Beban Kerja Fisik Vs Beban Kerja Mental
Beban Kerja Fisik Vs Beban Kerja Mental
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan
sehari-hari. Adanya masa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat
tubuh, memungkinkan manusia untuk dapat menggerakkan tubuh dan
melakukan pekerjaan. Pekerjaan di satu pihak memiliki arti penting bagi
kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga dapat mencapai kehidupan yang
produktif sebagai salah satu tujuan hidup. Di pihak lain dengan bekerja
berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain
bahwa tiap pekerja merupakan beban bagi yang bersangkutan beban tersebut
dapat berupa beban fisik maupun beban mental.
Dari sudut pandang ergonomi setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik,
kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban
tersebut. Menurut Suma’mur (1984) bahwa kemampuan kerja seorang tenaga
kerja berbeda dari satu dengan yang lainnya dan sangat tergantung dari
tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia, dan
ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
A. Kesimpulan
Beban kerja merupakan beban yang dialami oleh tenaga kerja
sebagai akibat pekerjaan yang dilakukannya atau interaksi antara job
demand (tuntutan tugas) dan work capacity (kapasitas kerja) dengan gaya
penyeimbang ergonomi, jika suatu saat antara job demand (tuntutan
tugas) dan work capacity (kapasitas kerja) terjadi ketidak seimbangan
maka akan berdampak jika tuntutan tugas yang berlebihan adalah
overstress seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan mudah marah,
dan jika tuntutan tugas yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi
karena pengurangan gerak akan menimbulkan kebosanan dan rasa
monoton (understress).
Apabila keseimbangan tersebut terwujud maka akan meningkatkan
produktifitas dan efisiensi tenaga kerja, beban kerja juga merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keselamatan dan kesehatan
para pekerja. Dimana beban kerja dipengaruhi oleh faktor eksternal
berupa tugas, organisasi, lingkungan kerja dan faktor internal meliputi
faktor somatik dan faktor psikis, sehingga beban kerja dapat digolongkan
menjadi 2 jenis yaitu beban kerja fisik dan beban kerja mental.
Tabel berikut menjelaskan tentang Beban Kerja Fisik VS Beban
Kerja Mental.
Beban Kerja Fisik Beban Kerja Mental
Beban kerja eksternal Beban kerja internal
Melibatkan kerja otot (Blue-collar) Melibatkan kerja otak (white-collar)
sebagai sumber tenaga
Mengakibatkan perubahan fungsi Mengakibatkan gangguan kejiwaan,
faal tubuh stress, kelelahan, kebosanan.
B. Saran
Sebaiknya setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai
atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif
maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut, jadi tercipta
kolerasi yang baik antara beban kerja yang ditanggung dengan
kapasitas/kemampuan dalam melakukan pekerjaan tersebut. Secara garis
besar, kegiatan-kegiatan manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik
dan kerja mental namun pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara
sempurna, karena terdapatnya hubungan yang erat antar satu dengan
lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran terhadap beban kerja
fisik dan mental agar dapat selalu direview dan dievaluasi, semata-mata
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Jurnal Kesehatan Masyarakat FKM Undip. Pengaruh beban kerja fisik dan
mental terhadap stres kerja pada perawat di instalasi gawat darurat (igd)
rsud cianjur.pdf.http://www.google.com.phpap.pdf (3 Juni 2013)