Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK
ACARA II
ANALISIS KIMIA GUGUS FUNGSI ALKOHOL 2/2

DISUSUN OLEH :

NAMA : ASTRI DINI ASTUTI

NIM : J1A0180017

KELOMPOK :I

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ACARA II
ANALISIS KIMIA GUGUS FUNGSI ALKOHOL 0/2

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 2,5/5


1. Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi gugus fungsi alkohol dengan berbagai pereaksi Lucas.
2. Waktu Praktikum
Kamis, 18 April 2019.
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI 9/15


Alkohol adalah senyawa organik dengan gugus fungsi hidroksil dalam kehidupan
sehari-hari. Alkohol banyak kita jumpai sebagai bahan bakar, pelarut maupun antiseptik,
contohnya adalah metanol dan etanol.Alkohol memiliki rumus umum CnH2n+1OH atau R-
OH, R merupakan lambang dari senyawa alkil,yaitu hidrokarbon rantai terbuka.
Penggolongan alcohol berdasarkan pada adanya gugus hidroksi –OH yang terikat pada
atom karbon dengan hibridisasi SP3. Sedangkan –OH yang terikat pada karbon terhibridasi
SP2 disebut sebagai senyawa enol (Wardiyah, 2016:28).
Alkohol adalah senyawa organik alifatik, campuran etil alkohol dan air, mengandung
tidak kurang 94.7% atau 92.0%dan tidak lebih 95.2% atau 92.7 C2H6. Sebagai pelarut
tambahan dalam kesediaan obat luar seperti lotion, sedangkan alkohol 70% digunakan
sebagai antiseptic dan desinfektansia serta sterilisasi penyuntikan. Kelarutan sangat mudah
larut dalam air, kloroform dan eter.menurut farmakope belanda alkoho dibagi men jadi tiga
yaitu alkohol fortior, alkohol, dan alkohol dilutes (Jas, 2013).
Alkohol (ROH) begitu erat berhubungan dengan kehidupan manusia sehari-hari
sehingga orang awampun kenal akan istilah-istilah ini etanol atau cukup dengan “alcohol”
digunakan dalam minuman keras. 2-Propanol (isopropyl alkohol atau alkohol gosok)
digunakan sebagai zat pembunuh kuman (bakteriosida). Metanol (metil alkohol atau
alkohol kayu, (komponen utama dalam spirtus), digunakan sebagai bahan bakar dan
pelarut. Dalam laboratorium dan industry,semua senyawa ini digunakan sebagai pelarut
dan reagensia. Alkohol dapat membentuk ikatan hydrogen antara molekul-molekulnya,
maka titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkil halida atau eter, yang bobot
molekulnya sebanding (Fessenden Ralp J, 1986:66).
Etanol adalah bahan psiko aktif dan jika di konsumsi menyebabkan penurunan
kesadaran. Di berbagai Negara, penjualan minuman keras beralkohol dibatasi ke sejumlah
kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati usia produksi. Alkohol adalah
zat yang paling sering disalah gunakan manusia, alkohol dapat diperoleh dari fermentasi
madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian atau fermentasi dapat diperoleh
alkohol sampai 15% dan kadar alkohol dalam darah maksimum mencapai 30-90 menit
(Simatupang, 2015).
Etanol disebut alkohol alifatik karena diturunkan dari alkana (etana). Alkohol alifatik
yang paling sederhana adalah metanol. Karena suatu waktu dibuat melalui penyulingan
kering dari kayu. Sekarang metanol disentesis secara industri melalui reaksi karbon
monoksida dan hydrogen molekul pada suhu dan tekanan tinggi. Etanol yang mengandung
methanol atau zat beracun lainnya disebut alkohol denaturasi (Chang, 2004).

C. ALAT DAN BAHAN 4,5/5


1. Alat – alat Praktikum
a. Penjepit kayu
b. Pipet volume 2 mL
c. Pipet tetes
d. Rubber bulb
e. Rak tabung reaksi
f. Stopwatch
g. Water bath
2. Bahan – bahan Praktikum
a. Pereaksi Lucas (ZnCl2/HCl)(aq)
b. Sampel A
c. Sampel B
d. Sampel C
e. Sampel D
f. Sampel E
D. SKEMA KERJA 5/6
1. Pengujian Lucas
3 ml pereaksi Lucas
 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
 + 5 tetes sampel
 Diamati selama 2 – 5 menit atau lebih
 Dipanaskan jika tidak mengalami perubahan
 Diamati lama munculnya kabut dan pemisahan lapisan alkyl halida

Hasil

E. HASIL PENGAMATAN 10/10


1. Tabel Hasil Pengamatan

No Sampel Alkohol Alkohol Alkohol Alkohol Keterangan


primer sekunder sekunder Aromatik
Tidak ada reaksi.
Sebelum dan
1 A sesudah dipanaskan
√ √ tidak terjadi
perubahan warna.

Tidak ada reaksi.


Sebelum dan
2 B sesudah dipanaskan
√ tidak terjadi
perubahan warna.

Bereaksi. Sebelum
dipanaskan tidak
terjadi perubahan
tetapi setelah
3 C dipanaskan selama
2 menit terjadi
√ perubaha warna
menjadi keruh.

Bereaksi. Sebelum
dipanaskan tidak
4 D terjadi perubahan
√ tetapi setelah
dipanaskan selama
2 menit terjadi
perubaha warna
menjadi keruh.
Sebelum
dipanaskan
langsung terjadi
reaksi dengan
5 E berubah warna
menjadi keruh dan
√ setelah dipanaskan
warna menjadi
kuning keruh dan
terbentuk 2 lapisan.

2. Tabel sebenarnya

No Sampel Alkohol Alkohol Alkohol Alkohol aromatik


primer sekunder tersier
1 A √ √
2 B √
3 C √
4 D √
5 E √

Keterangan :
Sampel A : Fenol

Sampel B : Etanol

Sampel C : Isopropanol

Sampel D : Sikloheksanol

Sampel E : Tert-butanol
F. ANALISIS DATA 15/15
1. Reaksi Ionisasi Pereaksi Lucas

2. Persamaan Reaksi Sampel dengan Pereaksi Lucas


a. Fenol

b. Etanol
ZnCl2 /HCl
H3 C – CH2 – OH H3 C – CH2 – Cl

c. Isoprpanol
H3 C – CH– CH3 ZnCl2 /HCl H3 C – CH– CH3

OH Cl
d. Sikloheksanol

Zn𝐶𝑙2 /HCl

e. Tert-butanol

ZnCl2 /HCl

3. Mekanisme Reaksi
a) Etanol

b) Isopropanol
c) Sampel D (Sikloheksanol) (SN1)

d) Sampel E (Tert-butanol) (SN2)

G. PEMBAHASAN 20/25
Pengujian lucas dalam alkohol adalah pengujian untuk membedakan antara alkohol
primer, sekunder, dan tersier. Mengindentifikasi jenis alkohol dengan penambahan reagen
lucas akan terjadi substitusi antara gugus OH pada alkohol dengan gugus Cl pada reagen
sehingga terbentuk alkil halida. Pada uji lucas ini terdapat alkohol pada setiap sampel yang
diuji maka akan menghasilkan lapisan berkabut. Alkohol tersier cepat bereaksi membentuk
alkil klorida.
Praktikum kali ini yaitu analisis gugus fungsi alkohol dengan tujuan mengidentifikasi
gugus fungsi alkohol dengan berbagai pereaksi, menggunakan 5 sampel. Diperoleh hasil,
sampel A warna awal bening dan warna awal pereakasi adalah kuning jernih, setelah
sampel A diteteskan ke dalam pereaksi Lucas dan diamati, menghasilakan larutan yang
berwarna sama dangan pereaksi. Setelah dipanaskan selama 2 menit tidak terjadi reaksi dan
perubahan apapun pada larutan. Sampel A yang digunakan adalah fenol. Fenol termasuk
dalam alcohol aromatic. Fenol memiliki gugus -OH yang berikatan langsung dengan
benzene yang menyebabkan gugus -OH sulit substitusi dengan Cl pada pereaksi lucas
sehingga sampel A adalah alkohol primer.
Sampel B, warna awal sampel adalah bening dan warna awal pereaksi adalah kuning
bening. Setelah ditetesi sampel B dan diamati selama 2 menit tidak terjadi perubahan warna
pada larutan yang dihasilkan. Setelah pemanasan selama 2 menit warna larutan tetap sama
seperti sebelumnya. Sampel B adalah alkohol primer (etanol). Alkohol primer tidak dapat
bereaksi dengan preaksi Lucas. Alkohol primer tidak bereaksi secara kasat mata dengan
asam klorida bahkan dengan adanya seng klorida pada suhu udara biasa. Alkohol primer
yang memiliki atom karbon kurang dari 6 dapat larut di dalam reagen tetapi reaksinya
sangat lambat. Sedangkan untuk alkohol primer yang atom karbonnya lebih dari 6 tidak
larut sampai tingkat tertentu, tidak terjadi reaksi dan fase airnya masih jelas.
Sampel C dan sampel D, adalah alkohol sekunder karena setelah diteteskan pada
pereaksi Lucas tidak terjadi reaksi tetapi setelah dipanaskan, larutan berubah menjadi
keruh. Secara umum alkohol sekunder menghasilkan kekeruhan dalam waktu 3-10 menit.
Untuk mendapatkan hasil yang positif maka harus dipanaskan. Sedangkan sampel E adalah
alkohol tersier, karena sample E saat diteteskan pada pereksi Lukas langsung terjadi reaksi
dan setelah dipanaskan terbentuk dua lapisan pada larutan. Alkohol tersier berekasi sangat
cepat dengan Asam klorida sehingga alkil halide dapat terlihat dalam beberapa menit pada
suhu kamar. Pertama sebagai suspensi susu kemudian lapisan berminyak(Shriner.2004).
Alkohol tersier langsung bereaksi dan menghasilkan kekeruhan. Dalam waktu yang singkat
dapat terlihat lapisan dari alkil klorida.

F. KESIMPULAN 7/8
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa identifikasi
alkohol dengan pereaksi Lucas dapat membedakan alkohol primer, sekunder dan alkohol
tersier. Peraksi lukas diperoleh dengan mereaksikan HCl dengan ZnCl2. Identifikasi
alkohol dengan pereaksi Lucas berdasarkan kecepatan reaksi dan perubahan karena reaksi
pada sampel saat diteteskan dalam peraksi Lucas. Alkohol primer tidak beraksi dengan
peraksi Lukas sehingga saat sampel ditambahkan dalam pereksi Lucas tidak terjadi
perubahan apapun. Alkohol sekuder dapat teridentifikasi karena saat dipanaskan berubah
menjadi keruh, sedangkan alkohol tersier mudah teridentifikasi karena langsung bereaksi
saat ditambahkan dalam peraksi Lucas menghasilkan kekeruan dan terbentuk dua lapisan.
DAFTAR PUSTAKA 4/5
Gunakan Harvad style
Chang Raymond. 2004. Kimia Dasar. Bandung: Erlangga.

Fressenden Ralph J., dan Joan S. Fressenden. 1997. Dasar- Dasar Kimia Organik. Jakarta:
Binarupa Aksara.

Jas Admar. 2013. Tembakau dan Alkohol, Manfaat dan Mudaratnya. Jurnal Kedokteran
Nasional. Vol. 46. No. 3.

Simatupang Gylbert H.N., Sherwin R.U.A Sompie, ST.MT., Novi M. Tulung, ST.MT. 2015.
Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kadar Alkohol Melalui Ekhalase Menggunakan
Sensor TGS2620 Berbatas Mikrokontroler Arduino UNO. Journal Teknik Elektro dan
Komputer UNSRAT. Vol. 4. No. 7.

Wardinayah., M.Si.Apt. 2016. Kimia Organik. Bandung: ITB.


LAMPIRAN ¾

BERI KETERANGAN PADA GAMBAR SAMPEL

Anda mungkin juga menyukai