5466 13092 1 SM PDF
5466 13092 1 SM PDF
susannaptp@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme perpindahan panas pada makanan
berpati selama proses penyangraian menggunakan pasir sebagai media penghantar
panas. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, sampel penelitian adalah kerupuk
udang yang disangrai pada suhu 120, 140 dan 160°C dengan lama waktu penyangraian
10, 15, 20, dan 25 detik. Selama proses penyangraian dilakukan pengukuran suhu pada
pasir dan kerupuk menggunkan termokopel untuk mengetahui perubahan suhu yang
terjadi. Parameter yang diamati adalah suhu, kadar air kerupuk dan laju perpindahan
panas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama proses penyangraian terjadi
perubahan suhu, kadar air kerupuk dan laju perpindahan panas. Semakin tinggi suhu dan
lama waktu penyangraian menyebabkan peningkatan suhu kerupuk yang mendekati suhu
pasir, seiring dengan penurunan kadar air kerupuk dan peningkatan kecepatan laju
perpindahan panas.
Kata Kunci :Penyangraian, Perpindahan panas, Kadar air, Makanan berpati.
ABSTRACT
This research was aims to know the mechanism of heat transfer in starchy food during
roasting process using sand as a medium for heat transfer. This research is experimental
research, and the research samples were shrimp crackers roasted at the temperature of
120, 140 and 160 oC within roasting time of 10, 15, 20 and 25 seconds. During the roasting
process, the temperature of sand and crackers was measured using a thermocouple to
know the change in temperature that happened. The parameters being observed the
temperature, water content of crackers and rate of heat transfer. The research results
showed that during the roasting process, the changes of temperature, water content of the
crackers and rate of heat transfer. The higher the temperature and the length of time
roasting cause the temperature of the crackers to increase closer to the temperature of the
sand with the decrease in the water content of crackers and increase in the rate of heat
transfer.
Keywords: Roasting, Heat transfer, Water content, Starchy food.
Susanna , Et al/ Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S72-S79 S73
kurang efisien karena luas permukaan sebagai media penghatar panas mula-
konduksi terbatas hanya pada dinding mula dipermukaan sampai akhirnya
pemanas yang bersinggungan dengan sampai kedalam produk dan secara
produk yang digoreng. bersamaan kandungan air dari dalam
Perpindahan kalor dapat produk keluar dalam bentuk uap air,
didefinisikan sebagai suatu proses menyebabkan produk mengalami
berpindahnya suatu energi (kalor) dari pemekaran, teksturisasi (lunak-keras)
satu daerah ke daerah lain akibat dan perubahan warna, aroma dan rasa,
adanya perbedaan temperatur pada kemudian diikuti oleh pengerasan
daerah tersebut. Ada tiga bentuk permukaan (Jamaluddin dkk., 2015).
mekanisme perpindahan panas yang Ada beberapa keuntungan
diketahui, yaitu konduksi, konveksi, dan apabila penggorengan dilakukan tanpa
radiasi. menggunakan minyak (menggunakan
Perpindahan kalor secara pasir). Keuntungan tersebut antara lain :
konduksi adalah proses perpindahan produk tidak mengandung minyak
kalor dimana kalor mengalir dari daerah goreng sehingga tidak mudah tengik,
yang bertemperatur tinggi ke daerah pasir sebagai media penghantar panas
yang bertemperatur rendah dalam suatu mudah didapat dan murah, produk yang
medium (padat, cair atau gas) atau mengalami penurunan kerenyahan
antara medium-medium yang berlainan mudah dilakukan rekondisi
yang bersinggungan secara langsung kerenyahannya dengan cara dijemur
sehingga terjadi pertukaran energi dan pada sinar matahari atau dipanaskan
momentum. Konveksi adalah pada suhu yang tidak terlalu tinggi (35–
perpindahan panas karena adanya 45oC), mengurangi ketergantungan
gerakan/aliran/pencampuran dari bagian penggorengan menggunakan minyak
panas ke bagian yang dingin (Zaenal, goreng (Siswantoro dkk., 2014).
2012).
Guna meningkatkan efisiensi TUJUAN PENELITIAN
proses perpindahan panas selama
penggorengan maka luas permukaan Penelitian ini bertujuan untuk
transfer panasnya perlu ditingkatkan mengetahui mekanisme perpindahan
melalui penggunaan media penghatar panas pada makanan berpati (kerupuk
panas berupa butiran bahan padat udang) selama proses penyangraian
(pasir, kerikil, atau bahan lain berwujud menggunakan pasir sebagai media
butiran dan mempunyai nilai penghantar panas.
konduktivitas panas besar). Metode
penggrengan dengan menggunakan METODE PENELITIAN
media penghantar panas bahan padat
butiran lebih menguntungkan karena Jenis penelitian ini adalah
selain luas permukaan kontak panas penelitian eksperimen yang terdiri atas 2
meningkat juga proses transfer faktor. Faktor A adalah suhu dengan 3
panasnya berlangsung secara konduksi taraf faktor (120oC, 140oC dan 160oC)
dan konveksi (Siswantoro dkk., 2014). dan Faktor B adalah lama penyangraian
Selama penyangraian atau dengan 4 taraf faktor (10 detik, 15 detik,
disebut penggorengan, terjadi proses 20 detik dan 25 detik). Dengan
perpindahan panas dari pasir panas demikian banyaknya perlakuan yang
Susanna , Et al/ Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S72-S79 S75
0
0 10 15 20 25 30
Lama Penyangraian (dt)
Gambar 4
Hasil perhitungan kadar air kerupuk sangrai
Susanna , Et al/ Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S72-S79 S77