KIMIA ORGANIK
ACARA II
ANALISIS KIMIA GUGUS FUNGSI ALKOHOL 2/2
DISUSUN OLEH :
NIM : J1A0180017
KELOMPOK :I
Hasil
Bereaksi. Sebelum
dipanaskan tidak
terjadi perubahan
tetapi setelah
3 C dipanaskan selama
2 menit terjadi
√ perubaha warna
menjadi keruh.
Bereaksi. Sebelum
dipanaskan tidak
4 D terjadi perubahan
√ tetapi setelah
dipanaskan selama
2 menit terjadi
perubaha warna
menjadi keruh.
Sebelum
dipanaskan
langsung terjadi
reaksi dengan
5 E berubah warna
menjadi keruh dan
√ setelah dipanaskan
warna menjadi
kuning keruh dan
terbentuk 2 lapisan.
2. Tabel sebenarnya
Keterangan :
Sampel A : Fenol
Sampel B : Etanol
Sampel C : Isopropanol
Sampel D : Sikloheksanol
Sampel E : Tert-butanol
F. ANALISIS DATA 15/15
1. Reaksi Ionisasi Pereaksi Lucas
b. Etanol
ZnCl2 /HCl
H3 C – CH2 – OH H3 C – CH2 – Cl
∆
c. Isoprpanol
H3 C – CH– CH3 ZnCl2 /HCl H3 C – CH– CH3
∆
OH Cl
d. Sikloheksanol
Zn𝐶𝑙2 /HCl
∆
e. Tert-butanol
ZnCl2 /HCl
∆
3. Mekanisme Reaksi
a) Etanol
b) Isopropanol
c) Sampel D (Sikloheksanol) (SN1)
G. PEMBAHASAN 20/25
Pengujian lucas dalam alkohol adalah pengujian untuk membedakan antara alkohol
primer, sekunder, dan tersier. Mengindentifikasi jenis alkohol dengan penambahan reagen
lucas akan terjadi substitusi antara gugus OH pada alkohol dengan gugus Cl pada reagen
sehingga terbentuk alkil halida. Pada uji lucas ini terdapat alkohol pada setiap sampel yang
diuji maka akan menghasilkan lapisan berkabut. Alkohol tersier cepat bereaksi membentuk
alkil klorida.
Praktikum kali ini yaitu analisis gugus fungsi alkohol dengan tujuan mengidentifikasi
gugus fungsi alkohol dengan berbagai pereaksi, menggunakan 5 sampel. Diperoleh hasil,
sampel A warna awal bening dan warna awal pereakasi adalah kuning jernih, setelah
sampel A diteteskan ke dalam pereaksi Lucas dan diamati, menghasilakan larutan yang
berwarna sama dangan pereaksi. Setelah dipanaskan selama 2 menit tidak terjadi reaksi dan
perubahan apapun pada larutan. Sampel A yang digunakan adalah fenol. Fenol termasuk
dalam alcohol aromatic. Fenol memiliki gugus -OH yang berikatan langsung dengan
benzene yang menyebabkan gugus -OH sulit substitusi dengan Cl pada pereaksi lucas
sehingga sampel A adalah alkohol primer.
Sampel B, warna awal sampel adalah bening dan warna awal pereaksi adalah kuning
bening. Setelah ditetesi sampel B dan diamati selama 2 menit tidak terjadi perubahan warna
pada larutan yang dihasilkan. Setelah pemanasan selama 2 menit warna larutan tetap sama
seperti sebelumnya. Sampel B adalah alkohol primer (etanol). Alkohol primer tidak dapat
bereaksi dengan preaksi Lucas. Alkohol primer tidak bereaksi secara kasat mata dengan
asam klorida bahkan dengan adanya seng klorida pada suhu udara biasa. Alkohol primer
yang memiliki atom karbon kurang dari 6 dapat larut di dalam reagen tetapi reaksinya
sangat lambat. Sedangkan untuk alkohol primer yang atom karbonnya lebih dari 6 tidak
larut sampai tingkat tertentu, tidak terjadi reaksi dan fase airnya masih jelas.
Sampel C dan sampel D, adalah alkohol sekunder karena setelah diteteskan pada
pereaksi Lucas tidak terjadi reaksi tetapi setelah dipanaskan, larutan berubah menjadi
keruh. Secara umum alkohol sekunder menghasilkan kekeruhan dalam waktu 3-10 menit.
Untuk mendapatkan hasil yang positif maka harus dipanaskan. Sedangkan sampel E adalah
alkohol tersier, karena sample E saat diteteskan pada pereksi Lukas langsung terjadi reaksi
dan setelah dipanaskan terbentuk dua lapisan pada larutan. Alkohol tersier berekasi sangat
cepat dengan Asam klorida sehingga alkil halide dapat terlihat dalam beberapa menit pada
suhu kamar. Pertama sebagai suspensi susu kemudian lapisan berminyak(Shriner.2004).
Alkohol tersier langsung bereaksi dan menghasilkan kekeruhan. Dalam waktu yang singkat
dapat terlihat lapisan dari alkil klorida.
F. KESIMPULAN 7/8
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa identifikasi
alkohol dengan pereaksi Lucas dapat membedakan alkohol primer, sekunder dan alkohol
tersier. Peraksi lukas diperoleh dengan mereaksikan HCl dengan ZnCl2. Identifikasi
alkohol dengan pereaksi Lucas berdasarkan kecepatan reaksi dan perubahan karena reaksi
pada sampel saat diteteskan dalam peraksi Lucas. Alkohol primer tidak beraksi dengan
peraksi Lukas sehingga saat sampel ditambahkan dalam pereksi Lucas tidak terjadi
perubahan apapun. Alkohol sekuder dapat teridentifikasi karena saat dipanaskan berubah
menjadi keruh, sedangkan alkohol tersier mudah teridentifikasi karena langsung bereaksi
saat ditambahkan dalam peraksi Lucas menghasilkan kekeruan dan terbentuk dua lapisan.
DAFTAR PUSTAKA 4/5
Gunakan Harvad style
Chang Raymond. 2004. Kimia Dasar. Bandung: Erlangga.
Fressenden Ralph J., dan Joan S. Fressenden. 1997. Dasar- Dasar Kimia Organik. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Jas Admar. 2013. Tembakau dan Alkohol, Manfaat dan Mudaratnya. Jurnal Kedokteran
Nasional. Vol. 46. No. 3.
Simatupang Gylbert H.N., Sherwin R.U.A Sompie, ST.MT., Novi M. Tulung, ST.MT. 2015.
Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kadar Alkohol Melalui Ekhalase Menggunakan
Sensor TGS2620 Berbatas Mikrokontroler Arduino UNO. Journal Teknik Elektro dan
Komputer UNSRAT. Vol. 4. No. 7.