1610713045
TAHUN 2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat-Nya maka Laporan Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan 3
(PBL 3) ini dapat selesai. Penulisan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
mengenai kegiatan di organisasi Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah
diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan
laporan kegiatan ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut
disampaikan kepada :
1. Orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi selama
menyelesaikan laporan PBL 3 ini.
3. Ibu Dewi Nuraeni, ST, MKM selaku kepala bidang Tata Usaha dan
pembimbing lapangan yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan
PBL 3.
4. Bapak drg. Diono Susilo, MPH selaku Kepala Pusat Peningkatan Mutu
Sumber Daya Manusia Kesehatan
5. Bapak Dr. A. Heri Acim Iswanto, SKM, MARS selaku Penguji II dalam
Seminar PBL 3.
iii
7. Rekan-rekan S1 Kesehatan Masyarakat yang telah banyak membantu dan
memotivasi dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, baik dari
segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan dalampenyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan
khususnya bagi kelompok.
Depok, September 2019
Penulis,
Nahdyatul Nur Awalia
iv
DAFTAR ISI
v
2.4.6 Peminatan Pendidikan ............................................................................................. 14
2.5 Ketentuan dan Persyaratan Calon Peserta Tugas Belajar SDM Kesehehatan .................. 15
2.5.1 Ketentuan Calon Peserta ......................................................................................... 15
2.5.2 Persyaratan Calon Peserta ....................................................................................... 17
2.6 Tata Cara Penerimaan Calon Peserta Tugas Belajar.................................................... 17
BAB III ................................................................................................................................... 22
HASIL KEGIATAN ............................................................................................................... 22
3.1 Gambaran Umum Istitusi ............................................................................................... 22
3.1.1 Sejarah Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan......................... 22
3.1.2 Tugas dan Fungsi .................................................................................................... 28
3.1.3 Visi dan Misi Badan PPSDM Kesehatan ............................................................... 29
3.1.4 Lokasi..................................................................................................................... 30
3.2 Struktur Organisasi Institusi........................................................................................... 31
3.3 Struktur Organisasi Bidang / Bagian / Unit Magang ....................................................... 31
3.4 Kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) 3................................................................... 32
3.5 Pendidikan Bekerlanjutan I Sumber Daya Manusia ( Tgas Berkelanjutan) ...................... 34
3.5.1 Perencanaan ............................................................................................................ 34
3.5.2 Pengorganisasian.............................................................................................. 36
3.5.3 Pelaksanaan ..................................................................................................... 40
3.5.4 Monitoring dan Evaluasi ......................................................................................... 45
BAB IV .................................................................................................................................. 47
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 47
4.1 Perencanaan............................................................................................................. 47
4.2 Pengorganisasian ..................................................................................................... 48
4.3 Pelaksanaan ................................................................................................................... 49
4.4 Monitoring dan Evaluasi .......................................................................................... 50
BAB V.................................................................................................................................... 52
SIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................... 52
5.1 Simpulan ....................................................................................................................... 52
5.2 Saran ............................................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 54
vi
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 55
vii
DAFTAR TABEL
Tugas Belajar 43
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 Dokumentasi 63
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah kementerian dalam
Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan kesehatan dan untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Kementerian Kesehatan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden. Kementerian Kesehatan dipimpin oleh seorang Menteri Kesehatan.
Kementerian Kesehatan menyelenggarakan beberapa fungsi salah satunya
yaitu, perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan,
dan kefarmasian dan alat kesehatan1(Permenkes No 64 Tahun 2015)
Kementerian Kesehatan terdiri atas, Sekretariat Jenderal, Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Direktorat
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Inspektorat Jenderal, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dll2(Permenkes No 64
Tahun 2015)
1
Permenkes No 64 Tahun 2015 hal 3
2
Permenkes No 64 Tahun 2015 hal 4
3
Permenkes No 64 Tahun 2015 Hal 238
1
menyelenggarakan fungsi penyusunan kebijakan teknis pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang perencanaan,
pendayagunaan, peningkatan kompetensi, dan pembinaan mutu sumber daya
manusia kesehatan, pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber
daya manusia kesehatan di bidang perencanaan, pendayagunaan, dan
peningkatan kompetensi, dan pembinaan mutu sumber daya manusia
kesehatan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang perencanaan,
pendayagunaan, peningkatan, kompetensi, dan pembinaan mutu sumber
daya manusia kesehatan, dan fungsi lainnya 4(Permenkes No 64 Tahun 2015)
4
Permenkes No 64 Tahun 2015 hal 238 - 239
5
Permenkes No 64 Tahun 2015 hal 257
2
distribusi tenaga kesehatan masih belum merata. Rasio jumlah dokter di
Indonesia 19 per 100.000 penduduk, jumlah ini masih rendah bila
dibandingkan dengan negara lain di The Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN), seperti Filipina 58 per 100.000 penduduk dan Malaysia
70 per 100.000 pada tahun 20076(Perpres No 72 Tahun 2012)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mendapatkan informasi mengenai Program Pendidikan
Berkelanjutan (Tugas Belajar) bagi SDM Kesehatan sehingga dapat
6
Perpres No 72 Tahun 2012 Hal 11
7
Perpres No 72 Tahun 2012 Hal 12
3
mengetahui bagaimana Pelaksanan program Tugas Belajar dan
memeberikan masukan.
1.3 Manfaat
4
1.3.3 Bagi Institusi Lingkungan Pemerintah dan Swasta
1. Memperoleh tenaga kerja yang diharapkan dapat berperan serta dalam
pelaksanaan pekerjaan dan pemecahan permasalahan yang ada di
institusi dimana mahasiswa melaksanakan Praktik Belajar Lapangan
(PBL) 3;
2. Menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan, dinamis,
dan bermanfaat dengan institusi pendidikan, dimana institusi
dapat memperoleh informasi terkait dengan perkembangan ilmu
yang sedang berkembang.
5
Bidang Pengembangan Karir dan Tata Kelola Sertifikasi, Bidang
Pengembangan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Berkelanjutan 8.
(Permenkes No 30 Tahun 2018)
Bidang Pengembangan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan
Berkelanjutan memmilik dua sub bidang yaitu Subbidang Pengembangan
Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Berkelanjutan I mempunyai
tugas melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi
pendidikan berkelanjutan bagi tenaga medis, dan yang akan penulis bahas
terkait Subbidang Pengembangan Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Kesehatan Berkelanjutan II mempunyai tugas melakukan penyiapan
penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi pendidikan berkelanjutan bagi
sumber daya manusia kesehatan selain tenaga medis dengan implementasi
Program Tuga Belajar bagi Tenaga Kesehatan non medis, dalam pelaksanaan
monitoring dan evaluasi dilakukan melalui survey langsung ke lapanga,
mengontrol mahasiswa yang sedang menjalkan Tugas Belajar.
Dalam melaksanakan magang mahasiswa tetap berorientasi pada iklim
kerja nyata dilapangan berupa untuk dapat memahami deskripsi pekerjaan.
Adapun kegiatan yang dilakukan penulis selama mengikuti magang adalah
semua kegiatan meliputi tugas-tugas pegawai Puskat Mutu SDM Kesehatan,
khususnya pada Program Tugas Belajar yang dilakukan mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan rencana tindak lanjut
(RTL).
Puskat Mutus banyak melakukan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk menjalankan
Peraturan Presiden No 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
dimana bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
8
Permenkes No 30 Tahun 2018
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sedangkan ada pendapat lain yaitu Magang adalah proses belajar dari
seorang ahli melalui kegiatan dunia nyata. Selain itu magang adalah proses
mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan untuk menyelesaikan problem
nyata di sekitar. 9(Sumardiono, 2014)
9
Sumardiono, apa itu homeschooling: 35 gagasan pendidikan berbasis keluarga, 2014, Jakarta,
Panda Media, hlm 119
7
Prastuti (2014). Berikut ini penjelasan ke empat fungsi tersebut 10 (Prastuti,
2014):
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah fungsi yang sangat vital yang bukan hanya tugas
seorang pemimpin tetapi juga harus melibatkan setiap orang dalam sebuah
organisasi guna menentukan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana
cara mencapainya. Sondang P. Siagian dalam Tanti Prastuti (2014),
menjelaskan bahwa: “Perencanaan (planning) adalah keseluruhan proses
perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di
masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan”. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa perencanaan
merupakan suatu proses perumusan tentang apa yang akan dilakukan dan
dan bagaimana pelaksanaannya.
2. Pengorganisasian (Organizing)
S. P. Siagian dalam Tanti Prastuti (2014) mengemukakan bahwa,
pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokkan orang-
orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang yang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.
Seteleh perencanaan dilakukan, maka fungsi selanjutnya adalah
pengorganisasian. Definisi di atas menjelaskan bahwa pengorganisasian
merupakan suatu proses pengaturan keseluruhan sumber daya dalam
sebuah organisasi. Pengaturan itu mencakup pembagian tugas, alat-alat,
sumber daya manusia, wewenang dan sebagainya untuk menghindari
kesimpangsiuran dalam pelaksanaan kegiatan. Fungsi ini lebih cenderung
pada pengaturan kegiatan administratif. Tujuannya agar tercapai efesiensi
dan efektivitas dalam tahan dan fungsi berikutnya .
10
Prastuti, T. 2014. Analisis Manajemen dalam Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah di
Kabupaten Luwu Timur. Skripsi. Makasar : Universitas Hasanuddin.
8
3. Pelaksanaan (Actuating)
Menurut George R. Terry dalam Tanti Prastuti (2014) yang dimaksud
dengan pelaksanaan adalah : “Tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan
perencanaan dan usahausaha organisasi.” Pelaksanaan dilakukan setelah
fungsi perencanaan. Agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan perencanaan
maka sangat ditekankan pada bagaimana cara/strategi seorang pemimpin
dalam menggerakkan pegawainya. Hal ini sangat penting untuk
menghindari agar bawahan tidak melaksanakan tugasnya di bawah tekanan
atau paksaan tetapi atas dasar pilihan sadar dengan penuh tanggung jawab.
9
kegiatan yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang sebab dan
akibat dari satu kebijakan yang lebih terfokus pada kegiatan yang sedang
dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk
mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu.
Tujuan monitoring adalah mengetahui apakah kegiatan yang sedang
berlangsung sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah
disepakati. Secara prinsip, monitoring dilakukan pada saat kegiatan sedang
berlangsung guna memastikan kesesuaian proses dan capaian sesuai
rencana atau tidak. Bila ditemukan penyimpangan atau keterlambatan
maka segera dibenahi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana dan
target. Hasil monitoring menjadi input bagi kepentingan proses
selanjutnya. (Kementerian Kesehatan RI, 2017)
11
Permenkes No 28 Tahun 2015 Hal 3
10
Program tugas belajar dilaksanakan sesuai dnegan pertauran Menteri
Kesehatan (Permenkes) Nomor 28 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Program Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan. Program tugas
belajar bertujuan untuk memenuhi keburtuhan SDM kesehatan yang memiliki
keahlian atau kompetensi dalam rangka pelaksaan tugas dan fungsi, serta
pengembangan organisasi mealui peningkatan pengetahuan, kemampuan,
ketrampilan, sikap dan kepribadian professional PNS sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dalam pengembangan karir seorang PNS. 12 Surat Edaran
Tugas Belajar, 2019)
12
Surat Edaran Ketentuan Pelaksanaan Penenrimaan Calon Peserta Tugas Belajar Dalam Negeri
Bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
13
Permenkes No 28 Tahun 2015 Hal 4
14
Surat Edaran Ketentuan Pelaksanaan Penenrimaan Calon Peserta Tugas Belajar Dalam Negeri
Bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
11
2.4 Teknis Pendidikan Tugas Belajar
2.4.1 Intitusi Pendidikan
Penyelenggaraan Tugas Belajar SDM kesehatan adalah institusi
pendidikan tinggi yang memiliki kerjasama dengan Kementerian Kesehatan
meliputi (Petunjuk Pelaksanaan Tugas Belajar, 2017):
1. Pendidikan Vokasi
Pendidikan Vokasi diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan program
kesehatan nasional dan terdiri atas:
a) Program Diploma Tiga.
b) Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan.
c) Program Magister Terapan.
d) Program Doktor Terapan.
2. Pendidikan Akademik Pendidikan akademik terdiri atas:
a) Program Sarjana.
b) Program Magister.
c) Program Doktor.
12
3. Pendidikan Profesi Pendidikan Profesi terdiri atas:
a) Pendidikan Profesi di bidang kesehatan.
b) Pendidikan Profesi Non Kesehatan.
13
4. Dalam melaksanakan izin belajar, peserta dapat meninggalkan tugasnya
sebagaimana berlaku ketentuan dalam penyelenggaraan tugas belajar.
5. Permohonan izin belajar diajukan peserta kepada Pimpinan unit kerja
pengusul paling lambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa studi
dengan melampirkan surat keterangan dari institusi pendidikan.
6. Apabila Pimpinan unit kerja pengusul menyetujui pe PERUBAHAN
ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN
7. NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA KEMENTERIAN KESEHATANrmohonan ijin belajar, pimpi nan
unit kerja pengusul mengirimkan permohonan penerbitan keputusan izin
belajar kepada Biro Kepegawaian Kemenkes/ Badan Kepegawiaan
Daerah.
14
Apabila peminatan yang dituju tidak diselenggarakan karena
keterbatasan jumlah peminat maka dimungkinkan untuk memilih
peminatan di program studi yang sama dengan kompetensi yang hampir
sama dengan melampirkan surat keterangan dari Dekan Fakultas yang
terkait dan persetujuan pimpinan unit kerja pengusul.
3. Masa kerja minimal 1 (satu) tahun terhitung sejak diangkat sebagai PNS.
6. Tidak pernah gagal dalam tugas belajar sebelumnya bagi peserta yang
sudah pernah tugas belajar.
15
Tabel 1. Daftar Usia Maksimal peserta Tugas Belajar
Usia Gol
1 Tenaga Kesehatan
16
*Sumber : SE Menpan &RB No. 4 Thn 2013; SE Menpan & RB No.
B/1364/M.PAN-RB/03/2016; SE Deputi Bidang SDM Aparatur
Kemenpan & RB No. B/2556/D.III.PANRB/07/2016
15
Petunjuk Pelaksanaan Tugas Belajar Hal 9
17
Pendaftaran calon peserta mengikuti tata alur yang dilaksanakan
secara berjenjang sesuai mekanisme sebagai berikut:
a. Pimpinan unit kerja menentukan nama calon peserta sesuai dengan
rencana kebutuhan tugas belajar ataupun rencana pengembangan
karir staf yang telah dituangkan ke dalam dokumen Rencana
Peningkatan Kualifikasi Pendidikan SDM Kesehatan unit kerja
pengusul.
b. Calon peserta melengkapi semua persyaratan dan dokumen yang
telah ditetapkan sesuai dengan surat edaran.
c. Calon peserta melakukan pendaftaran secara online melalui alamat:
http://tubel.bppsdmk.kemkes.go.id.
d. Pimpinan unit kerja pengusul mengusulkan calon peserta tugas
belajar dari unit kerjanya ke Sekretariat Unit Utama.
2) Dinas Kesehatan
Pendaftaran calon peserta mengikuti tata alur yang dilaksanakan secara
berjenjang sesuai mekanisme sebagai berikut:
a. Pimpinan unit kerja pengusul menetapkan calon peserta sesuai
dengan rencana Peningkatan Kualifikasi Pendidikan SDM
Kesehatan.
b. Calon peserta melengkapi semua persyaratan dan dokumen yang
telah ditetapkan sesuai dengan surat edaran.
c. Calon peserta melakukan pendaftaran secara online melalui alamat:
http://tubel.bppsdmk.kemkes.go.id.
d. Pimpinan unit kerja mengusulkan calon peserta tugas belajar dari
unit kerjanya ke Dinas Kesehatan Provinsi.
18
Tim Seleksi Administrasi Sekretariat Unit Utama Kemenkes/Dinas
Kesehatan Provinsi melakukan seleksi untuk calon peserta yang
berasal dari Unit Utama Kementerian Kesehatan dan UPT-nya/
Pemerintah Daerah dan UPTD-nya. Tugas dan fungsi Tim
melakukan :
a. verifikasi kelengkapan dokumen administrasi calon peserta.
b. verifikasi kesesuaian dokumen administrasi calon peserta
dengan data dalam sistem online.
c. verifikasi penilaian pembobotan berdasarkan kebutuhan dalam
Sistem Informasi Tubel (mekanisme seleksi prioritas calon
peserta tubel diserahkan kepada kebijakan internal di unit kerja
masing-masing dengan berpedoman pada ketentuan yang
berlaku).
d. Khusus untuk Sekretariat Unit Utama mengirimkan daftar
calon peserta ke Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan
untuk diverifikasi status kepegawaiannya.
e. Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan mengirimkan hasil
verifikasi ke Sekretariat Unit Utama.
f. Mengumumkan hasil seleksi administrasi Sekretariat Unit
Utama Kemenkes/Dinas Kesehatan Provinsi kepada calon
peserta melalui sistem online.
g. Mengirimkan hasil seleksi yang telah disusun berdasarkan
peringkat/prioritas dan kelengkapan dokumen (berita acara
pelaksanaan seleksi, softcopy daftar usulan) calon peserta yang
memenuhi syarat ke Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya
Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan.
h. Menerima hasil seleksi administrasi tingkat pusat untuk
diteruskan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/UPTD-
nya dan/ atau Unit Utama Kemenkes.
2) Seleksi Tahap II
19
Hasil seleksi administrasi oleh Tim Seleksi Administrasi
Sekretariat Unit UtamaKemenkes/ Dinas Kesehatan Provinsi
diverifikasi kembali oleh Tim Pengelola Program Tugas Belajar SDM
kesehatan BPPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan bersama Biro
Kepegawaian dan Unit Utama Kemenkes, dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Melaksanakan verifikasi terhadap hasil seleksi administrasi dari
Sekretariat unit utama / Dinas Kesehatan Provinsi.
b. Menentukan calon peserta sesuai prioritas kebutuhan organisasi
berdasarkan ketersediaan alokasi dana. Dalam hal jumlah calon
peserta yang lulus seleksi administrasi lebih banyak dari jumlah
alokasi dana yang tersedia, maka akan ditetapkan calon peserta
prioritas.
c. Mengumumkan hasil seleksi administrasi untuk mengikuti seleksi
akademik melalui website dan menyampaikan ke Unit Utama/ Biro
Kepegawaian Kemenkes/ Dinas Kesehatan Provinsi.
3) Seleksi Akademik
Calon peserta yang telah lulus seleksi administrasi Tahap ke II
dapat mengikuti seleksi akademik pada institusi pendidikan, serta
mengupload nomor ujian peserta secara online pada SIM Tubel.
20
Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian
Kesehatan.
3) Tim Pusat mengkaji kembali hasil seleksi akademik sebagai salah satu
dasar dalam penetapan SK peserta tugas belajar. Dalam hal calon peserta
utama tidak menyampaikan hasil kelulusan pada waktu yang telah
ditetapkan, maka Tim akan mengganti yang bersangkutan dengan calon
peserta lainnya yang berstatus cadangan sesuai daftar urut pembobotan/
penetapan peringkat dan kebutuhan organisasi.
4) Bagi calon peserta yang lulus seleksi akademik, namun tidak sesuai
dengan peminatan dan institusi pendidikan yang tercantum pada surat
pengajuan seleksi administrasi, maka yang bersangkutan langsung
dinyatakan gugur dalam proses penerimaan peserta tugas belajar SDM
kesehatan.
21
BAB III
HASIL KEGIATAN
Pada periode ini dapat dibagi menjadi 2 kurun waktu yakni kurun waktu
sebelum tahun 1984 dan setelah tahun 1984, mengingat pada tahun 1984
terjadi berubahan organisasi yang menangani bidang kesehatan yang disebut
Departemen Kesehatan.
22
diselenggarakan oleh unit organisasi lainnya di lingkungan departemen.
Sekretaiat Jenderal Departemen Kesehatan pada masa ini terdiri dari biro-
biro yaitu Biro Perencanaan, Biro Kepegawaian, Biro Keuangan, Biro
Perlengkapan, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat, dan Biro Umum.
Dengan demikian organisasi yang melaksanakan urusan pengembangan
dan pemberdayaan SDM kesehatan berawal dari Sekretariat Jenderal
Departemen Kesehatan pada masa ini.
23
2) Panca Karya Husada II : Pengembangan Tenaga Kesehatan yang
meliputi Program Pendidikan, Pelatihan dan Pendayagunaan Tenaga
Kesehatan.
3) Panca Karya Husada III : Pengedalian, Pengadaan dan Pengawasan
Obat, Makanan dan Bahan Makanan Berbahaya Bagi Kesehatan.
4) Panca Karya Husada IV : Perbaikan Gizi dan Peningkatan Kesehtan
Lingkungan.
5) Panca Karya Husada V : Peningkatan dan Pemantapan Manajemen
dan Hukum.
1) Menteri Kesehatan
2) Sekertariat Jendral
3) Inspektorat Jenderal
4) Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat
5) Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman
6) Direktorat Jendral Pelayanan Medik
7) Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
8) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
9) Pusat yang terdiri dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai,
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Pusat Data Kesehatan, Pusat
Laboratotium Kesehatan, dan Pusat Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat
10) Instansi Vertikal di wilayah
24
Dengan demikian pada masa ini urusan sumber daya manusia
kesehatan lebih banyak diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai dan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Perkembangan selanjutnya baru dibentuk organisasi yang khusus
melaksanakan urusan sumber daya manusia kesehatan tepatnya pada tahun
2001.
25
perkembangan tugas poko dan fungsi di bidang pengembangan dan
pemberdayaan SDM kesehatan.
Selain perubahan organisasi dan tugas pokok dan fungsi Badan
PPSDM Kesehatan mulai dari sejak dibentuk hingga saat ini juga terjadi
pergantian pimpinan puncak organisasi baik kepala badan maupun
sekretaris badan sebagai berikut. Pergantian Sekretaris Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
hingga saat ini telah terjadi 3 kali pergantian sebagai berikut. Selain
pergantian pada pimpinan puncak organisasi perkembangan juga
diwarnai dengan pergantian pejabat di tingkat eselon II, eselon III dan
eselon IV termasuk di tingkat Unit Pelaksana Teknis yang ada serta
perkembangan staf di seluruh tingkat organisasi.
Perkembangan organisasi Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan diikuti dengan perubahan nomenklatur
organisasi. Berikut ini gambaran perkembangan perubahan nomenklatur
sejak pertama dibentuknya Badan PPSDM Kesehatan hingga saat ini.
Badan PPSDM Kesehatan pertama dibentuk dengan Peraturan Menteri
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nomor 446/Menkes-Kessos/V/2001
tanggal 11 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI dengan nama Badan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Kesejahteraan
Sosial
Pada saat itu terjadi restrukrisasi di seluruh departemen sebagai
pelaksanaan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2001 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen. Dan saat itu
terjadi pula penggabungan dua departemen menjadi satu yaitu
Departemen Kesehatan dan Departemen Sosial menjadi Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. Pada tanggal 11 Mei 2001
merupakan tonggak sejarah berdirinya Badan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial yang merupakan cikal
bakal Badan PPSDM Kesehatan.
26
Pada bulan Nopember 2001 terjadi perubahan kembali organisasi
depertemen terutama Departemen Kesehatan yang semula bergabung
dengan Departemen Sosial kembali menjadi Departemen Kesehatan
dengan organisasi dan tata kerja yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan, tanggal 27 Nopember
2001. Sejak tanggal 27 Nopember 2001 namanya berubah menjadi Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan
pusat-pusat di lingkungan badan menjadi 4 pusat. Pada tahun 2001 unit
pelaksana teknis (UPT) yang berada di lingkungan Badan PPSDM
Kesehatan terdiri dari Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) sebanyak 5
UPT dan Politeknik Kesehatan sebanyak 32 institusi.
Setelah empat tahun berjalan terjadi perubahan kembali
nomenklatur di pusat-pusat dan perkembangan tugas pokok dan fungsi.
Perubahan tersebut ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1575/MENKES/PER/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan RI, tanggal 16 Nopember 2005. Susunan
Organisasi Badan PPSDM Kesehatan sesuai peraturan menteri tersebut
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Perubahan nomenklatur yang terjadi pada tahun 2005 ada pada 2
pusat yaitu semula Pusat Pendayagunaan Tenaga Kesehatan berubah
menjadi Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan berubah
menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Pada saat organisasi Badan PPSDM Kesehatan ditetapkan
pada tahun 2005 jumlah dan jenis unit pelaksana teknis yang ada masih
tetap yaitu 5 Balai Pelatihan Kesehatan dan 32 Politeknik Kesehatan.
Setelah itu terjadi beberapa perubahan peningkatan dan penambahan unit
pelaksana teknis yang ada di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan.
Penambahan dan peningkatan UPT tersebut adalah terbentuknya
Politeknik Kesehatan Gorontalo dan peningkatan Balai Pelatihan
27
Kesehatan menjadi Balai Besar Pelatihan Kesehatan yang terjadi pada
tahun 2006 untuk Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto dan Cilandak
kemudian pada tahun 2008 untuk Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Makassar. Sealin itu juga terjadi penambahan Balai Pelatihan Kesehatan
pada tahun 2010 yaitu Balai Pelatihan Kesehatan Batam.
Seiring dengan perkembangan dalam pemerintahan seperti terbitnya
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara dan terbitnya
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara maka seluruh
departemen yang ada melaksanakan perubahan sesuai dengan peraturan
tersebut. Untuk perubahan organisasi dan tata kerja Departemen
Kesehatan diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/MENKES/SK/VIII/2010 pada tanggal 19 Agustus 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
Dengan terbitnya peraturan tersebut terjadi perubahan kembali
nomenklatur dan tugas pokok dan fungsi Badan PPSDM Kesehatan.
Struktur organisasi yang terbaru Badan PPSDM Kesehatan adalah seperti
terlihat dalam gambar diatas. Pada saat ditetapkannya organisasi Badan
PPSDM Kesehatan ini unit pelaksana teknis yang ada juga telah
mengalami perubahan yaitu menjadi Balai Besar Pelatihan Kesehatan
sebanyak 3 institusi, Balai Pelatihan Kesehatan 3 institusi dan Politeknik
Kesehatan sebanyak 33 institusi. Pada tahun 2010 rencana penambahan
Politeknik Kesehatan dan telah mendapat persetujuan Direktorat
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional sebanyak 5 institusi
politeknik kesehatan.
28
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan terdiri
atas Sekretariat Badan, Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan, Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Pusat Peningkatan Mutu
Sumber Daya Manusia Kesehatan.16
16
Permenkes No 64 Tahun 2015
17
Permenkes No 64 Tahun 2015
29
Adapun Misi dari Badan PPSDM Kesehatan ialah :
3.1.4 Lokasi
Kementerian Kesehatan BAdan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan berlokasi di Jl. Hang Jebat III Blok F3,
Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
30
3.2 Struktur Organisasi Institusi
31
3.4 Kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) 3
Praktik Belajar Lapangan 3 penulis bertempat di Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan
yang mulai dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 1 Agustus 2019 sampai hari
Kamis 29 Agustus 2019.
Hari Kamis tanggal 1 Agustus penulis menemui Ibu Dewi Nuraini, ST,
MKM selaku Kepala Bidang Tata Usaha di temani oleh Ibu erni dari bagian
Kepegawaian untuk perkenalan ke setiap kepala bidang dan koordinasi
penempatan pembagian waktu setiap bidang di Puskatmutu SDM Kesehatan.
Selanjutnya di tanggal 2 Agustus 2019 penulis di tempatkan di Bagian Tata
Usaha dan membantu mengerjakan Pembagian Hasil uji EBA milik Tenaga
Kesehatan Teladan dan mengerjakan penepatan arsip dan pembagian setiap
kode arsip di pusat peningkatan mutu SDM seusai dengan permenke.
32
Permenakertrans tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, di
hari kedua tanggal 13 Agustus 2019 mengerjakan pembuatan draft permenkes
tentang Tata Kelola Rekomendasi LSP, di hari ketiga tanggal 14 Agustus 2019
bidang Pengembangan karir dan Tata Kelola Sertifikasi sedang mengadakan
acara di Taman mini untuk itu hal yang dikerjakan ialah melanjutkan
pembuatan draft permenkes tentang tata kelola rekomendasi LSP, membuat
Google Form pendaftaran Tenaga Kesehatan Teladan tahun 2019.
Selanjutnya di hari kamis anggal 15 Agustus 2019 bidang pengembangan karir
dan tata kelola sertifikasi masih mengadakan kegitan di Hotel Aston, hal yang
dikerjakan pada hari itu ialah mempelajari kembali Permenakertrans tentang
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, dan merevisi Google Form
pendaftaran Tenaga Kesehatan Teladan. Di hari Jum‟at tanggal 16 Agustus
2019 mengikuti olahraga pagi di Lapangan Badan PPSDM Kesehtan,
mengikuti rapat yang memebahas revisi Surat Edaran untuk pelaksanaan
kegiatan pemberian penghargaan Tenaga Kesehatan Teladan, dan membuat
SK Kepala Puskatmutu dan Sekretaris Jenderal untuk kepanitian pemberian
penghargaan Tenaga Kesehatn Teladan.
33
ke insitusi pengusul Wilayah Provinsi Kalimantan papua dan Bangka
Belitung.
3.5.1 Perencanaan
Rencana peningkatan kualifikasi pendidikan SDM Kesehatan
disusun oleh masing-masing unit organisasi pengusul di lingkungan
pemerintah dan pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan organisasi
dengan memperhatikan peta jabatan dan pola karir yang dibuat dalam
jangka lima tahunan dan dirinci per tahun.
34
3.5.1.1 Perncanaan 5 (Lima) Tahunan
Penyusunan Rencana Lima Tahunan Peningkatan Kualifikasi
Pendidikan SDM Kesehatan disusun oleh unit kerja pengusul yang
bertanggung jawab dalam hal kepegawaian dengan mencantumkan
(sesuai lampiran 1) antara lain:
a. Unit Kerja
b. Sub Unit Kerja
c. Nama Jabatan (JFU/JFT/Struktural)
d. Kualifikasi Pendidikan yang dibutuhkan
e. Keadaan SDM saat ini
f. Jumlah yang masih dibutuhkan sesuai peta jabatan
g. Jumlah yang akan pensiun dalam 5 tahun
h. Jumlah yang sedang sekolah (Tubel & Ibel)
i. Jumlah yang diusulkan tugas belajar 5 tahunan
j. Sumber pembiayaan
35
Dalam Perencanaan program Pendidikan Berkelanjutan (Tugas
Belajar) tahu n 2019 di tentukan oleh anggaran yang tersedia pada tahun
tersebut. Tahun 2019 ini anggaran untuk program Tugas Belajar di
perkecil dengan total 43% dari anggaran Pusat Peningkatan Sumber Daya
Manusia Kesehatan. Tahun ini tidak hanya PNS yang masuk kedalam
perencanaan perekrutan peserta Tugas Belajar tapi peserta Nusatara Sehat
pun dapat mengikutinya dengan syarat hanya Pendiidkan Vokasi, Sarjana,
profesi dan S2 , namun program S3 tidak dibuka untuk peserta Nusatara
Sehat.
3.5.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam pelaksanaan penerimaan calon peserta
program tugas belajar atau penyelenggara program tersebut adalah Bidan
Kualifikasi Pendidikan Berkelanjutan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatatan Badan
PPSDM Kesehatan, dan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota merupakan
pengusul bagi Calon Peserta Tugas Belajar
36
4. Biro Kepegawaian mengirimkan berkas perencanaan kebutuhan
yang sudah diverifikasi kepada Sekretariat Unit Utama.
37
dengan berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta
lainnya, kendala dari kerjasama ini adalah banyaknya Perguruan Tinggi
Negeri yang tidak membuka alih jenjang untuk calon peserta tugas belajar,
oleh karena itu penyelenggara akhirnya membuka kerjasama dengan
perguruan tinggi swasta yang membuka program alih jenjang.
38
13 Institut Teknologi Bandung 41 Poltekkes JKT II
39
3.5.3 Pelaksanaan
3.5.3.1 Pelaksanaan Penerimaan Calon Peserta Tugas Belajar
Proses penerimaan peserta program tugas belajar SDM kesehatan
dimulai dari proses penyusunan dan pengiriman surat edaran, pengusulan
calon peserta, seleksi administrasi, seleksi akademik, penetapan peserta
dan sosialisasi ketentuan pelaksanaan tugas belajar kepada peserta Alur
Pendaftaran Calon Peserta Tugas Belajar
40
2) Mendaftar Online
Calon peserta melakukan pendaftarn secara online melalui alamat :
http://tubel.bppsdmk.kemenkes.go.id
3) Mengirimkan berkas Seleksi Administrasi
Pimpinan unit kerja mengusulkan calom peserta tugas dari unit
kerjanya ke Sekretariat Unit Utama/ Dinas Kesehatan Provinsi
kemudian calon peserta mengirimkan dokumen persyaratan seleksi
administrasi ke Unit Utama/Dinas Kesehtan Provinsi masing –
masing.
4) Seleksi administrasi Unit Utama/Dinas Provinsi
Tim Seleksi memverifikasi kelengkapan dan kesesuaian
dokumen administrasi calon peserta dengan data dalam system
online. Lalu mengumumkan hasil seleksi kkepada calon peserta
melalui system Online, dan mengirimkan hasil seleksi ke Unit
Pengusul dan mengirimkan berkas hasil seleksi ke Penyelenggara
yaitu Bidang Kualifikasi Pendidikan Berkelanjutan SDM
Kesehatan .
5) Seleksi Administrasi Pusat
Tim seleksi melakukan verifikasi kelengkapan dan
kesesuian dokumen administrasi calon peserta dengan data dan
system online dan mengumumkan hasil seleksi administrasi
kepada calon peserta melalui system online dan mengirim hasil
seleksi administrasi kepada unit utama dan institusi pendidikan.
6) Seleksi Akademik
Peserta yang dinyatakan lulus administrasi di tingkat pusat
segera mendaftar ke institusi pendidikan untuk melakukan seleksi
akademik. Setelah di nyatakan lulus seleksi akademik segera
mengonfirmasi dan melengkapi kelulusan pada system informasi
bahwa mereka telah di terima.
41
7) Pengiriman Berkas kelengkapan Hasil Seleksi Akademik
Kemudian peserta mengirim berkas hasil seleksi akademik
ke unit utamma bagi peserta pusat dan dinas kesehatan bagi
peserta daerah.
8) Pengeriman Hasil Seleksi Akademik oleh Unit Utama.
Mengirim berkas hasil seleksi akademik oleh unit utama ke
unit utama bagi peserta pusat dan dinas kesehatan bagi peserta
daerah.
9) Verifikasi Berkas hasil seleksi akademik Tingkat Unit Utama/
Dinkes Provinsi
42
No Kegiatan Pelaksana Bulan
43
11 Pengiriman berkasi hasil Unit utama/Dinkes 23 Agustus 2019
seleksi akademik dari unit Provinsi (sudah diterima
utama/dinkes provinsi ke puskatmutu
puskat mutu SDMkes SDMKes)
44
3.6.3.3 Pasca Pendidikan
1) Peserta yang telah selesai mengikuti pendidikan wajib melaporkan hasil
pendidikannya dengan menyampaikan surat pengembalian dari institusi
pendidikan ke Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan
dengan tembusan ke Dinas Kesehatan Provinsi/Unit Utama. Selanjutnya
copy ijazah/surat keterangan kelulusan dan transkrip yang telah dilegalisir
oleh pejabat yang berwenang diserahkan kepada Badan PPSDM
kesehatan c.q Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan
Berkelanjutan SDM kesehatan dengan tembusan Pimpinan unit
utama/Dinas Kesehatan Provinsi dan penyandang dana selambat-
lambatnya 30 hari setelah pendidikan selesai (sesuai tanggal yang
tercantum pada ijazah). Peserta juga diwajibkan menyerahkan softcopy
karya tulis akhir sesuai jenjang pendidikan (skripsi, tesis dan disertasi)
kepada penyandang dana.
2) Dinas Kesehatan Provinsi/Unit Utama mengeluarkan surat pengembalian
peserta tugas belajar ke unit kerja semula atau di tempat penugasan baru
sesuai dengan rencana pendayagunaanya, dengan tembusan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/ Unit Utama dan Puskat Mutu SDM
Kesehatan.
3.5.4.1 Monitoring
Monitoring penyelenggaraan tugas belajar terdiri dari:
a. Monitoring pelaksanaan kebijakan tugas belajar, dilaksanakan
dengan aspek pengamatan terhadap seluruh tahapan perencanaan,
rekrutmen, seleksi administrasi dan akademik, dan pendayagunaan
pasca tugas belajar.
b. Monitoring peserta, dengan aspek pengamatan terhadap penetapan
peserta, kegiatan akademik dan non akademik, pelaksanaan hak dan
kewajiban, serta pembiayaan.
45
3.5.4.1 Evaluasi
Evaluasi penyelenggaraan tugas belajar terdiri dari :
a. Evaluasi kebijakan, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap efisiensi,
efektifitas dan obyektifitas pelaksanaan setiap tahapan dan aspek
kebijakan tugas belajar, (tahapan perencanaan, seleksi penerimaan
peserta secara administrasi dan akademik, penetapan peserta, dan
pendayagunaan pasca pendidikan). Untuk dapat melakukan evaluasi
tersebut diperlukan informasi:
1. Kesesuaian usulan terhadap dokumen perencanaan tugas
belajar unit kerja masing-masing.
2. Kesesuaian jumlah calon peserta tugas belajar yang diusulkan
dengan alokasi dana yang tersedia.
3. Kesesuaian peminatan calon peserta tugas belajar dengan tugas
dan fungsi unit kerja masing-masing.
4. Jumlah calon peserta tugas belajar yang lulus, melapor dan
mengikuti pendidikan
5. Informasi tentang penyediaan dan pemanfaatan dana tugas
belajar, yang digunakan untuk menyusun usulan anggaran
tugas belajar. Penilaian terhadap penyediaan dan pemanfaatan
dana tugas belajar dilaksanakan setiap tahun.
b. Evaluasi peserta tugas belajar, yaitu evaluasi terhadap aktivitas dan
hasil kegiatan belajar mengajar di setiap institusi pendidikan.
Informasi yang dibutuhkan berupa :
1. Perkembangan kemajuan akademik peserta tugas belajar.
2. Ketepatan waktu peserta tugas belajar dalam menyelesaikan
pendidikan
46
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan
Perncanaan Program Tugas Belajar dikatakan sangatlah sistematis
dan berkaitan satu sama lain, dimulai dengan rencana lima tahunan yang
telah disusun oleh unit pengusul yang bertanggung jawab dalam hal
kepegawaian, dilanjutkan dengan rencana tahunan dengan memperhatikan
kebutuhan organisasi yang mendesak adanya keharusan dan di usulkan
setia tahun oleh unit kerja pengusul kepada kementerian kesehatan secara
berjenjang.
Perencanaan di tingkat unit pengusul perlu memerhatikan
bagaimana kebutuhan dalam unit tersebut tenaga profesi perlu banyak yg
usulkan karna mereka yang akan berhadapan langsung melayani
masyarakat. Kasus dilapangan banyak sekali peserta tugas belajar yang
sudah kembali ke unit pengusulnya tidak bekerja sesuai dengan apa yang
telah di dipelajarinya. Hal ini dapat membuat tidak terpenuhinya Sumber
Daya Manusia yang benar – benar di butuhahkan di unit tersebut. Perlu
adanya monitoring pasca pendidikan dan bekerja sama dengan
Kementerian Dalam Negeri guna memonitorig pasca pendidikan agar
peserta tugas belajar yang sudah kembali dapat ditempatkan sesuai dengan
keahliannya.
Selanjutnya Perencanaan di tingkat Penyeleggara yaitu Pusat
Peningkatan Mutu dan Sumber Daya Manusia Kesehatan bidang
kualifikasi pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan, permasalahan yang
terjadi di pelaksaan tugas belajar ialah berkurangnya anggaran yang
berdampak pada tidak dibukanya pendaftaran program S3 dan
pengurangan kuota peserta tugas belajar. Perlu di berlakukannya
pengecekan berkala terkait anggaran untuk pelaksanaan program ini, unit
pengusul akan tetap kekuragan tenaga ahli jika terjadi pengurangan
47
anggaran ini karena banyak yang tidak akan dapat kuota peserta tugas
belajar . Pemerintah Daerah pun perlu mengeluarkan program tugas
belajar, tidak hanya bergantung pada program tugas belajar yang diadakan
oleh kemnterian kesehtan, karna Sumber Daya Manusianya pun akan
kembali ke daerah masing – masing.
Oleh karena itu, tidak hanya perencanaan yang sistematis yang
perlu di tingakan tapi kontroling dalam perencanan perlu di perhatikan
guna tercapainya tujuan dari rencana tersebut.
4.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam pelaksanaan program tugas belajar sudah
cukup baik, pembagian kewenangan dalam pelaksanaan, dan koordiniasi
terkait penerimaan calon peserta, namun hal ini tidak sama dengan
pelaksanaan di lapangan dimana tidak adanya pengorganisasian secara
khusus untuk pelaksanaanya. Perlu adanya pengorganisasi khusus dalam
hal ini tidak hanya top level yang menentukan siapa yang akan diusulkan
berdasarkan kebutuhan dengan hanya secara seleksi administrasi tidak
menjamin calon peserta tersebut berkompeten dalam bidang yang
dibutuhkan, perlu adanya seleksi khusus untuk calon peserta yang akan
diusulkan agar sesuai dengan kebutuhan dan berkompetensi dalam bidang
tersbut.
Dalam kerjasamanya pelaksanaan tugas belajar sudah banyak
kerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri ataupun Perguruan Tinggi
lainya. Banyak Perguruan Tinggi Negeri yang belum menjalin kerjasama
karena bebebrapa perguruan tinggi negeri tidak menerima mahasiswa alih
jenjang, dengan begitu penyelenggara bekerjasama dengan Perguruan
Tinggi Swasta agar tetap terlaksananya program tugas belajar. Mengatasi
permaslaahan ini unit penyelenggara dapat bekerjasama dengan
kementerian yang membawahi perguruan tinggi negeri yakni Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan tinggi guna di buatnya kebijakan agar
48
seluruh perguruan tinggi negeri dapat membuka kesempatan bagi
mahasiswa tugas belejara dengan seleksi akademik terlebih dahulu.
Dengan hal ini peserta tugas belajar dapat belajar di perguruan
tinggi negeri, perlu juga menjalin kerjasama yang lainya guna
mempermudah mahasiswa dalam melakukan risetnya.
4.3 Pelaksanaan
Dalam Pelaksanaan program tugas belajar sudah sesuai dengan
petunjuk teknis yang dikelurkan oleh Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, namun ada beberapa hal
yang perlu diketahui untuk pelaksanaan tahun ini, dimana program yang
biasanya di ikuti oleh Pegawai Negeri Sipil yang tertera dalam ketentuan
peserta, tahun ini peserta Nusatara Sehat dapat mengikuti program Tugas
Belajar tahun 2019 tanpa ada perjanjian perlu mengabdi seperti peserta
regular yang memang di ajukan oleh unit pengusul.
49
menjalankan tugas belajar. Mahasiswapun perlu lebih aktif lagi saat
menjadi peserta tugas belajar.
50
dimiliki universitas dengan system tugas belajar sehiingga tidak akan
berdampak apapun jika mahasiswa tidak mengunggah atau
memperbaharui hasil belajarnya. Bayak perguruan tinggi yang tidak
mentoleransi hal tersebut dengan tidak ada tangguhan pembayaran, untuk
kebutuhan SPP dan yang laiinya akan memakai uang mahasiswa terlebih
dahulu.
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1) Magang merupakan Proses belajar dari seorang ahli melalui kegiatan
dunia nyata yang belum diangkat secara tetap serta belum menerima
gaji.
2) Tugas Belajar adalah penugasan yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang kepada Pegawai Negeri Sipil untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi atau yang setara baik di dalam maupun di
luar negeri, bukan atas biaya sendiri, dan meninggalkan tugas sehari-
hari sebagai Pegawai Negeri Sipil.
3) Rencana peningkatan kualifikasi pendidikan SDM Kesehatan disusun
oleh masing-masing unit organisasi pengusul di lingkungan pemerintah
dan pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan organisasi dengan
memperhatikan peta jabatan dan pola karir yang dibuat dalam jangka
lima tahunan dan dirinci per tahun
4) Pembagian kewenangan dalam pelaksanna program tugas belajar sudah
sesuai dengan tinkatannya. Dengan bekerjasama 56 Perguruan tinggi
yang dapat menerima mahasiswa alih jenjang.
5) Dalam Pelaksanaan program tugas belajar sudah sesuai dengan
petunjuk teknis yang dikelurkan oleh Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan program tugas belajar
sudah sangatlah sistematis dari mulai pembuatan surat edaran untuk
penerimaan calon peserta tugas belajar, dimana semuanya sudah
terstuktur dan tertata sesuai dengan semestinya .
6) Monitoring dan evaluasi dilakukan dalam rangka pengawasan terhadap :
Kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran biaya penyelenggaraan tugas
belajar dengan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun
2015 dan petunjuk teknis penyelenggaraan tugas belajar SDM
52
Kesehatan yang telah ditetapkan serta ketentuan peraturan terkait
lainnya, Kesesuaian antara target capaian dengan realisasi.
7) Sistematika tugas belajar sudah sangat lah cukup baik , tiap tahunnya
penyelenggara terup memperbaharui system informasi yang ada dan
terkontrol dengan baik.
5.2 Saran
1. Bekerjasama dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara guna
mengontrol peserta pasca pendidikan agar bekeraja sesuai dengan keahlian
dan sesuai dengan unit pengusul.
2. Mengubah systematika alur pendaftaran untuk mengefektifkan waktu.
3. Bekerjasaman dengan dengan kementrian Riset, Teknologi dan Perguruan
TInggi guna mengoptimalisasi kegiatan tugas belajar.
4. Mensinkronasikan Sistem Informasi Perguruan Tinggi dengan system
informasi tugas belajar agar tidak ada keterlambatan dalam mengunggah
hasil perkembangan akademik.
5. Memperkenalkan peserta tugas belajar yang menjadi mahasiswa kepada
jajaran perguruan tinggi yang di tempatinya agar menjadi perhatian jika
dirasa kurang meningkat prestasi akademiknya.
6. Pemerintah Daerah perlu mengeluarkan program untuk tugas belajar
karena SDM nya pun akan kembali ke daerahnya.
7. Unit pengusul perlunya merekomendasi yang akan mengambil jenjang
profesi karna mereka yang akan langsung melayani masyarakat.
8. Mahaaiswa harus lebih aktif lagi dan tepat waktu dalam memperbaharui
hasil belajarnya untuk kelancaran pembayaran.
9. Upayakan menyeleksi dengan keahlian yang linear.
10. Penambahan kuota untuk calon peserta dengan latar belakang kesehatan
masyarakat guna mengoptimalisasi program preventif dan promotif yang
dicanangkan dalam nawacita presiden.
53
DAFTAR PUSTAKA
Pembelajaran.
Kesehatan Nasional.
Media.
54
LAMPIRAN
Lampiran 1
55
Lampiran 2
56
Lampiran 3
57
Lampiran 4
58
Lampiran 5
59
60
61
62
63
Lampiran 5 Dokumentasi
64
Ruang Tata Usaha Pukat mutu Lobby Lt. 4 Pukatmutu SDM kesehatan
65