A. Deskripsi
1. Nama tempat : Griya Kasih Siloam
2. Alamat : Jl. Sigura-Gura No. 17, Karangbesuki, Kecamatan Sukun,
Kota Malang, Jawa Timur, 65149
3. Waktu besuk : setiap hari mulai pukul 05.00 WIB s/d 21.00 WIB
4. Fasilitas :
a. Taman b. Ruang Tamu
e. Ruang makan
f. Kamar mandi
g. Tempat ibadah
1
C. Kegiatan yang dilakukan
1. Pada tanggal 4 Oktober 2019 pukul 08.59 WIB saya dan teman saya Denta melakukan
survey lokasi ke Panti Jompo Griya Kasih Siloam sekaligus menyelesaikan administrasi
di sekretariat panti dan ijin melakukan kunjungan dengan pengurus panti jompo
bernama Bu Paulin;
2
sudah menikah dan seorang cucu laki-laki yang masih berusia 10 (sepuluh) tahun.
Setelah itu saya melontarkan beberapa pertanyaan kepada nenek Tania:
E : “Kenapa nenek kok bisa ada disini?”
Nenek : “Suatu kali saya kepleset sampai kaki saya ndak bisa jalan, otak juga ada
pendarahan terus saya pingsan, bangun-bangun udah ada disini, kata anak saya ini
rumah sakit. Saya ndak boleh pulang sebelum kaki saya ini sembuh.”
E : “Apakah anak nenek bersama cucu nenek sering mengunjungi nenek disini?”
Nenek :“Ndak sering, ya paling sibuk jaga rumah, ngurus cucu.”
E :”Apa nenek tidak merasa kangen?”
Nenek :”Kangen, tapi ya tunggu kaki sembuh baru bisa ketemu.”
Saya bergumam dalam hati, sabar sekali nenek Tania. Beliau selalu berfikir positif dan
tidak pernah menilai buruk apapun yang terjadi padanya. Setelah selesai berbincang
dan bercerita dengan nenek, saya dan nenek berdoa bersama dengan bergandengan
tangan, saya berdoa agar nenek diberikan yang terbaik oleh Tuhan.
8. Saya dan kedua teman saya berfoto dengan nenek dan berpamitan kepada Bu Paulin
serta mengucapkan terima kasih karena sudah diperbolehkan mengunjungi panti jompo
tersebut.
3
E. Kekurangan Panti Jompo
1. Tidak ada kegiatan untuk mengisi waktu oma-oma di panti tersebut, oma-oma hanya
saling berbincang-bincang satu sama lain kemudian tidak melakukan kegiatan apapun
sehingga merasa bosan;
2. Jalan menuju taman yang kurang aman bagi lansia karena tidak ada pagar pelindung di
sekitar taman dengan kolam ikan;
3. Jalan menuju taman yang terlalu sempit sehingga tidak memudahkan lansia yang
menggunakan kursi roda untuk menuju taman tersebut.
G. DASAR HUKUM
Pengertan Hak Asasi Manusia (HAM) menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan
Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
Menurut pasal 16 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia: Setiap orang
berhak untuk melakukan pekerjaan sosial dan kebajikan, mendirikan organisasi
untuk itu, termasuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, serta menghimpun
dana untuk maksud tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut pasal 41 ayat (2) UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia: Setiap
penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita hamil, dan anak-anak, berhak
memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus.
Menurut pasal 42 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia: Setiap warga
negara yang berusia lanjut, cacat fisik dan atau cacat mental berhak memperoleh
perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atau biaya negara, untuk
menjamin kehidupan yang layak sesuai dengan martabat kemanusiaannya,
4
meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menurut saya Panti Jompo Griya Kasih Siloam telah memenuhi Pasal 9 ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3) UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dikarenakan panti
ini telah memberikan hak untuk hidup, mempertahankan hidup untuk lansia yang
ditelantarkan keluarganya, hak untuk hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera
lahir dan batin dengan menyediakan tempat yang nyaman kepada lansia , serta hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat dengan mengurus lansia mulai dari pakaian,
tempat tidur, sampai dengan kesehatan para lansia.
Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia:
Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material
maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman lahir
batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan
kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan
Pancasila.
Menurut pasal 1 ayat (2) UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia yang
dimaksud lansia adalah: seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun (enam puluh)
tahun keatas.
Menurut pasal 1 ayat (4) UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia yang
dimaksud lansia tidak potensial adalah : lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Menurut pasal 5 ayat (1) UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia:
Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Menurut pasal 5 ayat (2) UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia:
Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi:
a. pelayanan keagamaan dan mental spiritual;
b. pelayanan kesehatan;
c. pelayanan kesempatan kerja;
d. pelayanan pendidikan dan pelatihan;
e. kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum.
5
f. kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum;
g. perlindungan sosial;
h. bantuan sosial
Menurut pasal 12 UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia: Upaya
peningkatan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia tidak potensial meliputi:
a. pelayanan keagamaan dan mental spiritual;
b. pelayanan kesehatan;
c. pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan
prasarana umum.
d. pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum;
e. perlindungan sosial.
Menurut pasal 19 ayat (1) UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia:
Pemberian perlindungan sosial dimaksudkan untuk memberikan pelayanan bagi lanjut
usia tidak potensial agar dapat mewujudkan taraf hidup yang wajar.
Menurut pasal 19 ayat (2) UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia:
Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui
pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial yang diselenggarakan baik di dalam maupun di
luar panti.
H. Dokumentasi
6
Suasana senang berbagi kue Di plakat griya kasih Siloam