Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI

LABORATORIUM RUMAH SAKIT DR. SISMADI CILEUNGSI

PEMBIMBING : Bapak Parmuji


DISUSUN OLEH :
1. Amirul khakim fariza
2. Bagusan purgamas
3. Damaranti auliannisa
4. Raykhan darmawan
5. Salsa khairunnisa
6. Sofia maharani

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ANALIS KESEHATAN
“PUSKESAD”

Jl.BuntuMunjulCipayung Jakarta timur, 13850


Telp.021 8450948 Fax. 02184309601
Web. www.smksmakditkesad.sch.id
Email :smakmunjul@yahoo.co.id / smakmunjul@gmail.com
SMK ANKES DITKESAD |i

HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
Di RS.Dr.SISMADI
Jl. Raya Narogong ,Cileungsi , bogor.

Oleh :

1. Amirul khakim fariza


2. Bagusan purgamas
3. Damaranti auliannisa
4. Raykhan darmawan
5. Salsa khairunnisa
6. Sofia maharani

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti uji kompetensi
keahlian (UKK) dan ujian nasional dinas pendidikan.

Disetujui oleh :

Pembimbing instansi Pembimbing sekolah

Stephanie charlotte,AMAK. Parmuji

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Gusniati,S.Si.Apt.
Letkol Ckm (K) NRP 11980036080871
S M K A N K E S D I T K E S A D | ii

KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami panjatan kehadirat kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan ini dapat dilaksanakan dengan lancar. Begitupula dalam penyusunan
laporan ini dapat diselesaikan.
Laporan PKL ini disusun sebagai tugas akhir bagi Siswa/i Sekolah Menengah
Kejuruan Analis Kesehatan PUSKESAD yang telah melaksanakan PKL dan menjadi
syarat untuk bisa melaksanakan Ujian Nasional. Kegiatan dan penyusunan
laporannya dapat terlaksana dengan baik berkat bantuan dari pihak-pihak terkait.
Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT. Yang selalu rahmat-Nya, kesehatan, kepintaran, dan inspirasi
yang diberikan, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
2. Letko Ckm (K) Gusniati ,S.SI.,Apt : selaku kepala sekolah yang telah
memberikan kami motivasi dan kesempatan untuk mengikuti PKL.
3. Bapak Parmuji dan Kak Stephanie Charlotte.AMAK : selaku pembimbing
PKL dan pembimbing Laboratorium RUMAH SAKIT DR.SISMADI yang
banyak membantu dalam menyusun dan menyelesaikan laporan ini. Serta
selalu memberikan pengarahan bimbingan selama ini kami melaksanakan
PKL
4. Bapak Ganin Unggul Ardiyanto : selaku Human Result Departement
Laboratorium RUMAH SAKIT DR.SISIMADI yang telah banyak
memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan dan menjalani
kegiatan selama PKL.
5. Serta semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu kami dalam menyusun laporan ini.

Kami menyadari sepenuhya bahwa kekurangan yang terdapat dalam laporan PKL
ini. Untuk itu kami mengharapkakan adanya masukan, saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
Siswa/i Sekolah Menengah Kejuruan Analis Kesehatan PUSKESAD dan pembaca
pada umumnya.

Jakarta, Agustus 2018

Tim penyusun
S M K A N K E S D I T K E S A D | iii

Daftar isi

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………... i
KATA PENGANTAR…………………………………………... ii
DAFTAR ISI…………………………………………………….. iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………. iv
DAFTAR TABEL……………………………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN…………………………………. 1
A. Latar belakang………………………………... 1
B. Tujuan………………………………………… 2
C. Manfaat………………………………………. 2
BAB II PENGENALAN…………………………………… 3
A. Profil SMAK PUSKESAD…………………… 3
B. Profil RS.Dr.Sismadi…………………………. 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………… 6
A. Sejarah RS.Dr.Sismadi………………………. 6
B. Denah RS.Dr.Sismadi………………………… 7
C. Fasilitas RS.Dr.Sismadi………………………. 8
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………… 14
A. Persyaratan minimal RS tipe C………………. 14
B. Pasien BPJS………………………………….. 17
C. Hal penting Laboratorium……………………. 20
BAB V PENUTUPAN…………………………………….... 61
A. Kesimpulan…………………………………… 61
B. Saran………………………………………….. 61

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 62
S M K A N K E S D I T K E S A D | iv

Daftar gambar :
Gambar 1.0 Profil SMAK…………………………………… 3
Gambar 2.0 Profil rumah sakit……………………………..... 5
Gambar 3.0 RS.Dr.Sismadi jaman dahulu………………....... 6
Gambar 4.1 – 4.2 Denah Rumah sakit……………………….. 7
Gambar 5.1 – 5.3 Rawat inap………………………………… 8
Gambar 6.0 HCU……………………………………………. 9
Gambar 7.0 Ruang Bayi……………………………………... 9
Gambar 8.0 UGD…………………………………………….. 10
Gambar 9.0 Ruang Isolasi……………………………………. 10
Gambar 10.1 – 10.2 FO……………………………………….. 11
Gambar 11.1 – 11.2 LAB……………………………………... 12
Gambar 12.0 Radiologi……………………………………….. 12
Gambar 13.0 Farmasi…………………………………………. 13
Gambar 14.0 Gizi……………………………………………… 13
Gambar 15.0 MCU……………………………………………. 13
Gambar 16.1 – 16.4 Alat pelindung LAB…………………….. 27
Gambar 17.1 – 17.8 Alat LAB………………………………... 28
Gambar 18.0 Pengambilan darah vena……………………….. 30
Gambar 19.0 Pengambilan darah arteri………………………. 31
Gambar 20.0 Pengambilan darah kapiler…………………….. 32
Gambar 21.0 CT……………………………………………… 35
Gambar 22.0 BT……………………………………………… 36
Gambar 23.0 Hematologi stabilizer………………………….. 37
Gambar 24.1 – 24.2 Pemeriksaan BTA……………………… 40
Gambar 25.0 Pemeriksaan golongan………………………… 41
Gambar 26.0 pemeriksaan HCG……………………………... 42
Gambar 27.1 – 27.2 pemeriksaan Widal……………………... 43
Gambar 28.0 pemeriksaan HbsAg…………………………… 45
Gambar 29.0 Gulocemeter…………………………………… 46
Gambar 30.0 Kimia analyser auto…………………………… 48
Gambar 31.0 Centrifuge……………………………………… 49
Gambar 32.0 Pemeriksaan carik celup………………………. 50
Gambar 33.1 – 33.16 Sedimen………………………………. 52
SMK ANKES DITKESAD |v

Daftar table

Tabel 1.0 Pelayanan Klinik…………………………. 11


Tabel 2.0 Pasien BPJS………………………………. 17
Tabel 3.0 Tabung Hematologi………………………. 29
Tabel 4.0 Nilai normal Hema……………………….. 39
Tabel 5.0 Nilai normal Kimia klinik………………... 60
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan Analis Kesehatan PUSKESAD
merupakan sekolah yang bertujuan untuk melahirkan tenaga analis yang
tanggap, tangguh, handal, profesional, disiplin, kompeten, teliti, dan
inovatif.

Maka sebagai wujud mengaplikasikan kegiatan belajar selama di


Sekolah Menengah Kejuruan Analis Kesehatan PUSKESAD dilaksanakan
sistem pembelajaran langsung di lapangan kerja agar siswa dapat
mengetahui ruang lingkup kerja di laboratorium rumah sakit.

Praktik kerja lapangan adalah proses untuk mengukur kualitas dan


mengembangkan keterampilan siswa dengan dunia kerja lapangan agar
mendapat keseimbangan antara ilmu teori dan praktik. Siswa juga
diharapkan dapat beradaptasi dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan
sebagai miniature dari dunia kerja. Harapan dari kegiatan ini yaitu agar
siswa dapat lebih menguasai dalam bidang analisis yang dapat
meningkatkan kebutuhan manusia dan ahli tenaga medis. Lama pendidikan
praktik kerja lapangan ini adalah selama 1 bulan dengan jam kerja yang
disesuaikan di rumah sakit. Dengan adanya sistem pembelajaran
langsung di lapangan, diharapkan siswa dapat menjadi lulusan analis yang
profesional dan kompeten.
SMK ANKES DITKESAD |2

B. Tujuan

1. Tujuan pelaksanaan pkl


Praktik kerja lapangan bagi Siswa/I SMK Analis Kesehatan DITKESAD
bertujuan untuk:
a. Sebagai syarat mengikuti ujian akhir semester dan ujian sekolah
b. Memperdalam teori dan praktek yang telah di pelajari di sekolah
c. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
dunia kesehatan
d. Meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi di
laboraturium rumah sakit
e. Memperkenalkan siswa siswi dalam dunia kerja atau dunia usaha
sehingga dapat menjadi acuan untuk mampu berkompetensi secara
professional
f. Menambah pengalaman dalam praktik
g. Melatih mental ketika berhadapan langsung dengan pasien

2. Tujuan pembuatan laporan


a. Siswa-siswi dapat memahami cara-cara pembuatan suatu laporan
pkl
b. Untuk menyampaikan pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan di
rumah sakit
c. Memberikan informasi baik berupa ilmu teknologi dan teori di
bidang kesehatan yang sedang berkembang.

C. Manfaat

1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional yaitu


tenaga kerja yang memiliki pengetahuan,keterampilan,dan semangat
kerja yang sesuai tuntunan kerja
2. Memperkokoh hubungan sekolah dengan dunia industri maupun
dunia usaha
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas
4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan
5. Menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai tuntutan
zaman di era teknologi dan komunikasi
BAB II
PENGENALAN

A. Profil SMK Analis Kesehatan PUSKESAD Terakreditasi “A”

Gambar 1.0

Nama Sekolah : SMK Analis Kesehatan PUSKESAD


Alamat Sekolah : Jl. Buntu Munjul, Cipayung, RT 10 RW 01,
Munjul, Cipayung, Jakarta Timur, Daerah Khusus
Ibukota
Jakarta
Kode Pos : 13850
Website : http://smksmakditkesad.sch.id
Email : smakmunjul@yahoo.co.id
SMK ANKES DITKESAD |4

1. Sejarah dan Lulusan


Berdiri di Jakarta sejak tahun 1964. Empat tahun pertama didirikan
sebagai sekolah kedinasan yang mendidik calon Analis kesehatan untuk
lingkungan Angkatan Darat. Sejak tahun 1973 mulai menerima
masyarakat umum, sampai tahun 2017 telah meluluskan 2478 tenaga
analis kesehatan yang tersebar luas di instansi pemerintahan (TNI, Polri,
Depkes, maupun RS Swasta di dalam dan luar Jakarta).

2. Visi
SMK Analis Kesehatan PUSKESAD bertekad menyediakan tenaga
Analis Kesehatan yang tanggap, tangguh, handal, profesional, disiplin, dan
inovatif.

3. Misi
a. Menyediakan tenaga analis kesehatan untuk menunjang peran TNI,
pemerintah dan swasta yang makin meningkat.
b. Sebagai upaya meningkatkan kesehatan keluargga besar TNI dan
masyarakat dalam menyediakan sekolah kejuruan.
c. Sebagai wujud peran TNI untuk membantu proses pembangunan,
khususnya dalam bidang pendidikan tenaga kesahatan.

4. Program Praktik Kerja Lapangan (Industri)


Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, PKL dilaksanakan selama 1
bulan pada lahan-lahan praktik sebagai mitra (pasangan kerja) antara lain
a. Laboratorium Rumah Sakit
b. Laboratorium Klinik

5. Lapangan pekerjaan
Tenaga laboratorium kesehatan : a. Rumah Sakit
b. Laboratorium Klinik Swasta
Tenaga QC di Laboratorium : a. Pabrik Kimia & Farmasi
b. Pabrik Makanan / Minuman
SMK ANKES DITKESAD |5

B. Profil RS DR. SISMADI

Gambar 2.0

Alamat : Jl. Raya narogong KM.20. Rawahingkik Limus


Nunggal. cileungsi, bogor 16820 Indonesia
Phone : (021)82484065 , 82484067
Fax : (021) 82496708
Website : www.rsdrsismadi.wordpress.com
Kategori : Fasilitas Kesehatan, Rumah Sakit Type C

1. Visi
a. Pusat rujukan alternatif bidang kesehatan bagi masyarakat bogor dan
sekitarnya
b. Mitra kerja pemerintah dalam melayani masyarakat khususnya upaya
pemenuhan kesehatan masyarakat, penurunan angka kesakitan dan
kematian

2. Misi
a. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang holistik dan bermutu
berdasarkan standar profesi
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat.

3. MOTTO

benar, baik, pantas


SMK ANKES DITKESAD |6

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Sejarah Rumah Sakit DR. Sismadi

Dr. Sisimadi Partodimulyo , Sp. B, MBA memulai usaha di bidang kesehatan


dari praktik di rumah pribadinya di Jl. Gembira No. 10 Tanjung Priok dan
berkembang pesat hingga memiliki 4 rumah sakit serta puluhan Klinik Kesehatan
dan Apotik.

Beliau juga memiliki usaha pendidikan bidang kesehatan, serta serbaneka bidang
usaha sebanyak 30 perusahaan.

Rumah Sakit Dr Sismadi adalah usaha dibidang kesehatan generasi kedua dari
putra-putri Dr. Sismadi Partodimulyo , Sp. B, MBA.

Di bawah PT. ISNAR, Rumah Sakit Dr. Sismadi adalah rumah sakit pertama dari
penerus Dr. Sismadi Partodimulyo , Sp. B, MBA yang beralamat di wilayah
Cileungsi Bogor Jawa Barat yang berdiri sejak tahun 2009.

Gambar 3.0
SMK ANKES DITKESAD |7

B. Denah RS dr.sismadi

1. Gedung 1

Gambar 4.1

2. Gedung 2

Gambar 4.2
SMK ANKES DITKESAD |8

C. Fasilitas Rumah Sakit DR. Sismadi


Fasilitas Ruang Rawat Inap yang dimiliki oleh RS Dr.Sismadi dengan
kapasitas 30 tempat tidur :

1. Fasilitas Rawat Inap

KELAS I
Terdiri dari 3 tempat tidur
Fasilitas Ruangan
a. Tempat tidur otomatis
b. Kamar Mandi dengan air
panas/dingin
c. Meja Makan Pasien
d. AC, Telpon Intern,
Dispenser ,Cooler
,Lemari,TV LCD
Gambar 5.1

Kelas II
Terdiri dari 5 tempat tidur
Fasilitas Ruangan
a. Tempat tidur otomatis
b. Kamar Mandi dengan air
panas/dingin
c. Meja Makan Pasien
d. AC
e. Kursi Tunggu
f. TV LCD
Gambar 5.2

Kelas III
Terdiri dari 12 tempat tidur
Fasilitas Ruangan
a. Tempat tidur standard
b. Kamar Mandi dengan air panas/dingin
c. Meja Makan Pasien
d. AC
e. Kursi Tunggu
Gambar 5.3
SMK ANKES DITKESAD |9

2. H.C.U

Gambar 6.0

Fasilitas perawatan intensive terdiri dari 5 (lima) tempat tidur dengan


dilengkapi dengan peralatan canggih untuk memonitor keadaan pasien. Pelayanan
perawatan 24 jam terus menerus oleh perawat-perawat mahir dibawah
pengawasan Dokter Spesialis Anestesi menghadirkan pelayanan yang optimal
sesuai yang dibutuhkan pasien. Tempat tidur otomatis,Kamar Mandi dengan air
panas/dingin,Meja Makan Pasien otomatis,AC,Telpon Intern,Kursi
Tunggu,Lemari,TV LCD

3. Ruang bayi

Gambar 7.0

Fasilitas perawatan neonatus terdiri atas 2 box untuk bayi sakit dan 1 box bayi
sehat sehingga meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial.
Fasilitas rooming in dapat diselenggarakan untuk memberikan kontak erat antara
ibu dan buah hati.Fasilitas ruangan: tempat tidur,AC,kursi tunggu dll
S M K A N K E S D I T K E S A D | 10

4. Fasilitas Unit Gawat Darurat

Beroperasi selama 24 jam, Dokter-dokter dan


perawat- perawat profesional selalu siap sedia
memberikan pertolongan segera.

Gambar 8.0

5. Ruangan isolasi

Ini adalah ruang isolasi


RS.Dr.Sismadi,terdir dari 2
tempat tidur berguna untuk
mencegah kontaminasi
penyakit dari luar yang
menyebar melalaui udara.

Gambar 9.0
S M K A N K E S D I T K E S A D | 11

6. Fasilitas Rawat Jalan

Untuk kemudahan layanan bagi pengguna jasa petugas Informasi senantiasa siap
memberikan bantuan yang diperlukan. Berbagai jenis layanan
spesialistik/subspesialistik kami hadirkan dengan jadwal layanan yang
informative.
Adanya sistem antrian elektronik meminimalkan ketidaknyamanan dalam
antrian. Keramahtamahan petugas pendaftaran memudahkan anda dalam
menentukan layanan yang anda inginkan.

Gambar 10.1 Gambar 10.2

7. Pelayanan Klinik yang tersedia :

Poliklinik Anak Poliklinik Bedah Tulang

Poliklinik Bedah Umum Poliklinik Gigi Umum

Poliklinik Mata Poliklinik Jantung

Poliklinik KB/KIA Poliklinik Obesitas & Kebugaran

Poliklinik Paru Poliklinik Penyakit Dalam

Unit Gawat Darurat Anastesi

Tabel 1.0
S M K A N K E S D I T K E S A D | 12

8. Fasilitas Penunjang Medis

a. Laboratorium

Gambar 11.1 Gambar 11.2

Laboratorium buka selama 24 jam dan dipimpin oleh seorang Ana


Spesialis Patologi Klinik dan didukung Analis yang terampil serta
berdedikasi tinggi. Berbagai jenis pemeriksaan laboratorium yang
dibutuhkan untuk penegakan diagnosa dapat dilaksanakan berkat
tersedianya peralatan yang mutakhir.

b. Radiologi

Gambar 12.0

Radiologi buka selama 24 jam dengan dilengkapi peralatan canggih


yang dapat membantu menegakkan diagnosa.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 13

c. Farmasi

Untuk dapat memberikan pelayanan yang


comprehensif, Instalasi Farmasi Rumah Sakit dr
sismadi buka 24 jam. Keramah tamahan,
kecepatan layanan serta kecermatan bekerja
merupakan hal yang senantiasa selalu dijaga.

Gambar 13.0

d. Gizi

Rumah Sakit dr sismadi mempunyai tim ahli


gizi yang kompeten dan berdedikasi tinggi
untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
pasien.

Gambar 14.0

e. Medical Check-Up

Berbagai pengaruh kehidupan di kota


Metropolitan yang syarat dengan berbagai
macam persoalan, sering menimbulkan
pengaruh buruk terhadap kesehatan seseorang.
Adanya upaya pencegahan atau deteksi dini
terhadap timbulnya kondisi sakit yang tidak
diinginkan merupakan suatu langkah yang
bijaksana.

Gambar 15.0
S M K A N K E S D I T K E S A D | 14

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Persyaratan minimal yang harus dipenuhi sebagai Rumah Sakit


Kelas C berdasarkan Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 adalah:

1. Pelayanan medik;
a. Pelayanan Medik yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum
kelas C paling sedikit meliputi:
b. Pelayanan gawat darurat 24 jam secara terus menerus.
c. Pelayanan medik umum meliputi pelayanan medik dasar,
medik gigi mulut, kesehatan ibu
dan anak, dan keluarga berencana.
d. Pelayanan medik spesialis dasar meliputi pelayanan penyakit
dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri dan ginekologi.
e. Pelayanan medik spesialis penunjangmeliputi pelayanan
anestesiologi, radiologi, dan patologi klinik.
f. Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut paling sedikit
berjumlah 1 (satu) pelayanan.
2. Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi
klinik.

3. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan


Pelayanan keperawatan meliputi asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan.

4. Pelayanan Penunjang Klinik


Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan bank darah,
perawatan intensif untuk semua golongan umur dan jenis
penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik.

5. Pelayanan Penunjang Nonklinik


Pelayanan penunjang nonklinik meliputi pelayanan laundry/linen,
jasa boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan
limbah, gudang, ambulans, sistem informasi dan komunikasi,
pemulasaraan jenazah, sistem penanggulangan kebakaran,
pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air bersih.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 15

6. Pelayanan Rawat Inap.


Pelayanan rawat inap harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai
berikut:

a. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30%


(tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah
Sakit milik Pemerintah;
b. jumlah tempat tidur perawatan kelas II paling sedikit 20%
(dua puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah
Sakit milik swasta;
c. jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik
Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta.

7. Sumber Daya Manusia

a. Tenaga Medis
Tenaga medis paling sedikit terdiri atas:

1) 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;


2) 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi
mulut;
3) 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan
medik spesialis dasar;
4) 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan
medik spesialis penunjang; dan
5) 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan
medik spesialis gigi mulut.

b. Tenaga Kefarmasian
Tenaga kefarmasian paling sedikit terdiri atas:
1) 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi
Rumah Sakit;
2) 2 (dua) apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu
oleh paling sedikit 4 (empat) orang tenaga teknis
kefarmasian;
3) 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh
paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis
kefarmasian;
4) 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan,
distribusi dan produksi yang dapat merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan
dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang
jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan
kefarmasian Rumah Sakit.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 16

c. Tenaga Keperawatan
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dihitung dengan
perbandingan 2 (dua) perawat untuk 3 (tiga) tempat tidur.
Kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan disesuaikan
dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

d. Tenaga Kesehatan lain


Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain disesuaikan
dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

e. Tenaga Non Kesehatan


Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain disesuaikan
dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

f. Peralatan Rumah Sakit


Peralatan Rumah Sakit Umum kelas C harus memenuhi
standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Peralatan paling sedikit terdiri dari peralatan medis untuk
instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat intensif,
rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik,
pelayanan darah, rehabilitasi medik, farmasi, instalasi gizi, dan
kamar jenazah.
Daftar Peralatan dapat dilihat pada Lampiran Permenkes No. 56
Tahun 2014. 2209
S M K A N K E S D I T K E S A D | 17

B. Pasien BPJS

Maret April Mei Juni Juli Agustus

Anak 97 146 376 254 260 114


anak

remaja 42 34 205 91 57 44

dewasa 264 240 110 305 123 121

jumlah 403 420 691 650 440 279

Tabel 2.0

1. Syarat pasien BPJS

a. Mengikuti prosedur urutan pengobatan


Saat pengguna BPJS sakit maka pertama harus berobat ke
FASKES 1 (Fasilitas Kesehatan 1) dalam hal ini meliputi
Dokter Keluarga/ Puskesmas Setempat. Tidak bisa tiba-tiba
langsung ke rumah sakit (kecuali kondisi darurat). Jika
memaksakan diri langsung ke rumah sakit maka kemungkinan
besar BPJS tidak akan menanggung biaya pengobatan pasien

b. Penanganan Pengobatan
Setelah pasien diperiksa di FASKES 1 dan ternyata masih
bisa ditangani disana maka tidak perlu kerumah sakit. Namun
jika ternyata kondisi pasien tidak memungkinkan ditangani
disana maka FASKES 1 akan memberikan rujukan kerumah
sakit partner BPJS.
c. Membawa Kartu Rujukan ke Rumah Sakit
Setelah pasien menerima kartu rujukan dari pihak FASKES
1 maka pasien wajib membawa surat rujukan tersebut
kerumah sakit. Tanpa surat rujukan tersebut pasien dianggap
berobat secara pribadi tanpa menggunakan BPJS.

d. Bisa Langsung Ke Rumah Sakit Bagi Pasien Darurat


Bagi pengguna BPJS bisa langsung berobat kerumah sakit
tanpa melaluti FASKES 1 atau tanpa surat rujukan jika
kondisi darurat. Kondisi darurat disini yaitu dimana kondisi
pasien dalam kondisi sakit yang bisa menyebabkan kematian
maupun cacat.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 18

2. Prosedur Penggunaan Layanan BPJS


Bagi pengguna dalam kriteria bukan pasien darurat diharuskan
untuk membawa syarat-syarat dibawah ini saat berobat ke rumah
sakit:
a. Kartu BPJS Asli beserta foto copy
b. Foto copy KTP yang masih berlaku
c. Foto Copy KK (Kartu Keluarga)
d. Foto Copy Surat Rujukan dari FASKES 1
Setelah semua syarat administrasi terpenuhi maka pasien
sudah bisa berobat ke rumah sakit dan semua ditanggung oleh
BPJS termasuk obat-obatan. Namun pada beberapa kasus ada
obat-obat jenis tertentu yang tidak tercover/ tidak masuk daftar
obat yang ditanggung BPJS maka pasien harus membelinya
sendiri. Terlepas dari itu tentunya BPJS memberikan keringanan
ketika melakukan pengobatan. Demikian informasi prosedur dan
cara berobat menggunakan BPJS di rumah sakit.

3. Alur BPJS

ADMINISTRASI Pasien/keluarga pasien


PENDAFTARAN
BPJS membawa surat pengantar, dan
fotocopy kartu BPJS
B

Di tulis ke dalam buku Register


Surat pengantar, dan fotocopy
(Nama, Medical Record, Status, Umur, Jenis
kartu BPJS di terima oleh
Kelamin, Poliklinik, dan Jenis pemeriksaan) lalu di
petugas Lab
input ke dalam komputer dan dibuatkan kwitansi

Kertas pengantar dan SEP Sampel yang telah


dibawa ke tempat pengambilan diambil dibawa ke ruang
sampel untuk diambil darah pemeriksaan

Setelah itu di paraf dan Jika hasil telah selesai


di Stampel lalu di di ketik ke dalam
berikan pada pasien komputer lalu di print
S M K A N K E S D I T K E S A D | 19

4. Alur pasien umum


Pasien/keluarga
Pasien datang ke membawa surat
PENDAFTARAN
poliklinik pengantar ke
PENDAFTARAN Laboratorium

Surat diterima oleh


Surat pengantar dan petugas lab dan
Berikan kwitansi
kwitansi di bawa ke meja pasien dibuatkan
kepada pasien
sampling, lalu ambil kwitansi
untuk melunasi
darah pasien
pembayaran di kasir

Darah diperiksa Setelah pemeriksaan Minta kwitansi yang telah


dalam selesai, hasil diketik di lunasi , kemudian
Laboratorium lalu diprint berikan hasil kepada
pasien

5. Alur URIKKES

Di arahkan untuk dating Sampel urine dan


Pasien datang ke ke Laboratorium dengan darah pasien diambil
Medical Check-Up diberikan Blanko oleh petugas
pemeriksaan

Setelah sampel selesai di periksa, hasil diketik lalu di print dan Kemudian sampel
di simpan dalam tempat khusus urikkes kemudian akan dibawa ke ruang
diambil oleh petugas urikkes. pemeriksaan

*Jika hasil atau kwitansi ditulis secara manual, maka harus di salin sebagai arsip
S M K A N K E S D I T K E S A D | 20

C. Hal penting Laboratorium

1. SIM RS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)


SIM RS atau Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
adalah sebuah Sistem Informasi Terpadu yang digunakan untuk
melaksanakan segala bentuk kegiatan maupun transaksi yang
terjadi di Rumah Sakit untuk meningkatkan kualitas Pelayanan dan
memudahkan Manajemen Rumah Sakit dalam berbagai rutinitas
transaksi yang dilaksanakan.
SIM RS diajukan untuk dapat diaplikasikan dan memenuhi
kebutuhan Rumah Sakit yang dirancang berdasarkan System
Framework Standard dibanyak perusahaan / organisasi
International. Dengan pengalaman yang kami miliki diharapkan
dapat memberikan solusi sesuai harapan Rumah Sakit.

a. Keunggulan SIMRS :
1) Berbasis Web
2) Multi Platform
3) Multi Device Support
4) Software Pendukung Open Source
5) Pengembangan Berbasis Modular
6) Mudah diintegrasikan
7) Mudah Dikembangkan
8) High Fidelity and User Friendly
9) Maksimal dalam Interoperabilitas
10) Desain keamanan yang tinggi
11) Multi User
b. Kelebihan SIM RS :
SIM RS dirancang dan dikembangkan berdasarkan
pedoman umum yang berlaku di lingkungan Rumah Sakit di
Indonesia. Penggunaan data dapat dilakukan secara Real-
Time. Sistem Kodefikasi data medik menggunakan Standard
ICD-10. Pengembangan berdasarkan modular untuk
memaksimalkan pencegahan adanya duplikasi data. Realtime
Akses terhadap fitur dan fasilitas sesuai dengan hak akses
yang dimiliki. Mendukung Sistem Multi Tarif yang
dikelompokkan berdasarkan jenis atau kategori pelanggan.
Advanced Search untuk melakukan pencarian berdasarkan
kriteria yang dibutuhkan. Menerapkan konsep sistem Client-
Server untuk mendukung kemudahan penggunaan,
pemeliharaan, maupun pengembangan SIM RS.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 21

2. Sistem Informasi Teknologi (IT) laboratorium


Sistem adalah sekumpulan dari elemen - elemen yang
saling berinteraksi atau bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah


bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi
pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.

Data adalah kenyataan (fakta) kasar atau gambaran yang


dikumpulkan dari keadaan tertentu.

Sistem informasi adalah suatu cara yang sudah ditentukan


untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi
untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan menguntungkan.

Jadi, sistem informasi laboratorium adalah suatu perangkat


lunak yang menangani penerimaan, pemrosesan dan penyimpanan
informasi yang dihasilkan oleh proses laboratorium medis.

a. Manfaat sistem informasi


1) Menghemat waktu dan biaya
2) Menghindari duplikasi pekerjaan
3) Memperpendek proses
4) Keakuratan data
5) Memudahkan dalam pelaksanaan

b. Gambaran Sistem Informasi


(TEKNOLOGI)

DATA –> INPUT –> PROSES –> OUTPUT –> TUJUAN –> PEMAKAI

(MODEL) (PENGENDALIAN)
S M K A N K E S D I T K E S A D | 22

3. Contoh Sistem Informasi Laboratorium

Alur Pelayanan Rawat Jalan Menggunakan LIS di Lab Klinik

a. Pasien datang dan mengambil antrian


b. Pasien menyerahkan lembar pendaftaran dari dokter perujuk
c. Petugas administrasi mendaftar pemeriksaan pasien
d. Dari LIS tercetak label dan lembar kerja sesuai permintaan
pasien
e. Pasien dipanggil ke bagian sampling dan diambil sampel
sesuai lembar kerja pasien tersebut
f. Sampel yang sudah dilabeli beserta lembar kerja, diolah,
didistribusikan sesuai ruangan pengerjaan (serologi,
hematologi, kimia, urinalis, dsb)
g. Sampel dikerjakan di instrumen oleh analis dengan nomor
dari LIS
h. Setelah sampel selesai diproses maka instrumen akan otomatis
mengirimkan hasil ke komputer
i. Hasil yang sudah terkirim ke komputer harus disetujui untuk
menyatakan hasil tersebut valid atau perlu di-running ulang
j. Setelah semua pemeriksaan disetujui, dokter dapat melakukan
verifikasi pada sampel tersebut dan dicetak sebagai hasil
pemeriksaan yang sudah valid
S M K A N K E S D I T K E S A D | 23

4. Laboratorium rujukan RS.Dr.Sismadi

a. WESTERINDO
Laboratorium bekerja sama denga WESTERINDO untuk
pemeriksaan Patologi Anatomi Klinik hasil operasi dengan
tujuan mengetahui hasil operasi tersebut ganas dan
membahayakan atau tidak bagi pasien.

b. Alur rujukan laboratorium


1) Menentukan kegawatdaruratan penderita
2) Menentukan tempat tujuan rujukan
3) Pemberian informasi kepada pasien dan keluarganya
4) Mengirimkan iformasi pada tempat rujukan yang dituju
5) Persiapan pasien
6) Pengiriman pasien
7) Tindak lanjut paisen

c. Alur pembuatan MOU (Morandum Of Understanding)


1) Insitusi atau perusahaan luar mengajukan surat kerja
sama. akan dipelajari insitusi kita apabila proses setuju
dibuatlah MOU.
2) Proses didalamnya atau internalnya dibuat disposisi dari
unit terkait.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 24

5. Perbedaan kalibrator dan control untuk pemeriksaan


laboratorium

a. Bahan kalibrasi atau kalibrator merupakan bahan standar yang


diketahui pasti kadar ukurannya, diperlakukan untuk
mencapai hasil pemeriksaan yang akurat.
b. Bahan kontrol adalah bahan yang independen dari kalibrator
yang digunakan untuk memantau akurasi dan presisi
pemeriksaan sehari-hari. Kalibrasi adalah upaya untuk
menjamin ketepatan/ memperkecil bias hasil pengukuran alat
atau sistem analitik.
c. Verifikasi kalibrasi adalah pengujian dengan bahan yang
sudah diketahui kadarnya untuk menilai kalibrasi.
d. Kalibrasi dan verifikasi kalibrasi mempunyai dasar peraturan
dan termasuk dalam penilaian mutu dalam akreditasi
laboratorium.
e. Kalibrasi adalah upaya untuk menjamin ketepatan/
memperkecil bias hasil pengukuran alat atau sistem analitik.
f. Verifikasi kalibrasi adalah pengujian dengan bahan yang
sudah diketahui kadarnya untuk menilai kalibrasi.
g. Kalibrasi dan verifikasi kalibrasi mempunyai dasar peraturan
dan termasuk dalam penilaian mutu dalam akreditasi
laboratorium. Baik kalibrasi dan verifikasi kalibrasi harus
dilaksanakan mengikuti petunjuk yang benar dan
terdokumentasi.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 25

6. Respond time Laboratorium


Respond time adalah waktu tunggu dari mulai pasien administrasi
hingga pengeluaran hasil, setiap tahap harus dilakukan sesuai
dengan SOP yang berlaku, terdiri dari :

a. Registrasi
Pengecekan data-data kelengkapan pasien. Jika Pasien
unum buatkan kwitansi harga yang sesuai dengan
pemeriksaan permintaan dokter.
b. Pengambilan sample
Blanko pasien dibawa ke ruang sampling, panggil pasien
untuk memasuki ruangan sampling, lalu analis melakukan
pengambilan sample lakukan dengan komunikasi dengan
ramah agar pasien tenang. Sebelum pengambilan sample
pastikan terlebih dahulu bahwa nama, unur, dan jenis
pemeriksaan benar, sesuai permintaan dokter.
c. Pengerjaan sample
Sample yang sudah diambil dibawa kedalam ruang
pemeriksaan, lakukan pemeriksaan yang sesuai dengan
permintaan dokter. Ruang pemeriksaan terdiri dari
pemeriksaan Hematologi, Kimia darah, Urinalisa,
MIkrobiologi, Feaces, Serologi. Setelah hasil pemeriksaan
selesai salin hasil ke dalam buku arsip laboratorium,
penyalinan hasil dilakukan sebagai arsip laboratorium apabila
hasil yang sudah diberikan kepada pasien hilang
d. Tanda tangan penanggung jawab
e. Stempel
f. Berikan hasil kepada pasien
S M K A N K E S D I T K E S A D | 26

7. Alat Pelindung Diri untuk analis


Adapun jenis - jenis Alat Pelindung diri yang digunakan yaitu :
a. Alat pelindung kepala

1) Topi pengaman ( safety helmet ),


untuk melindungi kepala dari
benturan atau pukulan benda – benda.
2) Topi / Tudung, untuk melindungi
kepala dari api, uap, debu, kondisi
iklim yang buruk.
3) Tutup kepala, untuk melindungi
kebersihan kepala dan rambut
gambar 16.1

b. Alat perlindungan pernafasan

1) Respirator yang sifatnya


memurnikan udara
2) Respirator yang dihubungkan
dengan supply udara bersih
3) Respirator dengan supply
oksigen

Gambar 16.2
S M K A N K E S D I T K E S A D | 27

c. Pakaian kerja
Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber –
sumber bahaya tertentu seperti :

1) Terhadap radiasi panas


2) Terhadap radiasi mengion
3) Terhadap cairan dan bahan – bahan
kimia

Gambar 16.3
Pakaian pelindung dipakai pada tempat kerja tertentu misalnya
Apron (penutup / menahan radiasi), yang berfungsi untuk menutupi
sebagian atau seluruh badan dari panas, percikan api, pada suhu dingin,
cairan kimia, oli, dari gas berbahaya atau beracun, serta dari sinar radiasi.

d. Sarung Tangan

Fungsinya melindungi tangan dan jari – jari


dari api, panas, dingin, radiasi, listrik, bahan
kimia, benturan dan pukulan, lecet dan
infeksi.

Gambar 16.4
S M K A N K E S D I T K E S A D | 28

8. Alat – alat laboratorium

a. Mikroskop f. PC pengatur alat kimia

Gambar 17.1 Gambar 17.5

b. Centrifuge g. LED Westergreen

Gambar 17.2 Gambar 17.6

c. Rotator h. kulkas menaruh


reagen dan sampel

Gambar 17.3 Gambar 17.7

d. Alat RIK Kimia i. Alat hematologi

Gambar 17.4 Gambar 17.8


S M K A N K E S D I T K E S A D | 29

9. Pemeriksaan dalam Laboratorium

a. Pemeriksaan Hematologi.

1) Macam macam warna tabung penampung darah

No Warna tutup Keterangan


Tabung
Merah  
Tindakan : Darah Beku, dan serum dipisahkan oleh
sentrifius
 Digunakan untuk pemeriksaan : Kimia, Imunologi dan
Serologi, Bank Darah (crossmatch)
Hijau terang  
Zat Additive : Plasma Separating Tube (PST) dengan
heparin Lithium
 Tindakan : Anticoagulates dengan heparin lithium; Plasma
dipisahkan dengan gel PST di bagian bawah tabung
 Digunakan untuk pemeriksaan : Kimia
Ungu  
Zat Additive : EDTA
 Digunakan untuk pemeriksaan : Hematologi (CBC) dan
Bank Darah (crossmatch); requires full draw - invert 8
times untuk mencegah penggumpalan dan pembekuan
darah.
Biru terang  
Zat Additive : Natrium sitrat
 Digunakan untuk pemeriksaan : Tes koagulasi (protime
dan waktu protrombin), full draw required

Hijau  
Zat Additive : Sodium heparin atau heparin lithium
 Digunakan untuk pemeriksaan : Untuk tingkat lithium,
menggunakan heparin natrium
Untuk level amonia, menggunakan heparin natrium atau
lithium

Tabel 3.0
S M K A N K E S D I T K E S A D | 30

2) Pengambilan Darah Vena dengan spuit

Gambar 18.0
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan
pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).

 Alat & Bahan :


 Spuit
 Tali pembendung
 Sarung tangan
 Kapas alkohol 70%
 Plester
 Tabung darah

 Tahapan Pengambilan :
 Alat-alat yang diperlukan disiapkan diatas meja.
 Tempat penusukan didesinfeksi dengan Alkohol
70 %
 Tourniquet dipasang pada lengan atas (bagian
proximal lengan) 6 – 7 cm dari lipatan tangan.
 Dengan lubang jarum menghadap keatas, kulit
ditusuk dengan sudut 45o – 60o
 Holder ditarik perlahan-lahan sampai volume
darah yang diinginkan.
 Torniquet dilepas, kapas diletakkan diatas jarum
dan ditekan sedikit dengan jari kiri, lalu jarum
ditarik.
 Jarum ditutup lalu dilepaskan dari sempritnya,
darah dimasukkan kedalam botol atau tabung
penampung melalui dinding secara perlahan.
Bila menggunakan anticoagulant, segera
perlahan-lahan dicampur.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 31

3) Phlebotomi darah arteri

Gambar 19.0

Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah


pergelangan tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri
brachialis di daerah lengan atau arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan
darah harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga terlatih.
Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas
darah.
 Prosedur
 Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan
dimana akan dilakukan sampling.
 Pilih bagian arteri radialis.
 Pasang tali pembendung (tourniquet) jika
diperlukan.
 Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan
untuk memastikan letak arteri.
 Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas
alkohol 70%, biarkan kering. Kulit yang telah
dibersihkan jangan dipegang lagi.
 Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan
dua jari tangan lalu tusukkan jarum di samping
bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak
atau agak miring. Jika tusukan berhasil darah
terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak
ke atas.
 Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki,
lepaskan/tarik jarum dan segera letakkan kapas
pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat
selama ±2 menit. Pasang plester pada bagian ini
selama ±15 menit.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 32

4) Phlebotomi darah kapiler

Gambar 20.0

Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang


berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit.
 Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah
kapiler adalah :
 Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun
telinga
 Untukanakkecildanbayidiambil di tumit
(heelstick) pada 1/3 bagiantepitelapak kaki
atau pada ibu jari kaki.
 Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan
adanya gangguan peredaran, seperti
vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh
radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis
setempat.

 Perangkat fingerstick digunakan untuk menusuk


kulit pada ujung jari yang bertujuan mendapatkan
spesimen darah dalam jumlah yang sedikit, kurang
dari 0,5ml. Darah yang didapat biasanya digunakan
untuk pengujian glukosa darah,hemoglobin, dan
komponen darah lainnya. Instrument ini dilengkapi
dengan lancetkecil bermata pisau atau jarum.
Beberapa perangkat fingerstick dirancang untuk
disposable atau sekali pakai, namun kini ada
beberapa yang merancang fingerstick dapat dipakai
ulang atau lebih dari sekali.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 33

 Kriteria umum pemilihan bagian kulit untuk


pengambilan darah kapiler :
 Hangat
 Berwarna merah jambu
 Bebas dari guratan kasar, luka, memar atau
ruam kulit.

 Lokasi pengambilan darah kapiler dengan


menggunakan finger stick dilakukan padaujunga
jari ( distal phalanx ) :
 Jari tengah atau jari manis dari tangan yang
tidakdominan
 Pengambilan dilakukan di bagian tengah yang
berdaging
 Jangan menusuk pada bagian tepi atau terlalu
ujung karena rasa nyeri sedikit berkurang.
 Jangan menusuk paralel dengan guratan sidik
jari karena dapat menyebabkan darah mengalir
ke bawah jari dan sulit ditampung.
 Jangan menusuk jari telunjuk karena lebih
keras
 Jangan menusuk jari kelingking karena lebih
tipis.

 Pengambilan darah kapiler tidak boleh dilakukan


pada:
 Daerah bekas luka
 Oedema
 Keradangan
 Dermatitis
 Cyanosis atau pucat.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 34

 Teknik pangambilan darah kapiler.


 Bagian kulit yang akan ditusuk
harus didesinfeksi terlebih dahulu dengan
alkohol 70% atau povidine iodine kemudian
dikeringkan dengan kapas yang
steril.(Povidone Iodone tidak boleh digunakan
pada tes : bilirubin, K, fosfor,dan asam urat).
 Kulit setempat ditegangkan dengan
memijatnya antara dua jari.
 Lakukan penusukan dengan gerakan yang
cepat dengan memakai lancet steril. Tusukan
dilakukan dengan arah tegak lurus pada garis
sidik jari.
 Tetesan darah yang pertama kali keluar
dihapus dengan menggunakan kapas streril
dan tetasan beerikutnya baru boleh digunakan
untuk pemeriksaan.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 35

5) Pemeriksaan Cloting Time (CT)


 Alat dan Bahan :
 Tabung reaksi d= 7-8 mm/tabung beku
 Stopwatch
 Spuit
 Kapas alcohol 70%.
 Prinsip :
Diambil darah vena dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi, kemudian dibiarkan membeku.
Selang waktu dari saat pengambilan darah sampai
saat darah membeku dicatat sebagai masa
pembekuan.
 Prosedur :
 Sediakan tabung beku pada rak
 Tangan diluruskan dan tidak boleh bengkok
dan lengan dikepalkan.
 Tangan pasien dibersihkan dengan kapas
alcohol 70 %
 Ambil darah vena. Tuangkan sebanyak 1
µl darah ke dalam tabung beku (segera jalankan
stopwatch pada saat darah tampak dalam
jarum dan lakukan dengan cepat).
 Setelah 3 menit, mulailah mengamati
tabung,Angkat keluar tabung secara tegak lurus
lalu miringkan,Perhatikan darah, masih
bergerak atau diam,Lakukan hal ini pada setiap
tabung selang waktu 30 detik sampai terlihat
darah dalam tabung tidak lagi bergerak (sudah
membeku)
 Catat hasil pengamatan.

Gambar 21.0
S M K A N K E S D I T K E S A D | 36

6) Pemeriksaan Bleeding Time (BT)


 Metode : Duke
 Alat : Hemolet/Lanset, Stop
watch, Kapas/Tissu,dan Alkohol 70%,
 Prinsip :
Dibuat luka standar pada daun telinga dan dicatat lama
waktu pendarahan. Bleeding Time dilakukan untuk
menilai factor-faktor hemostatis yang letakknya
extravaskuler dimana keadaan dinding kapiler dan jumlah
trombosit juga berpengaruh.
 Prosedur
 Cuping telinga dibersihkan dengan kapas alkohol
 Tusuk dengan hemolet/lanset (sedalam 2 mm),
hitung waktu bersamaan dengan keluarnya
darah dari kulit
 Sentuhlah darah yang menetes dengan
kapas/tissu. Selanjutnya selang 30 detik
sentuhkan kertas saring/tissu pada darah yang
menetes. Hati-hati jangan sampai terkena kulit.
 Pada saat tidak ada lagi darah yang menetes,
hentikan menghitung
 Catat masa pendarahan, yaitu masa dari saat
keluarnya darah sampai berhentinya pendarahan

Gambar 22.0
S M K A N K E S D I T K E S A D | 37

7) Langkah pemeriksaan hematologi dengan hematology


analyzer automatic

Gambar 23.0
Hematology Analyzer adalah suatu alat yang biasa digunakan oleh seorang
analisis kesehatan untuk mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasa
digunakan dalam bidang kesehatan atau kedokteran. Hematology Analyzer
mampu membantu mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti
kanker, diabetes, dll.

Hematology Analyzer digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara


mengukur serta menghitung sel darah dengan cara otomatis berdasarkan
impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilalui.
Hematology Analyzer juga biasa digunakan untuk pemeriksaan hematologi
rutin yang meliputi hitung sel leukosit, hitung jumlah sel trombosit dan
pemeriksaan hemoglobin.

Cara kerja dari hematology analyzer itu sendiri yaitu sampel darah di cuci
selama 200 kali lalu dicampur dengan hemolizying kemudian akan dihitung
Hemoglobin (HB) dan White Blood Cell (WBC)nya, kemudian untuk
penghitungan Red Blood Cell (RBC) dan platelet darah akan dicuci selama
200 kali dan kemudian semua data diolah di mikroprosesor yang kemudian
akan ditampilkan dalam monitor atau display.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 38

 Cara pengoprasian
 Cek reagent masih cukup atau tidak
Cek tubing reagent ada gelembung atau tidak
Kosongkan botol pembuangan
 Hidupkan alat
Tekan power ON switch pada bagian belangan alat,
kemudian alat akan melakukan inisialisasi
kemudian
tunggu hingga selesai
 Cek background
Hasil background harus sesuai dengan nilai berikut
:
- WBC ≤ 0,3 x 109/L
- RBC ≤ 0,03 x 1012/L
- HGB ≤ 0,1 g/dL
- PLT ≤ 10 x 109/L
Kalau background tidak masuk range maka dapat
dilakukan start up ulang
 Sample Whole Blood
Cara menjalankan tekan Menu pilih Sample
Mode pilih Whole Blood kemudian Enter tekan
Menu pilih Count
 Sample predilute
- cara menjalankannya, tekan Menu pilih
Sample Mode pilih Prediluted kemudian Enter
tekan Menu pilih Count
- cara melakukan predilute tekan Diluent kemudian
tabung siapkan dibawah probe kemudian tekan
Aspirated kemudian diluent akan keluar dari probe
0,7ml kemudian masukan darah 20𝝁𝒍 kemudian
dikosok lalu jalankan
 Mematikan alat
 Cara mematikan alat tekan Menu pilih Shutdown
kemudian Enter (gunakan E-Z cleanser untuk
shutdown) kemudian tekan Aspirate
 Cara kerja pemeriksaan
 Homogenkan sample darah EDTA ±8 kali dengan
membentuk angka 8
 Setelah homogen masukan tabung kedalam jarum lalu
tekan tombol yang berwarna start yang berwarna biru
 Tunggu darah disihap oleh jarum,lalu baca dan print
S M K A N K E S D I T K E S A D | 39

8) Nilai normal Laboratorium Pemeriksaan Hematologi


RS.Dr.Sismadi

Pemeriksaan Nilai normal Satuan

 Leukosit 5000 - 11000 /Ul


 Eritrosit (L) 4.5 - 5.5 /Ul
(P) 4.5
 Hemoglobin (L) 13.0 – 17.0 g/dL
(P) 11.0 – 13.0
 Hematokrit (L) 40 – 48 %
(P) 35 – 47
 Trombosit 150.000 – 440.000 /Ul
 LED (L) <10 Mm/jam
Westergreen (P) <20
 BT 1–6 Menit
 CT 6 - 14 Menit
HJL
 Basofil 0–1 %
 Eosinofil 1–3 %
 N.Batang 1–5 %
 N.Segmen 50 – 75 %
 Limposit 20 – 40 %
 Monosit 2–6 %
Tabel 4,0
S M K A N K E S D I T K E S A D | 40

b. Pemeriksaan Mikrobiologi
1) Pemeriksaan BTA Metode ZIEHL NEELSEN
 APD khusus untuk pemeriksaan BTA (Basil Tahan
Asam)
 Jas Laboratorium
 Masker
 Sarung tangan
 Alat dan Bahan :
 Object glass
 Carbol fuchsin 0,3%
 Alkohol asam 3% (Alkohol + konsentrasi HCl
3%)
 Methylen-blue 0,3%
 Air
 Ose
 Lampu bunsen/spiritus
 Cara Membuat Sediaan :
 Bersihkan objek gelas, beri label
 Sterilkan ose, dinginkan
 Ambil 1 ose sputum yang kental (hijau kuning)
letakkan diatas objek gelas, ratakan.
 Sediaan biarkan kering pada suhu kamar.
 Setelah kering fiksasi denga melewatkkan diatas
nyala api sebanyak 3 x, sediaan siap untuk
diwarnai.
 Cara Pewarnaan ZN :
 Sediaan dituangi Carbol Fuchsin sampai penuh
 Panaskan selama 3-5 menit, jangan sampai
mendidih
 Biarkan dingin selama 5 menit, cuci dengan air
 Dekolorisasi dengan alkohol asam 10-30 detik,
cuci dengan air.
 Tuangi dengan methylen blue selama 20-30
detik, cuci dengan air.

Gambar 24.1 Gambar 24.2


S M K A N K E S D I T K E S A D | 41

c. Pemeriksaan Serologi

1) Pemeriksaan Golongan darah metode (Forward Grouping)


 Prinsip : Reaksi hemagluinasi antara aglutinogen
yang terdapat di permukaan eritrosit dengan agglutinin
dalam antisera yang homolog
 Alat – alat :
 Autoclik
 Lancet
 Slide
 Bahan – bahan :
 Reagen Anti A
 Reagen Anti B
 Kapas alcohol
 Cara kerja
 Bersihkan daerah jari yang ingin ditusuk dengan
kapas alkohol.
 Darah kapiler diambil dari jari pasien dengan
menggunakan autoclik.
 Darah pertama dibersihkan dan darah selanjutnya
digunakan untuk pemeriksaan.
 Darah diletakkan pada objek gelas pada bagian kiri
dan kanan.
 Teteskan darah yang kiri dengan reagen Anti A dan
darah yang sebelah kanan diteteskan reagen anti B.
 Homogenkan.
 Dilihat adanya aglutinasi pada kedua tetesan
tersebut dan dicatat hasilnya.

 Interprestasi Hasil

Keterangan :
 Golongan darah A : terdapat aglutinasi
pada tetesan darah yang diberi reagen
anti A.
 Golongan darah B : terdapat aglutinasi
pada tetesan darah yang diberi reagen
anti B.
 Golongan darah AB : terdapat
aglutinasi pada tetesan kedua darah
tersebut.
Gambar 25.0  Golongan darah O : tidak ada
aglutinasi pada kedua tetesan darah
tersebut.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 42

2) Cara pemeriksaan HCG


 Tujuan :
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hormone HCG
( Human Chorionic Gonadtropine) dalam tubuh.
 Metode : Strip
 Prinsip :
Terjadi reaksi immunologi secara kimiawi antara
hormon HCG dalam urin (antigen) dengan antibody
pada test pack.
 Alat dan bahan :
 Urin Ibu Hamil (Sampel A)
 Test Pack
 Cara Kerja :
 Masukkan urin ke dalam tabung
 Kemudian masukkan test pack ke dalam tabung
yang berisi urin sampai batas maksimal yang
tertera di test pack selama 3 menit
 Kemudian lihat perubahan warna garis yang
terjadi pada test pack.
 Interpretasi Hasil
 Positif (+) ditandai dengan munculnya dua garis
dua pada test pack (daerah control dan test)
 Negatif (⎼) jika terdapat satu garis pada daerah
control

Gambar 26.0
S M K A N K E S D I T K E S A D | 43

3) Pemeriksaaan widal metode (aglutinasi)


 Prinsip :
Adanya antibido salmonella thypi dan salmonella
parathypi dalam serum sample akan bereaksi dengan
antigen yang terdapat dalam reagent widal dengan
adanya aglutinasi
 Tujuan :
Untuk mengetahui adanya antibody salmonella
thypi dan salmonella parathypi A,B,C
 Metode : aglutinasi lateks
 Alat :
 Tabung reaksi
 Spuit
 Kapas alkohol
 Slide
 Rotator
 Sentrifuge
 Pipet tetes
 Bahan
 sampel serum
 Reagen :
 antigen O, AO, BO, CO
 antigen H, AH, BH, CH
 Cara Kerja
Kualitatif :
 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Dipipet serum sebanyak 50 ul dan diletakkan pada
slide test.
 Ditambahkan 1 tetes antigen pada slide tersebut.
 Kemudian goyangkan “slide” selama 1 menit.
 Perhatikan adanya reaksi aglutinasi dalam 1 menit.
 Reaksi positif bila terjadi aglutinasi dalam 1 menit.

Gambar 27.1
S M K A N K E S D I T K E S A D | 44

Semi Kuantitatif :
 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Dipipiet masing-masing serum 80 ul, 40 ul, 20 ul,
10 ul dan 5 ul dan diletakkan pada “slide test”.
 Ditambahkan masing-masing 1 tetes suspensi
antigen (misalnya H antigen dari S. typhi) yang
sebelumnya telah dikocok terlebih dahulu
disamping tetesan serum, kemudian diaduk dengan
memakai batang pengaduk (tusuk gigi/lidi) selama
beberapa detik.
 Goyangkan “slide” selama 1 menit dan perhatikan
adanya reaksi aglutinasi dalam 1 menit.
 Perhatikan adanya reaksi aglutinasi yang terjadi.
 Serum 80 ul, 40 ul, 20 ul, 10 ul, dan 5 ul setelah
penambahan 1 tetes antigen sesuai dengan
pengenceran sebanyak 20, 40, 80, 10 dan 320 kali.
 Titer antibodi dilaporkan sesuai dengan
pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan
aglutinasi.
 Interprestasi hasil :
(-) negatif, jika tidak terjadi aglutinasi
(+) positif, jika terjadi aglutinasi

Gambar 27.2
S M K A N K E S D I T K E S A D | 45

4) Cara Pemeriksaan HBSAG


 Prinsip :
Adanya pengikatan antara antigen HBsAG dan antibody anti-
HBs pada daerah test line. Selanjutnya, antibody akan
berkaitan dengan colloidal gold-labeled conjugate kompleks
yang terbentuk akan bergerak pada membrane nitroselulosa
 Tujuan :
Unyuk mendeteksi adanya antigen yang terdapat pada
permukaan Virus Hepatitis B (VHB) didalam serum penderita
 Alat : Strip HBSAG
 Bahan : Serum
 Cara kerja :
 ambilah serum yang sudah diputar pada sentrifuge
 buka kemasan strip HGSAG3. kemudian celupkan pada
serum tersebut
 interprestasi hasil :
 bila terdapat pita merah / pink pada garis control
menandakan reagen masih baik dan pemeriksaan valis
 apabila hanya ada pita merah pada garis c, ini
menandakan bahwa didalam serum pasien tersebut tidak
terdapat anti-HBS(negatif) dan tidak memiliki indikasi
hepatitis B
 apabila terdapat pita merah pada garis control dan test, ini
menandakan didalam serum pasien tersebut terdapat anti
HBS(positif) dan memiliki indikasi hepatitis B

Gambar 28.0
S M K A N K E S D I T K E S A D | 46

d. Pemeriksaan Kimia Klinik


1) Pemeriksaan gula darah rapid
Guna memastikan ambang normal kadar gula tubuh ternyata bisa dikerjakan
sendiri memakai alat ukur gula darah yang dinamakan glucometer. Tingkatan gula
darah tubuh seseorang akan selalu berubah-ubah setiap waktu, contohnya sesudah
bersantap, kadar gula tubuh akan naik yang tergantung pula dengan menu
makanan yang disantap sebab tiap makanan memiliki kadar glukosa berbeda.
Sehingga disarankan untuk rutin mengerjakan pengukuran gula darah sendiri.
Cara cek gula darah sendiri saat ini mudah sekali dilakukan. Dengan selalu
memonitor konsentrasi glukosa darah maka akan mempertahankan tekanan darah
yang tak meninggi. Hal tersebut penting terutama untuk penderita diabetes.

Gambar 29.0
Konsentrasi gula darah dapat disebut normal bila tak melebihi angka 200mg/dl.
Nilai itu dicek 2 jam sesudah makan. Itu artinya jika dicek sebelum makan
nilainya harus kurang dari 200mg/dl.Sebetulnya mengukur kadar gula darah
mudah saja, seperti
langkah-langkahnya :

 Sediakan peranti yang dibutuhkan yaitu Glucometer, alkohol dan kapas,


jarum tusuk, alat penusuk dan test strip. Jika tak tersedia Glucometer, anda
bisa membelinya di toko peralatan kesehatan ataupun apotek seharga 300
ribuan.
 Cek bahwa tangan Anda bersih, untuk itu cuci tangan anda lebih dulu agar
tak terjadi kontaminasi saat memakai peralatan.
 Sediakan jarum tusuk baru yang steril, selanjutnya tempatkan pada alat
penusuk. Harus diingat bahwa jarum tusuk cuma boleh dipakai satu kali.
Tentukan ujung jari yang mau ditusuk, hendaknya tidak memilih ibu jari
ataupun kelingking. Sebelumnya bersihkan ujung jari memakai kapas yang
dibasahi dengan alkohol demi mengantisipasi terjadinya infeksi. Tusukkan
jarum ke ujung jari, biarkan hingga keluar darah merah di ujung jari. Jika
darah keluar cuma sedikit, tekan perlahan ujung jari agar darah keluar
lebih banyak.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 47

 Tempatkan test strip dalam alat Glucometer. Harus diperhatikan jika test
strip sudah kadaluarsa hendaknya tidak usah dipakai sebab akan memberi
pengaruh pada hasil yang tak tepat. Test strip dibasahi darah Anda tadi di
sisi ujung. Mesti dicermati saat melekatkan ujung test strip jangan
melewati batas yang telah ditentukan pada test strip itu.

 Alat Glucometer akan berfungsi ditandai dengan terlihatnya hitungan


waktu hingga memperlihatkan hasil pengukuran. Sembari menantikan
hasil test, cuci ujung jari menggunakan kapas ber-alkohol.

Hal tersebut termasuk standar medis guna melindungi dari peluang terjadinya
infeksi.

Hasil test akan terlihat yang memperlihatkan angka konsentrasi gula darah yang
terdapat di tubuh Anda. Cocokkan dengan patokan kadar normal. Menggunakan
hasil test tadi Anda bisa mengecek tingkat gula darah dalam tubuh anda, bila
melampaui batas normal sesudah pengukuran kadar gula darah ditempuh, ada
baiknya Anda secepatnya berkonsultasi dengan dokter guna memperoleh
penanganan semestinya.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 48

2) Langkah pemeriksaan kimia klinik dengan kimia analyzer


automatic

Kimia analyzer automatic

Gambar 30.0

Autoanaliser ini digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik, yaitu


mengukur kadar zat-zat yang terkandung dalam darah, contohnya adalah
glukosa, asam urat, SGOT, SGPT, kolesterol, trigliserid, gamma GT,
albumin,dsb.

Prinsip dari alat ini adalah melakukan prosedur pemeriksaan kimia klinik
secara otomatis mulai dari pemipetan sampel, penambahan reagen, inkubasi,
serta pembacaan serapan cahayanya. Kelebihan autoanaliser adalah bahwa
tahapan analitik dapat dilakukan dengan cepat dan bisa digunakan untuk
memeriksa sampel dengan jumlah banyak secara bersamaan.

 Pengoprasian alat :
 Nyalakan alat, tekan tombol ON pada kiri bawah
alat lalu ON pada tombol kanan atas alat
 Nyalakan computer server
 Tekan title BS 380 pada monitor computer
 Masukan password dan username
 Tunggu inkubasi alat selama 25 menit
 Jika proses alat inkubasi sudah selesi, maka pada
layar kiri atas muncul tulisan “idle”
 Cek reagent dengan mengklik reagent dan
inventory reagent
 Jika reagent habis, maka isi reagent tersebut
secukupnya dan inventory
 Cek sample dan reagent probe dengan cara
mengklik “utility” dan pilih “system prime”.
Tunggu sampai proses selesai
S M K A N K E S D I T K E S A D | 49

3) Centrifuge

Gambar 31.0

 Cara kerja alat :


 Persiapkan larutan yang akan dimurnikan atau
dipisahkan
 Sambungkan centrifuge pada aliran arus listrik
 Nyalakan centrifuge
 Buka penutup centrifuge dengan tekan tombol
open.
 Masukan larutan ke dalam gelas tabung
centrifuge. Larutan yang dimasukkan pada setiap
tabung haruslah sama ukurannya
 Masukkan tiap tabung ke dalam lubang
centrifuge. Untuk meletakkan gelas tabung berisi
larutan yang akan dimurnikan, tabung harus
diletakkan secara bersilang berlawanan. Namun
hal ini tidak perlu dilakukan jika semua lubang
pada centrifuge terisi penuh oleh tabung larutan
yang akan dimurnikan.
 Tutup kembali penutup centrifuge
 Set atau atur waktu yang diperlukan dan
tentukan pula kecepatan rotasi putaran (Rpm)
yang diinginkan
 Tekan tombol on untuk memulai memurnikan
larutan
 Setelah pemurnian selesai, tekan tombol open
dan ambil semua larutan dalam tabung yang
telah dimurnikan dengan cara mengambilnya
secara berseling berlawanan pula.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 50

4) URINALISA

Carik Celup

 Metode : makroskopis
 Tujuan : untuk membantu mendiagnosa penakit
infeksi saluran kemih dan ginjal
 Prinsip :perubahan warna karena adanya reaksi
kimia
 Alat :
 Tissu
 Carik celup
 Spesimen :
 Urin segar
 Cara kerja :
 Warna urin diamati pada lapang pandang yang
cerah atau terang
 Lalu strip carik celup dicelupkan pada urin
 Kemudian warna strip diamati dan dibandingkan
dengan strip pembanding
 Interpretasi hasil :
Urin yang normal akan tampak lebih jernih warna
kuning sampai kuning tua. Urin yang keruh terjadi
kristalisasi atau pengendapan karena adanya asam fosfat

Gambar 32.0
S M K A N K E S D I T K E S A D | 51

Sedimen Urin
 Metode : mikroskopik
 Tujuan : Untuk membantu diagnosa penyakit infeksi
saluran kemih dan ginjal
 Prinsip : Urin dimasukan kedalam tabung sentrifus
lalu disentrifus selama 15 menit dengan kecepatan
13000 rpm kemudian endapan diamati dengan
mikroskop dan pembesaran 40X
 Alat dan bahan :
 objek glass
 sentrifus
 deckglass
 tabung sentrifus
 cara kerja :
 spesimen urin yang sudah dihomogenkan
dimasukkan kedalam tabung sentrifus
 kemudian urin di sentrifus selama 15 menit
dengan kecepatan 13000 rpm
 endapan dibuat sediaan pada objek glass yang
ditutup menggunakan deckglass
 dan diamati dengan mikroskop menggunakan
pembesaran 40X
 nilai normal :
Unsur-unsur dalam Nilai + ++ +++ ++++
urin normal

Eritrosit LPK 0-3 4-8 8-30 >30 Penuh


Lekosit LPK 0-4 5-20 20-50 >50 Penuh
Silinder/kristal/LPB 0-1 0-1 1-5 10-30 >30
S M K A N K E S D I T K E S A D | 52

 Jenis sedimen dalam urin


Eritrosit Lekosit

Gambar 33.1 Gambar 33.4

Sel Epitel Crystal Cholesterol

Gambar 33.2 Gambar 33.5

Cystin Amorf

Gambar 33.3 Gambar 33.6


S M K A N K E S D I T K E S A D | 53

Asam Urat Triple Phospat

Gambar 33.7 Gambar 33.11

Ca. Oxalat Bilirubin

Gambar 33.8 Gambar 33.12

Tyrosin Silinder Erirosit

Gambar 33.9 Gambar 33.13

Silinder Leukosit Silinder Hialin

Gambar 33.10 Gambar 33.14


S M K A N K E S D I T K E S A D | 54

Silinder Granula Bakteri

Gambar 33.15 Gambar 33.16


S M K A N K E S D I T K E S A D | 55

5) Pemeriksaan Darah Samar Faeces

 Definisi
Feses adalah sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang kita
makan yang dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna. Jumlah normal
produksi 100 – 200 gram / hari. Terdiri dari air, makanan tidak tercerna,
sel epitel, debris, celulosa, bakteri dan bahan patologis, Jenis makanan
serta gerak peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah maupun
konsistensinya dengan frekuensi defekasi normal 3x per-hari sampai 3x
per-minggu.

 Pemeriksaan
 Indikasi dilakukan pemeriksaan feses
 Adanya diare dan konstipasi
 Adanya darah dalam tinja
 Adanya lendir dalam tinja
 Adanya ikterus
 Adanya gangguan pencernaan
 Kecurigaan penyakit gastrointestinal

 Macam pemeriksaan
i. Makroskopis
Pemeriksaan makroskopik tinja meliputi
pemeriksaan jumlah, warna, bau, darah, lendir dan
parasit. Feses untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal
dari defekasi spontan. Jika pemeriksaan sangat
diperlukan,boleh juga sampel tinja di ambil dengan jari
bersarung dari rectum. Untuk pemeriksaan biasa dipakai
tinja sewaktu, jarang diperlukan tinja 24 jam untuk
pemeriksaan tertentu.
Tinja hendaknya diperiksa dalam keadaan segar, kalau
dibiarkan mungkin sekali unsur - unsur dalam tinja itu
menjadi rusak. Bahan ini harus dianggap bahan yang
mungkin mendatangkan infeksi, berhati-hatilah saat
bekerja.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 56

Dibawah ini merupakan syarat dalam pengumpulan sampel


untuk pemeriksaan feses:
 Wadah sampel bersih, kedap, bebas dari urine
 Harus diperiksa 30 – 40 menit sejak dikeluarkan jika
ada penundaan simpan di almari es
 Untuk mengirim tinja, wadah yang baik ialah yang
terbuat dari kaca atau sari bahan lain yang tidak dapat
ditembus seperti plastic. Kalau konsistensi tinja
keras,dos karton berlapis paraffin juga boleh dipakai.
Wadah harus bermulut lebar
 Oleh karena unsure-unsur patologik biasanya tidak
dapat merata, maka hasil pemeriksaan mikroskopi
tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan
tepat, cukup diberi tanda
(negatif),(+),(++),(+++) saja.

Berikut adalah uraian tentang berbagai macam pemeriksaan


secara makroskopis dengan sampel feses.

 Pemeriksaan Jumlah
Dalam keadaan normal jumlah tinja berkisar antara
100-250gram per hari. Banyaknya tinja dipengaruhi jenis
makanan bila banyak makan sayur jumlah tinja meningkat.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 57

 Pemeriksaan Warna

 Tinja normal kuning coklat dan warna ini dapat


berubah mejadi lebih tua dengan terbentuknya urobilin
lebih banyak. Selain urobilin warna tinja
dipengaruhi oleh berbagai jenis makanan, kelainan
dalam saluran pencernaan dan obat yang dimakan.
Warna kuning juga dapat disebabkan karena susu,
jagung, lemak dan obat santonin.

 Tinja yang berwarna hijau dapat disebabkan oleh


sayuran yang mengandung khlorofil atau pada bayi
yang baru lahir disebabkan oleh biliverdin dan
porphyrin dalam mekonium.

 Warna kelabu mungkin disebabkan karena tidak ada


urobilinogen dalam saluran pencernaan yang didapat
pada ikterus obstruktif, tinja tersebut.
 Tinja yang berwarna merah muda dapat disebabkan
oleh perdarahan yang segar dibagian distal, mungkin
pula oleh makanan seperti bit atau tomat.

 Warna coklat mungkin disebabkan adanya perdarahan


dibagian proksimal saluran pencernaan atau karena
makanan seperti coklat, kopi dan lain-lain. Warna
coklat tua disebabkan urobilin yang berlebihan seperti
pada anemia hemolitik. Sedangkan warna hitam dapat
disebabkan obat yang yang mengandung besi, arang
atau bismuth dan mungkin juga oleh melena.

 Pemeriksaan Bau
Indol, skatol dan asam butirat menyebabkan bau
normal pada tinja. Bau busuk didapatkan jika dalam usus
terjadi pembusukan protein yang tidak dicerna dan
dirombak oleh kuman.Reaksi tinja menjadi lindi oleh
pembusukan semacam itu.
Tinja yang berbau tengik atau asam disebabkan oleh
peragian gula yang tidak dicerna seperti pada diare.
Reaksi tinja pada keadaan itu menjadi asam. Konsumsi
makanan dengan rempah-rempah dapat mengakibatkan
rempah-rempah yang tercerna
menambah bau tinja.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 58

 Pemeriksaan Konsistensi
Tinja normal mempunyai konsistensi agak lunak
dan bebentuk. Pada diare konsistensi menjadi sangat
lunak atau cair, sedangkan sebaliknya tinja yang keras
atau skibala didapatkan pada konstipasi. Peragian
karbohidrat dalam usus menghasilkan tinja yang lunak
dan bercampur gas. Konsistensi tinja berbentuk pita
ditemukan pada penyakit hisprung. feses yang sangat
besar dan berminyak menunjukkan alabsorpsi usus.

 Pemeriksaan Lendir
Dalam keadaan normal didapatkan sedikit sekali
lendir dalam tinja. Terdapatnya lendir yang banyak
berarti ada rangsangan atau radang pada dinding usus.
 Lendir yang terdapat di bagian luar tinja, lokalisasi
iritasi itu mungkin terletak pada usus besar. Sedangkan
bila lendir bercampur baur dengan tinja mungkin
sekali iritasi terjadi pada usus halus.
 Pada disentri, intususepsi dan ileokolitis bisa
didapatk.an lendir saja tanpa tinja
 Lendir transparan yang menempel pada luar feces
diakibatkan spastik kolitis, mucous colitis pada
anxietas.
 Tinja dengan lendir dan bercampur darah terjadi pada
keganasan serta peradangan rektal anal.
 Tinja dengan lendir bercampur nanah dan darah
dikarenakan adanya ulseratif kolitis, disentri basiler,
divertikulitis ulceratif, intestinal tbc.
 Tinja dengan lendir yang sangat banyak dikarenakan
adanya vilous adenoma colon

 Pemeriksaan Darah
Adanya darah dalam tinja dapat berwarna merah
muda,coklat atau hitam. Darah itu mungkin terdapat di
bagian luar tinja atau bercampur baur dengan tinja.
 Pada perdarahan proksimal saluran pencernaan darah
akan bercampur dengan tinja dan warna menjadi
hitam, ini disebut melena seperti pada tukak lambung
atau varices dalam oesophagus.
 Pada perdarahan di bagian distal saluran pencernaan
darah terdapat di bagian luar tinja yang berwarna
merah muda yang dijumpai pada hemoroid atau
karsinoma rektum. Semakin proksimal sumber
perdarahan semakin hitam warnanya
.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 59

 Pemeriksaan Nanah
Pada pemeriksaan feses dapat ditemukan nanah.
Hal ini terdapat pada pada penyakit Kronik ulseratif
Kolon , Fistula colon sigmoid, Lokal abses. Sedangkan
pada penyakit disentri basiler tidak didapatkan nanah
dalam jumlah yang banyak.

 Pemeriksaan adanya sisa makanan


Hampir selalu dapat ditemukan sisa makana yang
tidak tercerna, bukan keberadaannya yang
mengindikasikan kelainan melainkan jumlahnya yang
dalam keadaan tertentu dihubungkan dengan sesuatu hal
yang abnormal.
Sisa makanan itu sebagian berasal dari makanan
daun-daunan dan sebagian lagi makanan berasal dari
hewan, seperti serta otot, serat elastic dan zat-zat lainnya.
Untuk identifikasi lebih lanjut emulsi tinja dicampur
dengan larutan Lugol maka pati (amylum) yang tidak
sempurna dicerna nampak seperti butir-butir biru atau
merah. Penambahan larutan jenuh Sudan III atau Sudan
IV dalam alkohol 70% menjadikan lemak netral terlihat
sebagai tetes-tetes merah atau jingga.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 60

6) Nilai Normal Kimia Klinik

Kimia Darah

Glukosa Sewaktu 70 – 180 Mg/dL


Glukosa puasa 70 – 120 Mg/dL
Glukosa 2 jam pp < 140 Mg/dL
Bilirubin Total <1.0
Bilirubin Direk <0.3
Bilirubin Indirek <0.5
Alkali fosfatase 40 – 190
Gamma GT <281
Protein Total 6.6 – 8.6
Albumin 3.8 – 5.5
Globulin 2.0 – 3.4
Kolinesterase 3 – 11.4
ALT (SGPT) < 31
AST (SGOT) <32
Kolesterol Total <200 Mg/dL
HDL (L) 35 – 55 Mg/dL
(P) 45 - 65
LDL <160 Mg/dL
Trigliserida <150 Mg/dL
Asam urat 3–7 Mg/dL
Ureum 20 – 40
Kreatinin 0.5 – 1.5
URINALISA
Warna kuning
Kejernihan jernih
Berat jenis 1.003 – 1.030
Glukosa -/NEGATIF
Keton -/NEGATIF
Darah Samar -/NEGATIF
Bilirubin -/NEGATIF
Urobilinogen 0.1 – 1
Nitrit -/NEGATIF
PH 4–8
Tabel 5.0
S M K A N K E S D I T K E S A D | 61

BAB V
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Rumah Sakit Dr sismadi merupakan rumah sakit umum
golongan C yang terakreditasi dengan DEPKES RI yang terletak di
wilayah Bogor dengan Motto “BENAR,BAIK,PANTAS“ berusaha
memberikan pelayanan keshatan yang terbaik untuk masyarakat
umum yang membutuhkan
Laboratorium RS.DR SISMADI melayani pemeriksaan
Darah Rutin, pemeriksaan Darah Lengkap, pemeriksaan Urin
Lengkap, pemeriksaan Faeces, pemeriksaan HBsAg, pemeriksaan
Golongan Darah, pemeriksaan Widal, pemeriksaan BTA,
pemeriksaan HCG, , pemerksaan Kimia Darah, dsbg.
Laboratorium RS.DR SISMADI bekerja sama dengan
WESTERINDO untuk pemeriksaan yang tidak ada di laboratorium
RS DR SISMADI seperti pemeriksaan Patologi Klinik dll
Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan ini, kami
dapat mengetahui gambaran bagaimana melayani masyarakat
dengan keahlian yang kami punya sebagai Analis. Dengan ilmu
yang diberikan dari para pembimbing pula dapat menambah
wawasan bagi kami.

B. SARAN
Menurut kami Laboratorium RS DR SISMADI perlu melengkapi
pemeriksaan-pemeriksaan yang tidak ada agar ke depannya supaya
lebih maju.
S M K A N K E S D I T K E S A D | 62

DAFTAR PUSTAKA

a. (http://analis-kesehatan-
yogyakarta.blogspot.co.id/2013/12/mekanisme-
phlebotomy.html)
b. https://dediirawandi.files.wordpress.com/2014/08/sop-
pengambilan-darah-vena.pdf
c. http://labkesehatan.blogspot.co.id/2009/12/phlebotomy.
html
d. http://praktekanalislab.blogspot.co.id/2013/05/pengam
bilan-darah-vena.html
e. http://handvy.blogspot.co.id/2011/04/pengambilan-
darah-vena-dengan-tabung.html
f. http://imadanalis.blogspot.co.id/2012/03/macam-
macam-tabung-phlebotomi.html
g. http://weareanalyst.blogspot.co.id/2013/06/pengambila
n-darah-kapiler.html
h. http://iyayaciemy.blogspot.co.id/2016/01/cara-
pewarnaan-gram.html
i. http://mediblock.blogspot.co.id/2012/10/pratktikum-
mikrobiologi-1-pewarnaan.html
j. http://www.atlm.web.id/2013/04/pembuatan-dan-
pewarnaan-sediaan-apus.html
k. http://sharing-
analiskesehatan.blogspot.co.id/2013/06/pemeriksaan-
golongan-darah.html
l. https://www.google.com/search?q=gambar+bakteri+B
TA&client=opera&hs=hYw&source=lnms&tbm=isch
&sa=X&ved=0ahUKEwi6vbCV-
JzVAhXMpI8KHTojAHoQ_AUICigB&biw=1366&bih=
658#imgrc=uFT0nkM_jFeCoM(https://id.m.wikipedia.or
g/wiki/Malaria).
m. http://ndarujati7.blogspot.com/2014/05/cara-
mengitung-kepadatan-parasit-malaria.html?m=1.
n. http://medicalmagical.blogspot.co.id/2013/04/pemeriksaan-
jamur-mycologi.html
o. http://cekdaftar.blogspot.com/2014/08/prosedur-cara-cek-
gula-darah-sendiri.html

Anda mungkin juga menyukai