Dosen pengampu :
1. Neng Ismayanti
2. Robi Usaniyah
2019/2020
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................... 1
C. TUJUAN ................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN...................................................................................................... 2
1. Maqomat............................................................................................. 2
2. Ahwal .................................................................................................. 2
1. TAHAPAN MAQOMAT.............................................................................. 3
PENUTUP ........................................................................................................... 10
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 10
B. SARAN ................................................................................................... 10
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Maqomat
Maqomat adalah bentuk jama dari kata maqom, yang secara bahasa
berarti pangkat atau derajat. Sementara menurut istilah tasawuf, maqomat adalah
kedudukan seorang hamba di hadapan Allah yang di peroleh dengan melalui
peribadatan, bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu (mujahadah), dan
latihan keruhanian (riyadhah) yang tidak terputus dengan Allah.
2. Ahwal
Ahwal adalah bentuk jama dari hal yang di artikan sebagai kondisi atau
keadaan hati yang di alami oleh para sufi di sela-sela perjalanan spiritualnya.
Menurut istilah ilmu tasawuf, hal berarti perasaan yang menggerakan dan
mempengaruhi hati yang di sebabkan karena bersihnya doa.2 hal adalah
prolehan dalam hati tanpa adanya usaha karena kondisi tersebut datangnya dari
Allah tapan usaha tidak seperti Maqomat, dan hal bersifat tidak tetap. Selain itu,
Maqomat lebih merupakan hasil upaya aktif seorang hamba sedangkan Ahwal
1
Syamsun Ni’am, Tasawuf Studes: Pengantar belajar tasawuf (yogyakarta: Ar
Ruzz, Media, 2014), Hlm.137
2
Syamsun Ni’am, Tasawuf Studes: Pengantar belajar tasawuf (yogyakarta: Ar
Ruzz, Media, 2014), Hlm.138.
2
merupakan uluran Allah yang terhadapnya si pejalan spiritual lebih berlalu
pasif.3
1. TAHAPAN MAQOMAT
a. Al-Taubah
3
Haidar Bagir, Buku Saku Tasawuf (Bandung, Arrasyi Mizan Pustaka, 2005),
Hlm. 131
4
Haidar Bagir, Buku Saku Tasawuf (Bandung, Arrasyi Mizan Pustaka, 2005),
Hlm. 132
5
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf ( Jakarta: Rajawali Press, 2011), Hlm. 193-194
3
tersebut dan di barengi dengan melakukan kebajikan yang di anjurkan oleh
Allah.
b. Al-Zuhud
6
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf ( Bandung: Pustaka Setia, 2010), Hlm. 199-
200
7
Muhammad Muchlis Solichin, Akhlak Tasawuf, Hlm. 23
4
menyatu dengan Tuhannya, harus melepaskan dirinya sejauh mungkin dari
dunia dan pengaruh-pengaruhnya. Dikatakan bahwa zuhud pada sesuatu
adalah tidak gembira atas apa yang dimilikinya terhadap dunia, dan tidak
pula bersedih atas apa yang tidak di milikinya.
Selanjutnya dapat di pahami bahwa tingkatan zuhud pada dasarnya
ada tiga, yaitu :
1) Orang yang zuhud terhadap dunia, padahal ia masih menyukai
dunia, nafsunya selalu menoleh kepada dunia kendati demikian,
dilawannya hawa nafsu dan keinginan terhadap kenikmatan
duniawi. Orang itu disebut mutazahhid (yang berusaha hidup
zuhud),
2) Orang yang zuhud terhadap dunia dengan mudah, karena ia
menganggap perkara dunia itu sepele (sedikit manfaatnya), meski
ia mengginkannya , tetapi ia lebih memilih kezuhudannya dan
berpaling padanya.
3) Orang yang zuhud terhadap dunia, tetapi zuhud pada kezuhudannya
itu, sehingga tidak kerasa bawa dirinya sudah meninggalkan jubah
dunia.8
c. Al-Wara
8
Haidar Bagir, Buku Saku Tasawuf (Bandung, Arrasyi Mizan Pustaka, 2005),
Hlm. 134
9
Moch. Misbachul Munir, Akhlak Tasawuf. Hlm.143
5
d. Al-Faqr
e. As-Shabr
Sabar secara bahasa adalah tabah hati. Sedangkan secara istilah, sabar
adalah keadaan jiwa yang kokoh, satabil dan konsekuen dalam pendirian.11
Dalam tasawuf sifat sabar di bagi menjadi tiga macam, yaitu :
1) Sabar dalam beribadah kepada Allah
2) Sabar dalam menjauhi larangan Allah
3) Sabar menerima cobaan dari Allah.12
f. At-Tawakkal
g. Ar-Ridha
Ridha berarti menerima dengan rasa puas terhadap apa yang telah
Allah berikan. Orang yang mempunyai sifat Ridha mampu melihat sebuah
10
Amin Syukur, Tasawuf Kontekstual Solusi problem manusia modern,
( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), Hlm. 30
11
Moch. Misbachul Munir, Akhlak Tasawuf. Hlm.146
12
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf ( Bandung: Pustaka Setia, 2010), Hlm. 202
6
hikmah dan kebaikan dibalik suatu cobaan yang telah Allah beri. Ridha
memiliki dua sudut pandang, yaitu :
1) Terarah pada perbuatan Allah yang dimana seorang hamba ridha
terhadap perbutan Allah yang menetapkan terjadinya segala
sesuatu`
2) Terarah pada kejadian yang di putuskan, yaitu terhadap suatu
musibah. Artinya seseorang harus merasa ridha dengan musibah
yang di berikan oleh Allah.13
h. Mahabbah
i. Ma’rifat
13
Muhammad Muchlis Solichin, Akhlak Tasawuf, Hlm. 457
1414
Muzayyanah, Akhlak Tasawuf, ( Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014),
Hlm. 253-255
7
dengan keyakinan dan iman yang sejati dan dengan suka rela melaksankan
ajaran-Nya dalam segala perbuatan.15
2. TAHAPAN AHWAL
a. Muroqobah
b. Khauf
Khauf adalah suatu sikap mental yang merasa takut kepada Allah
karena kurang sempurna pengabdiannya. Khauf dapat mencegah seorang
hamba berbuat maksiat dan mendorongnya untuk berada dalam ketaatan.
Imam al-ghazali membagi khauf menjadi dua bagian :
15
Muhammad Muchlis Solichin, Akhlak Tasawuf, Hlm. 460
16
Azumardi Azra, Dkk, Ensiklopedi Islam. ( Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoev,
2015) Hlm. 287
8
2) Khauf pada siksaan sebagai akibat dari perbuatan maksiat, khauf
seperti ini yang mendorong manusia untuk menjauh dari apa yang
di larang dan apa yang di perintah.17
c. Raja’
d. Syauq
Syauq yang di maksud ialah rindu kepada tuhan. Syauq ialah rasa
rindu yang memancar dari hati karena gelora cinta yang murnidan di sertai
dengan mahabbah. Menurut para sufi syauq bagian dari mahabbah.
e. Hubb
17
Abdul Fattah. Tasawuf antara Algazali dan Ibnu Taimiyah, ( Jakarta: Khalifah
2005). Hlm 108
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Maqomat dalam tasawuf ialah jalan yang di lalui oleh seorang sufi
menuju kehadirat Allah. Perbedaan pendapat dalam hal stasiun-stasiun atau
jalan yang harus di lewati, ada yang mengatakan maqom yang harus di lalui
itu tujuh bahkan ada yang berpendapat bhawa maqom yang di lalui ada
sepuluh tahap. Namun demikian, ada kesepakan para sufi mengenai tahapan
yang harus di lalui yaitu, al-taubah, al-zuhud, al-wara, al-faqr, al-shabr, at-
tawakkal, dan ar-ridha. Sedangkan al-tawaddlu, al-mahabbah, dan al-
marifat para ahli tasawuf menyebutkan sebagai Maqomat, dan terkadang
menyebutnya sebagai hal dan ittihad ( tercapainya kesatuan wujud rohaniah
dengan Tuhan).
Ahwal atau hal sebagai bentuk keadaan jiwa, hal adalah prolehan
dalam hati tanpa adanya usaha karena kondisi tersebut datangnya dari Allah
tapan usaha tidak seperti Maqomat, dan hal bersifat tidak tetap. Selain itu,
Maqomat lebih merupakan hasil upaya aktif seorang hamba sedangkan
Ahwal merupakan uluran Allah kepda sang hamba. Para sufi pun berbeda
pendapat tentang tahapan yang harus di lalui, tidak adajumlah dan
kesepakatan yang pasti dalam hal ini. Sebab ahwal adalah keadaan jiwa dari
seseorang sufi.
B. SARAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon dan Mukhtar, Solihin. Ilmu Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.2004
Asmaran, As. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2002
Azra, Azumardi Dkk. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoev, 2015
Fattah, Abdul. Tasawuf antara Algazali dan Ibnu Taimiyah. Jakarta: Khalifah 2005
Haidar Bagir, Buku Saku Tasawuf. Bandung: Arrasyi Mizan Pustaka, 2005
Muzayyanah. Akhlak Tasawuf. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press. 2014
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Syamsun Ni’am, Tasawuf Studes: Pengantar belajar tasawuf. yogyakarta: Ar Ruzz, Media.
2014
Syukur, Amin. Tasawuf Kontekstual Solusi Problem Manusia Modern. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.2003
Syukur, Amin. Zuhud Di Abad Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004
Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel. Akhlak Tasawuf. Surabaya: IAIN Sunan Ampel
Press. 2011
Yusuf, Anwar Ali, Studi Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Pustaka Setia.
2003
11