Anda di halaman 1dari 20

AMPHIBIA DAN REPTILIA

Oleh :
Nama : Agista Wilda Avisna Risnanda
NIM : B1J013077
Rombongan :I
Kelompok :2
Asisten : Gloria Animalesto

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertebrata adalah istilah untuk menyebut hewan yang bertulang belakang.


Salah satunya Amphibia yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “amphi” yang berarti
dua dan “bios” yang berarti hidup. Amphibia merupakan hewan yang hidup dengan
dua habitat, termasuk hewan poikiloterm atau berdarah dingin. Pembagian tubuh
terdiri atas kepala, badan dan ekor. Kulit lembab berlendir, terdiri dari dermis dan
epidermis. Tubuh hewan terdiri dari beberapa organ tubuh. Organ-organ bekerja
sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk sistem organ. Hewan
dibagi ke dalam dua golongan, yaitu hewan vertebrata dan hewan invertebrata. Salah
satu hewan vertebrata adalah katak sawah (Rana cancrivora). Amphibia merupakan
salah satu kelas dari sub filum vertebrata (Campbell, 1999).
Amphibia bertelur di air atau menyimpan telur di tempat lembab dan basah.
Ketika menetas, larvanya dikatakan berudu yang hidup di air atau di tempat basah
tersebut dan bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian
berubah bentuk menjadi katak dewasa yang umumnya hidup di darat atau di tempat
yang lebih kering dan bernafas dengan paru-paru (Djuanda, 1982). Amphibia adalah
vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar dan di darat.
Sebagian besar mengalami metamorfosis dari berudu (akuatik dan bernafas dengan
insang) ke dewasa (amphibius dan bernafas dengan paru-paru), namun beberapa jenis
amphibius tetap memilki insang selama hidupnya. Jenis-jenis sekarang tidak
memiliki sisik luar, kulit biasanya tipis dan basah (Mukayat, 1989).
Hewan pertama yang benar-benar merupakan hewan daratan adalah Reptilia
yang berkembang dari Amphibia dalam zaman karbon. Datangnya zaman permulaan,
Reptilia lebih mampu mengatasi keadaan baru daripada Amphibia. Kelebihan utama
Reptilia yang paling awal terhadap Amphibia adalah perkembangan telur yang
bercangkang dan berisi kuning telur. Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang
berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang
hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan
kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini
menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub
ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total
maupun sebagian. Pengelupasan secara total misalnya pada anggota sub ordo
Ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota sub ordo Lacertilia. Sedangkan
pada ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami
pergantian atau pengelupasan (Jasin, 1992).
Reptilia merupakan suatu kelompok yang beranekaragam dengan banyak
garis keturunan yang sudah punah, saat ini diwakili oleh sekitar 8000 spesies,
sebagian besar kadal, ular, penyu atau kura-kura dan buaya ini adalah
pengelompokkan tradisional dan didasarkan pada kemiripan semua tetrapoda
tersebut. Reptilia memiliki beberapa adaptasi untuk kehidupan di darat yang
umumnya tidak ditemukan pada Amphibia. Salah satunya, sisik yang mengandung
protein keratin membuat kulit Reptilia kedap air, sehingga membantu mencegah
dehidrasi di udara kering (Jasin, 1992).

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara Amphibia dan Reptilia antara lain :


1. Mengenal beberapa anggota Phylum Amphibia dan Reptilia.
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi anggota
Phylum Amphibia dan Reptilia.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Amphibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir,


meerupakan hewan berdarah dingin (poikilotem), mempunyai jantung yang terdiri
dari tiga ruang yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan
pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya
dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput
tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi saat menyelam.
Pernafasan saat masih kecebong berupa insang dan setelah dewasa alat
pernafasannya berupa paru-paru dan kulit, hidungnya mempunyai katup yang
mencegah air yang masuk ke dalam rongga mulut ketika berenang, dan berkembang
biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh
induknya atau pembuahan eksternal (Djuanda, 1982).
Tubuh Amphibia khususnya katak terdiri dari kepala, badan, dan leher yang
belum tampak jelas. Sebagian kulit, kecuali pada tempat-tempat tertentu terlepas dari
otot yang ada dalamnya, sehingga bagian dalam tubuhnya berupa rongga-rongga
yang berisi cairan limfa subkutan (Djuanda, 1982). Kedua fase strukturnya
menunjukkan bahwa Amphibia merupakan kelompok Chordata yang pertama kali
keluar dari kehidupan air. Fase berudu Amphibia hidup di perairan dan bernafas
dengan insang dan bergerak menggunakan ekor. Fase dewasa hidup di darat dan
bernafas dengan paru-paru dan bergerak menggunakan kaki. Perubahan cara bernafas
yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan
hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Anura, tidak
ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan
bergerak dengan cara melompat (Brotowidjoyo, 1993).
Kesesuaian global antara kekayaan spesies dan keragaman filogenetik untuk
sekitar 95% dari semua spesies Amphibi. Pola kekayaan pada spesies Amphibia
bergantung pada lingkungan kontemporer serta pada proses sejarah seperti
diversifikasi atau kuarter perubahan iklim. Spesies Amphibia mempunyai pola
kekayaan yang lebih cenderung dapat melestarikan sinyal dari makroevolusionari
karena spesies Amphibia mempunyai rata-rata rentang kecil dari vertebrata lainnya
(Fritz et al., 2012).
Amphibia mempunyai kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang
baik. Mata Amphibia terdapat membran nictitans yang berfungsi untuk melindungi
mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada
mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup.
Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna.
Cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Fase dewasa mulai terbentuk
kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat. Walaupun
demikian, tidak semua Amphibia melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke
daratan. Beberapa Amphibia, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam
perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas
dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis Amphibia
lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke
air untuk berkembang biak. Ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat
selama hidupnya. Kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air (Holmes,
1928).
Reptilia mempunyai kepala, hidung, badan, ekor, dan dua pasang kaki. Tiap
kaki terdapat lima jari cakar dan mempunyai indera penglihatan dan pendengaran
yang baik. Telinga terdiri dari membran timpani dan pada telinga tengah terdapat
tulang kolumela. Reptilia mempunyai tiga kelopak mata yang dapat bergerak dan
lidah yang tak bercabang. Badan terdiri atas caput, cervix, truncus, dan cauda. Caput
berbentuk agak pyramidal, meruncing ke arah dorsal dan memipih dalam arah
dorsoventral. Caput terdapat rima oris yang dibatasi oleh labium superius dan
inferius. Organum visus dilindungi oleh palpebra superior dan inferior yang
keduanya dapat digerakkan. Cervix, truncus, dan convex lebih panjang pada bagian
dorsal berwarna cokelat kekuningan dan bagian ventral putih (Sukiya, 2005).
Reptilia mempunyai ciri khusus, yaitu tubuhnya dibungkus oleh kulit yang
menanduk (tidak licin) umumnya dengan sisik atau berkarapaks, beberapa ada yang
mempunyai kelenjar permukaan kulit. Reptilia mempunyai dua pasang anggota, yang
masing-masing lima jari dengan kuku-kuku yang cocok untuk lari, mencengkram dan
memanjat pohon. Reptilia yang masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk
dayung, dan pada ular bahkan tidak memilikinya. Skeletonnya mengalami
penulangan secara sempurna, tempurung kepala mempunyai satu condylus
occipitalis. Jantung tidak sempurna, terdiri atas empat ruangan, dua auricular dan
sebuah ventriculus. Terdapat oval biconvex dan dengan nucleus (Kurniati, 2009).
Pernafasannya selalu dengan paru-paru, pada penyu bernafas juga dengan
kloaka, memiliki 12 nevri cranialis, fertilisasi terjadi di dalam tubuh, biasanya
mempunyai alat kopulasi, telur besar dengan banyak yolk, berselaput kulit lunak atau
becangkok tipis. Telur umumnya diletakkan di suatu tempat dibiarkan menetas
sendiri, tapi pada beberapa hewan misalnya kadal dan ular dierami oleh sang betina
(Jasin, 2002). Habitat dari kelas Reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan
hewan akuatik seperti penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu ordo
Crocodilia dan beberapa anggota Ordo Chelonia, beberapa sub ordo Ophidia,
terestrial yaitu pada kebanyakan sub kelas Lacertilia dan Ophidia, beberapa anggota
ordo Testudinata, pada sebagian kecil anggota sub kelas Ophidia, dan arboreal pada
sebagian kecil sub ordo Ophidia dan Lacertilia (Brotowidjoyo, 1993).
Kelas Amphibia terdiri dari tiga ordo yaitu Anura (Salientia), Caudata
(Urodela), dan Gymnophiona (Apoda). Ordo Anura (Salientia), contohnya katak dan
kodok. Istilah Anura berarti tidak memiliki ekor, yang menunjukkan bahwa
Amphibia jenis ini tidak memiliki ekor. Terdapat sekitar 4.500 spesies yang menjadi
anggotanya, membuat Anura menjadi ordo dengan anggota terbanyak. Anura
ditemukan di seluruh dunia dengan ukuran mulai dari beberapa milimeter hingga 60
cm. Anura berbeda dari dua ordo lainnya karena spesies ini anggotanya mempunyai
empat kaki dengan kaki belakang lebih panjang yang digunakan untuk memanjat dan
melompat. Spesies ordo Anura umumnya melakukan fertilisasi eksternal. Meskipun
katak dan kodok nampak serupa dalam banyak hal, namun terdapat pula karakteristik
yang berbeda. Katak mempunyai kulit halus dan lembab, meskipun mempunysi paru-
paru, katak bisa pula menggunakan kulit untuk bernafas. Kedua mata katak menonjol
dan bisa ditarik ke dalam. Katak mempunyai kaki belakang berselaput yang
membantu mereka saat berenang, melompat dan memanjat, serta menghabiskan
banyak waktu di dalam air. Di sisi lain, kodok adalah jenis khusus dari katak yang
mempunyai kulit kasar, berbintil, serta kering sehingga mampu hidup di daerah
kering. Tungkai belakang kodok juga lebih pendek yang memungkinkan kodok
berjalan di darat (Susanto, 1994).
Ordo Caudata (Urodela), contohnya Salamander, Newts, Waterdogs,
Mudpuppies, Sirene, dan Amphiuma. Terdapat sekitar 500 spesies Amphibia yang
diklasifikasikan dalam kategori ini. Istilah Caudata berasal dari kata Latin Cauda
yang berarti ekor. Ini menyiratkan bahwa spesies di bawah kategori ini mempunyai
ekor. Ekor Caudata hampir sama dengan panjang tubuh dan pada beberapa spesies
seperti Oedipina, mempunyai ekor yang sangat panjang. Ekor yang berkembang baik
memungkinkan Caudata berenang dengan baik pula. Caudata juga mempunyai empat
kaki yang digunakan untuk berjalan dengan pengecualian sirene yang tidak memiliki
kaki belakang. Berbeda dengan Anura, spesies ini tidak dapat melompat melainkan
hanya dapat berjalan. Caudata bervariasi dalam ukuran, Andrias davidanius
merupakan Caudata dengan ukuran mencapai 1,8 meter dan merupakan Amphibia
terbesar. Salamander, kadal air, waterdogs, mudpuppies, sirene, dan amphiuma
adalah contoh spesies dalam ordo Caudata (Mukayat, 1989).
Ordo Gymnophiona (Apoda), contohnya adalah Sesilia. Tercatat sekitar 50
spesies sesilia yang termasuk dalam ordo Gymnophiona. Sesilia dicirikan dengan
bentuk tubuh panjang mirip cacing dan kebanyakan ditemukan di Amerika Selatan,
Afrika, dan Asia Selatan. Alih-alih menyerupai bentuk Amphibia pada umumnya,
sesilia mempunyai bentuk tubuh mirip belut atau cacing tanah. Sesilia hidup di
bawah tanah dan di air serta mempunyai tengkorak kuat yang memungkinkan sesilia
menggali jauh ke dalam tanah. Hidup di dalam tanah membuat sesilia jarang terlihat.
Sesilia mempunyai mata yang hampir tidak berfungsi, hanya seperti titik pada
kepala. Ordo Gymnophiona (Apoda) menunjukkan dua bentuk dalam daur hidupnya.
Fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan menggunakan insang. Fase dewasa
insang mengalami reduksi dan umumnya ditemukan di dalam tanah atau di
lingkungan akuatik. Fertilisasi pada sesilia terjadi secara internal. Ordo
Gymnophiona (Apoda) mempunyai lima famili yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae,
Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae dan Caecilidae. Famili Caecilidae mempunyai
tiga subfamili Dermophinae, Caecilinae dan Typhlonectinae (Muakayat, 1989).
Tiga ordo Reptilia hidup yang terbesar dan paling beranekaragam adalah
Chelonia (kura-kura), Squamata (kadal dan ular), dan Crocodila (buaya dan aligator).
Kura-kura berkembang selama zaman mezoikum dan hanya sedikit berubah sejak
saat itu. Cangkangnya yang umumnya keras merupakan suatu adaptasi yang
melindungi dirinya dari predator. Kadal adalah Reptilia yang paling banyak
jumlahnya dan beranekaragam yang hidup saat ini. Sebagian besar di antaranya
berukuran relatif kecil. Ular sebenarnya adalah keturunan kadal yang memakai gaya
hidup bersarang dalam lubang. Saat ini, sebagian besar hidup di atas permukaan
tanah. Buaya dan aligator merupakan sebagian dari Reptilia hidup yang paling besar.
Buaya dan aligator menghabiskan sebagian hidupnya dalam air dan menghirup udara
melalui lubang hidungnya yang membuka ke atas (McAlpin et al., 2011).
Ordo Testudinata mempunyai bentuk tubuh seperti kotak yang dinamakan
theca dan dibedakan atas dua bagian yaitu karapaks (bagian dorsal) dan plastron
bagian ventral, mempunyai struktur yang berat, mempunyai cangkang yang keras.
Ordo testudinata dibagi atas dua sub ordo berdasarkan cara melipatnya leher pada
waktu hewan menyembunyikan kepalanya yaitu sub ordo Cryptodira, meliputi kura-
kura yang cara melipat lehernya sebagai huruf “S” pada bidang vertikal. Sub ordo
Pleurodira, meliputi kura-kura yang cara melipat lehernya ke samping pada bidang
horizontal. Ordo Rhynchocephalia mempunyai karakteristik diantaranya yaitu
tengkoraknya bersifat diapsid yang berarti mempunyai dua cekungan di daerah
temporal, tulang-tulang gostralia berkembang dengan baik, celah kloaka melintang,
di atap kepala terdapat mata parietal dengan lensa dan retina, mempunyai satu famili
yaitu Sphenodobtidae (Djuanda, 1982).
Ordo Squamata mempunyai karakteristik diantaranya yaitu tubuhnya tertutup
oleh sisik-sisik atau perisai dari bahan tanduk, sisik-sisiknya ada yang halus dan
kasar. Ordo ini dapat dibedakan atas dua sub ordo yaitu Sauria yang mempunyai
tubuh yang dapat dibedakan atas kepala, badan, tungkai, ekor dan mempunyai gelang
bahu dan panggul. Sub ordo Ophidia (Serpentes) mempunyai sisik pada sisi ventral
umumnya lebih besar dan tersusun dalam satu deret, kelopak mata tidak dapat
bergerak dan membentuk suatu tutup yang terang, tidak terdapat tungkai dan lubang
telinga dan tertutup oleh sisik-sisik dan perisai. Ordo Crocodilia meliputi hewan
reptil yang besar dan kuat, panjangnya dapat mencapai sembilan meter, mempunyai
kulit tebal, liat dan mengandung kepingan-kepingan dari bahan tulang yang tersusun
dalam deretan-deretan, kepala kuat dan keras, dilengkapi gigi-gigi tajam dan kuat,
ekor panjang, besar, dan kuat, semakin ke ujung semakin bilateral, mempunyai kaki
berjari lima, tidak berselaput. Ordo Crocodilia mencakup tiga famili yaitu famili
Gavialidae, famili Crocodilidae dan famili Alligatoridae (Dittmer et al., 2015).
BAB III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara Amphibia dan Reptilia yaitu
bak preparat, sarung tangan dan alat tulis.
Bahan yang digunakan yaitu Duttaphrynus melanostictus, Polypedates
leucomystax, Trachemys scripta elegans dan Takydromus sexlineatus.

B. Metode

Metode yang dilakukan dalam praktikum antara lain:


1. Spesimen diamati, digambar dan dideskripsikan karakternya berdasarkan ciri-ciri
morfologi.
2. Spesimen diidentifikasi dengan kunci identifikasi.
3. Spesimen yang diamati dibuat kunci identifikasi sederhana berdasarkan karakter.
4. Dibuat laporan sementara dari hasil praktikum.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 4.1.1 Hasil Gambar dan Keterangan


Keterangan:
1. Organon vicus
2. Nostril
3. Rima oris
4. Tonjolan pre orbital
5. Tonjolan supra orbital
6. Tonjolan post orbital
7. Kelenjar paratiroid
8. Tonjolan paratiroid
9. Membran tympanum
10. Saccus vocalis
11. Brachium
12. Antebrachium
13. Manus
14. Digiti
15. Femur
16. Crus
17. Web
Nama ilmiah: Duttaphrynus
melanostictus
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Bufonidae
Genus : Duttaphrynus
Spesies : Duttaphrynus
melanostictus
Deskripsi
Duttaphrynus melanostictus mempunyai nama lokal yaitu Kodok Bangkong yang
mempunyai bagian-bagian tubuh diantaranya adalah mempunyai organon vicus,
nostril, rima oris, mempunyai tiga tonjolan pada tubuhnya yaitu tonjolan pre orbital,
tonjolan supra orbital dan tonjolan post orbital. Selain itu, mempunyai kelenjar
paratiroid, tonjolan paratiroid, membran tympanum, saccus vocalis yang umumnya
dimiliki kodok jantan untuk menarik perhatian kodok betina pada saat musim kawin.
Ekstrimitas anterior terbagi menjadi brachium, antebrachium, manus, digiti, femur,
crus dan pes. Duttaphrynus melanostictus mempunyai gelang bahu yang tersusun
atas supra scapula, scapula, coracoid, clavicula, omosternum, epicoracoid dan
xhipisternum.

Keterangan:
1. Organon vicus
2. Nostril
3. Rima oris
4. Membran tympanum
5. Lipatan dorsoventral
6. Brachium
7. Antebrachium
8. Manus
9. Discus
10. Digiti
11. Femur
12. Crus
13. Pes
Nama ilmiah: Polypedates
leucomystax
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Rhacophoridae
Genus : Polypedates
Spesies : Polypedates
leucomystax

Deskripsi
Polypedates leucomystax mempunyai nama lokal Katak Pohon Bergaris dan
mempunyai bagian-bagian tubuh diantaranya adalah organon vicus, nostril, rima
oris, membran tympanum, lipatan dorsoventral, brachium, antebrachium, manus,
discus, digiti, femur, crus dan pes. Polypedates leucomystax mempunyai gelang bahu
yang cukup berbeda dari Duttaphrynus melanostictus terutama pada bagian
sternumnya. Polypedates leucomystax mempunyai bagian-bagian pada gelang
bahunya yaitu mempunyai supra scapula, scapula, clavicula, coracoids, epicoracoid,
dan pada bagian sternum terdapat episternum, mesosternum, omosternum dan
xiphisternum.

Keterangan:
1. Karapaks
2. Platron
3. Mata
4. Rima oris
5. Nostril
6. Membran tympanum
7. Vertebral shell
8. Marginal shell
9. Ekor
10. Pygeal shell
11. Ekstrimitas anterior
12. Ekstrimitas posterior
Nama Ilmiah: Trachemys
scripta elegans
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudinata
Famili : Emydidae
Genus : Trachemys
Spesies : Trachemys scripta
Elegans

Deskripsi
Trachemys scripta elegans mempunyai nama lokal Kura-kura Brazil dan mempunyai
bagian-bagian tubuh diantaranya adalah mempunyai karapaks, plastron, mata, rima
oris, nostril, membran tympanum , vertebral shell, marginal shell, ekor, pygeal shell,
ekstrimitas anterior dan ekstrimitas posterior.

Keterangan:
1. Caput
2. Truncus
3. Caudal
4. Mata
5. Mulut
6. Nostril
7. Porus auditorius externus
8. Brachium
9. Antebrachium
10. Digiti
11. Femur
12. Crus
Nama Ilmiah: Takydromus sexlineatus
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Lacertidae
Genus : Takydromus
Spesies : Takydromus sexlineatus
Deskripsi
Takydromus sexlineatus mempunyai nama lokal Kadal Rumput dan mempunyai
bagian-bagian tubuh diantaranya adalah mempunyai bagian tubuh yang dibagi
menjadi tiga bagian yaitu caput atau bagian kepala, truncus atau bagian badan dan
caudal atau bagian ekor. Selain itu, Takydromus sexlineatus juga mempunyai mata,
mulut, nostril, porus auditorius externus. Bagian ekstrimitas anterior terdapat
brachium, antebrachium, digiti, femur dan crus terdapat pada ekstrimitas posterior.
B. Pembahasan

Praktikum acara Amphibia dan Reptilia menggunakan preparat Duttaphrynus


melanostictus, Polypedates leucomystax, Trachemys scripta elegans dan Takydromus
sexlineatus. Duttaphrynus melanostictus mempunyai nama lokal yaitu Kodok
Bangkong yang mempunyai bagian-bagian tubuh diantaranya adalah mempunyai
organon vicus, nostril, rima oris, mempunyai tiga tonjolan pada tubuhnya yaitu
tonjolan pre orbital, tonjolan supra orbital dan tonjolan post orbital. Selain itu,
mempunyai kelenjar paratiroid, tonjolan paratiroid, membran tympanum, saccus
vocalis yang umumnya dimiliki kodok jantan untuk menarik perhatian kodok betina
pada saat musim kawin. Ekstrimitas anterior terbagi menjadi brachium,
antebrachium, manus, digiti, femur, crus dan pes. Duttaphrynus melanostictus
mempunyai gelang bahu yang tersusun atas supra scapula, scapula, coracoid,
clavicula, omosternum, epicoracoid dan xhipisternum.
Polypedates leucomystax mempunyai nama lokal Katak Pohon Bergaris dan
mempunyai bagian-bagian tubuh diantaranya adalah organon vicus, nostril, rima
oris, membran tympanum, lipatan dorsoventral, brachium, antebrachium, manus,
discus, digiti, femur, crus dan pes. Polypedates leucomystax mempunyai gelang bahu
yang cukup berbeda dari Duttaphrynus melanostictus terutama pada bagian
sternumnya. Polypedates leucomystax mempunyai bagian-bagian pada gelang
bahunya yaitu mempunyai supra scapula, scapula, clavicula, coracoids, epicoracoid,
dan pada bagian sternum terdapat episternum, mesosternum, omosternum dan
xiphisternum.
Trachemys scripta elegans mempunyai nama lokal Kura-kura Brazil dan
mempunyai bagian-bagian tubuh diantaranya adalah mempunyai karapaks, plastron,
mata, rima oris, nostril, membran tympanum , vertebral shell, marginal shell, ekor,
pygeal shell, ekstrimitas anterior dan ekstrimitas posterior.
Takydromus sexlineatus mempunyai nama lokal Kadal Rumput dan
mempunyai bagian-bagian tubuh diantaranya adalah mempunyai bagian tubuh yang
dibagi menjadi tiga bagian yaitu caput atau bagian kepala, truncus atau bagian badan
dan caudal atau bagian ekor. Selain itu, Takydromus sexlineatus juga mempunyai
mata, mulut, nostril, porus auditorius externus. Bagian ekstrimitas anterior terdapat
brachium, antebrachium, digiti, femur dan crus terdapat pada ekstrimitas posterior.
Amphibia merupakan kelompok hewan yang mempunyai kehidupan di darat
dan di air pada siklus hidupnya. Amphibia adalah tetrapoda yaitu mempunyai empat
alat gerak, kulit pada Amphibia tanpa sisik epidermal, kulit selalu lembab karena
adanya sekresi mukus, larva pada Amphibia umumnya mempunyai habitat akuatik,
beberapa mengalami metamorphosis, mempunyai satu vertebrae cervical dan sacral.
Amphibia mempunyai sistem peredaran darah tertutup dan jantung dengan dua
atrium, satu ventrikel. Amphibia mempunyai tiga ordo yaitu ordo Caudata,
Gymnophiona dan Anura. Ordo Caudata mempunyai ciri-ciri ekor yang panjang,
sepasang alat gerak dan tanpa telinga tengah, contohnya adalah salamander.
Ordo Gymnophiona mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh yang memanjang,
mempunyai alur melingkar, mempunyai ekor yang pendek dan runcing, mempunyai
paru-paru kiri yang rudimenter, contohnya adalah sesilia. Anura merupakan ordo
yang paling umum dan banyak ditemukan dan mempunyai ciri-ciri yaitu tidak
mempunyai ekor, tungkai belakang lebih panjang daripada tungkai depan, vertebrae
presacral berjumlah 5-9, vertebre postsacral berfusi menjadi urostyle, timpanum dan
laring berkembang dengan baik, meliputi spesies katak dan kodok.
Reptilia merupakan kelompok hewan yang yang telah teradaptasi pada
kehidupan daratan, dicirikan dengan telur yang beramnion. Reptilia mempunyai ciri-
ciri diantaranya yaitu mempunyai kulit yang kering dan tertutupi oleh sisik
epidermal, sistem peredaran darah tertutup, jantung mempunyai dua atrium dan dua
ventrikel, respirasi dengan menggunakan paru-paru, fertilisasi internal, telur dengan
amnion. Reptilia terdiri atas empat ordo yaitu ordo Testudinata, ordo Crocodilia,
ordo Sphenodontida dan ordo Squamata. Ordo Testudinata mempunyai tubuh yang
lebar dan pendek, tubuh tertutupi oleh cangkang dorsal (karapaks) dan cangkang
ventral (plastron), individu dewasa tidak mempunyai gigi dan digantikan dengan
moncong yang menyerupai paruh, contohnya kura-kura, penyu dan bulus.
Ordo Crocodilia mempunyai tubuh yang memanjang dan sangat kuat dan
berotot, ekor yang kuat dan besar dan dapat membantu saat berenang, lidah tidak
dapat diulurkan, sekat pada ventrikel sudah sempurna, contohnya adalah buaya,
alligator, kaiman dan gavial. Ordo Sphenodontidae mempunyai nama lain
Rinosepalia atau Tuatara mempunyai mata parietal yang berkembang baik, spesies
dari ordo ini hanya dapat ditemukan di New Zaeland. Ordo Squamata merupakan
kelompok hewan yang sangat besar dan beragam, dicirikan dengan adanya struktur
tengkorak dan rahang yang spesifik, contohnya adalah kadal dan ular.
Katak dan kodok terlihat sama namun sebenarnya berbeda, terdapat beberapa
hal yang mendasari perbedaan antara katak dengan kodok. Perbedaan tersebut
diantaranya adalah katak mempunyai tungkai yang lebih panjang dan ramping, katak
mempunyai permukaan kulit yang licin, katak mampu hidup di dua habitat yaitu di
akuatik dan teresterial, katak mempunyai telur yang bulat dan seperti terdapat busa
atau buih di sekitar telurnya. Sedangkan pada kodok, kodok hanya mampu hidup di
satu habitat yaitu teresterial, kodok mempunyai kelenjar paratiroid yang berfungsi
untuk mengeluarkan racun, kodok mempunyai telur yang berukuran besar dan
membentuk seperti sedotan.
Ordo Testudinata, salah satu contohnya adalah kura-kura atau turtle. Turtle
pada ordo ini dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu turtle biasa, tortois, seaturtle
dan softshellturtle. Turtle biasa mempunyai web dan cakar, umumnya dapat hidup di
darat dan di air, saat hidup di darat turtle biasa menggunakan cakar dan saat hidup di
air turtle biasa menggunakan web. Tortois disebut juga sebagai kura-kura darat, tidak
mempunyai web, kaki seperti gajah atau berukuran besar yang berfungsi untuk
menopang berat tubuhnya dan mempunyai ukuran cangkang yang lebih besar.
Seaturtle mempunyai cakar yang berjumlah satu dan digunakan untuk kawin,
bentuknya pipih seperti sirip, mempunyai jenis kepala yang tidak dapat masuk ke
dalam cangkang atau hanya menyamping, contohnya adalah penyu. Softshellturtle
mempunyai tubuh yang lunak, mempunyai leher yang panjang namun tetap dapat
masuk ke dalam cangkang atau tempurung, contohnya adalah labi-labi.
Ordo Crocodilia dapat dibedakan dari bentuk moncongnya, aligator
mempunyai bentuk moncong yang ujungnya tumpul dan membulat, buaya
mempunyai bentuk moncong yang ujungnya meruncing, gavial mempunyai bentuk
moncong yang berlekuk tumpul dan ujunya sedikit meruncing dan kaiman
mempunyai bentuk moncong yang mirip dengan moncong aligator namun dalam
versi kecil. Ordo Squamata dibagi menjadi dua sub ordo yaitu Ophidia dan
Lacertidia. Ophidia disebut juga dengan Serpentus, salah satu contonhya adalah ular.
Lacertidia, contohnya adalah kadal, biawak dan komodo.
Tipe sternum yang dimiliki oleh kodok adalah arciferal yang merupakan tipe
sternum tumpang tindih, sedangkan katak mempunyai tipe sternum firmisternal yang
merupakan tipe sternum yang tidak tumpang tindih. Kura-kura mengalami molting
secara terlempeng dan mempunyai dua jenis cangkang yaitu cangkang dorsal yang
disebut karapaks dan cangkang ventral yang disebut plastron. Karapaks menyatu
dengan tulang punggung, sedangkan pada plastron mempunyai menyatu dengan
tulang dada. Kura-kura jantan mempunyai plastron yang lebih cekung daripada kura-
kura betina, sedangkan kura-kura betina mempunyai plastron yang datar biasa.
Warna tubuh pada kadal jantan lebih gelap daripada warna tubuh pada kadal betina
dan selain dari warna tubuhnya, untuk membedakan kadal jantan dengan kadal betina
adalah pada kadal jantan mempunyai hemipenis, sedangkan kadal betina tidak.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:


1. Preparat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Duttaphrynus
melanostictus, Polypedates leucomystax, Trachemys scripta elegans dan
Takydromus sexlineatus.
2. Beberapa karakter yang dimiliki oleh Duttaphrynus melanostictus mempunyai
kelenjar paratioid dan pada kelamin jantan mempunyai saccus vocalis.
Polypedates leucomystax mempunyai discus atau tonjolan pada bagian digiti
yang berfungsi untuk melekat. Trachemys scripta elegans mempunyai cangkang
dorsal yang disebut karapaks dan cangkang ventral yang disebut plastron.
Takydromus sexlineatus mempunyai bagian tubuh yang dibagi menjadi caput,
truncus dan cauda.
B. Saran

Saran untuk praktikum kali ini adalah agar contoh spesies yang digunakan
untuk praktikum dapat lebih beragam agar praktikan dapat lebih memahami dan
mengetahui contoh dari spesies lainnya.
DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, M. 1993. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N. A. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Dittmer, E. D. Maria, E. Douglas, E. 2015. Reptiles, Rarely Seen Amphibians, and


Rainfall: The Trifecta of Optimal Herping in the Outback. IRCF Reptiles &
Amphibians 22(3): 111–125.

Djuanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Bandung: Amico.


Fritz, S. A. and Carsten, R. 2012. Global patterns of amphibian phylogenetic
diversity. Journal of Biogeography 39: 1373–1382.

Holmes, S. J. 1928. The Biology of The Frog. New York.: The Mac Millan.
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Sinar Jaya.

Kimball, J. W. 1992. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Kurniati, T. 2009. Zoologi Vertebrata. Bandung. UIN SGD Bandung.

McAlpin, S., P. Duckett, and A. Stow. 2011. Lizards cooperatively tunnel to


construct a long-term home for family members. PloS ONE 6:e19041
(doi:10.1371/journal.pone.0019041).

Mukayat, D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Sukiya. 2005. Biologi vertebrata. Malang: UNM.

Susanto, H. 1994. Budidaya Kodok Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai