Komunitas Materi QBL 3 PDF
Komunitas Materi QBL 3 PDF
PENDAHULUAN
keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk.
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan fungsi.
Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai pelaksana pelayanan
keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan, pembaharu(innovator),
pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role model), sebagai
fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola (manager). Selain peran perawat juga
memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi
interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran tersebut kehadiran perawat
diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat indonesia.
1
1.2.5 Apa sajakah Fungsi Keperawatan Komunitas ?
1.2.6 Apakah pengertian Komunitas Sebagai Klien serta penatalaksanaannya dalam praktik
keperawatan komunitas ?
1.3 Tujuan
1.3.6 Untuk mengetahui pengertian komunitas sebagai klien serta penatalaksanaanya dalam
praktik keperawatan komunitas.
1.4 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Definisi komunitas
Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut pandang, yaitu sebagai berikut :
1. Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki
nilai-nilai keakinan dan minat yang relatif sama, serta berinteraksi satu sama lain
dengan mencapai tujuan.
2. WHO tahun 1974 mendefinisikan komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang
ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta
3
ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang stu dan yang
lainnya.
5. Sounders (1991), komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau sitem
sosial.
1. Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada
individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan
4. Ruth B.Freeman (1981), keperawtan komunitas adalah kesatuan yang unik dari
praktik keperawatan dan kesehatan masayarakat yang ditujukan pada pengembanagn
serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai perorangan
maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus, atau masyarakat.
Pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
4
5. Departmen kesehatan RI (1986), keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu
uapaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dialaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan
lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tim kesehatan individu, keluaraga, dan
masyarakat yang lebih tinggi.
6. Pradley (1985), Logan dan Dawkin (1987), keperawtan komunitas adalah pelayanan
keperawatan profesional ynag ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal yang
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, jugan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan
9. Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007)
10. Winslow (1920), seorang ahli kesehatan adalah ilmu dan senio mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, serta meningkatkan efisiensi hidup melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat untuk hal-hal berikut ini:
5
b. Perbaikan kesehatan liongkungan
6
laboratorium lain juga didirikan di kota-kota seperti medan, Semarang, makasar,
surabaya, dan Yokyakarta dalam rangka menunjang pemberantasan penyakit malaria,
lepra, cacar serta penyakit lainnya. Bahkan lembaga gizi dan sanitasi juga didirikan.
Pada tahun 1922, penyakit pes masuk ke indonesia dan tahun 1933-1935 penyakit ini
menjadi epidemis di beberapa tempat, terutama dipulau jawa. Pada tahun 1935 dilakukan
program pemberantasan penyakit pes dengan cara melakukan penyemprotan DDT
terhadap rumah-rumah penduduk dan vaksinasi masal. Tercatat sampai pada tahun 1941,
15 juta orang telah di vaksinasi. Pada tahun 1945, hydrich- seorang petugas kesehatan
pemerintah Belanda- melakukan pengamatan terhadap masalah tingginya angka kematian
dan kesakitan di Banyumas purwokerto. Dari hasil pengamatan dan analisisnya,
disimpulkan bahwa tingginya angka kesakitan dan kematian dikedua daerah tersebut
dikarenakan buruknya kondisi sanitasi lingkungan, masyarakat buang air besar di
sembarangan tempat, dan pengguna air minum dari sungai yang telah tercemar.
Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa rendahnya sanitasi lingkungan dikarenakan
perilaku penduduk yang kurang baik, sehingga Hydrich memulai upaya kesehatan
masyarakat dengan mengembangkan daerah percontohan, yaitu dengan cara melakukan
promosi mengenai pendidikan kesehatan. Sampai sekarang usaha Hydrich ini dianggap
sebagai awal kesehatan masyarakat di indonesia.
7
2. Lampung
5. Yokyakarta : Godean
7. Bali : Kesiman
Kedelapan wilayah tersebut merupakan cikal bakal sistem puskesmas sekarang ini. Pada
bulan november 1967, dilakukan seminar yang membahas dan merumuskan program
kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan kondisi dan kemampuan rakyat indonesia, yaitu
mengenai konsep puskesmas- yang dipaparkan oleh dr. Achmad Dipodilogo- yang mengacu
pada konsep Bandung dan proyek Bekasi. Dalam seminar ini telah disimpulakan dan
disepakati mengenai sistem puskesmas yang terdiri atas tipe A,B, dan C. Akhirnya pada pada
tahun 1968 dalam rapat kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa puskesmas merupakan
suatu sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah
( Departemen Kesehatan ) menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas).
Puskesmas disepakati sebagai suatu unit yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif
secara terpadu, menyeluruh, dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau
sebagian kecamatan di kotamadya atau kabupaten. Sebagai lini terdepan pembangunan
kesehatan, puskesmas diharapkan selalu tegar. Untuk itu, diperkenalkanlah program untuk
selalu menguatkan puskesmas (strengthening puskesmas). Di negara berkembang seperti
Indonesia, fasilitas kesehatan berlandaskan masyarakat disarankan lebih efektif dan penting.
Departemen kesehatan telah membuat usaha intensif untuk membangun puskesmas yang
kemudian dimasukkan ke dalam master plan untuk operasi penguatan pelayanan kesehatan
nasional. Kegiatan pokok dalam program dasar dan utama puskesmas mencakup 18 kegiatan,
yaitu :
8
3. Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
7. Pengobatan
12. Optometri
Pada tahun1969, sistem puskesmas hanya disepakati dua saja, yaitu puskesmas tipe A
yang dikelola oleh dokter dan puskesmas tipe B yang dikelola oleh seorang paramedis.
Dengan adanya perkembangan tenaga medis, maka pada tahun 1979btidak diadakan
perbedaan puskesmas tipe A atau tipe B- hanya ada satu puskesmas saja, yang dikepalai
oleh seorang dokter. Namun, kebijakan tentang pimpinan puskesmas mulai mengalami
perubahan tahun 2000, yaitu puskesmas tidak harus dipimpin oleh seorang dokter,tapi
dapat juga dipimpin oleh Sarjana Kesehatan Masyarakat. Hal ini tentunya diharapkan
dapat membawa perubahan yang positif,dimana tenaga medis lebih diarahkan pada
pelayanan langsung pada klien dan tidak disibukkan dengan urusan
administratif/manajerial, sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan. Di provinsi Jawa
9
Timur misalnya, sudah dijumpai kepala puskesmas dari lulusan sarjana kesehatan
masyarakat seperti di kabupaten Gresik, Bojonegoro, dan lain sebagainya. Pada tahun
1979 dikembangkan satu peranti manajerial guna penilaian puskesmas, yaitu stratifikasi
puskesmas,sehingga dibedakan adanya :
Peranti manajerial puskesmas yang lain berupa microplanning untuk perencanaan dan
lokakrya mini untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim. Pada
tahun 1984, tanggung jawab puskesmas ditingkatkan lagi dengan berkembangnya
program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana (posyandu) yang mencakup
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, penanggulangan penyakit diare, dan
imunisasi.
Sampai dengan tahun 2002, jumlah puskesmas di Indonesia mencapai 7.309. hal ini
berarti 3,6 puskesmas per 100.000 penduduk atau satu puskesmas melayani sekitar 28.144
penduduk.
Sementara itu, jumlah desa di Indonesia mencapai 70.921 pada tahun 2003, yang berarti
setidaknya satu puskesmas untuk tiap sepuluh desa-dibandingkan dengan rumah sakit
yang harus melayani 28.000 penduduk. Jumlah puskesmas masih teus dikembangkan dan
diatur lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan pelayanan yang prima. Jumlah puskesmas
masih jauh dari memadai, terutama di daerah tepencil. Diluar jawa dan sumatra,
puskesmas harus menangani wilayah yang uas,( terkadang beberapa kali lebih luas dari
satu kabupaten di Jawa) dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit. Sebuah puskesmas
terkadang hanya melayani 10.000 penduduk. Selain itu, bagi sebagian penduduk
puskesmas terlalu jauh untuk dicapai.
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh
dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri.
10
Tujuan Khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
b. Meningkatkannya kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan
asuhan keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan di rumah, panti dan di masyaraka
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memelukan penanganan tindak lanjut dan asuhan
keperawatan di rumah
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di puskesmas
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat optimal.
Dari beberapa peran yang telah dikemukakan di atas,dapat disimpulkan bahwa banyak
sekali peran yang dijalankan oleh perawat komunitas dalam mengorganisasikan upaya-upaya
kesehatan yang dijalankan melalui pusat kesehatan masyarakat(puskesmas), yang merupakan
bagian dari institusi pelayanan dasar utama, baik melalui program di dalam atau di luar
gedung, pada keluarga, kelompok-kelompok khusus, dan sebagainya sesuai dengan peran,
fungsi, dan tanggung jawabnya. Peran yang dapat dilaksanakan di antaranya adalah sebagai
Peran perawat komunitas pada individu atau keluarga adalah sebagai berikut.
Peran ini meliputi seluruh kegiatan / upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan
puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui ker ja sama dengan tim
11
kesehatan lain, sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan.
Peran sebagai pelaksana dapat berupa clinical nurse specialist (CNS) dan family nurse
practitioner (FNS).CNS atau perawat spesialis klinik memberikan pelayanan pada
tingkat individu, keluarga dan kelompok, dan bentuk tanggung jawab pada peran ini
adalah melalui upaya promotif dan preventif dalam kaitannya untuk meningkatkan
status kesehatan masyarakat. Perawat spesialis klinik memberikan perawatan
kesehatan pada klien, biasanya di unit rawat jalan atau tempat praktik komunitas pada
klien dengan masalah kompleks, dan memberikan perhatian yang lebih pada gejala
kondisi nonpatologis, kenyamanan, dan perawatan komprehensif(roy &
obloy,1979).tujuan dari perawat spesialis klinik adalah untuk menurunkan jumlah
morbiditas, menurunkan infact mortality rate atau angka kematian bayi, serta
mencegah terjadinya gangguan dan kecacatan pada anggota masyarakat. Sedangkan
bentuk pelaksanaannya di fokuskan pada identifikasi masyarakat yang beresiko.
Sementara family nurse practitioner memberikan perawatan ambulasi untuk keluarga.
Biasanya berkolaborasi dengan dokter keluarga. Perawat pada kelompok ini
memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan umum, mengatasi masalah kesehatan
dengan memberikan perawatan langsung, dan memberikan bimbingan / konseling
pada keluarga jika dibutuhkan. Tujuan family nurse practitioner adalah untuk
peningkatan kesehatan(promotif). Mencegah terjadinya penyakit(preventif).
Melaksanakan pengelolaan pada penyakit yang bersifat kronis, dan menghindari
adanya pembatasan kecacatan. Bentuk tanggung jawabnya meliputi pengelolaan
masalah kesehtan dan penyakit yang umum terjadi pada segala usia baik pria maupun
wanita. Sedangkan pelaksanaannya dapat berupa pengkajian fisik, psikologi dan
lingkungan, mengkaji status kesehatan dan resiko terhadap penyakit baik individu/
keluarga, mendiagnosis masalah aktual dan potensial , serta mengambil keputusan
untuk memecahkan tindakan bersama klien dan keluarga. Dalam melaksanakan peran
tersebut, perawat menggunakan pendekatan pemecahan masalah klien melalui proses
keperawatan. Perawat bertindak selaku:
c. Komunikator
12
d. Mediator
e. Rehabilitator
c. Olahraga
13
4. Peran sebagai konselor
Peran sebagai peneliti, yaitu melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi
di masyarakat dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan, bahkan mengancam
kesehatan. Selanjutnya, penelitian dilaksanakan dalam kaitannya untuk menemukan
faktor yang menjadi pencetus atau penyebab terjadinya permasalahan tersebut melalui
kegiatan penilitian dan hasil dari penelitian di aplikasikan dalam praktik keperawatan
Peran manajerial
1. Pengambil keputusan
4. Pemikir konseptual
14
Fungsi menajemen adalah masing-masing bentuk kegiatan manajemen dengan
spesifikasi tertentu dan dilaksanakan pada periode-periode tertentu.lima fungsi
utama dalam proses manajerialYaitu perencanaan (planning), organisasi
(organizing), penggerakan (actuating), pengawasan dan pengendalian (controling),
serta penilaian (evaluation).
1) Perencanaan (planning)
Kesenjangan (gap), adalah adanya kesenjangan antara kenyataan atau hasil terhadap
harapan atau standar, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga
menimbulkan suatu keadaan yang tidak di harapkan atau merugikan.
15
c. Prioritas masalah kesehatan. Ada dua hal yang perlu di pikirkan pada tahap
ini, yaitu pertimbangan yang lazim digunakan untuk menilai prioritas masalah
kesehatan. Beberapa pertimbangan untuk mengurutkan masalah berdasarkan
prioritasnya adalah sebagai berikut.
16
Keterpaduan, yaitu apabila penanggulangan suatu masalah dapat dilakukan
secara terpadu dengan masalah-masalah lain, maka prioritasnya sebaiknya
diutamakan.
17
Identifikasi dan perumusan semua kegiatan secara jelas.
Membuat daftar kebutuhan semua sumber daya yang akan digunakan, termasuk
besar atau jumlah dan lokasinya.
2) Organisasi (organizing)
3) Penggerakan (actuating)
18
menata penampilan , gaya bicara, gaya jalan, dan gaya dalam hal-hal yang berkaitan
dengan mengatur organisasi.
c) Mengatur situasi, artinya dia bisa membuat suasana kerja yang memberikan rasa
nyaman bekerja, menimbulkan gairah kerja, dan rasa bangga bagi kariyawannya
untuk bekerja.
Pengawasan terdiri atas tindakan peneliti apakah segala sesuatu tercapai atau berjalan
sesuai rencana yang telah ditetapkan, intruksi-intruksi yang telah dikeluarkan , dan prinsip-
prinsip yng sudah di tetapkan. Syarat atau prinsip pengawasan adalah:
c. Bersifat fleksibel
e. Harus ekonomis
Standart yang digunakan dalam pengawasan adalah norma dan criteria. Standar norma
ditatapkan atas dasar pengalaman masa lalu. Sedangkan standar criteria ditetapka dan
diharapkan sebagai ukuran pelaksanaan program secara memuaskan pada tingkat kepuasan
19
tertentu. Dalam hal ini, penyimpangan pelaksanaan terhadap standar masih memerlukan suatu
batasan toleransi
5) Penilaian ( evaluating)
d. Alat untuk mengadakan peencanaan kembali yang lebih baik daripada suatu program.
a) Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan
program sedang berlangsung.dibedakan menjadi dua,critical review evaluation (
evaluasi pada saat program belum dilaksanakan)dan midterm evaluation (evaluasi
pada saat program sedang dikerjakan,biasanya dalam bentuk evaluasi proses dan
pengawasan).
b) Evaluasi sumatif,yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat kegiatan program sudah
selesai dilakukan.dikelompokkan dalam bentuk,yaitu evaluasi output dan evaluasi
dampak (impact/outcome) .
Peran Konsultan
Konsultan merupakan suatu interaksi interpesonal untuk membuat perubahan perilaku yang
konstruktif.tujuan nya adalah untuk merangsang klien agar lebih bertanggung jawab,merasa
lebih aman,dan membimbing perilaku yang konstruktif.adapun model konsultasinya adalah
sebagai berikut.
20
3 Model dokter-klien : Konsultasi dilakukan untuk menemukan masalah dengan
menanyakan pada klien.
4 Model proses : Pemecahan masalah merupakan kunci.
5 Model kesehatan : Peningkatan efektifits dalam lingkungan kerja melalui
mental komunikasi.
Peran advokator
Peran perawat kesehatan masyarakat di tempat kerja dapat berupa pelayanan langsung dan
pengelolaan layanan kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perawat antara lain:
2. Karakteristik pekerjaan
b. Lingkungan
21
c. Interaksi antar host-agent-enviroment
Perawatan kesehatan di rumah adalah bagian dari rangkaian perawatan kesehatan umum yang
di sediakan bagi individu dan keluarga untuk meningkatkan, memelihara,dan memulihkan
kesehatan guna memaksimalkan kesehatan dan meminimalkan penyakit.
Definisi Fungsi
Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan peran seseorang.
Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain. Dalam menjalankan perannya,
parawat akan melaksanakan berbagai fungsi, antara lain : fungsi independen, fungsi
dependen dan fungsi interdependen.
1. Fungsi Independen
2. Fungsi Dependen
22
Kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat ats instruksi dari tim
kesehatan lain atau tindakan pelimpahan tugas yang diberikan, seperti pelimpahan
dari dokter, ahli gizi, radiologi dag sebagainya.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi Interdependen berupa kerja tim yang bersifat ketergantumgan, baik dalam
keperawatan maupun kesehatan. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pembaerian pelayanan sepertidalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan
tersebut diatas tidak dapat diatasi haya oleh perawat, tetapai juga membutuhkan kerja
sama dengan timkesehatan lainnya.
Pada kenyataannya, perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya masihjauh dari
harapan yaitu sebagai perawat yang mampu mandiri dan [profesional dalam tatanan praktik
keperawatan secara langsung di rumah sakitmaupun puskesmas, oleh karena itu, setiap
perawat harus memahami fungsi dan kompetensinyaseperti yang telah tercantumdalam
hasillokakarya Nosional Keperawatan tahun1983, yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi I
a) Mengunpulkan data
2. Fungsi II
Merencanakan tidakan dan tujuan asuhan keperawatan sesuai denagan keadaan klien.
Kopetensi perawat dalam fungsi ini adalah mengembangkan rencana tindakan
keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan
diagnosis keperawatan dan kebutuhan.
3. Fungsi III
23
Melaksanakan rencana keperawatan yang mencanagkup upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan
kesehatandan termasuk pelayanan klien dalam keadaan terminal. Kopetensi perawat
dalam fungsi ini adalah sebagai berikut :
• Kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual
• Kebutuhan nutrisi
• Kebutuhan eliminasi
• Kebutuhan oksigenasi
• Gangguan bicara
24
• Gangguan sistem endokrin
4. Fungsi IV
5. Fungsi V
25
c) Menggunakan catatan klien dalam memantau kualitas asuhan keperawatan.
6. Fungsi VI
Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari atau merencanakan studi
khusus untuk meningkatkan pengetahuan serta mengembangkan ketrampilan dalam
praktik keperawatan. Kompetensi perawat dalam fungsi ini adalah :
7. Fungsi VII
8. Fungsi VIII
Bekerja sama dengan profesi lain yang terlibat dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok dan masyarakat. Kompetensi perawat
dalam fungsi ini adalah :
26
c) Menyesuaikan diri dengan konflik peran dan kesulitan lingkungan agar
pelayanan yang diberikan dapt efektif.
9. Fungsi IX
Pengelola perawatan klien dan berperan serta sebagai tim dalam melaksanakan
kegiatan perawatan. Kompetensi perawat dalam fungsi ini adalah :
10. Fungsi X
h) Kepemimpinan
11. Fungsi XI
27
b) Mengidentifikasi kelompok resiko fungsi
Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang sehat maupun
yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat.
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuhan utuh dari aspek biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai masalah
kesehatan kerena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh karena
sesuatau hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga
lainnya dan keluarga yang ada dilingkungan sekitar tempat tinggal mereka.
Maka disini peran perawat komunitas adalah membantu individu agar dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental
yang dialami, keterbatasan pengetahuanya dan kurangannya kemauan menuju
kemandirian.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi.
Antara keluarga satu dengan yang lainnyasaling tergantung dan berinteraksi,
28
bila salah satu atau beberapa anggota keluaga mempunyai masalah kesehatan
maka akan berpengaruh terhadap anggota yang lainnya dan keluarga yang ada
di sekitarnya. Dari permasalahan tersebut diatas maka keluarga merupakan
focus pelayanan kesehatan yang strategis :
3. Kelompok Khusus
29
Model kumunitas sebagat mitra
Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari nueman (1972) untuk
melihat masalah pasien, model kumunitas sebagai kloien dikembangkan oleh penulis untuk
menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan
masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya sebgai model komunitas
sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi
landasanyya.
Dalam model komunitas sebagai mitra, ada faktor sentral: pertama, fokus pada
komunitas sebagai mitra ditandai dengan rodal pengkajian komunitas dibagian atas, dengan
menyatukan anggota masyarakat sebagai intinya, dan ke dua penerapan proses keperawatan.
Model ini dijelaskan secara rinci untuk membantu anda memahami setiap pembagiannya.,
agar anda dapat menggunakannya sebagai pedoman praktik komunitas.
Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk komunitas inti meliputi
demografik, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai anggota masyaraka,
penduduk setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem komunitas, dan sebaliknya. Delapan
subsistem ini terdiri dari lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menunjukan garis pertahanan normal, atau
tingkat kesehatn komunitas yang dicapai setiap saat. Garis pertahanan normal meliputi
barbagai ciri misalnya angka imunitas yang tinggi, moralitas bayi yang rendah, atau tingkat
pendapatan kelas menengah. Garis pertahanan normal juga mencakup pola koping, disertai
kemampuan menyelesaikan masalah, ini menunjukan keadaan sehat dari komunitas.
Garis pertahanan fleksibel, digambarkan dengan garis putus- putus yang mengelilingi
komunitas dan garis pertahanan normal. Garis ini merupakan “bufer zone” (area penengah)
yang menunjkan suatu tingkat kesehatan dinamis akibat respon sementara terhadap stressor.
Respon ini mungkin saja terjadi karena adanya mobilisasi anggota masyarakat sekitar karena
stresor lingkungan, seperti banjir atau stresor sosial seperti penjualan buku purno.
Kedelapan subsistem dibatasi dengan garis putus – putus untuk mengingatkan kita
bahwa subsistem tersebut tidak terpisah, tetapi saling mempengaruhi. Kedelapan bagian
tersebut menjelaskan garis besar subsistem suatu komunitas dan memberikan gambaran
kerangka kerja bagi perawat kesehatan komunitas dalam pengkajian.
30
31
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada
individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan.
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan
fungsi. Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan di antaranya adalah sebagai
pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan,
pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan
(role model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola (manager).
Selain peran perawat juga memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi independen,
fungsi dependen dan fungsi interdependen.
3.2 Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
34