Percobaan II FOTOMETRI
Percobaan II FOTOMETRI
I. DASAR TEORI
Fotometri adalah suatu cara analisis untuk pengukuran besar penyerapan
monokromatis oleh suatu lajur larutan dengan menggunakan detektor fotorel. Metode
ini didasarkan atas hukum BEER, yang menyatakan bahwa harga penyerapan sinar
oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi dan tabek sel
A = a b c , dimana
39
40
cahaya, fotometer, bisa mengukur cahaya setelan melalui filter atau melalui
monokromator, penentuan ditentukan oleh panjang gelombang atau untuk analisis
terhadap distribusi spektrum cahaya (Rohaniyah & Diah, 2014).
Alat fotometer pada prinsipnya memiliki kesamaan seperti spektrofotometer,
yang membedakan hanyalah penggunaan filter sebagai monokromatornya filter hanya
digunakan untuk meneruskan cahaya namun dapat juga menyerap sumber radiasi dsri
gelombang lain. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi gelombang, metode yang sering digunakan
disebut sengan spektrofotometri. Spektrofotometri merupakan bagian dsri fotometri
dam dapat dibedakan dari filter fotometri (Khopkar, 2002).
Spektrofotometri adalah salah satu metode pengukuran kuantitatif dalam
analisis (kimia analisis) terhadap sifat refleksi atau transmisi cahaya suatu materi
sebagai fungsi dari panjang gelombang, spektrofotometri berurusan dengan sinar
tampak, dekat ultraungu, dan dekat inframerah (Geneva, 2013).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran
menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan
spektrofotometri (Basset, 1994).
Untuk melakukan analisis secara fotometri yaitu fotometri sinar tampak, ada
tiga langkah yang harus ditempuh, yaitu :
a. Pembentukan warna
b. Pemilihan panjang gelombang
c. Membuat kurva kalibrasi/standar
Pembentukan warna biasanya ada beberapa yang dapat dipergunakan untuk
memilih cara yang mana yang akan dipakai. Zat pembentuk warna harus selektif
dengan zat-zat asing, tidak membentuk warna yang dapat menggangu. Panjang
gelombang yang dipakai untuk penentuan kuantitatif afalah panjang gelombang
dimana terjadi absorban yang maksimum. Hal ini fapat ditentukan dengan membuat
spektrum absorbsinya, yaitu absorbsi antara panjang gelombang. Untuk membuat
42
kurva kalibrasi atau standar agar memenuhi hukum BEER, maka perlu diukur
absorban daru larutan standar (Hardi, Alif, Aziz, 2015).
Spektrum absorbsi dapat diperoleh dengan menggunakan bermacam-macam
bentuk, misalnya gas, lapisan tipis cairan, larutan dalam bermacam-macam pelarut,
dan bahkan padat. Besarnya absorbsi akan tergantung juga pada jarak yang dijalani
oleh radiasi melewati larutan (Underwood, 1986).
Gangguan-gangguan fotometri menurut sumber dan filtratnya :
a. Gangguan spectral
Gangguan spektral yaitu gangguan yanh disebabkan oleh unsur-unsur lain yanh
terdapat bersama unsur yang dianalisis. Gangguan disebabkan karena
menggunakan filter untuk memilih yang akan diukur intensitasnya.
b. Gangguan variasi sifat fisik dari larutan yang dianalisis
Variasi sifat fisik dsru larutan daoat memperkecil atau memperbesar intensitas
unsur yang dianalisis, sehingga intensitas yang kita baca tidak sesuai dengan
konsentrasi unsur yang dianalisis, seperti :
1) Sifat visikositas
Makin besar visikositas larutan yang dianalisis, makin lambat larutan tersebut
mencapai nyaka. Sehingga intensitas pancaran pada alat lebih kecil dan tidak
sesuai dengan konsentrasi unsur yang dianalisis.
2) Tekanan uap dan permukaan larutan
Sifat ini akan mempengaruhi ukuran besar kabut, dimana tetesan kabut yang
ukurannya besar akan sedikit menyala. Sehingga intensitas yang kita baca di
alat akan lebih kecil dari nilai yang sebenarnya
c. Gangguan ion
Gangguan ini disebabkan karena menggunakan suhu nyala yang lebih tinggi
d. Gangguan yang disebabkan oleh penyerapan sendiri
e. Gangguan anion-anion yang ada dalam larutan unsur logam tersebut (Edward,
1981).
43
500 nm.
4. Mengisi kuvet dengan
larutan blanko (nm) T% A
Mengukur %T larutan
500 100 0
standard dengan variasi
520 100 0
panjang 500 nm – 700 nm 540 100 0
2. Penambahan CuSO4 1 mL
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Memasukkan 1 mL larutan - Larutan berwarna biru muda
CuSO4 ke dalam gelas ukur.
2. Menambahkan ammonia 1:5 - Larutan berwarna biru tua
1 mL
3. Menambahkan 10 mL H2SO4 - Larutan berwarna biru muda
46
3. Penambahan CuSO4 2 mL
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Memasukkan 2 mL larutan - Larutan berwarna biru muda
CuSO4 ke dalam gelas ukur
2. Menambahkan ammonia 1:5 - Terbentuk 2 lapisan, biru tua dan
1 mL bening
spektronik 2.0
6. Melakukan pengukuran %T
larutan standard dengan (nm) T% A
4. Penambahan CuSO4 3 mL
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Memasukkan 3 mL larutan - Terdapat 2 lapisan
Lapisan 1 = biru
CuSO4 + 1 mL NH3 + 6 mL
Lapisan 2 = bening
H2SO4 0,01 M pada gelas
ukur
2. Memasukkan larutan ke - Larutan berwarna bias biru
dalam kuvet sampai sebelum
tanda batas
3. Melakukan pengukuran %T
larutan standard dengan (nm) T% A
580 100 0
600 99 0
620 99,5 0
640 99,5 0,001
660 100 0
680 100 0
700 100 0
V. ANALISIS DATA
Pada percobaan ini akan membahas tentang fotometri yaitu sebuah teknik
pengukuran menggunakan sinar, yang diukur adalah penyerapan sinar akibat interaksi
reaksi antara sinar dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada larutan zat
warna yang akan ditentukan kadar. Penyerapan disini biasanya disebut absorbsi dan
nilainya berupa absorban dalam angka desimal. Alat yang digunakan pada percobaan
ini adalah spektronik -20.
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah memasukkan
larutan CuSO4 ke dalam masing-masing 6 gelas kimia dengan volume yang berbeda-
beda yaitu 0 mL, 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, dan 5 mL. kemudian pada masing-masing
gelas kimia yang telah terisi larutan CuSO4 dengan volume yang berbeda dimasukkan
masing-masing 1 mL NH3 dengan perbandingan 1:5 dan mengencerkan dengan
larutan H2SO4 0,01 M sampai tanda batas (sampai 10 mL).
Pencampuran larutan ini menghasilkan larutan yang berwarna bias biru,
sedangkan pada percobaan pertama menggunakan 0 mL CuSO 4 menghasilkan larutan
bening, karena pada percobaan pertama ini hanya dilakukan pencampuran larutan
NH3 1:5 dan larutan H2SO4 0,01 M. larutan bening ini akan dijadikan larutan blanko
yaitu larutan yang berfungsi sebagai larutan pembanding dalam analisis fotometri ini.
49
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Panjang gelombang maksimum adalah 600 nm dengan absorbansi larutan standar
berturut-turut 0; 0,001; 0,005; 0,005; dan 0,005
2. Konsentrasi masing-masing larutan standar berturut-turut 0,001 M; 0,002 M;
0,003 M; 0,004 M; dan 0,005 M.
3. Persamaan regresi adalah y = 140x – 0,001 dengan nilai korelasi sebesar
0,8890009
4. Pada percobaan ini memenuhi hokum lambert-beer karena grafik absorbansi
maksimum Vs konsentrasi larutan standar berbanding lurus
51
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, J., & Judhistira, A.U. (2015). Fotometri Pleiades Menggunakan Kamera
DSLR. Jurnal Fisika dan Aplikasinya, I(3), 1-5.
Hardi, A.D., Alif, A., & Aziz, H. (2015). Penentuan Kondisi Optimum Absopsi CO 2
Hasil Pembakaran Batubara Oleh Larutan Natrium Hodroksida (NaOH).
Jurnal Kimia UNAND, IV (1), 1-6.
Permana, R.G., Al-ayubi, M.S., Mentari, R.S., & Rifatul, K. (2013). Fotometri.
Jurnal Eksperimen, III (4), 1-8.
Rohaniyah, A., & Diah, A. (2014). Photometry. Journal Physics, III(1), 1-7.
LAMPIRAN
A. PERTANYAAN
1. Berapa ppm Cu larutan tugas?
2. Sebutkan dan terangkan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam peengukuran
secara fotometri?
3. Apa yang dimaksud dengan filter fotometri, spektrofotometer dan warna
komplementer?
Jawab :
1. Ppm Cu larutan tugas, yaitu :
a. Sampel 1 = 100 ppm
b. Sampel 2 = 200 ppm
c. Sampel 3 = 300 ppm
d. Sampel 4 = 400 ppm
e. Sampel 5 = 500 ppm
Perhitungan ppm Cu larutan tugas dapat dilihat pada lampiran tabel dan grafik
2. Kesalahan yang terjadi pada pengukuran fotometri yaitu kesalahan gangguan
spektral karena unsur lain yang terdapat bersama dengan unsur yang dianalisa,
gangguan yang berasal dari sifat fisik unsur yang dianalisa yang berupa sifat
viskositas, gangguan ionisasi, gangguan karena adanya anion-anion yang ada
dalam larutan unsur tersebut.
3. Filter fotometri digunakan untuk analisis kuantitatif, dimana dilakukan
pengukuran serapan satu cuplikan atau lebih pada satu pita panjang gelombang
saja (biasanya pada panjang gelombang absorban maksimum).
540 100 0
560 98,5 0,005
580 100 0
600 99,5 0,001
620 100 0
640 100 0
660 99 0,0005
680 100 0
700 100 0
680 100 0
700 100 0
y = 0,000005x + 0,0023
R2 = 0,133
R = 0,3647
59
LAMPIRAN FOTO
Memasukkan larutan ke
Larutan setelah
dalam kuvet sampai tanda Melakukan pengukuran %T
diencerkan
batas
FLOWCHART
PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN
PERCOBAAN II
FOTOMETRI
1. Pembuatan Warna
a.
Kristal Cu + Aquades + H2SO4 pekat
- Memasukkan ke dalam labu
ukur
- 4 1000
Larutan CuSO Mengencerkan
ppm sampai tanda
batas
b.
1 mL Larutan CuSO4 + 1 mL Amonia 1:1
- Memasukkan ke dalam labu ukur 10
Larutan I + H2SO 4 0,01 M
mL
- Mengencerkan sampai tanda batas
Larutan II
Catatan : Melakukan percobaan dengan volume H2SO4 yang berbeda-beda 0, 1, 2, 3,
4, 5, dan 6 mL
c.
Larutan tugas + 1 mL Amonia 1:1
- Memasukkan ke dalam labu ukur 10
Larutan III + H2SO 4 0,01 M
mL
- Mengencerkan sampai tanda batas
Larutan IV
Catatan : Memberi etiket nama pada labu ukur
Spetktrofotometer terstandarisasi
Larutan Standar
- Memasukkan dalam kuvet
Larutan Standar
Catatan :
1. Jika yang digunakan spektrofotometer, membuat spketrum absorpsi
untuk mendapatkan panjang gelombang.
2. Membaca % T pada panjang gelombang 400 nm.
3. Melakukan pengukuran % T larutan standar dengan varian panjang
gelombang 400 nm- 700 nm dengan interval 20 nm.
4. Mengurangi interval menjadi 10 nm ketika % T menurun (absorben
meningkat).
5. Menempatkan blanko pada 100% T atau 0 absorben setiap pengukuran
%T atau absorben dengan perubahan panjang gelombang.
6. Membuat grafik antara absorben Vs panjang gelombang
7. Penentuan selanjutnya di dapat ketika absorben mencapai titik
maksimum.
8. Membuat grafik antara % transmitan Vs panjang gelombang.
9. Panjang gelombang yang dipakai pada saat % T minimum.
10.Bila dipakai Chemtrix calorimeter type 20, panjang gelombangnya dapat
dilihat pada tabel berikut :
Warna yang Diserap Panjang Gelombang Warna yang Nampak
Violet 380 – 450 nm Hijau – Kuning
Biru 450 – 495 nm Kuning
Hijau 495 – 570 nm Violet – Merah
Kuning 570 – 590 nm Biru
Jingga 590 – 620 nm Biru Kehijauan
Merah 620 – 750 nm Hijau – Biru
Larutan Blanko
62
Spektrofotometer terstandarisasi
Catatan :
1. Mengukur % T deretan larutan standar dan % T larutan tugas. Absorben
terlihat pada lampiran.
2. Membuat kurva kalibrasi antara absorben pada konsentrasi
LAMPIRAN PERTANYAAN
Bagaimana cara mengukur kadar tembaga dalam sampel pada proses fotometri ?