Oleh :
Rafika Utami
4163331023
MEDAN
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat,
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
mengenai “Pengaruh Minat, Keaktifan dan Media Dalam Proses Pembelajaran.”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik
secara materi maupun pemikiran terhadap penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan
laporan ini. Oleh karena itu penulis sangat berharap kritik dan saran dari pembaca
agar penulisan laporan ini kedepannya menjadi lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar Pustaka ......................................................................................... ii
Abstrak .................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3
ii
5.2 Saran ................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 30
LAMPIRAN............................................................................................ 32
iii
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat siswa, keaktifan siswa dan pengaruh
pemnggunaan media terhadap proses pembelajaran kimia di kelas XI MIPA 1 SMA
Swasta Eria Medan. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode
campuran (kuantitatif dan kualitataif). Teknik pengumpulan data menggunakan
angket dan lembar observasi. Angket digunakan untuk mengetahui minat, keaktifan,
dan pengaruh media terhadap proses pembelajaran sedangkan lembar observasi
digunakan untuk mengetahui aktivitas guru selama proses pembelajaran. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa 68,09 % siswa berminat terhadap pembelajaran
kimia, 27,61 % siswa kurang berminat terhadap pembelajaran kimia, dan 4,28 %
siswa tidak berminat terhadap pembelajaran kimia. Minat siswa di kelas XI MIPA 1
terhadap pembelajaran kimia tergolong cukup baik. Sedangkan untuk keaktifan
siswa, diperoleh hasil 55,42 % siswa aktif dalam proses pembelajaran, 33,71 % siswa
kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan 10,85 % siswa tidak aktif dalam proses
pembelajaran. Keaktifan siswa di kelas XI MIPA 1 di dalam proses pembelajaran
kimia tergolong cukup baik. Untuk penggunaan media diperoleh hasil 38,75 % siswa
yang menyatakan buku kimia yang digunakan menarik, 85,71 % siswa yang
menyatakan buku kimia yang digunakan kurang menarik, dan17,14 % siswa yang
menyatakan buku kimia yang digunakan tidak menarik. Penggunaan media di kelas
XI MIPA 1 di dalam proses pembelajaran kimia tergolong kurang baik.
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
yaitu 68,09 % siswa yang berminat atau tertarik terhadap pelajaran kimia, 55,42
% siswa yang aktif dalam proses pembelajaran, dan 85,71 % dan siswa yang
menyatakan menyatakan buku pelajaran yang digunakan kurang menarik serta
pembelajaran yang masih berpusat pada guru.
Berdasarkan beberapa permasalahan diatas terdapat beberapa permasalahan
yang paling urgen yang dapat dibahas diantaranya yaitu minat siswa terhadap
pembelajaran kimia, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kimia serta
pengaruh media dalam proses pembelajaran kimia.
b. Bagi Peneliti
Manfaat yang di dapat dalam penelitian ini bagi peneliti yaitu untuk
memperluas pemahaman terhadap permasalahan yang terjadi pada siswa
SMA dan metode pembelajaran yang digunakan pada bidang studi kimia
sebagai persiapan untuk menjadi seorang guru.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Minat Belajar
Minat merupakan kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah,
atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya. Pengetahuan atau informasi
tentang seseorang atau suatu objek pasti harus ada terlebih dahulu.
(Witherrington.1999). Sedangkan minat menurut Slameto adalah kecenderungan
jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau
kegiatan (Slameto.2010). Minat sangat dekat dengan motif intrinsik, yaitu suatu
dorongan yang terjadi bukan karena dorongan yang berasal dari luar melainkan
sesuatu yang berasal dari dalam diri yang mendorong untuk melakukan aktifitas
tersebut walaupun faktor dari luar dapat menunjang seseorang untuk meraih
minatnya lebih dalam (Lefrancois.2000).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan suatu
aktifitas tanpa adanya dorongan atau motivasi dari luar yang mempengaruhinya.
Minat memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Menurut Dalyono
yang dikutip Djamarah, minat belajar yang besar cenderung menghasilkan
prestasi belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan
menghasilkan prestasi belajar yang rendah (Djamarah.2011). Hal ini
menunjukkan bahwa individu yang memiliki minat yang besar terhadap suatu
pelajaran, maka akan memberikan perhatian yang besar terhadap pelajaran
tersebut.
Minat memiliki beberapa karakteristik diantaranya yaitu menimbulkan sikap
positif terhadap sesuatu objek, adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul
dari suatu objek tersebut dan mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan
keinginan atau gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya
(Walgito.2010).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, siswa yang berminat terhadap
suatu pelajaran akan mempelajarinya dengan sugguh-sungguh, selalu berusaha
untuk mencapai hasil yang memuaskan karena adanya daya tarik baginya. Minat
4
belajar siswa terhadap pelajaran kimia dapat ditingkatkan melalui metode
pelajaran yang menarik. Salah satu contohnya yaitu metode pembelajaran quiz
team “Think Fast Do Best” pada materi oksidasi-reduksi di MAN Model
Singkawang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran quiz
team “Think Fast Do Best” dapat meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran
kmia. Hal ini dikarenakan metode ini dikemas dalam bentuk permainan sehingga
menimbulkan daya tarik bagi siswa serta dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap pembelajaran kimia (Sutardi.dkk,2013).
Minat siswa terhadap pembelajaran kimia juga dapat ditingkatkan melalui
“problem-based education”. Siswa di berikan permasalahan-permasalahan
sehingga siswa menjadi terbiasa untuk memecahkan berbagai permasalahan serta
mampu menganalisis masalah secara terstruktur (Tsankov.2012).
Selain itu, berdasarkan jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh Farhana
Wan Yunus dan Zainun Mat Ali dalam jurnal “Urban Students’ Attitude Towards
Learning Chemistry”, minat belajar siswa terhadap pelajaran kimia dapat
ditingkatkan melalui eksperimen di laboratorium. Hasil penelitian jurnal ini
menunjukkan bahwa, siswa lebih tertarik melakukan eksperimen di laboratorium
daripada hanya mempelajari teori kimia. Selain itu, minat siswa dalam belajar
juga memiliki hubungan terhadap sikap maupun perilaku mereka terhadap guru.
Siswa yang memiliki minat terhadap proses pembelajaran menunjukkan sikap
yang positif terhadap guru (Yunus dan Ali.2012).
Peningkatan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia juga
dapat ditingkatkan melalui metode “Talking Stick dengan bantuan media flash
yang dilengkapi dengan handout.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode ini mampu meningkatkan minat siswa dari 60,26 % menjadi
69,22 % pada siklus pertama dan 74,34 % pada siklus kedua. Hal ini
menunjukkan bahwa metode yang digunakan dalam penelitian ini memberikan
hasil yang baik dan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran kimia
(Sutaryono.dkk,2014).
Minat siswa dalam pembelajaran kimia juga dipengaruhi beberapa faktor.
Salah satu faktor yang paling mempengaruhi minat siswa terhadap pembelajaran
kimia adalah faktor dalam diri sendiri. Siswa yang tertarik ketika berada dalam
5
proses pembelajaran kimia karena mereka menyenangi pelajaran tersebut ada
keinginan dalam diri mereka untuk mempelajari kimia Sedangkan faktor yang
dapat menurunkan minat belajar siswa yaitu lingkungan dan peran guru
(Akram.dkk,2017). Pengaruh lingkungan terhadap mata pelajaran kimia dapat
ditingkatkan melalui seminar dan konsultasi sedangkan peran guru dapat
ditingkatkan melalui pelatihan dalam pembelajaran kimia untuk mengembangkan
minat siswa. Selain itu minat belajar siswa terhadap pelajaran kimia juga dapat
ditingkatkan melalui teknik pedagogik (Akram.dkk,2017).
Berdasarkan beberapa pengertian dan hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa minat sangat mempengaruhi proses
pembelajaran dan keberhasilan terhadap pembelajaran kimia. Minat juga
mempengaruhi sikap siswa dalam proses pembelajaran. Siswa yang memiliki
minat terhadap pembelajaran kimia cenderung memberikan sikap postif terhadap
guru. Oleh karena itu, penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat
menigkatkan minat siswa terhadap pembelajaran kimia sehingga tercapai
keberhasilan belajar dan peningkatan prestasi.
6
seperti penjelasan guru, ceramah dan pengarahan yang secara keseluruhan dapat
diamati (Dimyati dan Mudjiono.2009).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan
belajar siswa adalah suatu proses yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar
yang ditunjukkan dengan keterlibatan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Pembelajaran memiliki hakikat perancangan atau perencanaan sebagai upaya
untuk membelajarkan siswa, sehingga siswa tidak hanya berinteraksi dengan
guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan
keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Fakta yang ada pada pembelajaran di sekolah menunjukkan bahwa sebagian
besar pola pembelajaran masih bersifat transmisif, guru mentransfer dan
menjejalkan konsep-konsep secara langsung pada siswa. secara pasif menyerap
pengetahuan yang diberikan guru atau yang terdapat pada buku pelajaran
(Guritno.dkk,2015).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, keaktifan siswa dapat
ditingkatkan melalui pembelajaran yang kooperatif. Hal ini dikarenakan dari
awal kegiatan pembelajaran, siswa sudah diberi kesempatan untuk terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran (Ariska.dkk,2014). Tidak hanya melalui
pembelajaran yang kooperatif, keaktifan siswa juga dapat ditingkatkan dengan
menerapkan strategi pembelajaran tipe “Active Knowledge Sharing”. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran tipe “Active
Knowledge Sharing” dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar kimia siswa
(Asnia.dkk,2014). Selain itu, pembelajaran aktif-kooperatif memberikan dampak
yang positif terhadap pengembangan kemampuan siswa dalam pembelajaran
kimia (Anwar.2014). Penerapan metode problem solving terbimbing juga dapat
dijadkan suatu metode pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode
problem solving terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar dari 70,27 %
menjadi 89,19 % serta dapat meningkatkan prestasi belajar pada aspek kognitif
(dari 56,75 % menjadi 86,49 %) dan aspek afektif (dari 72,97 % menjadi 86,48
%) (Hasanah.dkk,2015).
7
Penerapan metode improve dapat meningkatkan aktivitas siswa dan guru.
Namun penerapan metode ini pada siklus pertama tidak berjalan sesuai dengan
rencana pembelajaran. Pembelajaran yang menghadapkan langsung dengan
masalah serta pengurangan peran guru sebagai sumber pengetahuan siswa belum
bisa diterima oleh siswa. Siswa lebih menginginkan pembelajaran yang menuntut
guru sebagai sumber belajar dan siswa kemudian menjadi modelling terhadap hal
yang disampaikan oleh guru. Proses pembelajaran yang bersifat rutin dan kurang
mempertimbangkan aspek berfikir, mengakibatkan siswa menajdi terbiasa untuk
melakukan modelling terhadap permasalahan yang mereka hadapi. Aktivitas
siswa meningkat seiring dengan terlaksananya pembelajaran kelompok.
Pembelajaran dalam setting cooperative learning meningkatkan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran (Sanjaya.dkk,2014).
Berdasarkan beberapa pengertian dan hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa keaktifan sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif
dapat melatih siswa dalam pemecahan masalah dan menganalisis permasalahan.
Metode pembelajaran cooperative learning sangat efektif dalam meningkatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
8
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, penggunaan media
dapat menggunakan media pembelajaran dan aplikasi konstektual yang relevan
dengan topik pembelajaran kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
kemampuan pengembangan media pembelajaran kimia efektif untuk digunakan
dalam proses belajar mengajar serta dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran
kimia (Situmorang.dkk,2015). Salah satu media yang paling sering digunakan
dalam proses pembelajaran yaitu buku pelajaran. Buku pelajaran merupakan
sumber belajar yang paling penting untuk mengembangkan pengetahuan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku pelajaran mempengaruhi cara guru
menyampaikan pelajaran (Bergqvist dan Rundgrend.2017). Oleh karena itu, buku
pelajaran harus inovatif berdasarkan BNSP dan UNESCO. Buku pembelajaran
yang inovatif sangat efektif dalam peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran kimia. Peningkatan hasil belajar siswa pada praktikum kimia juga
meningkat. Siswa juga lebih tertarik menggunakan buku yang inovatif dan
menjadikan siswa belajar lebih mandiri melalui buku pembelajaran yang inovatif
(Parulian dan Sitomorang.2013). Selain menggunakan buku sebagai media
pembelajaran, penelitian yang telah dilakukan oleh Zulfah dalam jurnal
“Pengaruh Novel Kimia Dalam Kegiatan Pembelajaran Terhadap Pemahaman
Konsep dan Motivasi Belajar.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi
dan pemahaman siswa meningkat. Novel kimia sebagai sumber belajar
memberikan pengaruh positif terhadap pemahaman konsep kimia (Zulfa.2016).
Media Pembelajaran juga dapat menggunakan teknologi yang ada. Di zaman
sekarang, kemajuan teknologi dapat menjadi sarana atau sumber belajar yang
efektif. Penggunaan media berbasis ICT pada perangkat android saat ini menjadi
tren dalam penelitian pendidikan sains. Salah satunya yaitu penelitian mengenai
“Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android Terhadap
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMA”. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa media pembelajaran kimia berbasis android dapat memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa
(Prasetyo.dkk,2015).
Berdasarkan beberapa pengertian dan hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa media sangat mempengaruhi proses
9
pembelajaran. Penggunaan media yang menarik dapat menarik perhatian, minat
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pengunaan
media pembelajaran seperti buku harus disusun secara inovatif serta
menggunakan berbagai media seperti penggunaan media ICT untuk memperoleh
keberhasilan dalam proses pembelajaran kimia.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
11
serta pengaruh media dalam proses pembelajaran. Angket terdiri dari 15
pertanyaan (terdapat pada lampiran ke II).
12
Pembagian angket serta pengisian angket oleh siswa dilakukan selama 20
menit.
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
× 100 %
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
b. Angket Siswa
Di dalam metode angket ini, untuk mengetahui persentase minat dan
keaktifan siswa terhadap pembelajaran kimia serta pengaruh media dalam
pembelajaran kimia, data diolah dengan menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
× 100 %
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
No. Soal Ya Kurang Tidak
1. Apakah Saudara tertarik dengan mata
62,85 % 31,42 % 5,71 %
pelajaran kimia ?
2. Apakah Saudara senang mencoba
memahami konsep dan mengerjakan 54,28 % 40 % 5,71 %
soal-soal secara mandiri ?
3. Apakah Saudara merasa senang atau
tertarik mencoba memecahkan
37,14 % 51,42 % 11,42 %
masalah-masalah pada latihan soal
dengan variasi soal yang berbeda ?
4. Apakah Saudara segera menyelesaikan
65,71 % 31,42 % 2,85%
tugas yang diberikan tanpa menunda ?
5. Apakah Saudara berusaha memahami
100 % 0% 0%
materi kimia yang disampaikan ?
15
4.3 Pembahasan Hasil Minat Belajar Siswa
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, minat belajar siswa di kelas
XI MIPA 1 tergolong dalam kategori cukup baik. Walaupun minat siswa
tergolong cukup baik, peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran kimia
di kelas XI MIPA I sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan sebagian siswa
memiliki minat terhadap pembelajaran kimia namun, siswa cenderung pasif
ataupun kurang tertarik jika dihadapkan dengan latihan soal-soal yang
bervariasi dan soal-soal yang membutuhkan analisis dan pemecahan masalah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dalam jurnal
“peningkatan minat dan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran quiz
team Think Fast Do Best pada Materi Reaksi Oksidasi-Reduksi di kelas X
MAN Model Singkawang,” siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran
akan mempelajarinya dengan sugguh-sungguh dan selalu berusaha untuk
mencapai hasil yang memuaskan karena adanya daya tarik baginya
(Sutardi.dkk,2013). Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki minat
terhadap peljaran kimia tidak hanya senang mempelajari pelajaran kimia
tetapi juga berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang
maksimal terhadap materi yang sedang dipelajari yaitu melaui latihan-latihan
dan mereview materi secara mandiri. Hasil penelitian yang diperoleh kurang
sesuai dengan penelitian sebelumnya karena siswa-siswi di kelas XI MIPA 1
kurang suka mengerjakan soal-soal yang bervariasi atau soal-soal yang
membutuhkan analisis pemecahan masalah. Oleh karena itu, penggunaan
metode pemelajaran yang tepat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan minat
siswa terhadap pelajaran kimia.
Faktor internal memiliki pengaruh yang besar terhadap minat
siswa. Siswa yang memiliki minat karena faktor eksternal (guru, lingkungan,
dan teman) lebih mudah terdistraksi ataupun terpengaruh untuk tidak belajar
atau mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Sedangkan siswa yang
memiliki minat karena faktor internal (keinginan dari diri sendiri), tidak
mudah terpengaruh untuk tidak belajar atau tidak mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lefrancois dalam buku
“Psychology for Teaching” yang menyatakan Minat sangat dekat dengan
16
motif intrinsik, yaitu suatu dorongan yang terjadi bukan karena dorongan
yang berasal dari luar melainkan sesuatu yang berasal dari dalam diri yang
mendorong untuk melakukan aktifitas tersebut walaupun faktor dari luar
dapat menunjang seseorang untuk meraih minatnya lebih dalam
(Lefrancois.2000). Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang didapat
bahwa hanya 37,14 % siswa yang tertarik dan mau mengerjakan soal yang
bervariasi dan soal yang membutuhkan analisis pemecahan masalah secara
mandiri yang menunjukkan bahwa faktor internal sangat mempengaruhi
minat belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan siswa
kelas XI MIPA 1 yang memiliki minat berdasarkan faktor internal lebih
sedikit dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat berdasarkan faktor
eksternal.
Minat siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama melalui
faktor lingkungan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya yaitu faktor yang dapat menurunkan minat belajar siswa yaitu
lingkungan dan peran guru (Akram.dkk,2017). Seringkali siswa terpengaruh
oleh teman-temannya yang kurang berminat atau kurang menyukai
pembelajaran kimia sehingga lingkungan memberikan dampak negatif
terhadap minat siswa. Selain itu, peran guru juga memiliki pengaruh besar
terhadap perkembangan minat siswa. Guru yang menerapkan strategi atau
metode pembelajaran yang tepat dan menyenangkan mampu meningkatkan
minat siswa dalam pembelajaran kimia. Tetapi jika metode yang digunakan
kurang efektif dan cenderung membosankan, hal inilah yang menjadikan
peran guru menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan minat belajar
siswa.
Minat belajar siswa yang kurang dapat ditingkatkan dengan strategi
pembelajaran yang menyenangkan. salah satu metode yang dapat digunakan
yaitu dengan menerapkan metode permainan atau games. Hal ini terlihat
dalam proses pembelajaran ketika guru hanya menjelaskan materi dengan
metode ceramah, siswa merasa bosan dan kurang tertarik terhadap proses
pembelajaran. Tetapi ketika guru tersebut membimbing siswa untuk bermain
games sambil belajar, siswa menjadi lebih tertarik dan perhatiannya fokus
17
kepada beralgsungnya proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya, penggunaan metode permainan efektif
dalam meningkatkan minat atau ketertarikan siswa terhadap pembelajaran
kimia. Hasil yang diperoleh terhadap penerapan metode jenis ini cukup
signifikan serta memberikan dampak positif terhadap perilaku siswa. Siswa
yang tertarik atau menaruh minat pada proses pembelajaran menunjukkan
sikap yang positif terhadap guru (Yunus dan Ali.2012).
Berdasarkan hasil dari penelitian yang di lakukan di kelas XI MIPA 1,
dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran kimia cukup
baik. Namun, masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dikarenakan, ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi menurunnya minat siswa terhadap
pembelajaran kimia. Untuk menigkatkan minat siswa terhadap pembelajaran
kimia, dibutuhkan startegi atau metode pembelajaran yang tepat dan
menyenangkan sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan lebih memahami
pembelajaran yang disampaikan.
18
3. Apakah Saudara sering
mengemukakan pendapat di dalam 37,14 % 45,71 % 17,14 %
proses pembelajaran atau diskusi ?
4. Apakah Saudara menyimpulkan
materi pembelajaran dengan kata-kata 40 % 42,85 % 17,14 %
sendiri ?
5. Apakah Saudara mecatat materi yang
94,28 % 5,71 % 0%
disampaikan oleh guru ?
6. Apakah Saudara merasa senang jika
terlibat secara aktif dalam diskusi 88,57 % 11,42 % 0%
kelompok ?
Kriteria Ketercapaian
(%)
Siswa Aktif (Ya) 55,42
Siswa Kurang Aktif (Kurang) 33,71
Siswa Pasif (Tidak) 10,85
19
4.5 Pembahasan Hasil Keaktifan Siswa
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, minat belajar siswa di kelas
XI MIPA 1 tergolong dalam kategori cukup baik. Namun, masih tetap
diperlukan upaya-upaya dalam peningkatan keaktifan siswa di dalam
pembelajaran kimia karena di saat proses pembelajaran berlangsung, masih
banyak siswa yang takut untuk maju ke depan kelas untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu, proses pembelajaran masih
berpusat kepada guru sehingga siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terlihat
dari banyaknya siswa yang mengobrol di dalam kelas dengan temannya,
kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa masih kesulitan dalam
memecahkan permasalahan dan hanya sebagian kecil siswa yang mau
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, sangat
dibutuhkan strategi atau metode pembelajaran yang tepat, yang mampu
merubah gaya belajar siswa dari pembelajar yang pasif menjadi pembelajar
yang aktif.
Menurut Nana Sudjana dalam buku “Strategi Pembelajaran,”
keaktifan siswa dapat dilihat dari keikutsertaan siswa dalam melaksanakan
tugas belajarnya, terlibat dalam memecahkan masalah, bertanya kepada siswa
lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, berusaha
mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah,
melatih diri dalam memcahkan soal, serta menilai kemampuan diri sendiri
dan hasil-hasil yang diperoleh (Sudjana.2010). Berdasarkan pengertian ini,
dapat dilihat tingkat keaktifan siswa yang belum maksimal dikarenakan
belum memenuhi unsur-unsur keaktifan. Berdasarkan data yang diperoleh,
hanya 37,14 % siswa yang sering mengemukakan pendapat di dalam proses
pembelajaran. Siswa di kelas XI MIPA kurang dalam keterlibatan pemecahan
masalah. Mereka hanya menunggu pemecahan masalah dari guru terkait soal
yang sedang didiskusikan.
Berdasarkan jurnal penelitian “Pembelajaran Kimia Melalui Model
Pemecahan Masalah dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Keterampilan
Proses Sains (KPS) Dasar dan Sikap Ilmiah Siswa,” Fakta yang ada pada
20
pembelajaran di sekolah menunjukkan bahwa sebagian besar pola
pembelajaran masih bersifat transmisif, guru mentransfer dan menjejalkan
konsep-konsep secara langsung pada siswa. secara pasif menyerap
pengetahuan yang diberikan guru atau yang terdapat pada buku pelajaran
(Guritno.dkk,2015). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana proses
pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Student Center), dan siswa
kurang adanya inisiatif dan respon siswa terhadap interaksi yang diberikan
oleh guru. Berdasarkan data yang telah diperoleh, hanya 42,85 % siswa yang
aktif dalam proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan jurnal penelitian “Peningkatan Keaktifan dan Hasil
Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA Melalui Strategi Pembelajaran Tipe
Active Knowledge Sharing di SMA Negeri 2 Tanjung Raja,” siswa yang pasif
dalam proses pembelajaran yaitu siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan
walaupun guru telah memancing dengan pertanyaan-pertanyaan yang
sekiranya siswa belum jelas. Selain itu aktifitas siswa dalam mengerjakan
soal-soal masih sangat rendah. Dalam proses pembelajaran pada umumnya
guru senantiasa mendominasi kegiatan belajar mengajar dan segala inisiatif
datang dari guru, sementara siswa sebagai obyek untuk menerima materi-
materi yang disampaikan guru serta tidak berani mengeluarkan ide-ide pada
saat pembelajaran berlangsung. Berkaitan dengan hal tersebut, di mana
kegiatan pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga sebagian besar
siswanya menjadi pasif dan tidak terlibat secara aktif. Pada saat diskusi
kelompok hanya beberapa siswa yang aktif berdiskusi, akibatnya kerjasama
tim dan proses saling berbagi pengetahuan dalam kelompok tersebut belum
maksimal (Ariska.dkk,2014). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di kelas
XI MIPA 1. Berdasarakan data yang telah diperoleh, siswa di kelas XI MIPA
1 cenderung pasif dalam aktivitas mengerjakan soal yaitu hanya sebesar
37,14 % dan siswa juga cenderung pasif dalam diskusi kelompok.
Berdasarkan data dari hasil angket yang telah diperoleh, hanya 37,14 %
siswa yang aktif dalam berdiskusi serta proses pembelajaran yang berpusat
pada guru. Oleh karena itu dibutuhkan proses pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan. Proses pembelajaran yang
21
menarik dapat menumbuhkan keaktifan belajar siswa untuk berperan aktif
selama proses pembelajaran (Ariska.dkk,2014).
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
dalam jurnal “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair-Square di
SMA,” penggunaan metode Cooperative Learning sangat baik dan efektif
untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
(Ariska.dkk,2014). Penggunaan metode Cooperative Learning dapat
dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa di kelas
XI MIPA 1.
Selain menggunakan metode Cooperative Learning, penggunaan
metode problem solving juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran. Dengan memberikan permasalahan-permasalahan
ataupun soal-soal yang berkaitan dengan analisis, siswa menjadi terbiasa
dalam memecahkan permasalahan-permasalahan dalam pelajaran kimia
(Sanjaya.dkk,2014). Penggunaan metode problem solving juga dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran kimia di kelas XI MIPA 1 sehingga
siswa terbiasa untuk menyelesaikan soal-soal yang bervariasi dan secara tidak
langsung dapat meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran kimia.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang di lakukan di kelas XI MIPA 1,
dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kimia
cukup baik. Namun, masih perlu ditingkatkan lagi karena metode
pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran masih berpusat
pada guru. Ada beberapa indikator keaktifan yang perlu ditingkatkan
diantaranya yaitu siswa kurang aktif diantaranya yaitu tidak ada inisiatif
siswa dalam mengerjakan soal dan kurangnya partisipasi siswa dalam
berdiskusi kelompok. Oleh karena itu dibutuhkan strategi dan metode
pembelajaran yang menarik sehingga dapat memicu keaktifan siswa di dalam
proses pembelajaran.
22
4.6 Hasil Pengaruh Media Terhadap Proses Pembelajaran
Penggunaan media sebagai sumber belajar memiliki peran penting
dalam proses pembelajaran kimia. Berdasarkan pengumpulan data angket,
persentase pengaruh penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat
dilihat pada tabel berikut :
Kriteria Ketercapaian
(%)
Buku Menarik dan penggunaan 38,75
bahasa mudah dipahami (Ya)
Buku kurang menarik dan 85,71
penggunaan bahasa kurang
mudah dipahami (Kurang)
Buku tidak menarik dan 17,14
penggunaan bahasa sulit
dipahami (Tidak)
23
tabel kriteria, media yang digunakan sebagai sumber belajar tergolong dalam
kategori kurang.
24
mereka gunakan tidak menarik. Sehingga siswa hanya mengharapkan
penjelasan dari guru. Oleh karena itu sangat dibutuhkan media yang efektif
dan menarik untuk menunjang proses pembelajaran.
Penggunaan buku pelajaran yang inovatif berdasarkan BSN dan
UNESCO juga dapat meningkatkan minat, pemahaman serta motivasi siswa
dalam pembelajaran kimia (Parulian dan Sitomorang.2013). Penggunaan
media berbasis ICT pada perangkat android juga dapat memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa
(Prasetyo.dkk,2015).
Berdasarkan hasil dari penelitian yang di lakukan di kelas XI MIPA 1,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran
kimia tergolong kurang efektif dan menarik. Hal ini dikarenakan di dalam
proses pembelajaran kimia hanya menggunakan buku dan tidak ada media
pendukung yang lain seperti LCD ataupun alat peraga. Selain itu, buku yang
digunakan kurang menarik sehingga siswa menjadi tidak termotivasi untuk
belajar secara mandiri dan minat terhadap pembelajaran kimia menjadi
berkurang. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan media pembelajaran yang
menarik dan efektif sehingga dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa
terhadap pembelajaran kimia dan tercapainya keberhasilan di dalam proses
pembelajaran kimia.
25
Perbandingan hasil penelitian terhadap minat siswa, keaktifan siswa
dan pengaruh media terhadap proses pembelajaran dapat dilihat pada diagram
berikut :
90
80
70
60
Ya
50
Kurang
40
Tidak
30
20
10
0
Minat Keaktifan Media
26
dibaca. Berdasarkan data yang telah diperoleh, hanya 20 % siswa yang menyatakan
buku yang mereka gunakan menarik untuk dibaca. Oleh karena itu siswa menjadi
tidak termotivasi untuk belajar dan minat mereka terhadap pelajaran kimia menjadi
berkurang. Jika minat siswa terhadap pembelajaran kimia berkurang, maka di dalam
proses pembelajaran siswa di kelas menjadi kurang aktif. Oleh karena itu metode dan
strategi yang digunakan di dalam proses pembelajaran harus efektif dan menarik
serta menggunakan media yang menarik sehingga dapat meningkatkan minat siswa
terhadap pembelajaran kimia dan menjadikan siswa lebih aktif di dalam proses
pembelajaran sehingga dapat tercapainya keberhasilan di dalam pembelajaran kimia.
27
Hasil observasi kegiatan guru menunjukkan bahwa kegiatan guru tergolong dalam
kategori baik karena berdasarkan hasil perhitungan, di dapatkan persen kegiatan
guru sebesar 75% dimana kegiatan guru di dalam kelas tergolong kategori baik
(51% - 75%). Tetapi, dalam proses pembelajaran kimia masih terpusat kepada
guru. Selain itu, guru masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa
menjadi lebih pasif. Pembelajaran yang terpusat pada guru hanya mentransfer
ilmu kepada siswa dan hanya akan terjadi komunikasi antara guru dan siswa
dalam interaksi pembelajaran tanpa melibatkan siswa dalam mengemukakan
pendapat ataupun menganalisis permasalahan yang di berikan. Penggunaan
metode ini lebih menekankan kepada keaktifan guru daripada keaktikfan siswa.
Penggunaan metode mengajar yang monoton juga menjadikan siswa merasa
bosan dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dari
hasil angket dimana kebanyakan siswa kurang dalam memahami pelajaran kimia
yang disampaikan oleh guru.
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Swasta Eria di kelas
XI MIPA 1, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa tergolong cukup
baik dengan persentase sebesar 68,09 % siswa yang berminat atau tertarik
terhadap pelajaran kimia, 27,61 % siswa yang kurang tertarik terhadap
pelajaran kimia dan 4,28 % siswa yang tidak tertarik terhadap
pembelajaran kimia.
2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Swasta Eria di kelas
XI MIPA 1, dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran kimia tergolong cukup baik dengan persentase sebesar 55,42
% siswa yang aktif, 33,71 % siswa yang kurang aktif dan siswa yang tidak
aktif (pasif) mencapai 10,85 %.
3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Swasta Eria di kelas
XI MIPA 1, dapat disimpulkan bahwa media sangat berpengaruh terhadap
proses pembelajaran kimia. Penggunaan media yang baik dan efektif di
kelas ini tergolong kurang baik. 38,75 %, siswa menyatakan buku
pelajaran yang digunakan menarik, 85,71 % dan siswa yang menyatakan
menyatakan buku pelajaran yang digunakan kurang menarik dan 17,14 %
siswa yang menyatakan menyatakan buku pelajaran yang digunakan tidak
menarik serta bahasa yang digunakan sulit untuk dipahami.
5.2 Saran
Berdasarkan tindakan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan
untuk penelti selanjutnya agar dapat mengelola kelas lebih baik agar
penelitian dapat dilakukan dengan baik.
29
DAFTAR PUSTAKA
Akram, T. M., Ijaz, A., Ikram, H.2017. Exploring the Factors Responsible for
Declining Students’ Interest in Chemistry. International Journal of
Information and Education Technology, Vol. 7, No. 2, hal : 88-94.
Ariska , R. S., L, M. H., Sari, D. K. 2014. Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar
Kimia Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair-Square di SMA. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1, No. 1, hal : 66-73.
Asnia, F., Mujamil, J., L, M. H. 2014. Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar
Kimia Siswa Kelas XI IPA Melalui Strategi Pembelajaran Tipe Active
Knowledge Sharing di SMA Negeri 2 Tanjung Raja. Jurnal Pendidikan
Kimia, Vol. 2, No. 1, hal : 126-130.
Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Guritno, T. A., Masykuri, M., Ashadi. 2015. Pembelajaran Kimia Melalui Model
Pemecahan Masalah dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Keterampilan
Proses Sains (KPS) Dasar dan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal Inkuiri, Vol. 4, No.
2, hal : 1-9.
30
Prasetyo, Y. D., Yektyastuti, R., Solihah, M., Ikhsan, J., Sugiyarto, K. H. 2015.
Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android
Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Kimia Siswa SMA . Jurnal
Pendidikan Sains, Vol. 1, No. 1, hal : 252-258.
Situmorang, M., Sitorus, M., Hutabarat, W., Situmorang, Z. 2015. The Development
of Innovative Chemistry Learning Material for Bilingual Senior High School
Students in Indonesia. International Education Studies, Vol. 8, No. 10, hal :
72-85.
Sutardi, Nuraztia, R., Saputra, S. A. 2013. Peningkatan Minat dan Hasil Belajar
Siswa Dengan Metode Pembelajaran Quiz Team "Think Fast Do Best" Pada
Materi Oksidasi-Reduksi Di Kelas X Man Model Singkawang. Jurnal Kimia,
Vol. 9, No.2, hal : 73-84.
31
Lampiran I
Kisi-Kisi Angket
32
Lampiran II
33
Angket Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Kimia
34
Lampiran III
35
Lampiran IV
Dokumentasi
36
37