Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK

“Strategi Tingkat Perusahaan”

DOSEN PENGAMPU :
Adelina Lubis, SE., M.si

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1

1. Aldi Alamsyah Hasibuan (7171210001)


2. M. Aldiansyah (7173510022)
3. Pinayungan Siagian (7173210026)
4. Novi arika (7173510052)
5. Nurkhalijah (7173510055)
6. Sri Rezeki (7173520066)
7. Wanda Anisya Putri (7173510071)

MANAJEMEN KELAS A

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat

dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada kelompok 1, sehingga dapat menyelesaikan tugas

ini.

Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “Strategi Tingkat Perusahaan”. Tujuan

saya menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing saya

“Adelina Lubis, SE., M.si” dalam mata kuliah “Manajemen Strategik”.

Jika dalam penulisan makalah saya terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan

dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya

atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu

evaluasi dalam pembuatan tugas ini.

Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat

berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Medan, Oktober 2019

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Tingkat Perusahaan.............................................................. 2

B. Strategi Pertumbuhan.......................................................................................... 2

C. Strategi Integrasi................................................................................................. 5

D. Strategi Diversifikasi........................................................................................... 6

E. Strategi Kombinasi.............................................................................................. 8

KESIMPULAN............................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum masing-masing perusahaan memiliki strategi-strategi tersendiri yang telah


diterapkan. Namun, perusahaan kadang-kadang tidak menyadari bahwa rencana dan tindakan
yang mereka jalankan merupakan dari salah satu strategi yang ada. Hal ini disebabkan karena
perusahaan banyak yang tidak mengformalkan dan membudayakan strateg-strategi tersebut
sehingga bisa diketahui oleh semua komponen yang ada dalam perusahaan.

Walaupun terdapat perbedaan – perbedaan strategi di masing – masing perusahaan,


namun ada sejumlah strategi yang umum diterapkan pada berbagai bentuk industry dan
ukuran organisasni atau perusahaan. Strategi yang dimaksudkan itu adalah strategi umum
(generic), atau sering disebut dengan strategi tingkat perusahaan (corporate strategy). Secara
umum strategi tingkat perusahaan dapat dikelompokkan dalam lima bagian utama: 1) strategi
pertumbuhan, 2) strategi integrasi, 3) strategi diversifikasi, 4) strategi pembenahan diri, 5)
strategi akuisisi, likuidasi, dan divestasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu strategi tingkat perusahaan ?


2. Macam-macam strategi tingkat perusahaan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu strategi tingkat perusahaan


2. Untuk mengetahui macam strategi tingkat perusahaan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Tingkat Perusahaan

Strategi tingkat perusahaan (corporate level strategy) adalah tindakan yang diambil untuk
mendapatkan keunggulan bersaing melalui pemilihan dan pengelolaan sejumlah bisnis/usaha
yang bersaing dalam beberapa industri atau pasar produk.

B. Strategi Pertumbuhan

Strategi pertumbuhan adalah strategi yang dirancang untuk mencapai pertumbuhan dalam
penjualan, aktiva, laba atau kombinasi dari semuanya. Pertumbuhan yang berkelanjutan
artinya penjualan yang meningkat, dan dengan pengalamannya yang dapat melakukan
afisiensi dan akhirnya meningkatkanlaba. Alasan penggunaan strategi pertumbuhan:

1. Perusahaan yang sedang tumbuh dapat menutupi kesalahan dan ketidakefesienan


dengan mudah dibandingkan perusahaan yang stabil.
2. Perusahaan yang sedang berkembang menawarkan banyak peluang bagi kemajuan,
promosi, dan pekerjaan-pekerjaan menarik.

Strategi pertumbuhan termasuk salah satu strategi bersaing yang berusaha membesarkan
atau mengembangkan perusahaan sesuai dengan skala besaran yang disepkati untuk mencapai
tujuan jangka panjang. Perusahaan yang menerapkan strategi pertumbuhan dapat ditandai
dengan keberhasilannya dalam meningkatkan volume penjualan, besarnya pangsa pasar
dibanding pesaing, besarnya laba yang diperoleh, keanekaragaman produk, penguasaan
teknologi, dan lain- lain.

Secara umum, strategi pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama,
yaitu: 1) strategi pertumbuhan terkonsentrasi, 2) strategi perluasan pasar, dan 3) strategi
pengembangan produk. Masing – masing perusahaan memiliki kemampuan yang berbeda-
beda untuk menerapkan seluruh atau sebagian dari ketiga macam strategi pertumbuhan
tersebut.

2
1. Pertumbuhan Terkonsentrasi

Perusahaan dapat memilih untuk tumbuh dalam satu segmen atau jenis produk
tertentu. Ini berarti perusahaan tidak terlalu mementingkan pertumbuhan secara
komprehensif. Strategi yang berusaha untuk mengarahkan sumber daya dan dana yang
dimiliki untuk digunakan mengembangkan satu jenis produk tertentu yang menggunakan
satu jenis teknologi pokok tertentu yang berbeda dalam satu pasar tertentu umumnya
dapat mengembangkan dan memanfaatkan sepenuhnya keahliannya dalam arena bersaing
yang terbatas.

Beberapa faktor penting yang berperan dalam suksesnya penerapan strategi


pertumbuhan konsentrasi antara lain kemampuan menilai kebutuhan pasar, pengetahuan
tentang perilaku pembeli, kepekaan pelanggan terhadap harga, serta efektivitas promosi.
Perusahaan yang menerapkan strategi pertumbuhan terkonsentrasi dengan efektif melalui
pemanfaatan keunggulan kompetensinya akan dapat meraih keunggulan bersaing.
Tentunya perusahaan harus memusatkan perhatiannya hanya pada segmen produk atau
pasar yang dikenalnya secara baik.

Walaupun penerapan strategi pertumbuhan konsentrasi dipandang dapat memberikan


kemudahan-kemudahan, namun strategi ini tidak dapat diterapkan pada seluruh situasi.
Manajer harus memahami bahwa ada empat kondisi khusus yang mendukung suksesnya
pertumbuhan terkonsentrasi. Pertama, strategi konsentrasi akan efektif diterapkan apabila
perusahaan beroperasi pada jenis industry yang tidak terpengaruh oleh perkembangan
teknologi. Ini biasanya terjadi dalam tahap pertumbuhan akhir atau tahap kejenuhan dari
siklus hidup produk dan pasar atau produk yang permintaan akan produksinya stabil dan
hambatan industry seperti kapitalisasi tinggi, misalnya industry pembuatan kertas.

Kedua, kondisi dimana pasar sasaran yang dituju tidak begitu mudah mengalami
kejenuhan. Apalagi, jika pasar terus berkembang, setidaknya permintaan barang
diperkirakan stabil. Tidak mengalami penurunan yang signifikan, dan tidak ada siklus
naik turunnya permintaan. Ketiga, pertumbuhan terkonsentrasi tepat apabila produk yang
dihasilkan perusahaan dinilai oleh masyarakat pembeli memiliki keunggulan yang sulit
ditiru oleh pesaing. Keempat, apabila masukan yang diperlukan dalam proses produksi
untuk menghasilkan produk tersebut stabil, dalam kwantitas dan harga.

3
Disamping memiliki dampak positif, penerapan pertumbuhan terkonsentrasi bukan
berarti tidak mengandung kelemahan. Dalam kondisi yang stabil, pertumbuhan
terkonsentrasi memberikan risiko lebih rendah ketimbang strategi umum. Akan tetapi,
dalam lingkungan yang sedang berubah, perusahaan yang menerapkan strategi
pertumbuhan terkonsentrasi menghadapi risiko tinggi. Risiko terbesar adalah bahwa
berkonsentrasi pada satu pasar atau produk saja akan membuat perusahaan rentan
terhadap perubahan, hal ini akan menghancurkan perusahaan karena
investasinya,keunggulan bersaingnya, dan teknologinya terpaku pada satu bidang khusus.

2. Perluasan Pasar

Dengan kelemahan yang ada dalam strategi pertumbuhan terkonsentrasi, perusahaan


dapat pula memilih strategi perluasan (pengembangan) pasar, baik wilayahnya maupun
segmen pasar. Strategi ini merupakan pilihan strategi kedua setelah strategi konsentrasi
dipandang dari risiko dan mahalnya. Dalam strategi perluasan pasar, perusahaan
memasarkan produk lama atau yang telah dimodifikasi kepada pelanggan di wilayah –
wilayah pasar terkait dengan menambah saluran distribusi atau dengan mengubah isi
iklan atau promosi. Perusahaan yang membuka kantor cabang di kota, provinsi, atau
Negara merupakan penerapan dari strategi perluasan pasar. Terdapat 3 strategi dimanaa
perusahaan ingin memperluasa produk atau pasarnya, yaitu:

 Strategi penetrasi pasar, dimana hal ini dilakukan dengan cara membanjiri pasar
dengan produk baru yang belum ada dipasaran, sehingga orang atau pelanggan
akan membeli produk tersebut.
 Strategi pengembangan pasar, ini dilakukan bilamana perusahaan mulai mencari
saluran baru atau wilayah baru untuk pasar produksinya yang belum tersentuh dari
produk tersebut.
 Strategi pengembangan produk, strategi ini dilakukan bilamana perusahaan telah
melakukan dua strategi sebelumnya dilakukan diversifiksi atau penemuan dari
produk tersebut.

4
3. Pengembangan Produk

Pilihan pengembangan produk akan diambil oleh manajer perusahaan manakala


strategi pertumbuhan terkonsentrasi dan perluasan pasar dirasa kurang memadai. Strategi
pengembangan produk (product development) seringkali digunakan perusahaan untuk
memperpanjang daur hidup produk yang sudah ada ataupun untuk memanfaatkan reputasi
atau merek favorit. Dipandang dari aspek risiko yang dihadapi, strategi ini memiliki
tingkat risiko yang cukup tinggi dibandingkan dengan dua strategi sebelumnya.

C. Strategi Integrasi

Strategi integrasi adalah strategi yang menyatukan beberapa rentang bisnis mulai dari
hulu, jaringan pemasok hingga hilir, jaringan distributor serta secara horizontal kearah
pesaing. Strategi integrasi dilakukan dengan memperluas operasi perusahaan dengan
mengombinasikan perusahaannya dengan perusahaan lain dalam industry yang sama dan
melakukan hal yang sama dengannya. Integrasi dapat dilakukan melalui merger antara
perusahaan dalam industri yang sama. Strategi integrasi dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Integrasi ke depan
Strategi yang dijalankan dengan meraih kendali atas jalur distribusi mulai dari
distributor, pengecer, retail sampai pengguna akhir. Wujud dari kendali atas jalur
distribusi adalah mendirikan sendiri jalur distribusi, memperoleh kepemilikan atas
jalur distribusi. Sebagai contoh PT Astra yang menguasai jalur distribusi suku cadang
alat dari hulu hingga hilir.

b. Integrasi ke belakang
Digunakan dengan memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas
perusahaan pemasok, baik manufaktur maupun retail yang membutuhkan bahan baku
dari pemasok. Sebagai contoh PT. Gudang Garam yang mempunyai pabrik kertas
rokok di luar negeri dan selain itu juga mempunyai pabrik di dalam negeri dengan
nama PT Surya Zig Zag.

5
c. Integrasi horizontal
Strategi ini mengarah pada strategi yang memperoleh kepemilikan atau meningkatkan
kendali atas perusahaan pesaing. Cocok sekali digunakan secara signifikan dalam
strategi pertumbuhan. PT Indofood Sukses Makmur yang popular membeli merk
dagang Supermi.

D. Strategi Diversifikasi

Strategi diversifikasi merupakan strategi pertumbuhan dimana perusahaan memperluas


operasionalnya dengan berpindah industri yang berbeda atau menghasilkan produk yang
berbeda/bervariasi. Strategi diversifikasi dapat dilakukan pada bidang usaha yang terkait
(Diversifikasi terkait/concentric) maupun bidang usaha yang tidak terkait (Diversifikasi tak
terkait/konglomerat).

Diversifikasi pada umumnya dikaitkan dengan suatu peralihan atau perpindahan dari
produk – produk baru atau produk tambahan. Jadi, diversifikasi merupakan suatu substrategi
dengan cara menambah atau memperluas produk atau jasa baru. Dalam perusahaan yang
terdiversifikasi, masing – masing unit bisnis memilih strategi tingkat bisnis yang akan
diterapkan untuk mencapai daya saing strategi dan mendapatkan laba di atas rata- rata.
Perusahaan yang terdiversifikasi juga hrus memolih strategi yang berhubungan dengan
pemilihan dan manajemen bisnisnya.

Terdapat banyak alasan mengapa perusahaan menerapkan strategi diversifikasi sebagai


strategi tingkat perusahaan mereka. Kebanyakan perusahaan menerapkan strategi
diversifikasi untuk meningkatkan daya saing perusahaan secara keseluruhan. Apabila tujuan
ini tercapai, maka nilai total perusahaan otomatis juga akan meningkat. Penciptaan nilai dapt
melalui dua cara, baik diversifikasi konsentris maupun diversifikasi konglomerasi.

Alasan lain diversifikasi adalah untuk mendapatkan pangsa pasar relative terhadap
pesaing. Alasan lain diversifikasi mungkin tidak menciptakan nilai, tetapi lebih bernilai netral
atau malah meningkatkan niaya atau menurunkan pendapatan perusahaan. Alasan – alasan
tersebut meliputi: 1) menetralisir kekuatan pasar pesaing, misalnya menetralisir keunggulan
perusahaan lain dengan mengakuisisi outlet distribusi yang mirip dengan milik perusahaan
tersebut, 2) memperluas portofolio perusahaan untuk mengurangi risiko pekerjaan manajerial,

6
misalnya jika bisnis tunggal gagal, manajer puncak tetap dapat bekerja dalam perusahaan
terdiversifikasi, 3) mencari produk baru yang memiliki profit margin yang tinggi.

Untuk memahami lebih mendalam mengenai strategi diversifikasi, maka pada bagian ini
akan dijelaskan dua macam strategi diversifikasi sebagaimana disebutkan sebelumnya.
Adapun strategi yang dimaksud adalah strategi diversifikasi konsentris dan diversifikasi
konglomerasi. Dua jenis diversifikasi tersebut umumnya banyak diterapkan oleh perusahaan
– perusahaan yang berskala besar menengah maupun kecil.

1. Diversifikasi Konsentris

Apabila perusahaan memutuskan untuk melakukan ekspansi usaha dengan mencari


bentuk teknologi baru, distribusi, dan langganan baru, dengan tetap pada lini produk,
maka perusahaan tersebut berarti telah melakukan diversifikasi konsentrasi. Dengan
demikian, diversifikasi konsentris dapat diartikan sebagai usaha perusahaan untuk
mengakuisisi bisnis yang terkait dengan perusahaan, baik dari segi teknologi, pasar, atau
produk. Jadi, perusahaan yang mengakuisisi cara – cara baru yang produk, pasar, saluran
distribusi, teknologi, dan kebutuhan sumber dayanya serupa tapi tidak sama dengan yang
dimiliki sekarang.

2. Diversifikasi Konglomerat

Apabila perusahaan melakukan perluasan usaha dengan membentuk unit usaha


strategi baru pada berbagai bidang usaha yang sama sekali tidak memiliki keterkaitan
dengan bidang usaha yang sebelumnya, maka perusahaan tersebut tidak lain telah
melakukan strategi diversifikasi konglomerat. Perusahaan yang sangat besar, biasannya
melakukan akuisisi atau merger terhadap unit usaha baru yang memberikan laba potensial
yang besar, atau memberikan peluang investasi yang paling menarik.

Dalam diversifikasi konglomerat, tidak mempermasalahkan sinerji produk – pasar


dengan bisnis yang sedang berjalan atau sudah ada. Diversifikasi konglomerat dapat
dipandang sebagai suatu sarana yang memadai untuk menyebarkan dan mengurangi risiko
usaha. Karena, manajemen dalam hal ini tidak perlu mengambil risiko bisnis yang bedar
dengan menempatkan seluruh sumber daya dan dana yang ada hanya pada satu bidang
usaha tertentu saja. Apalagi, ketika perusahaan menghadapi ketidakpastian lingkungan
yang terjadi saat ini. Sebagai contoh, Canon yang memproduksi mesin fotocopy juga
merambah ke kamera, laser printer dan computer. Group Salim juga memproduksi

7
Indomie, Promina, Chiki Snack, Bumbu kaldu dan bumbu instan Indofood. Bila diamati,
hampir tidak adan perbedaan antara strategi diversifikasi konsentris dengan diversifikasi
konglomerat. Kedua strategi itu sama – sama bisa dilakukan dengan cara akuisisi ataupun
merger. Namun, perbedaan pokok antara macam diversifikasi tersebut adalah bahwa
diversifikasi konsentrik menekankan pada kesamaan dalam hal pasar, produk, atau
teknologi, sedangkan diversifikasi konglomerat utamanya didasarkan pada pertimbangan
laba.

E. Strategi Berbenah Diri

Strategi berbenah diri (turnaround) merupakan strategi yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mengembalikan perusahaan dari kondisi penurunan prestasi ke kondisi berlaba (
Jane,2000);. Namun demikian belum ada kesepakatan tentang definisi penurunan prestasi dan
kondisi turnaround. Perusahaan tidak selamanya menghadapi kondisi lingkungan yang stabil.
Ketidakstabilan lingkungan menyebabkan banyak perusahaan mengalami penurunan omzet
penjualan yang berdampak pada menurunnya tingkat laba perusahaan. Pengaruh terbesar
tidak hanya ada pada lingkungan eksternal perusahaan seperti krisis ekonomi, akan tetapi
juga disebabkan oleh adanya inefisiensi dalam proses produksi, atau juga pengaruh yang
ditimbulkan oleh pesaing utama.

Hofer (1980) mengelompokkan strategi turnaround ke dalam dua kelompok yaitu strategi
turnaround (strategic turnaround) dan operasi (operational turnaround). Strategi turnaround
adalah turnaround yang dilakukan dengan merubah hal yang bersifat strategi dalam
perusahaan, misalnya perubahan/pengurangan unit bisnis. Sedangkan operasi turnaround
dengan memfokuskan tindakan pada tingkat fungsional seperti pemasaran, keuangan, dan
sumber daya manusia. Namun demikian

1. Strategi Pengurangan / Penghematan (Retrenchment)

Strategi Retrenchment merupakan upaya pengurangan atau penciutan luasnya


diversifikasi sehingga anak perusahaan atau unit usaha menjadi lebih kuat. Pengurangan
terjadi manakala suatu perusahaan melakukan penghematan biaya dengan cara
mengurangi sebagian dari aset perusahaan untuk menanggulangi turunnya penjualan dan
keuntungan. Langkah pengurangan yang bisa diambil oleh perusahaan antara lain
melakukan pengurangan terhadap jumlah tenaga kerja melalui pensiun dipercepat.

8
2. Strategi Pelepasan (Divestiture)

Strategi divestasi/Divesture Jika langkah penghematan tidak menolong perbaikan


kondisi perusahaan maka penjualan asset nonproduktif ataupun selanjutnya asset
produktif seperti tanah, bangunan, dan aktiva tetap lainnya perlu dilakukan untuk
memperoleh dana segaar. Strategi divestasi juga sering dilakukan untuk menggali modal
untuk selanjutnya digunakan mandanai akuisisi atau investasi. Strategi divestasi dapat
jugaa menjadi bagin dari keseluruhan strategi penghematan untuk memangkas bisnis yang
tidak profitable, yang membebani dan memerlukan modal cukup banyak, dan yang tidak
sejalan dengan misi dan aktivitas perusahaan.

3. Strategi Likuidasi (Liquidation)

Strategi Likuidasi menjual seluruh asset perusahaan yang bernilai tangible merupakan
strategi likuidasi. Strategi likuidasi diakui sebagai suatu kekalahan dan memiliki
konsekuensi secara emosional. Akan tetapi, lebih baik berhenti operasi daripada terus
menerus kehilangan sejumlah uang. Sebelumnya perusahaan menyatakan diri bangkrut
baru setelah itu, dijual asset-asset tangible yang masih bernilai untuk memenuhi
kewajiban terutama kepada kreditor.

F. Strategi Kombinasi

Strategi-stretegi yang dijelaskan di atas, umumnya digunakan sendiri-sendiri oleh


perusahaan. Pada kondisi yang stabil dan risiko yang dihadapi relative kecil, penerapan
strategi-strategi tersebut mungkin efektif. Tetapi, menghadapi gempuran perusahaan-
perusahaan besar apalagi perusahaan asing mengharuskan manajer dan pemilik perusahaan
untuk mencari jalan keluar, baik melalui usaha patungan (joint venture), aliansi strategi
(strategy alliances), dan konsorsium (consortia).

Strategi kombinasi adalah perpaduan antara dua atau lebih strategi yang dijalankan secara
simultan. Atau strategi kombinasi dapat diartikan sebagai suatu strategi yang diambil oleh
perusahaan dengan mengikuti dua atau lebih strategi secara simultan pada waktu yang sama
atau dalam waktu yang berurutan. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa strategi
kombinasi harus dioperasikan secara sangat hati-hati karena jika terlalu dalam membawa
resiko yang lebih besar. Tidak hanya perusahaan yang menerapkan semua strategi secara

9
bersamaan meskipun semuanya ditujukan untuk memberikan keuntungan pada perusahaan.
Oleh karenanya, ditengah sulitnya penentuan yang diambil, skala prioritas yang baik dan
tepat perlu dibangun. Hal ini dibutuhkan karena sumber daya yang dimiliki perusahaan
tentunya memiliki keterbatasan tertentu. Prioritas sangat dibutuhkan, karena dalam penerapan
strategi kombinasi akan terbaca oleh competitor sehingga mereka dapat mengambil langkah –
langkah yang justru membahayakan posisi perusahaan.

Dalam suatu perusahaan yang sangat teriversifikasi, strategi kombinasi seringkali


diterapkan ketika divisi – divisi yang ada meneraqpkan strategi berbeda. Demikian juga
perusahaan yang sedang berusaha untuk mempertahankan operasinya (strunggle for survival)
biasanya menerapkan strategi kombinasi dari beberapa strategi defense secara simultan.
Perusahaan yang meleburkan diri kemudian membentuk suatu organisasi bisnis yang baru
dengan strategi yang baru pula merupakan cerminan dari strategi kombinasi. Sebagai contoh,
Pepsi pada saat yang sama mengadopsi strategi pengembangan produk (menciptakan produk
“Diet”Pepsi), integrasi horizontal (mengakuisisi 7-Up dan Mountain Dew) dan diversifikasi
konsentrik (mendapatkan control atas Pizza Hut dan Taco Bell.

10
KESIMPULAN

Sebagai suatu kesatuan dalam sebuah organisasi perlu menerapkan dan


mengembangkan kemapuan manajemen internalnya guna mencapai tujuan yang diinginkan
dengan mengarahkan segenap potensi dan strategi serta taktik yang tepat untuk diaplikasikan.

Berfikir strategik sangat diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah strategik yang


timbul seiring dengan berkembangnya perusahaan/organisasi. Karakteristik dari masalah
strategik di antaranya; berorientasi pada masa depan, biasanya berhubungan dengan unit
bisnis yang sangat komplek, memerlukan perhatian dari manajemen puncak, akan
mempengaruhi kemakmuran jangka panjang dari perusahaan, melibatkan pengalokasian
sejumlah besar sumber-sumber daya perusahaan.

Berdasarkan pembahasan di atas, jelas bahwa penerapan manajemen strategi bagi


perusahaan sangat bermanfaat bagi kemakmuran jangka panjang perusahaan yang
berbenturan dengan kondisi lingkungan persaingan yang semakin ketat. Dengan
menggunakan manajemen strategic sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk
menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam perusahaan, terutama yang berkaitan dengan
persaingan, maka para manajer diajak untuk berfikir lebih kreatif atau berfikir secara
strategik. Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan mempertimbangkan lebih banyak
alternatife yang dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu
hasil yang menguntungkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amirullah 2015. Manajemen Strategi : Teori – Konsep – Kinerja. Mitra Wacana


Media:Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai