Anda di halaman 1dari 1

DARIN SHAFA PUTRI (C-3/ 10)

PENYELESAIAN MASALAH
POITIK MASA PRESIDEN BJ
HABIBIE

PEMI LI HAN PEMULI HAN KRI SI S EKONOMI


UMUM TAHUN
Untuk mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun
1999
1997. Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J.
Presiden Habibie kemudian
Habibie membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi
menetapkan tanggal 7 Juni
Pembangunan. Yang dilakukan oleh pemerintahan Habibie untuk meperbaiki
1999 sebagai waktu
pelaksanaan pemilu. Pemilu perekonomian Indonesia diantaranya :
dilaksanakan diikuti oleh 48 Merekapitulasi perbankan
partai politik. DPR berhasil Merekonstruksi perekonomian Indonesia
menetapkan tiga undang- Melikuidasi beberapa bank bermasalah
undang politik baru yang Manaikan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat hingga di bawah
disahkan pada tanggal 1 Rp.10.000,-
Februari 1999 dan Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF
ditandatangani oleh Presiden
Habibie. Ketiga udang-udang
itu antara lain:
(1)  UU No. 2 tahun 1999 MASALAH
tentang Partai Politik DWI FUNGSI ABRI
(2)  UU No. 3 tahun 1999
Setelah reformasi dilaksanakan, peran ABRI di Perwakilan Rakyat DPR mulai dikurangi
tentang Pemilu
secara bertahap yaitu dari 75 orang menjadi 38 orang. Langkah lain yang di
(3)  UU No. 4 tahun 1999
tempuh adalah ABRI semula terdiri dari empat angkatan yaitu Angkatan Darat,
tentang Susduk DPR/MPR
Laut, dan Udara serta Kepolisian RI, namun mulai tanggal 5 Mei 1999 Polri
memisahkan diri dari ABRI dan kemudian berganti nama menjadi Kepolisian Negara.
Istilah ABRI pun berubah menjadi TNI yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara.

REFORMASI
BI DANG
HUKUM KEBEBASAN MENYAMPAI KAN
Selama pemerintahan Orde PENDAPAT
Baru, karakter hukum Pada masa pemerintahan Habibie, orang bebas mengemukakan pendapatnya di muka
cenderung bersifat konservatif, umum. Presiden Habibie memberikan ruang bagi siapa saja yang ingin menyampaikan
ortodoks maupun elitis. pendapat, baik dalam bentuk rapat-rapat umum maupun unjuk rasa atau
Sedangkan hukum ortodoks demontrasi. Untuk menjamin kepastian hukum bagi para pengunjuk rasa,
lebih tertutup terhadap pemerintahan bersama (DPR) berhasil merampungkan perundang-undangan yang
kelompok-kelompok sosial mengatur tentang unjuk rasa atau demonstrasi. adalah UU No. 9 tahun 1998 tentang
maupun individu didalam Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
masyarakat.

SI DANG I STI MEWA MPR


KEBI JAKAN
TI MOR-TI MUR Sidang Istimewa yang dilaksanakan antara tanggal 10 – 13 Nopember 1998 diharapkan
MPR benar-benar menyurahkan aspirasi masyarakat dengan perdebatan yang lebih
Kejadian penting pada masa
segar, lebih terbuka dan dapat menampung, aspirasi dari berbagai kalangan
pemerintahan Habibie adalah
masyarakat.Hasil dari Sidang Istimewa MPR itu memutuskan 12 Ketetapandan ada 4
keputusannya mengizikan
ketetapan yang mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi yaitu:
timor-timur untuk mengadakan
(1)  Tap No. VIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentang
referendum yang berakhir
Referendum.
dengan perpisahannya wilayah
(2) Tap No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. II/MPR/1978 tentang
tersebut dari Indonesia pada
Pancasila Sebagai Asas Tunggal.
oktober 1999.Tanggal 20 Mei (3)  Tap No. XII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. V/MPR/1998 tentang Presiden
2002, Timor Timur resmi diakui Mendapat Mandat dari MPR untuk Memiliki Hak-Hak dan Kebijakan di Luar Batas
kemerdekaannya secara Perundang-undangan.
internasional. Timor Timur (4)  Tap No. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil
menjadi sebuah negara dengan Presiden Maksimal Hanya Dua Kali Periode.
nama "Republik Demokratik
Timor Leste".

Anda mungkin juga menyukai