Anda di halaman 1dari 10

TUGAS GIZI DAN KESEHATAN

MENU MAKANAN PADA PENDERITA PENYAKIT SKORBUT AKIBAT


KEKURANGAN VITAMIN C

Disusun Oleh:
Nada Tsaniya Salsabila
16030204020
Pendidikan Biologi A 2016

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2019
I. Pendahuluan
Kesehatan merupakan hal yang paling mendasar bagi seseorang. Terdapat dua macam
kesehatan yakni kesehatan jasmani dan rohani. Seseorang yang sehat secara jasmani bisa dilihat
dari ukuran tubuh, kelengkapan anggota badan, dan ciri lain yang masih berkaitan dengan
tubuh. Individu yang sehat secara rohani dapat dilihat dari caranya berpikir, menanggapi
masalah, dan bersosialisasi dengan yang lain.
Kesehatan haruslah menjadi hal yang paling diperhatikan oleh individu. Vitamin
merupakan salah satu masalah kompleks yang dapat mengakibatkan banyak masalah lain. Salah
satu vitamin yang banyak dibutuhkan tubuh adalah vitamin C. Vitamin ini merupakan zat
penting untuk tubuh, namun sayangnya, tubuh manusia tidak dapat memproduksinya secara
alami. Kita hanya dapat memperolehnya dari asupan makanan sehari-hari.
Banyak sekali jenis makanan yang mengandung vitamin C, baik alami maupun sintesis
berupa suplemen vitamin maupun makanan dan minuman bervitamin. Vitamin ini juga bisa
didapat dari buah dan sayuran. R.F. Cathcart, seorang praktisi kesehatan yang meneliti
kegunaan vitamin C bagi tubuh, mengatakan bahwa vitamin C diperlukan oleh tubuh untuk
membantu fungsi antioksidan tubuh dan menghalau radikal bebas.
Seorang individu disarankan untuk mengonsumsi vitamin C sesuai dengan kadar minimum
per hari. Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi penyakit kekurangan vitamin C. Macam-macam
penyakit dapat timbul akibat kurang memperhatikan vitamin C. Istilah untuk penyakit
kekurangan vitamin C disebut penyakit defisiensi vitamin C. Jumlah vitamin C sebesar itu
seharusnya bisa terpenuhi melalui pola makan yang baik.
Fungsi vitamin C antara lain meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah flu. Kekurangan vitamin C
dalam tubuh dapat mengakibatkan beberapa penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Salah satu fungsi
utama vitamin C berkaitan dengan sintesis kolagen. Kolagen adalah sejenis protein yang
merupakan salah satu komponen utama dari jaringan ikat, tulang-tulang rawan, dentin, lapisan
endotelium pembuluh darah dan lain-lain.
Kekurangan asupan vitamin C dapat menyebabkan skorbut. Dalam kasus-kasus skorbut spontan, biasanya
terjadi gigi mudah tanggal, gingivitis, dan anemia, yang mungkin disebabkan oleh adanya fungsi spesifik asam
askorbat dalam sintesis hemoglobin. Skorbut dikaitkan dengan gangguan sintesis kolagen yang manifestasinya
berupa luka yang sulit sembuh, gangguan pembentukan gigi dan robeknya kapiler (Tjokronegoro, 1985).
1. Vitamin C sebagai Penguat Sistem Imun Tubuh (Guyton, 2008)
2. Vitamin C sebagai Antioksidan

Gambar 1.1 Reaksi Reduksi dan Oksidasi Asam Askorbat

Vitamin C dapat dioksidasi oleh senyawa-senyawa lain yang berpotensi pada penyakit. Jenis-jenis
senyawa yang menerima elektron dan direduksi oleh vitamin C, dapat dibagi dalam beberapa
kelas, antara lain:
a. Senyawa dengan elektron (radikal) yang tidak berpasangan, contohnya radikal-radikal
oksigen (superoksida, radikal hidroksil, radikal peroksil,radikal sulfur, dan radikal
nitrogen-oksigen).
b. Senyawa-senyawa yang reaktif tetapi tidak radikal, misalnya asam hipoklorit, nitrosamin,
asam nitrat, dan ozon.
c. Senyawa-senyawa yang dibentuk melalui reaksi senyawa pada kelas pertama atau kelas
kedua dengan vitamin C.
d. Reaksi transisi yang diperantarai logam (misalnya ferrum atau cuprum)

Vitamin C dapat menjadi antioksidan untuk lipid, protein, dan DNA, dengan cara : (1) Untuk lipid,
misalnya Low-Density Lipoprotein (LDL), akan beraksi dengan oksigen sehingga menjadi lipid
peroksida. Reaksi berikutnya akan menghasilkan lipid hidroperoksida, yang akan menghasilkan
proses radikal bebas. Asam askorbat akan bereaksi dengan oksigen sehingga tidak terjadi interaksi
antara lipid dan oksigen, dan akan mencegah terjadinya pembentukan lipid hidroperoksida. (2) Untuk
protein, vitamin C mencegah reaksi oksigen dan asam amino pembentuk peptide, atau reaksi oksigen
dan peptida pembentuk protein. (3) Untuk DNA, reaksi DNA dengan oksigen akan menyebabkan
kerusakan pada DNA yang akhirnya menyebabkan mutasi
3. Vitamin C sebagai Obat untuk Common Cold Menurut Pauling (1981) dalam Douglas (2001),
vitamin C megadosis dapat menyembuhkan common cold, akan tetapi hal ini juga dipengaruhi
beberapa faktor, antara lain sistem imun penderita dan gejala yang timbul, serta derajat keparahan
penderitanya. Penggunaan vitamin C dengan dosis 3-10 g/ hari, akan dapat mengurangi
insidensi dari common cold.
4. Vitamin C sebagai Obat Anti-penuaan Vitamin C juga terkenal dengan fungsinya sebagai pencegah
penuaan. Menurut Hahn (1996), vitamin C bila dikonsumsi secara teratur dapat
melindungi kulit dari proses oksidasi ataupun sengatan sinar ultraviolet, yang merupakan penyebab
kerusakan kulit. Proses vitamin C dalam mencegah penuaan adalah dengan terusmenerus mensintesis
kolagen pada kulit, seperti yang akan dijelaskan berikut.

Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut dan common cold.
Selain itu vitamin C digunakan sebagai obat terhadap penyakit-penyakit yang tidak ada hubungannya
dengan defisiensi vitamin C, tetapi dosis yang diberikan adalah dosis yang paling besar, sehingga kadang-kadang
menimbulkan kelebihan vitamin C dan diare (Goodman & Gilman, 2006). Dalam beraktivitas, vitamin
C juga dibutuhkan, terutama untuk berolahraga, belajar, dan sebagainya. Aktivitas seperti
berolahraga biasanya membutuhkan vitamin C, tetapi jumlah yang dibutuhkan untuk seseorang yang
melakukan olahraga sama dengan kebutuhan sehari-hari, yaitu 75 mg. Konsumsi vitamin C secara
berlebihan pada orang yang berolahraga tidak disarankan, karena sisa dari vitamin C yang telah
dikonsumsi akan dibuang melalui keringat dan urin.

II. Kebutuhan Nutrient Vitamin C Per Hari


Vitamin C (asam askorbat) adalah suatu senyawa beratom karbon 6 yang dapat larut dalam air. Vitamin C
merupakan vitamin yang disintesis dari glukosa dalam hati dari semua jenis mamalia, kecuali manusia. Manusia
tidak memiliki enzim gulonolaktone oksidase, yang sangat penting untuk sintesis dari prekursor vitamin C, yaitu
2-keto-1-gulonolakton, sehingga manusia tidak dapat mensintesis vitamin C dalam tubuhnya sendiri. Di dalam
tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah (khususnya leukosit), korteks anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C
akan diserap di saluran pencernaan melalui mekanisme transport aktif (Sherwood, 2010).
Menurut Pauling (1970) dalam Nurani (2011), menyebutkan bahwa asupan vitamin C dosis
tinggi sangat berguna meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah berbagai penyakit. Di
beberapa negara, dosis yang dianjurkan berkisar dari 60-90 miligram vitamin C perhari. Tapi,
dari penghitungan Pauling, rata-rata setiap orang membutuhkan 100 miligram atau lebih setiap
harinya. Vitamin C diperlukan oleh tubuh rata-rata 100 mg per hari (EFSA, 2013). Vitamin C
pada umumnya terdapat di dalam pangan nabati, misalnya pada buah-buahan, seperti buah jeruk, jambu biji,
kedondong, pepaya, nanas, dan rambutan (Almatsier, 2001).

III. Standar Normal Nutrien Vitamin C


Pemberian vitamin C pada keadaan normal tidak terlalu menunjukkan efek samping yang jelas. Tetapi
pada keadaan defisiensi, pemberian vitamin C akan menghilangkan gejala penyakit dengan cepat. Efek samping
penggunaan vitamin C sebelum makan adalah rasa nyeri pada epigastrium. Angka Kecukupan Gizi untuk
vitamin C dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Angka Kecukupan Gizi Vitamin C


Golongan AKG (mg) Golongan AKG (mg) Golongan AKG (mg)
Umur Umur (Pria) Umur
(Wanita)
0-6 bulan 30 10-12 tahun 50 10-12 tahun 50
7-12 bulan 35 13-15 tahun 60 13-15 tahun 60
1-3 tahun 40 16-19 tahun 60 16-19 tahun 60
4-6 tahun 45 20-45 tahun 60 20-45 tahun 60
7-9 tahun 45 46-59 tahun 60 46-59 tahun 60
≥ 60 tahun 60 ≥ 60 tahun 50
Ibu hamil +10
Ibu menyusui :
0-6 bulan
+25
7-12 bulan +10
(Sumber: LIPI,1998)
Defisiensi vitamin C adalah suatu keadaan dimana kadar vitamin C dalam darah seseorang berkurang dari
kadar normalnya. Nilai normal untuk vitamin C dalam darah: untuk dewasa : 0,6-2 mg/dL dalam plasma dan
0,2-2 mg/dL dalam serum, anak : 0,6-1,6 mg/dL dalam plasma.
Vitamin C mudah diabsorpsi secara aktif, tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila
dikonsumsi mencapai 100 mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut selama tiga bulan. Tanda-
tanda skorbut akan terjadi bila persediaan di dalam tubuh tinggal 300 mg. Konsumsi vitamin C melebihi taraf
kejenuhan akan dikeluarkan melalui urin (Almatsier, 2001).

IV. Macam Bahan Makanan Dan Kandungannya (Berkaitan Dengan Vitamin C)


Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah seperti jeruk,
nenas, rambutan, papaya, gandaria, tomat, dan bawang putih (Allium sativum L.) (Almatsier, 2001).
Vitamin C alami terdapat pada buah dan sayuran. Daftar buah dan sayuran yang mengandung vitamin C dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1. Nilai Vitamin C berbagai bahan makanan dalam 100 gram

Bahan Makanan mg Bahan Makanan mg


Daun singkong 275 Jambu monyet 197
Daun katuk 200 Gandaria 110
Daun melinjo 150 Jambu biji 95
Daun papaya 140 Papaya 78
Sawi 102 Manga muda 65
Kembang kol 65 Rambutan 58
Bayam 60 Durian 53
Kol 50 Kedondong 50
Kemangi 50 Jeruk manis 49
Tomat 40 Manga masak 41
Kangkung 30 Jeruk nipis 27
Ketala pohon 30 Nanas 24
( Sumber : Daftar Analisis Bahan Makanan, FKUI, 1992).

Vitamin C buatan terdapat dalam berbagai preparat, baik dalam bentuk tablet dan cairan yang mengandung
50-1500 mg maupun dalam bentuk larutan. Untuk suntikan terdapat vitamin C 100-500 mg. Vitamin C dalam
bentuk tablet berisi 500 mg, dan dalam bentuk cairan berisi 1000 mg (Goodman & Gilman, 2008).
Vitamin C mempunyai sifat paling mudah rusak dan mudah teroksidasi. Proses tersebut dipercepat oleh
panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi. Berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi kadar vitamin C dalam makanan antara lain:

- Bahan makanan yang disimpan terlalu lama.


- Bahan makanan yang dijemur dengan cahaya matahari.
- Pemanasan yang terlalu lama.

Berdasarkan penelitian Masfufatun, et al terbukti bahwa kandungan vitamin C pada buah jambu biji
(Psidium guajava) dengan penyimpanan selama 10 hari mengalami penurunan 50% dibandingkan buah jambu
biji segar. Hal ini dapat disebabkan oleh kulit buah yang tipis, sehingga mudah mengalami kerusakan dan
pembusukan jika disimpan dalam waktu lama. Konsumsi bahan sayuran dan buah dalam keadaan segar, dapat
menyediakan kebutuhan tubuh akan vitamin ini. Hanya saja terkadang kita seringkali kurang memperhatikan
cara pengolahan bahan yang benar, sehingga vitamin C rusak dan terbuang percuma. Saat proses merebus
sayuran, guna mempertahankan kesegaran warna sering ditambahkan baking soda. Penambahan baking soda
pada saat memasak sayuran, dapat merusak kandungan vitamin C pada sayuran. Oleh karena itu sebaiknya
dalam pengolahan sayuran tidak menggunakan bahan tambahan yang dapat merusak kandungan zat gizi
(Tjokronegoro, 1985).

V. Susunan Menu Pada Penderita Defisiensi Vitamin C (Pagi, Siang, Sore)


 Kebutuhan vitamin C perhari bagi penderita Skorbut yaitu 100 mg.
 Berikut merupakan kandungan vitamin C pada 100 gram bahan-bahan pada menu makan
pagi, siang, dan sore :
Bahan (100 gram) Jumlah Vitamin C (mg)
Nasi 0

Wortel 5,9

Kembang Kol 65

Jagung muda 6,8

Bawang Merah 8

Bawang Putih 31,2

Saos Tomat 11
Bahan (100 gram) Jumlah Vitamin C (mg)
Bakso Sapi 4

Ayam Goreng 0

Kemangi 50

Mangga Masak 41

Gula 0

Air 0

Sawi 102

Tauge 15

Kecap 0

Garam 0

Telur 0

Timun 2,8

Tomat 40

Sosis 0

1. Menu makan pagi bagi penderita defisiensi vitamin C (Skorbut)


 Menu Nasi Sayur Capjay

Takaran Jumlah
Bahan Vitamin C (mg)
(gram)
Nasi 100 0

Wortel 100 5,9

Kembang Kol 25 16,25

Jagung muda 25 1,7

Bawang Merah 10 0,8

Bawang Putih 10 3,12

Saos Tomat 50 5,5


Takaran Jumlah
Bahan Vitamin C (mg)
(gram)
Bakso Sapi 100 4

Total 37,27

2. Menu makan siang bagi penderita defisiensi vitamin C (Skorbut)


 Menu Nasi Ayam Goreng dan Jus Mangga

Takaran Jumlah
Bahan Vitamin C (mg)
(gram)
Nasi 100 0

Ayam Goreng 100 0

Kemangi 10 5

Mangga Masak 100 41

Gula 20 0

Air 100 0

Total 46

3. Menu makan sore bagi penderita defisiensi vitamin C (Skorbut)


Menu Nasi Goreng Sosis

Takaran Jumlah
Bahan Vitamin C (mg)
(gram)
Nasi 100 0

Sawi 10 10,2

Tauge 10 1,5

Saus Tomat 10 1,1

Kecap 10 0

Garam 5 0
Takaran Jumlah
Bahan Vitamin C (mg)
(gram)
Sosis 100 0

Telur 100 0

Timun 25 0,7

Tomat 25 10

Total 23,5

 Jadi pada menu makan pagi, siang dan sore diatas sudah memenuhi kebutuhan vitamin C
perhari untuk penderita penyakit Skorbut atau Scurvy. Total vitamin C pada menu
makanan dalam satu hari yaitu 106,77 mg. Total tersebut sudah memenuhi kebutuhan
rata-rata vitamin C harian sebesar 100 mg perharinya.

VI. Daftar Pustaka

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Goodman & Gilman. 2008. Manual of Pharmacology and Therapeutics 11th ed. Mc Graw Hill.

Guyton, A.C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Hart, K.H., Bishop, J.A., & Truby, H. 2002. An Investigation into School Children’s
Knowledge and Awareness of Food and Nutrition. J.Hum. Nutr. Diet. 15(2):129-40.

LIPI. 1998. Widya Karya Pangan dan Gizi VI . Jakarta: Depkes

Sherwood, L. 2010. Fundamentals of Human Physiology 4ed. Virginia: Graphic World, Inc.

Tjokronegoro, A. 1985. Vitamin C dan penggunaan dewasa ini. Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai