Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKOLOGI TANAMAN

PENGARUH SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN LAMA PENYIMPANAN PADA BUAH PEPAYA

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hj. ANIS TATIK MARYANI, M.P

DISUSUN OLEH

NAMA : Aves Dwi Handra


NIM : D1A018017
KELAS : A

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugrah-Nya
penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan makalah ini hingga bisa
tersusun dengan baik.

Makalah ini saya susun berdasarkan pengetahuan yang saya peroleh dari beberapa buku,
jurnal dan media elektronik lain nya,dengan harapan orang yang membaca dapat memahami
tentang “Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Dan lama Penyimpanan Buah Pepaya”

Akhirnya, saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
penerbitan makalah ini di masa mendatang.

Jambi, 28 September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Semua energi di alam raya termasuk yang digunakan dalam prose genesis dan
diferensiasi tanah bersumber dari energi panas matahari. Jumlah energi yang sampai ke
permukaan bumi tergantung pada kondisi bumi atau cuaca. Cuacalah yang bertanggung jawab
dalam mengubah energi matahari menjadi energi mekanik atau panas, yang memicu prosse
penguapan air melalui mekanisme transpirasi tanaman dan evaporasi permukaan non-tanaman
(evapotranspirasi). Di antara komponen iklim yang paling berperan adalah curah hujan dan
temperatur (Hanafiah, 2005).

Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses hidrologi,
karena jumlah kedalaman hujan (rainfall depth) ini yang dialihragamkan menjadi aliran di
sungai, baik melalui limpasan permukaan (surface runoff ), aliran antara (interflow, sub surface
flow) maupun sebagai aliran air tanah (groundwater flow) (Harto, 1993).

Untuk daerah tropika seperti Indonesia dengan prespitasi umumnya ditafsirkan curah
hujan. Adapun yang disebut curah hujan bulanan rata-rata adalah rata-rata jumlah hujan yang
tercatat selama panjang bukan yang bersangkutan (Daldjoeni, 1986).

Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim selain suhu, kelembapan, radiasi matahari,
evaporasi, tekanan udara dan kecepatan angin. Hujan adalah air yang jatuh ke permukaan bumi
sebagai akibat terjadinya kondensasi dari partikel- partikel air di langit (Endriyanto dan Ihsan,
2011).

Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena2 keragamannnya
sangat tinggi baik menurut waktu maupun menurut tempat. Selain itu, Indonesia juga terletak
pada iklim tropis dan iklim maritim. Oleh karena itu kajian tentang iklim lebih banyak diarahkan
pada hujan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui Pengertian suhu.

2. Pengaruh Suhu Pada Tanaman

3. Adapun taksonomi tanaman pepaya diklasifikasikan dalam Kingdom

4. Syarat tumbuh iklim pada tanaman papaya

5. Pengaruh curah hujan terhadap tanaman pepaya

6. Pengaruh suhu terhadap lama penyimpanan buah papaya


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Suhu

Suhu adalah suatu besaran yang menunjukkan derajat panas benda. Suhu juga disebut
temperatur yang diukur dengan alat termometer. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh
suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun
benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh
suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun
benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya
sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya
dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang
berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya
panas dan meter yang artinya mengukur (to measure).

2.2. Pengaruh Suhu Pada Tanaman

Fluktuasi suhu dalam tanah akan berpengaruh langsung terhadap aktivitas


pertanian terutama proses perakaran tanaman didalam tanah. Apabila suhu tanah naik akan
berakibat berkurangnya kandungan air dalam tanah sehingga unsure hara sulit diserap tanaman.,
sebaliknya jika suhu tanah rendah maka akan semakin bertambahnya kandungan aiar dalam
tanah, dimana sampai pada kondisi ekstrim terjadi pengkristalan. Akibatnya aktivitas
akar/respirasi semakin rendah mengakibatkan translokasi dalam tubuh tanaman jadi lambat
sehingga proses distribusi unsure hara jadi lambat dan akhirnya pertumbuhan tanaman jadi
lambat. Demikian pula dengan suhu yang terlalu tinggi terjadi aktivitas negatif seperti terjadi
pembongkaran/perusakan organ. Suhu maksimal dan minimal berpengaruh terhadap hasil
produksi. Hal inilah yang menyebabkan hasil panen padi Indonesia menjadi rendah.

Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila


tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan
yang diharapkan..

2.3 Adapun Taksonomi Tanaman Pepaya Diklasifikasikan Dalam Kingdom

Plantae ; Divisi

Spermatophyta; Subdivisi

Angiospermae ; Kelas

Dicotyledoneae ; Ordo

Caricales ; Famili

Caricaceae ; Genus

Carica; SpesiesCarica papaya

Akar tanaman pepaya tidak mengayu, oleh karena itu tanaman ini membutuhkan tanah
yang gembur dengan air yang cukup pada musim kemarau dan sedikit air pada musim hujan
(BPOM, 2011). Pepaya adalah jenis tanaman herba (tanaman dengan batang berongga, tidak
berkayu atau sedikit mengandung kayu). Batang pepaya biasanya tidak bercabang dan tingginya
dapat mencapai sepuluh meter (http://repository.ipb.ac.id., 2013).

Daun letaknya berdekatan dengan pucuknya, dengan helaian yang lebar. Diameter daun
25-75 cm yang terdiri dari 5-11 lobus tipis dengan bentuk menjari (palmatus). Tangkai daun
panjang menyerupai pipa, panjangnya 25-100 cm dan tebalnya 0,15-1,5 cm. Halus, kokoh,
berongga, berwarna hijau kekuningan (BPOM, 2011).

Ada dua jenis pepaya, jika dilihat dari bunganya yaitu pepaya jantan dan pepaya betina.
Pada pepaya jantan, memiliki bunga majemuk yang bertangkai panjang dan bercabang-cabang.
Bunga pertama terdapat pada pangkal tangkai. Ciri-ciri bunga jantan ialah putih/bakal buah yang
rundimeter yang tidak berkepala, benang sari tersusun dengan sempurna. Sedangkan pepaya
betina memiliki bunga majemuk artinya pada satu tangkai bunga terdapat beberapa 4 bunga.
Tangkai bunganya sangat pendek dan terdapat bunga betina kecil dan besar. Bunga yang besar
akan menjadi buah. Memiliki bakal buah yang sempurna, tetapi tidak mempunyai benang sari,
biasanya terus berbunga sepanjang tahun (Kementerian Riset dan Teknologi, 2013).

Buah memiliki ukuran dan bentuk bervariasi. Berkulit tipis dan tidak mudah lepas dari
daging buah. Buah yang masih muda berwarna hijau dan apabila masak berwarna kuning
(BPOM, 2011). Biji pepaya dilapisi selaput lunak berwarna bening yang disebut sarcotesta.
Sarcotesta harus dihilangkan untuk mempercepat proses perkecambahan. Biji pepaya terletak
dalam rongga buah yang terdiri dari lima lapisan. Lapisan luar yang melindungi biji disebut
sarkotesta dan di bagian dalam biji disebut endosperm. Banyaknya biji tergantung dari ukuran
buah. Bentuk biji agak bulat atau bulat panjang dan kecil serta bagian luarnya dibungkus oleh
selaput yang berisi cairan. Biji berwarna putih jika masih muda dan berwarna hitam setelah tua.
Permukaan biji agak keriput dan dibungkus oleh kulit ari yang sifatnya seperti agar serta
transparan (BPOM, 2011).

2.4. Syarat Tumbuh Suhu dan Iklim Pada Pepaya

Pepaya dapat tumbuh di dataran rendah sampai 1000 m dpl dengan curah hujan 1000-
2000 mm/tahun. Suhu udara yang dibutuhkan berkisar 22-26oC dengan kelembaban udara
sekitar 40% (http://repository.ipb.ac.id., 2013).

Angin diperlukan untuk penyerbukan bunga. Angin yang tidak terlalu kencang sangat
cocok bagi pertumbuhan tanaman, khususnya pada penyerbukan tanaman pepaya (Kementerian
Riset dan Teknologi, 2013).

Pepaya tumbuh di dataran rendah yang tidak keras dan bersuhu tidak terlalu dingin, hidup
tidak lebih dari delapan tahun, di tempat terbuka dan mendapat penyinaran matahari dengan suhu
antara 15-35 C. Tersebar di daerah tropis dan subtropis (BPOM, 2011).
2.5 Pengaruh Curah Hujan Terhadap Produktivitas Tanaman Pepaya

Intensifikasi hujan adalah banyaknya curah hujan per satuan jangka waktu tertentu.
Apabila dikatakan intensitas besar, berarti hujan lebat dan ini kurang baik pada tanaman dan
peternakan, karena dapat menimbulkan erosi dan banjir (Kartasapoetra, 2004).

Sistem produksi pertanian sangat dipengaruhi oleh iklim. Faktor iklim yang paling terasa
perubahannya akibat anomali iklim adalah curah hujan. Di Indonesia kejadian anomali iklim
mempengaruhi produksi pertanian dan ketahanan pangan. Dampak anomali iklim diantaranya
adalah terjadinya gangguan secara langsung terhadap sistem pertanian (Hanum, 2013).

Jika terjadi curah hujan tinggi penggenangan pada area pepaya, hal tersebut jika tidak
segera diatasi bisa menyebabkan busuk akar kemudian layu dan bisa menyebabkan kematian.
Pepaya mudah sekali terkena serangan penyakit diantaranya jamur, biasanya yang sering terjadi
busuk akar, terjadi plak berbintik kecoklatan pada daun, pembusukan pada buah pepaya, dan
berbagai gejala penyakit pepaya (Effendi, 2009)

2.6. Pengaruh Suhu Terhadap lama Penyimpanan Buah Pepaya

Pepaya(Carica papaya L.) merupakan salah satu jenis buah yang populer dan cukup
banyak digemari oleh masyarakat berbagai kalangan sebagai sumber zat gizi, vitamin dan
mineral. Pepaya termasuk jenis buah tropis yang mudah rusak (perishable), sehingga diperlukan
penanganan pasca panen yang baik. Permasalahan yang dihadapi dalam penanganan pasca panen
yaitu rendahnya daya simpan buah pepaya.

Upaya memperpanjang umur simpan buah pada prinsipnya adalah dengan menghambat
laju pematangan buah, dengan demikian produsen buah pepaya dapat memperkirakan batas
toleransi penyimpanan serta waktu pemberian etilen yang tepat hingga mencapai tingkat
kematangan maksimal (siap dikonsumsi) dan dengan pertimbangan nilai gizinya tidak banyak
berkurang atau rusak.

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari perubahan fisiologi dan mutu
buah pepaya selama penyimpanan dan setelah pemeraman. Sedangkan secara khusus adalah (I)
menentukan suhu penyimpanan dan (2) menentukan lama penyimpanan yang optimum buah
pepaya sebelmn dilakukan pemeraman. Penyimpanan dilakukan pada suhu 10°C, 15°C dan suhu
ruang (27-29 C) dengan lama penyimpanan 10, 12, 14 dan 16 hari untuk suhu 10°C dan suhu 15
C adalah 10, 12 dan 14 hari. Selanjutnya dilakukan pemeraman pada suhu 25 C selama 24 jam
dan disuntik etilen dengan konsentrasi 100 ppm.

Berdasarkan hasil pengukuran laju respirasi yang diperoleh, bahwa puncak klimakterik
yaitu yang ditandai dengan lonjakan produksi CO2 tercepat terjadi pada suhu 10°C dan 15°C
masing-masing adalah 63 ml/kg/jam dan 77.7 ml/kg/jam setelah pemeraman. Dari data laju
respirasi terlihat bahwa, semakin lama waktu penyimpanan dan semakin rendah suhu maka
semakin kecil rata-rata nilai laju respirasi yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh karena
banyaknya akumulasi CO2 di dalam chamber. sehingga menghambat respirasi pada saat
dilakukan pemeraman.

Nilai kekerasan setelah pemeraman menurun lebih cepat dibandingkan selama


penyimpanan, hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu maka perubahan tingkat kekerasan buah
akan semakin cepat. Perubahan susut bobot selama penyimpanan lebih besar dibandingkan
dengan perubahan susut bobot setelah pemeraman. Pengukuran kekerasan dan TPT dilakukan
dengan menggunakan sistem NIR (Near Infrared) secara non-destruktif. Kadar TPT mengalami
peningkatan selama penyimpanan dan menurun selama buah disimpan setelah pemeraman.
Perubahan warna tertinggi adalah pada penyimpanan 10 hari suhu 15 C, masing-masing untuk
nilai L, a dan b adalah 51.1, -8.9 dan 42.9. Berdasarkan hasil uji organoleptik, tingkai kesukaan
panelis terhadap parameter mutu yaitu warna kulit, warna daging, aroma, rasa, kekerasan dan
mutu secara keseluruhan dimiliki oleh perlakuan suhu ruang selama penyimpanan 7 hari.
Penyimpanan selama 16 hari pada suhu 10°C sebelum pemeraman lebih dianjurkan serta
memiliki tingkat kesukaan tertinggi oleh panelis setelah perlakuan suhu ruang.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Pepaya dapat tumbuh di dataran rendah sampai 1000 m dpl dengan curah hujan 1000-
2000 mm/tahun. Suhu udara yang dibutuhkan berkisar 22-26oC dengan kelembaban udara
sekitar 40% (http://repository.ipb.ac.id., 2013).

Angin diperlukan untuk penyerbukan bunga. Angin yang tidak terlalu kencang sangat
cocok bagi pertumbuhan tanaman, khususnya pada penyerbukan tanaman pepaya (Kementerian
Riset dan Teknologi, 2013). Pepaya tumbuh di dataran rendah yang tidak keras dan bersuhu tidak
terlalu dingin, hidup tidak lebih dari delapan tahun, di tempat terbuka dan mendapat penyinaran
matahari dengan suhu antara 15-35 C. Tersebar di daerah tropis dan subtropis (BPOM, 2011).

Pengaruh curah hujan terhadap produktivitas tanaman pepaya (Carica papayaL.) yaitu
apabila curah hujan terlalu tinggi, akan menyebabkan penggenangan, sehingga akar akan
mengalami busuk dan akhirnya mati. Hal ini dapat menyebakan proses asimilasi dan daya
produktivitas tanaman pepaya menurun drastis bahkan tidak ada (kosong)
DAFTAR PUSTAKA

BPOM, 2011.Acuan Sediaan Herbal : Akar Pepaya. Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia. Jakarta.

Daldjoeni, N. 1986. Pokok-Pokok Klimatologi. Penerbit Alumni. Bandung.

Effendi, H. 2009. Budidaya Pepaya di Musim PenghujanAgroBuah. Balai

Penelitian Buah Jeruk dan Subtropika. Pasuruan.

Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta Hanum, C. 2013.

Klimatologi Pertanian. USU Press. Medan.

Harto, S. 1993. Analisis Hidrologi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

https://www.academia.edu/5280131/Pengaruh_Curah_Hujan_Terhadap_Tanaman_Pepaya

Kartasapoetra, A.G. 2004.Klimatologi : Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan

Tanaman. Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Kementerian Riset dan Teknologi, 2013. Pepaya (Carica papayaL.). Kantor

Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai