Anda di halaman 1dari 33

DAFTAR ISI

Bab Halaman
BAB 1 ISU PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI
A. Penilaian dalam Pembelajaran ...................................................... 1
B. Masalah dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani ....................... 1
C. Kekeliruan dalam Penilaian Pendidikan Jasmani.......................... 2
D. Re-desain Penilaian Pendidikan Jasmani ...................................... 2
BAB 2 LANDASAN TEORI PENILAIAN PENDIDIKAN
JASMANI DAN OLAHRAGA
A. Teori Kontruktivisme ..................................................................... 4
B. Teori Kecerdasan Majemuk ........................................................... 5
BAB 3 KONSEP PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI
A. Konsep Evaluasi, Penilaian, Pengukuran dan Tes ...... .................. 6
B. Persamaan dan Perbedaan Evaluasi dan Pengukuran . .................. 7
C. Tujuan dan Manfaat serta Prinsip Penilaian dalam
Pembelajaran ............................................................... .................. 8
D. Mekanisme dan Prosedur penilaian ........................... .................. 9
BAB 4 PENILAIAN SIKAP
A. Pengertian Penilaian Sikap ............................................................. 11
B. Ruang Lingkup Penilaian Sikap ..................................................... 11
C. Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap .......................................... 11
BAB 5 PENILAIAN PENGETAHUAN
A. Pengertian Penilaian Pengetahuan ................................................ 13
B. Ruang Lingkup penilaian Pengetahuan .......................................... 13
C. Kategori Dimensi Pengetahuan ...................................................... 14
D. Teknik dan Instrumen Penilaian Pengetahuan ............................... 14
E. Penyusunan Instrument Penilaian Pengetahuan ............................. 15
BAB 6 PENILAIAN KETERAMPILAN
A. Pengertian Penilaian Keterampilan ............................................... 16
B. Ruang Lingkup Penilaian Keterampilan ........................................ 16
C. Penilaian Proses dan Produk (Hasil Belajar) ................................. 16
D. Teknik dan Instrumen Penilaian Keterampilan .............................. 17
BAB 7 TES STANDAR KETERAMPILAN CABANG OLAHRAGA
A. Pengertian Tes Standar ................................................................... 20
B. Tes Keterampilan Olahraga ........................................................... 20
BAB 8 PENILAIAN AUTENTIK DALAM PENDIDIKAN JASMANI
A. Pengertian Penilaian Autentik ........................................................ 22
B. Rasionalisasi Penilaian Autentik .................................................... 22
C. Tujuan Penilaian Autentik.............................................................. 23
D. Bentuk Penilaian Autentik ............................................................. 24
E. Penilaian Autentik dalam Pendidikan Jasmani .............................. 24
F. Kriteria dalam Penilaian Autentik .................................................. 25
BAB 9 PENGOLAHAN DAN PELAPORAN HASIL PENILAIAN
A. Pengolahan Nilai ............................................................................ 26
B. Pelaporan Hasil Penilaian .............................................................. 28
BAB 10 UMPAN BALIK DAN PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN
A. Umpan Balik Pelaksanaan Penilaian .............................................. 29
B. Keuntungan Umpan Balik .............................................................. 29
C. Pelaksaan Umpan Balik ................................................................. 30
D. Pemanfaatan Hasil Penilaian .......................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31
BAB I
ISU PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI

A. Penilaian dalam pembelajaran


Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani, amat jelas peranan guru
sebagai pengelola proses ajar. Di tengah-tengah proses tersebut yang tergolong
kompleks, terdapat serangkaian keputusan yang dibuat guru secara cepat
berdasarkan hasil observasi informal, dengan maksud agar semua adegan
pembelajaran yang melibatkan transaksi antara guru dan peserta didik dapat
menumbuhkan perubahan prilaku pada pserta didik.
Pada tingkat mikro keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani, selalu
terkait dengan beberapa aspek yaitu tujuan pembelajaran, subtansi tugas ajar,
metode yang digunakan, dan evaluasi. Tujuan pendidikan jasmani bersifat
menyeluruh yang mencakup dominan afektif, kognitif dan psikomotor.
Pencapaian tujuan itu tergantung pada tugas ajar berupa aktivitas jamani atau
tugas gerak yang dipilih, yang di samapaikan dengan metode atau strategi
pembelajaran sesuai dengan tujuan spesifik yang ingin dicapai.
Evaluasi dan penilaian memiliki makna menilai dan menaksir. Konsep
secara umum mengenai penilaian adalah upaya yang dilakukan guru dengan
tujuan untuk mengetahui informansi secara keseluruhan baik hasil maupun proses
pembelajaran untuk emmantau perkembangann belajar mengajar dan mengetahui
seberapa jauh tujuan pengajaran dapat dicapai oleh peserta didik pad tiga
kompetensi yang ingin dicapai.

B. Masalah dalam pendidikan jasmani


Sekarang ini pembelajaran pendidikan jasmani seolah disampingkan. Bisa
jadi perubahan itu di akibatkan oleh pendidkan jasmnai yang tidak mampu
menggerakan atau membangkitkan “proses belajar” sehingga mata pelajaran itu
dipandang tidak bermakna. Beberpa alasan dijelaskan oleh Cholik & Lutan
(1996:2) bahwa metode praktik ditekankan pada “teacher centered” dimana
peserta didik melakukan latihan fisik berdasarkan perintah yang dilakukan guru.

1
2

Guru cenderung menggunakan pendekatan olahraga prestasi dalam


pengajarannya, sehingga tugas-tugas bagi peserta didik melalui kegiatan fisik tak
ubahnya seperti latihan olahraga. Tujuan pembelajaran ditekankan pada
pengusaan keterampilan untuk tujuan prestasi tanpa melakukan modifikasi.
Perencanaan dan pelaksaannya melibatkan peserta didik untuk bergerak dan
berpartisipasi dalam curahan waktu peserta didik untuk bergerak dan
berpartisipasi dalam berbagai aktifitas fisik di samping menyenangkan.

C. Kekeliruan dalam penilaian pendidikan jasmani


Selama ini untuk memahami keberhasilan pesrta didik dalam pembelajaran
pendidikan jasmani, guru cenderung menggunakan penilaian tradisional berupa
tes standar tau tes buatan guru, semntara pelaksanaanya terlepas dari konteks
karena tidak memperhitungkan proses pembelajaran.
Penilaian tradisional hanya mengandalkan tes objektif, mempunyai makna
sempit dari perspektif pendidika dan cenderung merugikan peserta didik, karena
keputusannya yang diberikan guru dalam peilaian di anggap hasil akhir. Itulah
sebabnya pelaksanaan penilaian yang berdasarkan hanya pada hasil tes, menuai
banyak kritik dari berbagai kalangan. Sax (Zaenul, 2008) mengklasifikasi
kelemahan pekasanaan tes yaaitu sebagi berikut :
1. Tes menginvasi hak pribadi peserta tes atau peserta didik
2. Tes menimbulkan ras cemas dan mengganggu proses belajar
3. Tes mengategori peserta tes atau peserta didik secara permanen
4. Tes justru menghukum peserta didik yang cerdas dan kreatif
5. Tes hanya mengukur hasil belajar
6. Tes menimbulkan diskriminasi

D. Re-desain penilaian pendidkan jasmani


Pandangan kostruktivisme dalam proses pembelajaran menegaskan bahwa
suatu interaksi belajar dan pembelajaran yang penting adalah prosesnya, bukan
hanya hasilnya. Oleh karena itu penilaian hasil belajar dalam pembelajaran
pendidikan jasmani harus memperhatikan proses. Penilaian harus meberikan
kontibusi yang berarti kepada proses belajar. Penilaian harus dapat mengahsilkan
3

“pengalaman Belajar” yang berarti bagi peserta DIDIK, DAN PENILAIAN


JUGA HARUS “menjadi bagian” yang tidak terpisahkan dari proses belajar
peserta didik (Zaenul 2008:36).
Penilaian autentik adalah penilaian yang dilaksakana sevara menyeluruh
pada semua kompetisi yang ingin dicapai meliputi kompetensi sikap, penetahuan
dan keterampilan, dengan menggunakan berbagai bentuk dan teknik penilaian
baik bagi proses dan produk pembelajaran.
BAB 2
LANDASAN TEORI PENILAIAN
PENDIDKAN JASMNAI DAN KEOLAHRAGAAN

A. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme dalam konteks pembelajaran merupakan slah satu filsafat
yang memfokuskan pada proses-proses pembelajaran bukan pada prilaku belajar.
Menurut teoti ini, pengetahuan adalah kontruksi kita sendiri. Glassersfeld
(Komalasari 2010:15) menjelaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari
kenyataan, bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada.
1. Teori Konstruktivisme dalam pemeblajaran pendidikan jasmani
Menurut teori konstruktivisme sebagaimana di jelaskan oleh Redjeki
(2002) bahwa guru dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan samapai
kepada pelaksaan mengikuti lima tahapan sebagai berikut:
a) Engage, yaitu menarik minat peserta didik terhadap topik yang akan
dipelajari
b) Explore, yaitu memacu peserta didik untuk menyelidiki dan
mendiskusikan topik dari beberapa aspek yang berbeda dalam kelompok.
c) Explain, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menjelaskan tentang temuan kelompoknya kepada peserta didik lain.
d) Elaboratiaon, yaitu memyediakan kesempatan pada peserta didik untuk
mengembangkan dan menyelidiki lebih jauh tentang topik yang terkait
e) Evaluatin, yaitu peseta didik mengadakan penilain tengtang apa yang
dipelajarinya.
2. Teori konstruktivitas dalam penilain pendidikan jasmani
Mengamati konsep yang peserta didik gunakan, guru dapat menagkap
bagaimana jalanya konseptual peserta didik tersebut. Zaenul (2008:36)
menjelaskan bahwa suatu interaksi belajar dan pembelajaran yag penting adalah
prosesnya, bukan hasinya (end product).

4
5

B. Teori Kecerdasan Majemuk


Kartono & Gulo (2000:233) menjelaskan :” inteligensi berurusan dengan
abstrak-abstrak kemampuan mempelajari Sesutu, kemampuan menangani situasi-
situasi baru.” Gardner (2003) berpendapat bahwa inteligensi itu bersifat majemuk,
yang meliputi; verbal- linguistic, mathemathical-logical, interpersonal,
intrapersonal, visual spatial, bodily kinesthetic, musical-rhytmic, and
naruralistic.”
1. Teori kecerdasan majemuk dalam pembelajaran pendidikan jasmani
Impplikasiteorikecerdasan majemuk pada pembelajaran penjaskes,
misalnya meteri teknik dasar dalam ppermainan bola voli dengann topik
passing atas. Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah “ peserta didi
mampu mempraktikan passing atas dalam permaian bola voli dengan
beknar.”
2. Teori kecerdasan majemuk dalam penilaian pendidikan jasmani
Dari sudut pandang kecerdasan majemuk terkait dengan perubahan catra
belajar peserta didik. Penilaian pada hakikatnya memiliki beragam
petensi, bahkan terdapat perbedaan antara peserta didik dalam kekuatan
dan kelemahan kecerdasannya serta gaya peserta didik dlamproses
belajarnya (Kagan & kogan 1970).
BAB 3
KONSEP PENILALAIAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI

A. Konsep Evaluasi, Penilaian, Pengukuran dan Tes


1. Evaluasi
Evaluasi dijelaskan oleh Arikanto (2004) bahwa “evaluaasi adalah
kegiatan untuk mengumpulkan inforamsi tentang bekerjanya sesuatau.
Selanjutnya informasi terseut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat
dalam mengambil keputusan.” Menurut pendapat tersebut bahwa fungsi evaluasi
adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak pengambil
keputusan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi
yang diklakukan.
2. Penilaian
Penilaian menurut Depdiknas (2002) bahwa makna penilaian adalah
“suatu kegiatan untuk meberikan berbagai informasi secara berkesinambungan
dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik.”
Maksud menyeluh dalam konsep tersebut mengandung arti bahwa penilaian tidak
hanya ditujukan pada penguasaan salah satu bidang tertentu, tetpai mencakup tiga
dominan dalam pembelajaran yaitu, dominan pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Paparan tersebut, menggambarkan bahwa penilaian merupakan
suatu proses yang berkesinambubfan untuk mengumpulkan informasi mengenai
proses dan hasil belajarpeserta didik dalam rangka menbuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertenti.
3. Tes
Salanjutnya, Hasan (1988) menjelaskan bahwa, “tes adalah alat
pengumpulan data yang dirancang khusus. Kekhususan tes dapat terlihat dari
konstruksi butir soal yang di pergunakan.” Tes bukan satu-satunya alat
pengumpulan data, tetapi tes merupakan alat pengumpulan data evaluasi dan
penilaian yang paling tua dan penting (Arifin, 2009).

6
7

4. Pengukuran
Istilah pengukuran dijelaskan oleh Toho Cholik & Lutan (1996) yaitu
“proses pengumpulan informasi yang bersifat kuantitatif yang dapat dinyatakan
dalam skot.” Sedangkan Abdoellah (1988) menjelaskan bahwa pengukuran adalah
“proses pengumpulan informasi sebagai daasr untuk mengambil keputusan.”
Pendapat tersebut menegaskan bahwa pengukuran lebih menitik beratkan kepada
proses pengumpulan informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan.

B. Persamaan dan Perbedaan Evaluasi dan Penilaian


Untuk lebih jelas dalam menafsirkan persamaan dan perbedaan istilah
evaluasi dan penilaian, penulis mengutip pendapat Arifin (2009) sebagai berikut :

Evaluasi Penilaian
Persamaan
Menilai atau menetukan nilai sesuatu Menilai atau menetukan nilai sesuatu
Alat atau intrumen yang digunakan Alat atau itrumen yang digunakan untuk
untuk mengumpulkan datanya sama mengumpulkan datanya sama
Perbedaan
 Evalausi memiliki ruang lingkup  Penilaian memiliki ruang lingkup
lebih luas mencakup semua yang lebih sempit, atau terbatas dari
komponen dalam suatu system konsep evaluasi. Maksud lebih
(system pendidikan, kurikulum, sempit berarti penilaian mencakup
pembelajaran). salah satu komponnen atau satu
 Dilakukan tidak hanya oleh pihak aspek saja yang harus dinilai seperti
internal, tetapi juga pihak eksternal hasil belajar siswa dalam aspek
seperti konsultan mengevaluasi suatu tertentu.
program ataau kurikulum. Eksternal  Bersifat internal, maksudnya hanya
dalam evaluasi artinya tidak hanya guru yang melakukan proses
guru yang bisa melaksanakan evalusi pembelajaran yang bisa melakukan
dalam pembelajaran, tetapi orang lain penilaian, seddangkan pihak lain
diluar sekolah bisa melakukan tidak diperkenakan melakukan
evaluasi. penilaian.
8

C. Tujuan dan Manfaat serta Prinsip Penilaian dalam Pendidikan


Jasmani
1. Tujuan dan Manfaat Penilaian dalam Pembelajaran
Menurut Rink (2002), penialian dan evaluasi dalam pembelajaran
pendidikan jasmani adalah logis digunakan untuk tujuan sebagai berikut :
a. Memberikan informasi terkait dengan peningkatan hasil belajar dan status
peserta didik
b. Emotivasi peserta didik dalam meningkatkan penampilan
c. Membuat pertimbangan tentang efektiviitas pengajaran
d. Memberilak informasi kepada guru tentang status peserta didik,
hubungnnya dengan penyesuaian peserta didik terhadap tujuan
pembelajarn.
e. Mengevaluasi program kurikulum
f. Menempatkan peserta didik dalam kelompok belajar yang tepat
g. Memberi informasi kepada guru terkait dengan status peserta didik untuk
tujuna penilaian
2. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Dalam melakukan evaluasi dan penilaian hasil belajar peserta didik pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah selalu didasaarkan pada prinsip-prinsip
evaluasi sebagaimana tercantum dalam Kemendikbud (2013) sebagai berikut
a. Objektif
b. Terpadu
c. Ekonomis
d. Transparan
e. Akuntabel
f. Edukatif
3. Ruang lingkup dan Teknik Instrumen Penilaian
a. Ruang lingkup penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat
digunakan untuk menentukan posisi relative setiap peserta didik terhadap standar
9

yang ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi,


kompetensi mata pelajarn,/ kompetensi muatan/kompetensi program dan proses.
b. Teknik dan instrument penilaian
Teknik instrument yang digunakan untuk penilaian kompetensi siakp,
pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:
1) Penialian kompetensi sikap
2) Penialaian kompetensi pengetahuan
3) Penilaian kompetensi keterampilan

D. Mekanisme dan Prosedur Penilaian


Didalam buku Komarudin (2016 : 38-39) menjelaskan bahwa, dalam
penilaian pembelajaran harus mengikuti melanisme dan prosedur penilaian yang
jelas, Kemendidbud (2013) menjelaskan bahwa :
a. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilakasanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan/ atau
lembaga mandiri.
b. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaia autenti, penilaian
diri, penilaian proyek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian sekolah, dan ujian nasional.
1) Penilaian autentik dilakukan oleh guru secra berkelanjutan.
2) Penilian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan
harian.
3) Penilaian proyek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir baba tau tema
pelajaran.
4) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegraside ngan proses
pembelajaran dalam entuk ulangan tau penugasan.
5) Ulangan ttengah semester atau ulangan akhir semester, dilakukan oleh
pendidik dibawah koodinasi satuan pendidikan.
6) Ulangan tingkat kompetensi dilakukan satuan pendidikan pada akhir kelas
II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI
10

(tingkat5), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh pemerintah.


Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat
4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN.
7) Ujian mutu tingkat kompetensi dilakukan dengan metode survei oleh
Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII
(tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).
8) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
9) Ujian nasional dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-ungdangan.
c. Perencanaan ulangan harian dan pemberian proyek oleh pendidik sesuai
dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
d. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah :
1) Menyusun kisi-kisi ujian
2) Mengembangkan (menulis, menelah, dan merevisi) instrument
3) Melaksanakan ujian
4) Mengolah (menskor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta
didik dan
5) Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian
e. Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang di atur dalam
Prosedur Operasi Standar (POS).
f. Hasil ulangan harian di informasikan kepada peserta didik sebelum
diadakan ulangan harian berikutnyaa. Peserta didik yang belum mencapai
KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.
g. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam
bentuk nilai dan deskripsi pencapaian komeptensi kepada orangtua dan
pemerintah.
BAB 4
PENILAIAN SIKAP

A. Pengertian Penilaian Sikap


Penilaian sikap berkenaan dengan pengembangna ketermapilan sosio-
emosional, prilaku positif, kerja sma, konsep diri, dan sikap positif terhadap
aktivitas fisik (Lacy 2010). Dalam aktivitas yang lebih luas terutama dalam
pembelajaran pendidika jasmani dan olahraga, terdapat tujuan pokok yang harus
dikembangkan terkait dengan dominan efektif. Penilaian terhadap sikap peserta
didik dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani ada beberapa target sikap
yangharus dicapai peserta didik yaaitu :
1. Sikap positif terhadap pembelajaran
2. Sikap positif terhadap dirinya sendiri
3. Sikap positif terhadap dirinya sebagai peserta didik
4. Sikap positif terhadap seseorang yang berbeda degannya

B. Ruang Lingkup Penilaian Sikap


Penialian sikap merupakan internalisasi sikap yang menunjukan kearah
pertumbuhan batiniah, sehingga peserta didik sadar akan nilai yang diterimanya
dan menjadi bagian dalam membentuk nilai dan menentukan perilakunya.
Dominan sikap terdiri dari beberapa jenjang kemampuan, Krathwohl, dkk
(Metzler, 2000) mengklasifikasi kemampuan tersebut yaitu: receiving,
responding, valuing, organizing,dan characterization.”

C. Teknik Instrumen Penilaian Sikap


Guru dalam menilai sikap peserta didik dalam pembelajaran pendidikan
jasmani bisa dilakukan melalui beberapa teknik dan instrument penilaian.
Beberapa teknik penilaian yang digunakan untuk menilai sikap peserta didik yaitu
teknik penilaian observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal
(Kemendikbud, 2013) instrument yang digunakan pada beberapa teknik penilaian
tersebut berupa berupa lember pengamatan, lembar penilain diri, lembar penilaian

11
12

antar peserta didik yang disertai skala penialian (rubric). Sedangkan penilaian
berupa jurnal berupa catatan-catatan guru tentang kelebihan dan kekuranngan
peserta didik. Beberapa teknik penilaian sikap, penulis akan menjelaskan satu
persatu sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik
secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi
sejumlah indicator perilaku yang diamati (Kemendikbud 2013).
2. Penilaian diri
Penilaian diri adalah teknik penilaian yang digunakan dengan cara
meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya
dalam pencapaian kompetensi.
3. Penilian antara peserta didik
Penilaian antara peserta didik yaitu penilaian dengancara meminta peserta
didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi sikap baik sikap
spiritual maupun sikap social dengancara meminta peserta didik untuk saling
menilai satu sama lain (Kunandar2013).
4. Jurnal
Penilaian dalam bentuk jurnal adalah berupa catatn pendidikan di dalam
dan diluar kelas yang berisi imformasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik mengenai sikap dan perilakunya (Permendikbud, No. 66
Tahun 2013).
BAB 5
PENILAIAN PENGETAHUAN

A. Pengertian Penilaian Pengetahuan


Penilaian pengetahuan merupakan suatu proses untuk memperoleh da
menggunkan pengetahuan dimana peserta didik mengalami peroses berpiki,
mengenal, mengingat, mencipta, dan memahami materi yang diajarkan oleh guru
kepada peserta didik.

B. Ruang Lingkup Penilian Pengetahuan


Penialain pengetahuan mengacu pada klasifikasi Bloom yang menunjukan
bahwa pada proses pengetahuan terus meningkat yaitu berupa tingkatan hierarki
yang harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan tahap perkembangan
peserta didik dan bersifat realistic. Hierarki Bloom mencerminkan sesuatu proses
berpikir yang sistematis mulia dari kemamapua berpikir tingkat rendah, tsampai
pada kemepuan berpikir tingkat tinggi, atau kemampuan berpikir dari kognitif 1
(C1) samapai pada kognitif 6 (C6).
Kompetensi penegtahuan dalam taksonoi Blomm (1956) diklasifikasi
menjadi enam tingkatan proses kognisi yang tersusun secara sitematis yaitu
berpikir yang sederhana samapai berpikir kompleks. Pengetahuan dalam bentuk
heirarki terdiri dari :
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Penerapan
4. Analisi
5. Sintesis
6. Evaluasi (penilian)

13
14

C. Kategori Dimensi Pengetahuan


Berdasarkan psikologi kognitif terdapat empat jenis peegtahuan, yaitu
penetahuan factual, konseptual, prosedur dan metakognitif (Anderson &
Krathwohl, dlam Kmendikbud 2013).

D. Teknik dan Instrumen Penilain Pengetahuan


Pengetahuan dalam pembelajaran pendidika jasmani dan olahraga dapat
dinilai degaan menggunakan tes. Menurut Sudjana (1990) tes dijadikan sebagai
alat penilaian dalam bentuk pernyataan yang diberikan kepada peserta didik untuk
mendapatkan jawaban dalam bntuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tes tulisan (tes
tulisan).
1. Tes Tulis
Tes tulis adalah tes dimana soal atau pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada peserta didikuntuk mendapatkan jawaban dalam bentuk tulisan.
Untuk memami mengenai tes tulis ada beberapa jenis tes tulis yang lazim
digunakaan oleh guru dalam proses [embelajaran sebagai berikut :
a. Tes pilihan Ganda (multiple-Choice)
b. Tes benar-salah
c. Tes Mnjodohkan
d. Tes jawaban singkat
e. Tes uraian

2. Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang digunakan diberikan guru kepada peserta didik
secara langsung dengan menggunakan beahas verbal yang menuntut jawaban dari
peserta didik secara lisan.
3. Penilaia Proyek (project)
Penilaian Proyek adalah penilian terhadap sesuatu tugas yang harus
diselesaikan peserta didik dalam periode waaktu tertentu. Tugas tersebut beruapa
suatu investigasi dari mulai perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.
15

E. Penyusunan instrument Penilaian Pengetahuan


Dalam menyusun untuk penilaian pengetahuan, ada bebrapa tahapan yang
harus dilalui. Surapranata (2007) menjelaskan bahwa, dalam pengembangan tes
pengetahuan ada tahapan yangharus dilakukan sebagai berikut :
1. Penentuan Tujuan
2. Penyusunan Kisi-kisi
3. Penulisan
4. Penelaahan dan perbaikan
5. Uji coba dan analisis
6. Perakitan
7. Penyajian
8. Skoring
9. Pelaporan
10. Pemanfaatan
BAB 6
PENILAIAN KETERAMPILAN

A. Pengertian Peneilaian Keterampilan


Secara garis besar kompetensi keterampilan menyangkut kemampuan
dalam melakukan gerak reflex, gerak dasar fundamental, kemampuan perseptual,
kemampuan fisik, gerak kterampilan dan komunikasi non-diskursif. Kompetensi
keterampilan gerak tersebut menurut Harrow (Metzeler, 2000) di jabarkan sebagai
berikut:
1. Reflexive (gerak reflex)
2. Basic Fundamental
3. Perceptual abilities
4. Physical ability
5. Complex skills
6. Nondiscursive

B. Ruang Lingkup Penilian Kterampilan


Penilain kompetensi keterampilan, menurut Kunandar (2013) dibagi ke
dalam lima jenjang proses berpikir, yaitu :
1. Imitasi
2. Manipulasi
3. Presisi
4. Artikulasi
5. Naturalisas

C. Penilian Proses dan Prosuk ( Hasil Belajar)


Menurut Komarudin (2016 : 98-99) menjelaskan bahwa, dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, penilaian hasil belajar peserta didik harus
mengacu kepada penilaian proses dan penilaian produk (hasil belajar). Untuk
menjelaskan mengenai penilaian proses dan produk, penulis mengutip pendapat
Sudjana (1990) bahwa, “Penilaian proses belajar yaitu upaya memberi nilai
terhadapa kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru

16
17

dalam mencapai tujuan-tuuan pengajaran”. Dalam penilaian proses guru


pendidikan jasmnai melihat sejauh mana efektifitas dan efesiensi dalam mencapai
tujuan pengajaran atau sejauh mana perubahan tingkah laku peserta didik dalam
proses tersebut. misanya pesertaa didik di tes tolak peluru. Proses yang diamati
adalah penampilan untuk menghasilkan produk yaitu (glide, lift, turn, dan push).
Sedangkan penilaian produk (hasil belajar) adalah, “proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu.”
Penilaian dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang menjadi produk dalam
pembelajaran tolak peluru lebih dinyatakan dalam bentuk kuantitas yaitu jauhnya
peluru yang ditolak. Penilaian produk lebih lebih dinyatakan dalam kuantitas yang
dicapai peserta didik yaitu (seberapa banyak, seberapa cepat, seberapa jauh,
seberapa tinggi dan sebagaimya).
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam materi
kebugaran jasmani, aktivitas fisik yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam
proses pembelajaran merupakan proses yang yang akan menghasilkan produk.
Proses tersebut yaitu perubahan perilaku peserta didik yang diperoleh dari
pengalaman belajarnya yang berupa kebiasaan melakukan aktivitas fisik. Selain
proses yang harus diperhatikan, guru juga harus memfokuskan perhatiannya pada
produk pembelajaran yaitu kebugaran jasmnai pesertadidik yng diperoleh melalui
tes kebugaran jasmani. Guru harus aktif memberikan motivasi kepada peserta
didik untuk terus aktif melakuka aktifitas fisik, agar kebugaran jasmaninya
semakin meningkat.

D. Teknik dan Instrumen Penilaian Keterampilan


Penilaian pada kompetensi kterampilan menurut Permendikbud No. 66
dalam Kemendikbud (2013) yaitu mngginakan teknik penilaian berupa tes praktik,
proyek, penilaian fortofolio, dan penilaian kebugaran jasmani.
1. Tes Praktik
Menurut Arifin (2009:149) tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban
peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Bentuk rubric yang
18

sering digunakan dalam penilaian pendidikan jasmani yaitu daftar cek dan skala
penilaian.
a. Daftar cek
Daftar cek digunakan untuk mendeteksi perilaku yang diinginkan. Daftar cek
umumnya membutuhkan respons “ya atau tdak”, “baik atau tidak baik”, “bisa atau
tidak bisa”.
b. Skala penilaian
Penilaian bersifat analitik adalah ketika menilai keterampialan yang bersifat
khusus seperti menedang dalam permainan sepak bola, mendiribbling dalam
olahraga basket, atau servis dalam permaiana boala voli. Skala penilaian terentang
dari tidak sempurna samapai pada sangant sempurna. Mislnya 1 = kurang
kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten, 4 = sangat kompeten.
1) Instrument Penilaian Praktik
a) Penilaian praktik cabang olahraga atletik
Kompetensi dasar (KD) : “mempraktikan variasi dan kombinasi teknik
dasar atletik (lari, lompat, dan lempar) dengan kondisi gerak yang baik.”
b) Penilaian Praktik Cabang Olahrga Senam
Kompetensi dasar (KD) : “mempraktikan variasi dan kombinasi teknik
dasar senam lantai dalam bentuk rangkaian sederhana.”
c) Penilaian Praktik Cabang Olahrga Permainan
Kompetensi dasar (KD) : “mempraktikan variasi dan kombinasi teknik
dasar berbagai bentuk permainan bola besar dengan koordinasi yang baik.
d) Penilaian Praktik Cabang Olahrga Beladiri
Kompetensi dasar (KD) : “mempraktikan variasi dan kombinasi teknik
dasar olahraga beladiri.”
2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013 adalah
penilaian terhadap tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu. Lacy (2011) menjelaskan bentuk proyek (tugas) yang diberikan
guru pendidikan jasmani kepada peserta didik yaitu sebagai berikut :
19

a. Membuat proyek perencanaan kebugaran (fitnees plan project)


b. Membuat proyek buku mainan (play book project)
c. Membuat proyek aerobik (aerobic project)
d. Membuat integrasi proyek (intergration project)
3) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpul seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif –
integratif. Untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi dan kretifitas peserta
didik dalam kurun waktu tertentu. Menurut, Budimansyah (2012) bahwa penilaian
portofolio bertujuan sebagai alat formatif maupun sumatif. Pernilaian portofolio
sebagai alat formatif diguanakan untuk memantau kemajuan peserta didik dari
hari ke hari dan untuk mendorong peserta didik dalam merefleksikan
pembelajarannya, sedangkan penilaian portofolio sebagai alat sumatif dilakukan
pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran.
4) Penilaian Kebugaran Jasmani
Pertimbangan dalam menggunakan tes kebugaran jasmani hanya pada
kemampuan aerobik adalah terkait dengan populasi yang akan menjalani tes.
Giriwijoyo (2010 : 8) menjelaskan bahwa “populasi peserta didik sangat
heterogen dalam kemampuannya maka tes kebugaran jasmani cukup pada
kapasitas aerobik saja, dan tujuan yang sebenarnya dari tes kebugaran jasmani
adalah untuk mengetahui derajat sehat dinamis.”
BAB 7
TES STANDAR KETERAMPILAN CABANG OLAHRAGA

A. Pengertian Tes Standar


Menurut Zaenul (2008), tes standar sering disebut juga dengan tes baku
hasil belajar (standardized achievement test). Secara operasional tes baku adalah
tes yang dikontruksi sesuai dengan spesifikasi tertentu dan telah teruji serta
terpilih karateristiknya, yang disertai dengan manual baku untuk pengujian,
penskoran, norma, serta interpretasi hasilnya.
B. Tes Keterampilan Olahraga
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga guru sering kali
keliru dalam menggunakan tes, sehingga penilaian dalam pendidikan jasmani dan
olahraga tersebut tidak komprehensif karena dalam pelaksanaannya tidak menilai
aspek lain yang mendukung terhadap proses tersebut. Beberapa jenis tes baku
yang sering digunakan guru dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan
olahraga sebagai berikut :
1. Tes Keterampilan Bulu Tangkis
a. Tes Service Pendek-Short-Service Test (Frenc Scortt, dkk, 1941; Lacy,
2011)
b. Tes Frekuensi ke Tembok (Badminton Wall-Volley Test) dari
(Lockhart & McPherson, 1949: Lacy, 2011).
c. Tes Service Panjang (Long Service Test) (Poole & Nelson, 1970; Lacy,
2011).
2. Tes Keterampilan Bola Voli
a. Tes Keterampilan Bola Voli ( AAHPER Volleyball Skills Test)
(AAHPER, 1965; Lacy, 2011)
- Passing
- Serving
- Setting
- Volleying
b. High Wall-Volley Test (Cunningham & Garrison, 1968; Lacy, 2011)

20
21

3. Tes Keterampilan Bola Basket


a. Tes Keterampilan Bola Basket (AAHPER Basketball Skills Test,
1984; Lacy, 2011)
- Tes Menggiring Bola (Control Dribbling)
- Tes Bertahan (Difensive Movement)
- Tes Mengoper Bola (Passing)
- Tes Kecepatan Menembak pada Titik Tertentu (Speed Spot Shooting)
4. Tes Keterampilan Sepak Bola
a. Tes Keterampilan Sepak Bola Mc Donald (Mc Donald Soccer Test
1951; Lacy, 2011).
b. Tes Battrey Keterampilan Sepak Bola (Soccer battery – Yeagley
1972; lacy, 2011)
- Tes Dribbling
- Tes Heading
- Tes Juggling
- Tes Voli ke Dinding (Wall Volley)
5. Tes Keterampilan Tenis
a. Revision of the Dyer Backboard Test (Hewitt, 1965)
b. Tes Prestasi Tenis (Hewitt’s Tenis Achievement Test) dari (Hewitt,
1966)
- Tes Forehand dan Backhand Drive
- Tes penempatan service (Service Plancment Test)
- Tes Kecepatan Service (Speed Of Service Test)
6. Tes Keterampilan Tenis Meja (Nurhasan, 2013)
a. Tes Backboard
b. Tes Service
7. Tes Kebugaran Jasmani (TKJI)
a. Tes Lari Cepat (Sprint)
b. Tes Full Up
c. Tes Baring Duduk (Sit-Up)
d. Loncat Tegak (Vertical-Jump) dan Lari Jarak Sedang
BAB 8
PENILAIAN AUTENTIK DALAM PENDIDIKAN JASMANI

A. Pengertian Penilaian Autentik


Penilaian autentik digunakan untuk menggambarkan penilaian yang masuk
ke dalam konteks pertandingan atau olahraga (Games Or Sport) untuk mengukur
kemampuan peserta didik pada permainan yang sebenarnya dalam sebuah
permainan bukan kemampuan untuk menampilkan keterampilan yang terpisah.
Menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013 yaitu penilaian autentik merupakan
penilaian yang dilakukan secara komprehentif untu menilai mulai dari masukan
(input), proses, dan keluaran output pembelajaran. Dengan demikian, penilaian
autentik harus bersifat holistik yang menuntut guru mampu menerapkan beberapa
bentuk penilaian, bukan cukup dengan tes tradisional. Tes tradisional tidak akan
mampu mengukur semua komponen dalam tujuan pembelajaran yang dicapai.

B. Rasionalisasi Penilaian Autentik


Guru pendidikan jasmani dalam melakukan penilaian tidak selalu
menggunakan dalam bentuk formal, tetapi guru pendidikan jasmani harus tetap
membuat pertimbangan tentang kemampuan peserta didik dengan menggunakan
penilaian dalam bentuk informal atau lebih dikenal dengan penilaian alternatif dan
autentik. Ada beberapa alasan mengapa guru menggunakan penilaian autentik,
yaitu :
1. Akuntabilitas
Guru pendidikan jasmani harus melakukan penilaian terhadap tugas peserta
didik dengan menggunakan instrument penilaian yang berarti/berguna dan
bersifat fair, objektif dan akurat.
2. Kelemahan Pada Tes Strandar
Terdapat beberapa alasan mengapa tes keterampilan strandar bukan pilihan
terbaik dalam menilai hasil belajar peserta didik. Alasannya yaitu :
a. Tes strandar sering kali mengabaikan lingkungan.

22
23

b. Tes standar adalah tes yang tidak spesifik menilai isi (conten) yang
diajarkan guru.
c. Tes standar khususnya untuk tes passing.
d. Dalam tes staandar validasi terhadap norma umurnya dirancang untuk
populasi yang spesifik.
3. Autentik
Penilaian tersebut sangat beralasan bahwa guru mengetahui bagaimana
peserta didik bisa bermain dalam suatu permainan dengan baik. guru harus
tertarik dalam mencapai tujuan pembelajaran, terutama dalam aspek sikat
peserta didik seperti sportifitas dan kerjasama.
4. Akurasi
Jenis penilaian yang bisa dilakukan adalah penilaian sekala atau check-list
sebagai skor rubric untuk memberikan kesempatan pada guru untuk menilai
keterampilan dengan menggunakan metode yang sistematis.

C. Tujuan Penilaian Autentik


Tujuan penilaian autentik (Wiggins, 1988 ) sebagai berikut :
1. Membuat siswa berhasil dalam belajar sehingga diperoleh pengetahuan
2. Memberikan keterampilan pada peserta didik, melalui penyelidikan,
menulis, memperbaiki, keterampilan secara lisan, diskusi atau debat, dan
keterampilan berpikir kritis lainnya.
3. Menampilkan apakah peserta didik bisa menghasilkan jawaban yang benar
terkait dengan tugas atau tantangan lainnya.
4. Memberikan kriteria standar yang reliable untuk memberikan skor pada
tugas yang diberikan.
5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih berpikir kritis
dalam mencapai sukses di masa depan dan hidup secara professional.
6. Memberikan penialain yang memenuhi kebutuhan peserta didik secara
autentik untuk menghasilkan peserta didik yang potensial untuk
meningkatkan belajarnya dan guru lebih fleksibel dalam proses
pembelajaran.
24

D. Bentuk Penilaian Autentik


Bentuk penilaian autentik (Melograno, 2006) sebagai berikut :
1. Refleksi
2. Log (catatan)
3. Work sheet (lembar kerja)
4. Evaluasi diri sendiri (Self Evaluation)
5. Tugas Individu (Individual Project)
6. Tugas Kelompok (Group Project)
7. Review Kelompok (Peer Review)
8. Role Playing
9. Event Task
10. Pengamatan (Observasi)

E. Penilaian Autentik Dalam Pendidikan Jasmani


Penilaian dikatakan autentik apabila kemampuan peserta didik dalam
bermain sepak bola ditampilkan dalam situasi permainan atau pertandingan yang
sebenarnya, atau dalam konteks permainan yang dimodifikasi sesuai dengan
keadaan dan kemampuan sekolah. Oleh karena itu, maka bentuk instrument dalam
penialain tersebut terkenal dengan sebutan GPAI (Games Performance Assessmen
Intrumens) yang dikembangkan oleh Griffin, Mitchell dan Oslin, 1977).
Penilaian GPAI tertuju pada tiga aspek penampilan peserta didik dalam
suatu permainan, yaitu :
1. Penampilan dalam membuat keputusan yang terbagi dalam dua kategori
yaitu tepat atau tidak tepat.
2. Penampilan dalam melakukan keterampilan yang dibagi kedalam dua
kategori yaitu efisien atau tidak efiesien.
3. Penampilan dalam melakukan dukungan dibagi dalam dua kategori yaitu
tepat atau tidak tepat.
25

F. Kriteria dalam Penilaian Autentik


1. Pengertian Kriteria
Kriteria (rubrik) Grondlund 1985, merupakan kriteria atau standar yang
diguanakan untuk menilai pekerjaan peserta didik. Guru pendidikan
jasmani dalam menilai peserta didik terkait dengan tugas tertentu maka
sebelumnya harus menentukan kriteria. Rubrik membantu peserta didik
dalam melakukan kerja secara spesifik. Rubrik merupakan penampilan
peserta didik yang disusun secara mendetail yang memebedakan baik
buruknya peserta didik (Wiggins, 1988).
2. Tujuan Kriteria dalam Penilaian Autentik
Menurut Herman (Luitel, 2006) bahwa kriteria atau rubrik harus memiliki
tujuan, yaitu :
a. Membantu guru merencanakan bagaimana peserta didik mencapai
tujuan dengan baik.
b. Menyampaikan kepada peserta didik bagimana menilai pekerjaan
mereka sendiri dengan baik.
c. Menyampaikan tujuan dan hasil belajar kepada orang tua dan kepada
pihak lain.
d. Membantu guru atau penilai lainnya dengan tepat, tidak bias, dan
konsisiten dalam menilai.
e. Mendokumentasikan prosedur yang diguanakn dalam melakukan
penilaian pada peserta didik.
BAB 9
PENGOLAHAN DAN PELAPORAN HASIL PENILAIAN

A. Pengolahan Nilai
Keputusan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran pendidikan
jasmani meliputi tiga kompetensi secara terpisah, yaitu kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penilaian kompetensi sikap menggunakan skala
yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Sedangkan untuk kompetensi
pengetahuan dan keterampilan menggunakan skala 1 – 4 atau (kelipatan 0,33)
yang dikonversikan ke dalam predikat A /sd D.

Tabel 1. Konversi komptens pengetahua, keterampilan dan sikap


Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 4 4
SB
A- 3.66 3.66
B+ 3.33 3.33
B 3 3 B
B- 2.66 2.66
C+ 2.33 2.33
C 2 2 C
C- 1.66 1.66
D+ 1.33 1.33
K
D 1 1

Penilaian untuk keperluan dalam mengisi laporan hasil belajar (raport)


sebagaimana disampaiakan Kemendikbud (2013) di kelompokkan ke dalam 3
bagian sesuai kompetensinya , yaitu :

26
27

1. Penilaian Pengetahuan
Hasil penilaian pada kompetensi pengetahuan yang dilakukan oleh guru
dalam pembelajaran pendidikan jasmani, diproleh dari : (1) nilai harian (2)
nilai ulangan tengah semester (3) nilai ulangan akhir semester.
2. Penilaian Kterampilan
Hasil nilai kompetensi keterampilan yang dilakukan oleh guru dalam
pemebelajaran pendidikan jasmani dan olahrag, diperoleh dari, (1) nilai
praktik, (2) nilai portofolio (3) nilai proyek.
3. Penialian Sikap
Penilaian pada kompetensi sikap dilakukan pada sikap spritual dan sikap
sosial. Hasil penilaian kompetensi sikap yag dilakukan oleh guru dalam
pembelajaran pendidikan jasmnai dan olahraga diperoleh dari (1) penilaian
observasi (2) penilaian diri sendiri dan (3) penilaian anatar peserta didik (4)
jurnal catatan guru.
4. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
Menurut Komarudin (2016 ; 196), Penilaian terhadap hasil belajar peserta
didik dalam proses pembelajaran menganut prinsip belajar tuntas, yang
didasarkan pada berhasil atau tidaknya peserta didik dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan. Kriteria ketuntasan belajar pada setiap indicator dalam
Kompetensi Dasar (KD) ditetapkan antara 0 – 100%. Kriteria ideal untuk
masing-masing indicator ditentukan bisa lebih besar dari 60%. Namun pihak
sekolah dapat menetapkan kriteria ketuntasan pada tingkat pencapaian
indicator bisa berbeda-beda. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penetapkan KKM yaitu :
1) KKM ditentukan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkam:
karakteristik kompetensi dasar, daya dukung, dan karakteristik peserta
didik.
2) KKM tidak dicantumkan dalam buku hasi belajar, melainkan pada buku
penilaian guru.
3) Peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui KKM, diberi program
Pengayaan.
28

4) Ketuntasan pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan, peserta didik


dinyatakan tuntas apabila mencaai nilai 2,66. Sedangkan kompetensi sikap
spiritual dan social dinyatakan tuntas apabila mencapai nilai baik.

B. Pelaporan Hasil Penilaianlaporan


Guru pendidikan jasmani setelah melakukan proses penilaian terhadap
peserta didik dengan menggunakan beberapa teknik penilaian, wajib memberikan
kemajuan peserta didik kepada semua pihak yang terkait. Pihak terkait harus
mendapatkan laporan haisl belajar peserta didik misalnya kepala sekolah, wali
kelas, guru pembimbing, dan orang tua.
Laporan hasil belajar peserta didik merupakan dokumen penghubung antar
sekolah dengan orang tua peserta didik maupun dengan pihak-pihak lain yang
berkepentingan untuk mengetahui kompetensi peserta didik. Oleh karena itu,
laporan hasil belajar peserta didik harus komunikatif, informative, dan
komprehensif (menyeluruh) sehingga dapat memberikan gamabaran mengenai
hasil belajar peserta didik dengan jelas dan mudah dimengerti.
BAB 10
UMPAN BALIK DAN PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN

A. Umpan Balik Pelaksanaan Penilaian


Umpan balik terhadap proses pembelajarn terutama setelah penilaian hasil
belajr dilaksakan sangat penting dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik mengusai materi yang telah diajarkan. Umpan balik yang diberikan
oleh guru setelah penilaian hasil belajar, merupakan informasi yangbtelah
diterima oleh peserta didik yang berkaiatan dengan penampilannya (Rink, 2002).
Umpan balik terhadap peserta didik dalam proses pembelajarn khususnya
dalam pembelajarn pendidikan jasmnai dapat di kelompokkan menjadi beberapa
bagian, yaitu (a) umpan balik khusus dan umum (b) umpan balik congruent dan
incongruent (c) umpan balik sederhana (d) umpan balik positif dan negative
(Suherman 1998).

B. Keuntungan Umpan Balik


Beberapa keuntungan umpan balik yang diberikan guru dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, Suherman (1998:124) yaitu :
1. Mendorong peserta didik terus berlatih, umpan balik secara tidak
langsung memberi tahu kepada peserta didik bahwa latihannya selalu
dilihat atau diperhatikan oleh gurunya.
2. Mencerminkan perilaku guru yang efektif, guru yang memberikan umpa
balik cenderung berjalan-jalan untuk memantau dan melihat aktivitas
belajar setiap peserta didik disekitar tempat latihan.
3. Membantu peserta didik untuk menilai penampilan yang tidak bisa dilihat
dan dirasakan oleh diri sendiri.
4. Mendorong guru untuk menilai seberapa relevan dan seberapa cepat
setiap peserta didik sudah belajar keterampilan seperti yang diinginkan
oleh gurunya.

29
30

C. Pelaksanaan Umpan Balik


Agung (2010:48) beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam
memberikan umpan balik, yaitu :
1. Merancang bentuk tes kecil dan mengidentifikasi nilai yang diperoleh
peserta didik serta mengertahui materi pelajaran mana yang dinilai
sulit dan belum diserap oleh peserta didik.
2. Merancang kegiatan umpan balik terhadap materi pelajaran.
3. Merancang tes atau bentuk tugas serta menentukan tempat dan waktu
penyelesaian tugas.
4. Mengoreksi jawaban dan membahasnya dengan peserta didik.
5. Merancang cara memberikan perhatian dan bimbingan khusus.

D. Pemanfaatan Hasil Penilaian


Hasil penilaian terhadap peserta didik akan tercemin dari kemampuan
peserta didik dalam mencapai kompetensi. Hasil penilaian tersebut harus
dimanfaatkan oleh pihak terkait sebagai bahan dalam menentukan langkah-
langkah berikutnya, supaya tujuan pembelajaran yang telah tercapai sekarang
merupakan rujukan untuk pencapaian tujuan pembelajaran di masa mendatang
yang lebih baik.
Hasil penilaian terhadap hasil belajar peserta didik dapat manfaatkan oleh :
1. Peserta Didik
2. Guru
3. Kepala Sekolah
4. Pihak Lain
DAFTAR PUSTAKA

Komarudin. 2016. Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Jasmani dan Olahraga. PT


Remaja Rosdakarya. Bandung

31

Anda mungkin juga menyukai