Anda di halaman 1dari 4

Tantangan Utama Harley-Davidson di China

Berdasarkan pada pemaparan, dapat kita ketahui bahwa ada empat tantangan
utama yang dihadapi oleh Harley-Davidson di China yaitu:
1. Peraturan pemerintah daerah/ kota
Pemerintah China baik pemerintah kota maupun negara, menerapkan aturan
pembatasan sepeda motor yang sangat menyulitkan bagi para produsen. Aturan -
aturan tersebut bisa sangat bervariasi antara satu kota dengan kota lainnya seperti:
a) Sekitar 100 kota di China membatasi populasi sepeda motor untuk meredam/
mengurangi kebisingan dan tindak pencurian,
b) Pemerintah Kota Shanghai melarang sepeda motor untuk melintas di kawasan
bersejarah, wilayah perekonomian, dan jalan layang,
c) Pemerintah Kota Beijing tidak lagi memngeluarkan izin untuk sepeda motor baru
sejak tahun 1985,
d) Pemerintah Kota Guangzhou melarang peredaran sepeda motor pada tahun
2007 setelah serangkaian peristiwa penjambretan.

2. Hukum negara
Hukum pemeritah China mengatakan bahwa sepeda motor yang telah terdaftar
selama 11 tahun, maka akan dilakukan “pemutihan” (tidak dapat ijin perpanjangan),.
Aturan ini diberlakukan untuk mengurangi tingkat polusi.

3. Pajak impor yang tinggi untuk sepeda motor


Adanya pajak impor yang tinggi yang mengakibatkan peningkatan pada harga
jual hingga 30 persen, dimana harga jual sepeda motor Harley-Davidson dapat
menjadi lebih tinggi dari harga sebuah mobil mewah.

4. Pola pikir Masyarakat


Pada umumnya, masyarakat China tidak familiar dengan konsep berlibur dengan
mengendarai sepeda motor. Sepeda motor hanya dipandang sebagai alat untuk pergi
dari satu tempat ke tempat yang lain atau sebagai kendaraan yang digunakan
sebagai alat untuk bekerja.
Ke empat tantangan tersebut sebenarnya dapat diatasi oleh Harley-Davidson bila
produsen motor tersebut melakukan strategi - strategi pemasaran yang tepat untuk
pasar China. Harley-Davidson tidak boleh hanya terpaku dengan strategi pemasaran
yang mereka gunakan di wilayah Amerika atau Eropa karena tentu pasar China dan
Amerika atau Eropa memiliki karakteristik yang berbeda pula.

Haruskah Harley-Davidson “melokalkan” Strateginya?


Menurut pendapat saya, Harley-Davidson memang harus melakukan strategi yang
sesuai dengan pasar China. Menciptakan sepeda motor dengan mesin kecil yang dapat
diterima pasar dan bekerja sama dengan pabrikan motor dari China merupakan dua
strategi yang bisa dilakukan Harley-Davidson. Memproduksi sepeda motor dengan
mesin kecil melalui sistem kerja sama dengan pabrikan China bisa sangat
menguntungkan bagi kedua belah pihak. Melalui strategi itu, biaya produksi secara
otomatis dapat ditekan yang pada akhirnya akan berimbas pada turunnya harga jual
dari sepeda motor itu sendiri. Sedangkan bagi pabrikan motor China yang menjalin
kerja sama, akan terjadi transfer knowledge dalam bidang teknologi produksi sepeda
motor premium.
Kedua strategi ini terbukti ampuh dalam menaikkan penjualan Harley-Davidson.
Pada tahun 2018 penjualan Harley-Davidson di China sendiri naik 27 persen dibanding
2017 seperti yang dikutip dari situs https://www.motoris.id/news/25046/pacu-
penjualan-di-cina-dan-asia-harley-bikin-motor-338-cc/

Strategi Lain yang Dapat Dilakukan


Selain membuat mesin kecil dan kerja sama dengan pabrik lokal di China, ada
beberapa strategi lain yang dapat dilakukan oleh Harley-Davidson untuk meningkatkan
penjualannya, antara lain:
1. Penjualan dan pemasaran online
Seiring dengan perubahan jaman menjadi serba digital, maka duniapun
menjadi tanpa sekat dan batas. Dengan melakukan penjualan secara online
melalui katalog produk digital, promosi melalui youtube,blog,dan media sosial,
maka diharapkan konsumen lebih mudah untuk menjangkau produk-produk
Harley-Davidson.
2. Menambah jaringan dealer
Saat ini, Harley-Davidson memiliki hampir 1.435 dealer secara global.
Mayoritas dealer ini berlokasi di Amerika Serikat, Eropa, dan Kanada. Akhir-akhir
ini, perusahaan telah fokus untuk memperluas dealernya di pasar Asia Pasifik
sebagai pasar baru yang sangat potensial.

3. “Love and Respect Your Customer”


Melalui cara ini, Harley-Davidson bukan hanya sekedar menjual produk
melainkan mengajak orang lain terlibat secara ekspresif. Mereka mengajak
customernya untuk mencintai, mengendarai, dan menghayati karakter produk
Harley-Davidson. Kesamaan ini akan secara otomatis mendekatkan sesama
customer Harley-Davidson. Layaknya anggota keluarga, mereka saling mencintai
dan membutuhkan wadah untuk melakukan semacam pertemuan rutin, seperti
jalan bersama atau berkegiatan sosial bersama yang pada akhirnya akan
membentuk sebuah komunitas unik.
Produsen Harley Davidson juga menjadikan konsumen sebagai fokus utama
mereka. Ketika seseorang membeli motor Harley Davidson, maka seumur hidup
mereka telah menjadi bagian dari keluarga besar Harley Davidson. HOG (Harley
Owners Group) merupakan komunitas resmi yang dikelola oleh HD untuk
menjalin koneksi antara konsumen satu dengan yang lain, dan koneksi dengan
perusahaan. Lewat komunitas ini, HD mengadakan berbagai event seperti
seminar, dan bahkan membantu membangun klub pemilik HD di tingkat lokal.

4. Social Branding
Motor keluaran Harley Davidson mungkin tidak bisa menyaingi motor
keluaran produsen Jepang yang lebih murah dan lebih canggih secara fitur.
Karena itu HD lebih menjual sisi emosional mereknya. Kebebasan, kebanggaan,
kekuatan, dan individualisme menjadi hal yang selalu dikaitkan jika seseorang
mengendarai motor Harley Davidson. Sisi emosional ini nyaris tidak dimiliki
merek-merek motor selain Harley Davidson.

5. Menjaga keunikan target pasar


Setiap kali kita membicarakan merek Harley Davidson, otomatis kita akan
terbayang dengan para pengendaranya. Citra pengendara HD yang kebanyakan
adalah orang-orang mapan, sukses dan kaya, memang merupakan target pasar
mereka. Orang-orang dengan latar belakang demikian, cenderung lebih
menghargai nilai dari sebuah merek. Bagi Harley Davidson, target pasar unik
yang terbatas, bukan merupakan kelemahan namun justru kelebihan karena
orang - orang yang menjadi customer mereka akan menjadi customer yang
sangat loyal terhadap produk.

Anda mungkin juga menyukai