Anda di halaman 1dari 5

KETIKA JAKA KENDIL MERAJUK

Oleh : Lilik Fatimah Azahrah


Belakangan ini anak mas kesayangan simbok, si jaka kendil
merajuk, ia bilang ke simbok kepingin menikah, tapi oleh simbok
tidak digubris, bukan apa-apa, simbok merasa kurang seneng sebab
calon istri yang di inginkan oleh jaka kendil adalah putri seorang
akuwu. Jelas simbok tidak berani, simbok merasa minder,
ketidakberanian simbok itulah jaka kendil panik tidak mau makan.
Jaka kendil membuang muka setiap hari simbok
menyendukkan nasi diatas piringnya, ia tak mau melirik ke arah
nasi itu. Namun ia menyembunyikan ubi benem itu dengan lahap.
Jadi kendil juga menolak dijagongi simbok, ia lebih suka
nangkring diatas pohon mangga, berlama-lama disana sembari
membayangkan wajah cantik putri akuwu yang ditaksirnya.
Melihat putra kesayangan merajuk seperti itu, hati simbok
merakan gundah, lalu curhatlah simbok kepada teman sejawatnya,
yu jum, yang sama-sama berprestasi sebagai buruh penumbuk
padi.
“Yu, kalau anakmu ngambek, apa yang kamu lakukan?”
simbok berbasabasi sembari memasukkan serumpun padi ke dalam
limpang, yu jum perlahan meletakkan alunnya.
“Anakku tidak pernah ada yang purikan, tun, mbok, semua
manut-manut” saja”
“Wah enak kalau begitu, la, ini, si jaka kendil, panik minta
kawin
“Kawinkan saja dia, mbok, kan beres urusannya”
Tidak bisa semuda itu, yu, sebab yang di incar, si jaka itu putri
seorang akuwu.
Yu jum tertawa, suara tawanya terdengar cempreng, beberapa
ekor burung yang hinggap di atap pondok sampai kaget dan siras
mabur.
“Bantu mencari jalan keluarnya yu, aku khawatin, sebab si
jaka kendil itu kalau ngambek tidak mau makan nasi selama
berhari-hari
Yu jum seketika menghentikan tawanya, perempuan kurus
berkulit hitam kecoklatan itu termenung.
“Wan, sudah gawat itu, mbok, harus segera diambil tindakan,
ayolah, lamar saja putri akuwu itu, dari pada nanti anakmu gering
menunggu keluarga simbok dari sawah, membuat mata jaka kendil
terkantuk-kantuk, apalagi sejak ia ngambek tidak mau makan,
simbok jadi jarang menanak nasi, alhasil, ia harus repot-repot
mbenem ubi ke dalam abu tungku yang masih menyala.
Perit pintu membuatnya turun dari ambin, dilihatnya simbok
sudah berdiri di ambang pintu dengan wajah sumringan.
“Tole, sore ini juga, simbok akan melamar putri akuwu sesuai
dengan keinginanmu”simbok berkata dengan riang, jaka kendil
terperangah, ia sedikit kaget”sudah jangan melongo begitu aja
segera berkenan”simbok menepuk [indak jaka kendil perlahan.
Tentu saja hati anak mas jaka kendil teramat girang. Tanpa
menunggu perintah dua kali, ia bergegas menukar pakain. Akuwu
memiliki 3 orang putri, ketiga cantik-cantik tapi simbok tidak tahu
putri yang mana yang di inginkan jaka kendil.
Keluarga akuwu menyambut kedatangan tamu tak diundang
itu dengan terheran-heran. Apalagi bukan karena penampilan
simbok dan jaka kendil, simbok terlihat begitu ndeso dan miskin.
Demikian juga jaka kendil, ia amat bogel, perunya jembelung
semirip tempayan yang biasa di pakai oleh ibu-ibu untuk
menyimpan air, wajahnya jauh dari kata tampan, mulutnya lebar
tidaknya ambies.
Namun begitu keluarga akuwu tidak merasa mengusir mereka,
keluarga terpandang itu tetap menerima simbok dan anaknya
secara baik-baik, bahkan ketiga putri cantik diminta untuk bertemu
muka dengan jaka kendil, meski apa yang dilakukan akuwu itu
hanya sekedar basa-basi, sebab sang akuwu tahu, ketiga putrinya
tidak bakal ada yang mau menerima piangan pemuda buruk rupa
itu.
Siapa juga yang sudi menikah dengan lelaki bogel, jelek dan
dekil seperti itu? Tidak. Akuwu sendiri tidak akan rela melepaskan
salah satu putrinya dipersunting oleh orang yang sungguh jauh dari
impiannya.
Benarlah putri sulung tanpa menunggu lama segera
menagngkat tangan disertai gelengan kepala, pertanda bahwa ia
menolak pinangan jaka kendil, putri mata simbok sudah berkaca-
kaca hatinya sungguh sedih dan mau atas penolakan kedua putri
akuwu itu.
Sudah kubilang kan le jangan seperti pungguk merindukan
bulan”, menenangkan perempuan tua yang sudah mengasuhnya itu.
“Masih ada seorang putri yang belum memberikan
jawabannya, mbok, jadi jangan menyerah”jaka kendil membisik
simboknya putri ke tiga, tidak bersikap seperti kedua kakaknya,
putri itu hanya diam membisu, menatap simbok dan jaka kendil
secra bergantian.
“Den ayu tidak usah sungkan memberi jawaban, kami ini
memang orang miskin dan anak saya, si jaka kendil ini memang
ditakdirkan buruk rupa, meski begitu, saya sangat menyayanginya”
simbok beringsut dari duduknya, menatap jaka kendil dengan
pandangan kasih seorang ibu.
Di luar langit mendadak tersipu mendung, simbok berdiri dari
duduknya, di ikuti oleh jaka kendil, keduanya ingins egera pamit
pulang, ibu dan anak itu sudah kehilangan harap, namun yang
terjadi selanjutnya sungguh di luar dugaan, putri bungsu nan jelita
itu mendekati jaka kendil tangannya yang halus terulur dengan
senyum mengembang sang putri berkata “ kang mas, aku
menerima pinanganmu” jlegerr!
Petir menyamabr disertai hujan deras mengguyur, tubuh bogel
dan dekil di hadapan keluarga akuwu mendadak sirna, tubuh itu
beralih rupa menjadi seorang pangeran tanpan, kiranya ketulusan
cinta sang putri telah membebaskan jaka kendil dari kutukan.
Simbok pun menagis lagi, tapi kali ini menagisnya simbok
karena bahagia.

Anda mungkin juga menyukai