Anda di halaman 1dari 8

SKILL LAB

PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN, NAFAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF

SKENARIO
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun dirawat di rumah sakit karena mengalami
mengalami batuk pilek dan sesak nafas, semenjak 2 hari yang lalu. Dokter yang merawat
mengatakan kalau anak menderita bronkopneumonia. Anak mendapat terapi oksigen untuk
membantu pernafasannya. Hari ini perawat mengajarri anak tersebut tehnik batuk efektif dan
nafas dalam untuk membantu penafasannya.

Pertanyaan:
Apakah yang dimaksud terapi oksigen?
2. Apakah yang dimaksud dengan tehnik batuk efektif?
3. Apaka yang dimaksud dengan tehnik nafas dalam ?
4. Apa indikasi dan kontraindikasinya ketiga tindakan tesebut?
5. Bagaimana prosedur terapi oksigen, batuk efektif dan nafas dalam?
1
SKILL LAB
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN, NAFAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF
Ganis Indriati

A. Pendahuluan
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan biologis manusia yang diperlukan untuk proses
kehidupan. Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Pemberian terapi
oksigen dapat diberikan secara efektif jika jalan nafas pasien paten dan bersih. Perawat
harus mampu melakukan pengkajian sistem pernapasan pasien dan melakukan tindakan
yang tepat untuk mengatasi, jika ada hal yang tejadi pada system perrnafasan pasien.
Beberapa tindakan yang dapat membantu pernafasan pasien diantarranya adalah
pemberian terapi oksigen, batuk efekttif dan nafas dalam.

B. Tujuan Pembelajaran
l. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan praktikum mahasiswa mampu melakukan pemberian terapi
oksigen, tehnik batuk efektif dan nafas dalam dengan tepat dan benar.

2. Tujuan instruksional khusus


a) Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pemberian terapi oksigen, tehnik batuk
efektif dan nafas dalam .
b) Mahasiswa mampu mengidentifikasi indikasi pemberian terapi oksigen, tehnik
batuk efektif dan nafas dalam. c) Mahasiswa mampu menjelaskan kontraindikasi
pemberian terapi oksigen, tehnik batuk efektif dan nafas dalam.
d) Mahasiswa mampu melakukan prosedur pemberian terapi oksigen, tehnik batuk
efektif dan nafas dalam.

C. Landasan Teori dan Prosedur


Pemberian Terapi Oksigen
Kebutuhan akan pemenuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia dalam area
keperawatan. Pada prinsipnya pemenuhan kebutuhan oksigen bertujuan untuk mencegah
atau mengatasi terjadinya hipoksia, karena seperti yang kita ketahui oksigen sangat
dibutuhkan oleh sel dan jaringan untuk bisa berfungsi secara maksimal. Terapi oksigen
merupakan salah satu dari therapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi jaringan
yang adekuat dengan memberikan aliran gas lebih dari 20% pada tekanan atmosfer
sehingga konsentrasi meningkat dalam darah.

Tujuan:
l. . Mencegah atau mengatasi hipoksia
2. Mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat
3. Menurunkan kerja nafas
Prinsip:

2
• Jauhkan sumber oksigen dari api atau rokok
• Jaga humidikasi / kelembaban oksigen
• Cegah terjadinya keracunan oksigen
Indikasi:
• Hipoxemia akibat penurunan kemampuan diffusi oksigen, hiperventilasi atau
kehilangan jaringan paru akibat kanker atau pembedahan Pa 02 menurun
• Anemia parah atau kehilangan darah.
• Jumlah sel darah merah atau hemoglobin (Hb) yang tiddak adequat.
Metode pemberian oksigen :
• Nasale canule / nasal prongs.
• Nasale catheter e Face Mask

Pemberian Tera i Oksi en den an berba ai metode


Jenis Aliran Konsentrasi Keuntungan Kerugian
02
Nasal kateter I - 6 lt/mnt 24 - 32 % o Pasien bebas beraktivitas
terbatas
• Dapat meyebabkan
nyeri
o Aliran murah
• Dapat terjadi iritasi
sela ut mukosa
Nasal canule 2 - 6 lt/mnt 24 — 45% • Simple, nyaman • Dapat menyebabkan
(nasal prongs) kekeringan & iritasi
• Bisa diberikan dalam pada membran
jangka waktu yang lama
mukosa.
• Pasien bebas
beraktivitas terbatas
• Efisien dan nyaman
untuk asien
5 — 8 lt/mnt • Dapat menyebabkan
Face mask:
atau
40 - 60 %
• Simple, nyaman
• Simple 6— 10 40 60 % • Menutupi hidung &
keracunan oksigen
Mask lt/mnt mulut pasien.
• Rebreathing 10- 15 lt/mnt
95 - 100% e Bisa diberikan dalam
Mask jangka waktu yg lama e
• Non Dapat digunakan untuk
menberikan oksigen
rebreathing
konsentrasi tinggi
Alat-alat / bahan yang digunakan
l. Nasal kateter / Nasale Kanule [Face mask
2. Selang Oksigen
3. Sumber oksigen dengan flow meter
4. Cairan steril : aquabidestilata
5. Humidifier
6. Plester dan gunting
7. Kassa pembersih / tissue
8. Bengkok
Prosedur Pemberian Terapi Oksigen
l. Tahap Pra Interaksi
a) Mencek catatan medis/ catatan keperawatan pasien/pasien
b) Memvalidasi perasaan perawat
c) Menyiapkan alat dan bahan

2. Tahap Orientasi
a) Memberikan salam
b) Memperkenalkan nama perawat, memanggil nama pasien/pasien
c) Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
d) Memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya
e) Mendekatkan peralatan

3. Tahap Kerja
a) Mencuci tangan
b) Menutup tirai atau pintu kamar bila perlu.
c) Mengkaji fungsi pernafasan pasien, tanda hipoksia, TTV (frekuensi pernafasan)
dan hasil analisa gas darah pasien.
d) Mengkaji kondisi mulut dan hidung pasien (bila kotor bersihkan)
e) Memastikan tabung humidifier terisi cairan aquabidestilata.
f) Menyambungkan nasal kateter / nasal canule / face mask ke slang oksigen dan ke
sumber oksigen yang sudah dihumidifikasi.
g) Memberikan oksigen sesuai dengan program therapi
h) Memastikan oksigen mengalir dengan baik dengan cara merasakan aliran oksigen
di punggung tangan pasien. Aliran oksigen akan berfungsi dengan baik jika slang
tidak tertekuk, sambungan patent, ada gelembung udara pada humidifier.
i) Meletakkan nasal kateter / nasal kanule / face mask dengan benar.
j) Pada nasal catheter, letakkan ujung catheter pada salah satu luang hidung pasien,
atur slang elastis ke salah satu pipi beri plester agar canule tetap berada pada
tempatnya.
k) Pada nasal canule, letakkan ujung canule pada lubang hidung pasien, atur slang
elastis ke kepala atau ke bawah dagu sampai canule pas & nyaman, kemudian beri
plester agar canule tetap berada pada tempatnya.
l) Pada face mask, letakkan face mask mulai dari hidung ke arah bawah, sesuaikan
dengan bentuk wajah pasien, atur pita elastis agar face mask tetap berada pada
tempatnya dan terasa nyaman pada pasien.
m) Mencek nasal cateter / nasal canule / face mask, humidifier dan sumber oksigen
tiap 8 jam, pastikan level air pada botol humidifier tetap mencukupi.
n) Mengkaji membran mukosa hidung pasien terhadap adanya iritasimembran
mukosa (catheter, canule) & kelembaban wajah pasien ( face mask)

4
4. Tahap Terminasi
a) Mengevaluasi tindakan
b) Mengevaluasi respon pasien: catat respon pasien
c) Merapikan pasien dan peralatan
d) Mengontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
e) Mencuci tangan
f) Mendokumentasikan: tindakan dalam catatan keperawatan pasien (metode
terapi oksigen, kecepatan aliran, kepatenan oksigen, pernafasan dan respon
pasien setelah tindakan), nama dan paraf perawat.

Nafas Dalam
Suatu tindakan untuk meningkatkan ventilasi paru (inspirasi dan ekspirasi) dan oksigenasi
darah. Nafas dalam dilakukan dengan menarik nafas melalui hidung, menahan di dalam perut
dan menghembuskan nafas secara perlahan melalui mulut. Ketiga hal tersebut masing —
masing dilakukan dalam hitungan satu, dua, tiga.

Prinsip:
• Lingkungan yang tenang
• Pasien tetap relaks dan tenang
Batuk Efektif
Merupakan tindakan untuk menggerakkan lendir yang ada pada saluran nafas dengan cara
membatukkannya. Cara melakukannya mirip seperti cara nafas dalam, yaitu melakukan nafas
dalam dalam tiga hitungan, kemudian menahan nafas selama tiga hitungan, lalu dihembuskan
perlahan juga dalam tiga hitungan. Pada batuk efektif, ajak diminta melakukan hal tersebut
sebanyak dua kali, dan yang ketiga tarik nafas, tahan dan batukkan dengan kuat.

Alat-alat / bahan yang digunakan


l. Tempat menampung sputum
2. Tisu
3. Sarung tangan bersih

Prosedur Pemberian Nafas Dalam / Batuk Efektif


l. Tahap Pra Interaksi
a) Mencek catatan medis/ catatan keperawatan pasien
b) Memvalidasi perasaan perawat
c) Menyiapkan alat dan bahan

2. Tahap Orientasi
a) Memberikan salam

5
b) Memperkenalkan nama perawat, memanggil nama pasien/pasien
c) Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
d) Memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya
e) Mendekatkan peralatan
3. Tahap Kerja
a) Mencuci tangan
b) Menutup tirai atau Pintu kamar bila perlu.
c) Mengkaji fungsi pernafasan pasien, dan tanda hipoksia
Nafas Dalam
I ) Menarik nafas dalam melalui hidung dan menahannya di dalam perut dengan
hitungan 1,2,3.
2) Mengeluarkan udara secara perlahan-lahan dan rasakan ekstremitas atas dan
bawah relaks
3) Minta pasien bernafas dengan irama normal sebanyak 3 kali
4) Anjurkan pasien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskannya perlahan
— Iahan dan membiarkan telapak tangan dan kaki relakas
5) Anjurkan pasien mengulang prosedur hingga terasa berkurang
6) Apabila nyeri terasa hebat hebat, anjurkan pasien bernafas secara dangkal dan
cepat.

Batuk Efektif dilakukan dengan cara menarik nafas dalam dalam tiga hitungan,
kemudian menahan nafas selama tiga hitungan, lalu dihembuskan perlahan juga
dalam tiga hitungan. Pasien diminta melakukan hal tersebut sebanyak dua kali, dan
yang ketiga tarik nafas, tahan dan batukkan dengan kuat.
l) Mengenakan sarung tangan bersih
2) Meletakkan satu tangan pasien di dada dan satu tangan di abdomen
3) Minta pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung
hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
4) Minta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung
pada punggung)
5) Menahan nafas hingga 3 hitungan
6) Menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir
seperti meniup)
7) Meletakkan bengkok/ penampung sekret (di pangkuan pasien bila duduk
atau di dekat mulut bila tidur miring)
8) Menganjurkan pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang ke-3:
inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat
9) Tampung sekret dalam wadah yang sudah disediakan
10) Membersihkan mulut dengan tisu
I I ) Membuang sekret
12) Memberikan pasien posisi yang nyaman

6
13) Melepaskan sarung tangan

4. Tahap Terminasi
a) Mengevaluasi tindakan
b) Mengevaluasi respon pasien: catat respon pasien
c) Merapikan pasien dan peralatan
d) Mengontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
e) Mencuci tangan
f) Mendokumentasikan: tindakan dalam catatan keperawatan pasien (metode
terapi oksigen, kecepatan aliran, kepatenan oksigen, pernafasan dan respon
pasien setelah tindakan), nama dan paraf perawat.
Daftar Pustaka:
Potter & Perry. (2010). Fundamental keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

7
SKILL LAB:
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN, NAFAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF

Nama
NIM •

No Kegiatan Nilai

Tahap Pra Interaksi


a. Mencek catatan medis/ catatan keperawatan pasien
b. Memvalidasi perasaan perawat
c. Menyiapkan alat dan bahan
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan nama perawat, memanggil nama pasien
c. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
d. Memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya
e. Mendekatkan peralatan
3. Tahap Kerja
a. Mencuci tangan
b. Menutup tirai atau pintu kamar
c. Melakukan pemberian terapi oksigen / nafas dalam / batuk efektif
d. Mencuci tangan
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi tindakan
b. Mengevaluasi respon pasien: catat respon pasien
c. Merapikan pasien dan peralatan
d. Mengontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
5. Mendokumentasikan: tindakan, respon pasien setelah tindakan, nama
dan paraf erawat.
Keterangan Pekanbaru, 2018

o Tidak dilakukan Penilai

1 Dilakukan, tidak sempurna

2 Dilakukan sempurna

Penilaian : Jumlah nilai yg diperoleh x 100%


Total Nilai

NB: Mahasiswa dinyatakan lulus jika nilai 75%

Anda mungkin juga menyukai