Anda di halaman 1dari 21

ANALISI PT.

UNILEVER TBK

1. Rencana Strategi

PT. Unilever Indonesia Tbk. adalah Perusahaan multinasional yang memasarkan berbagai
barang konsumen untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi
sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman,
berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.

Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. Unilever Indonesia Tbk sudah
menyiapkan strategi dan taktik dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan,
untuk memudahkan kita memahami bagaimana PT.Unilever melakukan penestrasi pada
pasar, saya membagi ada beberapa cara unggulan yang di lakukan perusahaan ini.

Ada beberapa cara jitu yang di lakukan perusahaan ini agar dapat tetap bersaing di tengah
ketat nya pasar terutama dari pesaing-pesaing mereka, pesaing utama unilever adalah Prector
& Gamble dan Kraft Foods memiliki penjualan di kira-kira 140-150 negara yang berbeda
pada tahun 2003 dan Nestle, termasuk saingan utama unilever, memiliki penetrasi pasar di
hampir setiap negara di dunia( bukti bahwa perusahaaan unilever merupakan perusahaan
global ). Pesaing-pesaing lainnya :PT Wings, PT Kao, PT Mandom, PT Johnson & Jhonson.
Selain itu, Unilever harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend dan kebutuhan
konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka dengan berbagai cara yang bisa di
terima masyarakat antara lain dengan strategi pemasaran;

a) Differensiasi Produk
Deferensiasi produk adalah strategi bersaing yang dimana menekankan pada Kreativitas
yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik, sejuk, aman, nyaman,
menyenangkan, karyawan yang ramah, terampil, berwawasan, dan mampu mewujudkan
dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan produk
pesaing lainnya.
Pada Differensiasi produk Unilever mempunyai strategi winning with brand and
innovation, kuncinya adalah pengembangan produk baru dan tepat guna, terutama pada
kategori hair, male grooming, home and personal, serta food and beverages di tahun lalu.
Di samping factor keunikan produk, perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing juga
menerapkan strategi marketing mix yangmeliputi harga yang mampu bersaing, tempat atau
lokasi strategis, dan promosi yang memadai.Simpulan yang dapat ditarik dari konsep
keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk adalah bagaimana perusahaan dapat
menciptakan produk unik yang memberikan tingkat keuntungan diatas rata-rata yang mampu
diraih oleh industri melalui kombinasi manusia, lingkungan, dan proses.
Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever
tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol
kecil dan masih banyak lagi kemasannya.

b) Kepemimpinan Harga Rendah


Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan sistim
pengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin bisnis eceran di
amerika serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secara
langsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada kasir.terminal
titik pejualan mencatat kode barang setiap barang yang melewati kasir dan mengirimkan
transaksi pembelian langsung kepada komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkan
pesanan dari semua toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok.Pemasok juga dapat
mengakses daa penjualan dan persediaan wal-mart menggunakan teknologi web.Sistem ini
mampu membuat wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikan
persediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan.

c) Segmentasi Produk
Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk, sehingga membagi
pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan wanita dengan segala
manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan sejati karena
cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain serta menonjolkan keistimewaan
formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh produsen sabun dimanapun), atau
bagaimana Sosro membagi konsumennya berdasarkan jenis produk teh botol Sosro (umum),
Estea (menyukai volume/isi lebih banyak) dan Fruit tea (anak muda/khususnya anak sekolah
yang menyukai teh rasa buah & cenderung suka rasa manis). Unilever tidak saja menjawab
kebutuhan pasarnya tetapi juga memastikan kempetitornya untuk berfikir beberapa kali
sebelum menyemplungkan diri kekancah persaingan tersebut.
Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila dirancang
dengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah atau kawasan
tertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena Unilever telah memiliki
pabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap negara. Hal ini dilakukan agar setiap
negara dapat membeli produk yang sesuai dengan keinginan dan kebiasaan mengkonsumsi
produk yang sangat erat hubungannya dengan cita rasa negaranya.

d) Berfokus Pada Peluang Pasar


Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang berbeda dengan yang
lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan
cara terjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengan
diadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan antara produk
Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.

e) Menguatkan Keakraban dengan Pelanggan dan Pemasok


Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok
terhadap jadwal produksi dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana
dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga melakukan tanya
jawab konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluh dalam
PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui media elektronik.
Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak
hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship,
mengadakan event-event.
f) Strategi Penjualan atau Promosi
Strategi Promosi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu:
 Periklanan → semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang
dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
 Promosi Penjualan → Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan
mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
 Hubungan Masyarakat dan Publisitas → berbagai program untuk mempromosikan dan
atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
 Penjualan Secara Pribadi → interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk
melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan
 Pemasaran Langsung → penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat
penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau
mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat, berkembangnya
berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen maka Strategi Promosi
dirumuskan menjadi:

Advertising
Consumer Sales Promotion
Trade Promotion and Co-Marketing
Packaging. Point Of Purchase
Personal Selling
Public relations
Brand Publicity
Corporate Advertising
The Internet
Direct Marketing
Experiantial contact: Event, sponsorship
Customer Service
Word Of Mouth

g) Strategi Sumber Daya Manusia


Kegiatan manajemen sumber daya manusia berkisar pada pengadaan, penggunaan dan
pemeliharaan sumber daya manusia. Agar ketiga pokok kegiatan tersebut berjalan lancar
perlu disiapkan sistem yang handal.Tahap pengadaan mencakup perencanaan SDM,
rekrutmen, seleksi dan orientasi. Tahap penggunaan perlu memperhatikan kesesuaian antara
kemampuan SDM dan apa yang menjadi tugas serta tanggung jawabnya. Juga perlu
diperhatikan hal-hal mengenai kesempatan memperoleh pelatihan dan pendidikan, supervisi,
penilaian kinerja, imbalan serta jaminan perlindungan dan kesehatan kerja.Terakhir, pada
tahapan pemeliharaan sumber daya manusia tujuannya adalah bagaimana agar karyawan
merasa puas bekerja.
Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia.Unilever secara
rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka.Setelah itu diberikan pelatihan sistem
produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan.Mereka tidak langsung kerja tetapi
ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan
pengembangan.Saat ini tenaga kerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah
3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap
berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga
maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.
Mengembangkan SDM untuk Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan topik yang umum dibicarakan dan menjadi perhatian utama di
Unilever Indonesia. Pandangan kami terhadap karyawan terwujud dalam visi kami:
‘mengembangkan Sumber Daya Manusia untuk pertumbuhan’. Agar perusahaan dapat terus
tumbuh, karyawanpun perlu terus dibina dan dikembangkan secara berkesinambungan.Harus
diupayakan terciptanya sinergi antara strategi perusahaan dan perkembangan karyawan.Agar
dapat mencapai hasil terbaik, strategi kami harus berdasarkan pada dinamika antara
organisasi dan manusianya.Energi inilah yang membangkitkan keunggulan kami dalam
menghadapi persaingan.
Bagi kami, mengembangkan karyawan tidak cukup dengan mengasah intelektualitas dan
keahlian, melainkan juga mendekati secara emosional dengan menyentuh hati mereka. Kami
menginginkan tim yang beranggotakan orang-orang penuh energi yang berjuang untuk
melampaui target bisnis dan melakukannya semata-mata karena mereka mau sambil sekaligus
menikmati proses dalam mencapainya.
Memupuk Kepemimpinan
Kami sadar, bahwa aset kami yang paling penting adalah sumber daya manusia yang
tepat.Itulah sebabnya kami menginvestasikan banyak waktu dan tenaga untuk pengembangan
karyawan.Pendekatan ini secara penuh mencakup kebutuhan individu, tanggung jawab dan
kinerja.Kami mengidentifi kasi individu-individu dengan potensi dan hasil kerja terbaik,
kemudian mengembangkan mereka melalui penempatan di berbagai bidang kerja serta
pelatihan.Ada penekanan khusus bagi para manajer muda yang membutuhkan program
pembinaan yang sesuai. Melalui Leadership Growth Profi le kami menyusun rencana bagi
program pengembangan mereka masing-masing.Untukmencapai tujuan, perusahaan terus
meningkatkan standar untuk menghapus kinerja yang buruk dan mendorong orang keluar dari
“zona kemapanan”, agar mereka tertantang dan berjuang untuk mencapai yang terbaik.

h) Strategi Operasi
Di sisi operasi, Unilever Indonesia memperhatikan efisiensi dan efektivitas penggunaan
air di pabrik Rungkut, Jawa Timur dalam strategi winning with continous improvement. Isu
kelangkaan air dan sanitasi tidak luput dari perhatian Unilever Indonesia. “Dengan
menurunkan jumlah limbah produksi, kami menciptakan efisiensi dan menurunkan biaya,
yang pada akhirnya akan meningkatkan marjin dan menurunkan resiko.

i) Strategi Teknologi Informasi


Banyak strategi yg digunakan perusahaan khususnya dibidang teknologi informasi untuk
meningkatkan efisiensi perusahaan. PT. Unilever menjalankan Komunikasi pasar terpadu
(Integrated Marketing Communication/IMC).Strategi ini merupaka upaya perusahaan untuk
memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi untuk menyampaikan
pesannya secara jelas, konsisten dan berpengaruh kuat tentang organisasi-organisasi
produknya.
IMC (menurut buku Advertising Management; chapter 3) adalah sebuah konsep dari
perencanaan komunikasi pemasaran yang memperkenalkan nilai tambah dari rencana
komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi—
misalnya periklanan umum, respon langsung, sales promotion, dan PR—dan
mengombinasikan disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan, konsistensi dan dampak
komunikasi yang maksimal.
Secara sederhana-nya IMC dapat diartikan sebagai “Proses dari pengelolaan customer
relationships yang menggerakkan brand value.” Sedangkan secara spesifik, IMC dapat
diartikan sebagai “proses yang mempunyai fungsi bersilang dalam menciptakan dan
memelihara hubungan yang menguntungkan dengan customer dan stakeholder lainnya
dengan mengontrol dan mempengaruhi secara strategis semua pesan yang terkirim kepada
kelompok ini serta menggerakkan dialog dengan maksud tertentu kepada mereka.”
Integrated Marketing Communication (IMC) adalah satu dari sekian proses yang tersedia
guna membina hubungan dengan customer. Apa yang membedakan IMC dengan proses
customer-centric lainnya adalah dasar dari proses tersebut adalah komunikasi, yang
merupakan jantung dari semua hubungan, dan juga merupakan proses yang sirkuler.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, konsep dasar dari IMC adalah komunikasi.Dengan
komunikasi ini, IMC berusaha untuk memaksimalkan pesan positif dan meminimalkan pesan
negatif dari suatu brand, dengan sasaran menciptakan dan menyokong brand
relationship.Untuk membangun hubungan jangka panjang, IMC juga digunakan untuk
membangun dan memperkuat brand. Brand relationship yang positif juga akan menghasilkan
keuntungan dan meningkatkan nilai dari pemegang saham perusahaan tersebut.

2. Pengaruh budaya dari MNC’s yang masuk ke Negara


1. Memiliki hirarki organisasi yang jelas dan tanggungjawab masing-masing tugas
dipegangoleh tenaga ahli dan pakar di berbagai daerah karena area geogerafik .
2. Suasana kantor terkesan antik dan anggun, serius dan seragam yang rapi, suasana
heningdengan irama klasik .
3. Para manajer bekerja dengan tekun, budaya memperbaiki diri untuk
meningkatkankompetensi menjadikan budaya organisasi unilever menjadi kuat.
4. Ruang rapat tersusun formal, rapi, bersih dan anggun. Penciptaan suasana kerja
akanmendorong kinerja karyawan lebih baik.
5. Suasana rapat jarang terjadi konfrontasi langsung namun digunakan sebagai sarana
pemberitahuan keputusan perusahaan dan informasi-informasi.
6. Budaya menciptakan produk yang bermutu/berkualitas adalah hal yang utama agar
suatuorganisasi dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global.
7. Budaya hidup sehat dengan fasilitas kesejahteraan karyawan, di antara adalah ruang
penitipan bayi ( Nursery Room) dan sarana olahraga (Gym).
3. Resiko Yang Dihadapi

Manajemen Risiko
Perseroan telah menetapkan sebuah kerangka kerja tata kelola perusahaan yang
mengatur hubungan antara Perseroan dengan pemegang saham dan para pemangku
kepentingan lainnya, dan hubungan antara Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris
dan Direksi.

Kerangka kerja ini mencakup sistem dan kebijakan yang mengatur pengelolaan aset
dan risiko guna mendukung kesehatan keuangan dan pencapaian tujuan pertumbuhan
Perseroan, kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan, pengembangan sumber daya
manusia, praktek manajemen keselamatan dan lingkungan serta pengembangan budaya
Perseroan.

Kerangka kerja tersebut didukung oleh berbagai panduan dan sistem kontrol termasuk
sistem kontrol internal, sistem manajemen risiko, audit internal, Prinsip Bisnis atau Code of
Business Principles (CoBP), Anggaran Dasar Perseroan, Pedoman Mitra Bisnis Unilever,
Pedoman Pertanian Berkelanjutan (USAC) dan sistem manajemen mutu, serta proses bisnis
dan standar prosedur operasional kami.

Bersama-sama, kami memastikan bahwa tata kelola perusahaan yang baik diterapkan
secara efektif dan konsisten di seluruh lini organisasi.

Jenis-Jenis Resiko
Kami percaya bahwa kami telah mengidentifikasi dan menilai risiko-risiko yang relevan
dengan bisnis kami secara berkala. Berikut ini penjelasan atas beberapa risiko yang penting
dan relevan berikut mitigasi risiko terkait:

No Tipe Risiko Penjelasan Mitigasi Risiko

1 Keuangan Perubahan nilai mata uang Kami mengelola paparan


dapat berfluktuasi secara terhadap mata uang dalam
tajam dan berdampak secara batas yang ditentukan dan
signifikan pada kinerja dengan menggunakan
bisnis. Nilai tukar yang kontrak valuta berjangka.
tidak stabil juga dapat Selain kontrak tersebut,
mengakibatkan naik kami juga melakukan
turunnya harga bahan baku lindung nilai beberapa
yang dibutuhkan untuk paparan kami melalui
memproduksi produk- penggunaan pinjaman
produk kami. mata uang asing atau
kontrak berjangka.

2 Pilihan Selera dan perilaku Kami terus memantau


brand konsumen senantiasa tren pasar eksternal dan
berubah. Kami harus mengumpulkan masukan
mampu mengantisipasi dan dari para konsumen,
menyikapi perubahan ini pelanggan dan
dengan terus membuat pembelanja kami untuk
brand dan produk kami unik mengembangkan kategori
dan berbeda dengan yang dan strategi brand yang
lain. Kami mengandalkan sesuai dengan kebutuhan
kemampuan kami dalam konsumen. Divisi Riset
menciptakan produk-produk dan Pengembangan kami
inovatif yang memenuhi secara aktif mencari cara
kebutuhan konsumen kami. untuk menerjemahkan
preferensi dan selera
konsumen menjadi
teknologi baru untuk
menciptakan produk-
produk kami di masa
mendatang.

3 Ekonomi Kondisi ekonomi yang terus Beragamnya portofolio


Eksternal berubah dapat Unilever dan model bisnis
mengakibatkan menurunnya yang fleksibel membantu
permintaan konsumen untuk kami untuk menyesuaikan
produk kami, yang dapat portofolio dan cepat
mempengaruhi satu negara merespon dengan
natau lebih didalam satu menciptakan inovasi baru
kawasan, atau bahkan secara untuk memenuhi
global. Langkah pemerintah, kebutuhan konsumen dan
seperti stimulus fiskal, pelanggan yang berubah
perubahan perpajakan, dan saat ekonomi melemah.
kontrol harga dapat
mempengaruhi
pertumbuhan dan
profitabilitas operasi lokal
kami.

4 Aspek Unilever patuh terhadap Unilever berkomitmen


hukum dan hukum dan peraturan lokal, untuk mematuhi undang-
peraturan regional, dan global yang undang dan peraturan
berlaku di berbagai bidang yang berlaku di Indonesia.
seperti keamanan produk, Pada area-area khusus,
klaim produk, merek tim yang relevan di
dagang, hak cipta, paten, tingkat global, regional
persaingan, kesehatan dan atau lokal bertanggung
keselamatan kerja, jawab untuk menetapkan
lingkungan, tata kelola standar terperinci dan
perusahaan, keterbukaan memastikan bahwa semua
informasi, ketenagakerjaan, karyawan memahami dan
serta pajak. Tidak mematuhi mematuhi peraturan dan
peraturan yang berlaku undang-undang yang
dapat mengakibatkan spesifik dan relevan
adanya tuntutan perdata dan dengan peran mereka.
/ atau pidana yang Tenaga spesialis kami di
menyebabkan kerusakan, bidang hukum dan
denda dan sanksi. Hal ini regulasi sangat terlibat
dapat mempengaruhi dalam memantau dan
reputasi Perseroan, dan meninjau praktek kami
membebani biaya kami untuk memberikan
dalam berbisnis jaminan yang memadai
bahwa kami tetap
memahami dan sejalan
dengan seluruh peraturan
dan kewajiban hukum
terkait.

5 Hubungan Dengan peraturan Untuk mengurangi risiko


Industri ketenagakerjaan yang terus ini, kami senantiasa
berubah-ubah,, kami wajib memantau perubahan
menjalin hubungan yang peraturan ketenagakerjaan
baik dengan para karyawan dan menjalin komunikasi
dan serikat pekerja kami. yang baik dengan serikat
Gangguan terhadap pekerja kami. Kami
hubungan industrial dapat melakukan diskusi secara
mempengaruhi kegiatan rutin untuk lebih
operasional, biaya, dan memahami setiap
reputasi kami. kepentingan dan menjaga
keharmonisan diantara
para pemangku
kepentingan industri
kami.

6 Karyawan Penting bagi kami untuk Kami telah membentuk


dan Talenta dapat menarik, dan menerapkan komite
mengembangkan, dan sumber daya manusia di
mempertahankan orang- seluruh lini bisnis kami.
orang yang berkualitas Komite ini memiliki
dalam jumlah yang tepat tanggung jawab untuk
untuk dapat bersaing dan mengidentifikasi jenis-
berkembang secara efektif. jenis keterampilan dan
Di negara berkembang, bisa kemampuan yang
ada persaingan yang ketat diperlukan di masa
untuk mendapatkan talenta- mendatang,
talenta berbakat yang mengembangkan jalur
jumlahnya terbatas. karir dan mengidentifikasi
Lepasnya talenta pada posisi talenta utama dan
manajemen atau posisi inti pemimpin di masa depan.
lainnya, atau Kami memiliki proses
ketidakmampuan untuk pengembangan
mengidentifikasi, menarik manajemen terpadu yang
atau mempertahankan meliputi penilaian kinerja
karyawan yang berkualitas, rutin yang ditopang oleh
akan mempersulit seperangkat perilaku
pengelolaan bisnis dan kepemimpinan,
mempengaruhi operasi dan keterampilan dan
hasil keuangan. kompetensi. Selain itu,
kami juga telah
menerapkan program
yang ditargetkan untuk
menarik dan
mempertahankan talenta
terbaik dan kami secara
aktif memantau kinerja
dalam mempertahankan
talenta dalam Unilever.

7 Sistem dan Karena kami berinteraksi Kami menggunakan


Informasi secara elektronik dengan sistem global untuk
para pelanggan, pemasok, mengontrol dan
dan Konsumen, kami sangat melaporkan akses ke
membutuhkan sistem dan sistem TI kami yang vital.
inftrastruktur TI yang aman Hal ini didukung oleh
dan dapat diandalkan. program pengujian
Gangguan dalam sistem TI kontrol akses yang
kami dapat menghambat dilaksanakan setiap tahun.
operasi bisnis di berbagai Kami memiliki kebijakan
area, termasuk menghambat yang meliputi
penjualan, produksi, dan perlindungan untuk bisnis
siklus arus kas kami. maupun informasi
Pembatasan akses ke pribadi, serta kebijakan
informasi rahasia serta penggunaan sistem TI dan
pemisahan tugas juga aplikasi oleh karyawan
berada dalam prioritas kami, di mana mereka
tertinggi kami. telah terlatih untuk
memahami berbagai
kebijakan tersebut. Kami
telah menstandarisasi cara
pemuatan informasi di
situs publik kami dan
memiliki sistem untuk
memantau kepatuhan
terhadap kebijakan kami
sendiri dan hukum serta
peraturan mengenai
privasi yang berlaku.

8 Produk yang Pada proses manufaktur Kami memiliki proses dan


Aman dan Unilever Indonesia , juga kontrol kualitas produk
Berkualitas ada risiko bahan baku yang komprehensif, dari
Tinggi terkontaminasi secara hulu sampai hilir, mulai
sengaja maupun tidak dari produk dirancang
sengaja ; atau cacat produk sampai produk tersebut
lainnya. Risiko ini dapat ada di rak toko. Kami
disebabkan oleh kesalahan memverifikasi proses dan
manusia, kegagalan kontrol tersebut setiap
peralatan atau faktor tahun, dan secara teratur
lainnya. memantau melalui
indikator kinerja yang
mendorong kegiatan
perbaikan terus-menerus.
Pemasok utama kami
telah bersertifikat secara
eksternal dan kami
memantau kualitas bahan
yang diterima secara
teratur untuk memastikan
bahwa kami memenuhi
standar kualitas tinggi
yang diperlukan oleh
produk kami. Jika terjadi
insiden yang berkaitan
dengan keselamatan
konsumen atau kualitas
produk, kami
mengaktifkan tim
manajemen insiden di
bawah arahan mereka
yang berkompeten dalam
hal kualitas produk, sains
dan komunikasi , untuk
memastikan kami
melakukan tindakan yang
tepat dan efektif.

9 Supply Pembelian bahan baku, Kami merancang rencana


Chain pabrik yang efisien, dan mitigasi yang
(Safety) pendistribusian produk memungkinkan kami
dengan segera kepada para dapat mengamankan
pelanggan adalah elemen alternatif pasokan dari
penting dalam bisnis kami. bahan utama kami dan
Rantai pasokan kami menggunakan bahan
terpapar dengan berbagai pengganti dalam
risiko lingkungan yang formulasi dan resep
berpotensi merugikan, produk kami. Rencana
kecelakaan industri, dan tersebut juga memastikan
gangguan fisik lainnya yang bahwa kami memiliki
dapat mempengaruhi fleksibilitas untuk
kemampuan kami untuk mengalihkan atau berbagi
mengirimkan produk kepada produksi antar pabrik.
pelanggan kami. Kami memiliki kebijakan
dan prosedur untuk
memastikan kesehatan
dan keselamatan
karyawan dan produk
kami. Kebijakan dan
prosedur tersebut juga
mencakup rencana
keberlangsungan bisnis
dan pemulihan dari
bencana jikalau Perseroan
harus menghadapi insiden
besar.

10 Manajemen Pertumbuhan dan Strategi dan rencana


Portofolio profitabilitas yang bisnis Unilever Indonesia
berkesinambungan dari dirancang untuk
bisnis kami bergantung pada memastikan bahwa
kekuatan dan sumber daya kami
pengembangan kategori, berfokus pada hal-hal
area penjualan, dan yang berdampak optimal,
portofolio saluran penjualan seperti contohnya pada
kami secara terus menerus. kategori dan pasar yang
Jika kami tidak terus memiliki potensi jangka
membuat investasi strategis panjang terbesar untuk
yang seha, kami dapat bisnis kami. Aktifitas
kehilangan peluang untuk akuisisi ditentukan oleh
pertumbuhan margin lebih strategi pengembangan
lanjut. portofolio kami dan akan
dievaluasi melalui proses
yang jelas dan telah
ditentukan sebelumnya.

11 Hubungan Pertumbuhan bisnis kami Kami mengembangkan


dengan secara berkesinambungan, dan mempertahankan
pelanggan bergantung pada hubungan bisnis di
keberhasilan kami berbagai saluran
membangun hubungan yang penjualan, mulai dari
erat dengan pelanggan kami. pengecer multinasional
Untuk memastikan bahwa besar hingga pedagang
brand kami tersedia setiap kecil berbasis keluarga
saat dan tampil secara yang kami jangkau
menarik di mata pelanggan, melalui distributor.
kami perlu mempertahankan Kamimemantau
hubungan baik dengan para perubahan kebiasaan
pelanggan setia dan konsumen dan membina
membangun hubungan baru hubungan dengan
dengan pelanggan yang pelanggan baru yang
terkait dengan perubahan tepat, seperti dengan
kebiasaan berbelanja saluran e-commerce.
konsumen. Kualitas Kami bekerja sama
hubungan yang baik dengan dengan para pelanggan
para pelanggan, juga utama kami untuk
menentukan kemampuan mengembangkan rencana
kami dalam mengamankan bisnis bersama yang
harga dan membuat mencakup rincian rencana
perjanjian kerjasama yang investasi serta tujuan dari
menguntungkan. Kegagalan pelayanan pelanggan
untuk mempertahankan kami. Kami pun
hubungan yang erat dengan memantau pelaksanaan
pelanggan dapat berdampak kerjasama ini secara
negatif terhadap perjanjian teratur. Kami
kerjasama kami dengan mengembangkan berbagai
pelanggan yang inisiatif baru untuk
bersangkutan, sehingga mendukung perbaikan
dapat mengurangi dalam kerjasama dan
ketersediaan produk memperkuat hubungan
terhadap konsumen. dengan pelanggan.
Inisiatif-inisiatif tersebut
berasal dari kemampuan
kami dalam merancang
outlet penjualan, program
penjualan kepada
pelanggan dan lain
sebgainya. Kami
berinvestasi secara
strategis untuk
menggunakan teknologi
yang akan membuat
proses pemesanan dan
pengelolaan stok menjadi
lebih efektif dan efisien
bagi para pelanggan kami.
4. Struktur Organisasi PT Unilever

Pembagian struktur organisasi diatas berdasarkan pada product yang dihasilkan oleh masing
masing divisi , dan juga dibagi berdasarkan fungsionalnya , berikut perinciannya:
Pembagian pertama adalah berdasarkan pada produk yang dihasilkan:

 Director Food adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk
makanan yang dihasilkan Unilever.
 Director Ice Cream adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan
produk ice cream yang dihasilkan Unilever.

Pembagian kedua adalah berdasarkan fungsionalnya :

 Chief financial officer adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan
keuangan yang ada pada Unilever.
 Home dan personal care adalah bagian yang bekerja mengurusi semua yang ada di dalam
perusahaan , berkaitan dengan individu kepegawaian.
 Supplaychain adalah bagian untuk Mengatasi permasalahan bahan baku (suply chain)
 Customer development adalah bagian untuk mengurusi tentang masalah customer,
merangkul customer sebanyak mungkin.
 Human Resources dan corporate relation: adalah bagian untuk SDM dan hubungan antar
perusahaan atau pihak yang bekerjasama dengan perusahaan.
5. Pengambilan Keputusan

PT Unilever Indonesia Tbk. senantiasa mengembangkan bisnis yang berlandaskan tujuan


mulia (purpose-led) serta relevan dan mampu bersaing di masa depan (future-fit). Selama ini
Perseroan telah berhasil membangun merek yang kuat di beberapa kategori produk di
Indonesia, berkat adanya peningkatan kapabilitas dari tahun ke tahun. Salah satu kapabilitas
yang penting untuk dibangun dan yang akan menjadi kunci sukses Perseroan di masa yang
akan datang adalah kapabilitas di bidang digital / teknologi informasi. Perseroan berkeinginan
untuk melakukan digitalisasi di sepanjang operasinya , dari hulu sampai hilir , di tahun-tahun
yang akan datang, baik yang berkaitan dengan kegiatan penjualan di garda depan ,
pengelolaan informasi & analisis untuk membantu Perseroan melakukan pengambilan
keputusan secara dinamis , atau pun untuk menciptakan operasional rantai pasok yang efisien
dan cermat. Tujuan dari digitalisasi adalah mendorong pertumbuhan, meraih process
excellence, mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi biaya.

Untuk mendukung hal ini, Perseroan telah menandatangani perjanjian Entreprise


Technology Solution Service (ETS Agreement) dengan Unilever Europe Business Centre
B.V (UEBC), yang merupakan entitas di bawah Unilever Group yang akan menyediakan atau
melakukan pembelian untuk layanan-layanan yang relevan guna memaksimalkan sinergi dan
efisiensi.

Layanan dalam Perjanjian ETS mencakup, antara lain, layanan terkait dengan bisnis dan
keuangan (business and finance services), layanan terkait dengan informasi dan analisis
(information and analytics services), layanan terkait dengan pasokan (supply services) dan
layanan terkait dengan program baru/inovasi (new programmes/innovations services). Nilai
layanan ini akan dihitung sebesar pengeluaran aktual penyediaan layanan (actual Costs) oleh
UEBC ditambah dengan biaya jasa penyediaan layanan (mark-up) 5% untuk setiap jenis
layanan (kecuali untuk Bought-in Costs, yang akan dikenakan secara aktual (at cost)).

Layanan ini berperan penting bagi Perseroan untuk mencapai tujuannya dalam
digitalisasi. Dengan digitalisasi di sepanjang kegiatan operasionalnya dari hulu sampai hilir,
Perseroan akan dapat melakukan pengambilan keputusan bisnis secara lebih dinamis dan
beroperasi secara lebih efisien dan lebih cermat.

6. Produk Unggulan

PT. Unilever Indonesia, Tbk. yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1933, telah
tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer product yang mempunyai peran penting di
Indonesia. Unilever adalah produsen merk-merk terkenal di seluruh dunia yang juga terkenal
di tingkat regional dan lokal, antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear,
Rexona, Rinso, Molto, Ponds, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, Taro dan masih banyak
lagi.

Posisi Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui berbagai
penghargaan nasional dan regional yang diterima oleh perusahaan. PT. Unilever Indonesia,
Tbk melalui brand-brand-nya kembali membuktikan keunggulannya dengan meraih peringkat
dalam ”Packaging Consumer Branding Award 2005” yang diselenggarakan oleh Indonesia
Brand Identity Summit (IBS) bekerjasama dengan majalah SWA dan MIX.

Berikut adalah peringkat yang diraih oleh brand-brand Unilever dalam setahun Indonesia
Packaging Consumer Award 2005. Sunsilk, Pepsodent, Lux, Molto, Lifebuoy, Axe dan Clear
merupakan merk produk perawatan rumah dan tubuh (Home and Personal Care) yang tak
asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sedangkan untuk produk makanan dan ice cream,
ada Blue Band yang legendaris, Bango, Sari Wangi, Royco dan Wall’s. Masih ada sederet
merk produk lagi yang bila disebutkan satu persatu namanya, terasa sangat akrab dengan
kehidupan kita.
Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk:
1. Surf
2. Rinso
3. Buavita
4. Sunsilk
5. Taro
6. Pepsodent
7. Molto
8. Lifebuoy
9. Clear
10. Close Up
11. Citra
12. Axe
13. Royco
14. Kecap Bango
15. SariWangi
16. Blue Band
17. Wall’s
18. Sunlight
19. Pond’s
20. Lux
21. Rexona
22. Pure It
23. CIF
24. Vaseline
25. Dove
26. Domestos Nomos
27. Viso
28. Wipol
29. Vixal
30. Lipton
31. She
32. Molto
7. Hubunga Tenaga Kerja

Bagi Unilever mengembangkan karyawan tidak cukup dengan mengasah


intelektualitas dan keahlian, melainkan juga mendekati secara emosional dengan menyentuh
hati mereka. Dan menginginkan tim yang beranggotakan orang-orang penuh energi yang
berjuang untuk melampaui targer bisnis dan melakukannya semata-mata karena mereka mau
sambil sekaligus menikmati proses dalam mencapainya.
1. Keragaman
Unilever bangga akan keragaman dalam organisasinya, bukan saja dari segi jender,
melainkan juga aspek lain seperti suku, latar belakang sosioekonomi, pendidikan, usia, agama
dan jabatan sewaktu bergabung. Sadar akan perlunya keragaman pikiran dan hati yang
mandiridan berbakat untuk membuka potensi peluang bisnis. Dengan cara ini unilever dapat
menciptakan sinergi sejati dalam perusahaan untuk mencapai titik puncak. Melangkah
kedepan, unilever akan terus merekrut, mempekerjakan, mengembangkan dan
mempromosikan karyawan berdasarkan kemampuan, kualifikasi, hasil kerja dan potensi
mereka.
2. Memupuk Kepemimpinan
PT. Unilever sadar, bahwa aset yang paling penting adalah sumber daya manusia yang
tepat. Itulah sebabnya PT. Unilever menginvestasikan banyak waktu dan tenaga untuk
pengembangan karyawan. Pendekatan ini secara penuh mencakup kebutuhan individu,
tanggung jawab dan kinerja serta mengidentifikasi individu-individu dengan potensi dan hasil
kerja terbaik, kemudian mengembangkan mereka melalui penempatan di berbagai bidang
kerja serta pelatihan. Ada penekanan khusus bagi para manajer muda yang membutuhkan
program pembinaan yang sesuai.
Melalui Leadership Growth Profile PT. Unilever menyusun rencana bagi program
pengembangan karyawan masing-masing. Untuk mencapai tujuan, perusahaan terus
meningkatkan standar untuk menghapus kinerja yang buruk dan mendorong orang keluar dari
“zona kemapanan”, agar mereka tertantang dan berjuang untuk mencapai yang terbaik.
Melalui Senior Executive Development Programme, para manajer mendapat pelatihan
tentang cara-cara mengenali diri sendiri, motivasi, kepribadian, minat kerja, serta cara belajar
dan pembinaan yang sesuai untuk mereka. Melalui masukan-masukan dari rekan lain, mereka
juga belajar tentang kekuatan mereka serta segi apa yang harus dikembangkan. Dengan
mengenali diri secara lebih baik, mereka akan terbantu dalam meraih sukses baik dari segi
profesi maupun pribadi.
PT. Unilever yakin bahwa investasi yang ditanamkan untuk mengembangkan pemimpin
masa depan telah membuahkan hasil, sebagaimana tercermin dari proses suksesi yang mulus
pada beberapa anggota direksi. Adanya persamaan keyakinan yang diwariskan dari satu
anggota direksi ke anggota lain telah memastikan bahwa aspirasi perusahaan akan senantiasa
diteruskan oleh generasi yang lebih muda.

3. Membangun Budaya Wirausaha


Untuk meraih sukses, semua karyawan kami harus berpikir dan bertindak seperti
wiraswastawan, yakni terfokus, kreatif dan bermotivasi melakukan tindakan. PT. Unilever
ingin karyawan mereka mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap perusahaan dan selalu
bergairah untuk mewujudkan pikiran serta ide-ide unik ke dalam tindakan nyata. Dengan
menyelenggarakan program seperti Enterprise Award yang memberi kebebasan pada tiap
karyawan untuk melahirkan ide kreatif dan cara kerja baru, karyawan didorong untuk
mengasah dan mewujudkan kreativitasnya. “Semangat Wirausaha” ini terbukti menjadi motor
penggerak yang kuat bagi tekad perusahaan untuk berkembang.

4. Blue Umbrella - Prinsip Bisnis Unilever


Walaupun PT. Unilever telah memiliki Prinsip Bisnis Unilever yang merupakan
pedoman etika bisnis, PT. Unilever sepenuhnya sadar bahwa harus ada keseragaman
pemahaman agar prinsip ini dapat dijalankan dengan benar. PT. Unilever terus mencari cara
yang kreatif dan mengena untuk mengkomunikasikan serta berbagi dalam memecahkan
kasus-kasus dimana intepretasi terhadap Prinsip itu mungkin berlainan. Termasuk juga
penggunaan teater dimana karyawan dapat memerankan beberapa segmen dengan harapan
mereka dapat memahami Prinsip dengan lebih nyata. Dengan demikian, mereka terdorong
untuk mempelajari dan mengembangkan pemahaman tentang pentingnya Prinsip itu.

5. Kepemimpinan – Menjalankan Nilai – Nilai


Selama ini, Unilever Indonesia telah sukses dalam menjalani berbagai perubahan. Hal
ini dimungkinkan oleh proses transformasi pribadi yang juga dialami oleh karyawan
perusahaan. Perubahan hanya mungkin dilakukan karena pihak manajemen pun bersedia
bekerja berlandaskan nilai-nilai yang disepakati bersama. Langkah ini berbuah sukses karena
nilai dan perilaku tersebut juga ditularkan ke seluruh perusahaan. Setiap orang harus
mengenal dan bangga terhadap nilai-nilai tersebut, dan yang terpenting, menjalankannya.
Untuk itu, nilai nilai tersebut secara terus menerus dikomunikasikan melalui poster, kartu dan
artikel-artikel, dan didukung dengan serangkaian pemberian penghargaan bagi mereka yang
dipandang pantas menjadi teladan. Di dalam acara-acara besar yang diadakan perusahaan,
kami selalu mengambil kesempatan untuk mengetengahkan salah satu nilai dan
mengkomunikasikannya secara kreatif kepada karyawan.
PT. Unilever mendorong semua manajer untuk membangun rasa memiliki terhadap
rencana pertumbuhan perusahaan, menjadikannya agenda pribadi dan terus menjalankan
nilai-nilai dengan menjadi teladan bagi orang lain. Dengan cara ini, mereka berkembang
sebagai individu, dan selanjutnya sebagai bagian dari keluarga yang lebih besar, mereka akan
mengembangkan perusahaan.

8. Sumber Daya Manusia

PT Uniliver Indonesia, Tbk merupakan perusahaan yang terkenal dengan manajemen


SDM nya yang mumpuni. PT uniliver sangat mempertimbangkan setiap sumber daya
manusia yang akan berkarir bergabung bersama PT Unilever. Di sini terbukti dengan setiap
tahunnya PT Unilever sengaja merekrut orang-orang terbaik dari berbagai perguruan tinggi
terbaik. Tak hanya merekrut orang-orang terbaik dari berbagai perguruan tinggi terbaik, PT
Unilever juga memiliki program manajemen SDM sendiri yang disebut dengan program
latihan kerja atau LATKER. Program latihan kerja PT Uniliver sengaja dibentuk untuk
meminimalisir tidak meratanya sumber daya manusia dalam perusahaannya.

Kegiatan manajemen sumber daya manusia berkisar pada pengadaan, penggunaan dan
pemeliharaan sumber daya manusia. Agar ketiga pokok kegiatan tersebut berjalan lancar
perlu disiapkan sistem yang handal. Tahap pengadaan mencakup perencanaan SDM,
rekrutmen, seleksi dan orientasi. Tahap penggunaan perlu memperhatikan kesesuaian antara
kemampuan SDM dan apa yang menjadi tugas serta tanggung jawabnya. Juga perlu
diperhatikan hal-hal mengenai kesempatan memperoleh pelatihan dan pendidikan, supervisi,
penilaian kinerja, imbalan serta jaminan perlindungan dan kesehatan kerja. Terakhir, pada
tahapan pemeliharaan sumber daya manusia tujuannya adalah bagaimana agar karyawan
merasa puas bekerja.

Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia. Unilever secara
rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikan pelatihan sistem
produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan. Mereka tidak langsung kerja tetapi
ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan
pengembangan. Saat ini tenaga kerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah
3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap
berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga
maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.
9. Pengembangan Organisasi

Membangun budaya yang kuat tentulah bukan pekerjaan mudah, banyak biaya, tenaga,
energi, dan kreatifitas yang mesti dicurahkan untuk mencapai image, reputasi, budaya
perusahaan yang diinginkan. Salah satu cara untuk membangun budaya yang dapat diterima
dalam lingkungan pekerjaan terlebih dahulu harus dilakukan pengenalan kepadamasyarakat
sehingga karyawan yang masuk dalam PT Unilever telah sedikit banyak menyiapkan diri
untuk bergabung dengan budaya yang diterapkan PT Unilever. Harapannya adalah
perusahaan membangun Budaya Organisasi lebih dini, sehingga bisa lebih fokus pada
peningkatan performa, disribusi dan penjualan atau target dari perusahaan. Pengenalan
budaya perusahaan tetap dilakukan untuk memperoleh persamaan persepsi dan langkah
karyawan. Langkah ini jamak dilakukan oleh berbagai perusahaan di dunia.

Nampaknya keberhasilan Unilever dalam meningkatkan performa budaya organisasi


memberikan kontribusi positif bagi Unilever Indonesia menjadi alasan bagi Unilever untuk
lebih diminati produk-produknya oleh konsumen. Pemilihan produk yang inovatif dilakukan
untuk menyesuaikan dengan gaya hidup dan budaya masyarakat.Pendekatan pluralisme
budaya merupakan sebuah alternatif dalam kaitannya dengan relasi sosial diantara kelompok-
kelompok etnis dan kebudayaan. Pendekatan ini dapat dijadikan sebagai strategi pemecahan
konflik maupun pembangunan modal kedamaian social di lingkungan dan organisasi.

Pluralisme menunjuk pada saling penghormatanantara berbagai kelompok dalam


masyarakat dan penghormatan kaum mayoritas terhadap minoritas dan sebaliknya, yang
memungkinkan mereka mengekspresikan kebudayaan mereka tanpa prasangka dan
permusuhan. Ketimbang berupaya untuk mengeliminasi karakter etnis, pluralisme budaya
berjuang untuk memelihara integritas budaya. Pluralisme menghindari penyeragaman.
Karena, seperti kata Kleden (2000:5), “...penyeragaman adalah kekerasan terhadap
perbedaan, pemerkosaan terhadap bakat dan terhadap potensi manusia.” Dalam praktek
pekerjaan sosial, pluralisme budaya merupakan sebuah “ideologi” yang kuat yang
mengharuskan para pekerja sosial untuk memahami sejarah, tradisi-tradisi yang berbeda,
perananan-peranan, pola-pola keluarga, simbol-simbol budaya, dan relasi-relasi mayoritas-
minoritas. Pemahaman, sensitifitas, dan keterampilan pekerjaan sosial, sangat menekankan
para pekerja sosial untuk senantiasa mampu menghindari kecenderungan memaksakan
kehendak dirinya, kepercayaannya dan bahkan keyakinan-keyakinan akademiknya dalam
membantu orang-orang dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda.

10. Leadership

PT UNILEVER telah mempersiapkan rancangan program leadership bagi


karyawannya. Adapun program ini bernama Unilever Future Leader Program (UFLP) dan
bertujuan untuk menumbuhka seseorang menjadi seorang manajer melalui pembelajaran dari
pakar kelas dunia. Selain itu dengan program ini diharapkan akan dapat mengembangkan
keterampilan kepemimpinan dengan bekerja pada proyek langsung. UFLP menawarkan
semua pengalaman yang dibutuhkan seseorang untuk siap menjadi di jajaran manajemen.
Jika dilihat dari segi segi performance leadership, terdapat keterkaitan dengan
penelitian – penelitian terdahulu mengenai topik yang sama. Adapun penelitian – penelitian
terdahulu berjudul Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan, Orientasi Pasar, dan Kinerja
Bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Di Indonesia : Studi Kasus UKM di DKI Jakarta
karya Mukhamad Najib yang merupakan alumnus Program Studi Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2003. Penelitian ini membahas mengenai hubungan
antara gaya kepemimpinan, orientasi pasar, dan kinerja bisnis UKM dalam konteks
lingkungan bisnis Indonesia. Selain itu, penelitian sebelumnya yang serupa yaitu berjudul
Pengaruh Model Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Kantor Imigrasi Jakarta Selatan karya Edy Wibawa yang merupakan alumnus Program Studi
Magister Ilmu Administrasi Kekhususan Administrasi dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia 2006. Adapun
penelitian ini membahas mengenai gambaran kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan
di kantor imigrasi Jakarta Selatan, kepuasan kerja pegawai mempengaruhi kinerja pegawai
dalam memberikan pelayanan tersebut, dan apakah model kepemimpinan mempengaruhi
kinerja pegawai. Adapun perbedaan antara penelitian – penelitian sebelumnya dengan
penelitian ini adalah di dalam penelitian ini akan di bahas mengenai bagaimana performance
leadership dengan aspek pembelajaran peningkatan kinerja, kerangka kinerja karyawan, dan
bagaimana peningkatan kinerja karyawan di PT Unilever Indonesia Tbk di bawah naungan
Maurist Daniel Rudolf Lalisang.

11. Dampak Negative Dan Dampak Positive

Dampak Positive

1. Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model


yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih
spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil
yang diterima si model dalam iklan tersebut.
2. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus
terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong
pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai
salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top
Brand Survey, edisi khusus 2007)
3. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di
segenap jajaran.
5. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care,
savoury, dan ice cream.
6. Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor
untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
7. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya
hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
8. PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on
quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa
mengabaikan kualitas produk.

Dampak Negative

1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti
dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang
mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,ko munikasi pada karyawan yang
bisa menerima pesan yang berbeda-beda.Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari
dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk
yang biasanya sangat berorientasi komersial.
2. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3. Jumlah karyawan yang tambun.
4. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever
indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
8. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.

Anda mungkin juga menyukai