Anda di halaman 1dari 66

Fasilitas PPN

C,ltd Luar Negeri

Impor BKP Dalam Negeri

PT A PT B
Penyerahan BKP

PT D Penyerahan JKP
PT E
C,ltd Luar Negeri

Impor BKP Dalam Negeri

PT A Ekspor BKP

Fasilitas terutang idak dipungut


Kode FP 070…..
C,ltd Luar Negeri

Fasilitas terutang dibebaskan


Kode FP 080….

PT A PT B
Penyerahan BKP

PT D Penyerahan JKP
PT E
• PP 50 Tahun 2019
Luar Daerah Pabean

Import Eksport

Dalam daerah Pabean


PP 28 Tahun 2009 PERLAKUAN PPN PENYERAHAN JASA KEBANDARUDARAAN TTT
KPD PRSHN ANGKUTAN UDARA NIAGA UTK PENGOPERASIAN
PSWT UDARA YG MELAKUKAN PENERBANGAN LN

PP 12 Tahun 2001 IMPOR DAN ATAU PENYERAHAN BKP TERTENTU YG BERSIFAT


dan perubahnnya STRATEGIS YG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN

PP 26 tahun 2005 PERLAKUAN PPN ATAS PENYERAHAN AVTUR UNTUK KEPERLUAN


PENERBANGAN INTERNASIONAL

PP 146 Tahun 2000 IMPOR DAN ATAU PENYERAHAN BKP TERTENTU DAN ATAU
dan Perubahannya PENYERAHAN JKP TERTENTU YANG DIBEBASKAN DARI
PENGENAAN PPN
PP 42 Tahun 1995 BEA MASUK, BEA MASUK TAMBAHAN, PPN DAN PPn BM DAN
dan perubahannya PPH DLM RANGKA PELAKSANAAN PROYEK PEMERINTAH YG
DIBIAYAI DG HIBAH ATAU DANA PINJAMAN LUAR NEGERI

PP 32 Tahun 2009 TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT


• SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 08/PJ.532/1999
TENTANG PPN ATAS JASA KEPELABUHANAN UNTUK KAPAL JALUR PELAYARAN
INTERNASIONAL

• PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 46/PJ/2010 TENTANG


TATA CARA PEMBERIAN SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN KAPAL UNTUK PERUSAHAAN
PELAYARAN NIAGA NASIONAL

• SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 86/PJ/2009


TENTANG PENJELASAN MENGENAI PPN ATAS IMPOR/PENYERAHAN KAPAL
TONGKANG

• SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 975/PJ.53/2003 TENTANG


DASAR PENGENAAN PPN DALAM INDUSTRI FREIGHT FORWARDER

• SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 26/PJ.53/2004 TENTANG


PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA PELAYARAN
• SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 421/PJ.53/2003 TENTANG
PERLAKUAN PPN ATAS AGENCY FEE DAN KOMISI PERUSAHAAN PELAYARAN
Sistem Nilai Pebean:
Gambaran Singkat

Presentasi dan Diskusi


Kementerian Kesehatan RI
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Latar Belakang 3
Daftar Isi Prosedur Impor 6
Nilai Pabean 8
Metode Nilai Transaksi 11
Metode Selain Nilai Transaksi 16
Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan 23
Dalam Negeri

Becton Dickinson Indonesia


2
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Prosedur Impor
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Prosedur Importasi Umum


Dasar hukum: Undang-Undang Kepabeanan No. 10 tahun 1995 sebagaimana diubah oleh UU Kepabeanan No. 17 tahun 2006

Pungutan Impor

Bea Masuk = Tarif BM x Nilai Pabean


PPN = Tarif PPN x (Nilai Pebean + BM)
PPh Impor = Tarif PPh x (Nilai Pabean + BM)

* Terdapat Pungutan Impor lainnya yang


tergantung dari jenis barang, seperi
Cukai, Bea Masuk Tambahan, PPnBM
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Nilai Pabean
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Dasar Hukum

Agreement on Implementation of Article 1


VII of GATT
Diratifikasi UU No 7 Tahun 1994

UU No. 10 Tahun 1995 jo UU No 16 Tahun 1996 2


Tentang Kepabeanan

Peraturan Menteri Keuangan 3


No. 160/PMK.04/2010 jo No.
34/PMK.04/2016
mengenai Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea
Masuk
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Metode Nilai Pabean

Nilai Pabean
Nilai pabean adalah nilai dari suatu barang impor yang diberitahukan oleh Importir pada
pemberitahuan pabean impor dan ditetapkan oleh DJBC dengan metode tertentu berdasarkan
Peraturan yang berlaku.
Pada dasarnya nilai pebean adalah nilai transaksi suatu barang impor yang tercantum dalam invoice
dengan term CIF.

Nilai Transaksi
Barang Identik Metode Deduksi Metode Fall-
back (I- VI)

Metode I Metode III Metode V

Metode II Metode IV Metode VI

Nilai Transaksi Nilai Metode


Barang Impor Transaksi Komputasi
ybs Barang
Serupa
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Metode Nilai Transaksi


Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Metode Nilai Transaksi


Metode I : Metode Nilai Transaksi Barang Impor yang Bersangkutan

Penetapan nilai pabean berdasarkan nilai transaksi


atas barang impor (umumnya berdasarkan nilai
invoice).

1. Harga yang dibayar oleh pembeli (importer)


kepada penjual (eksportir)
2. Harga yang dibayar untuk barang yang dibeli
3. Berupa barang yang diekspor ke dalam daerah
pabean
4. Harga yang sebenarnya dibayar atau seharusnya
dibayar (sudah dibayar atau masih sebagai
hutang)
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Metode Selain Nilai Transaksi


Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Metode Selain Nilai Transaksi


Metode II : Nilai Transaksi berdasarkan Barang Identik Metode III : Nilai Transaksi berdasarkan Barang Serupa

Barang Identik Barang Serupa

merupakan barang yang identik secara fisik, merupakan barang yang sama secara fisik, karakter,
karakter, kualitas dan reputasi. Barang tersebut juga kualitas, fungsi dan reputasi. Barang tersebut juga
dibuat di Negara yang sama oleh produsen yang dibuat di Negara yang sama oleh produsen sama atau
sama atau berbeda. berbeda tetapi memiliki perbedaan tipe.

Persyaratan Metode III


Persyaratan Metode II
Tanggal BL dan AWB dan tanggal PIB barang identik
Tanggal BL dan AWB dan tanggal PIB barang identik harus sama dengan barang yang sedang ditetapkan
harus sama dengan barang yang sedang ditetapkan nilai pabeannya atau maksimal 30 hari sebelum atau
nilai pabeannya atau maksimal 30 hari sebelum atau sesudah dikeluarkannya BL atau AWB.
sesudah dikeluarkannya BL atau AWB.
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Metode Selain Nilai Transaksi


Metode IV : Metode Deduksi Metode V : Metode Komputasi

Penetapan nilai pabean berdasarkan harga per Penetepan nilai pabean dilakukan dengan
kuantiti di dalam Kawasan Pabean, barang identik menghitung biaya elemen harga yang diperoleh dari
dan serupa dengan kondisi tertentu dengan nilai CIF (Cost, Insurance, Freight).
beberapa faktor deduksi.
Elemen-Elemen Biaya
Faktor Pengurang
1. Komisi; 1. Biaya Bahan Baku;
2. Biaya Transportasi (Freight); 2. Biaya Produksi;
3. Assuransi; 3. Biaya Transportasi*
4. Keuntungan (Profit); 4. Biaya umum (general expense); dan
5. Bea Masuk; 5. Keuntungan pemasok.
6. Pajak Dalam Rangka Impor;
7. G&A Expense dan biaya lain. Biaya transportasi termasuk biaya bongkar muat,
cargo handling dan biaya asuransi.
Persyaratan Metode IV
Tanggal BL dan AWB dan PIB barang identik harus
sama dengan barang yang sedang ditetapkan nilai
pabeannya atau maksimal 30 hari sebelum atau
sesudah dikeluarkannya BL atau AWB.
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Metode Selain Nilai Transaksi


Metode VI : Metode Fall-back

Metode Fall-Back menggunakan Metode Deduksi

Metode IV Metode VI - IV
• Harga jual harus dari harga importir • Harga jual diperoleh dari wholesaler atau
pertama retailer
• Periode penjualan harus maksimal 30 hari • Periode penjualan harus maksimal 90 hari
sebelum dan sesudah tanggal pendaftaran sebelum dan sesudah tanggal pendaftaran
PIB PIB
• Harga per unit barang identik atau serupa • Harga per unit barang identik dan serupa
harus berdasarkan angka penjualan terbesar berdasarkan harga wholesaler atau retailer
• Nilai Pabean = Harga Penjualan– Faktor • Data berdasarkan bukti nyata dan terukur
Deduksi • Nilai rata-rata akan digunakan apabila ada
(Faktor deduksi berdasarkan informasi dari dua atau lebih data
importir) • Nilai pabean ditetapkan berdasarkan factor
multiplikator
• (Biaya PPJK: 5% dari CIF, Freight dan
Asuransi: 5% dari CIF, Margin: 20% dari
landed cost.
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Flow Chart Pengujian Nilai Pabean


Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Pengujian Kewajaran Nilai Impor


berdasarkan Harga Penjualan Dalam
Negeri
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Tingkat Perdagangan

EKSPORTIR
Luar
Negeri
Indonesia
IMPORTIR Importir
Orang yang memasukkan barang ke dalam daerah pabean.

Wholesaler
Wholesaler adalah orang yang membeli barang untuk dijual kembali
Wholesaler kepada pihak lain yang bukan end-user. Wholesaler pada umumnya
mendapatkan harga pembelian yang lebih murah dibandingkan dengan
retailer karena wholesaler membeli barang dalam jumlah besar.

Retailer
Retailer
Orang yang membeli barang untuk dijual kembali dengan tingkat
penjualan retailer. Retailer membeli barang dari wholesaler dengan
harga yang lebih tinggi dibandingkan harga pembelian dari Importir ke
wholesaler.

Permendag 22/M-DAG/PER/3/2016 tentang Ketentuan Umum Ditribusi Barang


Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Penyesuaian Tingkat Perdagangan


Penetapan nilai pabean dapat dilakukan secara fleksibel dengan menggunakan metode selain nilai transaksi
apabila pelaku usaha berada di dalam posisi yang berbeda di dalam tingkat perdagangan dari kondisi
sebelumnya.

Kondisi 1: Kondisi 2: Kondisi 3:


Principal Wholesaler/Distributor Retailer

EKSPORTIR EKSPORTIR EKSPORTIR

PT A Harga
Importir IMPORTIR IMPORTIR
IMPORTIR
100%
Harga
Distributor = Harga
PT A 120% Harga Retailer =
Wholesaler Importir Wholesaler 144% Harga
Wholesaler Importir

PT A
Retailer Retailer
Retailer
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Implikasi Tingkat Perdagangan pada Nilai Impor


1. Gambaran Transaksi Sebelumnya 2. Gambaran Transaksi Sekarang
Contoh : Produk TUBE EDTA PLH 13X75 3.0 BLBLCE LAV

EKSPORTIR EKSPORTIR
Luar Luar
Harga
Negeri
Indonesia Negeri
Indonesia IDR
1.143,75/Unit
Imporir Harga Imporir
IDR
1.344,27/Unit

Wholesaler Wholesaler IDR


1344,27/120%
= IDR 1120,23
Pihak DJBC sebagai otoritas yang menguji kawajaran nilai
pabean dengan menggunakan mekanisme dan database DJBC menggunakan
nilai pabean yang dimiliki, menyatakan bahwa perbedaan perbandingan antara nilai impor
harga impor yang disebabkan oleh perbedaan Tingkat dan harga jual di dalam negeri
Perdagangan adalah harga yang wajar.
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Tata Cara Penentuan Nilai Impor


Pengujian kewajaran dengan Metode IV: Deduksi

Kewajaran Nilai Impor ditentukan dari Harga Jual di dalam Daerah Pabean dari barang impor dengan
mengurangkan faktor-faktor tertentu

Faktor Pengurang*
(Biaya setelah barang sampai di pelabuhan dalam daerah
pabean)

Komisi/ Freight Asuransi BM dan Pengeluara


PDRI
Keuntunga Cukai n Umum
n

*harus didasarkan pada data dan bukti yang obyektif dan terukur
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Tata Cara Penentuan Nilai Impor


Rumus Metode IV: Deduksi

Nilai = Harga Jual – (Komisi/ Keuntungan + Pengeluaran Umum + Biaya Transportasi + Asuransi)
Pabean 1 + Bea Masuk dan Cukai + Pajak + (Bea Masuk dan Cukai x Pajak)

Harga Jual Asuransi


Harga jual tangan pertama per satuan barang di Asuransi setelah pengimporan dalam rupiah
pasaran dalam Daerah Pabean dalam rupiah.
Bea Masuk dan Cukai
Komisi atau Keuntungan dan Pengeluaran Persentasi Tarif Bea Masuk, Bea Masuk Anti
Umum Dumping, Bea Masuk Anti Dumping Sementara, Bea
Komisi atau keuntungan dan pengeluaran umum Masuk Imbalan, Bea Masuk Imbalan Sementara,
atas penjualan barang impor di pasar dalam dan/ atau Cukai yang dikenakan terhadap barang
Daerah Pabean. yang dijual di pasaran dalam Daerah Pabean.

Biaya Transportasi Pajak dalam Rangka Impor


Biaya transportasi yang timbul setelah Persentase tarif Pajak Dalam Rangka Impor meliputi
pengimporan rupiah PPN dan/ atau PPnBM dan/atau PPh.
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Tata Cara Penentuan Nilai Impor


Pengujian kewajaran dengan Metode VI: Fall-back dengan Fleksibilitas Deduksi
Contoh
Metode Pengulangan (fall-back) menerapkan
fleksibilitas beberapa ketentuan pada metode
PT ABC melakukan impor dari Hongkong tanggal 5
sebelumnya.
Januari 2010 dengan uraian barang berupa AC
Untuk metode Deduksi, fleskibilitas diterapkan
Split.
pada unsur pengurang:
a. Jasa PPJK atau jasa lainnya ditentukan 5% dari
Nilai invoice sebesar CIF HKD 1,250.67,
CIF
Klasifikasi 8415.10.00.00 dengan tariff bea masuk
b. Keuntungan dan pengeluaran umum sebesar
10%, PPn 10% dan PPh 2.5%
20% dari landed cost
c. Transportasi dan asuransi ditentukan 5% dari
Pejabat Bea Cukai mengambil data barang identik
CIF
yang dijual pada tanggal 5 Januari 2010 di
Wholesaler dengan harga grosir IDR3.199.000 per
unit.
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Tata Cara Penentuan Nilai Impor


Pengujian kewajaran dengan Metode VI: Fall-back dengan Fleksibilitas Deduksi

Tata Cara Penghitungan


Tata cara penghitungannya adalah sebagai berikut:

a. Harga jual produk pada tingkat Importir


Harga Importir =IDR 3.199.000/120%
= IDR 2.655.170

b. CIF = Harga Importir*)


Faktor Multiplikator

Harga Importir*) termasuk Bea Masuk, Cukai,


Pajak Impor dan biaya lain termasuk
keuntungan pembeli yang melakukan transaksi
jual beli dengan penjual di luar negeri.

c. Faktor Multiplikator
Lihat table 3)

d. Nilai pabean yang wajar


CIF = Harga Importir
Faktor Multiplikator
CIF = 2.655.170 = HKD 1.362,60
1.948,60
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri

Terima kasih
FILOSOFI PEMUNGUTAN CUKAI
Pasal 2 UU Cukai No. 39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas UU No.11
Tahun 1995 Tentang Cukai, mengatur tentang barang-barang tertentu yang
dinyatakan sebagai Barang Kena Cukai dengan sifat dan karakterisik :
a. Konsumsi perlu dikendalikan.
b. Peredaran perlu diawasi.
c. Pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negaif bagi masyarakat atau
lingkungan; atau
d. Pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan
keseimbangan.
BARANG KENA CUKAI
Cukai dikenakan terhadap Barang Kena Cukai yang terdiri dari:
a. eil alkohol atau etanol, dengan idak mengindahkan bahan
yang digunakan dan proses pembuatannya;
b. minuman yang mengandung eil alkohol dalam kadar
berapa pun, dengan idak mengindahkan bahan yang digunakan
dan proses pembuatannya, termasuk konsentrat yang
mengandung eil alkohol;
c. hasil tembakau, yang melipui sigaret, cerutu, rokok daun,
tembakau iris, dan hasil pengolahan tembakau lainnya, dengan
idak mengindahkan digunakan atau idak bahan penggani atau
bahan pembantu dalam pembuatannya.

Anda mungkin juga menyukai