Anda di halaman 1dari 15

KANDIDIAS

Disusun Oleh
KELOMPOK 2

 Maftuha PK 115 017 021


 Afrianti Ntindi Pk 115 017 046
 Dedi Indra Setiawan Pk 115 017 0
 Astuti Legoh Pk 115 017 007
 Yopan Pk 115 017 0
 Nistel Rooij Katue Pk 115 017 0

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA PALU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KANDIDIAS

A. Definisi
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida. Candida
merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini mencapai 40-60 % dari
populasi (Silverman S, 2001).
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C. Albicans.
Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan khususnya AIDS),
perubahan fisiologis, pemberian antibiotik berkepanjangan, dan hilangnya penghalang
(Stedman, 2005).
Walaupun demikian jamur tersebut dapat menjadi patogen dalam kondisi tertentu atau
pada orang-orang yang mempunyai penyakit-penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh
sehingga menimbulkan suatu penyakit misalnya, sering ditemukan pada penderita AIDS
(Farlane .M, 2002).
Pada keadaan akut kandidiasis dapat menimbulkan keluhan seperti rasa terbakar (burning
sensation), rasa sakit biasanya pada lidah, mukosa bukal, atau labial dan rasa kering atau
serostomia (Greenberg M. S. , 2003).
Kandidiasis yang sering disebut juga candidosis, trush, dan moniliasis merupakan suatu
keadaan patologis yang hanya menginfeksi jaringan kulit dan mukosa. Infeksi Candida yang
berat tersebut dikenal sebagai candidemia dan biasanya menyerang orang yang imunnya
lemah, seperti penderita kanker, AIDS dan pasien transplantasi.Kandidiasis oral ini memang
sering terjadi pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan, seiring dengan bertambah
dewasanya bayi tersebut, penyakit ini akan makin jarang terjadi.

B. Etiologi
Penyebab kandidiasis ini adalah jamur jenis Candida. Jamur jenis ini adalah jamur yang
sangat umum terdapat di sekitar kita dan tidak berbahaya pada orang yang mempunyai imun
tubuh yang kuat. Candida ini baru akan menimbulkan masalah pada orang-orang yang
mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien yang dalam
pengobatan kortikosteroid, dan tentu saja bayi yang sistem imunnya belum sempurna.
Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita, bahkan di dalam
vagina ibu pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja mendapatkan jamur ini dari alat-alat
seperti dot dan kampong, atau bisa juga mendapatkan Candida dari vagina ibu ketika
persalinan.
Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang tidak
bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan menyebabkan jamur
tumbuh semakin cepat.
Faktor-faktor yang merupakan presdiposisi infeksi antara lain :
1. Diabetes
2. Leukimia
3. Gangguan saluran gastrointestinal yang meningkatkan terjadinya malabsorpsi dan
malnutrisi.
4. Pemakaian antibiotik. Kadang orang yang mengkonsumsi antibiotik menderita infeksi
Candida karena antibiotik membunuh bakteri yang dalam keadaan normal terdapat di
dalam jaringan, sehingga pertumbuhan Candida tidak terkendali.
5. Pemakaian kortikosteroid atau terapi imunosupresan pasca pencangkokan organ. Kedua
hal ini bisa menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi jamur. Kortikosteroid
(sejenis hormon steroid) dihirup/dihisap untuk perawatan pada paru-paru (misalnya
asma) bisa berdampak pada kandidiasis mulut.

C. Patofisiologi
Kandidiasis oral ini sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh candida
glabrata dan candida tropicalis.Jamur candida albicans umumnya memang terdapat di dalam
rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan flora mulut atau
perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh.
Baru pada keadaan ini jamur akan berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan
infeksi jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan.Penyakit yang disebabkan jamur
candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara dibawah pengaturan keseimbangan
bakteri yang normal.Tidak terkontrolnya pertumbuhan candida karena penggunaan
kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan obat-obatan yang menekan
sistem imun serta penyakit yang menyerang sistem imun seperti Aquired Immunodeficiency
Sindrome (AIDS).Namun bisa juga karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam
mulut yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak
terkontrol.Sehingga, ketika pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida
albicans yang dalam keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah
tumbuh tak terkontrol dan menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang menimbulkan
penyakit disebut candidiasis oral atau moniliasis.

PATHWAY
D. Manifestasi klinis
Gejala yang timbul adalah adanya bercak putih pada lidah dan sekitar mulut bayi dan
sering menimbulkan nyeri. Bercak putih ini sekilas tampak seperti kerak susu namun sulit
dilepaskan dari mulut dan lidah bayi. Bila dipaksa dikerok, tidak mustahil justru lidah dan
mulut bayi dapat berdarah.
Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya memunculkan kumpulan lapisan kental
berwarna putih atau krem pada membran mukosa (dinding mulut dalam).Pada mukosa mulut
yang terinfeksi mungkin muncul radang berwarna merah, nyeri, dan terasa seperti terbakar.
Secara umum kandidiasis pada mulut bayi tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri
(walaupun lebih baik diobati). Namun bukan berarti kandidiasis ini tidak dapat menyebabkan
penyakit lain. Kandidiasis dapat menyebabkan bayi menangis saat makan dan minum
(kebanyakan disebabkan karena nyeri), selain itu, bayi menjadi malas minum ASI sehingga
berat badannya tak kunjung bertambah. Candida pada mulut bayi juga dapat bermigrasi ke
organ lain bila ada faktor yang memperberat (misalnya pemakaian antibiotik jangka panjang).

E. Komplikasi
Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar
dan anus.Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.

F. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa
2) Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan dengan
pemberian flukonazol.
3) Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur.
4) Diagnosa pasti dengan biopsy

G. Penatalaksanaan
Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada klien.Selain itu,
pengobatan yang paling sering digunakan saat ini adalah pemakaian Nistatin drop. Nistatin ini
akan diteteskan pada mulut bayi untuk mengobati kandidiasisnya. Ada juga yang
menyarankan cara pemakaian yang lain, yaitu tangan ibu dicuci sampai bersih, teteskan 2
tetes ke ujung jari ibu dan oleskan ke lidah dan mulut bayi secara merata. Cara ini menjamin
obat teroleskan dengan lebih merata namun harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai
membuat bayi muntah.

H. Diagnosa
1) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
2) Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan bentukan berwarna
merah dan mengandung eksudat
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus

Anak N usia 18 bulan dengan berat badan sebelum sakit 12 kg, dibawa ke rumah sakit
karena panas, menangis terus, dan tidak mau minum. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil di
lidah , palatum, dan ovula terdapat bercak putih. Suhu badan anak tersebut 38,5oC.

1. Pengkajian

Anamnesa

1. Identitas Anak

Nama : An. N

Umur : 18 bulan

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal MRS : 15 Desember 2010

Alamat : Surabaya

2. Identitas Orang tua

Nama Ayah : Tn. R

Nama Ibu: Ny. P

Pekerjaan Ayah/Ibu : PNS

Pendidikan Ayah/Ibu : S.1

Agama : Islam

Alamat : Surabaya
1. Riwayat Sakit dan Kesehatan

A. Keluhan utama
Anak N menangis terus (kemungkinan dikarenakan rasa nyeri di mulut dan tubuhnya
yang panas).
2. Riwayat penyakit saat ini
Anak N menangis terus sejak kemarin, suhu tubuhnya meningkat, pada mulut terdapat
bercak putih serta tidak mau minum ASI.
3. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Anak N tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak keluarga yang mengalami penyakit seperti ini.
5. Riwayat Nutrisi
Minum ASI hanya sedikit.
6. Riwayat Pertumbuhan
BB sebelum sakit : 12 kg
BB saat sakit : 10 kg
7. Riwayat Perkembangan
Psikoseksual : Toileting : anak lebih sering mengompol
Psikososial : Anak sering menangis dan sulit bicara

B. Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda vital : Suhu : 38,5oC

Nadi : 110x/menit

RR : 30 x/menit

Tekanan darah : 99/65 mmHg

B1 (breathing) : normal

B2 (blood) : normal
B3 (brain) : normal

B4 (bladder) : normal

B5 (bowel) : Timbul rasa nyeri dan perih di sekitar mulut, anak tidak mau minum ASI.

B6 (bone) : normal

2 Analisa Data

Data Etiologi Masalah Keperawatan


DS : anak menangis Kandidasis Hipertermi

DO: T : 38,5oC Proses infeksi

pelepasan medaitor
inflamasi: bradikinin,
histamine, dan
prostatglandin

Suhu tubuh meningkat

DS : anak menangis Kandidiasis Nyeri akut

DO: timbul bercak putih Timbul bercak putih


pada mulut, timbul bercak
Menggumpal menutup
kemerahan mengandung
permukaan lidah
eksudat

Gejala semakin memberat

Timbul bercak kemerahan


dan mengandung eksudat
DS: anak menangis DO: Kandidiasis Perubahan nutrisi kurang dari
Anak tidak mau minum ASI, kebutuhan
Nyeri pada mulut
BB turun dari 12 kg menjadi
10 kg, porsi makan selalu
Tidak nafsu makan
tidak habis

3. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi


2. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan bentukan berwarna
merah dan mengandung eksudat
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan

4. Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

Tujuan : Suhu tubuh kembali normal

Kriteria hasil : -Anak tidak menangis

-Suhu tubuh normal : 36,5-37,5oC

Intervensi Rasional
1. Berikan kompres dingin di sekitar 1. Di ketiak dan lipatan paha
lipatan misalnya ketiak, lipatan paha terdapat banyak pembuluh darah
besar. Hipertermi mengalami
vasodilatasi sehingga harus diberi
kompres dingin agar terjadi
vasokonstriksi
2. Beri anak banyak minum air putih 2. Peningkatan suhu tubuh
atau susu lebih dari 1000 cc/hari mengakibatkan penguapan tubuh
meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan
yang banyak.

3. Suhu ruangan harus diubah untuk


3. Ciptakan suasana yang nyaman (atur
mempertahankan suhu mendekati
ventilasi)
normal

4. Anjurkan keluarga untuk tidak


4. Pakaian tipis membantu
memakaikan selimut dan pakaian
mengurangi penguapan tubuh
yang tebal pada anak.

5. Kolaborasi : pemberian obat anti


5. Digunakan untuk mengurangi
mikroba, antipiretik pemberian cairan
demam dengan aksi sentralnya
parenteral
pada hipotalamus, meskipun
demam mungkin dapat berguna
dalam membatasi pertumbuhan
organisme dan meningkatkan
autodestruksi dari sel-sel yang
terinfeksi
6. Evaluasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, 6. Tanda vital merupakan acuan
pernafasan) setiap 3 jam
6. untuk mengetahui keadaan anak
setelah dilakukan tindakan
keperawatan

2. Diagnosa : Nyeri akut yang berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan
bentukan berwarna merah dan mengandung eksudat

Tujuan : Nyeri berkurang

Kriteria hasil: Anak tidak menangis, anak tampak rileks

Intervensi Rasional
1. Anjurkan ibu untuk 1. Anak akan merasa nyaman
menggendong dan dalam dekapan ibunya
menenangkan si anak misalnya
mengelus-elus kepalanya
2. Ajarkan teknik distraksi pada
2. Mengalihkan perhatian anak
orang tua misalnya dengan
terhadap nyeri
memberikan anak mainan

3. Menghilangkan/mengurangi
3. Beri analgesik sesuai indikasi
nyeri

4. Evaluasi status nyeri, catat


4. Memastikan kondisi anak
lokasi, karakteristik, frekuensi,
setelah dilakukan tindakan
waktu dan beratnya (skala 0-10)
keperawatan
3. Diagnosa : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
penurunan nafsu makan.

Tujuan : Nafsu makan anak kembali normal

Kriteria hasil : - Anak mau minum ASI

- Anak tidak menangis


- Nutrisi terpenuhi 1000 kkal
-

Intervensi Rasional
1. Beri nutrisi dalam keadaan lunak, porsi 1. Memberikan nutrisi yang adekuat
sedikit tapi sering

2. Menghindari makanan dan obat-obatan


2. Mencegah kerusakan integritas pada mukosa
atau zat yang dapat menimbulkan
reaksi alergi pada rongga mulut
3. Anjurkan pada ibu untuk terus 3. ASI merupakan nutrisi untuk anak dan dapat
berusaha memberikan ASI untuk anak meningkatkan sistem imun anak

4. Kolaborasi pemasangan NGT jika anak 4. Membantu klien untuk memenuhi


tidak dapat makan dan minum peroral nutrisi enteral
DAFTAR PUSTAKA

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/52166536/MAKALAH_SISTEM_MUSKU
LOSKELETAL.docx?response-contentdisposition

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/52268043/ASUHAN_KEPERAWATAN.do
cx?response-content-disposition

Diakses pada tgl 26-9-2019

Anda mungkin juga menyukai