Materi Training Hmi PDF
Materi Training Hmi PDF
Materi pokok yang diberikan dalam Latihan Kader I meliputi (1) Materi
Sejarah Perjuangan HMI, (2) Materi Konstitusi HMI, (3) Materi Nilai Dasar
Perjuangan, (4) Materi Misi HMI, dan (5) Materi Kepemimpinan dan
Manajemen Organisasi.
A. Silabus
Metode :
Menjunjung tinggi kearifan lokal
Evaluasi:
Memberikan test objektif/subjektif dan penugasan dalam bentuk
resume.
Referensi :
1. Drs. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI (1974-1975),
Bina Ilmu
2. DR. Victor I. Tanja, HMI, Sejarah dan Kedudukannya Ditengah
Gerakan Muslim Pembaharu Indonesia, Sinar Harapan, 1982.
3. Prof. DR. Deliar Noer, Partai Islam Dipentas Nasional, Graffiti Pers,
1984
B. Materi Terurai
Pengertian
Sejarah adalah suatu kebetulan terjadi di masa yang telah lalu dan benar-
benar terjadi, dan kebetulan pula dicatat, biasanya kebenaran sejarah
didukung bukti-bukti yang membenarkan peristiwa itu benar-benar terjadi.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ilmu sejarah adalah suatu
pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian-
kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau. Dari pengertian atau
definisi di atas maka dapatlah dibedakan antara sejarah dan ilmu sejarah,
sejarah adalah kejadian atau peristiwanya, sedangkan ilmu sejarah adalah
ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa tersebut.
# Fase Madinah
Fase Madinah dimulai sejak hijrahnya Muhammad s.a.w dari Makkah ke
Madinah, karena Madinah dianggap baik untuk pembenihan Islam.
Kaum muslimin yang berada di Madinah terbagi menjadi dua kelompok,
yaitu Anshar (kaum muslimin tuan rumah) dan Muhajirin (kaum muslimin
pendatang dari Makkah), maka langkah pertama yang dilakukan adalah
mempertalikan hubungan kekeluargaan atau hubungan persaudaraan
antara kaum Anshar dan Muhajirin, karena hanya dengan persatuanlah,
maka umat Islam akan kuat. Selanjutnya dilakukan lobi-lobi politik atau
perjanjian dengan kelompok di luar Islam yang ada di Madinah, karena
pada saat itu telah ada kelompok lain yang tinggal di sana, antara lain
Yahudi.
Berangkat dari pemahaman ajaran Islam yang kurang, umat berada dalam
keterbelakangan dan fenomena ini terjadi dapat dikatakan di seluruh
dunia. Hal tersebut mengakibatkan terpuruknya umat Islam yang
dijanjikan Allah untuk dipusakai alam semesta. Lebih ironis lagi ketika
umat terbagi menjadi berbagai golongan yang hanya berangkat dari
masalah khilafiyah, yang bedampak pada melemahnya kekuatan Islam.
Lafran Pane adalah anak keenam dari Sutan Pangurabaan Pane, lahir di
Padang Sidempuan, 5 Pebruari 1922, pendidikan Lafran Pane tidak
berjalan “normal” dan “lurus”. Lafran Pane mengalami perubahan
kejiwaan yang radikal sehingga mendorong dirinya untuk mencari hakikat
hidup sebenarnya. Desember 1945 Lafran Pane pindah ke Yogyakarta,
karena Sekolah Tinggi Islam (STI) tempat ia menimba ilmu pindah dari
Jakarta ke Yogyakarta. Pendidikan agama Islam yang lebih intensif ia
peroleh dari dosen-dosen STI, mengubur masa lampau yang kelam.
Tugas suci umat Islam dalah mengajak umat manusia kepada kebenaran
Illahi dan kewajiban umat Islam adalah menciptakan masyarakat adil
makmur material dan spiritual. Dengan adanya gagasan pembaharuan
Tujuan awal saat HMI berdiri juga tidak terlepas pada gagasan dan visi
perjuangan sosial budaya, yaitu :
1. Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi
derajat rakyat Indonesia
2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam
Dari tujuan tersebut jelaslah bahwa HMI ingin agar kehidupan sosial
budaya yang ada menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia guna mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih. Untuk
menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam pun harus dipelajari
kondisi sosial budaya gara tidak terjadi benturan kultur.
insan cita yang mampu menjadi pemimpin yang amanah untuk membawa
bangsa Indonesia mencapai asanya.
Sebagai anak umat dan anak bangsa, HMI selalu ikut dalam perjuangan
fisik demi mempertahankan negara Republik Indonesia. Dalam
mempertahakan NKRI, anggota-anggota HMI mengganti pena dengan
memanggul senjata, HMI merasa ikut bertanggung jawab dalam
mempertahankan kedaulatan NKRI. HMI berkeyakinan bahwa dalam
masyarakat yang berdaulat dan merdeka akan tercipta keadilan dan
kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu HMI selalu berusaha untuk
mempertahankan dan mempersatukan bangsa.
Puncak dari usaha PKI untuk merebut kekuasaan dan kedaulatan negara
Republik Indonesia adalah dengan melakukan pemberontakan Gerakan
30 Sepetember/PKI tahun 1965. Pemberontakan tersebut dimulai melalui
cara penculikan terhadap para perwira tinggi TNI-AD (kecuali Pangkostrad
yang merupakan jabatan strategis, why ?), dan menghabisi para perwira
itu. Menyikapi hal ini, HMI mengutuk Gestapu dan menyatakan bahwa
gerakan tersebut dilakukan oleh PKI (pernyataan bahwa G30S/PKI diotaki
oleh PKI pertama kali dilontarkan oleh HMI –sumber Agussalim Sitompul),
HMI ikut membantu pemerintah dalam menumpas G30S/PKI dan kerelaan
HMI untuk membantu sepenuhnya ABRI. Setelah turunnya Soekarno dan
naiknya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia, HMI bersikap
mendukung pemerintahan baru yang ingin menjalankan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen (katanya sih gitu waktu naik) dan
HMI ikut dalam usaha-usaha untuk menumpas sisa-sisa PKI serta
organisasi underbouw PKI.
A. Silabus
Metode :
Menjunjung tinggi kearifan lokal
Evaluasi:
Melaksanakan test Objektif/subjektif dan penugasan.
Referensi:
1. Hasil-hasil kongres.
2. Zainal Abidin Ahmad,
Piagam Muhammad, Bulan Bintang, t.t.
3. Prof. DR. Mukhtar
Kusuatmadja, SH, LMM dan DR. B. Sidharta, SH, Pengantar Ilmu
Hukum; Suatu pengenalan Pertama berlakunya Ilmu Hukum, Penerbit
Alumni, Bandung, 2000.
4. Prof. Chainur Arrasjid, SH.
Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2000
5. UUD 1945 (untuk
perbandingan)
6. Literatur lain yang relevan.
B. Materi Terurai
Pengertian
Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang tertinggi yang
menjadi dasar dan sumber semua peraturan perundangan yang
dibawahnya dalam suatu organisasi/negara.
Konstitusi : - Aturan pokok
- Hukum pokok
Syarat yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan
dan piagam (sebagai dasar pijakan) :
1. Bentuknya
Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang
berlaku dalam suatu organisasi/negara.
2. Isinya
Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua
masalah yang penting harus dibuat, melainkan hal-hal yang bersifat
pokok, dasar atau azas-azasnya saja.
3. Sifatnya
• Universal
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 25
• Fleksibel
• Luwes
PIAGAM MADINAH
(Untuk perbandingan)
Mukadimmah
Alinea 1 :
1) Islam ajaran yang haq dan sempurna (Ali Imron 19)
2) Fitrah manusia : Hanief/cenderung pada kebenaran (Al-Araf 172)
3) Khalifah fil ardh (Al-Baqarah 30)
4) Pengabdian diri (Az-Zariat 56)
Alinea 2 :
Azas keseimbangan (Al-Qashash 77)
Duniawi – Ukhrawi, Individu – Sosial, Iman – Ilmu – Amal
Alinea 3 :
1) Kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT
(At-Taubah 41, Al-Baqarah 105, Yunus 25)
2) Umat Islam wajib mengisi kemerdekaan (fungsi umat Islam)
(Al-Anfal 61, Al-Jum’ah 10, Ar-Radu 11)
3) Adil makmur
Alinea 4 :
1) Fungsi generasi muda Islam
2) Orientasi pengabdian kepada Allah SWT (Az-Zariat 56)
Hal utama yang harus diketahui kader selain asas dan implikasinya
adalah masalah tentang keanggotaan, dan struktur organisasi.
Yang dapat menjadi anggota HMI adalah mahasiswa Islam yang terdaftar
pada perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh
Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI. Keanggotaan HMI dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1) Anggota Muda
Anggota muda adalah mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di
perguruan tinggi atau yang sederajat dan telah mengikuti Maperca
2) Anggota Biasa
Anggota biasa adalah anggota muda yang telah memenuhi syarat dan
atau anggota muda yang telah mengikuti Latihan Kader I
3) Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah orang yang berjasa kepada HMI yang
telah ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI.
Masa keanggotaan HMI dihitung sejak kelulusan dari Latihan Kader I dan
akan berakhir maksimum 5 (lima) tahun untuk program S 0, 7 (tujuh) tahun
untuk program S1, dan 9 (sembilan) tahun untuk program pasca sarjana.
Perhitungan tahun antar program bukan dibuat akumulasi. Selain habis
masa keanggotaan, status anggota HMI juga dapat berakhir jika anggota
yang bersangkutan meninggal dunia, mengundurkan diri, dan
diberhentikan atau dipecat. Dalam keadaan tertentu masa keanggotaan
dapat diperpanjang apabila yang bersangkutan masih menduduki
Anggota muda HMI mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak
suara (gimana bisa bicara kalo bersuara tidak boleh), dan mengikuti
Latihan Kader I. Anggota biasa memiliki hak suara sehingga otomatis
punya hak bicara, mengikuti latihan dalam organisasi sesuai dengan
peruntukannya, dan mempunyai hak untuk dipilih sebagai fungsionaris
pengurus HMI sesuai dengan peruntukannya. Anggota kehormatan dapat
mengajukan saran/usul dan pertanyaan kepada pengurus secara lisan
atau tertulis.
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi HMI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu (1) Struktur
Kekuasaan, dan (2) Struktur Pimpinan.
Pedoman Perkaderan
Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang
sistem perkaderan yang dilakukan di HMI. Sistem inilah yang
dilaksanakan secara masif, seragam, standar, dan menyeluruh oleh
seluruh komponen HMI.
1. Tujuan Perkaderan
Terciptanya kader Muslim-Intelektual-Profesional yang berakhlakul
karimah serta mampu mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil
ardh dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
2. Aspek Perkaderan
• Pembentukan integritas watak dan kepribadian
• Pengembangan kualitas intelektual
• Pengembangan kemampuan professional
3. Landasan Perkaderan
Landasan teologis
Landasan ideologis
Landasan konstitusi
Landasan historis
Landasan sosio-kultural
4. Pola Dasar Perkaderan
• Rekrutmen
• Pembentukan Kader
- Training Formal
- Pengembangan :
Up-Grading
Pelatihan
Aktivitas
• Pengabdian
Pedoman KOHATI
KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-Wati. KOHATI merupakan
badan khusus HMI yang bertugas untuk membina, mengembangkan dan
meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan
keperempuanan. KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H
yang bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 pada Kongres VIII
HMI di Solo, KOHATI berkedudukan dimana HMI berada.
Lembaga Kekaryaan
Yang dimaksud dengan Lembaga Kekaryaan adalah badan-badan khusus
HMI (diluar KOHATI, LPL) yang bertugas melaksanakan kewajiban-
kewajiban HMI sesuai dengan fungsi dan bidangnya (ladang garapan)
masing-masing, latihan kerja berupa dharma bhakti kemasyarakatan
dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimana terdapat
dalam unsur-unsur pokok Esensi Kepribadian HMI yang meliputi :
1. Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul
yakni dasar keyakinan bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”, dan
Allah adalah merupakan inti daripada iman, Islam dan Ihsan.
2. Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas
dunia dan akhirat, jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
3. Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir
nasional dan kritis, hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah
dan beramal ilmiah.
4. Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang
serta dengan cepat memberikan respon terhadap setiap tantangan
yang dihadapi sehingga memiliki fungsi pelopor yang militan.
5. Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang
merupakan kader seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan
nasional.
6. Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda
patriotik mengutamakan kepentingan bersama bangsa datas
kepentingan pribadi. Memihak dan membela kaum-kaum yang lemah
dan tertindas dengan menentang penyimpangan dan kebatilan dalam
bentuk dan manifestasinya. Aktif dalam pembentukan dan peranan
umat Islam Indonesia yang adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah
SWT.
Pedoman atribut HMI berisi tentang lagu, lambing dan berbagai macam
penerapannya. Lagu yang dijadikan sebagai Hymne HMI adalah lagu
yang diciptakan oleh RM Akbar sebagai berikut :
HYMNE
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Untuk kemajuan
Hidayah dan taufiq
Bahagia HMI
4. Bentuk pena :
Melambangkan bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa yang
senantiasa haus akan ilmu pengetahuan
5. Gambar bulan bintang :
Lambang keimanan seluruh umat Islam di dunia
6. Warna hijau :
Lambang keimanan dan kemakmuran
7. Warna hitam :
Lambang ilmu pengetahuan
8. Keseimbangan warna hijau dan hitam :
Lambang keseimbangan, esensi kepribadian HMI
9. Warna putih :
Lambang kesucian dan kemurnian perjuangan HMI
10. Puncak tiga :
- Lambang Iman, Islam dan Ikhsan
- Lambang Iman, Ilmu dan Amal
11. Tulisan HMI :
Kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam
A. Silabus
7. Peserta dapat
menjelaskan hubungan antara iman, ilmu dan amal
Metode :
Menjunjung tinggi kearifan lokal
Evaluasi :
Test objektif/subjektif, penugasan dan membuat kuisoner
Referensi :
1. Al-Qur’an dan terjemah
2. Teks NDP
3. Literatur lain yang relevan
B. Materi Terurai
(1) Nama NDI terlalu mengklaim Islam yang bahkan akan mempersimpit
ajaran Islam itu sendiri, (2) Terinspirasi oleh buku “Perjuangan Kita”-nya
Syahrir.
Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan menjadi buku
oleh Johan Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran Islam” yang
dianggap controversial, menuliskan bahwa perumusan NDI tersebut
dipengaruhi oleh perjalanan Nurkholis Madjid ke universitas-universitas di
Amerika atas undangan pemerintah Amerika pada tahun 1968. Hal ini
dibantah oleh Cak Nur dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman,
bahwa sebenarnya perjalanan ke Amerika tidak berpengaruh banyak
terhadap dirinya, karena selain perjalanan ke Amerika, Cak Nur juga
melanjutkan lawatan ke Timur Tengah dengan menggunakan sisa uang
saku yang dihematnya waktu di Amerika. Di Timur Tengah perjalanan
dimulai dari Damaskus, Kuwait, Saudi Arabia, Turki, Lebanon, dan terakhir
Mesir. Dalam perjalanan di Timur Tengah inilah untuk pertama kalinya
Cak Nur bertemu Gus Dur, padahal mereka satu kampung. Di Riyadh
Cak Nur bertemu dengan Dr. Farid Mustafa dan mendapat banyak hal
darinya. Selama di Timur Tengah Cak Nur sering mengadakan diskusi
kritis tentang berbagai hal keislaman.
Sepulang Cak Nur dari menunaikan ibadah haji atas undangan Menteri
Pendidikan Arab Saudi (Syekh hasan bin Abdullah Ali) sekitar bulan April
1969, keinginannya untuk menulis NDI makin menggebu-gebu.
teori sosial yang teori-teori ini akan memberikan konsepsi yang jelas pada
arah gerak perubahan sosial yang dilakukan oleh HMI.
C. Teks NDP
A. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN
Tuhan itu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Pendekatan ke
arah pengetahuan akan adanya Tuhan dapat ditempuh manusia dengan
berbagai jalan, baik yang bersifat intuitif, ilmiah, historis, pengalaman dan
lain-lain. Tetapi karena kemutlakan Tuhan dan kenisbian manusia, maka
manusia tidak dapat menjangkau sendiri kepada pengertian akan hakekat
Tuhan yang sebenarnya. Namun demi kelengkapan kepercayaan kepada
Tuhan, manusia memerlukan pengetahuan secukupnya tentang
Ketuhanan dan tatanilai yang bersumber kepada-Nya. Oleh sebab itu
diperlukan sesuatu yang lain yang lebih tinggi namun tidak bertentangan
dengan insting dan indera.
Oleh karena itu kehidupan yang baik adalah yang disemangati oleh iman
dan ilmu. Bidang iman dan pencabangannya menjadi wewenang wahyu
sedangkan bidang ilmu pengetahuan menjadi wewenang manusia untuk
mengusahakan dan mengumpulkannya dalam kehidupan dunia ini. Ilmu
itu meliputi tentang alam dan tentang manusia (sejarah). Untuk
memperoleh ilmu pengetahuan tentang nilai kebenaran sejauh mungkin,
manusia harus melihat alam dan kehidupan ini sebagaimana adanya
tanpa melekatkan padanya kualitas-kualitas yang bersifat ketuhanan.
Sebab sebagaimana diterangkan dimuka, alam diciptakan dengan wujud
yang nyata dan objektif sebagaimana adanya. Alam tidak menyerupai
Tuhan, dan Tuhan pun untuk sebagian atau seluruhnya tidak sama
dengan alam. Sikap memper-Tuhan-kan atau mensucikan (sakralisasi)
haruslah ditujukan kepada Tuhan sendiri. Tuhan Allah Yang Maha Esa.
Seorang manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan mental dan
phisiknya merupakan suatu keseluruhan. Kerja jasmani dan kerja rohani
bukanlah dua kenyataan yang terpisah. Malahan dia tidak mengenal
perbedaan antara kerja dan kesenangan, kerja baginya adalah
kesenggangan dan kesenangan ada dalam dan melalui kerja. Dia
berkepribadian, merdeka, memiliki dirinya sendiri, menyatakan ke luar
corak perorangannya dan mengembangkan kepribadian dan wataknya
secara harmonis. Dia tidak mengenal perbedaan antara kehidupan
individu dan kehidupan komunal, tidak membedakan antara perorangan
dan sebagai anggota masyarakat, hak dan kewajiban serta kegiatan-
kegiatan untuk dirinya adalah juga sekaligus untuk sesama ummat
manusia.
Hidup fitrah ialah bekerja secara ikhlas yang memancarkan dari hati
nurani yang hanief atau suci.
Tetapi individualitas hanyalah pernyataan yang asasi dan primer saja dari
pada kemanusiaan. Kenyataan lain, sekalipun sifat sekunder , ialah
bahwa individu dalam suatu hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya.
Manusia hidup ditengah alam sebagai makhluk sosial hidup ditengah
sesama. Dari segi ini manusia adalah bagian dari keseluruhan alam yang
merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu kemerdekaan harus diciptakan
untuk pribadi dalam kontek hidup ditengah masyarakat. Sekalipun
kemerdekaan adalah esensi daripada kemanusiaan, tidak berarti bahwa
manusia selalu dan dimana saja merdeka. Adanya batas-batas dari
kemerdekaan adalah suatu kenyataan. Batas-batas tertentu itu
dikarenakan adanya hukum-hukum yang pasti dan tetap menguasai alam.
Hukum yang menguasai benda-benda maupun masyarakat manusia
sendiri yang tidak tunduk dan tidak pula bergantung kepada kemauan
manusia. Hukum-hukum itu mengakibatkan adanya "keharusan Universal
" atau "kepastian hukum " dan takdir. 3) jadi kalau kemerdekaan pribadi
diwujudkan dalam kontek hidup di tengah alam dan masyarakat dimana
terdapat keharusan universal yang tidak tertaklukan, maka apakah bentuk
yang harus dipunyai oleh seseorang kepada dunia sekitarnya?
Telah jelas bahwa hubungan yang benar antara individu manusia dengan
dunia sekitarnya bukan hubungan penyerahan. Sebab penyerahan
meniadakan kemerdekaan dan keikhklasan dan kemanusiaan. Tatapi
jelas pula bahwa tujuan manusia hidup merdeka dengan segala
kegiatannya ialah kebenaran. Oleh karena itu sekalipun tidak tunduk pada
sesuatu apapun dari dunia sekelilingnya, namun manusia merdeka masih
dan mesti tunduk kepada kebenaran. Karena menjadikan sesuatu sebagai
tujuan adalah berarti pengabdian kepada-Nya.
Dalam perbendaharaan kata dan kulturiil, kita sebut kebenaran mutlak itu
"Tuhan", kemudian sesuai dengan uraian bab I, Tuhan itu menyatakan diri
kepada manusia sebagai Allah. Karena kemutlakannya, Tuhan bukan saja
tujuan segala kebenaran. Maka dia adalah Yang Maha Benar. Setiap
pikiran yang maha benar adalah pada hakikatnya pikiran tentang Tuhan
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 45
YME. Oleh sebab itu seseorang manusia merdeka ialah yang ber-
ketuhanan Yang Maha Esa. Keiklasan tiada lain adalah kegiatan yang
dilakukan semata-mata bertujuan kepada Tuhan YME, yaitu kebenaran
mutlak, guna memperoleh persetujuan atau "ridho" daripada-Nya.
Sebagaimana kemanusiaan terjadi karena adanya kemerdekaan dan
kemerdekaan ada karena adanya tujuan kepada Tuhan semata-mata. Hal
itu berarti segala bentuk kegiatan hidup dilakukan hanyalah karena nilai
kebenaran itu yang terkandung didalamnya guna mendapat pesetujuan
atau ridho kebenaran mutlak. Dan hanya pekerjaan "karena Allah" itulah
yang bakal memberikan rewarding bagi kemanusiaan. Kata "iman" berarti
percaya dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai tujuan hidup yang
mutlak dan tempat mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap menyerahkan diri
dan mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam. Islam menjadi nama
segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan YME. Pelakunya disebut
"Muslim". Tidak lagi diperbudak oleh sesama manusia atau sesuatu yang
lain dari dunia sekelilingnya, manusia muslim adalah manusia yang
merdeka yang menyerahkan dan menyembahkan diri kepada Tuhan YME.
Semangat tauhid (memutuskan pengabdian hanya kepada Tuhan YME)
menimbulkan kesatuan tujuan hidup, kesatuan kepribadian dan
kemasyarakatan. Kehidupan bertauhid tidak lagi berat sebelah, parsial
dan terbatas. Manusia bertauhid adalah manusia yang sejati dan
sempurna yang kesadaran akan dirinya tidak mengenal batas.
Oleh karena hakikat hidup adalah amal perbuatan atau kerja, maka nilai-
nilai tidak dapat dikatakan ada sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-
kegiatan konkrit dan nyata. Kecintaan kepada Tuhan sebagai kebaikan,
keindahan dan kebenaran yang mutlak dengan sendirinya memancar
dalam kehidupan sehari-hari dalam hubungannya dengan alam dan
masyarakat, berupa usaha-usaha yang nyata guna menciptakan sesuatu
yang membawa kebaikan, keindahan dan kebenaran bagi sesama
manusia "amal saleh" (harafiah: pekerjaan yang selaras dengan
kemanusiaan) merupakan pancaran langsung daripada iman. Jadi
Dalam masyarakat yang tidak adil, kekeyaan dan kemiskinan akan terjadi
dalam kualitas dan proporsi yang tidak wajar sekalipun realitas selalu
menunjukkan perbedaan-perbedaan antara manusia dalam kemampuan
fisik maupun mental namun dalam kemiskinan dalam masyarakat dengan
pemerintah yang tidak menegakkan keadilan adalah keadilan yang
merupakan perwujudan dari kezaliman. Orang-orang kaya menjadi pelaku
daripada kezaliman sedangkan orang-orang miskin dijadikan sasaran atau
korbannya. Oleh karena itu sebagai yang menjadi sasaran kezaliman,
orang-orang miskin berada dipihak yang benar. Pertentangan antara
kaum miskin menjadi pertentangan antara kaum yang menjalankan
kezaliman dan yang dizalimi. Dikarenakan kebenaran pasti menag
terhadap kebhatilan, maka pertentangan itu disudahi dengan kemenangan
tak terhindar bagi kaum miskin, kemudian mereka memegang tampuk
pimpinan dalam masyarakat.
Pembagian ekonomi secara tidak benar itu hanya ada dalam suatu
masyarakat yang tidak menjalankan prisip Ketuhanan YME, dalam hal ini
pengakuan berketuhanan YME tetapi tidak melaksanakannya sama
nilainya dengan tidak berketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai yang
tidak dapat dikatakan hidup sebelum menyatakan diri dalam amal
perbuatan yang nyata.
Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar ma'ruf
nahi munkar sebagaimana diterapkan dimuka, tetapi juga melalui
pendidikan yang intensif terhadap pribadi-pribadi agar tetap mencintai
kebenaran dan menyadari secara mendalam akan andanya tuhan.
Sembahyang merupakan pendidikan yang kontinue, sebagai bentuk formil
peringatan kepada tuhan. Sembahyang yang benar akan lebih efektif
dalam meluruskan dan membetulkan garis hidup manusia. Sebagaimana
ia mencegah kekejian dan kemungkaran. Jadi sembahyang merupakan
Pengabdian yang tidak tersalurkan secara benar kepada tuhan YME tentu
tersalurkan kearah sesuatu yang lain. Dan membahayakan kemanusiaan.
Zakat dikenakan hanya atas harta yang diperoleh secara benar, Syah dan
halal saja. Sedang harta kekayaan yang haram tidak dikenakan zakat
tetapi harus dijadikan milik umum guna manfaat bagi rakyat dengan jalan
penyitaan oleh pemerintah. Oleh karena itu, sebelum penarikan zakat
dilakukan terlebih dahulu harus dibentuk suatu masyarakat yang adil
berdasarkan ketuhanan Tuhan Yang Maha Esa, dimana tidak lagi didapati
cara memperoleh kekayaan secara haram, diman penindasan atas
manusia oleh manusia dihapus.
Jadi ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh. Hanya mereka
yang dibimbing oleh ilmu pengetahuan dapat berjalan diatas kebenaran-
kebenaran, yang menyampaikan kepada kepatuhan tanpa reserve kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Dengan iman dan kebenaran ilmu pengetahuan
manusia mencapai puncak kemanusiaan yang tertinggi.
Dari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah diambil kesimpulan secara
garis besar sbb :
1. Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan.
Tuhan YME dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 54
yaitu takwa. Iman dan takwa bukanlah nilai yang statis dan abstrak.
Nilai-nilai itu mamancar dengan sendirinya dalam bentuk kerja nyata
bagi kemanusiaan dan amal saleh. Iman tidak memberi arti apa-apa
bagi manusia jika tidak disertai dengan usaha-usaha dan kegiatan-
kegiatan yang sungguh-sungguh untuk menegakkan perikehidupan
yang benar dalam peradaban dan berbudaya.
2. Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah
atau pengabdian formil kepada Tuhan, ibadah mendidik individu agar
tetap ingat dan taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh kepada
kebenaran sebagai mana dikehendaki oleh hati nurani yang hanif.
Segala sesuatu yang menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi
wewenang penuh dari pada agama tanpa adanya hak manusia untuk
mencampurinya. Ibadat-ibadat yang terus menerus kepada Tuhan
menyadarkan manusia akan kedudukannya di tengahh alam dan
masyarakat dan sesamanya. Ia telah melebihkan sehingga kepada
kedudukan Tuhan dengan merugikan orang lain, dan tidak mengurangi
kehormatan dirinya sebagai mahluk tertinggi dengan akibat
perbudakan diri kepada alam maupun orang lain.
sesama manusia dan Tuhan cinta kepada orang orang yang selalu
berbuat baik “.
12. Al-Qur’an. S. Baiynah ( XCVIII) 5. artinya : “ Mereka tidaklah
diperintahkan kecuali untuk berbakti kepada Tuhan dengan
mengikhlaskan agama (kebatinan) semata-mata kepada-Nya secara
Hanief (mencari kebenaran) menegakkan sembahyang mengeluarkan
zakat,itulah jalan (agama) yang benar.”
13. Al-qur’an, S. Al-Baqarah (II) 28 ,artinya : ’’Tuhan memberikan
kebijaksanaan kepada siapa saja yang dikenhendaki-Nya. Maka
barang siapa yang mendapat kebijaksanaan itu sesungguhnys dia
telah memperoleh kebaikan yang melimpah. Dan tidak memikirkan hal
itu kecuali orang-orang yang berasal “.
14. Al-Qur’an,S. Al-Insan (LXXVI) 8-9, artinya : “ Dan mereka itu
memberikan makan kepada orang miskin Anak-anak yatim dan orang
tertawa atas dasar sukarela mereka berkata : Kami memberi makan
kepadamu semata-mata hanya karena diri Tuhan (mencari ridho-Nya)
bukan karena mengharapkan balasan atau ucapan terima kasih.
15. Dari kesimpulan dari gambaran surat Al-qura’an, S Al-baqarah (II) 263,
artinya :’’hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menggugurkan sedekahnya dengan cacian dan celaan, sebagaimana
orang yang mendarmakan hartanya karena pamrih kepada sesama
manusia serta tidak percaya kepada Tuhan dan hari kemudian. Maka
perumpamaan baginya adalah seperti batu yang di atasnya ada debu
dan kemudian di sapu oleh hujan dan batu itu tertinggal licin. Mereka
itu sedikitpun menguasai apa yang telah mereka kerjakan.’’
16. Disimpulkan dari Al-qur’an, S. Fatir (XXXV), artinya : “ Barang siapa
menghendaki kemudian itu aada pada Tuhan, kpada-Nya ucapan yang
baik menuju pekerjaan yang diangkat-nya.
menciptakan kamu dari laki – laki dan perempuan dan kami jadikan
berbangsa – bangsa dan bersuku – suku ialah agar kami saling
mengenal, sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu bagi Tuhan
ialah yang paling bertaqwa (cin kebenaran) sesungguhnya Tuhan itu
Maha Mengetahui dan Maha Meneliti.”
Al – Qur’an, S. Al – Hujarat (XLIX) 10, artinya : “Sesungguhnya orang
– orang yang beriman (cinta kebenaran) itu bersaudara, maka
usahakanlah adanya kerukunan dan diantara golongan saudaramu.”
10. Al – Qur’an, S. Al – Isra (XVII) 16, artinya : “Dan jika kami hendak
membinasakan negeri, maka kami perintahkan kepada orang – orang
yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka
melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya
berfaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami) kemudian kami
hancurkan negeri itu sehancur – hancurnya.”
11. Ditarik kesimpulan firman Tuhan tentang orang – orang Yahudi
yang terkutuk (karena sifat – sifat kapitalis mereka yaitu Al – Qur’an, S.
An – Nisa 160 – 161, artinya : “Maka karena kejahatan orang – orang
Yahudi itulah kami menghalangi jalan kepada Tuhan (jalan
kebenaran). Demikian juga karena mereka mengambil riba padahal
sudah dilarang, dan karena mereka merampas harta kekayaan
manusia dengan cara yang tidak benar (batil).
Demikianlah juga dapat disimpulkan dari seruan Nabi Syu’ib kepada
rakhatnya Nabi Syu’ib adalah suatu prototype dari masyarakat yang
tidak adil atau kapatalis) tersebut di tiga tempat, antara lain ialah Al –
Quran, Surat Asy-Syu’ara (XXVI) 182 – 183, artinya : “Dan timbanglah
dengan ukuran yang betul (adil) serta janganlah merampas harta milik
sesama manusia dan janganlah kamu melakukan kejahatan di muka
bumi ini sambil membuat kekacauan.”
Terjadinya tindakan – tindakan atas sesama manusia (exploitation
del’homeper I’home) dipahamkan dari firman Tuhan dalam Al – Qur’an,
Surat Al – Baqarah (11) 279, artinya : “ ....... Dan jika kami tau’bat
(berhenti menjalankan riba atau penindasan kapitalis) maka kamu
memperoleh kembali capital – capitalmu kami tidak boleh mendalami
(memerlukan secara tidak adil, menindas) dan tidak pula boleh
didzalimi (diperlukan tidak adil, ditindas).”
“Jaminan kemenangan bagi kaum miskin dalam (Al – Quran juga
disebut secara khusus dengan Al – Mustaz afun adapun, artinya orang
– orang yang dilemahkan atau dijadikan hina – dina, ditindas), tersebut
dalam rangkaian cerita Fieaun yaitu S. Al Qashahs (XXVII) 5, artinya :
“Dan Kami (Tuhan) menghendaki untuk memberikan pertolongan
kepada kaum tertindas di bumi, untuk menjadikan pula mereka itu
pewaris – pewaris.”
12. Pemberantasan kapitalisme harus dilakukan dengan konsekuen,
bila perlu dengan menyatakan perang kepada kaum kapitalis, sesuai
dengan perintah. Tuhan dalam Al – Qu’ran, S. Al – Baqarah (11) 278,
artinya : “Hai orang – orang yang beriman bertaqwalah kamu benar –
benar beriman. Jika tidak kamu kerjakan (perintah meninggalkan riba)
maka bersiaplah kamu sekalian terhadap adanya perang dari Tuhan
dan Rasul-Nya (perang suci jihad. Tetapi jika kamu taubat (berhenti
dari penindasan kapitalis) maka kamu dapat memperoleh kembali
capital – Kapitalmu. Kamu tidak menindas dan tidak pula ditindas.”
13. Al – Qur’an, S. Humazah (CIV) 1-2-3, artinya : Celakalah bagi
setiap pencerca (kaum sinis kepada kebenaran) yang suka
mengumpulkan harta dn menghitung-hitungnya, dia mengira hartanya
itu bakal mengekekalkannya.
ada yang kikir dan barang siapa kikir maka sesungguhnya ia kikir pada
dirinya sendiri. Tuhan tidak memerlukan sesuatupun tetapi kamulah
yang memerlukan dan kalau kamu berpaling tidak mau
mempergunakan harta untuk kebaikan umum. Tuhan akan
menggantikan kamu dengan golongan lain kemudian mereka tidak lagi
seperti kamu.”
26. Al – Qu’ran, S. Thaha (XX) 6, 63, 4, 123, 131, 132 artinya :
“Ingatlah bahwa sesungguhnya kepunyaan Tuhanlah segala sesuatu
yang ada di langit dan di bumu.”
27. Al – Qu’ran, artinya : “Adalah Kami (Tuhan) yang sesungguhnya
menempatkan kamu ke bumi dan membuat untuk kami sekalian di
dalamnya prikehidupan mata pencaharian.”
28. Al – Qu’ran, S. Al-Hadid (LVII) 7, artinya : “Berimanlah kamu
kepada Tuhan dan Rasulnya dan dermakanlah dari harga kamu
jadikan oleh Tuhan untuk mengurusnya.”
29. Al – Qu’ran, S. Al-Isra (XVII) 67, artinya : “Dan berikanlah kepada
mereka (orang-orang miskin) itu dari harta Tuhan yang telah
diberkahkan-Nya kepadamu.”
30. Al – Qu’ran, S. Al-Ma’aridi (LXX) 24-25, artinya : “Dan orang-
orang pada harta mereka terdapat hak yang pasti bagi orang miskin
yang meminta-minta maupun yang tidak minta-minta.”
A. Silabus
Metode:
Menjunjung tinggi kearifan lokal
Evaluasi:
Test Partisipatif, Test Objektif/subjektif dan penugasan
Referensi:
1. Nilai Dasar Perjuangan HMI
2. Ade Komaruddin dan Muchhrijin Fauzi (ed) HMI Menjawab
Tantangan Zaman, PT. Gunung Kelabu, 1992
3. Asghar Ali Engginar, Islam dan Theologi Pembebasan, Pustaka
Pelajar 1999
4. Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual: Satuan Wawasan Islam,
Mizan 1992
5. M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik Indonesia,
Mizan, 1997
6. Moeslim Abdurrahman, Islam Transformatif, Pustaka Firdaus
7. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI
8. Ramli H.HM Yusuf (ed), Lima Puluh Tahun HMI mengabdi
Republik, LASPI, 1997
9. Dr. Fiktor Imanuel Tanja, HMI sejarah dan Kedudukannya di
tengah kedudukan Muslim Pembaharu Indonesia, Sinar Harapan,
1982
10. Referensi Lain Yang Relevan.
B. Materi Terurai
Pengantar
Mission merupakan tugas dan tanggung jawab yang diemban, sehingga
mission HMI dapat diartikan sebagai tugas dan tanggung jawab yang
diemban oleh kader HMI. Sebagai organisasi kader yang memiliki
platform yang jelas, sejak awal berdirinya HMI mempunyai komitmen
asasi yang disebut dengan dua komitmen asasi, yakni (1)
Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat
bangsa Indonesia, yang dikenal dengan komitmen kebangsaan, dan (2)
Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam, yang dikenal dengan
wawasan keislaman/keumatan.
Oleh sebab itu untuk mendongkrak kembali ghirah kader HMI dalam
berperan serta untuk penyelesaian problematika bangsa dan umat perlu
adanya reaktualisasi mission HMI dalam jiwa kader HMI melalui proses
perkaderan yang selama ini perjalanannya tidak lebih hanya sebagai
proses pencapaian status dengan meninggalkan makna sesungguhnya,
yaitu sebagai proses pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai dan
kemampuan, yang berusaha melakukan transformasi watak dan
kepribadian seorang muslim yang utuh (kaffah), sehingga kader HMI
memiliki keberpihakan yang jelas terhadap kaum tertindas (mustad’afin)
dan melawan kaum penindas (mustakbirin).
TUJUAN HMI
Kualitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh
HMI di dalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu
pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan.
Kualitas tersebut sebagaimana dalam pasal tujuan (pasal 4 AD HMI)
adalah sebagai berikut :
1. Kualitas Insan Akademis
Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “Man of future” insan pelopor
yaitu insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap
terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi
cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara
kooferatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Ideal type dari hasil
perkaderan HMI adalah “man of inovator” (duta-duta pembantu). Penyuara
“Idea of Progress” insan yang berkeperibadian imbang dan padu, kritis,
dinamis, adil dan jujur tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah Allah
SWT. Mereka itu manusia-manusia uang beriman berilmu dan mampu
beramal saleh dalam kualitas yang maksimal (insan kamil)
Dari liam kualitas lima insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami
dalam tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan
pencipta dan kualitas insan pengabdi. Ketiga insan kualitas pengabdi
tersebut merupakan insan islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang
ridhoi Allah SWT.
Yang dimaksud dengan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT
adalah masyarakat yang menjalankan kehidupannya selalu berlandaskan
atas asas keadilan sehingga tercapai kemakmuran dan dalam perjalanan
pencapaian masyarakat adil makmur tersebut tidak mendobrak aturan
Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an sehingga adil makmur yang dicapai
oleh masyarakat meruapak adil makmur yang dikehendaki oleh Allah
SWT. Jadi setiap usaha dalam pencapaian masyarakat adil makmur
harus berpedoman pada ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan
As-Sunnah.
Hubungan antara asas, tujuan, sifat, status, fungsi dan peran HMI secara
integral adalah dalam pencapaian dan memperjuangkan mission HMI
harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh, dan satu sama lain saling
mempengaruhi, dan menentukan sehingga tidak bisa ditinjau secara
parsial.
A. Silabus
Metode :
Menjunjung tinggi kearifan lokal
Evaluasi :
Test Partisipatif, test objektif/subjektif
Referensi :
1. Amin Wijaya T, Manajemen Strategik, PT. Gramedia, 1996
2. Charles J. Keating, Kepemimpinan dalam manajemen, Rajawali Pers,
1995
3. Dr. Ir. S.B. Lubis & Dr. Martani Hoesaini, Teori Organisasi: Suatu
pendekatan makro, Pusat studi antar Universitas Ilmu-ilmu sosial
Universitas Indonesia, 1987
4. James. L. Gibson, Manajemen, Erlangga, 1986
5. J. salusu, Pengembangan Kaqputusan Strategik, Gramedia, 1986
6. Mifta Thoha, Kepemimpinan dan manajemen, Rajawali Pers, 1995
7. Nilai Dasar Perjuangan HMI
8. Richard M. Streers, Efektifitas Organisasi, (sari manajemen), Erlangga,
1985
9. Winardi, Kepemimpinan Manajemen, Rineka Cipta, 1990
B. Materi Terurai
Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang
berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner,
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan
pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota
yang saling berhubungan tugasnya.
Tujuan Kepemimpinan
Nampaknya sukar dibedakan antara tujuan dan fungsi kepemimpinan,
lebih-lebih kalau dikaji secara praktis kedua-duanya mempunyai maksud
yang sama dalam menyukseskan proses kepemimpinan namun secara
definitif kita dapat menganalisanya secara berbeda. Tujuan kepemimpinan
merupakan kerangka ideal / filosofis yang dapat memberikan pedoman
Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan
dua fungsi utama ; (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas
(“task-related”) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi
pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”) atau sosial.
Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi
dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat
membantu kelompok berjalan lebih lancar- persetujuan dengan kelompok
lain, pnengahan perberdaan pendapat, dan sebagainya.
2) Organisasi
Dari beberapa pengertian di atas ada tiga unsur yang menonjol dan
perlu diperhatikan, yakni :
♦ Bahwa organisasi bukanlah tujuan, melainkan hanya alat untuk
mencapai tujuan atau alat untuk melaksanakan tugas pokok.
Berhubungan dengan itu susunan organisasi haruslah selalu
disesuaikan dengan perkembangan tujuan atau perkembangan
tugas pokok.
♦ Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah
manusia yang terikat dalam hubungan formal.
♦ Dalam organisasi selalu terdapat rangkaian hirarki, artinya dalam
suatu organisasi selalu terdapat apa yang dinamakan atasan dan
apa yang dinamakan bawahan.
Fungsi-Fungsi Organisasi :
♦ Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya ;
♦ Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang
dihadapi ;
♦ Mencegah kesimpangan kerja ;
♦ Menentukan pedoman-pedoman kerja.
Keuntungan-keuntungan Organisasi :
Organisasi yang baik memberikan keuntungan sebagai berikut :
♦ Setiap orang akan mengerti tugasnya masing-masing ;
♦ Memperjelas hubungan kerja para anggota organisasi ;
♦ Terdapat koordinasi yang tepat antar unit kerja ;
♦ Menggunakan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan minat ;
♦ Agar kegiatan administrasi dan manajemen dapat dilakuakn secara
efektif dan efisien.
Unsur-unsur Organisasi :
KHARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN
Sifat-Sifat Rasul sebagai Etos Kerja
Dalam Islam kepemimpinan adalah bagian dari kepribadian Islam, sabda
Rasulullah Saw. “ Setiap orang dari kamu adalah pemimpin dan kamu
bertanggngjawab terhadap kepemimpinan itu” (Shahih Bukhari & Muslim)
Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat bagaimana pemimpin itu menggunakan kekuasaannya, ditentukan
tiga buah tipe dasar, yakni :
1) Tipe Otoriter (autocratic)
Pemimpin yang bertipe demikian dipandang sebagai orang yang
memberikan perintah dan mengharapkan pelaksanaannya secara
dogmatis dan selalu positif. Dengan segala kemampuannya, ia
berusaha menakut-nakuti bawahannya dengan jalan memberikan
hukuman tertentu bagi yang berbuat negatif, dan hadiah untuk seorang
bawahan yang bekerja dengan baik (correct).
2) Tipe Demokratis atau Partisifasi
Pemimpin demikian mengadakan konsultasi dengan para bawahannya
mengenai tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang diusulkan
/ dikehendaki oleh pimpinan serta berusaha memberikan dorongan
untuk turut serta aktif melaksanakan semua keputusan dan kegiatan-
kegiatan yang telah ditetapkan itu.
Unsur-unsur Manajemen
Unsur dasar yang merupakan sumber yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan dalam manajemen adalah :
♦ Man (manusia)
♦ Material (bahan)
♦ Machine (mesin / alat)
♦ Methods (tata kerja)
♦ Money (uang)
♦ Market (pasar)
Tingkatan Manajemen
Manajemen dalam organisasi, Pemimpin (manajer) dapat dibedakan
menurut tingkatan dan jenis pekerjaannya, yakni :
1) Menurut tingkatannya (hierarchie), pimpinan dalam organisasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
♦ Manajemen Puncak (Top Management)
♦ Manajemen Media (Middle Management)
♦ Manajemen Rendah (Lower Management)
2) Apabila dilihat dari Pembagian Kerjanya,. Yaitu antara kerja “pikir” dan
kerja “fisik”, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Admistrative Management, pada tingkat “Top Management “
b) Middle Management, pada tingkat “Pimpinan Menengah”
c) Supervisory Management, ada di tingkat “Paling Bawah”
Ciri-cirinya :
♦ Garis komando langsung dari atasan ke bawahan atau dari
pimpinan tertinggi ke berbagai tingkat operasional.
♦ Masing-masing pekerja bertanggungjawab penuh terhadap semua
kegiatannya.
Ciri-ciri Pokok :
♦ Organisasinya besar dan kompleks.
♦ Jumlah karyawannya banyak.
♦ Terdapat dua kelompok karyawan (lini dan staf) sebagaimana
dijelaskan di atas.
♦ Karena organisasi sudah semakin besar / kompleks, maka
hubungan langsung di sini sudah tidak mungkin lagi terjadi antar
anggota maupun antara pemimpin dan bawahan.
♦ Nampak adanya spesialisasi yang dikembangkangkan dan
dipergunakan secara optimal.
Kebaikan-kebaikannya :
♦ Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang
melaksanakan tugas pokok organisasi, dan kelompok staf yang
melaksanakan kegiatan penunjang.
Keburukannya :
♦ Pemimpin lini sering mengabaikan advis staf.
♦ Pimpinan staf sering mengabaikan gagasan-gagasan.
♦ Ada kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya.
♦ Perintah-perintah lini, nasihat-nasihat dan perintah-perintah staf
sering agak membingungkan anggota. Hal ini dapat terjadi, karena
kedua jenis hirarki ini tidak selalu seirama dalam memandang
sesuatu.
Meskipun terdapat kelemahan-kelemahan organisasi tipe lini dan staf
ini, namun untuk organisasi yang semakin kompleks seperti dewasa ini
lebih cenderung menggunakan bentuk lini dan staf.
c. Bentuk Fungsional
Organisasi Fungsional adalah suatu organisasi dimana kekuasaan dari
pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan-
satuan dibawahnya dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. Tiap-tiap
kepala dari satuan ini mempunyai kekuasaan untuk memerintah
semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya (The Liang
Gie, dkk., 1981, hal. 136). Ciri lain dari organisasi demikian adalah
bahwa didalam organisasi tidak terlalu menekankan pada hirarki
struktural, akan lebih banyak didasarkan pada sifat dan macam fungsi
yang harus dijalankan. Sebenarnya bentuk ini tidak populer, dan
kebanyakan hanya dipergunakan dalam lingkungan usaha swasta
seperti toko serba ada, dan yang sejenisnya.
Kebaikan-kebaikannya :
♦ Ada pembagian yang tegas antara kerja pikir dan fisik.
♦ Dapat dicapai spesialisasi yang baik.
♦ Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama
pada umumnya tinggi.
♦ Moral serta disiplin kerja tinggi.
♦ Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi mudah
dijalankan.
Kelemahannya :
Ciri-cirinya :
♦ Struktur organisasinya tidak begitu kompleks. Biasanya hanya
terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, ketua seksi dan para
petugas.
♦ Struktur organisasinya secaa relatif tidak permanen. Organisasi tipe
panitia hanya dipakai sewaktu-waktu ada kegiatan khusus (proyek-
proyek tertentu), dan setelah kegiatan-kegiatan itu selesai
dikerjakan, maka panitia dibubarkan.
♦ Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif.
♦ Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan
tanggungjawab yang sama.
♦ Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam
bentuk satuan tugas (task force).
Kelemahannya :
♦ Proses pengambilan keputusan agak lambat karena segala
sesuatunya harus dibicarakan lebih dulu dengan para anggota
organisasi.
♦ Apabila ada kemacetan kerja, tak seorang pun yang mau diminta
pertanggungjawabannya melebihi dari yang lain.
♦ Para pelaksana sering bingung karena perintah tidak datang dari
satu orang pimpinan saja.
♦ Kreativitas nampaknya sukar dikembangka, karena pelaksanaan
didasarkan pada kolektifitas.
A. Silabus
B. Uraian Kegiatan
Sesi ini harus kondusif, dalam artian tidak terganggu oleh proses
silaturahmi kader-kader HMI lain (yang tidak terlibat langsung dalam
training, atau tidak bertugas di forum) yang hadir dalam acara
pembukaan, sebaiknya silaturahmi dilakukan tidak berdekatan dengan
forum.
A. Silabus
B. Uraian Kegiatan