UNILEVER TBK
1. Rencana Strategi
PT. Unilever Indonesia Tbk. adalah Perusahaan multinasional yang memasarkan berbagai
barang konsumen untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi
sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman,
berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. Unilever Indonesia Tbk sudah
menyiapkan strategi dan taktik dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan,
untuk memudahkan kita memahami bagaimana PT.Unilever melakukan penestrasi pada
pasar, saya membagi ada beberapa cara unggulan yang di lakukan perusahaan ini.
Ada beberapa cara jitu yang di lakukan perusahaan ini agar dapat tetap bersaing di tengah
ketat nya pasar terutama dari pesaing-pesaing mereka, pesaing utama unilever adalah Prector
& Gamble dan Kraft Foods memiliki penjualan di kira-kira 140-150 negara yang berbeda
pada tahun 2003 dan Nestle, termasuk saingan utama unilever, memiliki penetrasi pasar di
hampir setiap negara di dunia( bukti bahwa perusahaaan unilever merupakan perusahaan
global ). Pesaing-pesaing lainnya :PT Wings, PT Kao, PT Mandom, PT Johnson & Jhonson.
Selain itu, Unilever harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend dan kebutuhan
konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka dengan berbagai cara yang bisa di
terima masyarakat antara lain dengan strategi pemasaran;
a) Differensiasi Produk
Deferensiasi produk adalah strategi bersaing yang dimana menekankan pada Kreativitas
yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik, sejuk, aman, nyaman,
menyenangkan, karyawan yang ramah, terampil, berwawasan, dan mampu mewujudkan
dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan produk
pesaing lainnya.
Pada Differensiasi produk Unilever mempunyai strategi winning with brand and
innovation, kuncinya adalah pengembangan produk baru dan tepat guna, terutama pada
kategori hair, male grooming, home and personal, serta food and beverages di tahun lalu.
Di samping factor keunikan produk, perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing juga
menerapkan strategi marketing mix yangmeliputi harga yang mampu bersaing, tempat atau
lokasi strategis, dan promosi yang memadai.Simpulan yang dapat ditarik dari konsep
keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk adalah bagaimana perusahaan dapat
menciptakan produk unik yang memberikan tingkat keuntungan diatas rata-rata yang mampu
diraih oleh industri melalui kombinasi manusia, lingkungan, dan proses.
Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever
tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol
kecil dan masih banyak lagi kemasannya.
c) Segmentasi Produk
Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk, sehingga membagi
pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan wanita dengan segala
manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan sejati karena
cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain serta menonjolkan keistimewaan
formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh produsen sabun dimanapun), atau
bagaimana Sosro membagi konsumennya berdasarkan jenis produk teh botol Sosro (umum),
Estea (menyukai volume/isi lebih banyak) dan Fruit tea (anak muda/khususnya anak sekolah
yang menyukai teh rasa buah & cenderung suka rasa manis). Unilever tidak saja menjawab
kebutuhan pasarnya tetapi juga memastikan kempetitornya untuk berfikir beberapa kali
sebelum menyemplungkan diri kekancah persaingan tersebut.
Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila dirancang
dengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah atau kawasan
tertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena Unilever telah memiliki
pabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap negara. Hal ini dilakukan agar setiap
negara dapat membeli produk yang sesuai dengan keinginan dan kebiasaan mengkonsumsi
produk yang sangat erat hubungannya dengan cita rasa negaranya.
Advertising
Consumer Sales Promotion
Trade Promotion and Co-Marketing
Packaging. Point Of Purchase
Personal Selling
Public relations
Brand Publicity
Corporate Advertising
The Internet
Direct Marketing
Experiantial contact: Event, sponsorship
Customer Service
Word Of Mouth
h) Strategi Operasi
Di sisi operasi, Unilever Indonesia memperhatikan efisiensi dan efektivitas penggunaan
air di pabrik Rungkut, Jawa Timur dalam strategi winning with continous improvement. Isu
kelangkaan air dan sanitasi tidak luput dari perhatian Unilever Indonesia. “Dengan
menurunkan jumlah limbah produksi, kami menciptakan efisiensi dan menurunkan biaya,
yang pada akhirnya akan meningkatkan marjin dan menurunkan resiko.
Manajemen Risiko
Perseroan telah menetapkan sebuah kerangka kerja tata kelola perusahaan yang
mengatur hubungan antara Perseroan dengan pemegang saham dan para pemangku
kepentingan lainnya, dan hubungan antara Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris
dan Direksi.
Kerangka kerja ini mencakup sistem dan kebijakan yang mengatur pengelolaan aset
dan risiko guna mendukung kesehatan keuangan dan pencapaian tujuan pertumbuhan
Perseroan, kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan, pengembangan sumber daya
manusia, praktek manajemen keselamatan dan lingkungan serta pengembangan budaya
Perseroan.
Kerangka kerja tersebut didukung oleh berbagai panduan dan sistem kontrol termasuk
sistem kontrol internal, sistem manajemen risiko, audit internal, Prinsip Bisnis atau Code of
Business Principles (CoBP), Anggaran Dasar Perseroan, Pedoman Mitra Bisnis Unilever,
Pedoman Pertanian Berkelanjutan (USAC) dan sistem manajemen mutu, serta proses bisnis
dan standar prosedur operasional kami.
Bersama-sama, kami memastikan bahwa tata kelola perusahaan yang baik diterapkan
secara efektif dan konsisten di seluruh lini organisasi.
Jenis-Jenis Resiko
Kami percaya bahwa kami telah mengidentifikasi dan menilai risiko-risiko yang relevan
dengan bisnis kami secara berkala. Berikut ini penjelasan atas beberapa risiko yang penting
dan relevan berikut mitigasi risiko terkait:
Pembagian struktur organisasi diatas berdasarkan pada product yang dihasilkan oleh masing
masing divisi , dan juga dibagi berdasarkan fungsionalnya , berikut perinciannya:
Pembagian pertama adalah berdasarkan pada produk yang dihasilkan:
Director Food adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk
makanan yang dihasilkan Unilever.
Director Ice Cream adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan
produk ice cream yang dihasilkan Unilever.
Chief financial officer adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan
keuangan yang ada pada Unilever.
Home dan personal care adalah bagian yang bekerja mengurusi semua yang ada di dalam
perusahaan , berkaitan dengan individu kepegawaian.
Supplaychain adalah bagian untuk Mengatasi permasalahan bahan baku (suply chain)
Customer development adalah bagian untuk mengurusi tentang masalah customer,
merangkul customer sebanyak mungkin.
Human Resources dan corporate relation: adalah bagian untuk SDM dan hubungan antar
perusahaan atau pihak yang bekerjasama dengan perusahaan.
5. Pengambilan Keputusan
Layanan dalam Perjanjian ETS mencakup, antara lain, layanan terkait dengan bisnis dan
keuangan (business and finance services), layanan terkait dengan informasi dan analisis
(information and analytics services), layanan terkait dengan pasokan (supply services) dan
layanan terkait dengan program baru/inovasi (new programmes/innovations services). Nilai
layanan ini akan dihitung sebesar pengeluaran aktual penyediaan layanan (actual Costs) oleh
UEBC ditambah dengan biaya jasa penyediaan layanan (mark-up) 5% untuk setiap jenis
layanan (kecuali untuk Bought-in Costs, yang akan dikenakan secara aktual (at cost)).
Layanan ini berperan penting bagi Perseroan untuk mencapai tujuannya dalam
digitalisasi. Dengan digitalisasi di sepanjang kegiatan operasionalnya dari hulu sampai hilir,
Perseroan akan dapat melakukan pengambilan keputusan bisnis secara lebih dinamis dan
beroperasi secara lebih efisien dan lebih cermat.
6. Produk Unggulan
PT. Unilever Indonesia, Tbk. yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1933, telah
tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer product yang mempunyai peran penting di
Indonesia. Unilever adalah produsen merk-merk terkenal di seluruh dunia yang juga terkenal
di tingkat regional dan lokal, antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear,
Rexona, Rinso, Molto, Ponds, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, Taro dan masih banyak
lagi.
Posisi Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui berbagai
penghargaan nasional dan regional yang diterima oleh perusahaan. PT. Unilever Indonesia,
Tbk melalui brand-brand-nya kembali membuktikan keunggulannya dengan meraih peringkat
dalam ”Packaging Consumer Branding Award 2005” yang diselenggarakan oleh Indonesia
Brand Identity Summit (IBS) bekerjasama dengan majalah SWA dan MIX.
Berikut adalah peringkat yang diraih oleh brand-brand Unilever dalam setahun Indonesia
Packaging Consumer Award 2005. Sunsilk, Pepsodent, Lux, Molto, Lifebuoy, Axe dan Clear
merupakan merk produk perawatan rumah dan tubuh (Home and Personal Care) yang tak
asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sedangkan untuk produk makanan dan ice cream,
ada Blue Band yang legendaris, Bango, Sari Wangi, Royco dan Wall’s. Masih ada sederet
merk produk lagi yang bila disebutkan satu persatu namanya, terasa sangat akrab dengan
kehidupan kita.
Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk:
1. Surf
2. Rinso
3. Buavita
4. Sunsilk
5. Taro
6. Pepsodent
7. Molto
8. Lifebuoy
9. Clear
10. Close Up
11. Citra
12. Axe
13. Royco
14. Kecap Bango
15. SariWangi
16. Blue Band
17. Wall’s
18. Sunlight
19. Pond’s
20. Lux
21. Rexona
22. Pure It
23. CIF
24. Vaseline
25. Dove
26. Domestos Nomos
27. Viso
28. Wipol
29. Vixal
30. Lipton
31. She
32. Molto
7. Hubunga Tenaga Kerja
Kegiatan manajemen sumber daya manusia berkisar pada pengadaan, penggunaan dan
pemeliharaan sumber daya manusia. Agar ketiga pokok kegiatan tersebut berjalan lancar
perlu disiapkan sistem yang handal. Tahap pengadaan mencakup perencanaan SDM,
rekrutmen, seleksi dan orientasi. Tahap penggunaan perlu memperhatikan kesesuaian antara
kemampuan SDM dan apa yang menjadi tugas serta tanggung jawabnya. Juga perlu
diperhatikan hal-hal mengenai kesempatan memperoleh pelatihan dan pendidikan, supervisi,
penilaian kinerja, imbalan serta jaminan perlindungan dan kesehatan kerja. Terakhir, pada
tahapan pemeliharaan sumber daya manusia tujuannya adalah bagaimana agar karyawan
merasa puas bekerja.
Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia. Unilever secara
rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikan pelatihan sistem
produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan. Mereka tidak langsung kerja tetapi
ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan
pengembangan. Saat ini tenaga kerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah
3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap
berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga
maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.
9. Pengembangan Organisasi
Membangun budaya yang kuat tentulah bukan pekerjaan mudah, banyak biaya, tenaga,
energi, dan kreatifitas yang mesti dicurahkan untuk mencapai image, reputasi, budaya
perusahaan yang diinginkan. Salah satu cara untuk membangun budaya yang dapat diterima
dalam lingkungan pekerjaan terlebih dahulu harus dilakukan pengenalan kepadamasyarakat
sehingga karyawan yang masuk dalam PT Unilever telah sedikit banyak menyiapkan diri
untuk bergabung dengan budaya yang diterapkan PT Unilever. Harapannya adalah
perusahaan membangun Budaya Organisasi lebih dini, sehingga bisa lebih fokus pada
peningkatan performa, disribusi dan penjualan atau target dari perusahaan. Pengenalan
budaya perusahaan tetap dilakukan untuk memperoleh persamaan persepsi dan langkah
karyawan. Langkah ini jamak dilakukan oleh berbagai perusahaan di dunia.
10. Leadership
Dampak Positive
Dampak Negative
1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti
dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang
mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,ko munikasi pada karyawan yang
bisa menerima pesan yang berbeda-beda.Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari
dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk
yang biasanya sangat berorientasi komersial.
2. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3. Jumlah karyawan yang tambun.
4. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever
indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
8. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.