Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG

TERHADAP KEMACETAN LALU LINTAS


(Studi pada Dinas Perhubungan Kota Malang)

Natalia Niken Ekawati, Mochammad Saleh Soeaidy, Heru Ribawanto


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: ataliaken@gmail.com

Abstract: Study of The Malang City Development Impact toward Traffic Jam (Study of
Transportation Agency of Malang City ). On the development, the city is strategic location for the
creation of growth rate resident. One of them is that happened in Malang City. A lot of society
come to Malang City, with reason about shopping, school, and work. So that the government keep
develop their area. But, uncertainly, the development make a problem public. Example: traffic
jam. The main cause traffic jam in Malang City is roadway capacities which is incommensurate to
make-up of amount motorcycle. Even though, the development make a rise pull. So that, the
government have made a transport policy by three strategy. It is a strategy of traffic management,
strategy of road network development, and strategy of public transportation.

Keywords: development, impact, traffic jam, transportation policy

Abstrak: Kajian Dampak Pengembangan Pembangunan Kota Malang terhadap Kemacetan


Lalu Lintas (Studi pada Dinas Perhubungan Kota Malang). Dalam proses pembangunan, kota
merupakan lokasi strategis untuk terciptanya laju pertumbuhan penduduk. Salah satunya seperti
yang terjadi di Kota Malang. Banyak masyarakat datang ke Malang, dengan alasan untuk belanja,
sekolah, dan bekerja. Sehingga pemerintah tetap mengembangkan wilayahnya. Tetapi, tanpa
disadari, pembangunan menimbulkan masalah publik. Contoh: kemacetan lalu lintas. Penyebab
utama kemacetan lalu lintas di Kota Malang adalah kapasitas jalan raya tidak seimbang dengan
peningkatan jumlah kendaraan. Selain itu, bangunan yang menimbulkan bangkitan tarikan. Oleh
karena itu, pemerintah membuat kebijakan transportasi yang diwujudkan dengan tiga strategi,
yaitu: strategi manajemen lalu lintas, strategi pengembangan jaringan jalan, dan strategi angkutan
umum.

Kata kunci: pembangunan, dampak, kemacetan lalu lintas, kebijakan transportasi

Pendahuluan Susantono (2009, h.108-109) masyarakat lebih


Saat ini pembangunan sudah menjadi memilih kendaraan pribadi karena masalah
perhatian utama pemerintah di setiap wilayah. fleksibilitas, lebih murah, aspek keterjangkau-an,
Dalam prosesnya, kota menjadi lokasi strategis dan bisa ‘mejeng’. Tetapi mereka tidak me-
karena memiliki daya tarik bagi penduduk dari mikirkan dampak yang terjadi di Kota Malang,
luar kota. Menurut Adisasmita (2013, h.4) yaitu kemacetan lalu lintas. Buktinya, berdasar-
akibatnya arus urbanisasi dari daerah pedesaan kan Kota Malang dalam Angka 2011, tercatat
ke kota menunjukkan pertumbuhan yang cukup pada tahun 2010 jumlah kendaraan bermotor
tinggi. Contohnya di Kota Malang, tahun 2010 untuk jenis sepeda motor sebesar 278.215 unit.
tercatat jumlah penduduk sebesar 820.243 jiwa Selain itu pemerintah juga gencar melaku-
dan tahun 2011 sebesar 894.653 jiwa. Hal ini kan pembangunan khususnya di bidang ekonomi.
memicu terjadinya kepadatan penduduk di Kota Berdasarkan data yang dikutip dari Radar
Malang. Karena luas Kota Malang hanya 110,06 Malang edisi 1 April 2013 bahwa sedang di-
km2 dan berada di tengah-tengah Kabupaten bangun proyek kawasan ruko terpanjang di Jawa
Malang. Timur, yakni Window of The World (WOW) di
Sehingga muncul permasalahan publik, Kawasan Perumahan Sawojajar sepanjang 2 km.
mulai dari berkurangnya ruang terbuka hijau, Hadirnya ruko di satu sisi menjadi indikasi
perubahan bentuk tata ruang kota, hingga yang makin tumbuhnya per-ekonomian, tetapi juga
sering dialami yaitu kemacetan lalu lintas. Hal menimbulkan masalah baru. Misalnya: degradasi
ini didukung dengan sifat penduduk di per- tanah, penyempitan ruas jalan, dan akibat jangka
kotaan yang cenderung patembayan. Menurut pendek yaitu kemacetan lalu lintas. Apabila

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 129-133 | 129


ditinjau dari Perda Kota Malang No.7/2010 masih terdapat teori lain yaitu teori ambang batas
tentang Analisis Dampak Lalu Lintas, setiap yang dikemukakan oleh B.Chinitz dalam
pengembang/ pengusaha pusat kegiatan dan/atau Adisasmita (2013, h.12) bahwa keter-batasan
permukiman yang berpotensi menimbulkan yang dihadapi dalam pembangunan regional dan
dampak lalu lintas yang dapat mempengaruhi kota itu bersifat relatif, artinya keterbatasan itu
tingkat pelayanan yang diinginkan, wajib dapat diatasi. Menurutnya terdapat tiga ke-
dilakukan analisis dampak lalu lintas. Sehingga terbatasan pembangunan, yaitu: keterbatasan
hasil analisis dampak lalu lintas yang akan struktural, keterbatasan teknikal, dan keterbatas-
menjadi salah satu syarat bagi pengembang an geografis.
/pengusaha untuk mendapatkan ijin mendirikan
bangunan. 2. Pembangunan Perkotaan
Oleh karena itu, pemerintah seharusnya Sejarah pembangunan kota sangat terkait
dapat bertindak tegas dan bijak untuk meng- dengan kondisi masyarakatnya. Pembangunan
eluarkan surat IMB. Agar pembangunan tidak merupakan proses yang bergerak dalam sebuah
merubah pola ruang kota, yang dapat me- garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke
nimbulkan masalah publik. Pengusaha seharus- masyarakat negara maju. Menurut Hakim (2004,
nya juga mampu membuat rencana bangunan h.89-93) terdapat lima tahap proses pem-
yang efektif dan efisien. Khususnya, lahan parkir bangunan yaitu: masyarakat tradisional, pra-
yang memadai. Agar konsumen yang datang, kondisi untuk lepas landas, lepas landas, menuju
tidak parkir sembarangan. Karena parkir sem- ke kedewasaan, dan era konsumsi massal tinggi.
barangan juga dapat menyumbang kemacetan. Kota sebagai suatu sistem yang terdiri atas
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan subsistem sosial dan ekologis hendaknya
masalah yang dibahas tentang dampak kemacet- dipandang secara menyeluruh dalam berbagai
an lalu lintas dan kebijakan daerah Kota Malang kaitannya, mulai mikro hingga makro. Sehingga
dalam mengurai kemacetan lalu lintas. menurut Nugroho dan Dahuri (2004,h.244) perlu
Tujuan penelitian untuk mengetahui, men- adanya kerangka konseptual untuk menyusun
deskripsikan, dan menganalisis dampak kemacet- kebijakan pembangunan per-kotaan khususnya di
an lalu lintas dan kebijakan daerah yang dibuat negara berkembang yang meliputi: peningkatan
untuk mengurai kemacetan di Kota Malang. aktivitas ekonomi, pe-ningkatan produktivitas
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masyarakat miskin, perlindungan lingkungan
sumbangan pemikiran kepada pemerintah dan hidup, dan pem-bangunan modal sosial.
sebagai referensi bagi pembaca secara umum
maupun para praktisi akademik khususnya. 3. Transportasi
Menurut Sani (2010, h.2) transportasi
Tinjauan Pustaka adalah perpindahan orang atau barang dari satu
1. Kota tempat ke tempat lainnya atau dari tempat asal ke
Menurut Sadyohutomo (2008, h.3) kota tempat tujuan dengan menggunakan sebuah
diartikan secara khusus yaitu suatu bentuk wahana yang digerakkan manusia, hewan, atau
pemerintahan daerah yang mayoritas wilayah- mesin. Transportasi bertujuan untuk memper-
nya merupakan daerah perkotaan. Banyak fungsi cepat dan mempermudah perpindahan orang atau
perkotaan mendominasi sebagian kehidupan barang ke suatu tempat. Menurut Sani (2010,
masyarakat. Menurut Tarigan (2012, h.125-126) h.2) fungsi transportasi terdiri dua hal, yakni:
fungsi/fasilitas perkotaan terdiri dari pusat per- sebagai penggerak pembangunan (the promotion
dagangan, pusat pelayanan jasa, tersedianya function) dan melayani kegiatan nyata (the
prasarana perkotaan, pusat pe-nyediaan fasilitas servicing function). Selain itu, menurut
sosial, pusat pemerintahan, pusat komunikasi dan Adisasmita (2011, h.5-6) terdapat fungsi trans-
pangkalan transportasi, dan lokasi permukiman portasi yang lain. Pertama, transportasi sebagai
yang tertata. Selain itu, kita memerlukan kajian sektor penunjang terhadap peng-embangan
pertumbuhan kota. Agar kita dapat mengetahui kegiatan sektor-sektor lain. Kedua, fungsi trans-
struktur kota dan tingkat pertumbuhan pen- portasi sebagai pendorong, artinya berfungsi
duduknya. untuk menyediakan jasa transportasi yang efektif
Dalam hubungan struktur kota dapat di- untuk menghubungkan daerah-daerah terpencil
kemukakan tiga buah teori yaitu: the concentric dengan daerah berkembang yang berada di luar
zone theory yang dielaborasikan oleh Burgess, wilayahnya, sehingga terjadi interaksi pemba-
radial sector theory yang di-kemukakan oleh ngunan antar kedua daerah tersebut.
Horner Hoyt dan konsep multiple nuclei yang Namun, perkembangan transportasi me-
dikembangkan oleh Harris dan Ullman yang nyebabkan masalah lalu lintas di perkotaan,
dikutip dalam Adisasmita (2005, h.36). Selain itu antara lain: kecelakaan, kurangnya lahan parkir

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 129-133 | 130


untuk kendaraan pribadi, dan kongesti lalu lintas. Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah:
Kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor (1) penyebab dan dampak kemacetan lalu lintas
menimbulkan dampak negatif dalam berbagai dan (2) kebijakan dan evaluasi kebijakan trans-
aspek. Menurut Adisasmita dan Adisasmita portasi Dinas Perhubungan Kota Malang.
(2011, h.90-91), berdasarkan waktu, kemacetan Analisis data menggunakan metode analisis
lalu lintas akan mengurangi kelancaran lalu lintas model interaktif yang menurut Miles dan
perkotaan, sehingga waktu tempuh perjalanan Huberman dalam Sugiyono (2011, h.247) ada
lebih lama. Berdasarkan biaya, waktu perjalanan tahapan yang harus dilalui yakni: reduksi data,
lama dan tidak mematikan mesin kendaraan akan penyajian data, dan menarik kesimpulan.
mengkonsumsi bahan bakar lebih banyak. Arti-
nya pembelian bahan bakar menjadi lebih. Ber- Pembahasan
dasarkan lingkungan, kemacetan lalu lintas akan 1. Dampak Perkembangan Pembangunan
menimbulkan polusi udara. Terhadap Kemacetan Lalu lintas di Kota
Malang
4. Sistem Transportasi Nasional Seiring dengan perkembangan Kota Malang
Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) yang semakin maju. Pemerintah Kota Malang
merupakan pedoman dan landasan dalam me- telah membuat enam rencana detail sub pusat
wujudkan sarana dan prasarana transportasi yang yaitu: rencana detail Malang Utara, Malang
efektif dan efisien. Sistranas diwujudkan dalam Timur Laut, Malang Timur, Malang Tenggara,
tiga tataran yaitu: tataran transportasi nasional, Malang Barat, dan Malang Tengah. Demi me-
tataran transportasi wilayah dan tataran trans- nunjang terwujudnya rencana detail tersebut,
portasi lokal. Menurut Adisasmita (2012, h.26) maka pemerintah juga membuat rencana strategis
inti tujuan dari sistranas adalah: (1) efektivitas dalam bidang ekonomi dan sosial budaya.
dan efisiensi dalam me-ningkatkan mobilitas Pemerintah berharap setiap sub bagian wilayah
manusia dan barang, (2) terciptanya pola dapat menjadi pusat kota. Sehingga orientasi
distribusi nasional yang mantap, dan (3) men- tempat tujuan masyarakat menjadi tersebar dan
dukung pengembangan wilayah. Berdasarkan pembangunan tercipta secara seimbang antar sub
Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 49 bagian wilayah di Kota Malang.
Tahun 2005, kebijakan sistranas meliputi: (1) Namun perkembangan ini telah menjadi
meningkatnya pelayanan transportasi nasional, masalah publik. Banyak ruko yang dibangun
(2) meningkatnya keselamatan dan keamanan tanpa tempat parkir memadai. Ada tiga proyek
transportasi, (3) meningkatnya pembinaan peng- apartemen yang menambah daya tarik bagi
usahaan transportasi, (4) meningkatnya kualitas pendatang. Dampak pembangunan ini dapat
SDM dan IPTEK, (5) meningkatnya pe- menyebabkan macet karena ruas jalan tetap, serta
meliharaan dan kualitas lingkungan hidup serta berkurangnya resapan air. Padahal ruas jalan
penghematan penggunaan energi, (6) meningkat- yang dilalui hanya itu saja dan posisi wilayah
nya penyediaan dana pembangunan transportasi, Kota Malang berada di tengah-tengah Kabupaten
dan (7) meningkatnya kualitas administrasi Malang. Sehingga kemacetan lalu lintas tidak
negara di sektor transportasi. Setelah dikemuka- dapat dihindari lagi di beberapa ruas jalan raya
kan kebijakan umum sistranas sebagai arahan yang ada di Kota Malang.
dan pedoman kegiatan transportasi, maka selan- Pada dasarnya faktor utama penyebab
jutnya diperlukan penjabarannya dalam ke- kemacetan di Kota Malang adalah kapasitas jalan
bijakan transportasi perkotaan yang lebih mem- raya yang tidak seimbang dengan peningkatan
bahas tentang cara pelaksanaannya. Menurut jumlah kendaraan bermotor. Buktinya, jumlah
Adisasmita dan Adisasmita (2011, h.18-23) penjualan sepeda motor untuk wilayah Malang
indikator pelaksanaan kebijakan transportasi Kota sebesar 1.700-1.800 unit/per bulan tahun
perkotaan meliputi: terkonsolidasi, terkoordinasi, 2013. Apabila jumlah penjualan per bulan dikali-
ter-integrasi, tersinkronisasi, berkeseimbangan, kan satu tahun, maka diperkirakan terjual 20.400
dan harmonis. unit/per tahun. Ditambah lagi, jumlah penjualan
kendaraan roda empat yang bisa mencapai 7.000
Metode Penelitian unit/per bulan. Sehingga kita dapat membayang-
Jenis penelitian yang digunakan adalah kan jumlah kendaraan yang keluar setiap harinya
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan di Kota Malang, tanpa ada penambahan kapasitas
kualitatif. Lokasi penelitian di Kota Malang dan jalan raya. Oleh karena itu, pemerintah seharus-
situs penelitian di Dinas Perhubungan Kota nya mampu bertindak tegas untuk melakukan
Malang. Data primer diperoleh dengan wawan- pembatasan penjualan kendaraan bermotor di
cara. Data sekunder diperoleh dengan mencari wilayah Malang Kota.
dokumen-dokumen yang sesuai tema penelitian.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 129-133 | 131


Ternyata kemacetan lalu lintas memberi UB. Pendapatan masyarakat menurun, karena
dampak terhadap masyarakat yang dapat dilihat sepi pelanggan. Kecelakaan lalu lintas yang
dari segi waktu, biaya, dan lingkungan. Ber- sering terjadi, karena arus kendaraan terlalu
dasarkan waktu, kemacetan menyebabkan waktu cepat dan warga merasa sulit menyebrang jalan.
tempuh perjalanan lebih lama dan mejadi sering Walaupun jalur satu arah masih tahap uji
terlambat terutama saat masuk kerja atau coba, tetapi berdasarkan hasil evaluasi sementara
berangkat sekolah. Dampak kemacetan berdasar- sudah dapat dikatakan berhasil. Pro dan kontra
kan biaya, menyebabkan boros bensin. Sedang- masyarakat sudah biasa terjadi atas kebijakan
kan dari segi lingkungan, kemacetan menimbul- baru yang belum menjadi kebiasaan. Seperti saat
kan polusi udara meningkat dan berpengaruh diberlakukan jalan satu arah di kawasan Oro-oro
pula terhadap lingkungan sosial. Karena masya- Dowo yang menjadi jalan alternatif menuju pusat
rakat merasa terganggu dengan suara kendaraan kota. Awalnya masyarakat juga sulit menerima.
atau biasa disebut polusi suara. Tetapi setelah bertahun-tahun, masyarakat sudah
terbiasa dengan sistem satu arah dan kondisi lalu
2. Kebijakan Daerah Kota Malang dalam lintas juga terasa lebih lancar.
Menanggulangi Kemacetan Lalu Lintas
Kemacetan lalu lintas merupakan masalah Kesimpulan
daerah urban yang perlu solusi secara cepat dan Kota Malang menjadi orientasi yang men-
berkesinambungan. Kebijakan umum sistem janjikan bagi pendatang. Banyak masyarakat
transportasi nasional menjadi landasan dalam yang bergerak dengan tujuan bekerja, sekolah,
pelaksanaan di bidang transportasi. Isi dari dan belanja. Sehingga muncul masalah kota,
kebijakan sistem transportasi nasional menjadi yakni kemacetan lalu lintas. Hal ini disebabkan
dasar Dinas Perhubungan Kota Malang untuk banyak orang yang lebih memilih kendaraan
membuat sebuah kebijakan transportasi. Fungsi- pribadi sebagai sarana transportasi. Padahal tidak
nya untuk mengatur dan mengelola kegiatan ada penambahan kapasitas jalan raya. Akibatnya
operasional transportasi di Kota Malang. yang muncul adalah waktu perjalanan lebih
Sehingga dibentuk strategi sebagai langkah lama, pemborosan bahan bakar mesin, dan me-
untuk menerapkan dan mewujudkan kebijakan ningkatnya polusi udara. Oleh karena itu, Dinas
transportasi Dinas Perhubungan Kota Malang. Perhubungan Kota Malang membuat kebijakan
Berdasarkan Perda Kota Malang No. transportasi sebagai solusi jangka panjang. Ke-
4/2011, Pasal 21 tentang Rencana Sistem bijakan ini diwujudkan melalui strategi mana-
Prasarana Wilayah Kota yang mencakup sistem jemen lalu lintas, strategi pengembangan jaring-
jaringan transportasi sebagai sistem prasarana an jalan, dan strategi angkutan umum. Kemu-
utama. Maka ada tiga strategi yang telah dibuat dian, penerapan jalur satu arah di kawasan ling-
yaitu: strategi manajemen lalu lintas, strategi kar UB sebagai solusi jangka pendek untuk me-
pengembangan jaringan jalan, dan strategi ngurai kemacetan lalu lintas.
angkutan umum. Strategi manajemen lalu lintas
meliputi perbaikan sistem kontrol lalu lintas Saran
perkotaan, perbaikan simpangan, perbaikan 1. Menambah fasilitas lahan parkir dengan
koridor, perbaikan di central business district, menyediakan lahan tertentu yang lokasinya
dan pemindahan pengujian kendaraan ber-motor. strategis, seperti membangun parkiran ter-
Strategi pengembangan jaringan jalan terdiri dari pusat di setiap ruko. Sehingga kendaraan
pengembangan jalan lingkar barat, jalan lingkar tidak ada yang parkir sembarangan.
timur, jalan lingkar dalam, jalan tembus Gadang 2. Membuat peraturan untuk mengatur pem-
-Bumiayu, jalan tol Malang-Pandaan, jalan batasan jumlah kendaraan yang masuk di
Dinoyo-Tunggulwulung, dan perbaikan Jembat- Kota Malang. Misalnya, masyarakat dari luar
an Kedungkandang. Strategi angkutan umum kota yang bekerja di Malang dan meng-
bertujuan untuk melayani pergerakan di Kota gunakan sepeda motor. Maka orang tersebut
Malang dan terdapat 25 jenis rute angkot yang harus memarkir kendaraannya di terminal dan
beroperasi sesuai dengan pembagian pelayan- melanjutkan perjalanan menuju kantornya
annya. dengan kendaraan umum.
Selain itu, ada solusi jangka pendek yang 3. Ada regulasi yang mengatur jumlah pen-
telah diberlakukan sejak tanggal 6 November jualan kendaraan bermotor, baik mobil mau-
2013, yakni sistem jalur satu arah di kawasan pun sepeda motor. Agar ledakan jumlah ken-
lingkar UB. Ternyata kemacetan dapat terurai daraan dapat diminimalkan. Sehingga ke-
dan kendaraan berjalan lancar. Namun, hal yang padatan lalu lintas dapat terurai.
menjadi evaluasi adalah muncul kemacetan di 4. Membuat peraturan bagi masyarakat pen-
wilayah lain yang dekat dengan kawasan lingkar datang dan berencana menetap di Kota

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 129-133 | 132


Malang, sehingga dapat mengantisipasi ter- nuju ke pusat kota atau wilayah yang sering
jadinya ledakan penduduk. Misalnya, di- terjadi kemacetan di jam-jam sibuk, maka
lakukan pembatasan terhadap pendatang yang pengendara tersebut harus membayar pungut-
belum mempunyai pekerjaan atau masih an dengan jumlah tertentu. Harapannya
pengangguran tetapi tetap ingin tinggal di dengan pembatasan kendaraan ini, maka
Kota Malang. kemacetan dapat diatasi. Selain itu, hasil
5. Menyediakan transportasi umum dengan pungutan dapat dialokasikan menjadi biaya
kapasitas penumpang yang lebih besar untuk membangun dan memperbaiki sarana
jumlahnya. transportasi Kota Malang.
6. Membuat peraturan mengenai pungutan di
jam sibuk. Bagi pengendara yang akan me-

Daftar Pustaka
Adisasmita, Sakti Adji. (2013) Mega City & Mega Airport. Yogyakarta, Graha Ilmu.
Adisasmita, Sakti Adji. (2012) Perencanaan Infrastruktur Transportasi Wilayah. Yogyakarta, Graha
Ilmu.
Adisasmita, Sakti Adji. (2011) Perencanaan Pembangunan Transportasi. Yogyakarta, Graha Ilmu.
Adisasmita, H. Rahardjo, Sakti Adji Adisasmita. (2011) Manajemen Transportasi Darat:
Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Besar (Jakarta). Yogyakarta, Graha Ilmu.
Adisasmita, H.Rahardjo. (2005) Pembangunan Ekonomi Perkotaan. Yogyakarta, Graha Ilmu.
Hakim, Abdul. (2004) Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta, Ekonisia.
Kota Malang dalam Angka / Malang City in Figures 2011. Malang, Pemerintah Kota Malang.
Nugroho, Iwan, Rochmin Dahuri. (2004) Pembangunan Wilayah. Jakarta, LP3ES.
Peraturan Daerah Kota Malang No. 7 Tahun 2010 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas.
Malang, Pemerintah Kota Malang.
Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 49 Tahun 2005 tentang Sistem Transportasi
Nasional. Jakarta, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Radar Malang, 1 April 2013. Pembangunan Ruko Timbulkan Banjir dan Macet, hal 35.
Sadyohutomo, Mulyono. (2008) Manajemen Kota dan Wilayah. Jakarta, Bumi Aksara.
Sani, Zulfar. (2010) Transportasi (Suatu Pengantar). Jakarta, UI-Press.
Susantono, Bambang. (2009) 1001 Wajah Transportasi Kita. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Tarigan, Robinson. (2012) Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta, Bumi Aksara.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 129-133 | 133

Anda mungkin juga menyukai