Anda di halaman 1dari 11

UTS PENDIDIKAN KONSUMEN

HUBUNGAN PENDIDIKAN KONSUMEN DENGAN TATA BUSANA

Disusun oleh:
SHENDY MUTIARA ANJANI PUTRI [17050404064]
S1 Pendidikan Tata Busana B 2017
S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA B 2017
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Pendidikan konsumen adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam
bidang berkonsumsi barang atau jasa. Konsep dasar pendidikan adalah suatu
proses belajar menuju ke perubahan perilaku yang lebih positif, dewasa,
bertanggung jawab dan bijaksana.

Dengan menguasai tentang pendidikan konsumen, saya jadi lebih mudah


mengatur konsumsi saya meliputi mata kuliah tata busana

Yaitu saya mampu;

1. Meningkatkan pengetahuan,kesadaran dan ketrampilan dalam


mengambil keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab dalam
berkonsumsi barang atau jasa
2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pengaturan
keuangan perorangan atau keluarga dalam berkonsumsi barang atau
jasa
3. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan ketrampilan dalam
pemilihan barang kebutuhan sehari-hari yang berkualitas

4. Meningkatkan kesadaran konsumen akan prilaku positif dan cinta tanah


air. misalnya: budaya teliti, waspada, hemat, cermat, bersahaja, kritis,
berkomunikasi yang santun dan efektif. analitis, kreatif, inovatif,
produktif , cinta dan mau mengembangkan produk dalam negeri
Disini saya akan membahas tentang hubungan pendidikan konsumen dengan
tata busana.

Adapun manfaat mempelajari tentang pendidikan konsumen

1. Untuk diri sendiri

Pendidikan Konsumen memberikan pengetahuan, keterampilan, arahan,


dan bimbingan agar seseorang memiliki kebiasaan berkonsumsi barang atau
jasa yang baik.

Menjadi konsumen yang bijaksana, kritis dan bertangung jawab, terampil


memecahkan masalah, menambah keterampilan hidup dan kehidupan,
menjadi pembelanja yang smart, hati-hati dalam menggunakan sumber daya,
terampil mengatur sumber keuangan penganggaran biaya menabung/
investasi/ kredit yang penting, meningkatkan kepercayaan diri, mandiri, kreatif,
inovatif, dan termotivasi untuk lebih produktif sehingga dapat memperbaiki
kualitas hidup dan kehidupannya.

• Jika saya menempatkan diri saya sebagai produsen di bidang tata


busana, pendidikan konsumen berfungsi menjadi ajang promosi dari
produk saya secara mouth to mouth yang sangat efektif, dan lebih
dipercaya sehingga dapat membangun loyalitas terhadap suatu produk.
Produk yang sudah dipercaya oleh konsumen kelanjutan
produktifitasnya akan lebih terjamin.

Pendidikan konsumen juga mengajarkan saya mengenal karakteristik


konsumen sangat perlu agar dapat menyadari serta menilai kebiasaan-
kebiasaan yang baik dan yang buruk dalam berkonsumsi sehingga dapat
mempertimbangkan cara yang tepat dalam berkonsumsi barang atau jasa.

Dengan menguasai pendidikan konsumen, kita dapat memahami karakteristik


customer kita, contohnya customer wanita yang membeli baju ditoko saya dia
lebih lama memilihnya dan suka menawar harga. Kalua customer laki-laki lebih
cepat dalam menentukan pilihan dan dia tidak suka menawar.

Disini saya juga akan memahami tentang type-type customer saya

 dilihat dari sifat berkonsumsinya:


ada yang Comercial consumers, Non Comercial/ social comersial, Semi
Social consumers
 dilihat dari penghasilannya
ada Konsumen yang berpenghasilan rendah, Konsumen yang
berpenghasilan menengah, Konsumen yang berpenghasilan tinggi

dalam tata busana sendiri pendidikan konsumen bisa berperan sebagai


control dalam diri kita sebagai konsumen saat berbelanja dalam
keperluan busana.
Supaya kita mampu memahami barang arau jasa yang disediakan dalam
pasar, kita harus memahami terlebih dahulu pendidikan konsumen
untuk diri kita supaya tidak terjadi miss-komunikasi ketika melakukan
transaksi.
Menurut pendidikan konsumen, ada 2 hal yang dikonsumsi yaitu barang
dan jasa. Disini sebagai seseorang tata busana saya bisa memberikan
keduanya, barang maupun jasa.

Jika barang yang saya berikan, saya menjual aksesoris atau pakaian yang
sebelmnya sudah saya beli secara grosir di tempat-tempat tertentu
untuk saya jual kembali. Jika jasa yang saya berikan, disini saya berperan
sebagai penjahit atau desainer yaitu saya memberikan jasa menjahit
atau menggambar saya untuk dijual kepada customer saya.

Ketika saya mempelajari pendidikan konsumen, kini saya selalu berpikir


berulang-ulang jika membeli sesuatu. Karena saya mempertimbangkan
kebutuhan primer, sekunder dan tersier saya.
Contohnya seperti kebuuhan yang saya ingin beli, tetapi keuangan saya
mendesak dan sedang ada keperluan untuk praktek busana pria

o Kebutuhan primer menurut saya adalah membeli kain dan


peralatan untuk busana pria
o Kebutuhan sekunder menurut saya setelah peralatan untuk
busana pria terpenuhi saya membeli tas untuk wadah dari busana
pria tadi
o Kebutuhan tersier saat ini tidak saya beli karena belum
menginginkannya
Barang-barang yang saya belipun menyesuaikan budget saya, jika ada
yang kualitas yang hampir sama dengan kualitas aslinya, tetapi harganya
lebih murah. Saya akan membeli yang lebih murah karena uang sisanya
untuk kebutuhan lainnya.

Saya juga menerapkan pedoman berbelanja sebagai berikut.

1. Tempat yang tepat. Belanja di tempat yang situasi dan kondisinya sudah
kita kenali, salah satunya kita tahu tempat yang menawarkan harga yang
rendah atau murah. Conthnya saya lebih suk membeli pelengkap busana
di petra karena lebih murah dan lebih lengkap.
2. Waktu yang tepat. Seperti belanja saat harga-harga di pasaran sedang
turun. Biasanya terjadi pada weekend atau pada menjelang hari raya
tertentu maka biasanya pasaran akan membelakukan diskon. contohnya
saya tidak membeli perlengkapan jahit di toko wahyu saat minggu
karena tutup.
3. Harga yang tepat. survey harga sebelum memutuskan untuk membeli
barang dan jasa. Ingat, jangan pernah berbelanja barang dan jasa yang
baru dilihat bahkan belum diketahui berapa harga pasarannya.
Contohnya saya sering membeli benang di toko dede. Karena kalua beli
ditoko dede lebih dari 2benang ada potongan harga
4. Mutu yang tepat. Dalam hal ini adalah kita harus memilah kualitas dari
barang dan jasa, jangan sampai membeli barang dengan harga mahal
tapi mutunya rendah. Contohnya saya lebih suka membeli kain blacu di
toko lestari, karena yang ukuran lebarnya dobel harganya lebih murah
dan kainnya tidak tipis
5. Jumlah yang tepat. Ini juga merupakan hal yang penting, belanjalah
sesuai keperluan bukan belanja sesuai keinginan. Jangan pernah
berbelanja melebihi jumlah yang diperlukan.cntohnya saya hanya butuh
benang warna biru mudan dan hitam. Saya hanya membeli 2 warna
benang itu. Karena itu yang saya butuhkan
Selain mempertimbangkan skala kebuthan, pendidikan konsumen juga
mengajarkan untuk menyusun anggaran yang kita punya.
Jadi uang saku yang saya dapat dari orang tua saya, saya susun untuk
kebutuhan masing-masing, jadi semua kebutuhan harus bisa tercukupi
dengan uang saku saya.

Prndidikan konsumen sendiri penting menurut saya, karena mampu


memberikan info tentang
1. kemajuan teknologi lebih banyak barang dan jasa dengan ragam
kualitas dan kuantitas.

2. Persaingan antar pedagang atau produsen semakin canggih teknik


promosinya atau membujuknya dan cara menarik konsumen.

3. Memhami sifat konsumen yang keinginannya tidak terbatas


(keinginan vs kebutuhan)

4. Lemahnya posisi tawar menawar konsumen (kasus-kasus yang


merugikan konsumen)
Dari tulisan saya sebelumnya menjelaskan tentang barang atau
bisa dibilang kebutuhan. Sebenarnya kebutuhan kita tidak akan
terpenuhi tanpa adanya produsen bahkan segi jasa seseorang.

Seperti halnya yang kita ketahui dalam dunia tata busana, kita
tidak bisa terlepas dari berbagai pandangan terhadap busana dan tak
jarang kita ataupun saya tertarik untuk membelinya.

Bahkan disisi lain terdapat orang yang hanya menyukai membeli


bahan (kain), untuk mendapatkan busana itu sendiri bahkan dpat
dengan bebas mengekspresikan imajinasi tentang busana itu. Tidak
lepas juga dari jasa seorang penjahit sebagai media jasa.

Di sekitar kita banyak sekali yang kita kenal dengan sebutan


penjahit. Terkadangpun kita bisa kebingungan memilih dimana
mempercayakan untuk menjahit baju kita.

Tak hayal, dalam waktu sekarang mayoritas orang lebih banyak


memilih untuk membeli busana jadi daripada menggunakan jasa
penjahit. Disisi lain penjahit digunakan jasanya hanya untuk
keperluan tertentu, seperti hajatan yang dipergunakan seragam
untuk keluarga besar.
Di era sekarang banyak pelanggan lebih memilih membeli pakaian
jadi, karena factor berikut:

1. Dinilai lebih praktis dari pada harus menjahit yang


memakan waktu cukup lama.
2. Biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak, karena
membayar bahan yang telah dibeli dan membayar jasa si
penjahit.
3. Terkadang hasil yang kita harapkan tidak sesuai dengan
ekspetasi.
4. Dari segi waktupun terasa lama karena kita menunggu
kapan selesainya pakaian yang kita inginkan

Namun terdapat pula seperti konveksi atau pabrik yang produksi


pakaian yang bisa kita sebut pula dengan sebagai penyedia jasa. Seperti
yang kita ketahui, dengan kita membeli pakaian dibalik semua itu pula
terdapat jasa dari seorang pegawai.
Dibalik jeri payah sebuah wirausaha dalam bidang busana, tidak
terlepas dari profesi penjahit. Bahkan bisa dibilang banyak penjahit lebih
memilih untuk ikut andil dalam produksi pakaian jadi atau bisa dibilang
menjaadi seorang buruh dalam pabrik, bahkan sangat disayangkan pula
banyak dari masyarakatpun membeli barang import.

Karena dengan kita memanfaatkan potensi masyarakat apa yang


dihasilkan baik dan memuaskan. Terlebih lagi banyak desainer dari
negara kita dapat go international dengan berbagai hasil dalam bidang
busana, maka dari itu Pendidikan Konsumen Tata Busana sangat
diperlukan.

Menurut saya, pendidikan konsumen tata busana bukan hanya


tentang jasa atau barang. Lebih tepatnya edukasi dikarenakan dengan
upaya atau potensi kita dapat mengembangkan karya serta mendukung
karya anak bangsa.

Untuk penerapan dari pendidikan konsumen tata busana sendiri,


alangkah baiknya dimulai sejak dini. Namun ada juga faktor kenapa kita
lebih memilih beli pakaian yang bukan dari negeri sendiri:

1. Kualitas, seringkali kita masih menanyakan akan kualitas yang


akan kita gunakan karena kita beranggapan mana yang lebih
baik. Namun kualitas dari negeri sendiripun tak dapat
diragukan, bahkan banyak hasil anak bangsa yang go
international.
2. Desain, hal yang satu ini pun sangat berpengaruh akan apa
yang akan kita pilih sampai proses membeli. Banyak dari
masyarakat meremehkan desain bahkan bisa dibilang kurang
menghargai atas karya anak bangsa. Bahkan dengan memilih
desain kita mengikuti perkembangan yang ada pada saat ini.

3. Harga, untuk hal yang satu ini dimana terdapat sisi yang
menurut saya lucu. Karena semakin kita membeli dengan harga
yang fantatis semakin kita lebih percaya diri. Namun banyak
juga bahkan dari teman saya sendiri lebih melakukan hal itu
namun segi ekonomi kurang memadahi yang bisa disebut
dengan memaksakan. Bahkan harga yang lebih rendah kalah,
padahal dari segi ekonomi sangat baik.

4. Waktu, yang saya maksud waktu disini adalah kita mengikuti


perkembangan desain busana yang terbaru bahkan tanpa kita
pikir panjang kita membelinya. Sering kali kita lebih menuruti
keinginan kita demi mengikuti perkembangan fashion.

Sekian yang dapat saya tulis dalam kesempatan kali ini dalam
rangka Ujian Tengah Semeter. Tulisan saya kali ini saya buat dengan
seadanya dan dengan mencamtumkan fakta yang ada di sekitar. Bila ada
salah penulisan ataupun kata saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya ucapkan banyak terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai