Anda di halaman 1dari 17

JAMINAN MUTU IMUNOSEROLOGI

Dr. Zuhrinah Ridwan, MKes, SpPK


Pendahuluan

Kegiatan pengendalian mutu laboratorium penting


dijalankan untuk menghasilkan pemeriksaan
laboratorium yang bermutu, karena hasil
pemeriksaan laboratorium digunakan oleh Klinisi
untuk menegakkan diagnosa seorang pasien,
sehingga harus dapat dijamin ketelitian dan
ketepatannya
Untuk menghasilkan pemeriksaan laboratorium yang
dapat dipercaya/ bermutu, maka setiap tahap
pemeriksaan laboratorium harus dikendalikan.
Pengendalian setiap tahap ini untuk mengurangi
atau meminimalisir kesalahan yang terjadi di
laboratorium.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan
1. Pra-analitik :
- perlu tidaknya puasa, minum obat
- pengambilan sampel (mis kondisi diinfus)
- pengiriman sampel (lama waktu) – diatasi dengan
Pneumatic tube
2. Analitik :
pengerjaan di laboratorium
3. Pasca-analitik
Penulisan hasil – diatasi dengan LIS (Laboratory
Information System)
Untuk mendapatkan mutu laboratorium yang diharapkan,
maka banyak hal yang harus diperhatikan

1.Staff yang qualified


2.Fasilitas yang mencukupi
3.Tersedianya pemeriksaan yang memadai
4.Tersedianya protokol pemeriksaan yang baik (SOP)
5.Spesimen yang cukup dan memenuhi syarat
6.Penanganan dan penyerahan spesimen yang baik 7.Prossesing
spesimen yang baik
8.Identifikasi, aliquoting dan distribusi sampel yang benar
9.Kehandalan hasil pemeriksaan
10.Turn arround time
11.Format pelaporan yang benar
12.Angka rujukan
13.Komunikasi yang baik dengan pelanggan
 Reaksi serologis dapat mendeteksi antigen spesifik dari
mikroorganisme atau respon imun spesifik tubuh manusia
terhadap infeksi mikroorganisme.
 Pemeriksaan imunoserologis dapat mendeteksi antigen,
antibodi atau antigen dan antibodi secara bersamaan.
Berbagai metode imunoserologi telah dikembangkan,
sehingga antibodi yang telah diketahui identitasnya dapat
digunakan untuk mendeteksi keberdaan antigen.
Jaminan mutu pra analitik, dan pasca anlitik
Immunoserologi

Manfaat yang diperoleh dari imunoserologi yaitu:


1.Dapat menentukan jenis mikroorgaisme yang diisolasi dari
penderita penyakit infeksi.
2.Menentukan golongan darah
3.Memilih donor yang tepat pada transplatasi jaringan
4.Medeteksi organisme pada jaringan tubuh
5.Menentukan status kekebalan tubuh
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IMUNOSEROLOGI

 Unsur penting dalam menjaga keseragaman dalam hasil


laboratorium adalah standar opersional prosedur (SOP)
yang merinci semua tahap prosedur laboratorium
(termasuk tindakan pencegahan keselamatan) dan digunakan
oleh semua petugas dilaboratorium.
 SOP harus mencakup instruksi untuk mengumpulan,
trasport dan penyimpanan spesimen. Selain itu untuk
menyiapkan, menyimpanan reagen dan melakukan tes.
Bahan kontrol dan kalibrator yang digunakan harus
terdaftar.
Selain itu SOP bersisi petunjuk untuk penggunaan
bahan kontrol atau kalibrator dan intruksi perbaikan
jika terjadi hasil out of control
PEMILIHAN PROSEDUR IMUNOSEROLOGI

 Tujuan dari PMI imunoserologi adalah untuk


meningkatkan kualitas hasil pada pemeriksaan
laboratorium bidang imunoserologi, sehingga dapat dibuat
interpretasi klinik yang sesuai berdasarkan hasil laboratorium
tersebut.
 Dalam pemeilihan metode imunoserologi setiap
laboratorium harus memperhatikan beberapa faktor
diantaranya akurasi, spesifisitas, sensitivitas, presisi, biaya
dan kemudahan prosedur.
 Akurasi, spesifisitas dan sensitivitas, sering kali lebih
sensitif tapi kurang spesifik. Bisa jadi akurasi baik tapi hasil
spesifisitas atau sensitivitas rendah.
 Oleh karena itu, metode baru harus dibandingkan dengan
metode lain yang dapat diandalkan, sebaiknya dengan
metode standar atau data klinis.
PENGUMPULAN SPESIMEN

Darah yang lisis tidak cocok untuk pemeriksaan


imunoserologi. Selalu dianjurkan untuk menghindari
faktor-faktor yang menyebabkan hemolisis.
Spesimen mengandung yang presipitat harus
disentrifugasi sebelum pengujian.
Penyebab hemolisis yang dapat dihindari :
1.Pengambilan sampel darah melalui jarum suntik yang terlalu
kecil
2.Memaksakan pengisapan darah di spuit selama
pengumpulan darah
3.Guncangan darah yang kuat dari spuit, terutama melalui
jarum
4.Sentrifugasi spesimen darah dengan kecepatan tinggi
sebelum pembekuan
5.Pembekuan dan pencairan darah
6.Tabung kotor mengandung sisa deterjen
7.Air dalam semprit atau tabung
BAHAN KONTROL

 Kinerja pemeriksaan dipantau dengan bahan kontrol. Serum


antigenik yang diketahui jumlah antibodinya tersedia dan
digunakan secara rutin. Beberapa bahan kontrol tersedia
secara komersial. Umumnya dalam volume kecil, dan
tersedia sebagai komponen dalam kit.
 Serum yang bisa digunakan sebagai bahan kontrol harus
dalam keadaan tetap steril untuk menghindari stabilitas.
 Secara umum setiap prosedur pemeriksaan harus
memiliki serum kontrol normal (negatif), serum kontrol positif
kuat, dan serum kontrol positif lainnya yang reaktif pada
konsentrasi kritis (borderline positive)
Validasi hasil pemeriksaaan
 Pelayanan Konsultasi 24 jam
 Dokter spesialis Patologi Klinik
 Berupa :
Saran jenis pemeriksaan laboratorium yang sesuai untuk
kepentingan klinik : deteksi dini, termasuk interpretasi,
Validasi / expertise, diagnosis, pemantauan terapi dan
penentuan prognosis

Anda mungkin juga menyukai