Anda di halaman 1dari 72

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.

com
Tiga Tipe Anak

Setiap anak berbeda dan unik. Ada yang sulit, ada pula yang
mudah beradaptasi. Masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan.

Pukul tujuh tepat, bel berbunyi. Beberapa anak termasuk


Zaki berteriak, "Horeee!" Zaki-lah anak pertama yang
memilih tempat di dekat pintu masuk kelas, tempat anak-
anak berbaris sebelum masuk kelas.Beberapa anak berjalan
mengikuti Zaki dan mengambil tempat dibelakangnya.

"Saya yang memimpin Bu Guru!" teriak Zaki sambil


mengacungkan telunjuk tanpa diminta, Bu Guru
memperbolehkan, dan dengan gembira Zaki maju dan
menghadap ke arah teman-temannya. lbunya yang
memandang dari kejauhan tertawa geli. Hanya dari
kejauhan, karena Zaki memang tak mau ditunggui. "Malu Bu.
Kata lbu Guru, anak yang berani sekolah sendiri berarti
muiahid. Zaki kan kepingin jadi muiahid. Kata ibu kalau
mujahiditu pemberani seperti Satria Baia Hitam." , begitu
alasan si Zaki.

"Siaaap grak!" Suara keras Zaki mernimpin barisan,


termasuk Azzam. Bocah ini sebentar-sebentar menoleh
mencari ibunya yang berdiri di belakang barisan, takut
ditinggal. Mash ada seorang anak yang tak mau ikut
berbaris, masih menempel erat pada ibunya. Wajah Fira,
anak itu, nampak sangat tegang. Ketika diajak berbaris oleh
Bu Guru ia justru sernaldt er-at mendekap ibunya. Terpaksa
ibunya turut menyertainya, berdiri dalam barisan.

Ketika akhirnya anak-anak masuk kelas dan Bu Guru mulai


bicara, ibu Fira terpaksa ikut jadi murid karena anaknya
sama sekali tak mau beringsut darinya. lbu Azzam cukup
menunggu di War kelas dekat jendela sehingga masih bisa
terlihat kerudungnya oleh Azzam. Pernah sekali waktu ia
mencoba pindah tempat. Begitu kerudung hilang dari
pandangan Azzam, bocah itu langsung lari keluar
mencarinya. Akhirnya ibupun kembali duduk dekat jendela.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Lain lagi dengan ibu Zaki. Sejak dari rumah Zaki sudah
wantiwanti, "pokoknya ibu tidak usah nunggu Zaki."Ketika
ibunya mencoba mengintip dari jendela dan kebetulan
terlihat oleh Zaki, si calon mujahid ini langsung keluar kelas
marah pada ibunya.

Perilaku Zaki, Azzam, dan Fira sudah cukup mewakili


gambaran karakter anak pada umumnya. Zaki menjadi model
anak yang mudah beradaptasi dengan lingkungan dan suka
mencoba sesuatu yang baru. Anak-anak seperti ini biasanya
diistilahkan sebagai anak yang "mudah".

Azzam tidak seberani Zaki. Untuk beradaptasi dengan


lingkungan pun tidak segampang temannya itu. Model yang
seperti ini disebut anak yang "perlu waktu pemanasan".
Sebaliknya yang masih sangat takut seperti Fira diistilahkan
anak yang "sulit".

Anak yang Mudah

Anak-anak golongan ini biasanya penampilannya penuh


keberanian dan terbuka. Tampil dan berbicara apa adanya.
Mudah bergaul dengan orang-orang yang baru dikenalnya,
lincah, serta banyak bicara. Mereka sama sekali tidak
canggung berada di lingkungan yang baru. Bahkan beberapa
dari anak-anak ini tergolong sangat aktif

Secara sekilas orang tentu kagum. "Enak punya anak seperti


Zaki,"

komentar ibu-ibu. "Tidak merepotkan," tambah ibu yang lain.


Memang tidak merepotkan, karena di rumah pun Zaki lebih
banyak main keluar. Ada segudang teman-temannya yang
biasa ia datangi rumahnya, satu persatu setiap hari. la
pulang hanya untuk makan dan tidur saia. Hanya sesekali ia
mengajak teman-temannya bermain di rumah.

Tetapi ada kelemahan pula pada anak-anak golongan ini.


Karena saking mudahnya beradaptasi, jadi terlalu sering
berpindah tangan pengasuh. IN buruk akibatnya bagi dirinya
sendiri. Seminggu tinggal bersama nenek, baru pulang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


sebentar dijemput tantenya untuk dibawa selarna 7 hari
pula.

Setiap orang tak pernah punya pola asuh yang sama.


Batasan, larangan, cara memerintah, cara membujuk hingga,
nilai-nilai yang disampaikan dari ibu, tante dan nenek tidak
akan pernah sama. Bahkan ada kalanya bertolak belakang.
Sernua itu hanya akan membuat anak bingung hingga pada
akhirnya mereka jadi sulit diberi pengertian.

Selain itu, karena sifat anak-anak ini yang suka mencoba hal
yang baru, orang tua harus waspada terhadap barang-bar-
ang yang berbahaya. Zaki sendiri pernah mencoba
memasukkan jarinya ke dalam kipas angin yang sedang
berputar di rumah temannya. Tentu saja luka yang ia bawa
pulang.

Anak yang Perlu Pemanasan

Tidak terlalu berani, tidak pula penakut. Yang jelas ia perlu


waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Setelah tenggang wakiu tersebut, mereka telah memperoleh
kepercayaan dirinya kembali. la juga bisa menjadi begitu
berani seperti teman-temannya yang "mudah".

Dengan orang yang belum dikenal mereka hanya diam


walaupun bukan berarti penakut. Tetapi setelah kenal
mereka bisa saja segera akrab. Anak-anak ini perlu
dorongan semangat dari orang tuanya. Mereka perlu diberi
motivasi terlebih dahulu.

Tindakan orang tua yang terlalu memaksa bukan pernecahan


masalah yang baik. Sering orang tua ingin anaknya menjadi
pernberani seperti anak-anak "mudah". Biasanya ketika
anaknya masih menunjukkan gelagat ragu-ragu atau takut,
mereka menjadi gusar. Lantas keluarlah dari mulutnya
ornelan, sindiran atau bahkan ancaman. Lebih parah lagi bila
memaksakan anak yang sedang dalam proses penyesuaian
untuk segera melakukan yang diminta orang tua.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Waktu pernanasan yang dibutuhkan oleh anak untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru bisa dipersingkat

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


dengan latihanlatihan. Sebelum anak dilatih dengan
membawanya ke tempat-tempat baru baginya, lebih baik bila
diberi pengertian dan motivasi terlebih dahulu. Ini agar
anak tidak terlalu terkejut dan sudah sedikit mengenal
lingkungan baru tersebut lewat cerita ibunya.

Cara lain adalah dengan meningkatkan keberaniannya secara.


umum. Misalkan dengan jenis permainan tertentu yang
memacu tumbuhnya keberaniannya. juga dengan memperluas
sosialisasi dan proses pergaulannya yang alami dengan
teman-teman sebayanya.

Anak yang Sulit

Anak ini sering makan hati orang tua. Membuat gemas,


jengkel sekaligus malu. Bayangkan, kernanapun orang tua
pergi, ia membuntut, baju ibu tak pernah lepas dari
pegangan tangannya. Bila ada orang menyapa, ia justru
menelusupkan wajah di sela-sela baju ibu, seakanakan
hendak masuk ke dalamnya.

Itulah Fira, si kecil mungil yang lembut ini nampaknya sama


sekali tak tertarik untuk ikut bermain bersama temannya.
lbunya heran, mengapa anaknya selalu mempunyai rasa takut
dan khawatir yang berlebihan bila berada di lingkungan yang
baru. Dengan orang-orang yang belum dikenalnya ia sama
sekali tak mau bicara. Padahal di rumah, di tengah keluarga,
Fira adalah gadis yang lucu. Wajahnya yang imut-imut,
tingkahnya yang jenaka, serta bibir tipisnya tak berhenti
menceritakan satu demi satu teman-teman barunya. Siapa
yang tak heran.

Ketika tiba di halaman sekolah, Fira. kembali berubah


menjadi gadis penakut, pasif, dan pernalu yang terus minta
ditemani ibu duduk di kelas. Itu berlangsung selarna pekan
pertarna. Seminggu berikutnya ibu boleh menunggu di luar
kelas tetapi harus sambil berdiri di dekat jendela sehingga
nampak dari dalam.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Di dalam kelas pun, ia belum tertarik untuk berkomunikasi
dengan teman-temannya pada minggu-minggu awal. Pertarna
kali ia mau ke depan kelas untuk bernyanyi setelah sebulan.

Satu-satunya yang bisa dilakukan orang tua terhadap anak


seperti ini adalah bersabar menunggu waktu. Hanya waktu
yang bisa menyelesaikannya. Tak ada gunanya capai-capai
mendamprat, mengomel, atau ngotot memaksanya untuk jadi
berani. Percuma, bikin sakit hati saja. Bahkan omelan,
ejekan dan hinaan, dalam banyak kasus hanya akan
menghilangkan rasa percaya diri si anak.

Banyak orang tua yang ingin menunjukkan kernampuan anak-


anaknya di depan orang lain, menjadi gregetan gara-gara si
anak tiba-tiba diam seribu bahasa, pemalu, dan nampak
bingung saat ditanyai macam-macam. Padahal sernua
pertanyaan bisa dijawab dengan lancar di rumah.

Kemudian terlontar kejengkelan ibu "Oo... Fira tidak pintar.


Lihat itu Rini dan Linda ... pintar... mau mainan sendiri."
Atau, "mama nggak mau belikan permen jika Ari tak mau
berhitung 1-10. tuh, tante kepingin tahu kalau Ari sudah
pintar. Ayo berhitung ... dong."

Adegan jadi nampak lucu. Sebenarnya anak-anak ini memang


sudah tahu jawaban-jawaban dari aneka pertanyaan yang
didengarnya. Tetapi mereka sedang malas menjawab,
lantaran tak menyukai suasana yang seakan menilai dan
menguji kepandaiannya. Yang sewot tentu saja orang tua
karena merekalah yang sebenarnya ingin anaknya dipuji
orang.

Penyebab utamanya perilaku yang "sulit" ini bisa karena


faktor kurangnya keberanian, kurangnya latihan
bersosialisasi dengan lingkungan, bisa juga faktor
keturunan. Cara mengurangi rasa kekhawatiran yang
berfebihan terhadap lingkungan baru adalah dengan
pembiasaan, pernberian pengertian, dan motivasi di samping
meningkatkan keberanian secara umum.

Dari setumpuk kejengkelan yang harus dipendam orang tua


menghadapi perilaku anaknya yang "sulit" ini, masih ada juga

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


kelebihan yang mereka miliki. Sifat sulit beradaptasi dengan
situasi yang baru membuat anak kerasan berada di rumah,
senantiasa berada dekat ibunya.

Hubungan batin dengan ibu biasanya amat erat, sehingga.


lebih mudah bagi orang tua untuk mengarahkannya. juga si
anak tumbuh menjadi lebih sabar dan telaten, tidak terlalu
lincah. Mudah di arahkan ke segi-segi kognisi, tetapi
perkembangan - keberaniannya bisa terhambat bila tidak
segera ditangani perilakunya yang ketakutan secara
berlebihan terhadap lingkungan baru

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Membuktikan Cinta Ibu

Anak tidak bisa merasakan dan menikmati cinta dan kasih


sayang orang tua, iika tidak dibuktikan. Bagaimana
membukfikannya ?

Keterlaluan!" Kata ibu suatu ketika "Disuruh mengernbalikan


sepatu ke tempatnya, eh malah berani mengata-ngataiku".
Di waktu lain, Bu Didin bercerita tentang Andri yang tak
pernah mau merapikan kasur, tak juga membereskan
karnarnya sendiri. Pokoknya hampir seluruh permintaan
ibunya tak dilakukan, menyebabkan terjadinya pertengkaran
derni pertengkaran yang biasanya terjadi saban hari.

Saat itu Andri baru saja selesai bermain mobil-mobilan


dengan dua ternannya. Diapun dengan santai melangkah
hendak pergi meninggalkan duabelas mobil-mobilannya
berserakan di ruang tengah, ibunya spontan menegur,
"Andri, bereskan dulu mainanmu."

"Nanti saia Bu!" kata Andri santai saja.

"Hei! Ayo kembali. Rapikan dulu ruang tengah! Dasar bandel.


Bisanya membantah saja," kata ibu. Nada suaranya meninggi.

"Nanti Bu, aku ditunggu teman-teman di luar itu lo," Andri


menjawab jengkel.

"Berapa puluh kali harus lbu katakan, kau harus


membereskan mainanmu sendiri. Kau ini memang anak
malas," sergah ibu.

Didamprat ibunya seperti itu tak membuat Andri surut, la


justru mengeluarkan maki-makian dari mulutnya sambil
tetap melenggang santai.

Sulit dibayangkan, ada anak yang begitu berani terhadap


ibunya. Bahkan dari sorot mata si bocah cilik itu tampak
sekali terbersit kebencian dan kernarahan yang luar biasa.
Adakah si ibu membenci anak satu-satunya itu? Besar
kemungkinan, tidak. Yang telah teriadi hanyalah
kesalahpahaman antara. ibu dan anak.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Bu Didin mencintai Andi, itu dikatakannya ratusan kali pada
siapapun. Akan tetapi sayang, ternyata nyonya muda ini
salah dalam mengkomunikasikan rasa sayangnya. Gara-gara
sikapnya yang emosional dan perkataannya yang kasar, anak
tak menangkap adanya suasana kasih sayang.

Mengapa Harus Lembut?

RAulullah mengibaratkan anak seperti kertas putih bersih,


tergantung pada orang tuanya, mau ditulis dengan tinta
warna merah, hijau, atau jingga. Orang tua terlalu cepat
mernvonis nakal, malas, bandel atau bahkan durhaka
terhadap anak-anaknya sendiri, padahal merekalah yang
paling dominan membentuk karakter dan kepribadiannya.
Kalaupun itu benar, bukankah para, orang tua yang lebih
bertanggung jawab atas sifat- sifat buruk itu?

Realitas ini perlu diketahui, sebab sering terjadi, orang tua


yang sangat mencintai anaknya harus kecewa melihat
kenyataan si anak menjadi bengal dan pernbantah. Orang
tua merasa telah mengorbankan apa saja derni anaknya, tapi
justru mereka menjadi pernberontak. Para orang tua banyak
yang salah memilih metode pendidikan. Sebagian orang tua
menganggap bahwa untuk meluruskan sikap anak yang kurang
baik harus ditempuh cara-cara yang keras, seperti
menghukum, berkatakata keras dan kasar. Cara seperti itu
tak mungkin berhasil, malah sebaliknya dapat menimbulkan
dendarn pada diri anak.

Dalam Al-Qur'an Allah mengingatkan secara khusus kepada


Muhamma'd saw agar meninggalkan cara-cara kasar, sebab
kekasaran bukan mendekatkan ummat kepadanya, tapi
justru akan menjauhkannya. Allah berfirman:

Maka karena r-ahmat dari Allah, engkau bersikap lemah


lembut terhadap mereka, sekiranya engkau berlaku keras
dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan dari
sekitarmu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun
bagi mereka, dan bermusyawar-ahlah dengan mereka dalam
sesuatu urusan. (QS. Ali Imraan: 159)

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Meskipun ayat ini ditujukan kepada Muhammad dalam
membina ummatnya, tapi pembinaan itu bersifat universal,
Ayat di atas juga. berlaku bagi orang tua dalam mendidik
anak-anaknya. jika mereka ingin agar anaknya lebih
mendekat, maka jalan yang mestinya ditempuh adalah
mendidik dengan lemah lembut, tidak keras dan kasar.

Berbuat lembut kepada anak, sama sekali bukan berarti


harus menuruti semua permintaan anak. Orang tua terlebih
dulu memahami pendapat dan keinginan anak yang sering
konyol serta tidak masuk akal, kemudian dengan penuh kasih
sayang mengarahkannya untuk mengerti batas antara boleh
dan tidak.

Perkataan kasar dan pemberian hukuman, adalah hal yang


tidak diingini sernua anak, walaupun menurut orang tua
semua itu demi kebaikan anak semata. Yang dirasakan anak
hanyalah bahwa kemarahan itu menjadi bukti ketidak
senangan orang tua kepadanya. Maka, satu kunci paling
ampuh dalam ilmu mendidik anak adalah dengan berlaku
lemah lembut penuh cinta kasih, walau dalarn keadaan marah
sekalipun.

Menawarkan Kebalkan

"Anak biasanya memberikan tanggapan (reaksi) yang lebih


baik bila di beri senyum dan diajak bicara dengan sikap
hangat dan penuh kasih sayang," tulis Dr. Bursteln dalam
buku Dr Bursteln's Book on Children.
Sidney D. Craig pun menegaskan pendapat itu dengan
didukung bukti dan argumentasi yang kuat. Orang tua harus
tetap menunjukkan kasih sayang walau di saat anak sedang
melakukan kesalahan. justru itulah saat yang tepat untuk
menunjukkan rasa cinta kasih.

"Sifat dasar manusia akan mengalami gejolak perasaan


menghargai yang amat dalarn terhadap orang lain yang
menawarkan kebaikan hati kepadanya,"kata Sidney dalam
Raising your Child, not by force by love. Hal ini menciptakan
perasaan wajib untuk membalas kebaikan orang tersebut.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Sungguh menarik untuk disadari bahwa 14 abad silam, Nabi
Muhammad sudah menerapkan teori itu kepada siapapun.
Beliau mengampuni kaum Quraisy saat Fathul Mekah.
Padahal merekalah yang dulu menghina dan menyiksa kaum
muslimin. Beliau justru mendoakan kebaikan bagi orang-
orang Thaif yang menghujani beliau dengan cercaan serta
lemparan batu.

Beliau juga menjenguk dan mendoakan kesembuhan wanita


kafir yang sakit padahal wanita itu sangat buruk perilakunya
kepada Nabi. Tindakan beliau yang selalu mencerminkan
kelembutan dan kasih sayang itulah yang memberi andil
masuk Islamnya tokoh-tokoh penting kaum kafir.

Pahami Alasan Anak

Perintah bersikap lembut juga berlaku bagi orang tua yang


menginginkan anaknya patuh. Perilaku inilah yang rupanya
tidak dimiliki oleh Bu Didin. Wanita ini memang bertipe
perfeksionis, ingin sernuanya serba sempurna. Dia
mengharapkan anaknya bisa patuh seketika. Sifatnya yang
kaku dan tidak sabaran mengakibatkannya segera bereaksi
dengan kata-kata kasar disertai ancaman ketika anaknya
melakukan sedikit kesalahan. Padahal kesalahan bagi
anakanak itu wajar, karena mereka masih dalam proses
belaiar.

Perlu diketahui bahwa sernua anak mempunyai harga diri


sebagaimana orang dewasa. Mereka tidak ingin harga dirinya
diinjakinjak, walaupun oleh orang tuanya sendiri. Mereka
tetap ingin menjaga harga dirinya, walaupun harus dengan
cara melawan. Inilah hakekat manusia yang tidak hanya
berlaku pada orang dewasa saja, tapi juga buat anak-anak.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Anak-anak mempunyai dunia sendiri. Salah dan benar
mestinya diukur dari dunia mereka dan disesuaikan dengan
tingkat perkembangan keiiwaannya. Bisa jadi menurut orang
tua tindakan anaknya merupakan kesalahan fatal, tapi
menurut anak-anak, hal itu bukan kesalahan. Mereka
mempunyai alasan sendiri, kenapa begitu. Sebab ia hendak
membereskannya nanti sepulang dari bermain. Sedang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


sekarang ia harus bergegas agar tak tertinggal teman-
temannya yang sedang menunggu. Celakanya, niat yang
menurutnya baik itu ternyata dinilai ibunya salah. Akibatnya
ia harus menerima hukuman kehilangan uang saku.

Bandingkan akibatnya, bila Bu Didin saat itu keluar menemui


teman-teman Andri dan meminta dengan lembut untuk
menunggu sebentar, kemudian digandengnya Andri ke ruang
tengah sambil berkata,"Yuk ibu temani kamu membereskan
mainan. Kamu kan biasanya menyukai rumah yang bersih dan
rapi."

Tak usah menjelek-jelekkan anak dengan tuduhan malas dan


bandel, tak usah pula mengungkit-ungkit kesalahan mereka
yang sebenarnya mereka sendiripun sudah tahu, bicaralah
dengan lembut dan nada yang tenang, sambil tetap memberi
senyuman.

Menahan Emosi?

Kekasaran kata-kata dan kebiasaan marah, bisa dikarenakan


orang tua tidak mampu menahan emosi. Padahal ketika
berada dalam kondisi jiwa yang stabil, tidak terlalu sulit
untuk bisa bersabar dan berlemah lembut. Sayangnya, tugas
dan kewajiban menangani tugas rumah tangga yang begitu
berat, sebagai sebuah rutinitas yang membosankan, dan
menghabiskan waktu lama dapat memperlemah kondisi
keiiwaan ibu, sehingga menjadi emosional dan cepat marah.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Dibandingkan berbagai jenis pekerjaan lain, profesi ibu
rumah tangga memang memiliki resiko kebosanan tingkat
tinggi. Karena ibu harus menempuh profesi tersebut selama
24 jam dalam sehari, di kantor yang juga rumahnya, hanya
bisa berpindah-pindah dari kamar ke kamar semata. Orang-
orang yang ditemuinya pun tak berganti dari hari ke hari,
selama bertahun-tahun ! Kondisi pekerjaan yang
mengenaskan ini lebih diperparah lagi dengan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


ketidakpedulian suami serta masyarakat yang kerap
melupakan , tidak mempedulikan kerja berat ibu atau isteri.
Masyarakat masih menilai pekerjaan rumah tangga sebagai
urusan domestik yang sepele dan rendah.

Konflik antara suarni istri ikut meramaikan suasana rumah,


membuat keadaan menjadi lebih panas. Banyak kaum ibu
yang tak memiliki penyaluran yang baik untuk meredarn
emosinya, sehingga menjadikan anak sebagai sasaran
pelampiasan emosi.

Ada pula ayah ibu yang berperilaku kasar karena watak dan
karakter dasar yang membentuk kebiasaan hidupnya.
Mereka yang dibesarkan dengan disiplin militer yang keras,
misaInya, besar kernungkinan akan tumbuh dengan
kepribadian kaku dan keras. Ada kecendrungan orang tua
semacam itu akan berlaku keras dan kasar kepada anak-
anaknya.,

Selain itu, karakter kasar bisa terbentuk oleh lingkungan,


terpengaruh oleh adat budaya masyarakatnya yang memang
kasar. Beberapa suku bangsa di Indonesia memiliki budaya
hidup yang lebih keras dan kasar dibanding suku yang lain.
Penyebabnya bisa jadi karena tantangan hidup yang
dihadapinya mengharuskan mereka berperilaku seperti itu.

Karakter dasar yang keras, kasar dan emosional tersebut


bisa jadi akan merusak pola pendidikan anak. Itu sebabnya,
terhadap dirinya sendiri, para orang tua sebaiknya
bermuhasabah, melakukan instropeksi, dan mampu merubah
karakter kasar yang merugikan tadi, sebelum menularkannya
kepada anak-anaknya.

Ajaran Islam telah memberikan beberapa patokan pergaulan


hidup yang beradab. jika patokan tersebut dipenuhi, akan
mampu mengalahkan pengaruh adat budaya yang negatif
tadi. Beberapa aturan telah diajarkan Islam, seperti
larangan mengeraskan suara kepada orang yang lebih tua,
larangan bagi wanita untuk melengkingkan suara, anjuran
untuk segera berwudhu jika marah, hingga larangan
memanggil teman dengan gelar dan sebutan yang jelek.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Orang Tua Bukan Polisi

Orang tua bukan polisi yang hanya bertugas mencari


kesalahan orang dan menghukumnya. Bukankah lebih baik
mencari kebatkan anak dan memberinya puiian?

Menjad! Polisi yang Menakutkan

Menjadi "polisi" bagi anak merupakan tindakan salah tapi


kaprah. Salah karena tindakan itu sudah terlarnbat, anak
sudah melakukan kesalahan baru diributkan. Kaprah karena
tindakan ini paling sering dilakukan oleh kebanyakan orang
tua, baik ibu maupun ayah. Mereka baru bertindak ketika
kesalahan telah dilakukan oleh anak, bukan mencegah,
mengarahkan, dan membimbing sebelum kesalahan terjadi.

Sebelum membuat aturan, orang tua hendaknya


mempertimbangkan tingkat perkernbangan kejiwaan anak,
jangan diukur dengan ukuran orang dewasa. Orang tua
hendaknya menyadari bahwa dunia anak jauh berbeda
dengan dunia orang dewasa. Karenanya ketika menetapkan,
apakah perilaku anak dinilai salah atau benar, patuh atau
melanggar, jangan sekali-kali menggunakan tolok ukur orang
dewasa. Orang tua bukan polisi.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Positif dan Negatif tak Seimbang

Para polisi kesiangan ini, adalah orang tua yang lupa tidak
memberikan perhatian positif ketika anaknya berbuat baik.
Tidak memberi pujian, ciuman, senyuman, anggukan kepala,
bahkan menoleh pun tidak, ketika anaknya mandi tepat
waktu, ketika sarapannya habis tak bersisa, ketika

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


membuang bungkus permen di tempat sampah, atau ketika
sesekali menutup pintu dengan pelan.

Yang mereka perhatikan hanya ketika anak membanting


pintu, menumpahkan minuman di lantai, mengotori dinding
dengan kakinya, terlambat mandi, lupa membereskan mainan,
membiarkan sikat gigi kotor di bak mandi, handuk yang tak
tergantung di tempatnya, dan masih berderet-deret lagi
kesalahan yang terlihat. Kesernuanya ini segera. disambut
dengan perhatian negatif, berupa teguran, kata-kata keras,
ancaman, perintah, hingga. hukuman.

Yang teriadi kemudian adalah ketidak seimbangan


banyaknya perhatian positif dengan negatif. Terlalu banyak
perhatian negatif, tidak sebanding dengan sedikitnya
perhatian positif.

Menjadi Penentang, Penggoda atau Selalu Terlambat?

Ada dua kemungkinan reaksi anak dalam menghadapi orang


tua yang berperan sebagai polisi tadi. Kernungkinan
pertarna, anak-anak akan belajar untuk selalu menjadi
penentang, sebisa mungkin mereka mengelakkan dari
kekuasaan orang tua.

Dari kelompok penentang ini dapat digolongkan menjadi 3


tipe. Pertama, tipe penentang aktif Mereka menjadi keras
kepala, suka membantah dan membangkang apa saia
kehendak orang tua. Mereka marah karena orang tua tak
menghargai dirinya sebagai manusia. Untuk melawan jelas
tak bisa, karena sang "Polisi" punya kekuatan besar. Maka
jalan yang dipilihnya adalah menyakiti hatinya. Mereka akan
senang jika orang tua menjadi jengkel dan marah karena
ulahnya, semakin bertambah emosi orang tua, semakin
senang mereka, bahkan rela dihukum asal bisa membuat
orang tua jengkel.

Bisa jadi anak-anak itu memang menangis kesakitan sewaktu


hukuman ditimpakan kepadanya. Tapi percaya atau tidak,
sebenarnya ada perasaan puas melihat "Polisi" jengkel dan
kalang kabut. Kalaupun mereka tak kuat menahan hukuman,

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


mereka akan mencari cara lain untuk membuat marah orang
tua!

Kedua, tipe pemberontak dengan cam halus. Sadar bahwa


tubuh kecilnya tak mampu menandingi kekuatan "polisi" yang
tak lain orang tuanya sendiri, mereka memilih sikap diam,
tapi tidak juga mengikuti perintah. Seperti saat ibu
mengajar Udin untuk selalu buang air di WC. Gaya ibu yang
main perintah seperti polisi membuat Udin makin senang
buang air besar di celana.

Manakala ibu mengetahuinya, meledak-ledak kemarahannya.


lbu menjadi semakin ketat melatih Udin duduk di WC, Udin
pun belagak patuh. Tetapi biar berpuluh-puluh menit berlalu,
Udin tak juga mengeluarkan hajat. lbu akhirnya menyerah,
Udin diizinkan keluar kamar mandi dengan pertimbangan
memang belum waktunya melepas hajat' tetapi ternyata 5
menit kemudian Udin kembali buang air besar di celana.

Ketiga, tipe selalu terlarnbat. Anak-anak seperti itu baru


mau mengerjakan suatu perintah setelah terlebih dahulu
melihat orang tuanya jengkel, marah, dan mengomel karena
kernalasannya. Untuk menghabiskan semangkuk nasi saja
mereka butuh waktu satu jam, itupun harus diiringi omelan
ibunya secara terus menerus. lbu harus pula mengikuti
kemana saja perginya si anak untuk menyuapinya. Mereka
akan pergi mandi beberapa menit sebelum saat Maghrib,
setelah ibunya capai teriak-teriak menyuruh mandi
semenjak usai Ashar.

Mereka juga seringkali tergopoh-gopoh saat berangkat


sekolah, bahkan mereka terlambat. Bukan karena banyak
pekerjaan yang harus mereka selesaikan tetapi mereka
sengaja terlambat. Kalaupun bangun pagi beberapa menit
lebih awal pun masih tetap terlambat. Karena mereka sudah
terbiasa menunda-nunda pekerjaan dan baru kelabakan saat
jam berangkat telah tiba.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Berprasangka Baik Kepada Anak

Semua anak memiliki potensi kebaikan, yang baru bisa

berkembang jika memperoleh

Kepercayaan

Haris berlari-lari mengitari uangan, dari sudut ke

Iq(Srudut, sambil sesekali meraih dan mempermainkan

benda benda yang menarik baginya. Kali ini giliran sebuah

kursi mungil warna merah yang semula tersernbunyi di balik

almari, menjadi sasaran permainannya. Bocah gemuk berusia

6 tahun itu pun segera mendorong kursi tersebut kesana

kernari, sambii menirukan derum mobil.

Tentu saja, ulahnya itu membuat malu dan jengkel ibunya,

yang sedang bertamu ke rumah tetangganya. Mulanya sang

ibu membiarkan Haris bebas bertingkah, tetapi sekarang

tidak. Suaranya sudah cukup mengganggu, dan si pernilik

rumah pun nampak mulai terganggu dengan tingkah si anak

aktif ini.

lbu pun mengancam dengan suara tinggi, "Haris, kernbalikan

kursinya!" , sambil matanya tajarn menatap anak sernata

wayangnya itu. Yang ditegur hanya menoleh sebentar, dan

tanpa peduli segera meneruskan aktifitasnya, berimajinasi

sedang mengendarai mobil.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Haris, suaranya ribut sekali. Rusak nanti kursinya. Ayo

berhenti! Kembalikan!", tegur ibu untuk kedua kalinya.

Kali ini Haris benar-benar cuek, tak peduli. Bibirnya kian

keras menirukan derurn mobil dan "gedubrak...." jatuhlah

kursi yang ada di tangannya. Kali ini ibu sudah benar-benar

naik pitam, berdiri menghampiri Haris sambil berteriak

marah, "Apa ibu bilang ... berhenti

Rusak kursi itu nantinya. Berdiri dan kernbalikan !"

Didamprat seperti itu tidak membuat nyali Haris surut.

Dengan tajarn matanya membalas tatapan ibunya, tangannya

erat mernegang kursi yang terjatuh di lantai. "Nggak! Nggak

mau....!" Melihat reaksi melawan dari anaknya, ibu semakin

jengkel dan berusaha mernegang tangan anak itu, "Anak

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


nakal !". Tetapi kini si anak pun semakin marah, mengibaskan

tangannya, menatap ibunya dengan pandangan marah.

Melihat suasana yang semakin panas antara ibu dengan

Haris, si pernilik rumah berinisiatif menengahi. "Nggak...,

Haris nggak nakal kok ya. Sudahlah Bu, biarkan saja. Haris

kan anak yang bertanggung jawab. Nanti juga kalau sudah

selesai bermain akan ia kernbalikan sendiri di tempatnya.

Bukan begitu, Haris ?" Sungguh sebuah komentar yang

sejuk, membuat Haris terperangah, emosinya mendadak

sirna. Dengan tatapan aneh Haris memandang tetangganya

itu, nampak sedang mernikirkan sesuatu. Ajaib, karena

sebentar kernudian anak inipun berdiri, nampak sudah lebih

tenang, mengangkat kursi yang terjatuh, mendorongnya

sambil matanya menatap ibunya , dan mengembalikan kursi

itu ke tempatnya !

Respon positif yang ditunjukkan Haris, adalah berkat

kepercayaan yang diberikan tuan rumah kepadanya. Sebutan

sebagai anak yang bertanggung jawab, dan keyakinan bahwa

ia akan mengembalikan kursi itu ke tempatnya seusai

bermain, benar-benar membuat Haris bersemangat untuk

berbuat seperti persangkaan itu. Kepercayaan yang ia

terima telah menumbuhkan sebuah energi dan motivasi

untuk menjaga kepercayaan tersebut

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Energi Dahsyat

Kepercayaan merupakan salah satu bentuk pengakuan dari

satu pihak kepada pihak yang lain. Secara alamiyah

seseorang yang dipercaya akan berusaha menjaga

kepercayaan tersebut dengan sungguhsungguh. Perasaan

seperti itu bukan hanya monopoli orang dewasa, anak-

anakpun mempunyai perasaan yang sama.

Dalam kasus Haris di atas, ia tiba-tiba mempunyai energi

yang dahsyat untuk merubah perilakunya. Sang ibupun tak

pernah menyangka jika Haris tiba-tiba menjadi anak yang

bertanggung jawab, sebagaimana yang diucapkan oleh sang

tuan rumah.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Prasangka, merupakan salah satu manifestasi kepercayaan.

Prasangka baik menunjukkan adanya kepercayaan,

sebaliknya prasangka buruk menunjukkan ketiadaan

kepercayaan. Prasangka baik akan menumbuhkan energi

untuk menjaga kepercayaan tersebut, sebaliknya prasangka

buruk akan menimbulkan perasaan benci, terhina, dan

keinginan untuk berbuat negatif seperti yang

diprasangkakan itu.

Ketiga, metode pendidikan yang diterima anak tidak kalah

besar pengaruhnya. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua,

guru di sekolah, bahkan kakek nenek serta saudara yang lain

pun turut memberi andil yang tidak kecil dalam

pembentukan kepribadian anak.

Keempat, di luar faktor-faktor di atas, masih banyak faktor

lagi yang bersifat kondisional, yang menyebabkan anak

nampak tak sempurna di mata orang tua.

Di luar keempat faktor di atas, yang perlu disadari bahwa

setiap anak yang lahir membawa egosentrisme, yang selalu

mendorongnya memilih setiap yang menyenangkan dirinya

sendiri. Fitrah anak-anak adalah semaunya sendiri, tidak

peduli kepada orang lain. Adalah tugas orang tua dan guru

untuk menghapus sisi negatifnya, karena anakanak tidak

mampu menghilangkannya sendiri. jika usaha orang tua

belum berhasil, janganlah kesalahan itu ditimpakan kepada

anak-anak.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Masalah ini menjadi penting diketahui, sebab seburuk

apapun perangai, sikap, perilaku, dan kepribadian anak,

sesungguhnya bukan mutlak kesalahan anak itu sendiri.

Banyak faktor eksternal yang ikut membentuk

kepribadiannya, disamping faktor bawaan sejak lahir.

Karenanya, tidak ada alasan bagi orang tua untuk ragu-ragu

memberi kepercayaan kepada anak-anaknya. Apalagi

kepribadian mereka sesunguhnya masih dalam proses

pembentukan, maka inilah kesempatan yang baik untuk

memberi kepercayaan kepada anak, agar mereka tumbuh

menjadi pribadi yang percaya diri.

Berprasangka Baik Kepada Anak

Berprasangka baik kepada anak yang berperilaku baik,

merupakan pekerjaan mudah. Akan tetapi membangun

prasangka baik terhadap anak yang bertingkah buruk,

bagaimana memulainya ? Keragu-raguan seperti inilah yang

membuat ibu Haris sulit untuk berprasangka baik kepada

anaknya., sebab si anak aktif itu memang sudah sering

membuat masalah di mana saja, dan kapan pun juga.

Untuk menghilangkan keragu-raguan ini, orang dewasa

sebaiknya mengadakan feed back, meninjau ulang tentang

hal-hal yang berkaitan dengan terbentuknya kepribadian

anak. Pertarna, hendaknya diyakini bahwa pada awainya

sernua anak terlahir dalam fitrah yang bersih seperti

kertas putih. Orang tualah yang paling banyak berperan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


mengarahkannya, menjadi anak yang berkepribadian baik

atau buruk.

Kedua, banyak faktor luar seperti teman, guru dan

lingkungan rumah yang turut memberikan pengaruh

pembentukan kepribadian anak tersebut.

Ketiga, metode pendidikan yang diterima anak tidak kalah

besar pengaruhnya. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua,

guru di sekolah, bahkan kakek nenek serta saudara yang lain

pun turut memberi andil yang tidak kecil dalam

pembentukan kepribadian anak.

Keempat, di luar faktor-faktor di atas, masih banyak faktor

lagi yang bersifat kondisional, yang menyebabkan anak

nampak tak sempurna di mata orang tua.

Di luar keempat faktor di atas, yang perlu disadari bahwa

setiap anak yang lahir membawa egosentrisme, yang selalu

mendorongnya memilih setiap yang menyenangkan dirinya

sendiri. Fitrah anak-anak adalah semaunya sendiri, tidak

peduli kepada orang lain. Adalah tugas orang tua dan guru

untuk menghapus sisi negatifnya, karena anakanak tidak

mampu menghilangkannya sendiri. jika usaha orang tua

belum berhasil, janganlah kesalahan itu ditimpakan kepada

anak-anak.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Masalah ini menjadi penting diketahui, sebab seburuk

apapun perangai, sikap, perilaku, dan kepribadian anak,

sesungguhnya bukan mutlak kesalahan anak itu sendiri.

Banyak faktor eksternal yang ikut membentuk

kepribadiannya, disamping faktor bawaan sejak lahir.

Karenanya, tidak ada alasan bagi orang tua untuk ragu-ragu

memberi kepercayaan kepada anak-anaknya. Apalagi

kepribadian mereka sesunguhnya masih dalam proses

pembentukan, maka inilah kesempatan yang baik untuk

memberi kepercayaan kepada anak, agar mereka tumbuh

menjadi pribadi yang percaya diri.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Menumbuhkan Kepatuhan

Dalam lingkungan keluarga sekarang, rupanya batas

pengbormatan dan ketaatan anak kepada orangtua mulai

kabur. Bahkan acia yang menganggap waiar seorang

anak membentak dan memarahi orangtuanya. Siapa yang

salah2

Tunggu dulu!!!! Keberanian anak mendurhakai orangtuanya

kadang kala bukan kesalahan anak semata. Di sana ada andil

peran orang tua. Orang tua sering tidak meyadari bahwa

mereka telah membentuk sikap durhaka pada anak-anak

mereka sendiri. Mereka lupa bahwa anak yang durhaka

adalah korban salah asuh di saat anak masih dalam usia dini.

Bagaimana seharusnya orang tua menanamkan ketaatan pada

anak? Dengan kekerasan? Dengan ancaman dan hukuman? Di

bawah ini dipaparkan beberapa petunjuk dan saran bagi para

orang tua agar anak mau mentaati perintahnya sejak dini

dan melenyapkan keinginan anak untuk melawan atau

mendurhakainya.

Wibawa Orang tua

Seringkali perintah orang tua dianggap sepi oleh anak-

anaknya. Didengar pun tidak. Dalam hal ini kesalahan tidak

mutlak pada anak. Sebaiknya orang tua segera sadar

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


kernudian melakukan instropeksi, sudahkah kewibawaan

dimilikinya?

Untuk menumbuhkan wibawa orang tua, Islam menawarkan

suatu resep sederhana sebagaimana disitir dalam Al-Qur'an

surat AlMuzzarnmil ayat 2-5:

"Bangunlah & malam hari (untuk shalat), kecuali sedikit

(daripadanya), setengahnya atau kurangilah sedikit

daripadanya, atau lebihkan dari padanya dan bacalah al-

Quran itu sungguh-sunguh. Sesungguhnya Kami akan

menurunkan kepadamu 'qaulan tsaqiila. "

Itulah janji Allah bagi orang-orang yang melaksanakan

shalat lail dan membaca Al-Qur'an dengan tartil di malam

hari. Dijanjikan mendapatkan'Qaulan tsaqiiia'atau

perkataan yang berat (berwibawa).

Seperti ketika Rasulullah yang sedang bepergian seorang

diri tanpa membawa senjata di tengah gurun yang sepi.

Kernudian datanglah Da'tsur yang munghunuskan pedang

siap membunuhnya. Sambil tertawa. penuh kernenangan

Da'tsur mengejek, "Sekarang...., siapakah yang mampu

menyelarnatkanmu dari kibasan pedangku ini?" Sambil tetap

tenang, Rasulullah pun menjawab penuh kewibawaan, "Allah".

Bagai disambar petir, nyali Da'tsur tiba-tiba mendut

mendengar nama Allah disebut bibir Muhammad. Serta

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


merta pedang Da'tsur pun terjatuh dari tangannya yang

gemetar.

Qaulan tsaqiila, yang dimiliki Rasulullah saw itu, juga beliau

manfaatkan untuk menyeru kaumnya kepada Islam. Maka

hanya dengan pesona pidatonya, berbondong-bondong orang

masuk Islam.

Seharusnya ayah dan ibu yang mempunyai Qaulan Tsaqiila ini

tidak menernui kesukaran dalam memberi perintah kepada

anak-anak karena wajah mereka akan memancarkan cahaya

bekas sujud di malam hari dan ucapan mereka akan penuh

wibawa dan pesona.

              

        

2. Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari[1525],


kecuali sedikit (daripadanya),
3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu
sedikit.
4. Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu
dengan perlahan-lahan.
5. Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamu
perkataan yang berat.

[1525] sembahyang malam Ini mula-mula wajib,


sebelum turun ayat ke 20 dalam surat ini. setelah
Turunnya ayat ke 20 Ini hukumnya menjadi sunat.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Hikmah Pendidikan Luqman

Ada baiknya orang tua mengambil hikmah dari pendidikan

Luqman kepada anak-anaknya. Dalam mendidik kepatuhan,

Luqman mengajarkan anak-anaknya agar terlebih dahulu

mentaati Allah, sebagaimana firman-Nya:

"Hai anakku!janganlah engkau sekutukan (sesuatu) dengan

Allah, karena sesungguhnya syirik itu adalah penganiayaan

(diri) yang besar. " (QS. 31:13)

Setelah menanarnkan ketaatan mutlak kepada Allah, barulah

Luqman menyuruh anaknya untuk taat padanya. Itupun

selarna ketaatan pada orang tua tidak bertentangan dengan

ketaatannya kepada Allah. Nukilan QS. Luqman (31):14-15

mengungkapkan ajaran Luqman ini kepada anaknya.

"Hendaklah engkau syukur kepada-Ku dan ibu bapakmu.

KepadaKu lah tempat kembali. Dan jika mereka mengajarkan

sungguhsungguh untuk meyekutukan Aku (Allah) dengan

sesuatuyang engkau tidak mengerti tentangnya, maka

janganlah engkau taati mereka. Tetapi bergaullah dalam

urusan dunia dengan sopan. "

jangan tanarnkan kewajiban taat hanya terhadap orang tua,

tapi lanjutkan atau hubungkan dengan ketaatan kepada

Allah. Ini akan membuat anak terbiasa taat melakukan

perintah, baik saat orang tuanya ada atau tidak, karena ia

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


punya rasa taat kepada Allah yang selalu mengetahui

perbuatannya.

Penjelasan yang Bisa Dimengerti

Beri penjelasan ringan sebatas kernampuan anak, mengapa

suatu hal diperintahkan sedang hal yang lain dilarang. jangan

sekali-kali memberi keterangan dusta dalam hal ini.

Apabila anak dilarang terus menerus mernecahkan piring,

beri penjelasan. Misalnya, kita akan kehabisan piring

sehingga harus makan memakai alas daun. Ini lebih baik

daipada dusta seperti, Tocong senang mengganggu anak

yang suka mernecahkan piring."

Sebatas Kemampuan

Perintah yang di luar kesanggupan dan kemampuan anak

boleh jadi akan menyebabkan krisis syaraf (neurotic) dan

buruk perangai. Ada pepatah mengatakan, "Jika engkau ingin

ditaati, maka perintahkanlah apa yang dapat dipenuhi."

Sebaiknya perintah itu dibagibagi dan tuntutan

pelaksanaannya pun bertahap.

Perintah orang tua kepada anak berusia 8 tahun untuk

senantiasa shalat lima waktu ke masjid, dan pergi mengaii

setiap usai Maghrib, dengan diasuh seorang ustadz yang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


berperangai keras dan suka memukul, tentu tidak sesuai

dengan kebutuhan psikologis anak yang di usia itu sedang

senang-senangnya bermain. jika orang tua memaksakan

kehendaknya, bisa jadi anak menurut, dengan resiko justru

menumbuhkan kebencian dan antipatinya terhadap Islam,

atau anak membangkang dengan cara berbohong dan

mengembangkan perangai buruk lainnya.

Untuk mengetahui sampai dimana batas kemampuan anak

sesuai perkembangan usianya, memerlukan pengetahuan

tersendiri. Sebaiknya, orang tua memahami perkembangan

anak ini. Setidaknya menyimpan buku pedomannya, atau

rutin menanyakan hal tersebut kepada para ahli.

Kemarahan Anak

Sesungguhnya, sikap suka membangkang dan marah anak-

anak merupakan tiruan dari sikap orang tuanya. Ayah yang

suka marah hanya karena sebab-sebab sepele, atau

mendidik anak terlalu ketat untuk tunduk secara buta

kepadanya adalah kebiasaan buruk orang tua pada umumnya.

Perlakuan terlalu keras dalam mendidik anak sama saja

dengan mendidik lewat cara menyepelekannya.

Kemarahan anak bisa diwujudkan melalui pembangkangan

dan pemberontakan. Tetapi bisa juga diwujudkan dalam

bentuk kemarahan terselubung, dimana mereka tetap

menampakkan kepatuhan dan perangai baik, namun

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


kemarahan yang mereka simpan bisa rneledak sewaktu-

waktu, disaat yang tidak menguntungkan bagi orang tua.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Jangan Bertentangan

Gharizah atau naluri adalah kekuatan terpendam dalam diri

manusia yang mendorongnya untuk melakukan beberapa

pekerjaan tanpa berlatih terlebih dahulu.

janganlah orang tua melarang anak bermain, atau

membongkar dan memasang sesuatu. jangan puia melanggar

kebiasaan anak-anak kalau tidak ingin mereka menggunakan

jerit tangis sebagai senjatanya.

Lebih baik gharizah itu diarahkan sedemikian rupa sehingga.

anak bisa mengatur dirinya sendiri. Misalkan diberi

perintah, "Maghrib hari ini pukul setengah enam. Sekarang

sudah pukul lima, terserah kau kapan akan berhenti

bermain, yang penting saat adzan nanti kau sudah mandi."

Dalam ungkapan itu tidak melarang anak bermain. juga. tidak

melanggar kebiasaan mereka bermain di sore hari. Tetapi

permberian I'masa terbatas" agar anak dapat mengatur

jadwal kegiatannya sendiri akan sangat menolong untuk

melatih anak disiplin waktu. Selain itu mereka merasa

dianggap mampu untuk mengatur dirinya sendiri tanpa harus

didikte begini dan begitu.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Ancaman yang Salah

Kesalahan yang banyak dilakukan orang tua adalah memberi

ancaman kepada anak dengan sesuatu yang seharusnya

berguna baginya. Itu dilakukan hanya karena menginginkan

anaknya segera memenuhi perintah mereka.

Misalkan menakut-nakuti anak dengan polisi, suntikan, dan

sebagainya. Ketakutan yang tercipta pada bayangan si anak

akan sulit dihilangkan, akibatnya hal-hal yang berguna itu

akan ia takuti sampai mereka dewasa.

Tidak Dusta

Aisyah ra menceritakan sebuah kisah, ketika Rasulullah saw

bertemu dengan seorang wanita yang sedang membujuk

anaknya dengan berkata,"Kemarilah nak, nanti akan aku

berikan kurma kepadamu." Mendengar bujukan tersebut

Rasulullah pun mengingatkan

kepada si wanita, "Apakah benar engkau akan memberikan

kurma kepada anak kecil itu ? jika tidak, cukuplah itu akan

tercatat hal itu sebagai dusta bagimu."

Sayangnya, kejadian yang dikhawatirkan Rasulullah tersebut

sebenarnya banyak pula terjadi di sekitar orang tua

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


sekarang. Kebanyakan ibu membujuk anak-anaknya agar mau

patuh, dengan iming-iming akan dibelikan es, permen atau

mainan. Tetapi setelah anak mau mematuhi keinginan orang

tua, maka janji pun dibatalkan secara sepihak. Tentu saja

dengan beragam alasan yang dikemukakan orang tua. Kalau

awainya anak bisa menjadi patuh karena belum tahu,

sebaliknya setelah terbiasa dibohongi, akan kehilangan

kepercayaan terhadap orang tuanya, dan ini akan

memberikan akibat yang berbahaya nantinya.

Istiqamah

Penting untuk bisa konsisten atau beristiqomah dalam

menetapkan aturan, dan tidak cepat mengalah menghadapi

rengek dan tangis anak . Usahakan tidak meladeni kemauan

anak selama tak ada alasan yang bisa ditolerir. Lama

kelamaan anak akan sadar bahwa ia tak bisa menggunakan

senjata tangis untuk merayu ibunya. Tetapi ia harus

berusaha terlebih dahulu mengerjakan apa yang

diperintahkan.

jangan pula menerapkan perubahan aturan tanpa

pertimbangan matang. Misalnya suatu saat orang tua

melarang anak berbuat sesuatu hal, tetapi di lain waktu

mengabaikan kembali larangan yang sama. Apalagi

memberikan hadiah di suatu saat tetapi di saat lain

memberikan hukuman untuk sesuatu hal yang sama. Hal ini

dapat menyebabkan andk mempunyai jiwa tegang penuh

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


kebimbangan, dan dapat melunturkan rasa kepercayaan

terhadap kedua orang tuanya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Menghargai ’Kekonyolan’ Anak

Karena pikirannya masih sempit, anak sering mengemukakan

alasan yang konyol. Semua itu harus tetap dihargai, untuk

tumbuhkon percaya dirinya.

Suatu pagi menielang berangkat sekolah, Rifka as berteriak

memanggil ibu di dapur.

"Bu, dimana kaos kakiku?

"Selalu ribut kaos kaki setiap hari. Kenapa tidak kamu

letakkan di tempatnya?"

"Huuh, orang lupa masak enggak boleh." jawab Rifka ketus.

Bagi ibu, pertanyaan anaknya itu sangat menjengkelkan.

Bukankah dia sendiri yang meletakkan kaos kakinya

kemarin?

"Sudah beribu kali diingatkan ibu, kalau melepas kaus kaki

jangan sembarangan. Langsung disimpan, atau langsung

dibawa ke tempat cucian. Selalu saja bingung mencarinya di

pagi hari."

Sayang, nampaknya ibu gagal memahami bahwa saat itu

pikiran Rifl<a sedang kalut karena dikejar waktu untuk

berangkat sekolah. Tidak tepat saatnya ibu memberikan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


jawaban dengan nada menyerang dan memvonis. Apalagi

ditambahkan sederet kalimat nasehat agar selalu

meletakkan kaus kaki di tempatnya, mempersiapkannya di

malam hari, tidak membuatnya terlalu kotor, hingga nasehat

untuk tidak bangun terlambat, hanya membuat anak semakin

jengkel saia.

Lebih baik memberi jawaban penuh pengertian, minimal

menunjukan simpati atas masalah yang dihadapi anak.

Misalkan dengan memberikan tanggapan, "Dua hari lalu kaos

kakimu yang hilang ketemu di bawah meja belajar. Carilah

sekarang, barangkali ada di sana." Walaupun ibu tak bisa

menolong mencarikan kaos kaki, jawaban seperti ini

membuat anak lebih tenang karena ia merasa dipahami dan

tidak disalahkan begitu saia. Berikutnya, anak diberi

motivasi untuk menyelesaikan sendiri masalahnya.

Mengalah

Untuk bisa menghasilkan komunikasi yang sukses antara. dua

generasi ini, memang dibutuhkan pengertian dan

pengorbanan besar dari para orang tua. Orang tua sebaiknya

banyak berkorban dan mengalah agar dapat memahami jalan

pikiran anaknya. Hal ini penting, karena mengharapkan anak

agar mau mengerti jalan pikiran orang dewasa adalah

mustahil.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Sebuah komunikasi yang gagal, terjadi ketika si bungsu

Dimas yang berumur 4 tahun berlari kecil ke ayahnya,

sambil membawa buku gambar dan satu set pensil warna.

"Yah, Ayah. Coba apa yang Dimas gambar," katanya

bersemangat. "Oo, pesawat, bagus," kata. ayah tanpa

ekspresi, sambil tetap meneruskan keasyikan membaca

berita di koran. Merasa tak puas, Dimas mengguncang

tangan ayahnya.

"Yah, Dimas mau menggambar piring terbang seperti di film

kemarin."

"Ya, gambarlah."

"Nggak bisa Yah, gambarkan ayo!"

"Sebentar Mas, nanti saja ya," kata ayah masih terus

membaca koran.

" Sekarang, Yah. Dimas mau tunjukan gambar ini kepada

Yono," rengek Dimas

Nah, bagaimana jika anda menjadi ayah Dimas? Memang

menjengkelkan menuruti rengekan Dimas. Berita tentang

bom yang meledak di swalayan belum tuntas dibaca.

Beritanya masih panjang dan perlu waktu lama lagi untuk

menyelesaikannya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


jika ayah bersikeras tetap membaca koran, apalagi sambil

mengeluarkan kata-kata luapan keiengkelan, Dimas tentu

menjadi sangat kecewa. Kata-kata kasar ayah akan sulit

hilang dari ingatannya, padahal ia merasa tak pernah

melakukan satu kesalahan pun.

Bersikap keras dan berkata kasar kepada anak sama sekali

tidak bijaksana. Rasulullah saw mencontohkan kepada

ummatnya ketika beliau berlaku santun dan lembut kepada

setiap anak yang ditemuinya, apalagi kepada cucu-cucunya.

Beliau mencontohkan bahwa mendidik anak yang terbaik

adalah melalui cinta dan kasih sayang.

Memaki, mengumpat, berkata kasar, dan menghina anak

merupakan kejahatan orang tua yang sering tidak disadari.

Banyak akibat buruk yang ditimbulkannya, tetapi orang tua

tidak mau mempedulikannya. Masih banyak orang tua yang

berkata, "kamu bodoh" ketika anaknya tidak mengerjakan

PR.

Membantu anak belajar, tentu tidak dengan mengolok

kesalahankesalahannya, apalagi memakinya. Anak-anak belum

tentu melakukan pekerjaanya dengan penuh kesadaran.

Kalau satu kesalahan saja sudah mendapatkan makian,

semangatnya tentu padam. Gairahnya untuk belajar dan rasa

ingin tahunya menjadi terhenti oleh kekecewaan dan

kekesalan.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Orang tua bijak akan memilih kata yang santun ketika

menegur anaknya. Sungguh tidak sulit untuk

mengatakan,"Ibu sudah memberi uang saku untukmu kan?

Uang dimeja itu punya ayah, harus minta ijin dulu kalau kau

ingin memakainya." Bandingkan dengan jika ibu

mengatakannya dengan kasar," Kau mengambil uang di meja,

ya? Dasar pencuri ! Itu kan uang ayah ?" Kesannya jelas

beda. Enak buat orang tua jika tak harus mengatakannya

dengan amarah, dan nyaman pula di telinga anak. Mereka

merasa dihargai pendapatnya. jika pada kesempatan lain si

ibu mengingatkan kesalahannya, mereka tak akan buru- buru

menolaknya.

Hargai, Walau Sekonyol Apapun

Kadang pembicaraan orang tua dengan anak menjadi arena

adu argumentasi. Masing-masing bersitegang dengan

pendapatnya sendiri. Tak ada yang mau mengalah. Orang tua

sibuk melontarkan nasehat, perintah, dan dokma. Di sisi lain,

anak-anak tak mau kalah, sibuk membantah, mendebat, dan

bergurnam. Kalaupun anak terpaksa mengikuti kemauan

orang tuanya, ia melakukannya dengan memendam

kemarahan.

Dialog antara Kukuh dengan ibunya, memberikan gambaran

tentang hal tersebut

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


"Ah, ibu, lima ratus saja kok," rengek Kukuh.

"Lima ratus itu banyak. lbu tak punya uang," sahut ibu.

"Bonar anak tukang becak saja uang jajannya seribu, Bu!"

"Heh buat apa sih jajan?!"

"Kan enak, ketimbang nganggur waktu istirahat."

"Jajan di sekolah itu kotor, tahu. Nggak enak. Bikin sakit

perut!" Sergah ibu menutup pembicaraan dengan jengkel.

"Sudah ! Sana berangkat !"

Mengapa ibu tidak berusaha mengerti perasaan Kukuh, anak

kelas satu SD itu? Bukankah benar yang dikatakan Kukuh

bahwa jajan bersama teman-taman itu enak? Begitu banyak

macam jajanan yang dijual di halaman sekolah, siapa tidak

ngiler? Bagi anak-anak, tak peduli kotor atau tidak, yang

penting senang.

Andai ibu mau menghargai pendapat Kukuh, dan berkata

dengan lebih lemah lembut, "Iya, jajan itu memang enak.

Bonar, Nanang dan Edi, hampir tak pernah sembuh dari

pilek, juga mencret, Itu karena mereka banyak jajan di

tempat yang kotor. Kalau kau mau makan enak, di rumah

saia. Bukan di sekolah. Uang saku ditabung untuk membeli

tas baru kan lebih enak."

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Peristiwa lain, Kukuh asyik nonton film di TV walau adzan

Maghrib sudah lama lewat." Sebentar bu, filmnya bagus

nih," sahut Kukuh ketika ibunya menyuruh shalat.

"Apanya yang bagus? jelek begitu kok. Ayo matikan TVnya!".

Mendengar hardikan ibunya, Kukuh yang baru mengikuti

separoh cerita betul-betul kecewa saat ia harus mematikan

TV.

Hasilnya akan berbeda jika ibu mencoba berkata seraya

menunjukan sikap pengertiannya pada putranya. "Iya filmnya

bagus. Tapi inikan waktu shalat Maghrib. Kalau kau tidak

raiin shalat, do'amu nanti tidak dikabulkan Allah. Film di TV

kan masih banyak yang bagus."

Dengan berkata begitu, ibu sedang berusaha membujuk

Kukuh agar ia mau mematikan pesawat TV dengan

inisiatifnya sendiri. Ini memang salah satu seni berbicara

dengan anak. Memahami dan mengerti tentang pendapatnya,

sehingga membesarkan hatinya. I~emudian barulah orang

tua mengingatkan akibat- akibat buruk yang bisa terjadi.

Terakhir, beri motivasi anak dengan hal lain yang sekiranya

lebih menarik perhatian.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Bagalmana Menghargal?

Untuk bisa mengerti, memahami dan selanjutnya menghargai

pikiran dan pendapat anak, orang tua harus mampu

melakukan dua hal. Pertama, memahami fase tumbuh

kembang anak sesuai usia dan pengaruh lingkungan sekitar.

Dengan pengetahuan ini, orang tua bisa mengetahui,

misainya, tentang mengapa anak memiliki naluri untuk ingin

berbohong. Sampai batas usia berapa sebuah kebohongan

masih dianggap wajar. Dengan mengetahui fase ini, orang

tua pun memahami kapasitas perkembangan otak anak yang

masih 'konyol' cara kerjanya. Berbekal pengetahuan ini,

orang tua bisa bersikap lebih dewasa dan arif dalam

memberikan respon. Tidak terpancing oleh kekonyolan sikap

anak yang tentu saja kekanak-kanakan.

Kedua, menimbulkan empati . Dengan cara, orang tua

meletakkan dirinya seakan dalam posisi yang dihadapi anak

yang sedang mengalarni masalah. Dengan cara ini, orang tua

akan lebih mudah untuk mengerti dan memahami kondisi

kejiwaan anak.

Untuk bisa memahami perasaan Rifka yang sedang

kehilangan kaus kaki, misalnya, ibu harus bisa

membayangkan jika dirinya yang kehilangan kaus kaki,

sementara sedang dikejar waktu untuk segera berangkat.

Bagaimana perasaannya ? Seberapa tegang dan bingung

hatinya!

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Begitu pula ketika memahami Kukuh yang memaksa diberikan

uang jajan lebih banyak, ibu harus bisa membayangkan

ketika dirinya yang harus menghadapi teman-teman di

sekolah yang senantiasa bebas jajan dengan banyak uang .

Betapa menariknya puluhan macam makanan dan snack yang

dijual di sekolah. Perut lapar, badan lelah, cuaca panas,

ditambah lagi iming-iming dari teman yang asyik-asyiknya

jajan, bukankah sangat menyedihkan jika hanya bisa

menelan air liur?

Rasulullah saw memberikan teladan, bagaimana beliau begitu

menghargai pendapat seorang anak, walaupun untuk itu

beliau terpaksa harus menomorduakan para sahabat

utamanya. Suatu ketika, beliau sedang berada di sebuah

majelis, dengan para sahabat berposisi duduk melingkar .

Tibalah saatnya mengedarkan air minum, yang dimulai dari

diri beliau. Sebagaimana lazimnya adab majelis, maka urutan

berikutnya adalah orang yang ada di sisi kanan. Saat itu

yang ada di kanan beliau adalah seorang anak kecil. Saat itu,

timbul keinginan beliau untuk menghormati seorang sahabat

utama yang juga sedang berada dalam majelis itu. Beliau

berkeinginan untuk mendahulukan sahabat tersebut demi

menghormati kehadirannya.

Adalah hal yang tak terlalu sulit rasanya untuk sedikit

menyimpang adab, demi memberikan sebuah penghormatan,

dengan melewatkan giliran anak kecil di samping Rasulullah

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


saw sebagai giliran kedua yang minum setelah beliau.

Bukankah hanya seorang anak kecil, yang tak memiliki

banyak kepentingan di majelis itu, yang mungkin

kehadirannya pun hanya tak disengaja, sekedar diajak oleh

ayahnya yang kebetulan juga mengikuti majelis tersebut?

Tetapi, tidak demikian jalan pikiran Rasulullah. Ternyata

beliau tetap memandang kehadiran si anak begitu berarti,

sehingga perlu minta ijin terlebih dahulu kepada si anak,

agar mau menunda gilirannya, dan diserahkan terlebih

dahulu giliran tersebut kepada orang lain. Dan ketika

ternyata anak tersebut menolak permintaan Rasulullah saw,

tetap mempertahankan gifiran minumnya setelah beliau,

ternyata pribadi Rasulullah pun bersedia menghargai

pendapat tersebut. Rasulullah saw mengenyampingkan

keinginannya sendiri, derni menghormati pendapat seorang

anak kecil yang mempertahankan hak-haknya, walau dalam

hal yang teramat sepele.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Membiarkan Anak Memutuskan Sendiri

Diluar dugaan kebanyakan orang tua, ternyata anak memiliki

kemampuan untuk bisa menyelesaikan banyak masalah.

Nizar mengayuh sepeda roda duanya dengan kencang,

padahal ia belum mahir benar karena ia baru bisa

mengendarainya. Tetapi kali ini rupanya Nizar ingin

menunjukkan kepandaian barunya itu kepada teman-

temannya Yang bergerombol di depan rumahnya.

Ternyata Nizar terjatuh setelah roda sepedanya

terpeleset. lbu Yang sejak tadi mengawasi putranya dari

teras rumah, berusaha tenang. Dilihatnya Nizar merintih

kesakitan sambil mernegangi lututnya Yang terluka tertindih

sepeda. Derai tawa teman-teman Yang mengejeknya

membuat Nizar tak marnpu menahan tangis.

lbu masih diam tak bergerak hingga. dilihatnya Nizar berdiri

dan berjalan sempoyongan menuju rumah sambil terus

menangis. Ketika Nizar sudah berdiri di depannya, barulah

ibu bertanya dengan tenang tanpa ekspresi waJah yang

menuniukkan kekhawatiran. "Kamu tidak apa-apa kan?" tanya

ibu dengan lembut Nizar masih terus menangis sambil

menunjukkan lututnya yang berdarah. lbu kembali

berkomentar ringan,"Oh, hanya berdarah sedikit. Cuci dulu

agar bersih, nand ibu beri obat"

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Selanjutnya tangan ibu membelai rambut Nizar seraya

bertanya lembut, "kamu masih ingin ngebut lagi?"

Nizar tertunduk dan berkata lirih, "tidak bu

lbu meneruskan,"apa namanya kalau kita tidak patuh pada

nasehat ibu?"

"Nakal," Nizar menjawab sambil menunduk."benar, tetapi

kamu tidak nakal. Kamu anak shaleh. Sekarang segera cuci

lututmu," tutur ibu sambil tersenyum dan merangkul Nizar.

Bagaimana penilaian anda tentang ibu Nizar ini? Di awal

peristiwa ia terkesan tidak punya belas kasihan. Keras dalam

mendidik anak. Apakah tidak semestinya ibu yang

menyaksikan anaknya terjatuh dan terluka segera datang

menolong? Mengapa ibu tidak membujuk Nizar untuk diam

dari tangisnya dan menggendongnya? Terkesan tak peduli

ketika ibu menyuruh Nizar mencuci sendiri lukanya.

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini pulalah yang muncul

pada diri Nizar setiap ia menemui permasalahan. Pernah

sekali waktu ibu sedang sibuk menyetrika baiu, sementara

Nizar asyik bermain mobilmobilan yang bisa di gerakkan

maju mundur hanya dengan memencet tombol. Kecepatan

mobil-mobilan makin berkurang, tanda baterenya mulai

habis. Tak lama kemudian mainan itu sudah benar-benar tak

bergerak lagi. Nizar yang sedang asyik dengan hayalannya

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


menjadi jengkel karena tidak bisa meneruskan

permainannya.

Dengan setengah merajuk Nizar merengek, "Bu ... perbaiki

mainan Nizar dong... tidak bisa. jalan." lbu menoleh kepada

~naknya tanpa menghentikan pekerjaannya dan berkata,

"Oh, batereinya habis, ya harus dibelikan dulu yang baru, ",

Nizar pun cepat menyahut, "ya, ayo belikan bu... belikan ...

sekarang...", lbu menyahut dengan tenang, "di dekat sini

tidak ada toko yang menjual baterai. Sementara. Sekarang

beri tali saja mobilmu itu supaya kau bisa menariknya

kemana-mana". Nizar menyahut tak sabar,"ya, ya pakai tali.

Ayo bu pasang talinya !" masih tetap terus berkerja ibu

berkata,"Ibu masih sibuk. Kau bisa cari sendiri tali itu di

dalam laci bufet yang paling bawah. Ayo cari sendiri anak

pandai...", Nizar bangkit mencari tali yang di maksud dan

kembali merengek setelah menemukannya," Ayo pasangkan

talinya bu...", sekali lagi ibu hanya menoleh dan

berkata,"coba dilihat dulu, dimana enaknya tali itu akan kau

pasang," Nizar membalik mainannya mencari-cari tempat

sangkutan untuk dikaitkan tali. Sebentar kemudian ia

berteriak gembira "nah ini Bu ... diantara dua roda depan

ini!" ibu tersenyum dan memberi semangat anaknya untuk

terus berusaha, 11 nah, masukkan perlahan-lahan ujung tali

ke lubang sangkutan itu ... ya benar begitu. Kemudian

simpulkan dan potong sisa tali yang terIalu panjang." Nizar

mengikuti petunjuk ibunya dan akhirnya ia pun berhasil

memasang tali tersebut sehingga ia bisa menarik

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


mobilmobilan itu kemana ia suka. lbu Nizar telah melakukan

sesuatu yang amat berharga bagi anaknya, juga buat dirinya

sendiri. la telah mendidik anaknya menjadi dirinya sendiri,

sehingga. si anak kelak akan selalu berusaha memperbaiki

dirinya sendiri tanpa memerlukan orang lain. Apakah yang

dimaksud mendidik anak menjadi dirinya sendiri? Uraian di

bawah ini akan mengulasnya lebih dalam.

Setiap orang tua mencintai anaknya, tetapi belum tentu bisa

mendidik mereka. Cara orang tua menunjukkan rasa kasih

sayangnya itu kadang-kadang keliru. Seperti juga anggapan

banyak orang tentang peristiwa yang dialami Nizar di atas

tadi. Menurut anggapan banyak orang, jika si anak terjatuh,

ibu harus cepat menolong, jangan sampai anak terialu lama

menangis. Ayah dan ibu merasa kasihan melihat anak

tercintanya itu menangis, sehingga segera membujuknya

agar diam, kalau perlu memberinya hadiah permen dan

coklat.

Cara menunjukkan kasih sayang seperti itu jelas keliru. Si

anak bukannya terdidik untuk dewasa bahkan semakin

cengeng dan merepotkan. Bukankah anak merasa senang

karena ia mendapat hadiah setelah menangis? Hadiahnya

adalah perhatian dari orang tua dan ditambah permen. Maka

hampir dapat dipastikan, seterusnya si anak akan kembali

menangis bila menemui sedikit saja masalah, kemudian

menuggu pertolongan dari ayah ibunya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Apabila ini sudah menjadi kebiasaan anak, bukan main berat

tugas ayah ibu yang harus melayani. Dalam satu hari saja,

bukannya tidak mungkin ada begitu banyak masalah yang

dialami seorang anak. Belurn lagi yang dialami kakak dan

adiknya. jika setiap saat selalu bergantung kepada bantuan

orang lain, maka tugas ibu hanyalah satu, bergulat dengan

tangis anak dari waktu ke waktu.

Sepintas orang akan melihat betapa sabarnya ibu seperti ini.

Dia telah mencurahkan seluruh waktu, pikiran dan tenaganya

untuk anakanaknya, sehingga tak ada tersisa untuk dirinya

sendiri. Sayang, karena ternyata sebenarnya bantuan dari

orang tua yang terlalu berlebihan seperti ini justru tidak

membuat anak berkembang sebagaimana mestinya. Mereka

menjadikan anaknya selalu bergantung kepada bantuan orang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


lain. Mereka tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri,

sekecil apapun masalah itu.

Masalah anak

Anak perlu dilatih menyelesaikan permasalahannya sendiri,

sejauh mereka mampu. Misalnya seperti mobil Nizar yang

tak lagi bisa bergerak karena kehabisan baterai, anak yang

menangis karena uangnya terjatuh di selokan, yang

terpeleset dan tertindih sepedanya, yang kehilangan buku

ceritanya, atau yang berkelahi dengan adiknya. Inilah

masalah anakanak sehari-hari, biarkan mereka

menyelesaikannya sendiri. Sayang, banyak orang tua yang

mudah tergoda untuk memasuki wilayah ini, dengan berbagai

alasan, misainya kasihan, atau karena menganggap anakanak

mereka belum mampu mernecahkan masalahnya sendiri.

Banyak orang tua yang belum percaya pada kernampuan

anakanaknya. Mereka belurn rela melepaskan anaknya untuk

menernukan sendiri jalan keluar berbagai masalah anaknya.

Padahal Allah swt telah memberikan karunia yang berupa

intuisi yang sangat hebat kepada setiap anak, sehingga tidak

mustahil jika dengan intuisinya mereka dapat mernecahkan

berbagai masalahnya sendiri. justru melalui jalan ini mereka

dapat mengasah intuisinya secara lebih tajam.

Kernampuan itu sering dilupakan orang tua, seperti

kernampuan anak menyimpan dalam memori otaknya tentang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


segala hal yang ia lihat, kernampuan anak untuk menerka

suasana hati orang yang berbicara dengannya, dan

sebagainya. Satu diantara yang tak banyak diketahui orang

tua adalah kernampuan anak untuk memilih yang terbaik bagi

dirinya. Bahwa sebenarnya setiap anak punya kecenderungan

untuk memilih hal yang positif bagi dirinya sendiri, sesuai

input yang dimasukkan ke dalam memori alam pikirannya

selama ini.

Untuk bisa memahami bagaimana cara alam pikiran manusia

bekeria, Para ahli yakin jika alam pikiran manusia itu terbagi

menjadi dua bagian, yaitu alam pikiran sadar dan alam

pikiran bawah sadar. Allah Swt sebagai perancangnya telah

memberikan kelebihan istimewa pada alam bawah sadar

manusia, tanpa ada batasnya dan tanpa ada yang terlewat.

Bekerja tanpa ada saringan, ia akan merekam apa saja data

yang masuk ke dalamnya. Lantas menyimpannya dengan arnat

rapi, tanpa ada yang hilang.

Bagian inilah yang sesungguhnya menjadi dasar pemikiran

kita. Manusia punya kecenderungan untuk mempercayai apa

saja yang masuk ke alam bawah sadar ini. Seseorang yang

pada masa kecilnya mendengar dongeng yang dibacakan

cenderung mempercayainya walaupun mereka tahu bahwa

cerita itu fiktif jika orang tua lebih banyak memberi

kesempatan anak untuk mengambil keputusan atas

masalahnya sendiri, ia akan terlatih pada masa dewasanya

nanti.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Setiap anak mempunyai kecenderungan untuk mengikuti alam

bawah sadarnya, tanpa disadari. Itu sebabnya sangat

penting bagi orang tua untuk selalu memberi input positif

kepada penglihatan dan pendengaran anak, juga agar data

yang masuk di bawah sadarnya terseleksi dengan baik.

Setelah itu orang tua boleh lebih mempercayai anaknya,

bahwa kini mereka sudah bisa memilih yang positif untuk

dirinya sendiri, sesuai dengan data positif yang terus-

menerus dimasukkan, baik lewat nasihat, cerita, maupun

pemberian motivasi oleh orang tua.

Kebanyakan orang tua yang ikut campur tangan

menyelesaikan masalah anaknya dengan menyodorkan

penyelesaian masalah yang sudah tersusun rapi, akhirnya

akan menernukan anak tumbuh bergantung pada bantuan

orang tua dan gagal mengembangkan kernampuan mereka

sendiri. Mereka akan tetap datang kepada kedua orang

tuanya setiap menernukan permasalahan baru.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Menghargai Hak Janin

Memilihkan ibu yang baik untuk calon anak merupakan hak

janin. Sudahkah para pemuda memilih calon pasangan

berdasar pertimbangan ini?

Pemuda yang masih hidup seorangan wae dan mulai berniat

mengakhirinya, sudahkah dibayangkan bagaimana kelak

anaknya? Sangat disarankan bagi pernuda untuk berfikir

sejauh itu sebelum melangkah untuk memilih istri sebagai

pasangan hidupnya.

Sayang, jurnlah pernuda yang berpandangan jauh ke depan

seperti itu terialu sedikit. Lebih banyak pernuda yang hanya

berpikir bagaimana memilih seorang calon istri yang bisa

menyenangkan hatinya. Yang lebih dipentingkan sekadar

bagaimana kebutuhan biologisnya bisa tersalur secara halal

dan ada teman berbagi suka dan duka.

Sebaiknya pernuda lajang mempunyai pernikiran yang jauh

kedepan sebelum mernutuskan untuk menikah. la tidak

memikirkan kepentingan dirinya sendiri, memilih calon yang

sesuai dengan hasrat dan minatnya saja, tapi juga berfikir,

apakah calon istrinya cocok untuk calon anak-anaknya kelak

di kemudian hari?

Umar bin Khaththab pernah ditanya tentang hak anak, ia

menjawab: "Hendaknya bapaknya memilih ibunya,

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


memberinya nama yang baik, dan mengajarkan Al-Qur'an

kepadanya."

'Aisyah ra menceritakan perkataan Rasulullah saw, "Pilihlah

untuk air mani kamu sekalian dan kawinilah oleh kamu

sekalian orang-orang yang sama derajatnya."

Mengapa ditekankan benar-benar agar jangan salah pilih?

jawabnya dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam sebuah

hadist, "Pilihlah untuk air mani kamu sekalian. Karena

sesungguhnya keturunan itu kuat pengaruhnya." (HR Ibnu

Majah dan Ad Dailami).

Sementara Ibnu 'Adul dan lbnu Sakir meriwayatkan dari

'Aisyah ra, "Pilihiah untuk air mani kamu sekalian. Karena

sesungguhnya wanita-wanita itu melahirkan orang-orang

yang menyerupai saudarasaudara laki-laki mereka dan

saudara perempuan mereka."

Dan dalam riwayat lain dikatakan, "Carilah oleh kamu

sekalian tempat-tempat berdiamnya wanita-wanita yang

sederajat untuk air mani kamu sekalian. Sebab seseorang itu

barangkali akan menyerupai pamannya."

Pernillhan Gen

Peringatan Rasulullah di atas kini dikenal di kalangan ilmuwan

dengan istilah pernilihan gen. 11mu pengetahuan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


membuktikan bahwa gen merupakan penentu utama kondisi

fisik, watak, psikis dan kecerdasan serta bakat seseorang,

bersifat hereditas atau keturunan. Gen ayah dan ibunyalah

yang menentukan bagaimana jenis gen yang ada dalam diri

anak. Bahkan dikatakan, gen dari ibu biasanya mempunyai

pengaruh lebih dominan. Dengan penjelasan ini mudah bagi

kita menerima mengapa orang dianjurkan untuk memilih.

Setelah memilih agama, pilihlah dari segi jenis gen, atau

keturunan.

Bagitu tegasnya Rasulullah mengutamakan pemilihan ini,

maka Utsman bin Abil'Ash Ats-Tsaqafi telah berwasiat

kepada anak-anaknya, "Wahai anakku yang ingin menikah dan

menanam, hendaklah seseorang memperhatikan di mana ia

menanarn tanamannya. Sebab akar yang buruk itu sedikit

sekali dapat melahirkan. Maka pilihlah, walau lama

waktunya."

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


lbarat orang hendak menanarn sebuah biji, tentu ia harus

memilih tanah yang cocok untuknya. Apabila tanah yang

dipilihnya subur, Insya Allah tak ada masalah dengan

tanaman yang bakal tumbuh kelak. Sebaliknya, bila keliru

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


memilih batu-batuan berkapur, biar disiram air sebanyak

apapun biji itu tidak akan tumbuh sempurna.

Selanjutnya, dalam hal memilihpun Rasulullah memberi

patokan. "Jauhilah oleh kalian rumput hijau yang berada di

tempat kotor." Sahabat bertanya, "Apa yang dimaksud

rumput hijau di tempat kotor, ya Rasulullah? "Beliau

menjawab, "Yaitu wanita yang sangat cantik, yang

berkembang di tempat yang tidak baik."

Doa Suam! Istri

Sebegitu jauh Islam telah menetapkan hak bagi anak yang

belum dilahirkan, bahkan jauh sebelum pernikahan

direncanakan. Setelah hubungan suami istri disahkan,

mereka masih juga memenuhi hak bagi calon anak mereka

yang terlahir kelak. Di antaranya, kesucian pada saat proses

pembuahan calon janin itu.

Islam mensyariatkan bagi para suami istri untuk membaca

sebuah doa sebelurn mulai bersenggama, "Dengan nama

Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari godaan syetan, begitu

pula terhadap apa yang Engkau berikan terhadap kami,

jauhkanlah ia dari syetan."

Apa yang dimaksud dengan kalimat "Apa yang Engkau

berikan kepada kami"? Tak pelak lagi, itulah calon janin yang

mungkin bakal dihasilkan dari hubungan suami istri itu.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Maka, sungguh doa ini bukan hanya untuk keselamatan suami

istri semata. Lebih jauh, do'a itu juga hak calon janin yang

kelak hendak tertanam di rahim ibu berkat adanya

pembuahan.

Mengenai ada dan tidaknya janin yang kelak hadir, siapa

yang bisa memastikan? Begitu banyak orang yang sangat

mengharap punya anak, ternyata belum juga diberi hingga

belasan tahun. Sebaliknya mereka yang enggan mendapatkan

keturunan, iustru mendapat amanah berupa janin cukup

banyak. Karena sernua serba tak tentu, langkah terbaik

adalah senantiasa membaca do'a sebelum melakukan

hubungan intim suarni istri.

Hak Hidup janin

Akhirnya, si janin pun hadir. Menanarnkan dirinya dengan

tenang dalam sebuah ceruk kecil di dalam rahim. Sejak saat

ini pulalah, calon manusia ini punya hak hidup yang tak dapat

diganggu gugat kecuali oleh sang pernberi hidup.

Ketika sperma telah berternu dengan ovum, bergandengan

tangan kernudian menyatu, tak ada yang boleh mengganggu.

Merusak janin dalam keadaan ini sama halnya dengan

membunuh manusia. Walau belum ada nyawa yang

dikaruniakan oleh Allah.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Sayang, begitu banyak orang yang mempunyai

kecenderungan membunuh janin sebelum sempat hidup.

Perbuatan tak berperikemanusiaan ini celakanya didukung

sarana yang cukup. Ada obatobatan canggih maupun yang

tradisional. Tersedia pula begitu banyak macam jamu untuk

keperluan itu. Para dokterpun ada yang dengan mudah

melakukan aborsi.

Membunuh janin memang mudah. Bukankah calon korban tak

mampu melawan sama sekah? Tetapi subhanallah. Suatu

waktu Allah pun berkenan menunjukkan kekuasaan-Nya yang

serba Maha kepada hamba-Nya yang berpikir sempit.

Bukanlah sering terjadi, sebesar apapun upaya manusia

untuk menggugurkan janin, toh si orok tetap saja melekat

erat pada rahim. Bahkan segala rekadaya keiahatan manusia

untuk menyingkirkannya sampai meninggalkan bekas berupa

cacat fisik dan phisik yang fatal pada janin.

Maka Allah berpesan dalam firman-Nya,

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut

kemiskinan. " (QS. Al-Israa: 3 1).

Walaupun ada orang tua yang tega membunuh anak-anaknya

karena alasan ekonomi, yang lebih sering terjadi adalah

pernbunuhan sebelum si janin menghirup udara di dunia ini.

Kejahatan ini memang sering dapat disembunyikan dari mata

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


orang lain. Tapi tidak di mata Tuhan. Dan sungguh, di mata

Allah itu sama kejamnya dengan pembunuhan manusia.

Hak Kesehatan

Hak berikutnya bagi janin dalam kandungan adalah

memperoleh keselamatan, perlindungan, dan bekal

pertumbuhan yang mencukupi.

janin yang meringkuk diselimuti cairan ketuban di dalam

rahim, sungguh satu barang yang rawan. Mudah dimengerti

bila ia sangat peka terhadap benturan keras. lbu harus

benar-benar menjaga agar kandungannya tidak terkena

pukulan yang bisa merusak janin dan membuatnya lahir

cacat.

Satu hal yang penting bagi ibu hamil adalah memperhatikan

apa yang ia makan. Tak memerlukan perdebatan panjang

bahwa makanan yang bergizi akan jauh berbeda pengaruhnya

dibandingkan makanan seadanya. Pertumbuhan badan dan

otak mudah terhambat bila tak mendapatkan konsurnsi

sernestinya.

Memperhatikan penjagaan kesehatan pun tak kalah

pentingnya. Sekadar influenza saja bisa fatal akibatnya bagi

si calon bayi jika ibu sembarangan meminum obat. Berbagai

macam obat keras yang dijual di pasaran bebas biasanya

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


mengandung penenang. jika jenis obat ini sering masuk ke

dalam plasenta bayi, tentu akan sangat membahayakan.

Obat penenang jenis Thalidomid, misainya, sangat besar

pengaruhnya terhadap janin sehingga bisa merusak dan

membuat cacat. Beberapa obat penenang lain, juga obat

kontrasepsi anti hamil yang gagal bekerja secara efektif,

sering, menyebabkan terjadinya gejala secondary amentia

(lemah ingatan) karena bayi keracunan zat besi.

Penggunaan obat-obatan di awal masa kehamilan dideteksi

juga sebagai penyebab kelainan jantung yang dialarni bayi

kelak. Begitu juga usaha pengguguran dengan berbagai

macam obat-obatan di usia awal kehamilan, sangat besar

pengaruhnya dalam menghambat perkembangan janin.

Beberapa panyakit parah yang diderita ibu sangat besar

pengaruhnya terhadap janin. Seperti sakit kholera, typus,

malaria tropika kronis, gondok pada waktu hamil muda,

syiphillis, gabag dan TBC. Penyakit-penyakit itu

menyebabkan bayi yang lahir mungkin menderita toxemia,

yaitu keracunan pada darah yang menyebabkan abnormalitas

pada sistem syaraf (neuron).

Sementara pengaruh dari sinar rontgen pun sangat

diperhitungkan oleh para ahli. Sinar ini sangat besar

pengaruhnya terhadap tingkah laku bayi kelak dalam

aktivitas motorik, gerak bebas, pembuangan, belajar,

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


dikriminasi dan tingkah laku persetubuhan. Semakin banyak

sinar yang masuk, semakin fatal akibatnya bagi bayi. Itu

sebabnya ibu hamil sangat tidak dianjurkan menjalani

perawatan dengan sinar rontgen, bila masih ada cara

pengobatan yang lain.

Hak Kesehatan Psikis

Terbebas dari ancaman pengaruh kesehatan ibu, si janin

masih juga harus menghadapi ancaman pengaruh keadaan

psikis ibu. Ketenangan atau kekalutan pikiran ibu hamil, bisa

menular kepada bayi yang menyeret pula pada akibat

kecacatan.

Untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangannya,

janin memenuhi kebutuhannya dari hormon tubuh ibu yang

tersalur melalui saluran plasenta. Sementara hormon itu

sendiri, keadaannya sangat dipengaruhi oleh kondisi psikis si

empunya kandungan. Bila kondisi psikis itu buruk, waiar bila

hormon yang disedot janinpun buruk pula. Kelanjutannya,

perkembangan janin pun terhambat.

Sebuah penelitian di tahun 1929 mengungkapkan betapa

berpengaruhnya ketegangan yang dialami ibu terhadap janin.

Aktivitas janin menjadi bertambah akibat pengaruh itu, dan

ketika lahir cenderung menjadi lebih ringan beratnya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Dalam perkembangan selanjutnya mereka sering

menunjukkan masalah-masalah makan. Akibat lain yang

diderita bayi bisa berupa kelemahan atau cacat mental. Ini

bisa terjadi bila ibu menjadi gila sewaktu mengandung. Atau

mengalami panik, takut dan shock yang hebat.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Banyak ahli menyimpulkan, jika tekanan-tekanan jiwa

menghantui sang ibu selama dua bulan awal kehamilannya,

maka bayi akan mengalami gangguan-gangguan sentral.

Misalkan kelainan yang disebut 'Down Syndrome'. Bila

ketegangan psikhis mengguncang ibu pada bulan-bulan

berikutnya, bayi menjadi lambat beraktivitas,

spontanitasnya menurun, atau apa yang biasa disebut apatis.

Yang namanya musibah bisa saja terjadi kapan saja

dan di mana

saia tempatnya. Yang penting bagi ibu adalah menjaga

ketenangan jiwa. Boleh saia sang ibu menangis atau

bersedih, tapi jangan sampai mengalami kegoncangan jiwa.

Musibah boleh datang, hati boleh galau, jiwa terluka dan

perasaanpun tercabik, tetapi segeralah atasi semua itu

dengan tawakal kepada Allah SVVT. lnsya Allah musibah

seberat apapun tak sampai meluluh lantakkan jiwa ibu.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Sebagai tindakan preventif, memperbanyak ibadah di

kala hamil

sangat banyak membantu menenangkan pikiran.

Memperbanyak dzikir, shalat malam, dan membaca Al-

Qur'an membuat hati merasa dekat dengan Allah SVVT.

Hak Pendidikan

Teori pendidikan anak terus berkembang, hingga akhirnya

ditemukan bahwa upaya mendidik anak sebaiknya dilakukan

sejak dini, ketika anak masih berada dalam kandungan.

Para ahli telah menemukan bahwa janin berusia tujuh bulan

telah mampu bereaksi terhadap suara di sekeliling ibu, ia

bisa berputar berubah posisi ketika pintu disamping ibu

tertutup dengan keras. Ditengarai, bahwa sebenarnya

memori otak merekapun mampu bekerja merekarn sinyal-

sinyal yang terdeteksi.

Maka wajar jika ada anjuran bagi ibu hamil untuk sering

mengaii dengan suara keras, agar terdengar sang janin.

Bahkan telah ada tape recorder mungil yang khusus

diletakkan di perut ibu. Dari sana bisa kita putarkan irama

ayat-ayat suci Al-Qur'an, menemani sang janin yang masih

asyik dengan mimpinya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


Dianjurkan pula kepada ibu hamil untuk membacakan cerita

bagi bayinya. Terasa lucu mungkin, tetapi ilmu pengetahuan

mampu membuktikan bahwa hal tersebut nantinya

memudahkan anak untuk

mencintai buku, membiasakan mendengar cerita, dan

merangsang perkembangan otaknya. Bahkan terhadap cerita

tertentu yang kerap dibacakan berulang-ulang kepadanya

ketika dalam rahim, ia menunjukkan respon positif dan aktif

ketika dibacakan ulang setelah ia terlahir kemudian.

Akhirnya ketika kelak si janin telah bebas berlarian diatas

permukaan bumi, akan lebih mudah bagi mereka mengulang

dan menghafal apa yang pernah terekam dalam otak, jika

dibanding temanteman mereka yang belum dididik semasa

dalam rahim.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Anda mungkin juga menyukai