PT A PT B
Penyerahan BKP
PT D Penyerahan JKP
PT E
C,ltd Luar Negeri
PT A Ekspor BKP
PT A PT B
Penyerahan BKP
PT D Penyerahan JKP
PT E
• PP 50 Tahun 2019
Luar Daerah Pabean
Import Eksport
PP 146 Tahun 2000 IMPOR DAN ATAU PENYERAHAN BKP TERTENTU DAN ATAU
dan Perubahannya PENYERAHAN JKP TERTENTU YANG DIBEBASKAN DARI
PENGENAAN PPN
PP 42 Tahun 1995 BEA MASUK, BEA MASUK TAMBAHAN, PPN DAN PPn BM DAN
dan perubahannya PPH DLM RANGKA PELAKSANAAN PROYEK PEMERINTAH YG
DIBIAYAI DG HIBAH ATAU DANA PINJAMAN LUAR NEGERI
Latar Belakang 3
Daftar Isi Prosedur Impor 6
Nilai Pabean 8
Metode Nilai Transaksi 11
Metode Selain Nilai Transaksi 16
Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan 23
Dalam Negeri
Prosedur Impor
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri
Pungutan Impor
Nilai Pabean
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri
Dasar Hukum
Nilai Pabean
Nilai pabean adalah nilai dari suatu barang impor yang diberitahukan oleh Importir pada
pemberitahuan pabean impor dan ditetapkan oleh DJBC dengan metode tertentu berdasarkan
Peraturan yang berlaku.
Pada dasarnya nilai pebean adalah nilai transaksi suatu barang impor yang tercantum dalam invoice
dengan term CIF.
Nilai Transaksi
Barang Identik Metode Deduksi Metode Fall-
back (I- VI)
merupakan barang yang identik secara fisik, merupakan barang yang sama secara fisik, karakter,
karakter, kualitas dan reputasi. Barang tersebut juga kualitas, fungsi dan reputasi. Barang tersebut juga
dibuat di Negara yang sama oleh produsen yang dibuat di Negara yang sama oleh produsen sama atau
sama atau berbeda. berbeda tetapi memiliki perbedaan tipe.
Penetapan nilai pabean berdasarkan harga per Penetepan nilai pabean dilakukan dengan
kuantiti di dalam Kawasan Pabean, barang identik menghitung biaya elemen harga yang diperoleh dari
dan serupa dengan kondisi tertentu dengan nilai CIF (Cost, Insurance, Freight).
beberapa faktor deduksi.
Elemen-Elemen Biaya
Faktor Pengurang
1. Komisi; 1. Biaya Bahan Baku;
2. Biaya Transportasi (Freight); 2. Biaya Produksi;
3. Assuransi; 3. Biaya Transportasi*
4. Keuntungan (Profit); 4. Biaya umum (general expense); dan
5. Bea Masuk; 5. Keuntungan pemasok.
6. Pajak Dalam Rangka Impor;
7. G&A Expense dan biaya lain. Biaya transportasi termasuk biaya bongkar muat,
cargo handling dan biaya asuransi.
Persyaratan Metode IV
Tanggal BL dan AWB dan PIB barang identik harus
sama dengan barang yang sedang ditetapkan nilai
pabeannya atau maksimal 30 hari sebelum atau
sesudah dikeluarkannya BL atau AWB.
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri
Metode IV Metode VI - IV
• Harga jual harus dari harga importir • Harga jual diperoleh dari wholesaler atau
pertama retailer
• Periode penjualan harus maksimal 30 hari • Periode penjualan harus maksimal 90 hari
sebelum dan sesudah tanggal pendaftaran sebelum dan sesudah tanggal pendaftaran
PIB PIB
• Harga per unit barang identik atau serupa • Harga per unit barang identik dan serupa
harus berdasarkan angka penjualan terbesar berdasarkan harga wholesaler atau retailer
• Nilai Pabean = Harga Penjualan– Faktor • Data berdasarkan bukti nyata dan terukur
Deduksi • Nilai rata-rata akan digunakan apabila ada
(Faktor deduksi berdasarkan informasi dari dua atau lebih data
importir) • Nilai pabean ditetapkan berdasarkan factor
multiplikator
• (Biaya PPJK: 5% dari CIF, Freight dan
Asuransi: 5% dari CIF, Margin: 20% dari
landed cost.
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri
Tingkat Perdagangan
EKSPORTIR
Luar
Negeri
Indonesia
IMPORTIR Importir
Orang yang memasukkan barang ke dalam daerah pabean.
Wholesaler
Wholesaler adalah orang yang membeli barang untuk dijual kembali
Wholesaler kepada pihak lain yang bukan end-user. Wholesaler pada umumnya
mendapatkan harga pembelian yang lebih murah dibandingkan dengan
retailer karena wholesaler membeli barang dalam jumlah besar.
Retailer
Retailer
Orang yang membeli barang untuk dijual kembali dengan tingkat
penjualan retailer. Retailer membeli barang dari wholesaler dengan
harga yang lebih tinggi dibandingkan harga pembelian dari Importir ke
wholesaler.
PT A Harga
Importir IMPORTIR IMPORTIR
IMPORTIR
100%
Harga
Distributor = Harga
PT A 120% Harga Retailer =
Wholesaler Importir Wholesaler 144% Harga
Wholesaler Importir
PT A
Retailer Retailer
Retailer
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri
EKSPORTIR EKSPORTIR
Luar Luar
Harga
Negeri
Indonesia Negeri
Indonesia IDR
1.143,75/Unit
Imporir Harga Imporir
IDR
1.344,27/Unit
Kewajaran Nilai Impor ditentukan dari Harga Jual di dalam Daerah Pabean dari barang impor dengan
mengurangkan faktor-faktor tertentu
Faktor Pengurang*
(Biaya setelah barang sampai di pelabuhan dalam daerah
pabean)
*harus didasarkan pada data dan bukti yang obyektif dan terukur
Datar Isi Latar Belakang Prosedur Impor Nilai Pabean Metode Nilai Transaksi
Metode Selain Nilai Transaksi Pengujian Kewajaran Nilai Impor berdasarkan Harga Penjualan Dalam Negeri
Nilai = Harga Jual – (Komisi/ Keuntungan + Pengeluaran Umum + Biaya Transportasi + Asuransi)
Pabean 1 + Bea Masuk dan Cukai + Pajak + (Bea Masuk dan Cukai x Pajak)
c. Faktor Multiplikator
Lihat table 3)
Terima kasih
FILOSOFI PEMUNGUTAN CUKAI
Pasal 2 UU Cukai No. 39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas UU No.11
Tahun 1995 Tentang Cukai, mengatur tentang barang-barang tertentu yang
dinyatakan sebagai Barang Kena Cukai dengan sifat dan karakterisik :
a. Konsumsi perlu dikendalikan.
b. Peredaran perlu diawasi.
c. Pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negaif bagi masyarakat atau
lingkungan; atau
d. Pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan
keseimbangan.
BARANG KENA CUKAI
Cukai dikenakan terhadap Barang Kena Cukai yang terdiri dari:
a. eil alkohol atau etanol, dengan idak mengindahkan bahan
yang digunakan dan proses pembuatannya;
b. minuman yang mengandung eil alkohol dalam kadar
berapa pun, dengan idak mengindahkan bahan yang digunakan
dan proses pembuatannya, termasuk konsentrat yang
mengandung eil alkohol;
c. hasil tembakau, yang melipui sigaret, cerutu, rokok daun,
tembakau iris, dan hasil pengolahan tembakau lainnya, dengan
idak mengindahkan digunakan atau idak bahan penggani atau
bahan pembantu dalam pembuatannya.