Anda di halaman 1dari 8

TUGAS E-LEARNING KEPERAWATAN HIV AIDS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIV DENGAN PNEUMOCYSTIS


PNEUMONIA (PCP)

Dosen Pembimbing :
Dr. Ninuk Dian K. S.Kep.Ns., MANP.

Kelas A2 - 2017

Nama Anggota Kelompok 5 :


1. Esa Nur Ramadhani (131711133010)
2. Shella Panca Oktaviana (131711133013)
3. Meirina Nur Asih (131711133054)
4. Lathifath’ul Rahayuningrum (131711133055)
5. Karunisa Ziyadatul Ilmi (131711133068)
6. Indah Putri Pinanti (131711133108)
7. Joanka Delaneira (131711133147)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
Web of Caution HIV-AIDS and PCP also diarhea

Penggunaan jarum suntik bergantian dan Hubungan seksual dengan orang yang Transmisi dari ibu yang memiliki HIV kepada
terinfeksi HIV memiliki HIV bayi yang dikandung

HIV masuk ke dalam tubuh dan menyerang sistem imun lini ketiga (leukosit-limfosit T)

Sel limfosit menurun menyebabkan sistem imun tubuh menurun

Infeksi Entamoeba coli maupun organisme


uniseluler lain yang dapat menyebabkan diare AIDS Infeksi jamur Pneumocystis jiroveci Kerusakan jaringan
pada lapang paru
maupun alveolus
Peradangan dan penumpukan cairan
Diare (D.0020) Peningkatan pada paru-paru
kontraktilitas usus besar
Gangguan
Malabsorpsi cairan tubuh dan elektrolit karena pertukaran gas
over load probiotik dalam usus besar Disfungsi motilitas Bersihan jalan napas
(D.0003)
gastrointesinal tidak efektif (D.0001
(D.0021)
Risiko Risiko
ketidakseimbangan ketidakseimbangan Kurangnya oksigenasi dalam tubuh
cairan (D.0036) elektrolit (D.0037)

Meningkatkan viskositas
(kekentalan) cairan tubuh

Kurangnya suplai
Intoleransi aktivitas
transportasi+oksigenasi pada tubuh
(D.0056)

Risiko syok (D.0039)


1. PENGKAJIAN
 Anamnesa
A. Identitas
Nama : Jasmine Robbins
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 12 Oktober 1975
Umur : 34 Tahun
B. Keluhan Utama
Ibu Jasmine merasa sangat sesak. Sebelumnya, tiga hari yang lalu Ibu Jasmine
menderita batuk ringan tetapi semalam sebelum tidur Ibu Jasmine merasa sangat
sesak lalu Ibu Jasmine datang ke UGD.
C. Riwayat Kesehatan
10 tahun yang lalu, ibu jasmine memakai obat-obatan terlarang (narkoba) melalui
IV (intra vena). 5 tahun yang lalu pernah tes HIV dan dinyatakan positif. Ibu
Jasmine rutin minum obat sejak saat itu
 Pemeriksaan Fisik
A. Tanda-tanda Vital
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 37,7oC
Nadi : 92x/menit
Tekanan Darah : 116/68 mmHg
RR : 24x/menit
Saturasi Oksigen : 96%
B. Sistem Kardiovaskular : Normal, S1/S2 Tunggal
C. Sistem Pernafasan : Nafas pendek, suara paru menurun secara bilateral,
Produksi Sputum berwarna keputihan
D. Gastrointestinal : Tidak ada diare, nafsu makan buruk
E. Sistem Integumen : Bersih, lembab, intact (tidak ada kerusakan)
 Terapi
 2 liter O2 melalui nasal kanul
 NaCl 100ml/jam
 Trimetoprim sulfa methoxazole 5mg/KgBB
 Prednison 50 mg peroral
 Asetaminofen 650 mg/6 jam
 Hydrocone sirup 1 sdt/8 jam
 Pemeriksaan Penunjang
 X-ray : Rontgen dada menunjukkan infiltrate bilateral

2. ANALISA DATA

No. Data Etiologi Diagnosa

1. Data subjektif: Hiv masuk dalam tubuh Bersihan jalan napas


tidak efektif
- Pasien mengeluh Sistem imun menurun
sesak
- Pasien sulit tidur Micobscterium tuberkulosa
karena sesak masuk
Data objektif: Menyebar ke rongga paru
- RR : 24x/ menit Menempel di paru
- Menggunakan otot
bantu napas ( otot-otot Kerusakan membran alveolar
intercostae)
Pembentukan sputum berleih
- Irama napas tidak
teratur Bersihan jalan napas tidak
- Menggunakan alat efektif
bantu napas (nasal
kanul, 2 lpm)
2. Data subjektif: Terjadi kelemahan pada otot Intoleransi aktivitas

- Pasien mengatakan Intoleransi aktivitas


badannya lelah
Data objektif:

- Kekuatan otot lemah


3. Data subjektif: Mual muntah Resiko defisit nutrisi

- Pasien mengatakan Nafsu makan menurun


nafsu makan menurun
Data objektif: Asupan nutrisi tubuh kurang

- Pasien terlihat lemah Resiko defisit nutrisi


- Pasien belum makan
sejak MRS
- Urin pasien terpantau
sedikit dengan warna
kuning gelap
- Kulit pasien nampak
kering

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d proses infeksi, hipersekresi jalan napas d.d
gelisah, pola napas berubah, frekuensi napas menurun. (SDKI D.0001)
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d merasa lemah. (SDKI D.0056)
c. Resiko defisit nutrisi d.d nafsu makan menurun. (SDKI D.0032)
4. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

1 Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan Latihan Batuk Efektif (I.01006)
efektif b.d proses infeksi, selama 2x24 jam diharapkan bersihan jalan Observasi
hipersekresi jalan napas napas meningkat (L.01001) dengan kriteria 1. Monitor adanya retensi sputum
d.d gelisah, pola napas hasil: 2. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
berubah, frekuensi napas Terapeutik
menurun (D.0001) 1. Frekuensi napas membaik (5) 1. Atur posisi semi-fowler
2. Pola napas membaik (5) 2. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
3. Gelisah menurun (5) 3. Buang secret pada tempat sputum
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
2. Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu selama 8 detik
3. Anjurkan mengulangi tarik napas hingga 3 kali
4. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik
napas dalam yang ke-3

Manajemen Jalan Napas (I.01011)


Observasi
1. Monitor pola napas (freuensi, kedalaman, usaha
napas)
2. Monitor bunyi napas tambahan
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift
2. Posisiskan semi-fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Anjurkan teknik batuk efektif
2. Intoleransi aktivitas b.d Setelah di lakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi (I.05178)
kelemahan d.d merasa selama 3 x 24 jam diharapkan toleransi Observasi
lemah (D.0056) aktivitas meningkat (L.05047) dengan 1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
kriteria hasil : 2. Monitor pola dan jam tidur
Terapeutik
1. Keluhan lelah menurun (5) 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
2. Perasaan lemah menurun (5) 2. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
3. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
3. Resiko defisit nutrisi d.d Setelah di lakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi (I.03119)
nafsu makan menurun selama 2 x 24 jam diharapkan status nutrisi Observasi
(D.0032) membaik (L.03030) dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi makanan yang disukai
2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
1. Porsi makanan yang dihabiskan 3. Monitor asupan makanan
meningkat (5) Terapeutik
2. Nafsu makan membaik (5) 1. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
3. Frekuensi makan membaik (5) 2. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
3. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan julah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai