Anda di halaman 1dari 12

SEWA GUNA USAHA (LEASING)

I. DASAR-DASAR LEASING
Lease adalah perjanjian kontraktual antara lessor dan lessee yang
memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan properti tertentu, yang dimiliki
oleh lessor, selama periode waktu tertentu dengan membayar sejumlah uang (sewa)
yang sudah ditentukan, yang umumnya dilakukan secara periodik. Unsur penting dari
perjanjian lease adalah bahwa hak kepemilikan lessor atas properti yang dilease
menjadi berkurang.
Karena lease adalah suatu kontrak, maka perjanjian yang disetujui oleh lessor dan
lessee dapat sangat bervariasi dan hanya dibatasi oleh keinginan kedua pihak.
a. Durasi (duration) atau jangka waktu lease dapat bervariasi dari periode waktu
yang pendek hingga seluruh umur manfaat dari aktiva yang bersangkutan.
b. Pembayaran sewa (rental payments) dapat dilakukan dari tahun ke tahun
dalam jumlah yang meningkat atau menurun, sementara nilainya dapat
ditetapkan terlebih dahulu atau dapat bervariasi dengan penjualan, suku
bunga utama, indeks harga konsumen, atau beberapa faktor lainnya.
c. Kewajiban untuk pajak, asuransi, dan pemeliharaan (biaya executory) dapat
dibebankan baik kepada lessor maupun lessee, atau dapat dibagi antara kedua
belah pihak.
d. Pembatasan (restrictions) yang dapat diperbandingkan dengan perjanjian
obligasi dapat membatasi aktivitas lessee dalam hal pembayaran dividen atau
penambahan hutang dan kewajiban lessee demi melindungi lessor dari default
atas sewa itu.
e. Kontrak lease mungkin bersifat tidak dapat dibatalkan (noncancelable) atau
mungkin memberikan hak untuk dibatalkan lebih cepat pada tingkat harga
tertentu diambah dengan denda.
f. Dalam kasus default atau lessee tidak dapat membayar lease, lessee
berkewajiban untuk membayar seluruh pembayaran dimasa depan secara
langsung, memperoleh hak kepemilikan properti sebagai pertukaran, atau
lessor dapat mempunyai hak untuk menjual kepada pihak ketiga dan menagih
dari lessee semua atau sebagian perbedaan harga jual dengan biaya lessor
yang belum tertutupi.
g. Berbagai alternatif bagi lessee pada saat kontrak berakhir berkisar dari tidak
adanya hak untuk membeli aktiva yang dilease pada nilai pasar wajar atau hak
untuk memperbaharui atau membeli pada harga nominal.
Keunggulan lease yang umumnya dinikmati lessee adalah:
1. Pembiayaan 100% dengan suku bunga tetap.
Lease sering ditandatangani tanpa membutuhkan uang muka lessee, yang
membantu menghemat dana kas yang terbatas, khususnya sangat diinginkan
oleh perusahaan baru dan sedang berkembang. Selain itu, pembayaran lease

1
juga sering bersifat tetap, sehingga melindungi lessee dari inflasi dan
meningkatnya biaya.
2. Proteksi terhadap keusangan.
Peralatan yang dilease dapat mengurangi resiko keusangan bagi lessee, dan
dalam banyak kasus memindahkan resiko nilai residu kepada lessor.
3. Fleksibilitas.
Perjanjian lease memiliki lebih sedikit batasan-batasan bila dibandingkan
perjanjian hutang lainnya. Lessor yang inovatif mampu membuat perjanjian
lease disesuaikan dengan kebutuhan khusus lessee.
4. Pembiayaan yang lebih murah.
Beberapa perusahaan menyadari bahwa pembiayaan dengan lease ternyata
lebih murah daripada jenis pembiayaan lainnya.
5. Pembiayaan di luar neraca.
Beberapa lease tidak mengakibatkan bertambahnya hutang pada neraca atau
mempengaruhi rasio keuangan, tetapi dapat menambah kemampuan
perusahaan untuk melakukan pinjaman-pinjaman.

II. AKUNTANSI UNTUK LESSEE


Jika lessee mengkapitalisasi lease, maka lessee akan mencatat aktiva dan
kewajiban yang umumnya sama dengan nilai sekarang pembayaran sewa. Lessor,
yang sudah memindahkan secara substansial seluruh manfaat dan resiko
kepemilikan, mengakui penjualan dengan mengeluarkan aktiva dari neraca dan
menggantikannya dengan piutang.

Ayat jurnal khusus bagi lessor dan lessee, dengan asumsi peralatan dilease
dan dikapitalisasi, adalah:
Lessee
Peralatan yang dilease xxx
Kewajiban lease xxx
Lessor
Piutang lease (bersih) xxx
Peralatan xxx

Karena sudah mengkapitalisasi aktiva, lessee akan mencatat


penyusutan/depresiasi. Lessor dan lessee akan memperlakukan pembayaran lease
sebagai pembayaran pokok dan bunga. Jika kontrak lease tidak dikapitalisasi, tidak
ada aktiva yang dicatat oleh lessee dan tidak ada aktiva yang dikeluarkan dari
pembukuan lessor. Pada saat pembayaran lease dilakukan, lessee mencatat biaya
sewa dan lessor mengakui pendapatan sewa.
Untuk lease yang dicatat sebagai lease modal (capital lease), lease harus
dianggap tidak dapat dibatalkan, dan memenuhi 1 atau lebih dari 4 kriteria berikut
ini:

2
Kriteria kapitalisasi (lessee):
 Lease mentransfer kepemilikan properti kepada lessee
 Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase
option)
 Jangka waktu lease sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur ekonomis
aktiva yang dilease
 Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya
executory) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar aktiva yang
dilease
Lease yang tidak memenuhi salah satu kriteria diatas diklasifikasikan sebagai
lease operasional (operating lease).
Aktiva dan Kewajiban yang Diperlakukan secara Berbeda
Dalam transaksi lease modal, lessee menggunakan lease sebagai sumber
pembiayaan. Lessor membiayai transaksi (menyediakan modal investasi) melalui
aktiva yang dilease, dan lessee melakukan pembayaran sewa, yang sebenarnya
merupakan pembayaran cicilan. Oleh karena itu, selama umur properti yang dilease,
pembayaran sewa kepada lessor mencakup pembayaran pokok ditambah bunga.
 Pencatatan Aktiva dan Kewajiban
Dalam metode lease modal, lessee memperlakukan transaksi lease
seolah-olah aktiva telah dibeli dalam transaksi pembiayaan dimana aktiva
diperoleh dan kewajiban diakui. Oleh karena, itu lessee mencatat lease modal
sebagai aktiva dan kewajiban pada nilai terendah antara (1) nilai sekarang dari
pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya executory) atau (2) nilai
pasar wajar aktiva yang dilease pada awal lease. Dasar pemikiran untuk
pendekatan ini adalah bahwa aktiva yang dilease tidak boleh dicatat lebih
tinggi dari nilai pasar wajarnya.
 Periode Penyusutan
Salah satu aspek yang menyulitkan akuntansi untuk penyusutan aktiva
yang dilease yang dikapitalisasi berhubungan dengan periode penyusutan. jika
perjanjian lease mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee (kriteria 1)
atau mencakup opsi pembelian dengan harga khusus (kriteria 2) – aktiva yang
dilease disusutkan dalam cara yang konsisten dengan kebijakan penyusutan
normal lessee atas aktiva yang dimilikinya, dengan menggunakan umur
ekonomis aktiva. Sebaliknya, jika lease tidak mengalihkan kepemilikan atau
tidak mencakup opsi pembelian dengan harga khusus, maka aktiva disusutkan
selama masa lease.
 Metode Bunga Efektif
Selama jangka waktu lease, metode bunga efektif digunakan untuk
mengalokasikan setiap pembayaran lease antara pokok dan bunga. Metode ini
menghasilkan beban bunga periodik yang sama dengan persentase konstan
dari nilai tercatat kewajiban lease.

3
Tingkat diskonto yang digunakan oleh lessee untuk menentukan nilai
sekarang dari pembayaran lease minimum harus digunakan oleh lessee ketika
mengaplikasikan metode bunga efektif pada lease modal.
 Konsep Penyusutan
Walaupun jumlah yang awalnya dikapitalisasi sebagai aktiva dan dicatat
sebagai kewajiban telah dihitung pada nilai sekarang yang sama, namun
penyusutan aktiva dan pengurangan kewajiban adalah dua proses akuntansi
yang independen selama jangka waktu lease. Lessee harus menyusutkan
aktiva yang dilease dengan menggunakan metode penyusutan konvensional,
garis lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun, unit produksi dan lainnya.
Metode Lease Modal (Lessee)
Lessor Company dan Lesse Company menandatangani perjanjian lease
tertanggal 1 Januari 2002 dimana Lessor Company meleasekan peralatan kepada
Lessee Company mulai tanggal 1 Januari 2002. Jangka waktu dan provisi dari
perjanjian lease tersebut dan data terkait lainnya adalah:
1. Jangka waktu lease adalah 5 tahun, dan perjanjian lease tidak dapat
dibatalkan, yang mengharuskan pembayaran sewa yang sama sebesar
Rp.25.981,62 pada awal setiap tahun (dasar anuitas jatuh tempo).
2. Peralatan tersebut memiliki nilai wajar pada awal lease sebesar Rp.100.000
dengan estimasi umur ekonomis 5 tahun tanpa nilai residu.
3. Lessee Company membayar seluruh biaya executory secara langsung kepada
pihak ketiga kecuali untuk pajak properti sebesar Rp.2.000 per tahun, yang
dimasukkan dalam pembayaran tahunan kepada lessor.
4. Lease ini tidak mencakup opsi pembaharuan, dan peralatan kembali menjadi
milik lessor Company pada akhir masa lease.
5. Suku bunga pinjaman incremental Lesse Company adalah 11% per tahun.
6. Lessee Company menyusutkan peralatan atas dasar garis lurus.
7. Lessor Company menetapkan sewa tahunan untuk memperoleh tingkat
pengembalian atas investasi sebesar 10% per tahun; hal ini diberitahu kepada
Lessee Company.
Lease ini memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai lease modal,
dengan alasan sebagai berikut:
─ Jangka waktu lease selama 5 tahun yang sama dengan estimasi umur
ekonomis peralatan selama 5 tahun, memenuhi pengujian 75%,
─ Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (Rp.100.000 sesuai
perhitungan dibawah) melebihi 90% dari nilai wajar properti (Rp.100.000).
Pembayaran lease minimum adalah Rp.119.908,1 (Rp.23.981,62 x 5), dan
jumlah yang dikapitalisasi sebagai aktiva yang dilease dihitung sebagai nilai sekarang
dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya executory – pajak properti
sebesar Rp.2.000) sebagai berikut:

4
Jumlah yang dikapitalisasi = (Rp.25.981,62 – Rp.2.000) x nilai sekarang anuitas
Jatuh tempo sebesar 1
Selama 5 periode pada
10%
= Rp.23.981,62 x 4,16987
= Rp.100.000

Suku bunga implisit lessor sebesar 10% yang digunakan, bukan suku bunga
pinjaman incremental lessee sebesar 11% karena (1) nilainya lebih rendah dan (2)
lessee mengetahui suku bunga ini.
Jurnal yang harus dibuat Lessee untuk mencatat transaksi diatas adalah sebagai
berikut:
Pada tanggal 1 Januari 2002 mencatat transaksi leasing sebagai aktiva tetap dan
kewajiban sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran lease.
Peralatan – lease modal Rp.100.000
Hutang – lease modal Rp.100.000

Setiap pembayaran lease sebesar Rp.25.981,62 terdiri dari tiga unsur. (1)
pengurangan kewajiban lease, (2) biaya pendanaan (biaya bunga) dan (3) biaya
executory (pajak properti). Total biaya pendanaan (biaya bunga) selama jangka
waktu lease adalah Rp.19.908,10 yaitu merupakan selisih antara nilai sekarang
pembayaran lease (Rp.100.000) dan kas aktual yang dikeluarkan, dikurangi biaya
executory (Rp.119.908,10). Oleh karena itu, biaya bunga tahunan, dengan
menggunakan metode bunga efektif disajikan sebagai berikut:

LESSEE COMPANY
Skedul Amortisasi Lease
(Dasar anuitas jatuh tempo)
Tanggal Pembayaran Biaya Bunga Pengurangan Kewajiban
Lease Eksekutori (10%) kewajiban lease (e)
Tahunan (a) (b) atas lease (d)
kewajiban
yang
belum
dibayar
(c)
1/1/02 Rp.
100.000,00
1/1/02 25.981,62 2.000 0 23.981,62 76.018,38
1/1/03 25.981,62 2.000 7.601,84 16.379,78 59.638,60
1/1/04 25.981,62 2.000 5.963,86 18.017,76 41.620,84

5
1/1/05 25.981,62 2.000 4.162,08 19.819,54 21.801,30
1/1/06 25.981,62 2.000 2.180,32* 21.801,30 0
Total Rp. Rp. Rp. Rp. -
129.908,10 10.000,- 19.908,10 100.000,-

* Dibulatkan

Pada tanggal 1 Januari 2002, jurnal untuk mencatat pembayaran lease tahun
pertama adalah sebagai berikut:
Hutang – lease modal Rp.23.981,62
Biaya pajak properti Rp. 2.000
Kas Rp.25.981,62
Pada tanggal 31 Desember 2002, penyusutan/depresiasi atas peralatan yang dilease
selama 5 tahun jangka waktu lease (menggunakan metode garis lurus) dicatat
dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Biaya Depresiasi peralatan – lease modal Rp.20.000
Akumulasi Depresiasi Rp.20.000
(Rp.100.000 ÷ 5 tahun)

Ayat jurnal berikut mencatat pembayaran lease tahun kedua dan


Penyusutan/depresiasi:
1 Januari 2003
Hutang – lease modal Rp.16.379,78
Biaya Pajak Properti Rp. 2.000
Biaya bunga Rp. 7.601,84
Kas Rp.25.981,62

31 Desember 2003
Biaya Depresiasi peralatan – lease modal Rp.20.000
Akumulasi Depresiasi Rp.20.000

Ayat jurnal hingga tahun 2006 akan mengikuti pola diatas. Biaya executory
yang dikeluarkan oleh Lessee Company akan dicatat dengan pola yang sama seperti
digunakan untuk mencatat setiap biaya operasi lainnya yang terjadi atas aktiva yang
dimiliki oleh Lessee Company.
Pada saat berakhirnya masa lease, jumlah yang dikapitalisasi sebagai
peralatan yang dilease telah seluruhnya diamortisasi dan kewajiban lease telah
seluruhnya dilunasi. Jika tidak dibeli, peralatan tersebut akan dikembalikan ke lessor,
serta peralatan yang dilease dan akun akumulasi penyusutan terkait akan dihapus
dari pembukuan.

6
Jika peralatan dibeli pada akhir masa lease dengan harga Rp.5.000 dan
estimasi umur peralatan diubah dari 5 menjadi 7 tahun, maka ayat jurnal yang harus
dibuat:

Peralatan (Rp.100.000 + Rp.5.000) Rp.105.000


Akumulasi depresiasi peralatan – lease modal Rp.100.000
Peralatan – lease modal Rp.100.000
Akumulasi depresiasi – peralatan Rp.100.000
Kas Rp. 5.000

Metode Lease Operasi (Lessee)


Dalam metode operasi, beban sewa (dan kewajiban yang berhubungan) harus
diakrualkan dari hari ke hari ke lessee ketika properti digunakan. Lessee
membebankan sewa ke periode-periode yang memperoleh manfaat dari penggunaan
aktiva dan mengabaikan, dalam akuntansi, setiap komitmen untuk melakukan
pembayaran dimasa depan.
Sebagai contoh, misalkan bahwa lease modal yang dicontohkan sebelumnya
tidak memenuhi kriteria sebagai lease modal dan diperlakukan sebagai lease operasi.
Beban tahun pertama ke operasi adalah Rp.25.981,62 yaitu jumlah pembayaran
sewa.
Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran ini pada tanggal 1 Januari 2002
adalah:
Beban sewa Rp.25.981,62
Kas Rp.25.981,62
Aktiva yang disewa maupun setiap kewajiban jangka panjang untuk
pembayaran sewa di masa depan tidak dilaporkan dalam neraca. Beban sewa akan
dilaporkan pada laporan laba rugi

III. AKUNTANSI OLEH LESSOR


Keunggulan leasing bagi lessor adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan Bunga.
Leasing adalah salah satu bentuk pembiayaan, oleh karena itu, lembaga
keuangan dan perusahaan leasing menganggap leasing sangat menarik
karena menyediakan marjin bunga yang kompetitif.
2. Insentif Pajak.
Dalam banyak kasus, perusahaan yang melease tidak dapat menggunakan
manfaat pajak, tetapi leasing memberikan mereka peluang untuk
mengalihkan manfaat pajak semacam itu kepada pihak lain (lessor) berupa
pengembalian atas tarif sewa yang lebih rendah dari aktiva yang dilease.
3. Nilai Residu yang Tinggi.
Keunggulan lain bagi lessor adalah pengembalian properti pada akhir masa
lease. Nilai residu dapat menghasilkan laba yang sangat besar.

7
Ekonomi Leasing
Lessor menentukan jumlah sewa, berdasarkan tingkat pengembalian – suku
bunga implisit – yang dibutuhkan untuk menjustifikasi leasing aktiva. Faktor-faktor
penting yang dipertimbangkan dalam menentukan tingkat pengembalian adalah
posisi kredit lessee, lamanya lease, dan status nilai residu (dijamin vs tidak dijamin).

Klasifikasi Lease oleh Lessor


Dari sudut pandang lessor, semua lease dapat diklasifikasikan untuk tujuan
akuntansi sebagaiberikut:
a. Lease operasi
b. Lease pembiayaan langsung
c. Lease jenis penjualan
Jika pada tanggal perjanjian lease (awal) lessor adalah pihak yang memenuhi
satu atau lebih kriteria Kelompok I berikut ini (1,2,3, dan 4) dan kriteria Kelompok
II (1 dan 2), maka lessor harus mengklasifikasikan dan memperhitungkan perjanjian
ini sebagai lease pembiayaan langsung atau lease penjualan.

Kriteria Kapitalisasi (Lessor)


Kelompok I
1. Lease mengalihkan kepemilikan properti kepada lessee
2. Lease mencakup opsi pembelian dengan harga khusus
3. Jangka waktu lease sama dengan 75% atau lebih dari estimasi umurekonomis
properti yang di lease
4. Nilai sekarang dari pembarayan lease minimun (kecuali biaya executory)sama
dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di lease.
Kelompok II
1. Tagihan pembayaran yang diperoleh dari lessee dapat diprediksi secara layak.
2. Tidak ada ketidakpastian yang penting seputar jumlah biaya yang tidakdapat
dibayarkan kembali meskipun telah dikeluarkan oleh lessor menurut lease
(pelaksanaan lessor secara substansial telah selesai atau biayamasa depan
diprediksi secara layak
Perbedaan antara lease pembiayaan langsung dan lease jenis penjualan bagi
lessor adalah adanya atau tidak adanya laba (atau kerugian) produsen atau penyalur.
Lease jenis penjualan melibatkan laba produsen atau penyalur, sedangkan lease
pembiayaan langsung tidak memiliki unsur tersebut.Laba (atau rugi) lessor adalah
perbedaan antara antara nilai wajar properti yang dilease pada awal lease dengan
biaya atau jumlah tercatat (nilai buku lessor).
Semua lease yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai lease pembiayaan langsung
atau jenis penjualan, diklasifikasikan dan diperlakukan oleh lessor sebagai lease
operasi.
Metode Pembiayaan Langsung (Lessor)

8
Lease yang pada hakekatnya adalah pembiayaan atas pembelian aktiva oleh
lessee mengharuskan lessor mengganti aktiva yang dilease dengan piutang
pembayaran lease. Informasi yang dibutuhkan untuk mencatat lease pembiayaan
langsung adalah:
1. Investasi Kotor (Piutang Pembayaran Lease)
Pembayaran lease minimum ditambah nilai residu yang tidak dijamin.
2. Pendapatan Bunga Diterima di Muka
Perbedaan antara investasi kotor (piutang pembayaran lease) dan nilai pasar
wajar aktiva.
3. Investasi Bersih
Investasi kotor (piutang pembayaran lease) dikurangi pendapatan bunga
diterima di muka.
Penghitungan Investasi kotor sering membingungkan karena ketidakpastian
mengenai bagaimana memperhitungkan nilai residu. Perlu diingat bahwa
pembayaran lease minimum mencakup:
 Pembiayaan lease (tidak termasuk biaya executory)
 Opsi pembelian dengan harga khusus ( jikaada )
 Nilai residu yang dijamin ( jika ada )
 Denda atau penalti atas kegagalan ( jika ada )
Pendapatan Bunga diterima di muka diamortisasi ke pendapatan bunga
sepanjang jangka waktu lease dengan menerapkan metode bunga efektif. Jadi,
tingkat pengembalian yang konstan dihasilkan atas investasi bersih dalam lease.

CONTOH SOAL:
Dengan menggunakan contoh soal sebelumnya, berikut ini adalah informasi yang
relevan bagi Lessor Company dalam akuntansi untuk transaksi lease:
1. Jangka waktu lease 5 tahun yang dimulai tanggal 1 januari 2002,tidak dapat
dibatalkan, dan membutuhkan pembayaran sewa yang sama sebesar
Rp.25.981,62 pada awal setiap tahun, pembayaran termasuk biaya executory
Rp. 2.000 (pajak properti)
2. Peralatan memiliki nilai buku Rp.100.000 bagi Lessor Company, nilai wajar
awal lease sebesar Rp.100.000, estimasi umur ekonomis 5 tahun, dan tidak
ada nilai residu
3. Tidak ada biaya langsung awal yang dikeluarkan untuk negoisasidan menutup
transaksi lease
4. Lease tidak memiliki opsi untuk memperbaharui kontrak danperalatan
dikembalikan kepada Lessor Company pada akhir masa lease
5. Tagihan dapat dijamin dan tidak ada biaya tambahan (dengan pengecualian
pajak properti yang ditagih dari lessee) yang harus dikeluarkan oleh lessor
6. Lessor Company menentukan pembayaran lease tahunan untuk menjamin
tingkatpengembalian 10% (suku bunga implisit).
Dari informasi diatas, perhitungan penentuan sewa oleh lessor adalah:

9
Nilai pasar wajar peralatan yang dilease Rp.100.000
Dikurangi: Nilai sekarang dari nilai residu 0
Jumlah yang akan dipulihkan oleh lessor melalui pembayaran lease Rp.100.000
Lima pembayaran lease awal tahun untuk menghasilkan
Pengembalian 10%
(Rp.100.000 ÷4,16986a) Rp.23.981,62

aPV dari anuitas jatuh tempo sebesar 1 selama 5 tahun pada 10%
Lease tersebut memenuhi kriteria klasifikasi sebagai lease pembiayaan
langsung, karena:
─ Jangka waktu lease melebihi 75% estimasi umur ekonomis peralatan
─ Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum melebihi 90% nilai wajar
peralatan
─ Tagihanpembayaran dipastikan secara layak
─ Tidak ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh lessor Company
Lease ini tidak termasuk lease jenis penjualan karena tidak ada selisih antara
nilai wajar peralatan (Rp.100.000) dengan biaya yang dikeluarkan oleh lessor
(Rp.100.000)

Piutang pembayaran lease (investasi kotor) dihitung sbg berikut:


Piutang pembayaran lease = pembayaran lease minimum dikurangi biaya executory
yang dibayar oleh lessor ditambah nilai residu yang tidak dijamin
= [(Rp.25.981,62 – Rp.2.000) x 5] + Rp.0
= Rp.119.908,10

Pendapatan bunga diterima dimuka dihitung sebagai berikut:


Pendapatan bunga diterima dimuka = Piutang pembayaran lease dikurangi nilai pasar
aktiva
= Rp.119.908,10 – Rp.100.000
= Rp.19.908,10

Investasi bersih dihitung sebagai berikut:


Investasi bersih = Investasi kotor dikurangi pendapatan bunga diterima dimuka
= Rp.119.908,10 – Rp.19.908,10
= Rp.100.000

Lease aktiva, piutang, dan pendapatan bunga diterima dimuka dicatat per 1 Januari
2002 (awal lease) sebagai berikut:
Piutang pembayaran lease Rp.119.908,10
Peralatan Rp.100.000
Pendapatan diterima dimuka – lease Rp. 19.908,10

10
Seperti halnya perlakuan lessee terhadap bunga, lessor juga
menerapkan metode bunga efektif dan mengakui pendapatan bunga atas saldo
investasi bersih. Ditunjukkan dalam tabel berikut:
LESSOR COMPANY
Skedul Amortisasi Lease
(Dasar anuitas jatuh tempo)
Tanggal Pembayaran Biaya Bunga Pemulihan Investasi
Lease Eksekutori (10%) atas investasi Bersih (e)
Tahunan (a) (b) investasi bersih (d)
bersih (c)
1/1/02 Rp.
100.000,00
1/1/02 25.981,62 2.000 0 23.981,62 76.018,38
1/1/03 25.981,62 2.000 7.601,84 16.379,78 59.638,60
1/1/04 25.981,62 2.000 5.963,86 18.017,76 41.620,84
1/1/05 25.981,62 2.000 4.162,08 19.819,54 21.801,30
1/1/06 25.981,62 2.000 2.180,32* 21.801,30 0,00
Total Rp. Rp. Rp. Rp. -
129.908,10 10.000,- 19.908,10 100.000,-

Pada tanggal 1 Januari 2002, jurnal untuk mencatat penerimaan pembayaran lease
tahun I adalah sebagai berikut:
Kas Rp.25.981,62
Piutang Pembayaran Lease Rp.23.981,62
Hutang Pajak Properti Rp. 2.000

Pada tanggal 31 Desember 2002, pendapatan bunga yang diperoleh selama tahun I
diakui dengan ayat jurnal berikut:
Pendapatan Bunga Diterima di Muka – Lease Rp.7.601,84
Pendapatan Bunga – Lease Rp.7.601,84

Ayat jurnal berikut mencatat penerimaan pembayaran lease tahun II dan pengakuan
pendapatan bunga:
1 Januari 2003
Kas Rp.25.981,62
Piutang Pembayaran Lease Rp.23.981,62
Hutang Pajak Properti Rp. 2.000

31 Desember 2003
Pendapatan Bunga Diterima di Muka – Lease Rp.5.963,86
Pendapatan Bunga – Lease Rp.5.963,86

11
Ayat jurnal yang dibuat sampai tahun 2006 akan mengikuti pola yang sama
kecuali tidak ada ayat jurnal yang dicatat untuk pendapatan bunga pada tahun 2006
(tahun terakhir). Karena piutang akan ditagih seluruhnya pada 1 Januari 2006, maka
tidak ada saldo (investasi) yang beredar pada tahun 2006 dimana Lessor Company
akan menanggung setiap bunga. Pada saat lease berakhir, piutang kotor dan
pendapatan diterima di muka akan dihapus seluruhnya. Lessor Company tidak
mencatat penyusutan.
Jika pada saat lease berakhir, peralatan dijual kepada Lessee Company seharga
Rp.5.000, maka Lessor Company akan mengakui disposisi peralatan sebagai
berikut:
Kas Rp.5.000
Keuntungan penjualan peralatan yang dilease Rp.5.000

Metode Operasi (Lessor)


Menurut metode operasi, setiap penerimaan sewa oleh lessor dicatat sebagai
pendapatan sewa. Aktiva yang di lease disusutkan dalam cara yang biasa, dimana
biaya depresiasi periode berjalan ditandingkan dengan pendapatan sewa.
Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan sewa adalah sebagai berikut:
Kas Rp.25.981,62
Pendapatan Sewa Rp.25.981,62
Ayat jurnal untuk mencatat depresiasi (penyusutan) dengan asumsi metode garis
lurus digunakan, biaya perolehan Rp.100.000 dan umur manfaat 5 tahun:
Biaya Depresiasi – Peralatan yang Dilease Rp.20.000
Akumulasi Depresiasi Rp.20.000

Jika Pajak Properti, asuransi, pemeliharaan, dan biaya operasi lainnya selama
setahun adalah kewajiban lessor, maka biaya-biaya ini dicatat sebagai biaya yang
dapat dibebankan ke pendapatan sewa kotor.

12

Anda mungkin juga menyukai