Anda di halaman 1dari 5

RISIKO GANGGUAN SIRKULASI SPONTAN

No Standar Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi


Keperawatan Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
Indonesia
(SLKI) (SIKI)

1. Resiko gangguan Setelah dilakukan Perawatan jantung akut


sirkulasi spontan intervensi selama …..x….
Observasi
menit, maka sirkulasi
(D.0010)
spontan meningkat  Identifikasi karakteristik
Definisi : dengan kriteria hasil: nyeri dada (meliputi
factor pemicu dan pereda,
Berisiko mengalami  Tingkat kesadaran
kualitas, lokasi radiasi,
ketidakmampuan untuk meningkat (5)
skala, durasi dan
mempertahankan  Saturasi oksigen
frekuensi)
sirkulasi yang adekuat meningkat (5)
 Monitor EKG 12 sadapan
untuk menunjang  Gambaran EKG
untuk perubahan ST dan
kehidupan aritmia menurun
T
(5)
Faktor Resiko:  Monitor aritmia (kelainan
 Frekuensi nadi
irama dan frekuensi)
 Kekurangan membaik (5)
 Monitor elektrolit yang
volume cairan  Tekanan darah
meningkatkan risiko
 Hipoksia membaik (5)
aritmia (mis.kalium,
 Hipotermia  Frekuensi nafas
magnesium serum)
 Hipokalemia/hyper membaik (5)
 Monitor enzim jantung
kalemia  Suhu tubuh
(mis. CK, CK-MB,
 Hipoglikemia/hype membaik (5)
Troponin T, Troponin I)
rglikemia  ETCO2 membaik
 Monitor saturasi oksigen
 Asidosis (5)
 Identifikasi stratifikasi
 Toksin (mis.  Produksi urine (5)
pada sindrom koroner
keracunan,
overdosis obat)
 Tamponade akut (mis. Skor TIMI,
jantung Killip, Crusade)
 Tension
Terapeutik
pneumothorax
 Trombosis jantung  Pertahankan tirah baring

 Trombosis patu minimal 12 jam

(emboli paru)  Pasang akses intravena


 Puasakan hingga bebas
nyeri
Kondisi terkait :  Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi
 Bradikardia
ansietas dan stress
 Takikardia
 Sediakan lingkungan
 Sindrom koroner
yang kondusif untuk
akut
beristirahat dan
 Gagal jantung
pemulihan
 Kardiomiopati
 Siapkan menjalani
 Miokarditis
intervensi koroner
 Disritmia
perkutan, jika perlu
 Trauma
 Berikan dukungan
 Perdarahan (mis. emosional dan spiritual
Paerdarahan
gastrointestinal, Edukasi

ruptur aorta,  Anjurkan segera


perdarahan melaporkan nyeri dada
intrakarnial)
 Anjurkan menghindari
 Keracunan maneuver Valsava (mis.
 Overdosis Mengedan saat BAB atau
 Tenggelam batuk)
 Emboli paru
 Jelaskan tindakan yang
dijalani pasien
 Ajarkan teknik
menurunkan kecemasan
dan ketakutan

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
antiplatelet, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
antianginal (mis.
Nitrogliserin, beta
blocker, calcium channel
blocker)
 Kolaborasi pemberian
morfin, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
inotropik, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
obat untuk mencegah
maneuver Valsava (mis.
pelunak tinja, antiemetik)
 Kolaborasi pemcegahan
trombus dengan
antikoagulan, jika perlu
 Kolaborasi pemeriksaan
x-ray dada, jika perlu
Pertolongan Pertama

Observasi

 Identifikasi keamanan
penolong, pasien dan
lingkungan
 Identifikasi respon pasien
dengan AVPU (alert,
verbal, pain
unresponsive)
 Monitor tanda-tanda vital
 Monitor karakteristik
luka (mis.drainase,
warna, ukuran, bau)

Terapeutik

 Meminta pertolongan,
jika perlu
 Lakukan RICE (rest, ice
compression, elevation)
pada cedera otot
ekstremitas
 Lakukan penghentian
perdarahan (mis.
penekanan, balut tekan,
pengaturan posisi)
 Bersihkan kulit dari racun
atau bahan kimia yang
menempel dengan sabun
dan air mengalir
 Lepaskan sengatan dari
kulit
 Lepaskan gigitan
serangga dari kulit
menggunakan pinset atau
alat yang sesuai

Edukasi

 Ajarkan teknik perawatan


luka

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
obat-obatan (mis.
antibiotic profilaksis,
vaksin, antihistamin,
antiinflamasi, dan
analgetik), jika perlu

Anda mungkin juga menyukai