BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang ada dalam
darah dan dikeluarkan oleh sel plasenta/embrio/bakal janin, sebagai hasil pembuahan sel telur
oleh sperma. Karena kehadirannya yang spesifik sebagai hasil pembuahan itulah, maka HCG
dapat dijadikan penanda kehamilan. Namun biasanya dibutuhkan 3-4 minggu sejak hari
pertama menstruasi terakhir (biasanya dokter menyebutnya HPHT : Hari Pertama Haid
Terakhir) agar jumlah HCG dapat dideteksi oleh uji kehamilan. Ini adalah waktu yang
dianjurkan.
Alat uji kehamilan untuk dipakai di rumah (home pregnancy test, HPT) yang biasa
dikenal dengan test pack merupakan alat praktis yang cukup akurat untuk mendeteksi
kehamilan pada tahap awal yang menggunakan urine. Urine yang digunakan yaitu air seni
pertama setelah bangun pagi, karena konsentrasi hormon HCG pada saat itu tinggi dalam
urine.
oleh plasma dalam kehamila. Plasenta itu sendiri terbentuk setelah terjadi pembuahan.
Produksi hcg biasanya dimulai setelah 6 hari pasca konsepsi. Pada tahap ini kadar hcg
dengan dilambungnya LH yang mendadak folikel robek dan melepaskan telur yang matang
dan haploid. Telur tersebut bergerak dengan cepat kemulut tuba fallopi dan mulai bergerak
Laporan Praktikum ,Kamis,15 Oktober 2015
1
IMUNOSEROLOGI I
turun dengan lambat sepanjang tubanya. Setelah melepaskan sel telurnya, tidak berarti tugas
folikel selesai, ia berubah menjadi korpus loteum karena terangsang oleh LH untuk kira-kira
10 hari setelah evaluasi kadar progesteron yang tinggi dalam darah mempersiapkan uterus
untuk memungkinkan hamil. Faktor pembebas untuk produksi FSH dan LH disebut hormon
gunadotropin.
(melalui aliran darah) produksi hormon ovarium. Hormon perangsang folikel penting untuk
awal pertumbuhan folikel graf. Terjadinya menstruasi diawali generasi korpus luteum yang
mengakibatkan kadar progesterone darah menurun, tetapi sewaktu hamil menstruasi tidak
terjadi. Sebabnya ialah sebagai berikut. Sel paling luar dari konseptus (chorium), pada waktu
ini bekerja atas korpus leteum dan menjamin tetap berlangsungnya segresi ovarium diatur,
bukan saja oleh kelenjar hipofisis, melainkan juga chorioenic plasenta yang berkembang dari
seseorang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Praktikum ,Kamis,15 Oktober 2015
2
IMUNOSEROLOGI I
keluarga gonadotropin yang awalnya disintesis oleh embrio manusia, dan kemudian
dilanjutkan oleh syncytiotrophoblast, bagian dari plasenta, selama masa kehamilan. Keduanya
merupakan sel trofoblastik yang menstimulasi sekresi steroid dari ovarium untuk kestabilan
kandungan.
HCG memiliki dua berkas genetik CGA dan CGB. Ekspresi genetik CGA berupa sub-
unit alfa sepanjang 92 AA merupakan protein yang identik dengan sub-unit alfa dari
hormon LH, FSH dan TSH. Sedangkan ekspresi genetik CGB hanya dimiliki oleh hCG
Enzim yang terikat anti HCG-1 akan menjadi enzim aktif bila ada ikatan antara anti
HCG-1, HCG dan Anti HCG-2 di area T atau ikatan antara anti HCG-1 dan anti-anti HCG di
area C. Enzim aktif di area T dan atau C akan mengubah substansi tak berwarna menjadi
HCG sebagai antigen, akan berikatan dengan anti HCG. Gaya kapilaritas membawa
senyawa ikatan HCG dan anti HCG-1 menuju daerah T. Di daerah T, anti HCG-2 akan
berikatan dengan HCG yang telah berikatan dengan anti HCG-1 namun pada epitop yang
berbeda. Terbentuklah kompleks anti HCG-1, HCG, dan anti HCG-2. Enzim menjadi aktif
dan daerah T berwarna merah. Selanjutnya, sisa anti HCG-1 yang belum berikatan dengan
HCG akan menuju daerah C dan berikatan dengan anti-anti HCG-1. Kompleks ini akan
mengaktifkan enzin sehingga daerah T berwarna merah. Pada akhirnya, akan terlihat dua strip
merah yaitu pada daerah T dan daerah C dan diintepretasikan sebagai hasil positif hamil.
Urin tidak mengandung HCG sehingga tidak terjadi kompleks anti HCG-1 dengan
HCG. anti HCG-1 yang bebas kemudian menuju ke area T tempat anti HCG-2. Karena tidak
3
IMUNOSEROLOGI I
ada HCG maka tidak akan terjadi interaksi antara anti HCG1 dan anti HCG-2 melalui
perlekatan dengan HCG pada epitop berbeda.Enzim pada anti HCG-1 tetap inaktif dan reaksi
enzimatis pembentukan warna tidak terjadi. Akibatnya anti HCG-1 akan terus ikut gaya
kapilaritas menuju daerah C. Di daerah ini terjadi kompleks antigen antibodi yaitu anti HCG-
1 (sebagai antigen) dengan anti anti HCG-1 (sebagai antibodi terhadap anti-HCG-1).
Kompleks ini membuat enzim aktif sehingga terbentuk warna merah. Warna merah hanya
pada area C sehingga hanya ada satu garis dan diintepretasikan sebagai hasil negatif hamil
(tidak hamil).
gonadotropoin (HCG) dalam urin selama proses kehamilan berlangsung dengan lateks yang
secara kimiawi dikatakan dengan HCG dan diaglutinasi oleh antibody HCG.dengan adanya
HCG bebas dalam urin maka antibody akan dinetralkan sehingga tidak terjadi penggupalan.
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
Alat
1. Kaca Objek
2. Pipet Tetes
3. Batang Pengaduk
4. Tabung Reaksi
4
IMUNOSEROLOGI I
5. Rak Tabung
Bahan
2. NaCL fisiologis
3. Strip HcL
B. Prosedur kerja
Titer hcg
5
IMUNOSEROLOGI I
3. Diisi tabung 1 dengan sampel sebanyk 1 ml, campur, pindahkan 1 ml ketabung II,
lakukan dengan cara yang sama sampai tabung IV, dari tabung V pindahkan
6. Titer hcg adalah pengenceran terakhir yang masih terjadi reaksi positif X
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Interprestasi hasil :
6
IMUNOSEROLOGI I
Hail :
Gambar :
B. Pembahasan
melalui tes kehamilan. Pada pengamatan dapat mengetahui seorang positif atau tidak. Pada
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa urine tersebut mengandung hcg positif hamil dengan
muncul tanda garis 2 berwarna merah dan terjadi aglutinasi pada metode aglutinaasi langsung
Setelah telur dibuahi oleh sperma dalam tuba fallopi telur ini kemudian bergerak
menuju rahim dan melekat pada dindingnya. Sejak saat itu plasenta berkembang dan
memproduksi hormon hcg yang ditemukan dalam urine. Kadar hcg mencapai 100 ml ketika
wanita sedang hamil. Kadar hcg akan mencapai puncak pada usia kehamilan 14-16 minggu.
7
IMUNOSEROLOGI I
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Untuk praktikan, agar lebih teliti dan cermat dalam melakukan praktikum.
2. Pada saat pemeriksaan, praktikan harus menggunakan APD (alat pelindung diri) yang
lengkap.
8
IMUNOSEROLOGI I
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah T. M & Adriaansz. G. 2008. Diagnosis Kehamilan dalam Buku Ilmu Kebidanan.
Jakarta : EGC.
Maulana. M. 2008. Cara Cerdas Menghadapi Kehamilan dan Mengasuh Bayi. Yogyakarta :
Katahati.