jaya Raya (dalam Rp 1.000,-)
Kas 20,000 Hutang Dagang 60,000
Pihutang 30,000 Hutang pada Ninda 30,000
Persediaan 100,000 Modal Ping 30,000
Aktiva Tetap 150,000 Modal Tio 80,000
Modal Ninda 100,000
300,000 300,000
Atas informasi keuangan tersebut saudara diminta untuk:
c. Membuat daftar likuidasi dan jurnal yang diperlukan atas likuidasi CV Jaya Raya, apabila
aktiva non kas senilai Rp 280.000.000 laku dijual Rp 120.000.000,-
d. Berapa jumlah kerugian atas Likuidasi ini dan berapa masing-masing sekutu harus
menanggung kerugian atas likuidasi tersebut (apabila salah satu sekutu ada yang defisit
modalnya atas likuidasi tersebut maka sekutu lain akan menutupnya dan dianggap utang-
piutang antar sekutu)
Kasus 4:
PENJUALAN ANGSURAN
(INSTALLMENT SALE)
Sistem
Masalah akuntansi
Penjualan Angsuran
1.1. Laba diakui pada tahun penjualan (Dasar Penjualan)
1.2. Laba diakui proporsional dengan realisasi
1. Penjln. Angsuran kas dari penjualan (Dasar Kas/ Cash basis)
Aktiva Tetap 1.3. Kegagalan pelunasan piutang angsuran :
(Brg tdk bergerak) maka L/R diakui sebesar selisih antara
harga pasar dg nilai riil yang tercatat dalam
pembukuan
1.1. Laba Diakui Pada Tahun Berjalan, mempunyai ketentuan (aturan) akuntansi sbb:
a) Laba (selisih Harga Jual dgn Harga Pokok) diakui seluruhnya pada tahun penjualan
dilakukan
b) Setelah tahun penjualan (hasil penagihan atas penjualan berjalan) tidak mengakui adanya
laba tetapi hanya mencatat penerimaan kas & mengurangi pihutang
c) Hasil penagihan sesudah tahun berjalan dianggap sebagai pengembalian harga pokok
d) Apabila konsumen dibebani bunga, maka pencatatan atas bunga dilakukan dengan
mengakui pendapatan bunga
1.2. Laba Diakui Proporsional dengan penerimaan kas, mempunyai aturan akuntansi sbb:
a) Pada waktu dilakukan penjln angsuran, perkiraan laba ditampung dalam rekening antara,
dengan pos “Laba kotor belum direalisir”
b) Setiap akhir tahun mengakui laba kotor sebesar % laba dibandingkan penjualan, dikalikan
kas yang diterima. Jumlah ini digunakan untuk menyesuaikan “Laba kotor belum
direalisir” menjadi “Laba kotor direalisir”
c) “Laba kotor direalisir” merupakan bagian laba yang diakui pada laporan Laba/rugi
periode bersangkutan
d) Pendapatan bunga dicatat dan diakui tersendiri di luar laba kotor yang direalisasi.
Buatlah jurnal yang diperlukan oleh Toko Sumber Baru pada tahun 20x1, 20x2, dan 20x3
apabila laba kotor diperhitungkan dengan metode angsuran!
2. Juli 2004
c. Penerimaan Angsuran ke 3 sebesar Rp 100.000.000 c. Kas 110,000,000
Pendapatan Bunga dihitung sbb: Piutang Penjl Angsuran 100,000,000
6/12 X 10% X (400.000.000 - 200.000.000) = 10.000.000 Pendapatan Bunga 10,000,000
e. Membuat jurnal penutup tahun 2004 dari pendapatan bunga angsuran yang ke 4 e. Pendapatan Bunga 15,000,000
Laba - Rugi 15,000,000