Anda di halaman 1dari 165

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


NOMOR : KP 608 TAHUN 2015

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL


PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-27,
PROSEDUR PEMELIHARAAN ALAT BANTU PENDARATAN VISUAL '
(ADVISORY CIRCULAR 139-27)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun


2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation Part 139) tentang
Bandar Udara (Aerodromes) telah mengatur bahwa setiap
pembangunan dan pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome)
harus sesuai dengan standar teknis dan operasi peraturan
keselamatan penerbangan sipil;

b. bahwa prosedur pemeliharaan alat bantu pendaratan visual


dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor: SKEP 157 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Pelaporan Peralatan Fasilitas Elektronika
dan Listrik Penerbangan, dinilai masih terdapat kekurangan
dan perlu disempurnakan sesuai dengan hasil audit ICAO
USOAP;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana disebutkan


dalam huruf a dan b diatas maka perlu diatur dengan
menetapkan Pedoman Teknis Operasional Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-27, Prosedur
Pemeliharaan Alat Bantu Pendaratan Visual (Advisory
Circular 139-27) dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor Nomor 1 Tahun 2009 tentang


Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4956);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang


Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Bandar Udara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 71,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5295);
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015
tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015
Tentang Kementerian Perhubungan;
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan
sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 68 Tahun 2013;

7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun 2015


tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139
(Civil Aviation Safety Regulations Part 139) tentang Bandar
Udara (Aerodrome);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


TENTANG PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL PERATURA^
KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 39 27
(ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-27) PROSEDUR
PEMELIHARAAN ALAT BANTU PENDARATAN VISUAL
(AIRPORT LIGHTING). visual

Pasal 1

Memberlakukan prosedur pemeliharaan alat bantu Ppendaratan


visual (airport lighting). "<«««an

Pasal 2

Prosedur pemeliharaan alat bantu pendaratan visual (airport


lighting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum
dalam Lampiran Peraturan ini.

Pasal 3

Penyelenggara bandar udara wajib menyampaikan laporan


kondisi alat bantu pendaratan visual (airport lighting) setiap
bulan kepada Direktur Jenderal.
Pasal 4

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka ketentuan yang


mengatur mengenai pemeliharaan alat bantu pendaratan
visual dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor: SKEP 157 Tahun 2003 tentang Pedoman Pemeliharaan
dan Pelaporan Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik
Penerbangan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5

Direktur Bandar Udara melaksanakan pengawasan terhadap


pelaksanaan Peraturan ini.

Pasal 6

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 19 oktober 2015

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


ttd

SUPRASETYO

SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada :


1. Menteri Perhubungan Republik Indonesia-
2. Sekretaris Jenderal, Kementerian Perhubungan-
3. Inspektur Jendera,l Kementerian Perhubungan-'
4. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara-
5. Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara-
6. Para Kepala Otoritas Bandar Udara- g UClara'
?' Urraf^^ Bandar ""^ UPBU Direkt°rat Jende-> Perhubungan
8. Direktur Utama PT. Angkasa Pura I(persero)-
?n pirC^Ur
10. Para ^a2la
Kepala ?' AngkaSa
Bandar Pum "yang
Udara Khusus (P^seroi; dan penerbangan sipil.
melayani
Sak^^gv^4engan aslinya
KEPA||tol«UM DAN HUMAS,

HARJO
1 (IV/b)
199003 1 001
Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 608 TAHUN 2015
Tanggal : 19 OKTOBER 2015

PETUNJUK TEKNIS

PEMELIHARAAN AIRFIELD LIGHTING SYSTEM (AFL), STANDBY


DAN CATU DAYA DARURAT

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

2015
DAFTAR ISI

BAB 1 1

PENDAHULUAN 1

1.1 UMUM i

1.2 DEFINISI !

1.3 RUANGLINGKUP 2

BAB II 3

KESELAMATAN KERJA 3

2.1 UMUM 3

2.2 PENYEBAB UMUM KECELAKAAN 3

2.3 PROSEDUR DAN PEDOMAN KESELAMATAN 5

2.4 ELECTRICAL HAZARDS UNTUK RANGKAIAN LAMPU DIHUBUNG SERI 6

2.5 PROSEDUR KESELAMATAN KERJA 10

2.6 PAPAN PROSEDUR KESELAMATAN 12

2.7 SAFETY CHECKLIST. 13

2.8 PERALATAN KESELAMATAN DALAM KENDARAAN 14

2.9 SENGATAN LISTRIK , . 14

2.10 PELATIHAN KESELAMATAN 14

2.11 TANDA PERINGATAN KESELAMATAN / LABEL BAHAYA 15

2.12 GROUNDING DAN BOUNDING 17

2.13 RUANGSEMPIT(/WWHO££) 17

2.14 ANCAMANPETIR 17

2.15 ZATBERACUN 18

2.16 ALAT PEMADAM KEBAKARAN RINGAN (APAR) 19


ii
2.17 PERTOLONGAN PERTAMA 22

BAB III 24

MANAJEMEN PEMELIHARAAN 24

3.1 FILOSOFI PEMELIHARAAN 24

3.2 JADWAL PEMELIHARAAN 25

3.3 CATATAN PEMELIHARAAN 25

3.4 PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIF 25

3.5 CATATAN RETENSI 27

3.6 REFERENSI PERPUSTAKAAN 27

3.7 PENYEDIAAN SUKU CADANG 29


BAB IV 32
PERALATAN PENGUJIAN 32
4.1 PENDAHULUAN 32

4.2 JENIS PERALATAN DAN PENGGUNAANNYA 32


BABV 45
PEMELIHARAAN PREVENTIF 45
5.1 UMUM 45
5.2 RUANGKONTROLA//?PO/?ri/GH77A/G 45
5.3 MICRO/CONSTANT CURRENTREGULATOR (MCR/CCR) 53
5.4 FIXTURE LAMPU DAN PEMELIHARAAN DASAR 59
5.5 ILLUMINATED RUNWAY DAUTAXIWAY GUIDANCE SIGNS 81
5.6 ROTATING BEACON g2
5.7 WIND CONE g6

5.8 PRECISION APPROACH PATH INDICATOR (PARI) SYSTEM 89

5.9 VISUAL APPROACH SLOPE INDICATOR {VAS\) 92


iii
5.10 RUNWAY ENDIDENTIFIER LIGHTS (REILs) 96

5.11 MEDIUM APPROACH LIGHTING SYSTEMS (MALS, MALSF, MALSR) 100

5.12 HAZARD BEACON DAN OBSTRUCTION LIGHTS '.. 104

5.13 AIRPORT LIGHTING CONTROL AND MONITORING SYSTEM (ALCMS) 107

5.14 RUNWAY STATUS LIGHT (RWSL) 108

5.15 STANDBY DAN SISTEM DAYA DARURAT Ill

BAB VI 119

PROSEDUR TROUBLESHOOTINGS 119

UNTUK LAMPU RANGKAIAN SERI 119

6.1 INVESTIGASI GANGGUAN AWAL KESELAMATAN: 119

6.2 IDENTIFIKASI GROUND FAULTS 122

6.3 IDENTIFIKASI RANGKAIAN HUBUNG BUKA 124

6.4 KESALAHAN INTERKONEKSI RANGKAIAN 125

6.5 GROUND TEST 126

6.6 GROUNDED OUTPUTTEST UNTUK MENENTUKAN RANGKAIAN HUBUNG BUKA 128

6.7 PENGGUNAAN SENSOR PANAS UNTUK MENENTUKAN GROUND FAULTS 130

6.8 PENGGUNAAN CABLE FAULT LOCATING EQUIPMENT UNTUK MENENTUKAN GROUND FAULT
131

BAB VII 142

PELAPORAN 142

7.1 Sistem Pelaporan 142

7.2 Prosedur pelaporan 142

7.3 Format pelaporan 142

LAMPIRAN A. STANDAR DAN TOLERANSI 143

IV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 UMUM

Peraturan ini memberikan panduan untuk praktek-praktek


pemeliharaan minimum yang disarankan untuk digunakan dalam
pemeliharaan sarana bantu visual bandar udara. Peraturan ini
digunakan bersama dengan informasi yang tersedia di dalam buku
instruksi, manual peralatan dari pabrikan, buku pegangan dan
peraturan lainnya. Karena fungsi dari beberapa fasilitas tersebut
adalah untuk membantu pergerakan pesawat selama pendaratan
(landing), lepas landas (take off) dan taxiing agar aman dan efisien
maka sangat penting untuk menjaga keandalan operasi di performa
yang terbaik melalui perawatan dan pemeliharaan. Untuk mencapai hal
tersebut, perlu untuk menetapkan dan mempertahankan program
pemeliharaan pencegahan yang efektif. Peraturan ini memberikan saran
pada penetapan seperti program tetapi, karena kerumitan berbagai
bandar udara dan fasilitas yang diberikan, seperti program harus
disesuaikan dengan kebutuhan khusus masing-masing individu
bandara. Sejak prosedur perawatan korektif dan preventif untuk
peralatan tertentu cukup tercakup dalam manual yang disertakan
dengan peralatan, peraturan ini membahas topik pemeliharaan yang
bersifat lebih umum.

1.2 DEFINISI

1. Bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan


dengan batasbatas tertentu yang digunakan sebagai tempat
pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang,
bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan
antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan
fasilitas penumpang.
2. Penyelenggara bandar udara umum adalah unit penyelenggara
bandar udara, badan usaha bandar udara dan/atau badan hukum
Indonesia yang menyelenggarakan atau mengoperasikan bandar
udara umum.

3. Penyelenggara bandar udara khusus adalah Pemerintah,


Pemerintah daerah dan/atau badan hukum Indonesia yang
mengoperasikan bandar udara khusus.
4. Keselamatan penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya
persyaratan keselamatan dan pemanfaatan wilayah udara, pesawat
udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan serta
fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.
5. Alat Bantu Visual Navigasi selanjutnya disebut Airport Lighting
adalah peralatan bantu pendaratan visual pesawat udara yang
digunakan untuk pendaratan pada saat jarak pandang (visibility)
rendah.

6. Lisensi adalah surat izin yang diberikan kepada seseorang yang


telah memenuhi persyaratan tertentu untuk melakukan pekerjaan
di bidangya dalam jangka waktu tertentu.
7. Pemeliharaan adalah upaya kegiatan perawatan yang dilakukan
secara rutin yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi operasi
peralatan seperti semula.
8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
9. Direktur adalah Direktur Bandar Udara
10. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Otoritas bandar Udara

1.3 RUANGLINGKUP

Peraturan ini memberikan sistem informasi pemeliharaan untuk


mendirikan program pemeliharaan preventif untuk sarana bantu visual
bandara. Informasi yang diberikan meliputi sistem berikut:
• Ruang kontrol airport lighting dan series lighting circuits
• Micro/ Constant Current Regulator
• Runway dan taxiway elevated edge lighting systems
• Runway dan taxiway lighting systems di dalam perkerasan
• Runway guard lights dan stop bar lights
• Illuminated runway dan taxiway signs
• Rotating beacon
• Wind Cones
• Precision Approach Path Indicator (PAPI) system
• Visual Approach Slope Indicator (VASI)
• Runway End Lights Identifier (REIL) dan Omni directional Approach
Light System (ODALS)
• Medium Intensity Approach Light System (MALS, MALS/F, MALS/R)
• Airfield Computerized Lighting dan Monitoring System (ALCMS)
• Runway Status Lights (RWSL)
• Hazard beacon dan lampu halangan (obstruction lights)
• Sistem Kontrol
• Standby engine generator systems
Selain topik peralatan tersebut, peraturan ini juga meliputi praktek-
praktek keselamatan dan prosedur troubleshooting yang disarankan
untuk airport lighting series circuits.
BAB II
KESELAMATAN KERJA

2.1 UMUM

Bab ini berisi informasi yang akan membantu pemilik bandara/


operator dalam menyusun program keselamatan kerja yang efektif.
Keselamatan kerja adalah tanggung jawab setiap individu, terlepas dari
posisi maupun jabatannya. Keselamatan kerja harus dipraktekkan
setiap hari dalam setiap kegiatan pemeliharaan yang dilakukan.
Prosedur operasional lokal dan persyaratan OSHA juga harus diikuti.
Program keselamatan yang dibuat di setiap bandara harus mencakup
tindakan pencegahan dan prosedur keselamatan kerja yang diterapkan
ketika mengoperasikan maupun melakukan perawatan terhadap
peralatan untuk digunakan ketika terjadi kecelakaan. Teknisi senior
wajib memiliki sertifikat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3) dan
sertifikat Manajemen Stress.

2.2 PENYEBAB UMUM KECELAKAAN

Beberapa hal penyebab kecelakaan pada umumnya, tercantum di


bawah ini:
a. Bekerja pada peralatan tanpa dilengkapi dengan pengetahuan yang
memadai tentang pengoperasian peralatan
b. Bekerja pada peralatan tanpa memiliki pengalaman yang cukup
mengenai peralatan tersebut.
c. Kesalahan mengikuti instruksi dalam manual peralatan.
d. Kesalahan dalam mematuhi tindakan pencegahan keselamatan.
e. Kesalahan pada saat mengunci peralatan.
f. Menggunakan peralatan yang tidak aman.
g. Rasa jenuh dalam lingkungan kerja.
h. Kurang menjaga kebersihan area kerja.
i. Bekerja dengan tergesa-gesa.
Penyebab utama kecelakaan kerja adalah bekerja dengan tergesa-gesa.
Hal ini menjadi faktor penyebab utama dalam kegagalan mengikuti
pedoman keselamatan yang tepat. Dalam keadaan seperti itu seorang
teknisi atau operator tidak memiliki waktu yang cukup untuk
mengambil tindakan yang tepat atau melaksanakan langkah-langkah
keselamatan sesuai dengan prosedur yang benar akan menjadi potensi
penyebab kecelakaan. Bahkan pada saat perbaikan yang bersifat
darurat, perhatian untuk selalu mengikuti prosedur (SOP) keselamatan
yang tepat harus ditekankan agar mengurangi terjadinya kecelakaan
maupun kematian.
Setiap pekerjaan pasti mengandung potensi bahaya. Bahaya selalu
mengancam pekerja atau teknisi menurut jenis pekerjaannya. Alat-alat
kerja yang digunakan sebagai penunjang pekerjaan juga mengandung
bahaya. Material yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan juga
memiliki potensi bahaya. Tidak terkecuali lingkungan kerja juga
berpotensi menimbulkan bahaya. Mengenali bahaya dapat dilakukan
dengan menginventarisir seluruh kegiatan dan peralatan serta
mengidentifikasi potensi bahaya yang mengikutinya. Tabel berikut ini
adalah contoh awal yang sederhana mengenali bahaya menurut bidang
pekerjaan elektronika dan listrik penerbangan.

POTENSI BAHAYA JENIS


SUMBER
KECELAKAAN
Induksi Transmisi listrik Terbakar, tersengat,
daya/Tegangan listrik tegangan menengah, terluka, serangan
antenna pemancar jantung
daya tinggi, kabel
antena, kabel listrik,
outlet tegangan
Ketinggian Antena pemancar, Terjatuh, terluka,
menara rotating kejatuhan, tertimpa,
beacon, lighting tower, benturan
CCTV, FIDS
Ledakan Power transformer Terbakar, terlempar,
terluka
C02/Gas buang Genset, ventilasi Lemas, sesak nafas
buruk
Kebisingan dan Power house, sirine, Gangguan
getaran grinder, drill pendengaran dan
syaraf
Paparan radiasi Peralatan X-ray, Terbakar
pembangkit frekuensi
tinggi
Paparan cahaya Gun light, rotating Gangguan
beacon, monitor penglihatan
komputer
Putaran mekanik Conveyor, drill, Terjepit, terluka
grinder
Alat bantu Palu, obeng, cutter, Teriris, terpotong,
tang, gergaji, drill, tergores, terjepit,
grinder tertusuk
Bahan kimia Asam, basa, pelarut, Terbakar, sesak
pembersih, uap nafas, gangguan
solder, asbeston, penglihatan
silica, debu metal
atau logam
2.3 PROSEDUR DAN PEDOMAN KESELAMATAN

Banyak kecelakaan kerja yang berakibat fatal karena kecerobohan dan


kelalaian dapat dengan mudah dihindari dengan memperhatikan
prosedur keselamatan. Dari tabel di atas dapat dilihat beberapa tempat
yang memiliki potensi bahaya. Langkah selanjutnya yang perlu
dilakukan adalah mendiskusikan hal-hal yang dapat dilakukan untuk
mengurangi kemungkinan terluka di tempat kerja. Simulasi langkah-
langkah kegiatan harus dilakukan untuk mencermati risiko pada setiap
proses pekerjaan sebelum membuat rekomendasi prosedur
keselamatan yang tepat. Setiap langkah harus melibatkan seluruh
pegawai dan membuka masukan dari berbagai pihak ataupun lintas
disiplin. Prosedur tersebut harus disosialisasikan dan kemudian
ditinjau kembali secara berkala dan juga setiap ada perubahan
signifikan terhadap proses pekerjaan. Begitupun prosedur keselamatan
harus dapat segera diperbarui mengikuti laporan insiden kerja sekecil
apapun. Setiap ruangan kerja seharusnya juga memiliki prosedur
keselamatan keadaan darurat atau evakuasi pada kejadian kebakaran,
ancaman terorisme atau bencana alam. Prosedur keselamatan dalam
bentuk SOP adalah suatu pedoman yang harus ditaati setiap orang
tanpa kecuali. Disiplin untuk mengikuti aturan yang telah dibuat harus
disadari sebagai perlindungan terhadap teknisi itu sendiri dan juga
lingkungannya dalam rangka mengembalikan teknisi dan semua orang
yang berkepentingan kembali ke tengah-tengah keluarga dalam
keadaan sehat dan selamat.
Pengendalian potensi bahaya dapat dilakukan menurut aspek teknikal
atau rekayasa teknik dan aspek administrasi. Pengendalian teknikal
adalah bersifat teknis, dilakukan dengan cara mengisolasi bahan
berbahaya, melakukan otomatisasi pekerjaan, melakukan substitusi
terhadap bahan berbahaya menjadi bahan tidak berbahaya dan
mengganti prosedur kerja. Pengendalian administrasi dilakukan dengan
mengatur waktu pergantian teknisi sehingga mengurangi waktu
paparan potensi bahaya, memasang tanda-tanda peringatan pada
tempat yang sering dilewati atau mudah terbaca, membuat daftar
bahan-bahan yang aman dan melakukan pelatihan.
Sebagian besar airport lighting terekspos langsung dengan cuaca dan
kelembaban sehingga dapat mengakibatkan terjadinya hubung singkat.
Hal ini bisa terjadi karena adanya kerusakan peralatan yang
disebabkan oleh sambaran petir atau fisik bahan isolasi yang rusak.
Mulailah melaksanakan prosedur perawatan setelah diawali dengan
inspeksi visual untuk mengidentifikasi adanya kemungkinan bahaya.
Perawatan alat bantu navigasi yang sedang dioperasikan tidak boleh
dilaksanakan pada saat terjadi badai petir. Perlu dilaksanakan
pengembangan dan pelaksanaan rencana aksi dalam penanganan
kecelakaan. Pastikan bahwa tindakan responsif yang tepat telah
diterapkan sesuai dengan kejadian yang berlangsung sesuai dengan
peraturan dan prosedur yang berlaku. Saat-saat yang paling berharga
harus digunakan untuk memberikan bantuan medis kepada yang
membutuhkan ketika melaksanakan action plan. Lakukan pelatihan
dan tinjau action plan secara teratur. Wajib dilakukan safety briefing
setiap kali sebelum melaksanakan pekerjaan.
Penggunaan alat pelindung diri (APD) adalah bentuk pencegahan lapis
terakhir yang berhadapan langsung dengan potensi bahaya. Penilaian
jenis dan area kerja diperlukan untuk menentukan potensi bahaya dan
memilih APD yang sesuai untuk perlindungan yang layak. Seluruh
teknisi ataupun orang yang berkepentingan harus mengetahui APD
yang tepat untuk pekerjaan mereka, cara mengenakan, mengatur,
merawat peralatan dan juga memahami keterbatasannya.
JENIS APD PENGGUNAAN
Helmet Melindungi kepala dari kejatuhan
benda
Goggles, safety glasses Melindungi mata dari percikan kimia,
pengelasan
Tameng wajah Melindungi wajah dan kornea mata
dari percikan cair dan logam, cahaya
kilau pengelasan
Masker
Melindungi pernafasan dari debu
ringan dan berat
Pelindung telinga Melindungi pendengaran dari
kebisingan
Sarung tangan Melindungi tangan dari benda
berpotensi melukai, panas, kimia
Baju lab Mencegah partikel atau cairan agar
tidak terbawa ke rumah
Sepatu baja Melindungi kaki terhadap kejatuhan
beban berat atau tajam
Harness, tali pengaman dan Pengaman pada ketinggian
karabiner
Bahan isolasi karet Melindungi kontak langsung terhadap
sumber tegangan

Teknisi atau setiap orang yang berkepentingan harus menggunakan


APD yang sesuai sebelum melakukan kegiatan dan masuk ke area
berpotensi bahaya. Perlu dipahami bahwa APD yang dipakai harus
memiliki standar pengujian dan daya tahan yang sesuai sehingga
teknisi mengetahui batas aman penggunaan yang dapat diandalkan.

2.4 ELECTRICAL HAZARDS UNTUK RANGKAIAN LAMPU DIHUBUNG SERI

Secara alami, rangkaian airport lighting bisa menjadi sangat berbahaya.


Hal ini utamanya bisa terjadi kepada teknisi listrik yang tidak memiliki
pengetahuan yang baik atau tidak memiliki pengalaman bekerja dengan
rangkaian listrik. Airport lighting beroperasi pada beda tegangan dengan
besar hmgga ribuan volt tergantung pada kerja regulator dan
bebannya.
2.4.1 Ada tiga aturan dasar yang harus diingat ketika bekerja pada
dan sekitar rangkaian airport lighting:
1. SELALU asumsikan bahwa rangkaian masih teraliri arus
listrik hingga dapat dibuktikan bahwa terbukti sebaliknya.
SELALU periksa arus yang mengalir sebelum memutuskan
konektor serinya, pindahkan SI cutout, atau buka
rangkaian seri primer dengan cara lain. Laksanakan
tindakan yang sesuai dengan prosedur yang diperlukan
untuk memeriksa sirkuit dengan ammeter sebelum
memutuskan sambungan. TANPA PENGECUALIAN.
Jangan pernah mencoba untuk mengukur tegangan pada
rangkaian seri lampu dengan menggunakan volt meter
biasa. Suatu alat ukur tegangan induktif (kadang-kadang
disebut sebagai "ticker") seperti dijelaskan dalam bab 4
dapat digunakan untuk mendeteksi adanya tegangan
induksi pada kabel lampu seri setelah memeriksa adanya
arus. Selalu gunakan RMS clamp-on tipe ammeter yang
ash untuk memverifikasi apakah rangkaian masih teraliri
arus. SELALU periksa apakah peralatan yang digunakan
untuk menguji dapat beroperasi dengan baik dengan
rangkaian yang telah diketahui besarannya sebelum dan
sesudah pengukuran dilaksanakan.
2. JANGAN PERNAH memutuskan rangkaian yang masih
teraliri arus listrik dalam kondisi apapun. Tegangan yang
dihasilkan dalam sirkuit dapat mencapai level yang lebih
tinggi dari level normal sebelum proteksi open circuit di
regulator dapat mematikan. Selama arus listrik dapat
dijaga, bahkan jika itu melalui teknisi maka regulator akan
terus beroperasi. Hal ini bisa menjadi salah satu alasan
bahwa bekerja di sekitar rangkaian seri bisa
membahayakan. Secara alami, tidak ada perlindungan diri
yang tersedia seperti yang ada di kabel interior yang
dihubung secara paralel.
3. JANGAN PERNAH masuk ke dalam manhole dengan
konduktor yang masih dialiri arus listrik dan jangan
pernah memegang kabel atau trafo dalam kaleng dasar
cahaya pada saat arus masih mengalir. Retakan insolasi
yang tidak terlihat dapat ditemukan pada kabel atau
konektor dan mengakibatkan teknisi bersentuhan
langsung dengan konduktor rangkaian.
2.4.2 Tegangan Terinduksi
Biasanya, rangkaian seri dioperasikan dari ruang kontrol
transformator dalam duct bank dimana kabel diletakkan
sejajar satu sama lain dalam jarak dekat. Tegangan dapat
diinduksi dalam konduktor yang dinyatakan tidak dialiri arus
dan dapat menjadi hazard ketika melaksanakan
troubleshooting dan pengujian. Sirkuit yang memiliki beban
bervariasi akibat flashing/kedipan dari runway guard light
atau REIL sangat rentan untuk mampu menginduksi
tegangan pada konduktor lain karena karakteristik denyutan
dari tegangan dan arus dalam rangkaian. Selalu periksa
tegangan induksi sebelum menangani konduktor rangkaian
seri airport lighting.

2.4.3 Penggantian lampu


Pekerjaan perawatan airport lighting yang paling sering
dilaksanakan adalah penggantian fixture lampu runway dan
taxiway. Tergantung pada jenis fixture lampu, penggantian
dapat dilakukan baik di lapangan maupun diganti dan dibawa
ke tempat perawatan untuk diperbaiki untuk jenis model
lampu inset. Bahaya terbesar yang dapat menimpa teknisi
adalah kembali penggantian lampu atau mengambil fixture
yang masih teraliri arus listrik. Praktek penggantian lampu ini
adalah hal yang sering dilakukan oleh teknisi listrik sehingga
kelayakan dan bahaya yang mungkin ditimbulkan, seringkali
diabaikan. Terdapat dua jenis bahaya utama yang terkait
dengan pekerjaan tersebut. Yang pertama, akan terjadi
hubung singkat pada sebuah transformator isolasi antara
kumparan primer dan kumparan sekunder. Perlu diingat
bahwa meskipun transformator tersebut disebut sebagai
transformator isolasi, transformator tidak dirancang untuk
memberikan perlindungan kepada teknisi. Transformator
tersebut hanya dirancang untuk mengisolasi sisi sekunder
dari sirkuit utama yang memungkinkan rangkaian terus
beroperasi dengan lampu yang telah terbakar. Sebuah
transformator dengan hubung singkat antara sisi primer dan
sisi sekunder tidak dapat menyebabkan kerusakan sirkuit
dan mampu untuk beroperasi normal dengan sisi primer yang
masih beroperasi. Hal ini memuat teknisi terekspos dengan
adanya tegangan pada rangkaian primer dan bisa sangat
berbahaya apabila hubung singkat lain juga terjadi pada
rangkaian primer. Apabila hal tersebut terjadi, teknisi dapat
menjadi jalannya arus ke tanah untuk arus primer tersebut,
keadaan demikian dapat dipastikan sebagai kondisi yang
berakibat fatal. Kondisi ini akan sangat berbahaya apabila

8
terjadi pada lampu inset dan pada saat memindahkan lampu
tersebut dari fittingnya ketika rangkaian masih teraliri arus.
Begitu fixture lampu dibuka dan diangkat dari
fitting/dudukannya, teknisi akan menjadi jalan arus menuju
tanah. Beberapa orang mencoba untuk mengurangi bahaya
ini dengan menambahkan kawat yang dijulurkan ke tanah
melalui bagian bawah fixture lampu terhadap grounding di
bagian bagian dalam fitting/dudukan. Namun, tidak dapat
benar-benar dipastikan apakah kabel sudah terhubung
hingga pada saat fixture/lampu diambil, dan pada saat itu
semuanya sudah terlambat.
Bahaya kedua dapat terjadi ketika mengganti sebuah fixture
lampu yang masih teraliri arus ketika terjadi rangkaian
hubung buka pada sisi sekunder transformator. Tegangan
hubung buka terjadi pada sisi sekunder transformator dengan
besaran yang sebanding dengan ukuran transformator
Tegangan hubung buka pada sisi sekunder pada
transformator 300 watt adalah sekitar 110 volt. Selain itu,
tergantung pada bahan yang digunakan untuk membuat
transformator isolasi dan jenis regulator yang mengalirkan
arus ke dalam rangkaian, secara relatif puncak tegangan
dapat dihasilkan. Sekali lagi, semakin besar trafo maka
semakin tinggi puncak tegangan yang dihasilkan hingga
mampu mencapai 200 volt untuk beberapa kondisi. Durasi
puncak mi berbanding terbalik dengan ukuran transformator
(transformator yaitu lebih besar memiliki durasi yang lebih
pendek). Karena ukuran dan durasinya, tegangan puncak
dapat menjadi kondisi yang tidak aman bagi teknisi
pemeliharaan. Oleh karena itu, disarankan agar melakukan
penggantian lampu dengan rangkaian yang sudah tidak dialiri
arus, terutama untuk penggantian lampu dengan kontak
langsung. Apabila hal ini dianggap tidak efisien maka
pakailah sarung tangan isolasi yang sesuai selama proses
penggantian lampu.
Bahaya terakhir yang bisa terjadi ketika penggantian lampu
semua jenis fixture, baik di lapangan maupun di ruang
pemeliharaan, adalah bahaya pemotongan lampu yang pecah
Sering kali ketika lampu airfield gagal beroperasi, kaca/gelas
lampu retak atau getas dan dapat pecah selama proses
penggantian. Selalu gunakan sarung tangan kulit ketika
mengganti lampu untuk mencegah tangan terluka akibat
lampu yang pecah. Setiap pelaksanaan pekerjaan visual aids
wajib menyediakan SOP.
2.5 PROSEDUR KESELAMATAN KERJA

Ketika Anda melakukan perawatan pada airport lighting, perhatikan


tata cara keselamatan kerja berikut:
a. Pastikan bahwa para pekerja telah terlatih dan familiar dengan
keselamatan listrik dan memiliki lisensi di bidang kelistrikan
bandara.
b. Secara tertib, amati pelaksanaan peraturan keselamatan.
c. Pastikan bahwa peralatan uji komersial yang digunakan telah
disetujui dan mendapatkan rating dari laboratorium yang
berwenang.
d. Sebelum memulai pekerjaan pemeliharaan pada airport lighting,
koordinasikan jadwal kerja dengan petugas ATC, manajer fasilitas,
atau personil operasional bandar udara. Pastikan rangkaian tidak
akan dialiri arus listrik selama pemeliharaan dengan
memperhatikan prosedur lock-out tag-out untuk peralatan dan
dapatkan otorisasi untuk kontrol lokal apabila peralatan biasanya
dioperasikan melalui remote control.
e. Ketika pekerjaan pemeliharaan harus diselesaikan pada rangkaian
tegangan tinggi, tentukanlah minimal dua orang teknisi listrik,
dengan setidaknya satu orang teknisi telah memiliki pengetahuan
yang mendalam tentang tata letak semua rangkaian tegangan tinggi
bandara.
f. Karena melakukan pemeliharaan pada banyak airport lighting yang
menggunakan lampu membutuhkan teknisi untuk melintasi
lapangan udara yang masih digunakan, semua teknisi harus
sepenuhnya memiliki pengetahuan mengenai Air Traffic Control dan
prosedur radio komunikasi serta memiliki izin mengemudi
kendaraan di sisi udara mengacu peraturan Direktur Jenderal
Perhubunuan Udara (DGCA) SKEP 140 tahun 1999. Teknisi harus
sepenuhnya memahami runway dan layout taxiway untuk
menghindari kemungkinan terjadinya runway incursions. Semua
instruksi dari air traffic control harus dikonfirmasi kembali kepada
air traffic controller dan apabila teknisi memiliki pertanyaan
mengenai instruksi dari controller, teknisi harus meminta controller
untuk mengulang pesan. Semua kendaraan yang dioperasikan
dalam wilayah operasi pesawat udara harus ditandai dan
dinyalakan dengan benar sesuai dengan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil KP 39 tahun 2015 Bagian 139 (Manual Of
Standard CASR - Part 139) Volume I Bandar Udara (Aerodromes),
Pengecatan, Penandaan dan Sistem Lampu Kendaraan yang
Digunakan di Bandara.
g. Untuk penanggung jawab teknisi maka tugas yang harus
dilaksanakan adalah:
a) Menjaga agar teknisi lain yang bukan teknisi listrik, terlibat
dalam pekerjaan.

10
b) Terbiasa untuk memutuskan power litrik dan segera
memutuskan sambungan listrik apabila terjadi keadaan darurat.
c) Meningkatkan kualitas pertolongan pertama dan pemberian
perawatan darurat apabila diperlukan. Harus diingat bahwa
pencegahan terjadinya kecelakaan akibat listrik adalah paling
utama meskipun peralatan pertolongan pertama tersedia.
d) Mengamati setiap pekerjaan yang dilakukan untuk mendeteksi
dan memperingatkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak
berdasarkan prosedur keselamatan.

2.5.1 Peringatan Keselamatan Pribadi

Setiap teknisi listrik harus mampu mengadopsi langkah-


langkah keselamatan sesuai dengan standar prosedur,
sebagai berikut:
a. Mengetahui letak peralatan pemutus arus listrik.
b. Mengetahui tata cara menghubungi tenaga medis.
c. Pemutusan arus listrik pada rangkaian dengan
melepaskan sekering dengan menggunakan penarik
sekering terisolasi yang tepat atau dengan mematikan dan
mengunci pemutus sirkuit atau sarana pemutus lainnya.
Konsultasikan diagram sirkuit untuk mengidentifikasi
semua sekering, pemutus yang tersedia. Ingat bahwa
melepaskan sekering tidak akan memutuskan tegangan
dari "hot" fuse clip. Lepaskan energi pada seluruh
kapasitor.
d. Jangan tergantung pada interlocks pemutus power atau
pada lampu indicator yang menunjukkan bahwa arus
listrik telah diputuskan. Pastikan bahwa listrik telah
dimatikan dengan menggunakan voltmeter dan/atau
ammeter pada komponen setelah saklar dibuka. Verifikasi
operasi voltmeter (atau ammeter) pada rangkaian listrik
yang masih dialiri arus sebelum dan sesudah pengukuran
diambil.
e. Lindungi kaki dengan berdiri di atas tikar karet kering.
Ingat, bagaimanapun, bahwa kontak dengan kabinet
peralatan yang telah di grounded dapat meniadakan
perlindungan grounded tersebut.
f. Jauhi terminal, leads, atau komponen yang membawa
tegangan pada tingkatan berapa pun. Selain itu, hindari
kontak dengan komponen yang telah di grounded,
termasuk frame.
g. Matikan dan lepaskan power peralatan apabila diperlukan
ketika akan memegang peralatan di lokasi di mana respon
tangan yang cepat dan langsung tidak dimungkinkan.
Dalam hal apapun, hanya satu tangan yang boleh

11
terekspos, dengan tangan yang lain dijauhkan dari kontak
langsung dengan tegangan maupun ground,
h. Pastikan bahwa tidak ada arus listrik yang dialirkan ke
dalam rangkaian ketika menguji kontinuitas maupun
hambatannya (meter listrik akan rusak dan bisa membuat
teknisi terluka).
i. Ground test equipment untuk peralatan yang diuji kecuali
dinyatakan khusus dalam instruksi manual,
j. Tempatkan tanda peringatan, seperti "BAHAYA - JANGAN
DIGUNAKAN ATAU DIOPERASIKAN," pada saklar utama
atau pemutus sirkuit, dan sediakan lockout untuk
rangkaian di mana teknisi akan bekerja. Ikuti petunjuk
prosedur fasilitas lokal log-out tag-out.
k. Jangan memakai perhiasan, jam tangan, atau cincin saat
bekerja dengan peralatan listrik.
1. Sebisa mungkin jauhkan pakaian, tangan, dan kaki tanpa
alas kaki.
m. Gunakan alat yang tepat (obeng, alat alignment, dll) untuk
melakukan pekerjaan.
n. Jangan menggunakan pelarut beracun atau yang mudah
terbakar untuk membersihkan peralatan.
o. Gunakan tekanan udara yang rendah (30 psi atau kurang)
untuk melakukan pembersihan. Sangat penting untuk
menggunakan proteksi mata (goggles atau penutup wajah)
ketika bekerja dengan udara bertekanan tersebut.
p. Pakailah kacamata dan sepatu pengaman tegangan tinggi
ketika sekitar daerah bertegangan tinggi.
q. Jangan berani mengambil risiko dengan memberikan
pekerjaan kepada orang yang tidak berpengalaman.
2.6 PAPAN PROSEDUR KESELAMATAN

Gunakan papan kayu untuk menempelkan prosedur keselamatan dan


papan yang lebih tebal untuk menempatkan peralatan keselamatan di
dalam ruang airport lighting, ruang switch gear, ruang generator set,
dan lokasi-lokasi lain yang sesuai. Sebagai tambahan penunjang
keselamatan, letakkan telepon yang dapat difungsikan pada saat terjadi
keadaan darurat dan kebutuhan operasional. Prosedur keselamatan
yang direkomendasikan dan item keselamatan yang harus dimasukkan
pada atau berdekatan dengan papan keselamatan adalah sebagai
berikut:
a. Prosedur kecelakaan dan penanganan kebakaran.
b. Nomor telepon darurat, seperti dokter, rumah sakit, regu
penyelamat, pemadam kebakaran, operasi bandara, polisi dan Air
Traffic Control Tower (ATCT).
c. Petunjuk Resusitasi.

12
d. Peralatan Resusitasi (Resuscitube atau peralatan yang sejenis
lainnya).
e. Peralatan P3K.
f. Alat pemutus tegangan tinggi.
g. Pengait penyelamat tubuh yang bersifat non-konduktif.
h. Sarung tangan karet untuk melindungi dari adanya tegangan
maksimum yang terbuat dari kulit dan kantong penyimpanan.
i. Pemutus sekering berisolasi.
j. Senter non logam
k. Grounding stick.
1. Poster dan buletin keselamatan.
m. Tanda-tanda peringatan non-konduktif portabel dengan gantungan
non-konduktif.
n. Pemadam api sesuai untuk memadamkan api yang disebabkan
listrik.
o. Tempat obat cuci mata darurat apabila tidak disediakan di tempat
yang lain dalam bangunan.
p. Automatic External Defibrillator

2.6.1 Inspeksi Papan Keselamatan


Periksa peralatan yang terletak di papan keselamatan seperti
yang dijelaskan berikut ini:
a. Sarung tangan karet untuk pengujian sesuai dengan
ASTM D120, Spesifikasi Untuk Sarung tangan Karet
Yang terinsulasi. Spesifikasi ASTM dapat diperoleh dari
American Society untuk Pengujian dan Bahan, 1916
Race Street, Philadelphia, PA 19103.
b. Pengujian dapat dilakukan oleh laboratorium pengujian
swasta, perusahaan utilitas, dan instansi militer dan
lembaga besar lainnya.
c. Sarung tangan harus diuji pada kurun waktu berikut:
• Yang digunakan setiap hari - 30 hari.
• Jarang digunakan - 180 hari.
d. Periksa secara visual hot sticks adanya noda cat, jejak
karbon, noda kotoran, dll, dan bersihkan apabila
diperlukan, sebelum digunakan. Lapisi kembali dan uji
hot sticks yang tidak dapat dibersihkan dan/atau
lapisan permukaannya telah retak cukup signifikan.
CATATAN: Pakailah sarung tangan karet bersertifikat (ASTM
D120) dan sarung tangan kulit pelindung tongkat panas
setiap kali digunakan.

2.7 SAFETY CHECKLIST


Laksanakan inspeksi keselamatan setiap bulan untuk memastikan
bahwa papan keselamatan berisi semua peralatan yang dibutuhkan

13
dan peralatan uji dalam kondisi operasi yang layak. Simpan checklist
yang telah dilengkapi dalam satu buah file setidaknya satu tahun.

2.8 PERALATAN KESELAMATAN DALAM KENDARAAN


Semua kendaraan yang dioperasikan di bandara harus memiliki alat
pemadam kebakaran dan perlengkapan pertolongan pertama yang
sesuai dengan kategori. Lengkapi semua kendaraan dan/atau personil
dengan radio komunikasi yang akan berguna untuk memanggil
bantuan dalam keadaan darurat. Beri tanda dan daftar semua
kendaraan secara tepat. Lengkapi semua kendaraan dengan rotator dan
salinan prosedur Airport (ATC) terbaru dan panduan Ground Vehicle ke
Bandara, sign dan marking.

2.9 SENGATAN LISTRIK


Sengatan listrik adalah arus listrik yang melalui seseorang. Jumlah
kerusakan tergantung pada besarnya tegangan dan arus yang diterima
oleh orang tersebut.

a. Tegangan antara 200 dan 1000 volt pada frekuensi jaringan listrik
komersial (50 Hz) sangat berbahaya karena di bawah kondisi ini,
otot jantung akan kejang dan kelumpuhan pusat pernapasan terjadi
secara berrsamaan atau bergantian. Namun, tegangan yang lebih
rendah juga bisa fatal, seperti yang dibuktikan oleh catatan
kematian yang disebabkan oleh sistem pencahayaan yang
digunakan di pertanian sebesar 32 volt. Respon tubuh terhadap
arus listrik sebagai berikut:

• 5 sampai 15 mA merangsang otot-otot


• 15 sampai 19 mA dapat melumpuhkan otot-otot dan saraf yang
dialiri arus listrik
• 25 mA dan atas dapat mengakibatkan kerusakan permanen
pada jaringan syaraf dan pembuluh darah
• lebih dari 70 mA dapat berakibat fatal.
b. Efek merugikan yang diserita selama sengatan listrik tergantung
pada jalur arus listik di dalam tubuh. Jalur arus listrik akan
mengambil rute yang paling cepat melalui tubuh dari dua titik
kontak. Untuk alasan ini, setiap jalur arus listrik yang
mempengaruhi jantung atau otak akan sangat berbahaya. Oleh
karena itu, menjaga tangan tetap bersih ketika bersinggungan
dengan peralatan tersebut akan mereduksi kemungkinan terjadinya
jalur arus listrik dari lengan ke lengan.

2.10 PELATIHAN KESELAMATAN

Mengadakan kursus pelatihan keselamatan dan presentasi kepada


semua karyawan. Presentasikan pelatihan lanjutan secara periodik

14
untuk memastikan bahwa karyawan termotivasi dengan pentingnya
keselamatan. Sertakan pelatihan pertolongan pertama dan CPR
(Cardio-Pulmonary Resuscitation) dalam kursus pelatihan keselamatan.
Kursus keselamatan harus meliputi juga prosedur berkendara yang
aman dan prosedur yang memadai untuk menghubungi petugas gawat
darurat, polisi, dan PKP-PK. Prosedur berkendara mengacu Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara yang terbaru yang mengatur
tentang Prosedur dan Tata Cara Berkendara di Sisi Udara SKEP 140
tahun 1999.

2.11 TANDA PERINGATAN KESELAMATAN / LABEL BAHAYA.

Hal-hal berikut ini akan membahas penggunaan tanda-tanda


peringatan pada peralatan tegangan tinggi.

2.11.1 Tanda "Bahaya - Tegangan Tinggi"


Letakkan tanda "BAHAYA - TEGANGAN TINGGI" pada semua
peralatan listrik dengan potensial listrik sebesar 500 volt atau lebih yang
kabel terminal - tanahnya terekspos. Tempatkan tanda-tanda di lokasi yang
mudah terlihat, biasanya di bagian luar peralatan.

Gambar 2-1 Tanda "Danger - High Voltage"

2.11.2 Lock-Out/Tag-Out dan Label Bahaya.


Setiap unit pemeliharaan listrik bandar udara harus memiliki
prosedur lock-out/tag-out yang tertulis. Peralatan atau sirkuit tidak boleh
bekerja kecuali telah terkunci dan ditandai oleh orang yang telah
melaksanakan pekerjaan. Jangan pernah percaya kepada siapa pun kecuali
kepada diri Anda sendiri. Apakah teknisi yang bertugas setelah Anda sudah
memastikan peralatan yang seharusnya dimatikan telah dimatikan. Label
lock-out hanya bisa dicabut atau dilepas oleh orang yang telah
menandatanganinya kecuali dalam kondisi tertentu ketika ijin telah
diberikan kepada orang lain atau ketika pekerja yang lsbel menandatangani

15
sedang tidak bertugas, dll. Jangan mengandalkan tower controller untuk
menjamin keselamatan pada sistem kelistrikan. Kontroler di dalam menara
diperiksa secara berkala dan teknisi yang bertugas berikutnya bisa saja
tidak mengetahui/memahami pekerjaan yang harus dikerjakan. Selalu
pastikan bahwa rangkaian atau peralatan bekerja pada kondisi aman. Salah
satu alasan utama penyebab kecelakaan adalah ketika teknisi bekerja
terburu-buru dan tidak mematuhi tindakan pencegahan yang tepat serta
tidak mengikuti prosedur keselamatan yang benar. Alasan utama lainnya
adalah ketika teknisi listrik melepaskan pelindungnya karena teknisi
bekerja di lingkungan yang yang familiar dan menjadi lalai tentang prosedur
keselamatan.

»ZzQ*4W >| o
DANGER
DO NOT DO NOT
OPERATE REMOVE THIS TAG
PERSONNEL WITHOUT
AT WORK
AUTHORIZATION
SEE
OTHER SIDE

Gambar 2-2 Label Bahaya

2.11.3 Kunci dan gembok.

Pergunakan kunci built-in pada switchgear dan disconnecting switch


disetiap peralatan yang telah diberi tanda, dan kembalikan kunci kepada
pengawas yang bertanggung jawab untuk menyimpan kunci-kunci tersebut.
Gembok tidak perlu digunakan jika telah diputuskan bahwa penggunaan
dan pengawasan terhadap kunci gembok tersebut akan menyulitkan karena
tipe switchgear dan lokasinya. Namun, gunakan gembok dengan label
"BAHAYA" ketika peralatan atau kabel listrik dalam masa pemeliharaan atau
ketika pekerjaan listrik telah dihentikan sampai dengan waktu yang telah
ditentukan. Ketika kontraktor dari luar dilibatkan, masing-masing
kontraktor harus melampirkan dan mengontrol label-label dan kunci-kunci
secara terpisah.

16
2.12 GROUNDING DAN BOUNDING
Jangan pernah menghapus, mengubah, atau mencoba untuk
memperbaiki konduktor atau sistem konduit yang berfungsi sebagai
grounding dan electrical bonding untuk setiap peralatan listrik
sebelum semua daya listrik diputuskan dari peralatan. Peringatkan
semua teknisi akan kondisi ungrounded/unbounded peralatan
melalui tersedianya SOP. Tampilkan tanda-tanda peringatan yang
sesuai, seperti label bahaya, untuk memperingatkan teknisi adanya
kemungkinan bahaya.

2.13 RUANG SEMPIT (MANHOLE)


Pastikan telah memiliki rencana untuk bekerja di ruang yang terbatas
sesuai dengan standar OSHA. Pastikan menguji kualitas udara dan
gunakan blower yang disarankan sebagai ventilasi sebelum memasuki
manhole. Tindakan ini meliputi untuk setiap ruang yg tidak
mendapatkan udara terutama manholes dan tangki penyimpanan.
Harus diingat bahwa gas yang dihasilkan oleh bahan yang telah
busuk, baik tanaman maupun binatang akan menggantikan
komposisi oksigen. Bahan-bahan ini banyak ditemukan di manholes
airport lighting. Ketika bekerja di dalam manholes dan tangki
penyimpanan dengan akses vertikal, teknisi harus menggunakan
harness Kelas II atau Kelas III yang tepat dan terhubung dengan
rescue tripod yang dipasang di atas pintu masuk. Gunakan blower
udara yang kuat dengan saluran fleksibel untuk memberikan udara
segar ke dalam ruang yang terbatas. Jauhkan kendaraan dari intake
udara untuk blower. Knalpot kendaraan dapat mencemari kualitas
udara yang dimasukkan.

2.14ANCAMANPETIR
Ketika teknisi terkena sambaran petir secara langsung, hasilnya
adalah hampir selalu fatal. Meskipun adanya mukjizat dapat lolos dari
kondisi tersebut telah dilaporkan, sengatan listrik yang terjadi begitu
besar sehingga yang mampu bertahan hidup sangatlah jarang. Korban
dari petir terjadi dari efek sekunder petir tersebut, seperti surja petir
dan induksi akibat charging.
Catatan:

jika masih ada kesempatan, LAKUKAN LANGKAH-LANGKAH P3K,


TERUTAMA PERNAFASAN BUATAN ATAU RESUSTTASI CARDIO - PARU
MAMPU UNTUK MENCEGAH KEMATIAN DARI SENGATAN LISTRIK
LANGSUNG.

Perhatikan peraturan berikut untuk keselamatan pribadi, ancaman


petir ataupun, selama badai tuliskan ke dalam SOP :
a. Tetap dalam ruangan kecuali benar-benar dalam keadaan yang
tidak dapat dihindari. Ingat, ketika berada di udara terbuka ANDA
adalah objek tertinggi dan karena itu rentan terhadap serangan

17
petir. Tetap berada dalam area yang kering dan sebaiknya jauh dari
semua benda logam.
b. Jika ada pilihan tempat untuk berlindung, pilih jenis tempat
berlindung dengan urutan sebagai berikut:
• Logam besar atau bangunan yang dilingkupi logam
• Bangunan yang terlindung dari petir
• Kendaraan
• Bangunan besar yang tidak memiliki pelindung petir.
c. Jika keadaan di luar gedung tidak dapat dihindari, jauhkan diri
dari hal-hal berikut ini:
• Gudang kecil dan tempat berlindung yang berada di lokasi
terbuka, khususnya, setiap house power equipment.
• Pagar kawat, antena, struktur pendukung, atau kabel, baik
telepon, listrik, atau yang sejenis.
• Puncak bukit dan ruang terbukayang luas.
• Sebatang pohon
2.15ZATBERACUN
Zat beracun adalah substansi beracun yang dapat mengakibatkan
cedera dengan kontak atau injeksi. Zat disebut "api" atau "korosif
menyebabkan daging yang akan dimakan pada kontak, hasil dari
kontak dengan agen ini berkisar dari iritasi kulit kecil untuk luka
bakar. Ada bahan yang beracun hanya jika mereka dimasukkan ke
dalam tubuh. Zat beracun juga dapat berupa uap gas dan bisa
berbahaya dalam jangka pendek atau jangka waktu yang panjang
Ada juga beberapa zat yang digunakan untuk peralatan listrik yang
pada dasarnya tidak beracun namun dalam kondisi tertentu dapat
menjadi sangat beracun.
2.15.1 Karbon tetraklorida
Jangan pernah menggunakan karbon tetraklorida. Kontak
dengan karbon tetraklorida cair dapat merusak minyak alami
kulit, tampilan permukaan kulit yang terkena zat tersebut
menjadi putih. paparan kulit secara terus-menerus dapat
menyebabkan kulit terkelupas. Karbon tetraklorida berbentuk
asap sangat beracun.

2.15.2 Trichloroethylene.
Zat ini, digunakan terutama sebagai pelarut pembersih, zat ini
adalah narkotika dan obat bius. Cedera pada jaringan organik
adalah hasil dari paparan yang berlebihan, tapi paparan zat ini
secara berlebihan dan berulang kali dapat menyebabkan
anemia dan kerusakan hati.
2.15.3 Asam Baterai
Asam baterai yang paling umum adalah asam sulfat. Asam
sulfat merupakan zat racun korosif; inhalasi berulang atau
lama pada asap asam baterai tersebut dapat

18
mengakibatkankan radang saluran pernapasan bagian atas,
menyebabkan bronkitis kronis. Kehilangan kesadaran dengan
kerusakan parah pada paru-paru mungkin disebabkan
menghirup uap terkonsentrasi asam sulfat dalam kondisi
panas. Asam, dalam bentuk yang sangat terkonsentrasi
sebelum menambahkan air untuk menggunakan baterai,
bertindak sebagai kulit, kaustik kuat menghancurkan dan
jaringan lainnya. kerusakanan ini muncul sebagai luka bakar,
dan paparan tersebut dapat disertai dengan shock dan
pingsan. Asap dari sebab asam sulfat berkonsentrasi tinggi
adalah batuk dan iritasi mata; kontak yang terlalu lama dapat
menghasilkan pneumonitis kimia.
Baterai dan asam baterai juga memproduksi gas hidrogen,
suatu hasil sampingan dari proses pengisian. Gas hidrogen
sangat mudah terbakar dan dapat bereaksi eksplosif apabila
terdapat percikan atau nyala api.
Semua lokasi dimana timbal-asam baterai digunakan atau
ditempatkan harus memiliki, sebagai syarat minimal, obat cuci
mata. Jika air tidak tersedia, maka kotak obat cuci mata
portabel yang terdiri dari botol air yang ditempatkan di dinding
harus tersedia.

2.16 ALAT PEMADAM KEBAKARAN RINGAN (APAR)


Letakkan alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan kategorinya di
tempat yang sesuai (lihat Ayat 2.15.4) dan dalam kondisi yang laik
dekat dengan semua peralatan bertegangan tinggi.
2.16.1 Penjelasan singkat tentang alat pemadam kebakaran portable
(Fire Extinguishers) dan jenis-jenis api.
Ketika digunakan dengan benar, alat pemadam kebakaran
portabel dapat menyelamatkan nyawa dan harta benda dengan
memadamkan api kecil hingga pemadam kebakaran tiba
Bagaimanapun, alat pemadam kebakaran portabel tidak
dirancang untuk menanggulangi kebakaran yang besar atau
telah menyebar. Bahkan untuk kebakaran kecil, fire
extinguisher akan berguna dalam kondisi tertentu:
a. Operator harus tahu bagaimana menggunakan pemadam
Tidak memiliki banyak waktu untuk membaca petunjuk
saat keadaan darurat.
b. pemadam harus mudah dijangkau dan dalam kondisi siap
pakai, terisi penuh.
c. Operator harus memiliki rute penyelamatan diri yang tidak
terblokir oleh api.
d. pemadam harus sesuai dengan jenis api. Alat pemadam
yang mengandung air tidak cocok untuk digunakan pada
kebakaran yang diakibatkan oleh gemuk dan listrik.

19
e. pemadam harus cukup besar untuk memadamkan api. Fire
extinguisher portabel mampu dioperasikan 8 hingga 10
detik.

2.16.2 Cara Menggunakan Portable Fire Extinguishers.


Ingat sistem TAPS:
T ... Tarik Pin
A ... Arahkan nozel pemadam ke dasar api
P ... Pompa pemicu sambil memegang tegak pemadam
S ... Sapu pemadam dari sisi ke sisi
SELALU pastikan pemadam kebakaran dipanggil dan
memeriksa lokasi kebakaran, bahkan jika kita pikir api telah
padam

2.16.3 Haruskah Anda Mencoba untuk memadamkan api?


Sebelum Anda mulai untuk memadamkan api:
a. Pastikan setiap orang telah pergi atau meninggalkan
gedung.
b. Pastikan unit pemadam kebakaran telah dihubungi.
a. Pastikan api terbatas pada daerah kecil dan tidak
menyebar.
c. Pastikan Anda memiliki jalan keluar yang tidak terhalang
dimana api tidak akan menyebar.
d. Pastikan Anda telah membaca petunjuk dan tahu cara
menggunakan pemadam.
Terlalu berisiko untuk memadamkan api di luar dari keadaan
tersebut. Sebaliknya, segera tinggalkan dan tutup daerah
tersebut.

2.16.4 Kategori Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Pemadam api ringan dibagi menjadi empat kategori,
berdasarkan pada berbagai jenis kebakaran. Setiap alat
pemadam api ringan juga memiliki peringkat numerik yang
berfungsi sebagai panduan besar kecilnya api yang bisa
ditangani. Semakin tinggi nomor, kekuatan pemadam
kebakaran semakin kuat. Berikut ini adalah panduan singkat
untuk membantu memilih jenis alat pemadam api ringan:
a. Pemadam Kelas A adalah untuk bahan mudah terbakar
biasa seperti kertas, kayu, kardus, dan sebagian besar
plastik. Peringkat numerik pada jenis pemadam
menunjukkan jumlah air yang terkandung dan
kemampuan jumlah tersebut dalam memadamkan api.
b. Kebakaran Kelas B adalah kebakaran yang melibatkan
cairan yang mudah terbakar seperti bensin, minyak tanah,
gemuk, dan minyak. Peringkat numerik untuk pemadam
Kelas B menunjukkan perkiraan kemampuan berapa kaki
persegi api yang dapat dipadamkan.

20
c. Kebakaran kelas C adalah kebakaran yang melibatkan
peralatan listrik, misalnya fixture, kabel, pemutus sirkuit,
dan outlet. Jangan menggunakan air untuk memadamkan
kebakaran Class C - risiko sengatan listrik jauh lebih besar!
Alat pemadam kebakaran kelas C tidak memiliki rating
numerik. Klasifikasi C berarti bahwa bahan pemadam
bersifat non-konduktif.
d. Alat pemadam kebakaran kelas D biasanya terdapat di
laboratorium kimia. Alat pemadam tersebut digunakan
untuk kebakaran yang melibatkan logam mudah terbakar,
seperti magnesium, kalium titanium, dan sodium. Jenis
alat pemadam ini juga tidak memiliki peringkat numerik,
tidak pula dimaksudkan untuk berbagai tujuan, alat
pemadam ini dirancang untuk kelas D kebakaran saja.
Beberapa kebakaran mungkin melibatkan kombinasi dari
klasifikasi tersebut.

2.16.5 Jenis Alat Pemadam Api Ringan yang paling umum.


a. Alat pemadam api ringan berbahan dasar air atau dikenal
dengan istilah air-pressurized water (APW) cocok digunakan
untuk kebakaran Kelas A saja. Jangan menggunakan alat
pemadam kebakaran berbahan dasar air ini untuk
memadamkan api di lingkungan yang mengandung banyak
minyak atau gemuk, kebakaran akibat listrik atau
kebakaran kelas D kebakaran karena api akan menyebar
dan membuat api semakin besar! Alat pemadam berbahan
dasar air diisi dengan air dan ditekan dengan oksigen.
Sebagai peringatan-alat pemadam kebakaran berbahan
dasar air ini bisa sangat berbahaya untuk jenis kebakaran
dan situasi yang tidak tepat. Pastikan bahwa penggunaan
alat pemadam kebakaran api ini hanya digunakan untuk
bahan-bahan yang mudah terbakar biasa.
b. Alat pemadam berbahan dasar dry chemical atau kimia
kering terdiri dari berbagai jenis dan cocok digunakan
untuk kombinasi kebakaran kelas A, B dan C. Alat
pemadam Ini diisi dengan busa atau bubuk dan ditekan
dengan nitrogen.
1) BC - Adalah jenis reguler dari alat pemadam berbahan
kimia kering atau dry chemical. Alat pemadam ini diisi
dengan natrium bikarbonat atau bikarbonat kalium.
Seringkali BC meninggalkan residu yang bersifat agak
korosif yang harus segera dibersihkan untuk mencegah
kerusakan pada material.
2) ABC - Adalah alat pemadam berbahan kimia kering
yang serbaguna. Alat pemadam jenis ABC ini diisi

21
dengan fosfat monoamonium, bubuk berwama kuning
yang meninggalkan residu lengket yang dapat merusak
peralatan listrik seperti komputer. Alat pemadam
berbahan kimia kering atau dry chemical memiliki
keuntungan lebih daripada alat pemadam C02 karena
alat pemadam berbahan kimia tidak meninggalkan
substansi yang tidak mudah terbakar pada bahan atau
material yang telah dipadamkan, mengurangi
kemungkinan terjadinya kembali pengapian.
c. Alat pemadam kebakaran berbahan Karbon dioksida (C02)
digunakan untuk kebakaran kelas B dan C. Alat pemadam
C02 mengandung karbon dioksida, gas yang tidak mudah
terbakar, dan sangat bertekanan. Tekanannya begitu besar
sehingga tidak jarang untuk bit dari es kering untuk
menembak keluar nozzle. Alat pemadam kebakaran ini
tidak bekerja dengan baik pada kebakaran kelas A karena
bisa tidak dapat menggantikan oksigen yang cukup untuk
mematikan api, sehingga menyebabkan terbakar kembali.
Alat pemadam C02 memiliki keuntungan lebih daripada
alat pemadam berbahan kimia kering atau dry chemical
karena alat pemadam ini tidak meninggalkan residu
berbahaya - alat pemadam kebakaran ini adalah pilihan
yang tepat untuk kebakaran listrik pada komputer atau
perangkat elektronik lainnya. Sangat penting untuk
mengetahui apa jenis pemadam yang Anda gunakan.
Menggunakan jenis pemadam yang salah untuk jenis api
yang salah dapat mengancam jiwa.

2.17 PERTOLONGAN PERTAMA.


Pertolongan pertama adalah langkah-langkah yang harus dilakukan
sebelum paramedis datang. Pertolongan pertama tidak merupakan
pengganti bantuan medis. Teknisi pemeliharaan harus mampu
mengambil langkah-langkah penyelamatan jiwa yang diperlukan
dalam keadaan darurat dan menghindari dilakukannya bahaya.
Langkah-langkah pertolongan pertama sebenarnya cukup sederhana
dan tidak memerlukan tindakan yang sangat cepat dalam
mengaplikasikannya. Tergesa-gesa dalam bertindak tanpa mengetahui
apa yang harus dilakukan bisa berakibat lebih buruk daripada tidak
melakukan tindakan apapun. Di lain waktu, tindakan yang cepat
sangat penting dilakukan untuk menyelamatkan jiwa atau mencegah
timbulnya komplikasi yang serius; tindakan ini hanya dapat diambil
oleh orang yang berada di tempat kejadian ketika waktu vital masih
terjadi. Pelajari tentang pertolongan pertama sebelum terjadi keadaan
darurat. Lakukan persiapan yang matang untuk memberikan bantuan
secara aman dan memberikan keuntungan pada saat yang
diperlukan. Hubungi Palang Merah Indonesia untuk memberikan

22
program pelatihan pertolongan pertama untuk personil pemeliharaan
agar bisa memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mereka.

23
BAB III
MANAJEMEN PEMELIHARAAN

3.1 FILOSOFI PEMELIHARAAN


Tujuan dari sistem manajemen pemeliharaan adalah untuk
memastikan sistem berada dalam kondisi maksimal dengan
biaya yang minimum dalam hitungan tenaga kerja manusia/jam
maupun dana. "Ketersediaan" dan "biaya" adalah istilah relatif-
yang harus ditafsirkan untuk setiap bandara. Sebagai contoh'
sebuah lampu landasan CAT I masih bisa dianggap beroperasi
optimal apabila jumlah lampu yang mati adalah 15% dari
keseluruhan lampu, sementara PAPI mungkin tidak dapat
memberikan servis yang optimal apabila lebih dari satu lampu
yang mati tiap kotak (boks)nya. Dengan menggunakan kasus
tersebut, biaya pemeliharaan suku cadang dapat menjadi
mahal, sementara penyediaan suku cadang lampu lampu
sebanyak 10% dari jumlah runway edge lights bisa diasumsikan
sebagai biaya yang wajar. Selain itu, faktor operasional juga bisa
dyadikan pertimbangan utama dalam menentukan
pemeliharaan apa yang diperlukan. Bandara dengan
penerbangan yang padat mungkin memerlukan perawatan dan
pemeliharaan yang lebih sering daripada bandar udara dengan
penerbangan yang tidak terlalu padat. Kegiatan pemeliharaan
meliputi perencanaan pemeliharaan, inspeksi perawatan
pencegahan, inspeksi visual, perbaikan, instalasi, kalibrasi, dan
prosedur pemeliharaan tidak berjadwal. Prosedur pemeliharaan
termasuk perintah kerja dan dokumentasi yang diperlukan, bisa
berbeda dari satu bandar udara dengan bandar udara lainnya
Tujuan dari dokumen ini adalah untuk menyediakan prosedur
perawatan minimum yang diperlukan untuk menjamin
keselamatan dan efektifitas pergerakan pesawat menjelang lepas
landas, mendarat, dan taxiing.
Terlepas dari rutinitas pemeliharaan yang telah ditetapkan,
elemen-elemen berikut ini sangat penting untuk setiap program
pemeliharaan yang dikontrol. Prosedur perawatan di dalam
peraturan ini dianggap sebagai pedoman minimum yang wajib
dilaksanakan:
a. Pendokumentasian service check yang terdiri dari program
pemeliharaan.
b. Pencatatan kinerja setiap tindakan pemeliharaan, terjadwal
maupun tidak terjadwal.
c.
Pendokumentasian perbaikan dan troubleshooting yang
dilakukan pada setiap bagian peralatan dan hasil dari
tindakan-tindakan tersebut serta gejala-gejala yang terkait
dengan kerusakan. Kegiatan ini memudahkan dalam

24
melakukan tindakan troubleshooting yang lebih cepat untuk
masalah yang serupa dikemudian hari.

3.2 JADWAL PEMELIHARAAN.


Dokumentasikan jadwal perawatan dengan mengeja setiap item
pemeliharaan rutin yang bermanfaat dalam beberapa cara:
a. Hal ini memungkinkan direncanakannya pengalokasian
tenaga kerja per jam dalam fungsi pemeliharaan.
b. Membantu dalam penetapan kebutuhan suku cadang.
c. Mengidentifikasi pemeliharaan rutin yang diperlukan
kepada karyawan baru, mengurangi waktu pelatihan yang
dibutuhkan untuk pengenalan sistem.
d. Mengidentifikasi lingkup tugas pemeliharaan dalam bentuk
tenga kerja per jam (man-hours) dan kebutuhan bahan.
3.3 CATATAN PEMELIHARAAN
Catatan-catatan pemeliharaan adalah bagian penting dari sebuah
sistem manajemen pemeliharaan yang efektif dan menyediakan
informasi mengenai sejarah perawatan untuk masing-masing peralatan
meniamin pemeliharaan rutin tanpa adanya pekerjaan sama yang
dulang, dan menyediakan data base untuk analisis statist* kinerja
sistem pencahayaan. Tanpa pencatatan, pengetahuan yang didapat dari
proses pemeriksaan atau inspeksi tidak dapat dipertahankan, dan
pemeliharaan yang bersifat preventif akan sulit dilaksanakan. Sebuah
sistem pencatatan yang efektif harus mampu meminimalkan usaha
pencatatan dan pengambilan informasi. Sistem catatan harus mampu
mengkompilasi data yang akan mendokumentasikan efektivitas dari
program pemeliharaan. Dengan memeriksa catatan, seorang manajer
harus dapat menentukan apakah suatu tindakan pemeliharaan
tertentu dilaksanakan terlalu sering atau tidak terlalu sering. Dengan
menggunakan satu proses trial-and-error, program pemeliharaan yang
dilaksanakan dapat disesuaikan dengan fasilitas yang dikembangkan.
3.4 PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIF
Airport lighting yang handal sangat penting bagi keselamatan bandar
udara, kapasitas, dan operasi terutama untuk operasi penerbangan
dalam kondisi low visibility. Oleh karena itu, program perawatan
preventif sangat penting untuk menjamin pelayanan yang handal dan
operasional peralatan yang optimal. Penjadwalah kegiatan inspeksi
secara tepat, pengujian, dan kalibrasi sangat penting bagi mewujudkan
kehandalan sistem ini. Airport lighting dirancang untuk dapat
diandalkan dan dapat beroperasi dalam jangka waktu yang lama
bahkan apabila perawatan tidak dilaksanakan. Kadang kala kegagalan
akan terjadi dan apabila kegagalan terjadi pada saat yang kritis
kemungkinan akan membahayakan keselamatan. Pemeliharaan lampu

25
visual aids harus mendapatkan prioritas yang tinggi agar mampu
mencegah kegagalan peralatan, terjadinya sinyal palsu, dan kerusakan
sistem. Mengingat perbedaan merek airport lighting dan peralatan catu
daya yang dipergunakan di berbagai bandar udara di Indonesia, maka
untuk prosedur perawatan harus mengikuti petunjuk dari pabrikan.
3.4.1 Instalasi dan Material
Unsur pertama dalam program perawatan preventif adalah
tercapainya kualitas yang tinggi, pemasangan peralatan secara
benar. Perawatan preventif sulit dilaksanakan pada peralatan
yang telah diinstal atau dipasang dengan tidak mengikuti aturan
tanpa mempertimbangkan persyaratan pemeliharaan. Ketika
kondisi tersebut terjadi maka peralatan tersebut harus dibawa ke
tempat perbaikan yang resmi dan diperbaiki daripada harus
mengambil risiko dengan mencoba untuk menerapkan program
pemeliharaan preventif yang diharapkan akan mampu
mengimbangi kondisi tersebut.
Konsultasikan dengan pengawas pemeliharaan peralatan listrik di
bandar udara sebelum dan selama pembuatan desain dari setiap
instalasi baru atau penambahan airport lighting. Dengan
demikian, bandar udara dapat menghindari terjadinya biaya yang
lebih tinggi selama dan setelah konstruksi. Pertimbangan juga
harus diberikan kepada metode seleksi dan pelatihan setiap
tenaga kontraktor yang terlibat dalam instalasi airport lighting.
Kebutuhan pelatihan khusus untuk teknisi listrik pemeliharaan
bandar udara berlaku juga untuk personil kontraktor.
3.4.2 Personil.

Unsur kedua dalam program perawatan preventif dilatih oleh


personil berpengalaman. Personil pemeliharaan harus memiliki
hsensi kelistrikan bandara, memiliki pengetahuan yang
mendalam mengenai peralatan, harus memiliki pengalaman
dengan peralatan yang bertegangan tinggi, serta harus mampu
melaksanakan inspeksi dengan hati-hati dan perbaikan yang
diperlukan. Pelatihan khusus harus tersedia di lapangan, karena
sebagian besar personil listrik yang berkualitas baik dapat dilatih
di tempat kerja jika pengawasan sesuai dan instruksi yang
disediakan. Individu-individu ini harus hadir, atau on-call
selama jam operasi bandara untuk memperbaiki segala
kekurangan yang mungkin terjadi. Singkatnya, personil
pemeliharaan airport lighting harus spesialis di lapangan.
3.4.3 Peralatan Pemeliharaan dan Peralatan Pengujian
Elemen ketiga dalam program pemeliharaan preventif adalah
peralatan pemeliharaan dan peralatan pengujian yang diperlukan
dalam melaksanakan perawatan. Meliputi peralatan khusus
pemeliharaan dan peralatan pengujian, ruang kerja yang

26
memadai, ruang penyimpanan yang cukup, suku cadang, dan
manual teknis yang berlaku.

3.4.4 Program Inspeksi Pemeliharaan Pencegahan


Unsur keempat dalam program pemeliharaan preventif adalah
perawatan yang jadwal inspeksi pemeliharaan preventif yang
efektif untuk airport lighting. Jadwal inspeksi ini juga harus
meliputi seluruh sistem kabel. Jadwal inspeksi pemeliharaan
preventif adalah dasar keberhasilan pemeliharaan peralatan.
Apabila jadwal tersebut dilaksanakan dengan benar dan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan maka akan meningkatkan
kinerja sistem, meminimalkan gangguan yang uncul secara tiba-
tiba dan mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan.
Pelaksanaan review catatan hasil inspeksi, pemeriksaan,
pengujian, dan perbaikan akan memberikan kesadaran kepada
teknisi akan kondisi peralatan dan peringatan lebih dini akan
adanya permasalahan yang akan muncul.
3.4.5 Jadwal Inspeksi Pemeliharaan Preventif
Penyusunan jadwal inspeksi dan pengujian dilaksanakan
berdasarkan jenis peralatan dan disusun secara periodic. Jadwal
yang disusun bisa didasarkan pada kalender maupun
penambahan jam penggunaan peralatan. Jadwal tersebut
disusun berdasarkan rekomendasi dari produsen dan pengguna
peralatan yang menjadi syarat khusus dalam menjaga kinerja
peralatan. Pengaturan frekuensi jadwal inspeksi tersebut
sebaiknya didasarkan pada kondisi pengoperasian setempat.
3.5 CATATAN RETENSI
Tidak ada aturan yang mengatur jangka waktu penyimpanan data
pemeliharaan tapi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
disebutkan di atas maka jangka waktu maksimum adalah dua kali
penode pencatatan (yaitu 2 tahun untuk perawatan tahunan). Untuk
catatan pemeriksaan harian, batas waktu penyimpanannya tentu saja
lebih cepat, bisa hanya dalam waktu satu bulan. Perlu dicatat apabila
memungkinkan, catatan pemeliharaan harus dipertahankan secara
permanen karena kemungkinan adanya situasi yang dapat berkembang
di tahun-tahun mendatang di mana catatan-catatan tersebut dapat
menjadi bukti yang tak ternilai.

3.6 REFERENSI PERPUSTAKAAN


Buatlah perpustakaan sebagai dasar referensi untuk menyimpan
salinan seluruh Manual Teknis Peralatan, peraturan-peraturan, as-built
drawings, single line diagram dan data teknis berguna lainnya
Pengawas teknisi listrik harus mampu menjaga dan memelihara
tanggung jawab dalam memelihara perpustakaan tersebut dan
27
memastikan bahwa pedoman teknis dan gambar yang disimpan selalu
mengikuti perkembangan dan tidak hilang maupun rusak.

3.6.1 Manual Teknis Peralatan


Manual teknis peralatan dan segala bentuk literatur dari
produsen lainnya merupakan bagian penting dari perpustakaan.
Mintalah dua salinan dari semua manual teknis dan literatur dari
produsen terkait. Simpanlah salinan utama di dalam
perpustakaan dan sediakan salinan terpisah untuk konsumsi
bersama. Selain itu, simpanlah salinan dari setiap manual
peralatan di lokasi peralatan. Hal ini akan mampu memfasilitasi
pemecahan masalah dan perbaikan tanpa harus pergi ke
perpustakaan untuk mengambil manual. Jangan memindahkan
salinan utama manual teknis dari perpustakaan karena dengan
mudah akan hilang atau salah dalam penempatannya lagi.
Apabila salinan yang digunakan sebagai bacaan bersama hilang
maka buatlah salinan baru dari salinan utama namun jangan
menggunakan salinan utama tersebut sebagai bahan bacaan
bersama.

3.6.2 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara


Penting untuk memiliki referensi sebagai sarana informasi
instalasi, toleransi desain, dan operasi airport lighting dapat
ditemukan dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara. Sertakan salinan dari peraturan yang meliputi peralatan
pada fasilitas tersebut, di perpustakaan referensi.
3.6.3 Data Teknis Lainnya
Adanya referensi informasi lain yang bisa berguna juga harus
ditambahkan di dalam perpustakaan. Yang bisa saja berupa kode
listrik lokal, engineer's handbook, manual alat uji, dan publikasi
dari informasi umum lainnya.
3.6.4 As-Built Drawings.
Simpanlah dengan benar semua salinan utama as-built drawings
sebagai bagian dari perpustakaan. Memasukkan gambar dari
peralatan yang telah dimodifikasi sesegera mungkin setelah
proses modifikasi selesai dikerjakan. Berikan salinan as-built
drawings yang menunjukkan lokasi seluruh kabel berfungsi,
lampu landasan pacu, dll, serta diagram pengkabelan untuk
penerangan, mesin generator, dan airport lighting untuk para
teknisi lapangan sebagai salinan gambar kerja. Memasang atau
mengidentifikasi titik-titik uji yang tepat di lokasi sirkuit dan
buatlah catatan dari titik uji tersebut pada "as-built drawings".
Segera update setiap catatan perihal titik uji tersebut maupun
adanya perbedaan dalam gambar yang dibuat dengan keadaan

28
yang sesungguhnya mungkin karena pengembangan
instalasi/sistim untuk disimpan dalam perpustakaan.

3.7 PENYEDIAAN SUKU CADANG


Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai panduan tentang bagaimana
menyediakan suku cadang yang akan digunakan untuk perbaikan
peralatan airport lighting yang tiba-tiba mengalami kegagalan operasi.
Tujuan dari penyediaan suku cadang adalah apabila sebuah peralatan
gagal beroperasi maka akan meminimalkan waktu yang terbuang di
luar operasi. Namun, semakin besar jumlah suku cadang yang
tersimpan maka biaya yang dikeluarkan juga semakin besar. Sistem
penyediaan suku cadang yang optimal menyeimbangkan biaya dari
system downtime (kegagalan operasi, ketidaknyamanan tenant
keselamatan, dll) dengan biaya pembelian dan penyimpanan suku
cadang. Sebuah bandara kecil dengan frekuensi penerbangan yang
rendah hanya akan sedikit terganggu apabila terjadi kerusakan pada
lighting system-nya. oleh karena itu suku cadang yang harus tersedia
hanya dalam jumlah kecil saja. Berbeda dengan bandar udara besar
yang memiliki frekuensi penerbangan tinggi sangat bergantung pada
visual aids utamanya pada kondisi low visibility sehingga suku cadang
yang harus tersedia dalam harus dalam jumlah yang cukup banyak
Dalam kasus bandar udara besar, gangguan yang terjadi pada operasi
penerbangan dapat mengakibatkan berkurangnya pemasukan dari
pengguna jasa dan memberikan dampak terhadap keamanan dan
keselamatan penerbangan. Gangguan yang terjadi di bandar udara
besar bisa memberikan pengaruh yang besar bahkan bisa berdampak
kepada sistem wilayah udara nasional. Saat menentukan jumlah
persediaan suku cadang, terdapat dua pertanyaan harus dijawab:
(1) Peralatan apakah yang harus tersedia?
(2) Berapa banyak suku cadang yang harus tersedia untuk masing-
masing peralatan tersebut?
Ketika terdapat pekerjaan konstruksi baru atau adanya proyek yang
difungsikan untuk penggantian sistem eksisting, dana dan juga jumlah
suku cadang peralatan (fixtures, lampu, sekering, relay dan MCR/CCR
control board, dll) yang tersedia harus diserahkan kepada kontraktor.
Maka unit pemeliharaan akan mendapatkan persediaan suku cadang
built-in dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan
suku cadang untuk peralatan baru. Utamanya, hal ini terutama akan
berlaku apabila peralatan yang dipasang berbeda dengan peralatan
yang sedang digunakan.
3.7.1 Pemilihan Suku Cadang
Untuk menjawab dua pertanyaan di atas, ada beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan yaitu tingkat kegagalan,

29
ketersediaan suku cadang, dan akibat yang ditimbulkan dari
kegagalan peralatan.
3.7.2 Tingkat Kegagalan
Tingkat kegagalan (atau tingkat penggantian) adalah life time
produk yang diharapkan dari sebuah item dan jumlah item
tersebut di dalam sistem. Sebagai contoh, jika lampu
diperkirakan mampu beroperasi selama enam bulan, dan
terdapat 100 buah lampu dalam sistem, maka rata-rata 100 buah
lampu akan diganti setiap enam bulan atau sekitar empat buah
per minggu. Catatan yang akurat dari suku cadang yang telah
digunakan dari waktu ke waktu akan sangat membantu dalam
menentukan tingkat kegagalan.
3.7.3 Ketersediaan Suku Cadang
Ketersediaan suku cadang mengacu pada waktu yang
dibutuhkan untuk mendapatkan suku cadang pengganti. Hal ini
biasanya berarti lead time pengadaan. Jika sebuah suku cadang
dapat dengan mudah diperoleh dari pemasok lokal, mungkin
tidak perlu untuk menambahkan suku cadang dalam tempat
persediaan karena suku cadang yang seperti itu dapat dibeli pada
saat diperlukan atau penyimpanan suku cadang tersebut dapat
dikurangi. Namun, jika ada lead time enam minggu dibutuhkan
oleh pemasok, lalu saham enam kali tingkat kegagalan mingguan
(24 lampu dalam contoh di atas). Suku cadang untuk
Micro/ constant current regulator dan peralatan khusus lainnya
termasuk dalam kategori ini. Sebagai contoh, penggantian printed
circuit board atau perakitan lainnya biasanya memiliki waktu
penyediaan berkisar enam sampai dengan dua belas minggu
kecuali tersedia suku cadang lainnya yang digunakan untuk
kondisi darurat, hilangnya sirkuit bisa memberikan dampak yang
serius terhadap operasi bandara. Ada beberapa metode untuk
mendapatkan suku cadang yang dibutuhkan dengan mereduksi
waktu penyediaan yang lama. Meliputi metode substitusi
(penggunaan bagian fungsional yang setara dari produsen lain),
kanibalisasi, dan perbaikan sementara (seperti penggunaan"
lampu portabel untuk menggantikan lampu yang dipasang tetap)
sambil menunggu pemeliharaan korektif. Perlu dicatat,
bagaimanapun, bahwa solusi ini harus dipertimbangkan hanya
sebagai langkah darurat dan bahwa penyediaan suku cadang
yang tepat akan menghilangkan penggunaan metode-metode
tersebut.

3.7.4 Pengaruh dari Kerusakan


Efek dari kegagalan suku cadang tertentu tergantung pada
betapa pentingnya suku cadang tersebut pada peralatan dan
betapa pentingnya peralatan ini untuk operasi bandara.
Kerusakan pada satu buah lampu tidak akan menyebabkan

30
kegagalan pada seluruh sistem tetapi kerusakan sebuah papan
sirkuit Micro/Constant Current Regulator akan menyebabkan
gagalnya seluruh rangkaian lampu yang dialiri arus atau diberi
daya. Para produsen peralatan akan memberikan petunjuk
tentang suku cadang yang direkomendasikan. Berdasarkan
pengalaman yang diperoleh dari sistem, suku cadang lain dapat
ditambahkan atau dihapus dari daftar. Dampak dari kegagalan
pada suatu bagian peralatn atau sistem harus dipertimbangkan
ketika merencanakan persediaan suku cadang.
3.7.5 Bagian Identifikasi.
Hal paling penting dari menjaga persediaan suku cadang adalah
melakukan katalogisasi yang akurat pada suku cadang dengan
menggunakan penomoran yang diberikan produsen. Sangat
penting untuk memastikan bahwa suku cadang yang tepat telah
digunakan untuk menggantikan bagian peralatan yang rusak;
banyak bagian optik yang secara visual nampak sama namun
memiliki perbedaan yang signifikan dalam kinerja. Penggunaan
penomoran suku cadang berdasarkan penomoran suku cadang
produsen juga sangat penting ketika memesan kembali suku
cadang tersebut. Apabila sebuah suku cadang dipesan
berdasarkan nama generiknya maka produsen dapat mengirim
suku cadang versi yang lebih baru dari apabila suku cadang
tersebut tidak kompatibel dengan sistem yang ada. Sangat
penting untuk mempertahankan data produsen yang
mencerminkan peralatan, menjelaskan jenis, nomor model, dan
rincian nomor seri.

3.7.6 Penggunaan Suku Cadang Asli Produsen


Penggunaan suku cadang yang bukan dari produsen suku
cadang atau lampu sesuai dengan Peraturan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara sangat tidak dianjurkan. Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara memiliki spesifikasi yang ketat untuk
menyetujui semua peralatan airport lighting dan penggunaan
suku cadang atau lampu yang bukan dari produsen dalam
peralatan atau sistem tertentu. Hal ini memungkinkan timbulnya
konsekuensi yang serius dalam kasus insiden pesawat di bandara
akibat praktek tersebut. Dalam kasus runway dan taxiway
lighting fixtures, penggunaan lampu generik yang tidak disetujui
dapat membuat output fotometrik fixtures tidak sesuai dengan
spesifikasi dengan hasil output cahaya yang buruk dan akibatnya
harus beroperasi dalam kondisi visibilitas rendah.

31
BAB IV
PERALATAN PENGUJIAN

4.1 PENDAHULUAN

Rata-rata teknisi listrik dalam menjalankan tugas dan tanggung


jawabnya sehari-hari hanya bisa menggunakan voltmeter padahal
dalam merawat dan memelihara airport lighting, peralatan yang
dibutuhkan sangatlah banyak dan kompleks. Seorang teknisi listrik
bandar udara harus dapat menjalankan berbagai macam tugas yang
melibatkan tugas troubleshooting dan kalibrasi yang seringkali di luar
kemampuan teknisi. Rangkaian seri pada airport lighting beroperasi
pada tegangan tinggi dan rawan terjadinya short dan open yang
membutuhkan pengetahuan lebih lanjut mengenai penggunaan
ohmmeter dan penguji resistensi isolasi (meggers) untuk melacak
dengan benar dimana letak masalah dan rangkaian dialiri arus
kembah sehingga mampu beroperasi kembali pada minimal waktu
Ada juga kebutuhan untuk mampu mengukur adanya arus yang
relatif rendah (<20 amps) sehingga membutuhkan peralatan yang
sangat akurat dan sudah dikalibrasi. Perubahan kecil arus keluaran
yang terjadi dalam dalam sebuah rangkaian seri dapat memiliki
dampak yang besar terhadap keluaran cahaya dan nyala lampu. Pada
output lampu maksimum 6,6 amps, perubahan (kenaikan atau
penurunan) 1% dapat mengubah output cahaya lampu sebanyak 5%
Perubahan 1% yang sama (kenaikan) dapat mengakibatkan
penurunan 20% dalam nyala lampu. Oleh karena itu jelas dari fakta-
fakta tersebut bahwa alat uji yang akurat dan pengetahuan yang tepat
dalam menggunakannya sangat penting untuk memelihara airport
lighting system. Karena banyak Micro/Constant Current Regulator
gelombang keluarannya berbentuk non-sinusoidal, sangat penting
untuk memverifikasi akurasi dari semua alat pengukur arus
Mengevaluasi semua peralatan yang digunakan untuk mengkalibrasi
regulator dan peralatan dikalibrasi untuk memperoleh nilai yang akan
diukur (2,8-20 amp) oleh laboratorium kalibrasi bersertifikat.
Untuk tujuan perawatan, disarankan bahwa setiap bandara memiliki
setidaknya volt-ohm-meter, tester insulasi dan clamp-on ammeter Root
Mean Square (RMS) yang akurat atau RMS digital multimeter yang
berkualitas dengan penjepit-on probe ammeter yang akurat. Unit ini
berguna untuk berbagai perawatan rutin dan yang diperlukan untuk
troubleshooting dan kalibrasi Micro/Constant Current Regulator serta
rangkaian seri lampu.

4.2 JENIS PERALATAN DAN PENGGUNAANNYA


4.2.1 Volt-Ohm-Milliammeter (VOM).
Sebuah Volt-Ohm-Milliammeter (VOM) analog adalah pengujian
yang sangat serbaguna yang mampu mengukur tegangan AC/DC,

32
hambatan, dan nilai-nilai rendah arus DC. Alat uji yang lebih
baik menawarkan kualitas yang lebih baik dalam tingkat akurasi
yang sesuai dan kekasaran serta berguna untuk membuat
berbagai macam pengukuran. Penggunaan paling umum dari alat
ini adalah untuk melakukan pengukuran tahanan pada
rangkaian seri untuk tujuan troubleshooting ketika kesalahan
telah terjadi. Sebuah VOM analog berguna karena
kemampuannya untuk menampilkan fluktuasi tren dan nilai dan
kemudahan yang ditawarkan, tidak ada banyak waktu
memeriksa ketika sebuah tindakan yang cepat diperlukan
Bagaimanapun sebuah VOM analog memiliki keterbatasan
Secara relative impedansi masukan rendah dan kerentanan
terhadap gangguan membuatnya tidak cocok untuk beberapa
jenis pengukuran, terutama ketika digunakan untuk rangkaian
elektronik atau ketika digunakan di lingkungan yang memiliki
energi RF (frekuensi radio). Juga harus diingat bahwa VOM
tertentu tidak dapat digunakan untuk mengukur arus dalam
rangkaian airport lighting karena tidak memiliki kemampuan
untuk mengukur RMS secara tepat karena dibutuhkan
pengukuran dengan akurasi tinggi.

0=C3

Gambar 4.1
Typical Volt-Ohm-Multimeter (VOM)

4.2.1.1 Keselamatan.
Keselamatan harus selalu dikedepankan ketika
menggunakan sebuah VOM. Ketahuilah level tegangan
dan bahaya sengatan listrik semua peralatan yang akan

33
•*

diuji. Pastikan bahwa vom telah diuji dan dikalibrasi.


Pemeriksaan dan kalibrasi alat uji portabel setidaknya
dilakukan sekali dalam setahun. Periksa kondisi VOM
sebelum melakukan pengukuran apapun. Rekomendasi
untuk penggunaan khusus VOM tercantum dalam manual
dari pabrik yang diberikan bersama peralatan.
1. Pengukuran tegangan tinggi. Jangan pernah mencoba
untuk melakukan pengukuran tegangan langsung
pada rangkaian distribusi daya yang lebih dari 600
volt. Pengukuran tegangan tinggi dapat dicapai dengan
menggunakan instrumen transformer dan meter yang
memiliki nilai dengan sesuai.
2. Pengaturan switch. Ketika melakukan pengukuran
tegangan pada rangkaian daya dan kontrol, pastikan
bahwa pemilih meter dan rentang switch berada dalam
posisi yang benar sesuai dengan rangkaian yang diuji
sebelum menerapkan ke konduktor rangkaian. Untuk
mencegah kerusakan pada gerakan meter, selalu
gunakan range yang kurang dari defleksi skala penuh
pointer. Satu pertiga defleksi tengah skala pointer
menjamin pembacaan yang paling akurat.
3. Kasus isolasi. Jangan pegang VOM di tangan saat
melakukan pembacaan hasil pengukuran. Letakkan
instrumen pada permukaan yang datar. Jika
memegang VOM tidak dapat dihindari, jangan
mengandalkan kemampuan isolasinya.
4.2.2 Digital Multimeter (DMM).
Sebuah multimeter digital adalah peralatan uji yang paling
penting dalam kotak peralatan teknisi listrik bandar udara. Alat
serbaguna ini dapat memberikan hasil pengukuran dengan
tingkat akurasi tinggi dan, melalui penggunaan berbagai
tambahan akan menghasilkan kemampuan untuk menghasilkan
berbagai macam pengukuran. Saran terbaik saat membeli alat
ukur ini atau jenis alat ukur lainnya adalah belilah produk yang
terbaik yang bisa dibeli. Selalu pastikan bahwa DMM yang akan
digunakan adalah jenis RMS yang benar dan tambahan yang
melekat memiliki tingkat akurasi yang tertinggi (lihat ayat 4.1.5).
Sebuah DMM dengan tambahan amp-clamp berkualitas baik
merupakan kombinasi yang bagus untuk mengukur arus
keluaran constant current regulator. Kadang-kadang sulit untuk
mengetahui apakah instrumen yang digunakan akurat atau
tidak. Meskipun DMM dinilai sebagai instrumen RMS yang benar
dan memiliki nilai akurasi yang tinggi, tambahan instrumen yang
melekat mungkin tidak akurat. Pastikan bahwa akurasi dari
DMM dan semua tambahan instrumennya diperiksa dan
dikalibrasi setiap tahun oleh laboratorium kalibrasi bersertifikat.

34
Dalam kasus visual aids, 2,8-20 amp adalah kisaran untuk
memverifikasi kalibrasi yang tepat. Semua aturan keselamatan
yang berlaku untuk VOM juga berlaku untuk DMM.
4.2.3 Insulation Resistance Tester (MegOhmMeter).
Insulation resistance tester atau megohmmeter adalah alat yang
diperlukan untuk melakukan perawatan dan troubleshooting
kabel bawah tanah airport lighting. Alat ukur ini dibuat dalam
berbagai versi dari model tradisional untuk listrik baterai dan
versi arus bolak-balik. Alat ukur ini digunakan untuk menguji
tahanan isolasi tanah untuk kabel bawah tanah, untuk menguji
tahanan isolasi antara konduktor, dan untuk menguji tahanan
tanah atau antara belitan transformator, motor, regulator, dll.
Model baterai rechargeable adalah yang paling umum dan dibuat
dalam berbagai bentuk dan ukuran untuk jenis pembacaan
analog dan digital. Sebagian besar model digital memiliki grafik
batang analog untuk melengkapi bacaan digital. Pertimbangan
lain dalam memilih alat uji tahanan isolasi adalah tegangan
outputnya. Beberapa unit baterai dan garis bertenaga sekarang
memiliki tegangan output dipilih yang dapat berkisar setinggi
5.000 volt DC. Minimal, pilih alat ukur dengan tahanan isolasi
dengan output 1000 volt DC. Jika memungkinkan,
pertimbangkan untuk menggunakan unit dengan tegangan
output maksimum yang lebih tinggi karena lebih banyak
kemungkinan untuk menemukan kesalahan tahanan yang tinggi
dan lebih mendekati nilai tegangan kabel dan transformer.
Namun, perhatikan bahwa kabel pengujian yang sudah usang
perlu dipertanyakan kondisinya dan/atau rankaian yang telah
beroperasi pada tegangan yang jauh lebih rendah dapat
mengalami kerusakan pada pengujian dengan tegangan yang
lebih dari 1000 volt. Berhati-hati ketika untuk pertama kalinya
menguji rangkaian yang lebih tua.

Gambar 4.2
Typical Insulation Tester
4.2.3.1 Keselamatan.
1. Ketika melaksanakan persiapan untuk menguji
tahanan isolasi, pertama lakukan pengecekan
keselamatan dengan lengkap. Pastikan bahwa

35
peralatan yang akan diuji sudah diputus dari semua
sumber daya. Buka semua switch keselamatan dan
kunci peralatan kontrol lainnya sehingga peralatan
tidak dapat secara tiba-tiba dialiri energi.
2. Jika netral atau konduktor tanah harus diputuskan,
pastikan bahwa sudah tidak dialiri arus dan ketika
terputus tidak ada peralatan lain yang tidak
mendapatkan proteksi.
3. Perhatikan rating tegangan alat uji dan lakukan
tindakan pencegahan yang sesuai.
4. Peralatan besar dan kabel biasanya memiliki
kapasitansi yang cukup untuk menyimpan sejumlah
energi yang berbahaya dari pengujian arus. Setelah
mengambil alat ukur resistensi dan sebelum
melaksanakan tes pendahuluan, biarkan semua energi
yang tersimpan dalam peralatan untuk mengalir
keluar dengan melepaskan konektor alat ukur minimal
selama 30 detik sebelum menyentuh lead. Banyak alat
ukur baru yang akan secara otomatis melakukan
discharge energy peralatan yang diuji dan memberikan
indikasi visual kepada pengguna indikasi visual atau
indikasi audio ketika lead dilepaskan. Lihat pada buku
petunjuk perangkat untuk mendapatkan instruksi
pabrik.
5. Jangan gunakan alat uji dalam kondisi eksplosif.
Sebuah ledakan mungkin bisa terjadi jika ada sedikit
pemicu pada saat memasang atau melepaskan lead
pengujian, atau sebagai akibat dari busur melalui atau
di atas isolasi rusak.

4.2.4 Underground Cable / Fault Locator.


Cable locator adalah alat yang sangat diperlukan untuk
menentukan lokasi kabel dan duct dari jaringan airport lighting
dengan cepat. Sebuah cable locator biasanya terdiri dari sebuah
pemancar yang baik secara langsung atau tidak langsung melalui
sebuah coupler induktif, yang melekat pada kabel bawah tanah
dan penerima yang digunakan untuk menangkap sinyal yang
dikirimkan untuk mengetahui arah kabel. Perangkat ini sangat
berguna untuk mencari letak konduktor ketika akan
melaksanakan troubleshooting kabel yang terbungkus di dalam
saluran PVC dan bahkan sangat diperlukan untuk mengetahui
lokasi kabel yang ditanam secara langsung. Setiap bekerja di
bandara yang membutuhkan penggalian, sangat penting
memanfaatkan locator untuk mencegah terpotongnya kabel
dengan sengaja. Sebagian besar penerima juga memiliki
kemampuan untuk menemukan kabel 50 Hz AC tanpa

36
menggunakan sinyal atau nada dari konduktor. Jika rangkaian
hstnk bandar udara disuplai oleh konduktor yang TnttZ
d.tonam atau memiliki kabel kontrol yang langLng dTkubur
d.sarankan untuk membeU locator yang juga memS
kemampuan mencari groundfaults. Perlu dicatot, bagaimaCn
dentin menrST"^
meTl T88^
^ "h"an *>* *•* d»™^-
Perangkat terSebut Cable Ox**" yang
mencakup kemampuan faultfinding biasanya dilengkapi dengan'
probe yang d.gunakan dengan penerima untuk menentukan letat
fault antara konduktor atau shield ke tanah

Gambar 4.3
Typical Fault Locator

4.1.4.1 Keselamatan.
Apabila menggunakan koneksi langsung ke konduktor
yang akan ditentukan lokasinya atau diuji, selalu berhati-
hati untuk memastikan bahwa rangkaian yang mensuplai
konduktor telah de-energized dan terkunci, serta telah
ditandai.

4.2.5 Clamp-on ammeter.


Stand-alone clamp-on ammeter berguna untuk mengukur arus AC
dan kadang-kadang bisa digunakan untuk arus DC. Sebagian
besar instrumen modern jenis ini diberikan dengan plug-in leads
sehingga memungkinkan instrument ini untuk digunakan
sebagai voltmeter atau sebagai ohmmeter. Pastikan bahwa unit
adalah jenis RMS yang sebenarnya sehingga dapat menangani
dengan baik gelombang output yang kadang-kadang menyimpang
dan beberapa Micro/Constant Current Regulator. Peringatan yang
sama juga berlaku untuk perangkat ini seperti yang
diberlakuakan pada DMM/clamp-on kombinasi untuk
mendapatkan akurasi instrumen. Karena kebanyakan perangkat
im digunakan untuk mengukur arus lebih yang dibutuhkan
ketika mengukur rangkaian airport lighting maka akurasi hasil
pengukuran alat ini pada skala rendah di pertanyakan. Perangkat
clamp-on memiliki akurasi + atau - 2% atau lebih baik harus
digunakan jika kemungkinan timbulnya perubahan kecil pada
arus yang menghasilkan perubahan besar pada output cahaya
37
lampu. Akan bermanfaat apabila memiliki laboratorium kalibrasi
yang terdaftar yang mampu menguji instrumen dan kalibrasi
untuk rentang amp yang rendah.

4.2.5.1 Keselamatan.
Sebuah clamp-on ammeter mengurangi kontak langsung
operator dengan tegangan tinggi. Namun, operator harus
memperhatikan tindakan pencegahan standar untuk
mencegah kontak langsung dengan konduktor terekspos
ketika mengambil pembacaan arus.

4.2.6 AC Proximity Voltage Tester.


Alat pengujian tanpa kontak langsung ini, sering disebut sebagai
"tickers," dapat berguna untuk mendeteksi ada tegangan pada
kabel terisolasi. Tergantung pada modelnya, adanya rentang
pengukuran yang luas. Bagaimanapun alat ini tidak harus
digunakan untuk menentukan apakah suatu rangkaian airport
lighting teraliri energi (4.1.6.1). Alasannya adalah karena perilaku
tegangan dalam rangkaian seri. tegangan dikurangi dengan
berbagai jatuh tegangan (beban) yang ada di rangkaian sampai di
beberapa titik yang dekat dengan bagian tengah sirkuit yang
masih terdapat tegangan terukur meskipun arus yang mengalir
masih ada. Memutuskan rangkaian pada titik tersebut atau pada
setiap titik dalam rangkaian yang masih dialiri arus dapat
mengakibatkan cedera atau kematian. Lihat ayat 2.3.1.
4.1.6.1 Keselamatan.
Jangan mengandalkan alat-alat ini sebagai instrumen
hanya digunakan untuk melindungi diri dari
kemungkinan kontak langsung dengan konduktor yang
masih dialiri arus. Sebuah perangkat clamp-on ammeter
yang memiliki kualitas bagus adalah satu-satunya cara
yang aman untuk memeriksa sebuah konduktor lighting

38
yang masih dialiri arus. Setelah memeriksa adanya arus
dengan clamp-on ammeter, sebuah pendekatan alat ukur
terhadap tegangan induktif dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya tegangan induksi. Seperti halnya
ketika menggunakan semua instrumen pengujian yang
digunakan untuk mengukur tegangan atau arus, pastikan
bahwa pengujian dilakukan pada perangkat yang
rangkaiannya diketahui sebelum dan sesudah melakukan
pengukuran semacam.
4.2.7 Time Domain refiectometer.
Time Domain refiectometer (TDR) pernah menjadi instrumen
laboratorium yang berkualitas dan sangat mahal yang digunakan
untuk menguji kontrol dan sistem kabel coax. Namun sekarang,
instrumen ini telah berevolusi menjadi alat genggam yang tidak
terlalu mahal yang mampu menunjukkan dengan tepat lokasi
open atau fault pada kabel kontrol. Jika fasilitas yang ada
menggunakan kabel telepon jenis twisted pair untuk mengontrol
peralatan airport lighting dari remote control tower, mungkin akan
berguna untuk memiliki perangkat ini untuk fungsi
troubleshooting. TDR menerapkan sinyal ke kabel yang dimaksud
dan dapat memberikan pembacaan dalam satuan kaki untuk
menunjukkan jarak cable fault serta tampilan visual arah kabel.
Hal ini dapat menghemat banyak waktu untuk troubleshooting
ketika mencoba untuk menemukan kondisi kabel yang tidak
bagus pada kabel control yang panjang. Model terbaru memiliki
pengaturan untuk pengujian kabel power, kabel data, kabel coax,
serta telepon dan kabel kontrol. Beberapa dari alat ini mampu
mengukur panjang kabel hingga 48.000 ft.
Perangkat yang serupa adalah Optical Time Domain Refiectometer
yang digunakan untuk melakukan tes serupa pada kabel serat
optik. Dengan munculnya sistem kontrol komputerisasi
menggunakan jaringan serat optik untuk kontrol sistem airport
lighting, kemampuan untuk troubleshooting sistem kabel menjadi
diperlukan. Pada saat penulisan ini, instrumen ini masih sangat
tinggi harganya dan mungkin bukan beban untuk unit
pemeliharaan bandar udara pada umumnya. Dalam banyak
kasus, mungkin lebih ekonomis untuk mempekerjakan
kontraktor luar untuk melakukan setiap troubleshooting dan
perbaikan pada sistem kabel serat optik.
4.1.7.1 Keselamatan.
Seperti perangkat pengukuran lain yang memerlukan
koneksi langsung ke konduktor, pastikan untuk
melakukan latihan keselamatan pengujian yang tepat
untuk memverifikasi apakah konduktor atau sirkuit yang
diuji telah diputuskan aliran arusnya dan telah dikunci
serta diberi label.

39
4.2.8 Nada dan Sets Probe Tracing.
Biasanya digunakan oleh teknisi yang bekerja di industri telepon,
perangkat ini dapat menjadi tambahan yang bagus untuk kotak
peralatan teknisi listrik bandar udara. Kit yang murah dan dapat
digunakan untuk berbagai keperluan di bandara untuk
mengidentifikasi konduktor apakah pada kabel kontrol atau kabel
power tunggal dalam suatu manhole atau ruang kontrol.
Pemancar sederhana terhubung langsung ke konduktor yang
tidak berenergi dan menginjeksikan nada pada konduktor yang
dapat didengar dengan menggunakan probe induktif.
4.1.8.1 Keselamatan.
Seperti perangkat pengukuran lain yang memerlukan
koneksi langsung ke konduktor, pastikan untuk
melakukan latihan keselamatan pengujian yang tepat
untuk memverifikasi apakah konduktor atau sirkuit yang
diuji telah diputuskan aliran arusnya dan telah dikunci
serta diberi label.

4.2.9 TermometerInframerah
Termometer inframerah adalah perangkat genggam yang dapat
memberikan pembacaan temperatur langsung dari permukaan
apapun dari beberapa meter jauhnya. Mereka dapat ditujukan
pada target melalui sinar laser. Selain mengidentifikasi adanya
koneksi yang longgar di panelboards, instrumen ini dapat
digunakan untuk troubleshooting adanya kesalahan pada
rangkaian airfield lighting. Dengan mengukur suhu dasar cahaya
yang berbeda di landasan atau taxiway dan membandingkan
perbedaan suhu antara dasar cahaya, adalah mungkin untuk
menemukan lokasi kesalahan apabila kabel dan transformator
telah busur dan pembakaran di dalam basis ringan.
4.1.9.1 Keselamatan.
Karena penggunaan termometer inframerah tidak
memerlukan kontak dengan permukaan benda yang akan
diukur, perangkat ini umumnya sangat aman untuk
digunakan. Ikuti instruksi manufaktur dan hindari kontak
mata langsung dengan sinar laser.

4.2.10 Portable Oil Dielectric Tester.


Kebanyakan constant current regulator tua diisi minyak untuk
pendinginan. Minyak bertindak sebagai insulator dan karenanya
harus dipertahankan. Kotoran, lumpur, dan kontaminan lain
akan mengurangi kekuatan dielektrik minyak isolasi yang
menyebabkan potensi kegagalan transformator. Sampel dan uji
minyak seperti yang ditunjukkan pada ayat 5.2.5. Sebuah tester
minyak portable menjadi pengeluaran dibutuhkan apabila
bandar udara sebagian besar menggunakan oil-cooled regulator.

40
Beberapa alat uji dilengkapi dengan aksesoris sarung tangan
karet. Sebagai alternatif, sampel bisa dikirimkan ke
laboratorium pengujian atau utilitas listrik lokal untuk diuji.

Gambar 4.4
Portable Oil Dielectric Tester

4.2.10.1 Keselamatan.
Portable oil dielectric testers menggunakan tegangan
tinggi sampai dengan 30 kV dan kehati-hatian yang
sangat tinggi harus diterapkan saat mengoperasikan
peralatan ini. Selalu ikuti semua petunjuk pabrik dan
petunjuk keselamatan.

4.2.11 Ground Rod Resistance Tester.


Ground Rod Resistance Tester dibuat dalam beberapa gaya dan
diperlukan untuk memeriksa dan menjaga efektivitas sistem dan
counterpoise systems di bandara. Alat uji ini mengukur tahanan
antara sistem pentanahan dan tanah. Beberapa model-model
baru clamp-on, yang sederhana, mampu memberikan nilai
tahanan terhadap ground melalui ground rod atau grounding
conductor dengan mengukur arus kebocoran ground tanpa
harus melepaskan grounding conductor pada saat pengujian.
Ikuti petunjuk produsen dengan seksama untuk mendapatkan
resistensi ground yang akurat sehingga menghindari hasil
pembacaan yang salah, lebih rendah dari pengukuran tahanan
pentanahan aktual yang diperoleh akibat penggunaan peralatan
yang tidak benar. Sistem grounding yang bersangkutan dapat
digunakan untuk menara suar, lampu ruang kontrol, mesin
generator, dan untuk airport lighting lainnya, atau menjadi
counterpoise system untuk kabel bawah tanah. Maksimum
tahanan ground yang dapat diterima adalah 25 ohm. Lebih baik
nilai tahanan tanah adalah 10 ohm atau kurang. Di banyak

41
lokasi, tabel air secara bertahap jatuh. Dalam kasus ini, sistem
elektroda tanah efektif yang dipasang sudah tidak efektif lagi.
Hal ini menekankan pentingnya program yang secara terus-
menerus untuk memeriksa grounding system. Tidak cukup
memeriksa grounding system hanya pada saat instalasi.

Gambar 4.5
Ground Rod Resistance Tester

4.2.11.1 Keselamatan.
Sistem pentanahan adalah fitur keselamatan yang
sangat penting yang tidak terpisahkan dalam sistem
airport lighting. Agar efektif, sistem grounding harus
memiliki tahanan yang sangat rendah ke tanah.
Semakin tinggi tahanan pada sistem pentanahan,
semakin besar tegangan yang dapat dihasilkan pada
grounded chasis atau frame. Ketika discharge tegangan
melewati manusia, terluka atau kematian bisa terjadi.
Berdasarkan alasan tersebut, periksa efektivitas sistem
pentanahan secara teratur.

4.2.12 Mobile Photometric Measurement System.


Menjaga keluaran cahaya pada sistem runway lighting dalam
batas yang ditentukan agar bisa memberikan isyarat visual yang
efektif kepada pilot ketika mendarat dalam kondisi jarak
pandang rendah. Bersihkan atau service lampu-lampu ketika
brightness fixture kurang dari 70% minimal output yang
diperlukan ketika dioperasikan pada intensitas penuh, sesuai
nilai yang tercantum untuk fixture pada Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil - Bagian 139 (Manual Of Standard CASR -
Part 139) Volume I Bandar Udara (Aerodromes). Sebuah fixture
yang terdegradasi tidak efektif untuk level kecerahan latar
belakang yang tinggi, kondisi low visibility dan harus
ditargetkan untuk pemeliharaan. Lihat Lampiran A, Standar dan
Toleransi, Tabel 8.

42
Di masa lalu, dalam pengukuran fotometri in situ hanya
mungkin menggunakan hand held spot meter. Metode ini telah
terbukti sangat tidak efektif dan hanya dapat mendeteksi
perbedaan kotor antara lampu dan tidak dapat
memperhitungkan kesalahan. Saat ini, meskipun mobile system
telah tersedia yang mampu menguji fixture tunggal dalam suatu
sistem pencahayaan dengan kecepatan tinggi dan dengan
tingkat akurasi yang tinggi. Beberapa sistem ini dapat
menghasilkan diagram iso-candela lampu tunggal untuk
membantu dalam troubleshooting dan pemeliharaan peralatan
serta menunjukkan ketidaksejajaran. Beberapa sistem juga
dapat memberikan informasi koordinat GPS untuk setiap lampu
di landasan pacu untuk membantu menentukan adanya
peralatan yang tidak efisien dalam upaya persihan atau
perbaikan. Peralatan yang digunakan untuk pengukuran
fotometri harus berkualitas tinggi dan terbukti memiliki tungkat
akurasi yang tinggi dan memiliki kemampuan pengulangan
untuk menghindari pengumpulan data yang salah.

Gambar 4.6
Typical Photometric Airfield Calibration

4.2.13 Cable Route Tracer


4.1.13.1 Umum.

Cable Route Tracer seperti yang terlihat pada gambar


di bawah ini adalah peralatan elektronik yang didesain
untuk menentukan, melacak, dan mengukur letak
kabel power bawah tanah yang teraliri arus listrik.
Peralatan ini juga dapat digunakan untuk menentukan
lokasi transformator bawah tanah, T-splices, dan
ground faults pada kabel yang tidak terlindungi/ tidak
terbungkus.

43
4.1.13.2 Keselamatan.
Karena cable route tracer digunakan untuk melacak
kabel-kabel yang bertegangan maka memiliki potensi
bahaya yang besar. Teknisi yang mengadakan
pengujian harus menggunakan peralatan keselamatan
yang dianjurkan untuk melindungi terhadap
kemungkinan terjadinya kontak dengan konduktor,
terminal, atau peralatan lain yang teraliri arus.

—' OEfECTTON ROD


^-C'
"—• swiva

EXTENSION ARM

CONTROL BOX MS^^_^> v>aT ^1$ > METER

\-—-SELECTOR SWITCH

GAIN CONTROL - ^^sjj^ PHONEJACK

PISTOl-CRiP HANDLE 1***^!

Gambar 4.7
Typical Cable Route Tracer

44
BAB V
PEMELIHARAAN PREVENTIF

5.1 UMUM.
Bab ini membahas program pemeliharaan preventif untuk fasilitas dan
peralatan airport lighting. Bab ini berisi jadwal Preventive Maintenance
Inspection (PMI) untuk setiap item peralatan utama dengan instruksi
langkah-langkah untuk melaksanakan PMI. PMI mengatur rutinitas
yang direkomendasikan yang dapat diubah sesuai dengan kondisi lokal.
Prosedur troubleshooting umum untuk airport lighting systems
tercantum di dalam Bab 6. Prosedur perawatan korektif untuk
peralatan khusus harus mengacu pada petunjuk pabrik mengenai
operasi dan pemeliharaan termasuk juga dalam peraturan ini.

5.2 RUANG KONTROL AIRPORT LIGHTING


Untuk melaksanakan PMI, seperti ditunjukkan pada Tabel 5.2, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
5.2.1 Pemeriksaan harian
Periksa operasi dari semua kontrol. Jika bandara dilengkapi
dengan sistem kontrol komputer yang memungkinkan kontrol
dan pengawasan dari workshop pemeliharaan atau lokasi jauh
lainnya, verifikasi operasi yang tepat pada semua kontrol dari
lokasi tersebut.

5.2.2 Pemeriksaan Mingguan


(1) Kebersihan. Periksa kebersihan umum ruang kontrol. Sapu
semua kotoran keluar dari ruang kontrol secara teratur. Jaga
ruang control agar bebas dari debu, kotoran, pasir, jaring
laba-laba, sarang serangga, dll
(2) Kelembaban. Periksa setiap kelembaban yang ada. Jika ada
lubang saluran air di lantai, pastikan bahwa airport lighting
masih beroperasi dengan benar. Membersihkan air dari lantai.
(3) Filter. Periksa semua filter ventilator. Perbaiki atau ganti, bila
diperlukan, untuk menjaga agar tidak dijadikan sarang tawon
dan serangga lainnya. Periksa operasi fan ventilasi dan
kontrol thermostat. Jika ruang kontrol dilengkapi dengan AC,
periksa operasi yang tepat dari sistem dan kontrol termostat
pada saat cuaca panas.
(4) Penyimpanan. Periksa ruang kontrol jika digunakan sebagai
gudang. Hindari menyimpan suku cadang, kain, dll, di dekat
peralatan tegangan tinggi. Jika ruang kontrol memiliki ruang
tambahan, gunakan ruangan ini untuk menyimpan cadangan
lampu, sekering, kain, suku cadang, dll

45
5.2.3 Pemeriksaan Bulanan.
5.1.3.1 Pemeriksaan Tahanan Isolasi
Melakukan pemeriksaan pemeliharaan secara rutin
sebagai tindakan prevenif pada airport lighting adalah
tindakan yang mutlak diperlukan untuk menjaga operasi
sistem yang handal. Karena potensi beroperasi pada
tegangan yang sangat tinggi, komponen dari rangkaian
seri sangat rentan terhadap kegagalan.
Lakukan tes tahanan isolasi pada semua rangkaian airport
lighting minimum secara bulanan. Jika bandar udara
memiliki rangkaian yang secara teratur mengalami
kegagalan karena usia atau alasan lain, pertimbangkan
untuk dilaksanakan pemeriksaan mingguan. Banyak
potensi kegagalan yang terjadi pada siang hari sebelum
menjadi masalah dengan melaksanakan perawatan
preventif terhadap tahanan isolasi setiap minggu. Simpan
catatan di dalam lemari dengan identifikasi rangkaian
berikut tanggal dan hasil tes. sediakan tempat untuk hasil
pencatatan dengan kondisi khusus seperti kondisi cuaca
pada saat pengujian, aktivitas petir terbaru dan untuk
mencatat lokasi tempat terjadinya kegagalan dan
penyebab-penyebabbya saat ditemukan. Contoh formulir
ditunjukkan dalam Gambar 5-1.
Alat uji ketahanan insulasi dapat dibeli dan dioperasikan
dengan tangan-engkol, baterai, atau pada suplai 120 volt
AC. Operasikan baterai yang paling serbaguna.Unit
tangan-engkol unit adalah yang paling akurat sebagai alat
pengoperasian yang bervariasi secara signifikan antar
operator. Berhati-hatilah dalam memilih rangkaian alat uji
dan tegangan output potensial. Sebagai minimum, alat uji
harus memiliki output 1000 volt DC. Alat uji dengan
output 2500 sampai dengan 5000 VDC juga tersedia dan
unggul dalam mendeteksi kesalahan resistensi yang tinggi.
Bagaimanapun.perlu dicatat bahwa ketika memeriksa
sirkuit yang berusia tua, terutama sirkuit yang biasanya
beroperasi pada tegangan rendah, penggunaan alat uji
VDC 5000 mungkin akan menunjukkan kesalahan dengan
kata lain tidak dapat mendeteksi titik lemah dalam kabel
atau transformator. Karena itu, disarankan, pada saat
pengujian tegangan yang lebih tinggi dari 1000 VDC,
harus siap untuk segera melakukan perbaikan jika perlu.
Ketika melakukan pengujian tahanan isolasi untuk
pemeliharaan preventif, perlu konsisten dalam cara
pengujian yang dilakukan dari satu sesi ke sesi
berikutnya. Hasil tes dapat bervariasi karena beberapa
keadaan. Misalnya, pengujian harus dilakukan untuk

46
jangka waktu yang sama setiap kali dilakukan pada
tegangan uji yang sama maka hasilnya secara akurat
dapat dibandingkan.
Sebuah pertimbangan yang sangat penting ketika
melakukan pengujian isolasi adalah waktu yang
diperlukan untuk pembacaan tahanan isolasi untuk
mencapai maksimal absolut. Penyebab utama lambatnya
mencapai full charge dikenal sebagai efek penyerapan
dielektrik. Hal bisa membutuhkan waktu beberapa menit
sebelum selesai dan untuk pembacaan hingga mencapai
maksimum absolut. Cara terbaik adalah dengan
menetapkan waktu minimal untuk melakukan pengujian
berdasarkan pengalaman.
Untuk pembacaan hambatan isolasi dalam waktu singkat,
operasikan instrumen untuk jangka waktu tertentu, bisa
30 detik sampai 1 menit, dan baca hasilnya di akhir
waktu yang telah ditentukan tersebut. Buatlah pengujian
untuk waktu yang akan datang dengan jangka waktu
operasi yang sama.
Variabel lain seperti kelembaban, cuaca, dan waktu dapat
mempengaruhi pembacaan. Pembacaan secara ideal harus
diambil setelah rangkaian dihilangkan powernya selama
beberapa jam. Hasil pembacaan yang lebih tinggi dapat
muncul segera setelah mengoperasikan sirkuit. Hal ini
adalah tanda isolasi yang memburuk di dalam
transformator dan kemungkinan adanya kabel lembab.
Mengoperasikan sirkuit dapat meningkatkan suhu dan
mengakibatkan kelembaban dari insulasi yang
mengakibatkan pembacaan artifisial yang lebih tinggi.
Tidak ada nilai ideal untuk pembacaan tahanan isolasi
pada sirkuit seri karena faktor-faktor seperti panjang
sirkuit, usia, dll. Aturan terbaik adalah dengan
mendasarkan keputusan ini pada pengalaman masa lalu
dengan fasilitas yang tersedia. Setiap rangkaian mungkin
berbeda berdasarkan usia, produsen kabel dan peralatan,
metode instalasi (langsung ditanam atau dipasang dalam
saluran), kondisi cuaca lokal, dan tingkat kelembaban
muncul dalam sistem. Keputusan kapan harus
mempertimbangkan sirkuit gagal dan membutuhkan
perbaikan perawatan preventif dapat bervariasi dari satu
sirkuit ke yang lain di dalam fasilitas yang sama. Secara
umum, setiap sirkuit yang diukur kurang dari 1 megom
pasti akan cepat gagal. Waktu yang diperlukan sebuah
rangkaian menunjukkan kegagalan dipengaruhi oleh
tegangan output dari regulator, jenis fault dan kelembaban
pada lokasi yang yang mengalami kegagalan. Semakin

47
besar ukuran sirkuit dalam kW, semakin tinggi tegangan
output dan karenanya, semakin banyak kondisi isolasi
menjadi kritis. Informasi penting adalah perubahan nilai
tahanan dari bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Nilai
tahanan pasti menurun selama masa kerja rangkaian
penurunan sebesar 10-20 persen per tahun dapat
dianggap normal. Penurunan tahunan sebesar 50 persen
(4 persen tiap bulan) atau nilai yang lebih besar
menunjukkan adanya masalah (seperti tahanan tanah
yang tinggi) atau kerusakan serius pada isolasi sirkuit
Dalam hal ini pengawas harus mempertimbangkan untuk
melakukan troubleshooting agar ditemukan masalah (Bab
6). Sebuah tabel untuk tahanan loop sirkuit yang khas
ditunjukkan pada Tabel 5-1.
Juga harus dicatat bahwa hambatan isolasi yang
diperlukan untuk instalasi baru akan memiliki efek yang
besar pada kemampuan staf pemeliharaan dalam
mempertahankan pencahayaan sirkuit setelah tahap
instalasi dan diserahterimakan. Dengan instalasi kabel
baru yang dipasang di dalam konduit sebagai hasil yang
berlawanan terhadap penanaman secara langsung
resistensi nilai awal sampai dengan lebih dari 500
megohms biasanya dicapai dan harus dipersyaratkan
Panjang sirkuit (ft) Tahanan minimum yang
dipersyaratkan terhadap
tanah (megaohms)
10,000 atau kurang 50
10,000 - 20,000 40
20,000 atau lebih 30
Tabel 5-1. Nilai tahanan yang disarankan untuk
pemeliharaan

5.2.3.2 Tegangan Input


Ukur tegangan masukan di dalam ruang kontrol. Ambil
pengukuran ini dalam berbagai waktu siang dan / atau
malam hari sejak adanya permintaan penerapan jaringan
hstnk komersial yang bervariasi sepanjang hari. Catat
tegangan input dari setiap fase untuk referensi di masa
yang akan datang. Jika keluar dari toleransi, hubungi
perusahaan listrik dan minta mereka memperbaiki
masalah tersebut.

48
5.2.4 Pemeriksaan Enam Bulanan

5.2.4.1 Tahanan Tanah


Lakukan pengukuran tahanan tanah untuk setiap item
peralatan menggunakan alat uji tahanan tanah. Catat
hasil pembacaan dan bandingkan dengan hasil
sebelumnya untuk menemukan penurunan dalam sistem
grounding. Semakin rendah nilai tahanan, semakin baik,
nilai dari 5 sampai 10 ohm adalah yang diharapkan. Jika
daya tahan lebih besar dari 25 ohm, tindakan harus
segera diambil untuk menurunkan tahanan.
5.2.4.2 Tegangan Tinggi- Voltage Buses dan Ground Buses
Periksa instalasi high-voltage bus dengan perhatian
khusus pada kondisi isolator, pendukung, dan
sambungan listrik. Jauhkan bus insulator debu atau
kotoran lain. Periksa ground bus dengan hati-hati
seluruhnya. Jika bus atau koneksi tanah ke bus rusak,
buat perbaikan segera. Putuskan daya sistem sebelum
membersihkan atau memperbaiki bus.

CATATAN PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI


AIRPORT LIGHTING

RUANG KONTROL ATAU SUBSTATION #


IDENTIFIKASI CIRCUIT ^__^^

TANGGAL OHM KONDISI CUACA DAN CATATAN PARAF

Gambar 5-1. Contoh Pencatatan Tahanan Isolasi

49
5.2.4.3 Relay
Periksa pelindung relay, sirkuit switch pemilih, dan panel
relay tambahan ketika merawat peralatan ruang kontrol.
Periksa pengoperasian perangkat ini, bersihkan kontak,
mengatur per, dan memeriksa lengan kontak dan dash
pots. Ganti semua bagian tersebut.
5.2.4.4. OH Fuse Cutouts
Periksa operasi dan sambungan listrik dari oil fuse
cutouts. Periksa kontak dan periksa level minyak.
Tambahkan minyak jika diperlukan. Jika sekering
dengan replaceable links telah gagal, gantilah dengan link
sekering terutama yang dibuat untuk maksud ini. Jika oil
fuse cutouts memiliki tuas operasi manual, periksa
operasi pengaturan penguncian. Pastikan operasi manual
terkunci pada posisi "OFF" sebelum melakukan
perawatan terhadap peralatan ruang kontrol yang
dipasok melalui oilfuse cutouts.
5.2.4.5 Oil Switches
Periksa operasi dari oil switches. Pastikan bahwa
bergerak sesuai oil switch, yang memiliki tiga posisi,
"MANUAL OFF," "MANUAL ON," dan "OTOMATIS," berada
di "posisi" OTOMATIS sepanjang waktu. Hal ini
memungkinkan switch untuk dikendalikan dari jauh.
Periksa kontak dan tingkat minyak dan pelayanan bila
diperlukan.
5.2.4.6. Power Transfer Switches
Periksa operasi power transfer switches. Periksa kontak
dari kotoran maupun korosi.

5.2.4.7 Panel Kontrol atau Peralatan Kontrol Komputer


Dalam beberapa kasus, sebuah panel kontrol tambahan
dipasang di dalam ruang kontrol atau boks kontrol , atau
sistem yang dikendalikan oleh komputer dipasang
bersama dengan interface monitor yang memungkinkan
untuk mengontrol dari ruang kontrol. Dalam kasus
tersebut, hati-hati dalam memeriksa operasi semua
bagian panel. Bersihkan semua kontak dan pastikan
semua sambungan listrik dalam kondisi baik. Bersihkan
interior panel dengan hati-hati. Untuk komputer kontrol,
periksa dan bersihkan udara semua filter yang terkait
dengan kipas pendingin untuk komputer dan
Uninterruptible Power Supply apabila dilengkapi.
5.2.4.8 Photoelectric Time Switch
Jika photoelectric time switch dipasang, pelihara sesuai
dengan petunjuk pabrikan. Periksa tingkat cahaya
50
dengan photographic light meter untuk memastikan
bahwa alat kontrol menyala dan mati pada batas tingkat
cahaya yang tepat.
5.2.4.9 Astronomic time switch
Jika saklar ini dipasang, perawatan disesuaikan
bedasarkan buku instruksi produsen. Periksa
operasinya, periksa jam apakah menunjukkan waktu
yang tepat, bersihkan komutator motor dan kontak
saklar utama, dan periksa semua koneksi listrik. Karena
ini adalah instrumen presisi, produsen atau agen resmi
harus melakukan perbaikan.
5.2.4.10 Radio-Control Airport Lighting
Periksa pengoperasian radio-controlled airport lighting
yang dikendalikan melalui pemancar portabel dan
mengamati aktuasi dari mekanisme switching. Jika
kesalahan terdeteksi, ikutilah rekomendasi pabrikan
untuk perbaikan atau penggantian.
5.2.4.11 Penangkal Petir
Periksa penangkal petir adanya burning, terik, atau
tanda-tanda lain dari kegagalan. Periksa penangkal petir
apakah terjadi kerusakan setiap setelah terjadinya badai
petir di daerah tersebut.
5.2.4.12 Lain-lain
Periksa semua item ruang kontrol lainnya, seperti circuit
breakers, blok terminal, potheads, lampu ruang kontrol,
switch, dll. Pastikan seluruh item tersebut dalam kondisi
bersih dan semua koneksi tersambung dengan rapat.
Periksa semua peralatan keselamatan dan alat pemadam
kebakaran.

5.2.5 Pemeriksaan Tahunan


5.2.5.1 Pemeriksaan Dielektrik
Lakukan pengujian dielektrik pada minyak di peralatan
seperti circuit breaker, regulator, dan transformator
seperti dijelaskan dalam Ayat 5.2.
5.2.5.2 Cat
Periksa kondisi cat pada peralatan dan ruang kontrol.
Lakukan pengecatan ulang apabila dibutuhkan.

5.2.6 Prosedur ruang kontrol yang disarankan.


5.2.6.1 Rencana Bandara
Secara tetap letakkan rencana bandara di dalam ruang
kontrol untuk membantu dalam pengujian dan

51
troubleshooting sirkuit loop. Rencana bandara (sebaiknya
di balik kaca) yang menunjukkan tata field layout, yang
ditandai dengan lokasi semua lampu, kabel yang bekerja
cable splices, dan airport lighting. Nama dan nomor
telepon orang yang bertanggung jawab untuk
pemeliharaan airport lighting harus diletakkan
berdekatan dengan rencana bandara.
5.2.6.2 Schematic Diagram
Tampilkan diagram yang up-to-date untuk semua sirkuit
daya dan kontrol di dalam ruang kontrol. Tampilkan
kedua diagram skematis yang merupakan penggambaran
simbohs dari rangkaian logika, dan diagram pengkabelan
yang merupakan tata letak rinci yang menunjukkan
semua kabel dan koneksi.
5.2.6.3 Keamanan Ruang Kontrol
Kunci ruang kontrol, kecuali selama pemeliharaan
untuk menjaga personil yang tidak seharusnya keluar
masuk. Kontak dengan high-voltage buses di ruang
kontrol airport lighting hampir selalu fatal. Hanya
karyawan yang berwenang yang diizinkan dan
berpengalaman dalam bahaya menangani tegangan
tinggi, di dalam ruang kontrol.
5.2.6.4 Tanda Peringatan High-Voltage.
Secara mencolok tampilkan tanda-tanda peringatan
tegangan tinggi, seperti dijelaskan dalam ayat 2.10, di
lokasi yang tepat.
5.2.6.5 Papan Keselamatan
Pasang papan keselamatan, seperti yang dijelaskan ayat
2,5, di dalam ruang kontrol.

52
T

A
M K
H I T
PROSEDUR PEMELIHARAAN A N E
R G R
I G J
A U A
N A D
N w

L
1- Periksa operasi control X
2. Periksa kebersihan secara umum X
3. Periksa kelembaban X
4. Periksa kasa ventilasi Check atau air X
conditioner controls
5. Inspeksi papan-papan keselamatan, peralatan X
keselamatan dan alat pemadam api ringan
6. Periksa tahanan isolasi semua sirkuit * X
7. Periksa tegangan ruang control X
87 Periksa tahanan tanah X
9- Inspeksi dan bersihkan buses X
10. Periksa relay operation X
11. Periksa oil fuse cutouts
12. Periksa oil switches X
13. Operasikan power transfer switches X
14. Periksa control panel atau computer control X
equipment
15. Periksa photoelectric switch X
16. Periksa astronomic time switch X
17. Periksa radio control dari lighting equipment X
18. Periksa penangkal petir X X
19. Inspeksi peralatan listrik lainnya X
20. Uji kekuatan oil dielectric strength di dalam X
transformator dan regulator
21. Cat peralatan apabila dibutuhkan X X
Pengujian tahanan isolasi secara mingguan penting dilakukan untuk sirkuit
yang berusia tua.

Tabel 5-2. Jadwal Inspeksi Pemeliharaan Preventif untuk Ruang Kontrol


Airport Lighting

5.3 MICRO/ CONSTANT CURRENT REGULATOR (MCR/ OCR)


Micro/Constant current regulator dibuat dalam dua jenis yaitu pendingin
udara dan berisi cairan. Dua tipe dasar regulator tersebut selanjutnya
dapat diklasifikasikan sebagai magnetik atau elektronik. Jenis

53
magnetik biasanya memanfaatkan resonant circuit maupun saturable
reactor principle. Dalam sebuah rangkaian jaringan resonan, arus
output sebanding dengan tegangan input dan karena itu setiap
perubahan tegangan input akan menyebabkan perubahan pada arus
output. Sebagian besar regulator resonant network hanya diproduksi
dalam ukuran kurang dari 10 kW. Disarankan menggunakan literatur
dari produsen pada saat mengoperasikan, teori operasi, dan prosedur
pemeliharaan regulator tertentu yang direkomendasikan yang
digunakan diperoleh dan disimpan di ruang kontrol dan pemeliharaan
sebagai referensi.
Kebanyakan Micro/constant current regulator yang diproduksi saat ini
cukup handal dan bebas masalah. Namun, jangan terlena untuk tidak
melaksanakan pemeliharaan preventif komponen vital di sistem
kelistrikan airport lighting. Kegagalan regulator tanpa regulator
cadangan atau suku cadang dapat mematikan operasional runway atau
taxiway.
Sering kali, teknisi listrik yang telah memiliki pengalaman terkejut
akibat terjadi kegagalan yang muncul secara tiba-tiba atau tidak
tersedianya suku cadang untuk sebuah peralatan. Tidak seperti unsur-
unsur lain dalam sistem listrik yang menggunakan bagian-bagian yang
umum tersedia, ketika kegagalan terjadi pada sebuah komponen
MCR/CCR, kemungkinan besar seluruh PC harus diganti dan produsen
mungkin tidak memiliki persediaan suku cadang yang siap pakai.
Minimum, simpan satu jenis dari setiap papan dan komponen penting
seperti silicon controlled rectifier untuk setiap jenis dan ukuran
MCR/CCR yang digunakan di bandar udara. Hal ini telah dipermudah
dengan beberapa produsen karena mereka membuat MCR/CCR yang
dilengkapi dengan papan kontrol dan komponen yang terlepas dari
ukuran, gaya, atau tipe.

5.3.1. Pemeriksaan harian


Periksa semua peralatan kontrol sehingga dapat beroperasi
dengan baik. Periksa operasi remote control pada setiap
brightness step. Di banyak bandar udara, brightnes step telah
dibuat lebih mudah di karena upgrade ke sistem komputer
dikendalikan dengan interface terminal di ruang pemeliharaan.
Sebelum akhir setiap shift, pengawas bisa memeriksa airport
lighting systems dan monitor MCR/CCR dapat beroperasi dengan
baik.

5.3.2 Pemeriksaan mingguan.


Kunjungilah ke setiap ruang kontrol gardu listrik atau
substation setidaknya sekali seminggu untuk memeriksa
kebersihan dan kondisi umum. Disarankan melakukan
kunjungan ketika sirkuit ini sedang beroperasi sehingga dapat
melihat adanya suara atau tanda-tanda yang tidak biasa atau

54
bau sebagai indikasi adanya masalah dengan salah satu
MCR/CCR. Apabila bandar udara memiliki jadwal mingguan
melakukan tes isolasi pada sirkuit atau pengujian generator,
pengujian dan inspeksi MCR/CCR pada saat yang bersamaan.
5.3.3 Pemeriksaan bulanan
1. Periksa dan rekam input tegangan dan arus. Jika tegangan
tidak dalam + atau, 5% dari tegangan desain, beritahukan
kepada perusahaan listrik untuk memperbaiki tegangan
input.
2. Periksa dan rekam arus keluaran dari masing-masing
MCR/CCR pada setiap brightness step. Bandingkan nilai-nilai
dengan toleransi yang tercantum dalam Tabel 5-3 & 5-4.
Pastikan Anda menggunakan ammeter RMS yang memiliki
akurasi tinggi saat melakukan pengukuran ini. Jika ada yang
ditemukan keluar dari toleransi, sesuaikan MCR/CCR
berdasarkan petunjuk produsen.

5.3.4 Pemeriksaan enam bulanan

1. Jika diduga bahwa sirkuit kelebihan beban, pengukuran


beban output dapat dilakukan saat ini. Bukti overloading bisa
overheating, kegagalan untuk menghasilkan arus (6,6 atau 20
A) pada pengaturan kecerahan maksimum, atau perilaku tak
menentu saat dioperasikan dengan beban transien seperti
runway guard lights atau runway end identifier lights (REILs).
PERHATIANI
PENGUKURAN BEBAN OUTPUT SEBUAH MCR/CCR
MEMERLUKAN PENGAMBILAN PENGUKURAN TEGANGAN
PADA TERMINAL OUTPUT BEBAN MCR/CCR. MCR/CC BISA
DIKEMBANGKAN SAMPAI DENGAN 4545 V DALAM KASUS
PEMBEBANAN PENUH 30 kW. JANGAN PERNAH MENGUKUR
TEGANGAN OUTPUT DARI REGULATOR TANPA BEBAN
TERHUBUNG. DALAM KONDISI HUBUNG BUKA, TEGANGAN
DAPAT MENCAPAI NILAI YANG SANGAT TINGGI SEBELUM
TERJADI SIRKUIT HUBUNG BUKA REGULATOR MATI. HANYA
TEKNISI LISTRIK YANG BERKUALITAS YANG BISA
MENANGANI KONDISI EXTREME DAN MENGGUNAKAN
INSTRUMEN BENAR DAN PROSEDUR KESELAMATAN INI
HARUSDILAKUKAN PADA SAAT PENGUKURAN.
Ukur tegangan output dari MCR/CCR menggunakan potential
transformer yang memiliki rasio 40:1 dan voltase utama
bernilai minimal 4800 volt. Gunakan multimeter digital
dengan akurasi tinggi atau analisis daya untuk mengukur
output dari potential transformer. Alternatifnya, banyak alat
kontrol baru dan power analyzer yang bisa memonitor
tegangan output, arus beban dan rangkaian. Sebelum

55
mengukur beban output, sangat penting bahwa pemeriksaan
dilakukan untuk memastikan bahwa semua lampu
beroperasi. Buka belitan sekunder pada transformator seri
kepada sebuah beban induktif regulator yang dapat
mengakibatkan perilaku tidak menentu pada regulator dan
pengukuran tidak akurat. Ukur tegangan output pada
terminal output dengan beban normal yang terhubung dan
operasikan regulator pada highest brightness step. Kalikan
arus keluaran (biasanya 6,6 atau 20 A) dengan tegangan yang
diukur pada output regulator untuk mendapatkan beban
perkiraan (yaitu 4545 volt x 6.6 amp = 30Kw). Ini adalah
perkiraan yang mendekati dengan asumsi bahwa regulator
beroperasi pada faktor daya tinggi. Yakinkan bahwa nilai
beban tidak melebihi nilai kW regulator.
2. Periksa secara visual regulator tanda-tanda sambungan longgar
atau terlalu panas. Perhatikan bahwa banyak hubungan yang
harus diperiksa yang tidak terlihat hanya dengan membuka
panel akses depan di dalam regulator. Matikan sumber energi
dan kunci power regulator dan pindahkan bagian atas, samping,
atau panel belakang disesuaiakan pada jenis MCR/CCR untuk
memudahkan akses dan pemeriksaan koneksi. Beri perhatian
khusus pada sambungan langsung dan sambungan beban di
mana arus tinggi muncul dan periksa juga koneksi pada
kapasitor. Carilah tanda-tanda discoloring yang akan
menunjukkan overheating dan koneksi yang longgar dan tes fisik
pada setiap dan semua koneksi untuk dikencangkan.
5.3.5 Pemeriksaan Tahunan.

1. Untuk regulator yang diisi minyak, lakukan pengujian


kekuatan dielektrik minyak. Ambil setidaknya sampel 1-liter
minyak dari drain valve di dasar tangki regulator. Sedimen
mungkin terjadi di bagian bawah tangki yang bisa mencemari
sampel. Jika terdapat sedimen di dalam sampel, ambil sampel
lain untuk dicoba untuk mendapatkan sampel yang bebas
dari sedimen atau jika memungkinkan, keluarkan sampel dari
bagian atas tangki regulator. Hal ini juga sangat penting
untuk memastikan bahwa wadah yang bersih digunakan
untuk memperoleh dan menyimpan sampel sehingga tidak
mencemari. Minyak tester dielektrik, seperti dijelaskan dalam
Bab 4, dapat digunakan atau jika tidak ada fasilitas yang
tersedia untuk membuat tes dielektrik, hubungi perusahaan
listrik terdekat yang memiliki kemampuan untuk melakukan
pengujian ini. Jika minyak yang kotor atau hitam, ini
biasanya merupakan tanda masalah listrik utama di dalam
tangki yang membutuhkan kerja keras dalam
membersihkannya. Jika kekuatan dielektrik minyak rendah
56
maka itu harus diganti atau disaring dan dikeringkan untuk
mengembalikan kekuatan dielektrik nya. Cuci deposit keluar
dari perakitan inti dan kumparan serta di dalam tangki
dengan minyak kering bersih. Model dengan saklar utama
internal akan cenderung untuk mengumpulkan lumpur lebih
banyak karena busur yang terjadi di bawah minyak. Isi
dengan minyak sampai dengan level yang sesuai
menggunakan jenis minyak yang direkomendasikan oleh
produsen regulator, kekuatan dielektrik (kV) untuk minyak
baru harus mencapai 30kV +. Sebuah rentang normal untuk
minyak sedang diuji harus berada pada kisaran 26-30 dengan
22 kV sebagai syarat minimum yang dapat diterima.
2. Lakukan tes hubung singkat sebagai berikut:
Matikan listrik yang mensuplai regulator. Hubung singkat
terminal output menggunakan kawat AWG No 10 (atau lebih
besar) pada terminal output. Hidupkan regulator dan
tingkatkan intensitas setiap langkah. Bacalah arus keluaran
pada setiap tahapan menggunakan ammeter. Arus keluaran
harus berada dalam toleransi yang ditunjukkan pada Tabel
5-3 8b 5-4.

3. Jika arus keluaran tidak dalam batas toleransi, periksa


tegangan masukan ke regulator. Hal ini harus berada dalam +
5 persen dari tegangan input. Pastikan tegangan yang benar
digunakan (pada transformator jenis-kering). Matikan
regulator, kunci dan beri label input supply. Lepaskan
hubung singkat dan sambung kembali kabel output.
Bandingkan dengan nilai hubung singkat yang diperoleh dari
pembacaan output bulanan arus. Jika perlu, sesuaikan arus
keluaran berdasarkan dengan manual perawatan peralatan
dari produsen.
4. Lakukan tes rangkaian terbuka dengan prosedur sebagai
berikut:
Lakukan tes hanya pada regulator dengan perangkat
pelindung hubung buka. Matikan listrik yang mensuplai
regulator dan kunci primary supply circuit. Lepaskan kabel
dari terminal output. Hidupkan power untuk regulator.
Tingkatkan brightness selector untuk setiap step. Perangkat
pelindung hubung buka, secara otomatis harus beroperasi
dalam waktu dua detik untuk mematikan regulator. Matikan
saklar pemilih. Atur ulang perangkat pelindung hubung buka.
Apabila pengujian ini memuaskan, matikan daya pada
regulator dan kunci primary supply dan sambung kembali
kabel output. Berikan kembali daya ke regulator dan atur
selektor untuk operasi otomatis (remote).

57
5. Lakukan pengujian over-current:
Jika regulator dilengkapi dengan perlindungan over-current,
ikuti rekomendasi dan prosedur produsen, seperti yang
dijelaskan dalam buku pedoman regulator untuk melakukan
pengujian over-current.

Arus Keluaran Standard vs. Allowable Range

Output Step Nominal Output Allowable Range


6.6 amps 6.40-6.70

5.5 amps 5.33-5.67

4.8 amps 4.66-4.94

Table 5-3. 3-Step CCR Output Tolerances

Output Output Range Yang Output Range Yang


Step 6.6 A Diijinkan 20 A Diijinkan
Regulator Regulator
5 6.6 amps 6.40-6.70 20.0 amps 19.40-20.30
4 5.2 amps 5.04-5.36 15.8 amps 15.33-16.27

3 4.1 amps 3.98-4.22 12.4 amps 12.03-12.77

2 3.4 amps 3.30-3.50 10.3 amps 9.99-10.61

1 2.8 amps 2.72-2.88 8.5 amps 8.24-8.76

Tabel 5-4. 5-Step CCR Output Tolerances

58
T
A
K

PROSEDUR PEMELIHARAAN s T
E E
M R
E J
S A
T D
E W

R A

1. Periksa control circuits pada semua X


brightness steps
2. Periksa kondisi dan operasi X
regulator
3. Periksa tegangan dan arus input X
4. Periksa arus keluaran pada setiap X
brightness step
5. Periksa beban keluaran pada X
regulator apabila dibutuhkan
6. Periksa relay, pengkabelan dan X
isolasi
7. Periksa kekuatan dielektrik X
strength dari minyak pendingin
(apabila digunakan)
8. Lakukan pengujian hubung singkat X
9. Lakukan pengujian hubung buka X
(hanya pada regulator yang
memiliki proteksi hubung buka)
10. Bersihkan rust spots dan cat ulang X
apabila dibutuhkan
Tabel 5-5. Jadwal Inspeksi Perawatan Preventif untuk
Micro/ Constant Current Regulators

5.4 FIXTURE LAMPU DAN PEMELIHARAAN DASAR


5.4.1 Pendahuluan.
Airield lighting fixture untuk runway dan taxiway yang digunakan
dibagi ke dalam dua kategori besar: elevated dan in-pavement.
Persyaratan pemeliharaan untuk masing-masing jenis sangat
berbeda. In-pavement pada umumnya lampu memerlukan
perawatan lebih daripada yang elevated untuk memberikan
kinerja yang konsisten dan keseragaman output cahaya. Elevated
runway edge lights memerlukan lebih banyak perawatan sehingga
output cahaya bersesuaian dengan photometric requirement.
Bagaimanapun, beberapa faktor umum untuk kedua jenis

59
fixtures. Kotoran dan kontaminan lainnya, terutama karet pada
lampu in-pavement, mengurangi output cahaya dan harus
dibersihkan secara berkala untuk menjamin kinerja optimal.
Dasar-dasar juga membutuhkan perhatian pemeliharaan secara
teratur untuk memastikan integritas fixture/perakitan dasar.

5.4.2 Runway dan Taxiway Edge Elevated Lighting Systems.


Elevated lights, terutama lampu taxiway, umumnya
membutuhkan perhatian pemeliharaan yang lebih sedikit
daripada lampu in-pavement seperti runway centerline dan
touchdown zone lights. Taxiway edge lights biasanya
membutuhkan penggantian lampu secara periodik. Pesawat dan
ground vehicle, bajak salju dan mesin pemotong memiliki aktifitas
tertentu untuk yang dapat berpengaruh terhadap elevated
taxiway edge lights. Karena alas an inilah aka banyak bandar
udara lebih sering menggunakan in-pavement taxiway edge light
di dengan traffic yang tinggi atau sering mengalami kerusakan.
Masalah utama dan berbahaya yang berhubungan dengan
perbaikan elevated lights, adalah ketika berjalan di atas atau
rusak, adalah dari kaca dan konduktor listrik yang mungkin
terekspos. Pastikan untuk mengambil tindakan keselamatan yang
tepat ketika menangani keadaan ini (sarung tangan yang tepat
dan peralatan keselamatan lainnya). Kaca dari lampu taxiway
yang pecah sangat tajam dan menimbulkan bahaya listrik baik
untuk teknisi listrik yang tengah mengadakan pemeliharaan dan
juga sebagai Foreign Object Damage (FOD) yang berbahaya untuk
pesawat. Permasalahan terbesar pada saat memperbaiki elevated
taxiway atau runway lights adalah pemindahan kopling frangible
eksisting. Kurangi masalah ini dengan menerapkan lapisan anti-
seize compound atau aluminium anti-oksidan pada benang
sebelum memasang kopling baru.
Runway edge dan threshold lights memerlukan perawatan yang
lebih daripada lampu taxiway. Runway edge light perlu untuk
dibersihkan secara berkala untuk menghilangkan kotoran,
lumpur, kotoran burung, dll. Lensa elevated runway edge lights
bisa beradu dengan pasir-pasir akibat jet blast dan memerlukan
penggantian. Ketika penggantian lampu atau memperbaiki
runway edge lights, harus menjadi perhatian utama untuk
memastikan bahwa semua lensa dan filter dalam orientasi yang
tepat dan bahwa fixture berada pada orientasi yang tepat relatif
terhadap landasan. Sebagian besar runway edge lights memiliki
panah di atasnya yang harus diarahkan tegak lurus ke tengah
landasan. Balok runway edge lights diarahkan ke tengah
landasan pada sudut 3,5 derajat. Balok ini juga diarahkan 4
derajat horisontal. Orientasi fixture yang tepat diperlukan untuk
toe-in dan output fotometri yang disyaratkan untuk dilakukan

60
perawatan. Ketika penggantian lampu berbagai jenis fixture,
selalu periksa lampu sebelum memasang untuk memastikan
bahwa itu adalah jenis dan watt yang tepat. Banyak lampu yang
terlihat mirip. Jangan pernah mengganti fixture lampu pada
sirkuit yang masih teraliri arus. Bahaya yang terkait dengan
pelaksanaan ini dibahas dalam Bab 2 dokumen ini. Jangan
pernah menggunakan lampu selain lampu yang disetujui oleh
produsen asli peralatan fixture tersebut. Kegagalan dalam
melakukan hal ini dapat mempengaruhi output fotometrik dari
fixture dan menyebabkan perakitan fixture tidak memenuhi
persyaratan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
5.4.2.1 Prosedur Inspeksi Pemeliharaan Preventif
Untuk melakukan Inspeksi Pemeliharaan Preventif
tercantum dalam Tabel 5-6, yang dilanjutkan langkah-
langkah sebagai berikut:

5.4.2.2 Pemeriksaan Harian


1. Lakukan inspeksi visual sistem pada senja atau
malam setiap harinya. Pemeriksaan ini terdiri dari
inspeksi visual dengan menggunakan mobil patroli
untuk lampu-lampu yang menyala, lampu yang
terbakar, dan fixture yang tidak sejajar. Catat lokasi
fixture tersebut dan lakukan koreksi sesegera
mungkin. Ganti lampu yang remang-remang dan
lampu yang terbakar ketika sistem sedang
dinonaktifkan.
2. Periksa lensa untuk kebersihannya dan bersihkan
sesuai dengan persyaratan.
5.4.2.3 Pemeriksaan bulanan
1. Periksa orientasi semua lensa. Lakukanlah
pemeriksaan dengan melihat lampu di malam hari
atau dengan melakukan pengujian sebagaimana
dimaksud dalam (2) di bawah ini. Unit lampu yang
sejajar akan terlihat redup atau lebih terang apabila
dibandingkan dengan yang benar. Lensa dapat keluar
dari penyesuaian ketika mengganti lampu atau ketika
mesin pemotong dan kendaraan lain menabrak
elevated lights.
2. Pemeriksaan Intensitas/ Pengujian Photometric.
Peralatan uji yang tersedia memungkinkan untuk
melaksanakan pengujian secara cepat dan akurat
output dari in-pavement dan elevated runway lighting
fixtures (ayat 4.1.12). Dalam hal elevated lighting, jenis
pengujian utamanya berlaku untuk high intensity
runway edge lighting (HIRL). pengukuran fotometri
rutin adalah satu-satunya cara praktis untuk

61
menentukan apakah lampu memancarkan jumlah
tertentu cahaya dan untuk menentukan kesalahan
misalignment. Dengan menggunakan pengukuran
fotometrik rutin, pemeliharaan lighting fixtures dapat
ditargetkan hanya bila diperlukan sehingga
menghemat sumber daya dan waktu sementara
bandar udara diijinkan untuk mencocokkan
spesifikasi keluaran cahaya, terutama diperlukan
dalam kondisi visibilitas rendah. Frekuensi yang
diperlukan oleh pengukuran fotometri bervariasi dari
fasilitas satu ke fasilitas lain dan dari runway ke
runway tergantung pada jumlah lalu lintas dan usia
fixture (lihat tabel 5-6). Setelah beberapa pengalaman
yang diperoleh, interval dapat disesuaikan dengan
kebutuhan operasional. Frekuensi pengukuran untuk
precision approach runway harus didasarkan pada
kepadatan lalu lintas, tingkat polusi lokal, keandalan
dan peralatan yang dipasang dan penilaian terus
menerus dari hasil pengukuran di lapangan tapi
dalam kondisi apapun tidak boleh kurang dari dua
kali setahun. Fotometrik pengujian harus dilakukan:
(a) Sebelum membersihkan, penggantian lampu, atau
penyesuaian untuk menentukan apakah
pemeliharaan sangat diperlukan, dan
(b) Setelah pembersihan, penyelarasan atau
perbaikan, untuk memeriksa efektifitas tindakan
pemeliharaan. High intensity elevated runway edge
lights yang menunjukkan cahaya output di bawah
70% dari output cahaya minimum yang
diperlukan ketika dioperasikan pada intensitas
maksimum sesuai dengan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil - Bagian 139 (Manual Of
Standard CASR - Part 139) Volume I Bandar Udara
(Aerodromes), harus ditargetkan untuk
pemeliharaan. Setiap cahaya dengan keluaran
terukur yang kurang dari 70% dari output cahaya
minimum yang disyaratkan sesuai dengan
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil -
Bagian 139 (Manual Of Standard CASR - Part 139)
Volume I Bandar Udara (Aerodromes) tidak efektif
untuk high background brightness, kondisi jarak
pandang rendah. Lihat Lampiran A, Standar dan
Toleransi, Tabel 8.
3. Ratakan, samakan level, dan selaraskan semua unit
lighting yang tidak termasuk dalam keselarasan.

62
4. Periksa soket lampu untuk dibersihkan dan
sambungan listrik yang baik. Jika ada kelembaban,
ganti fixture gasket.
5. Periksa dan bersihkan lubang di kopling frangible
dari pancang lampu yang dipasang.
5.4.2.4 Pemeriksaan semester
1. Periksa ketinggian tanah di sekitar peralatan
pencahayaan. Titik frangible harus sekitar 1 inci (2,5
cm) di atas ketinggian tanah. Grade sekitar fixture
dibutuhkan untuk menjaga fixture/grade relationship.
Juga, jaga ketinggian semua lampu pada ketinggian
yang sama di tepi perkerasan runway/taxiway. Tinggi
lampu tidak boleh melebihi 14 inci (35 cm) ketika
berada di 5 kaki (1,5 m) dari landasan pacu atau tepi
taxiway. Pada posisi 10 kaki (3 m), lampu mungkin
memiliki ketinggian maksimum 30 inci (75 cm).
Peningkatan level ketinggian hanya diperbolehkan
jika terdapat bagian pesawat udara yang menjorok
yang diharapkan dapat menggunakan runway atau
taxiway dan tetap dapat melihat dengan jelas lampu
kurang lebih 6 inci (15 cm) di saat roda pendaratan
utama pesawat (landing gear) berada di bagian
runway atau taxiway manapun.
2. Periksa dasar cahaya dan rumah untuk bukti
penetrasi kelembaban. Periksa gasket, segel, dan
klem untuk kerusakan dan kerusakan. Periksa torsi
baut penutup bawah cahaya.
3. Periksa perlengkapan, dasar, dan rumah-rumah dari
adanya korosi, karat dan cat mengelupas.
5.4.2.5 Pemeriksaan Tahunan
1. Periksa setiap fixture lampu perhatikan adanya
keretakan, korosi, maupun hubung singkat.
2. Bersihkan kontak dan pastikan lampu yang sesuai
dengan kuat stopkontak.
3. Periksa kondisi semua koneksi.
4. Periksa semua gasket pada unit lampu yang bocor
dan ganti dengan gasket karet baru.
5.4.2.6 Pemeriksaan tak terjadwal
Hilangkan salju dari seluruh perlengkapan pencahayaan
sesegera mungkin setelah hujan salju yang sehingga
lampu tidak dikaburkan. Jika hujan salju berat
diperkirakan bendera tanaman, merah atau batang
cukup panjang berdekatan dengan tepi lampu untuk
menandai lokasi mereka. Bendera akan memfasilitasi

63
membersihkan salju dan akan mengurangi kerusakan
perlengkapan oleh peralatan salju penghapusan.
5.4.3 Prosedur Perawatan
Paragraf berikut membahas prosedur perawatan umum untuk
unit runway dan taxiway yang tidak berfungsi:
5.4.3.1 Penggantian Lampu
Dengan lampu yang beroperasi, lakukan pemeriksaan
visual untuk mengidentifikasi unit lampu yang tidak
berfungsi.
PERHATIAN:
Putuskan semua power dari sirkuit dan kunci sirkuit
atau regulator sehingga sirkuit tidak dialiri arus listrik
baik dari panel penerangan atau cara lainnya sebelum
memulai pekerjaan pada lampu. Hapus S-l switch cutout
jika ada.
1. Matikan lampu dan kunci keluar. Pasang tanda-
tanda peringatan keselamatan di lokasi yang tepat.
2. Dengan lampu pengganti di tangan, membuka dan
pindahkan fixture lampu yang lama.
(a) Periksa lampu tua untuk mengkonfirmasi sumber
kegagalan.
(b) Bandingkan tanda-tanda identifikasi pada lampu
tua dan ganti lampu untuk memverifikasi bahwa
lampu yang diganti adalah tipe yang benar.
(c) Inspeksi soket lampu, koneksi, dan insulasi kabel.
(d) Periksa unit lampu dan dasarnya untuk bukti
adanya kebocoran atau kondensasi dan hilangkan
setiap air yang ada.
(e) Ganti sekering film disc cutout, apabila
digunakan.
(f) Pasang lampu baru, pastikan bahwa permukaan
lampu bersih dan bebas dari minyak, sidik jari, dll
Gunakan kain yang bersih, kering, lembut dan
jangan pernah menyentuh lampu dengan jari-jari
tanpa pelindung.
3. Periksa filter, ketika digunakan apakah retak atau
misalignment dan ganti atau atur sesuai kebutuhan.
4. Bersihkan semua reflektor, bola, filter, dan cover
apabila diperlukan. Ketika tudung atau perisai
digunakan, periksa pengaturannya.
5. Saat menutup cahaya, pastikan bahwa gasket
diposisikan untuk penyegelan yang tepat.
Kencangkan semua sekrup, klem, dan pengencang.
6. Periksa frangible coupling dari keretakan.

64
7. Periksa garis horizontal dan vertikal lampu untuk
penyesuaian yang tepat.
8. Ketika semua lampu yang padam telah diperbaiki,
berikan kembali energi pada sirkuit dan lakukan
pengecekan visual dari unit diperbaiki untuk
pengoperasian yang sesuai. Catat perbaikan.

5.4.3.2 Penggantian dengan suku cadang.


Dalam beberapa hal, lebih mudah untuk memperbaiki
edge light yang rusak dengan mengganti seluruh lampu
dengan unit cadangan yang tersedia. Hal ini akan
meminimalkan waktu penonaktifan runway dan
memungkinkan untuk melaksankan troubleshootings
dan perbaikan dari cahaya lampu yang pudar di ruang
pemeliharaan dengan lebih nyaman. penggantian dengan
unit suku cadang yang ada dianjurkan untuk dilakukan
terhadap lampu yang rusak akibat disambar petir
maupun karena kendaraan.
5.4.3.3 Film Disc Cutouts
Beberapa instalasi lama menggunakan sekering jenis film
disc cutouts untuk melakukan bypass terhadap lampu
gagal beroperasi (rusak). Beberapa sirkuit yang memiliki
lebih dari satu lampu pada sisi sekunder dari setiap
transformator isolasi menggunakannya untuk
melakukan bypass terhadap lampu yang terbakar dengan
tetap menjaga lampu lain beroperasi pada transformator
yang beroperasi. Ketika mengganti lampu pada kasus ini,
ganti juga film disc, cutoutnya. Gunakan disc cutout
dengan jenis dan ukuran yang tepat. Film disc terletak
dalam rumah lampu dan dipasang di antara terminal
spring-loaded.
5.4.3.4 Inspeksi.
Ketika mengganti lampu, periksa lampu secara
menyeluruh untuk kemungkinan adanya kerusakan lain.
Periksa air di dasar atau di dalam lampu, kaca lampu
yang retak dan pecah, gasket yang longgar dan dalam
posisi yang kurang tepat, sambungan longgar, retak atau
isolasi yang kurang baik, dan lampu atau perisai yang
tidak terletak lurus sejajar.
5.4.3.5. Pembersihan
Saat mengganti lampu, bersihkan fixture lampu baik di
sisi dalam maupun luar, seperti yang dipersyaratkan.
Cahaya di permukaan lampu harus dijaga kebersihannya
untuk menghasilkan cahaya yang bagus. Dalam
penyusunan program pembersihan, pertama

65
pertimbangkan sumber dari timbulnya kotoran. Banyak
airfield light terletak di atau dekat dengan permukaan
tanah dan sehingga meniupkan kotoran atau debu,
percikan hujan, residu pembakaran mesin jet, kotoran
burung, korosi, dan panas dan daya tarik statis dari
debu maupun kotoran. Dalam beberapa kasus, terendam
maupun terkena air bisa mengakibatkan masalah.
Prosedur pembersihan bervariasi tergantung pada
penyebab dan efeknya pada sistem. Masalah-masalah
dalam pembersihan sering kali dapat dikurangi dengan
tindakan pencegahan.
5.4.3.6 Jadwal Pembersihan.
Jadwal pembersihan akan bervariasi di setiap lokasi
tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi
seperti lingkungan, lokasi geografis, dan tipe lampu.
Bersihkan setiap lampu secara menyeluruh sedikitnya
sekali setahun. Pengukuran fotometri secara teratur
dapat mengindikasikan adanya kebutuhan penyusunan
jadwal pembersihan yang lebih agresif.
5.4.3.7 Prosedur Pembersihan.
Cuci gelas lampu, reflektor, lensa, filter, lampu, dan
semua permukaan optik. Mencuci dapat meningkatkan
keluaran cahaya sebanyak 15 persen lebih daripada
menyeka dengan lap kering.
(a) Jangan menggunakan alkali kuat atau asam untuk
pembersihan.
(b) Jangan menggunakan solusi pembersihan yang
akan meninggalkan lapisan di permukaan.
(c) Lepaskan unit apabila memungkinkan dan
bersihkan di ruang pemeliharaan
(d) Untuk reflektor atau permukaan optik lain yang
tidak dapat dipindahkan untuk dibersihkan maka
gunakan alkohol atau pembersih lainnya yang tidak
memerlukan pembilasan atau meninggalkan residu.
5.4.3.8. Kelembaban
(a) Air dan Kondensasi. Air adalah penyebab timbulnya
masalah paling umum pada airfield lighting fixture.
Di dasar lampu, air dapat menyebabkan grounding
lampu atau sirkuit, dalam rangkaian yang
menggunakan komponen optik maka air dapat
merendam komponen optik tersebut, menyebabkan
korosi dan kerusakan, membentuk pengembunan
pada permukaan optik, dan mempercepat
akumulasi kotoran pada permukaan optik.
Mencegah air memasuki dasar lampu sangat sulit.

66
Alternatif untuk melakukan pemanasan dan
pendinginan pada lampu dapat menciptakan efek
"bernapas" yang kuat, terutama ketika dasar lampu
terletak di tanah jenuh. Air juga dapat masuk
melalui konduit, di sepanjang konduktor atau kabel,
melalui gasket dan segel, melalui gelas rusak, atau
melalui lubang halus di dinding dasar lampu.
(b) Perlindungan dan Penghapusan Dari Air. Masalah
yang harus segera diatasi menyangkut air pada
lampu dan di dasar lampu adalah penghapusan dan
pencegahan untuk masuk kembali. Di dasar lampu,
akumulasi air dapat dikeringkan atau dipompa
keluar. Lubang air harus dibuat atau dibersihkan
jika sudah ada lubang air. Gasket, segel, dan klem
yang memungkinkan air untuk masuk harus
diperiksa. Gelas lampu yang patah, retak, atau
pecah harus diganti. Jika air tidak bisa dihilangkan
dari dasar lampu, pastikan semua sambungan
listrik dan isolasi kedap air dan di atas permukaan
air. Konduit baru dan instalasi dasar harus
dirancang untuk mampu mengalirkan dan memiliki
sistem drainase yang terpisah serta dibuat pada
titik-titik elevasi yang lebih rendah dari sistem.
(1) Sebelum memasang pelat penutup, tiup penutup
lubang baut untuk memastikan bahwa baut
pengencang tidak ditutupi pasir atau puing-
puing yang mencegah penutup tertutup dengan
rapat. Pastikan bahwa lubang baut tetap
mendapatkan pemeliharaan dan gasket sedang
dalam kondisi yang baik serta ditempatkan
benar untuk meminimalkan kemungkinan
masuknya kelembaban di sekitar lubang.
(2) Baut flens dasar harus dikencangkan dalam arah
yang berlawanan sampai semua kencang sesuai
dengan torsi yang direkomendasikan. Hindari
torsi berlebihan.
(3) Serangan dan kerusakan yang diakibatkan jet
blast. Unit lampu yang rusak diakibatkan oleh
pesawat maupun kendaraan, atau oleh baling-
baling atau jet blast, harus segera diperbaiki
atau diganti. Area dimana kerusakan terjadi
berulang kali harus diperiksa sesering mungkin.
Pemeriksaan lanjutan harus dilakukan setelah
terjadinya kerusakan karena kabel di sekitar
lampu bisa juga rusak. Pada lokasi dimana
sering terjadi kerusakan yang disebabkan oleh

67
lalu lintas kendaraan, pertimbangkan untuk
mengganti lampu elevated dengan tipe in-
pavement yang disetujui.
(c) Perbaikan dan Penggantian. Jika memungkinkan,
ganti seluruh unit yang rusak. Perbaikan sederhana
biasanya terdiri dari:
(1) Melepaskan kopling frangible yang rusak dari
penutup bawah.
(2) Hubungkan lampu baru ke konektor sekunder.
(3) Pasang lampu baru pada kopling frangible yang
baru.
(4) Periksa untuk menyelaraskan dengan benar;
lakukan enyelarasan sesuai yang dibutuhkan.
(d) Penggantian kopling frangible. Kopling frangible
terutama digunakan untuk mengurangi kerusakan
pesawat apabila menabrak peralatan. Dalam kopling
tersebut terdapat sebuah titik lemah dan peralatan
lain yang ditujukan untuk mencegah kerusakan
komponen lainnya. Sebuah kunci pas terbuka,
kunci pipa, alat pahat, dan punch serta palu yang
cukup untuk memindahkan dan memasang kopling
frangible.

68
T
A
M B S K
I U E
N L M T
PROSEDUR PEMELIHARAAN G A E E
G N S R
U A T J
A N E A
N R D
W

L
1. Inspeksi semua lampu yang padam; X
lakukan perbaikan yang dibutuhkan
2. Periksa kebersihan semua lensa X
Lakukan pengetesan fotometrik dan X X
periksa keselarasan dan orientasi
lampu
4. Selaraskan lampu jika dibutuhkan X X
5. Bersihkan fixture dan soket X
6. Periksa ketinggian lampu X
7. Periksa kelembaban dalam lampu X
8. Periksa fixture dari korosi dan X
kerusakan
9. Periksa fitting lampu dan bersihkan X
sambungannya
10. Periksa gasket X
11. Bersihkan salju dan/atau X
tumbuhan di sekitar lampu
Tabel 5-6.
Jadwal Inspeksi Pemeliharaan Preventif Untuk
Runway dan Taxiway Edge Light

5.4.4 Runway dan Taxiway In-pavement Lighting System


In-pavement light atau lampu inset membutuhkan perawatan lebih
dari pada elevated light. Rubber deposit pada lensa merupakan
penyebab utama kinerja yang kurang baik untuk peralatan yang
dipasang di landasan. Bahan bakar Jet, cairan pencair es, dan
kontaminan lainnya juga dapat terkumpul pada lensa dan
memperburuk cahaya output bahkan pada lampu yang terpasang
di taxiway.
Apabila pemeliharaan selain pembersihan sederhana diperlukan,
satu-satunya cara untuk memastikan bahwa in-pavement fixtures
dirawat dengan benar adalah dengan memindahkan fixture
tersebut dari landasan pacu atau taxiway dan mengganti dengan
unit yang telah diperbarui. Untuk dapat memenuhi tujuan
tersebut maka suku cadang yang harus dimiliki adalah sebanyak
10% dari jumlah yang terpasang dan harus disediakan untuk

69
setiap jenis fixture. Banyak bandar udara yang memiliki in-
pavement light dalam jumlah besar baik yang memiliki kendaraan
pemeliharaan yang memungkinkan penyelesaian pekerjaan
dengan cepat, efisiensi dalam pemindahan dan penggantian in-
pavement fixture. Kendaraan pemeliharaan ini dapat dilengkapi
dengan generator, kompresor udara, dan alat yang tepat untuk
melakukan hampir seluruh pekerjaan. Kemudian fixture bisa
dipindahkan dan dibawa ke ruang pemeliharaan untuk dibongkar
dan diperbarui. Peralatan tersebut juga harus menjalani
pengujian fotometrik di ruang pemeliharaan untuk memverifikasi
bahwa fixture yang diperbaharui sudah dalam performa yang
sesuai dengan spesifikasi sebelum dipasang kembali di runway
atau taxiway.
Musuh utama dari lampu inset adalah intrusi air. Lighting fixture
yang baru-baru ini dirancang memiliki banyak peningkatan
kemampuan untuk membuang air keluar dari peralatan yang
memiliki komponen optik. Pengembangan bahan dan desain
gasket secara drastis mampu mengurangi jumlah perawatan yang
diperlukan. Ketika berhadapan dengan peralatan dimana intrusi
air telah menjadi masalah, langkah pertama adalah menentukan
dari mana air memasuki fixture tersebut. Masuknya air ini dapat
melalui salah satu dari beberapa tempat berikut, the o-ring gasket
sealing the fixture assembly, gasket atau bahan segel di sekitar
lensa, atau segel di sekitar titik masuk fixture konduktor listrik.
Cara terbaik untuk menentukan di mana masalah tersebut
berasal adalah dengan melakukan testing jig dengan
menggunakan perlengkapan cadangan. Metode ini bervariasi
tergantung pada jenis fixture dan produsen. Bertujuan untuk
membangun sebuah metode pressurizing fixture dengan udara
sementara peralatan terendam dalam air. Lima sampai sepuluh
pon tekanan udara biasanya sudah cukup. Daerah dengan segel
yang kurang baik akan terlihat adanya jejak gelembung udara
yang keluar dari fixture tersebut. Dalam melaksanakan
pengetesan harus berhati-hati agar tekanan yang diberikan
kepada fixture tidak terlalu besar yang akan mengakibatkan lensa
pecah. Jangan pernah memberikan tekanan udara pada fixture
sebelum terendam dalam air karena berbahaya apabila salah
satu lensa tertiup keluar dari fixture. Beberapa desain fixture
baru yang dibuat dari pabrik dengan batang klep udara melekat
pada bagian bawah fixture tersebut. Fitting ini digunakan di
pabrik untuk melakukan pengetesan tekanan fixture pada saat
perakitan akhir dan dapat dimanfaatkan untuk pemeliharaan
juga. Konsultasikan dengan produsen fixture untuk pengaturan
tekanan udara yang direkomendasikan. Setelah area kebocoran
ditetapkan, penyebabnya dapat ditemukan dan diperbaiki. Pada
desain fixture lama, lensa disegel ke dalam fixture menggunakan

70
RTV sealant. Jika mengganti jenis lensa, pastikan untuk
menggunakan sealant yang tepat dan primer seperti yang
direkomendasikan oleh produsen fixture. Seringkali digunakan
Dow Corning RTV 106, karena suhu silikon sealant tinggi.
Kebanyakan desain fixture baru menggunakan lensa dengan
gasket yang mudah diganti. Hal ini dapat meningkatkan waktu
dan upaya yang diperlukan dalam penggantian lensa. Lensa
lampu Inset harus diganti jika telah tergores atau koyak.
Ketika mengganti lampu baik fixture elevated maupun inset,
jangan menyentuh kaca lampu dengan tangan telanjang. Minyak
yang terdapat pada kulit akan menyebabkan hot-spot di lampu
dan menyebabkan kerusakan dini. Saat memasang lampu baru,
pastikan bahwa lampu telah dipasang pada orientasi yang benar.
Beberapa lampu memiliki tanda panah untuk menunjukkan
posisi dudukan. Posisi lampu yang salah dapat menghasilkan
output fotometri yang tidak benar atau mengurangi output
fotometrik fixture tersebut. Ketika merakit sebuah fixture inset
kembali, ikuti instruksi semua produsen. Hapus karat dan
endapan lain dari permukaan dalam fixture dengan menggunakan
alat sembur pasir dengan abrasif yang tepat. Pecahan kaca atau
bahan seperti kulit kenari tanah dapat bekerja dengan baik,
selama pemeliharaan yang tepat dilakukan, material tersebut
tidak akan membahayakan lensa atau kabel fixture. Jangan
gunakan bahan abrasif pada reflektor fixture tersebut. Rakit
kembali fixture setelah memeriksa atau mengganti gasket atau O-
rings. Pelapisan dengan gemuk silicon kadang-kadang dianjurkan
untuk cincin O.
Ketika menginstal ulang fixture, periksa kondisi o-ring gasket
yang dipasang pada cincin flange (jika disediakan) dan ganti jika
perlu. Lumasi O-cincin dengan sejumlah kecil minyak silikon.
Pastikan bahwa sekrup baru atau baut dan penguncinya
digunakan untuk menginstal ulang fixture dan
mengencangkannya dengan torsi yang telah ditentukan
menggunakan kunci momen yang telah dikalibrasi. Buang dan
ganti baut yang rusak. Kegagalan untuk melakukannya dapat
mengakibatkan semua baut patah akibat pendaratan pesawat.
Susunlah rencana yang sistematis untuk memeriksa torsi dari
perlengkapan inset secara teratur, terutama pada landasan.
5.4.4.1 Prosedur Inspeksi Pemeliharaan Preventif
Karena in-pavement light dipasang di daerah lalu lintas
pesawat dan dilalui oleh pesawat, lampu-lampu tersebut
adalah peralatan yang membutuhkan pemeliharaan
tinggi dan membutuhkan perhatian yang banyak untuk
mempertahankan kinerja yang telah ditetapkan. Selain
itu, lokasinya yang berada di bawah permukaan tanah
membuat rentan terhadap infiltrasi air; hal ini juga

71
membutuhkan perhatian yang banyak. Permasalahan-
permasalahan ini harus diingat ketika melakukan PMI
seperti yang tercantum dan dijelaskan dalam Tabel 5-7 di
bawah ini.

5.4.4.1.1 Pemeriksaan Harian


Patroli dengan mengendarai mobil harus
dilakukan di waktu senja setiap hari.
Inspektur harus mencari lampu yang terbakar
atau redup dan mencatat lokasinya.
5.4.4.1.2 Pemeriksaan Mingguan
Seorang teknisi listrik harus memeriksa dan
merawat tiap lampu yang dilaporkan dalam
kondisi cacat dalam inspeksi harian. Metode
perawatan yang diharapkan adalah mengganti
unit in-pavement light dengan cadangan yang
ada dan mengambil unit dalam kondisi cacat
untuk diperbaiki. Rangkaian lampu harus
dinonaktifkan, dikunci dan diberi label
sebelum perawatan dilakukan pada lampu.
Kondisi cacat berikut ini mungkin merupakan
penyebab kerusakan tersebut:
(a) Tidak ada cahaya
(1) Fixture tersebut harus dilepaskan dan
diganti dengan unit yang baru dan
dibawa ke ruang pemeliharaan untuk
penggantian lampu dan perbaikan.
(2) Kegagalan Listrik. Jika lampu
pengganti juga gagal beroperasi atau
string lampu gagal, mungkin
permasalahannya terdapat pada
rangkaian. Prosedur troubleshooting
tercantum dalam Bab 6.
(b) Cahaya Redup
(1) Lampu kotor. Permukaan optik in-
pavement light yang terekspos lalu
lintas pesawat udara dan cuaca.
Bersihkan lampu secara berkala,
seperti dijelaskan dalam Ayat 5.3.4.1.7-
2. Ini juga bisa menjadi tanda bahwa
kemampuan lampu telah melemah dan
membutuhkan penggantian fixture.
(2) Light Aiming. Dasar lampu yang
dangkal pada lampu yang di dalam
perkerasan sering terbelit dan keluar
dari lajurnya akibat pendaratan
pesawat atau turning. Secara visual,

72
periksa lampu yang menyala redup
untuk melihat apakah lampu tidak
sejajar.
(3) Air di dalam Fixture. Periksa lensa
apakah terdapat air atau kondensasi di
belakang lensa. Jika terdapat air,
bersihkan dan rawat fixture tersebut.
5.4.4.1.3 Pemeriksaan Bulanan
Sampai dengan penetapan jadwal perawatan
berkala, perlu untuk dilakukan pemeriksaan
di bawah ini secara bulanan atau bahkan
mingguan terhadap fasilitas di tempat yang
sibuk. Setelah diperoleh beberapa
pengalaman, interval dapat disesuaikan untuk
memenuhi kebutuhan operasional. Frekuensi
pengukuran cahaya untuk precision approach
runway harus didasarkan kepada kepadatan
lalu lintas, tingkat polusi lokal, keandalan dari
peralatan yang dipasang dan penilaian secara
kontinyu hasil pengukuran lapangan tapi
dalam keadaan apapun tidak boleh kurang
dari dua kali setahun.
(a) Pembersihan. Karena posisinya sejajar
dengan tanah, in-pavement light perlu
untuk sering dibersihkan untuk
mempertahankan kinerja yang ditentukan.
Berapa sering lampu harus dibersihkan
tergantung pada lokasi lampu, kondisi
cuaca, dan banyaknya operasi bandar
udara. Baik rubber deposit maupun
landasan cairan de-icing telah terbukti
memberikan dampak yang sangat
merugikan pada cahaya lampu. Bersihkan
lampu ketika cahaya yang dihasilkan
kurang dari 70 persen output minimum
yang dipersyaratkan ketika dioperasikan
pada intensitas maksimum sesuai dengan
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
- Bagian 139 (Manual Of Standard CASR -
Part 139) Volume I Bandar Udara
(Aerodromes). Sebuah fixture yang
terdegradasi di bawah ini tidak efektif
untuk kecerahan latar belakang tinggi,
kondisi jarak pandang rendah.
(b) Pemeriksaan intensitas/ Pengujian
Fotometrik. Peralatan uji yang banyak

73
tersedia saat ini memungkinkan untuk
pelaksanaan pengujian yang cepat dan
akurat baik pada in-pavement dan elevated
runway lighting fixture (ayat 4.1.12).
Pengukuran fotometri rutin adalah satu-
satunya cara praktis untuk menentukan
apakah cahaya yang dipancarkan lampu
memancarkan jumlah tertentu cahaya dan
untuk menentukan kesalahan keselarasan
lampu. Dengan melakukan pengukuran
fotometrik secara rutin, pemeliharaan
runway lighting fixture dapat ditargetkan
hanya bila diperlukan sehingga
menghemat sumber daya dan waktu
sehingga memungkinkan pihak bandara
untuk mencocokkan spesifikasi cahaya
lampu, terutama dalam kondisi visibilitas
rendah. Peralatan ini membantu dalam
memberikan pola pencahayaan yang
konsisten kepada pilot dengan bantuan
visual yang baik dan tidak ambigu saat
mendarat. Frekuensi tepat pengukuran
fotometri bervariasi dari fasilitas satu dan
fasilitas lainnya maupun dari satu
landasan ke landasan lainnya tergantung
pada lalu lintas dan usia peralatan.
Setelah diperoleh pengalaman dalam
menggunakan alat ukur, jadwal inspeksi
dapat dibuat atau dimodifikasi. Karena
kerentanan runway centerline light menjadi
tempat terkumpulnya rubber deposit pada
lensanya maka pemeriksaan mingguan
mungkin diperlukan. Hal ini utamanya
berlaku bagi runway CAT II dan III di
tempat dengan kondisi low visibility dan
harus ditargetkan untuk dibersihkan
maupun pemeliharaan. Pengujian
fotometrik harus dilakukan:
(1) Sebelum membersihkan atau
penggantian lampu, untuk
menentukan perawatan apa yang
dibutuhkan, dan
(2) Setelah dibersihkan, atau tindakan
perawatan lainnya, lihat efektivitas
pemeliharaan dan tentukan tingkat
degradasi perakitan optik. Lampu yang

74
kontinyu menunjukkan tingkat output
minimum harus dijadwalkan untuk
dilepaskan dan dirawat. Lihat
Lampiran A, Standar dan Toleransi,
Tabel 8.

5.4.4.1.4 Pemeriksaan Dua Bulanan


Torsi baut. Baut yang berada pada lampu
maka dasarnya harus diperiksa. Dampak dari
roda pesawat dapat melonggarkan baut dan
menyebabkan kesalahan keselarasan lampu
misalignment atau kerusakan fixture, hal ini
sangat merepotkan di touchdown area.
5.4.4.1.5 Pemeriksaan enam bulanan
Periksa dasar instalasi dangkal ada atau
tidaknya air. Setiap air harus dibuang dan
dasar lampu harus disegel untuk mencegah
masuknya air kembali. Pemeriksaan ini harus
dilakukan lebih sering pada musim dingin
sejak terjadinya pembekuan yang dapat
menyebabkan kerusakan fixture dengan
menggeser letak baut fixture atau
memecahkan dasar fixture. Dasar lampu yang
kering adalah pengecualian di aturan. Air di
dasar lampu adalah sangat umum terjadi,
hasil dari konduit yang panjang dan bocor
serta perlahan-lahan mengisi sistem dengan
air. Untuk menghindari air yang membeku di
dasar lampu, tempatkan busa ETHA (juga
dikenal sebagai busa sel tertutup) disk dengan
tebal 2 inci dan dengan diameter 8 inci di
dasar lampu berfungsi untuk memindahkan
air. Hal ini untuk mencegah perusakan es di
fixture dasar lampu dan transformator dengan
membiarkan air yang tersisa untuk
menghancurkan disk busa ETHA.
5.4.4.1.6 Pemeliharaan Tak Berjadwal.
Hapus salju dari seluruh lighting fixtures
sesegera mungkin setelah hujan salju untuk
mencegah pergeseran lampu. Lakukan latihan
perawatan ekstra untuk mencegah
tergoresnya lighting fixture dari pisau bajak
salju. Setelah operasi pembersihan salju,
periksa semua lighting fixtures dan ganti
setiap rakitan lampu yang rusak. Setiap kali
snowplows melintas di atas lampu in-

75
pavement, kecepatannya kurang lebih 5 mil
per jam atau harus mengangkat bilah jelas
fixture tersebut. Karet dan pisau bajak salju
plastik yang sangat cocok untuk mengeruk
salju basah atau cair yang ada; sapu rotary
juga dianjurkan. Jika pembersihan salju
adalah pekerjaan musim dingin yang sering
dilakukan, fixture lampu baja berkekuatan
tinggi dapat dijadikan sebagai penahan
dampak alat bajak salju. Periksa jalur kabel.
Jika kabel keluar dari jalurnya, instal ulang
dengan menggunakan pasak penahan kabel.
Lebar jalur kabel adalah 2 kaki (60 cm) diukur
dari tengah jalur. Lakukan penyegelan/sealing
terhadap jalur kabel dengan menggunakan P-
606 sealer.

T
D A
M U S K
H I B A E T
A N U B M A T
PROSEDUR PEMELIHARAAN R G L U E H E
I G A L S U R
A U N A T N J
N A A N E A A
N N A R N D
N W
A
L
1. Periksa lampu-lampu yang mati X
terbakar atau yang cahayanva redup
2. Ganti lampu yang rusak dengan X
lampu yang baru
3. Bersihkan lampu yang lensanya kotor X
4. Lakukan pengujian fotometrik pada X X
runway lighting systems
5. Periksa kekencangan baut-baut X
6. Periksa air di dasar lampu X
7. Remove snow from around fixtures X
8. Check wires in saw kerfs
X
Tabel 5-7.
Jadwal Pemeliharaan Preventif Untuk In-pavement
Runway and Taxiway Lighting
5.4.4.1.7 Prosedur Pemeliharaan.
Pemeliharaan in-pavement lighting harus
dijadwalkan untuk menghasilkan gangguan
76
yang paling minimum sehingga operasi bandar
udara berjalan normal. Untuk alasan tersebut
direkomendasikan untuk menyimpan sejumlah
suku cadang untuk instalasi di fixture rusak
Jumlah suku cadang yang tersedia harus
sekitar 10 persen dari total jumlah setiap jenis
lampu in-pavement yang digunakan. Dengan
mengganti lampu yang rusak dengan suku
cadang yang ada akan meminimumkan waktu
yang dihabiskan di runway, lampu yang rusak
dapat diperbaiki di ruang pemeliharaan atau
workshop. Prosedur di bawah ini memberikan
pendekatan umum untuk memperbaiki, untuk
informasi lebih spesifik tentang lampu tertentu,
hhatlah buku petunjuk produsen.
(a) Pencopotan lampu. Fixture lampu harus
dilepaskan untuk proses penggantian
lampu atau inspeksi dasar. Ketika melepas
fixture untuk inspeksi dasar, berhati-
hatilah agar tidak merusak koneksi ke
isolasi transformator. Dalam cuaca dingin,
es atau salju dapat menghambat kepala
baut dan membuat pencopotan fixture
menjadi sulit. Telah dibangun sebuah
kotak kayu pada beberapa fasilitas, sedikit
lebih besar dari perlengkapan dengan
ketinggian beberapa inci. Kotak itu
memiliki elemen pemanas listrik di dalam
dan bawah. Apabila diperlukan lepaskan
fixture yang telah membeku, letakkan
kotak di atasnya dan hubungkan dengan
elemen pemanas ke sumber listrik
(biasanya sebuah generator di belakang
truk). Ketika kotak memanaskan fixture
maka panas ini cukup untuk melelehkan
es, pencopotan dapat dengan mudah
dilaksanakan.
(b) Pembersihan. Beberapa teknik berbeda
yang tersedia untuk membersihkan
permukaan kaca lampu inset. Beberapa
teknik membutuhkan peralatan khusus
dan cocok untuk operasi skala besar dan
memerlukan akses ke runway dengan
lampu yang dipasang, sementara teknik
lain yang lebih cocok untuk membersihkan
tempat lampu. Pengawas pemeliharaan

77
harus memilih metode terbaik yang
disesuaikan dengan fasilitas. Ingat bahwa
tidak semua teknik dapat diterapkan pada
semua jenis lampu; rekomendasi produsen
yang tertulis dalam buku petunjuk adalah
otoritas final.
(1) Manual, deterjen pembersih yang
tersedia secara komersial dan busa
pembersih dapat digunakan untuk
memindahkan kotoran dari lensa
fixture lampu kecuali dilarang oleh
produsen. Jangan gunakan bahan
abrasive seperti amplas atau kain
amplas karena akan menggores kaca.
Pelarut yang tersedia untuk
membersihkan lensa dalam
penggunaannya pelarut harus
dibiarkan beberapa saat untuk
melunturkan kotoran. Pelarut yang
digunakan harus kompatibel dengan
bahan segel lensa. Penggosok cat
otomotif yang diperjualbelikan telah
terbukti berhasil untuk digunakan
membersihkan tetapi harus berhati-
hati dalam penggunaannya agar tidak
merusak lensa apabila menggunakan
pembersih abrasive. Sementara teknik
manual sangat cocok untuk
membersihkan tempat lampu,
dibutuhkan waktu yang sangat lama
untuk membersihkan lampu in-
pavement.

(2) Penggosokan dengan kulit kerang.


Kecuali tidak direkomendasikan dalam
panduan fixture lampu pembersihan
dapat dilakukan dengan menggunakan
kelas 20/30, bersih, kenari tanah atau
kulit kemiri dan bersih, kompresi
udara kering atau nitrogen (tekanan
nosel 85 psi). Gambar 5-2
menunjukkan sebuah contoh khas
cara membersihkan fixture
pencahayaan dengan kerang.
• Diperlukan rata-rata waktu 10 detik
untuk membersihkan permukaan
luar lensa.

78
• Penggunaan rata-rata kerang kenari
tanah adalah 0,6 pon (0,25 kg) per
fixture.
• Apabila sistem pembersihan yang
harus dilakukan tidak tersedia
dalam paket unit yang telah dirakit
maka kompresor udara yang sudah
tersedia dan dilengkapi dengan
kontrol serta pengukur, unit
sandblaster, dan selang tahan
abrasive dapat digunakan.
• Setelah pembersihan deposit dari
lensa, saluran fixture lampu harus
dibersihkan dari kerang dengan
menggunakan semburan udara, dan
seka debu yang tersisa dengan kain
yang bersih.

/MAINTENANCE
/VEHICLE /
/^ °F WALNUT SHELLS
.AIR COMPRESSOR WITH PROVISIONS FOR DRYING AIR OR
Y /•» -\ / /TANK CONTAINING COMPRESSED AIR
,/ ,/^SANDBLASTER CONTAINING 20:30 GRADE GROUND WALNUT SHELLS
.TUBE TO RESTRICT FLOW OF SHELLS
<? ^'CENTERLINE OR TOUCHDOWN ZONE LIGHT
^ ii , , /RUNWAY

Gambar 5-2. Pembersihan Runway Centerline dan Touchdown Zone


Lights.
(c) Light Aiming. Lampu in-pavement
ditujukan sebagai bagian dari prosedur
instalasi. Untuk lampu yang terpasang
pada bagian atas rumah transformator,
yang dibuat tetap dan tidak dapat diatur.'
Untuk lampu diinstal dengan bagian
dasarnya dilem, pengarah bisa keluar dari
alignment akibat diputar dari dasar lampu.
Runway centerline lights harus disesuaikan
pada sudut 2 derajat dari garis paralel ke
garis tengah landasan. Ketika menginstal
ulang dasar, gunakan perekat yang
kompatibel denganjenis perkerasan. P-606
sealer memiliki senyawa yang kompatibel
dengan perkerasan beton dan aspal,
pastikan untuk membuat campuran yang
benar. Jika peralatan pengujian fotometri
jenis mobile tidak tersedia, pengarah
lampu in-pavement dapat diperiksa dengan
memutar lampu pada saat cuaca berkabut.

79
Kabut membuat sinar lampu terlihat, dan
mudah untuk mengetahui apakah lampu
dionentasikan dengan benar pada kondisi
seperti itu. Untuk lampu touchdown zone
sinar cahaya diatur 4 derajat terhadap
tengah landasan. Penyetelan lampu
touchdown zone dapat dilakukan dengan
melihat barrette di kedua sisi runway
sambil berdiri di tengah-tengah runway
itu. Saat melihat barrette di kedua sisi
landasan pacu dari jarak tertentu, ada
cahaya muncul lebih redup atau lebih
terang dari lampu di samping
dimungkinkan telah disetel dengan tidak
benar dan harus diperiksa.
(D) Pembersihan Lampu dan Penyegelan In-
pavement light secara bertahap menjadi
kotor di bagian dalamnya, dan permukaan
optik internal harus dibersihkan ketika
lampu dibongkar untuk penggantian
lampu atau pemeliharaan. Sandblasting
peralatan dengan menggunakan manik-
mamk kaca dapat digunakan untuk
membersihkan rubber deposit dari casting
setelah semua komponen yang dapat
dilepas telah dilepas. Gunakan solusi
pembersihan yang tidak meninggalkan
residu setelah pengeringan. Ketika
penggantian lampu, berhati-hatilah dalam
menangani lampu hanya dengan
menggunakan lead, sidik jari pada rakitan
kaca akan memperpendek umur lampu
Mounting lampu di dalam bracket sesuai
dengan rekomendasi produsen;
menggunakan lampu yang salah atau
tidak benar dalam pemasangan dapat
mengurangi output cahaya fixture secara
drastis. Ketika merakit lampu kembali,
ganti semua gasket dan O-rings yang
terpapar selama proses penggantian
lampu. Perhatikan prisma optik untuk
memastikan bahwa sealer sekitar tepinya
dalam kondisi baik. Ganti prisma optik
jika sudah retak, tergores, atau terantuk
dengan keras.

80
(E) Pemasangan Ulang. Jika menginstal ulang
lighting fixture dalam "sistem kering"
(sistem konduit tanpa saluran pembuang
yang terpisah pada gasket di bawah fixture
untuk menahan masuknya air), ketika
memasang sebuah unit in-pavement di
dasarnya, kehati-hatian harus diterapkan
untuk memastikan bahwa lampu tetap
kedap terhadap air. Pastikan bahwa gasket
dan pasangannya bebas dari pasir atau
debu, hal ini sering kali menjadi kesalahan
umum dalam melakukan pemeliharaan
sehingga memungkinkan adanya
kelembaban masuk dalam unit. Senyawa
grafit atau semen gasket dapat digunakan
pada permukaan gasket untuk
memastikan bahwa segel kedap air. Saat
memasang lampu in-pavement pada
"sistem basah" (sistem konduit yang
dilengkapi drain pada tempat yang rendah)
fixture ini biasanya dipasang langsung
pada dasar fixture tanpa menggunakan
sebuah gasket. Pada sistem lainnya, suplai
udara yang dikompresi harus digunakan
untuk meniup setiap pasir atau kotoran
keluar dari lubang baut dan pasangannya
untuk memastikan pemasangan dan torsi
baut yang tepat. Perkuat semua fixture
sesuai dengan torsi yang ditentukan
produsen.
(F) Pengukuran Photometric. Pengukuran
fotometrik di lampu in-pavement adalah
cara langsung dalam menentukan apakah
lampu mengeluarkan jumlah tertentu
cahaya. Lihat Ayat 5.3.4.1.3.-2.

5.5 ILLUMINATED RUNWAYDAN TAXIWAY GUIDANCE SIGNS.


5.5.1 Pembersihan.
Sebagian besar sign membutuhkan perawatan minimal selain
penggantian lampu. Namun, dengan intrusi debu, kotoran dan
air, diperlukan pemeriksaan dan pembersihan interior sign secara
berkala untuk memastikan hasil cahaya yang tepat. Tikus dan
binatang pengerat lainnya seringkali membangun sarang di
r^dTkT^
pada kabel danTkomponen
kal1' ^ lainnya
terSebUtdanmengakibatkan
menumbuhkankerusakan
rumput,
81
sampan dan bahan pembuatan sarang lainnya. Untuk alasan ini
d^setrrhkan aimd gidda™ *s— - s
5.5.2 Penggantian Lampu.

h£Z? d1>narmUaHa'
harus dilengkapi ' POrt li9hUn9
dengan tanda SyStem' Pen8Sa«^n
pemutusan energi 'untuk
ampu
mencegah kemungkinan terjadinya sengatan listrik Hal ini
membuat tugas lebih mudah dengan menambahkan suHtch pada
sign untuk memutuskan arus listrik. Tindakan penggantian
lampu juga
desain dar telah dibuatjenislebih^mudah ^dan lebih
kedua ^ cepafdengan"
P^ 8-
memunglankan penggantian lampu tanpa menggunakan alat
5.5.3 Pemeriksaan Arus

faenlaknya,dUa
rangkaian lampu"f ^^
harus SetahUn'untuk
diperiksa amSmemverifikasi
"Strik y™& ""talui
bahwa
arus tersebut adalah arus yang benar untuk sign yang dimaksud.
olda nan
pada papan 7
tanda^mternal
""* **""• lakukan
regulator atau P^esuaian
jika tanda 5cun-ent
Gaya
penksa sirkuit MCR/CCR untuk memastikan beroperasi di 55A
Checksheet harus disedian sesuai dengan prosedur dan tata cara
sebagaimana diuraikan di dalam ayat 5.4.1, 5.4.2, 5.4.3 tefslit di
5.6 ROTATING BEACON

5.6.1 Pemeliharaan Rotating Beacon.


Banyak beacon berintensitas tinggi 36-inci dan 24 inci yang
berusia tua telah dilengkapi dan dikonversi dari lampu pijar
menjadi lampu halida metal. Kebanyakan beacon baru
menggunakan lampu halida metal. Lampu halida metal
mempunyai keunggulan dalam usia pakai yang lebih lama
menjadikan persyaratan untuk menggunakan changer otomatis
tidak perlukan lagi. Sementara ini penggunaan lampu halida
metal telah sangat mengurangi jumlah perawatan terdahulu yang
diperlukan untuk menjaga changer lampu pada operasi yang
baik, namun tidak mengurangi perhatian yang harus diberikan
on nS^^T
20.000 jam dan harus^^
digantiHaMa
setiap metal memiliki
2V* tahun. LampuusiaMVR400
P^ai
menghasilkan 36.000 lumen cahaya. Lampu pijar tua 1000 watt
menghasilkan 22.000 lumen cahaya. Setelah digunakan 2 V,
tahun lumen halida metal turun di sekitar 22.000 lumens cahaya
pada kondisi tersebut lampu harus diganti dengan lampu baru
Dalam kasus L-801, rambu intensitas medium dilengkapi dengan
lampu halide logam 175 watt, lampu harus diganti setiap 1 %
82
sampai 2 tahun. Satu perbedaan lain rambu yang dilengkapi
dengan lampu halida metal dibandingkan dengan lampu pijar
adalah dibutuhkan waktu 4-5 menit untuk mencapai brightness
yang penuh. Fakta ini harus diinformasikan kepada kontroler
dan personil operasi. Jika rambu telah dihidupkan dan dimatikan
selama operasi, dibutuhkan waktu 12-15 menit agar lampu
dalam kondisi dingin dan siap dihidupkan kembali.
5.6.2 Inspeksi Pemeliharaan Preventif
5.6.2.1 Pemeriksaan Harian
(a) Periksa operasi beacon. Lakukan verifikasi dari pagi
hingga senja untuk operasi dan operasi kontrol
beacon, baik melalui sel fotolistrik atau secara
manual.

(b) Hitung putaran per menit (rpm) beacon: harus 6


atau 12 rpm ± 1 rpm, tergantung pada jenis. Periksa
warna yang sesuai dan urutan/Zosh.
(c) Periksa lampu indikator (apabila dilengkapi) untuk
melihat apakah lampu bersinar. Apabila menyala
maka hal ini menunjukkan bahwa beacon juga
beroperasi untuk lampu cadangan (apabila
dilengkapi). Lampu terbakar harus segera diganti.
5.6.2.2 Pemeriksaan Dua Bulanan
(a) Lampu Pengganti/Lamp Changer (jika dilengkapi)
Periksa pengoperasian lampu pengganti. Putuskan
arus yang mengaliri rangkaian beacon dan lepaskan
lampu yang dioperasikan dari tempatnya. Berikan
arus listrik pada rangkaian beacon dan amati
apakah rambu berubah ketika lampu cadangan/
pengganti yang dioperasikan. Putuskan arus listrik
pada rangkaian beacon dan pasang ulang lampu
yang sebelumnya dilepaskan.
(b) Slip Rings (jika dilengkapi). Periksa kondisi slip ring
dan sikat. Bersihkan slip ring dan sikat sesuai
dengan instruksi produsen. Jika terdapat percikan
haluskan cincin sesuai dengan petunjuk pabrik'
Hindan pengamplasan karena hal ini dapat
menghasilkan sebuah permukaan tembaga yang
memperpendek usia pakai sikat. Jika slip cincin
bergesekan dan aus, ganti atau lepaskan. Ganti
sikat yang sudah aus.
(c) Kopling. Uji torsi kopling dengan mengaitkan alat
ukur dari pegas di salah satu pegangan di sebelah
rumah-rumahan. Kopling harus antara 8 hingga 10
pon atau per instruksi pabrik.

83
(d) Penahan lensa. Periksa klem atau sekrup yang
menahan lensa beacon (atau cover) tetap di
tempatnya yang berfungsi untuk memastikan bahwa
klem atau sekrup terpasang kuat sehingga mampu
menahan posisi lensa.
(e) Lampu Telltale . Periksa apakah ada lampu telltale
yang terbakar. Bersihkan gelas kacanya apabila
diperlukan.
(f) Relays. Periksa pengoperasian relay dan bersihkan
kontak relay apabila tergores atau terlihat adanya
bekas sentuhan di atas kaca. Ganti relay apabila
peralatan dalam kondisi yang buruk
(g) Glassware. Bersihkan dan poles semua glassware,
baik di bagian dalam maupun di bagian luar
menggunakan pembersih jenis non-abrasif yanR
tidak akan menggores lensa.
5.6.2.3 Pemeriksaan enam bulanan
(a) Tegangan Input. Periksa tegangan input dan catat
pembacaannya. Harus menunjukkan kondisi 5
persen dan tegangan lampu yang dikenakan. Level
tegangan yang lebih tinggi dari nilai nominal lampu
secara prematur akan mengurangi usia pakai lampu
secara proporsional seiring dengan peningkatan
tegangan yang diberikan. Sebaliknya, level tegangan
yang lebih rendah dari nilai nominal lampu akan
mengurangi output cahaya lampu ' secara
proporsional seiring dengan penurunan tegangan.
Buatlah pengukuran di terminal beacon, dengan
semua peralatan yang sudah di charge sehingga
pembacaan tegangan akan mencerminkan kondisi
operasional. Lampu beacon sangat sensitif terhadap
perubahan tegangan. Penurunan tegangan sebesar
10 persen akan mengurangi cahaya output sebesar
31 persen sementara kenaikan 10 persen tegangan
akan mempersingkat usia pakai lampu sebanyak 72
persen.

(b) Fokus dan Elevasi Beam. Pastikan bahwa beacon


beam cukup sempit, yang dapat ditentukan dan
diproyeksikan secara horizontal dengan baik
Periksa apakah pengaturan ketinggian tidak
meleset. Pengaturan sudut elevasi beacon menurut
Direktur Jenderal Perhubungan Udara adalah 3 V2
derajat. Elevasi beam lampu biasanya dapat
disesuaikan dengan menurunkan posisi mounting
lampu untuk mengangkat beam atau meninggikan
posisi lampu untuk menurunkan posisi beam.
84
(c) Pelumasan. Beacon dengan fitting yang dilumuri
gemuk pada poros utama vertikalnya harus dilumasi
dua kali dalam setahun dalam rentang operasi
normal atau seperti instruksi dari produsen. Motor
yang dilengkapi dengan wadah oli maka harus
dilumasi pada saat yang sama dengan
menggunakan minyak SAE 20. Apabila tidak
terdapat wadah maka bantalan motor harus disegel
dan tidak memerlukan pelumasan. Ring gigi harus
dilumasi dengan gemuk dalam jumlah kecil minyak
atau lakukan berdasarkan rekomendasi produsen.
Perhatian: Menggunakan gemuk dalam jumlah yang
berlebihan akan melonggarkan kontak slip ring dan
menyebabkan kontak yang sedikit dan arcing. '
(d) Rantai penggerak/Drive Belt (jika dilengkapi).
Periksa kondisi dan ketegangan dari drive belt dan
sesuaikan atau ganti apabila diperlukan.
(e) Sistem Proteksi Petir. Periksa koneksi lightning rod
apakah dalam kondisi terpasang kuat dan periksa
kondisi down conductor dari korosi atau kerusakan.
Periksa dan rekam tahanan tanah. Bandingkan
hasil pembaca dengan hasil pemeriksaan tahanan
tanah sebelumnya. Pembacaan harus kurang dari
nilai nominal 25 ohm. Apabila pembacaan melebihi
25 ohm, segera lakukan tindakan perbaikan
grounding.
5.6.2.4 Pemeriksaan Tahunan.
(a) Base Level. Periksa level beacon dari empat arah.
Lakukan koreksi seperlunya.
(b) Gear. Bersihkan gemuk lama dari gear. Ketika
menambahkan gemuk baru, perhatikan peringatan
di atas.
(c) Pengkabelan. Periksa semua kabel, sambungan
listrik dan relay dari lecet, patah dan koneksi yang
longgar. Periksa lugs terminal untuk sambungan
listrik yang kuat. Periksa koneksi yang longgar.
Ganti bracket yang rusak.
(d) Weatherproofing dan gasket. Periksa kondisi kedap-
cuaca dan gasket. Ganti gasket ketika retak atau
kondisinya memburuk. Sebelum menginstal gasket
baru, membersihkan saluran dan dudukan secara
menyeluruh. Apabila diperlukan untuk
mengamankan gasket dengan semen karet, tutupi
gasket dan dudukan dengan semen yang sesuai dan
diijinkan sampai kering sebelum gasket diposisikan.

85
E
M
M p T
I A A
N T H
PROSEDUR PEMELIHARAAN G B U
G U N
U L A
A A N
N N

A
1. Periksa operasi beacon operation dan color X
sequence yang sesuai.
2. Hitung putaran beacon. X
3. Periksa telltale indicator lamp untuk status X
lampu cadangan.
4. Periksa operasi lampu pengganti. X
5. Periksa slip rings dan sikat. X
6. Uji kopling torque.
X
7. Periksa penahan lensa. X
8. Periksa telltale indicator lamp. X
9. Periksa operasi dari relay. X
10. Bersihkan dan poles glassware. X
11. Periksa dan catat tegangan input. X
12. Periksa fokus lampu focus dan elevasi beam. X
13. Lumasi shaft utama, motor, ring gear, dan X
padlocks.
14. Periksa operasi dari electrical switches dan X
contacts.

15. Periksa lightning arresters dan grounding X


system.
16. Periksa power meter.
X
17. Periksa level base.
X
18. Bersihkan dan beri gemuk ulang pada gear. X
19. Periksa pengkabelan, lugs, dan konduit. X
20. Periksa weatherproofing dan gasket. X

Tabel 5-8. Jadwal Pemeliharaan Preventif untuk Rotating Beacons


5.7 WIND CONE

5.7.1 Inspeksi Pemeliharaan Preventif.


5.7.1.1 Pemeriksaan Harian
(a) Secara visual lakukan pemeriksaan untuk
memastikan semua lampu menyala dengan baik
setiap malam. Jika lampu menyala redup, mungkin
tegangan terlalu rendah. Jika lampu terlalu sering
terbakar, mungkin tegangan terlalu tinggi. Tegangan
86
harus berada 120 volt ±5persen volt AC atau yang
didefinisikan sesuai spesifikasi produsen. Banyak
dan wind cone tambahan dialiri arus dari rangkaian
runway edge lights melalui adaptor listrik, tegangan
yang disuplai ke lampu dan brightness lampu bisa
sedikit berbeda dengan perubahan intensitas
runway light.
(b) Apabila menggunakan fotosel, tutup dan verifikasi
bahwa lampu menyala.
5.7.1.2 Pemeriksaan Bulanan
(a) Periksa cone untuk melihat apakah dapat berayun
bebas sejauh 360 derajat.
(b) Periksa kondisi kain wind cone. Kain dari kerucut
harus diperiksa dengan hati-hati dari jarak dekat.
Kain harus diganti bila lusuh, koyak, kotor, maupun
pudar warnanya.
(c) Lakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa
pergerakan wind cone tidak terhalang oleh tanaman.
5.7.1.3 Pemeriksaan Dua Bulanan
(a) Semua lampu dapat diganti setelah nyalanya hanya
tinggal 80 persen dari nyala lampu yang masih baru
dan sebaiknya setelah 90 persen dari nyala lampu
baru. Namun, apabila pemeriksaan operasional
harian sedang dilakukan, mungkin hal berikut tidak
diperlukan akan tetapi dianjurkan untuk mengganti
semua lampu pada waktu yang sama untuk
mencegah penggantian berulang.
(b) Bohlam harus dibersihkan pada saat mengganti
lampu.
5.7.1.4 Pemeriksaan enam bulanan.
(a) Periksa bantalan untuk melihat apakah dibutuhkan
pelumas. Berikan gemuk ringan yang cukup. Di
daerah yang terekspos debu ekstrim, bersihkan
bantalan dan bungkus kembali dengan gemuk
nngan. Dalam cuaca dingin, gemuk akan menjadi
sangat kental dan gerakan wind cone akan menjadi
lamban Dalam cuaca seperti itu, mungkin
diperlukan untuk membersihkan bantalan atau
gemuk dan minyaki lagi dengan gemuk ringan.
(b) Lakukan pembacaan insulasi pada underground
feeder apabila dijalin dari sumber paralel dan catat
hasilnya. Bandingkan hasil pembacaan yang
sebelumnya untuk mencari apakah terdapat tanda-
tanda kerusakan pada isolasi. Apabila dialiri arus
dan adaptor daya yang terhubung ke sirkuit lighting
87
sen sen, periksa tegangan pada setiap output
rangkaian seri untuk memastikan adaptor daya
masih berfungsi sesuai dengan parameter yang
dikeluarkan oleh produsen.
5.7.1.6 Pemeriksaan Tahunan.
(a) Periksa dasar perakitan mengamankan baut untuk
sesak. Kencangkan sesuai kebutuhan.
(b) Periksa kabel di daerah yang berengsel atau periksa
koneksi slip ring apabila internal dinyalakan
Apabila kendor, longgar, atau bergesekan, perbaiki
atau ganti.
(c) Periksa grounding system untuk sambungan
longgar.
(d) Uji tahanan dari sistem grounding. Harus terukur 25
ohm ke tanah atau kurang.
(e) Periksa kondisi cat struktur wind cone. Touch up
atau cat ulang sesuai kebutuhan.

D S T T
U E A A
A M H K
M B E U T
I B U S N E
PROSEDUR PEMELIHARAAN A N U L TAR
R G L A E N J
I G A N R A
A [J N A D
N i\ A N W
]Y N A A
L
i • Periksa operasi lampu v""
2. Periksa operasi fotosel x
3. Periksa kebebasan gerak frame wind cone x
4. Periksa kondisi kain wind cone. X
*v

5. Periksa usia lampu untuk penjadwalan x


penggantian lampu
6. Bersihkan glassware. X
7. Periksa cat pada segmented circle. x
8. Bersihkan bearing dan beri gemuk lagi
s\.

x
9. Lakukan pengukuran pada tahanan insulasi. x
10. Periksa mounting baut.
X
11. Periksa pengkabelan di engsel2nya. X
12. Periksa tahanan grounding system. x
13. Periksa cat pada struktur wind cone. X
14. Bersihkan tumbuhan dan periksa kondisi X
pondasinya.

Tabel 5-9. Jadwal Pemeliharaan Preventif untuk Lighted Wind Cones.

88
5.8 PRECISION APPROACH PATH INDICATOR (PAPI) SYSTEM
5.8.1 Prosedur Inspeksi Pemeliharaan Preventif.
Tata letak tipikal PAPI system ditunjukkan pada Gambar 5.3.
5.8.1.1 Pemeriksaan Harian.
Konfirmasi semua lampu lampu menyala dan pada
tingkat brightness yang sama. Lampu cadangan yang
memadai harus tersedia untuk memungkinkan
penggantian secara menyeluruh semua lampu dalam
sistem. Cadangkan sekering bypass, apabila digunakan,
juga harus disediakan. Lampu harus segera diganti
apabila terbakar atau menjadi gelap. Apabila PAPI
menggunakan sekering bypass, jangan pernah mengganti
lampu sampai sekering asosiasi tersebut diperiksa.
5.8.1.2 Pemeriksaan Bulanan.
1. Periksa operasi dari kontrol-kontrol. Periksa kontrol
brightness photocell dan runway light circuit interlock
(apabila digunakan), radio kontrol (apabila digunakan),
dan/atau switch remote control.
2. Periksa kerusakan yang diakibatkan oleh mower, alat
pembajak salju, dll
3. Bersihkan lampu dan filter.
4. Secara visual periksa bagian mekanik untuk
kebersihan, kabel atau koneksi yang terbakar atau,
isolator yang retak, lampu atau filter, dll
5. Periksa apakah penangkal petir dan/atau surge
suppressor hangus atau menunjukkan tanda-tanda
lain habis terbakar, dan ganti seperlunya. Lakukan
pemeriksaan setelah electrical storms.
6. Periksa kotak lampu dan unit adaptor dari kerusakan
atau kotoran akibat terbawa air, tikus, tawon, sarang
burung, jaring laba-laba, dll, dan bersihkan atau
perbaiki sesuai kebutuhan.
7. Periksa lubang atau tanda-tanda lain dari aktivitas
tikus di sekitar kabel; gambil langkah-langkah untuk
mencegah kehadiran tikus untuk meminimalkan
kemungkinan kerusakan kabel.
8. Jika unit adaptor digunakan, baca dan catat output
arus dan tegangan masukan ke unit adaptor.
9. Periksa alignment horizontal dan lateral kotak cahaya,
dan periksa keselarasannya (sudut vertikal) sesuai
dengan instrumen PAPI. Catat pengaturan sudut dan
tanggal dalam log pemeliharaan. Sangat penting,
untuk memeriksa pengarah setiap kali tanah

89
membeku atau mencair atau memiliki perubahan
kadar air (terutama tanah liat).
10. Periksa levelling dan operasi dari tilt switch - iika
diterapkan. J
5.8.1.3 Pemeriksaan Tiga Bulanan
Periksa apakah terdapat obstacle di daerah approach
baik yang berupa pohon tumbuh, tower-tower baru, pole
lines atau obstacle lainnya. Obstacle free untuk pesawat
berjarak 4 mil panjang dan perpanjangan dari masing-
masmg sisi runway sebesar 10 derajat dari tengah
landasan. &

5.8.1.4 Pemeriksaan Enam Bulanan


1. Periksa tahanan isolasi kabel bawah tanah dan catat
hasilnya.
2. Periksa tahanan grounding system dan catat hasil.
•♦•

A. TOO LOW cc*»


cco»
B. SLIGHTLY LOW
• RED vCCCQ

O WHITE C. CORRECT
APPROACH D. SLIGHTLY HIGH
ANGLE E. TOO HIGH

PAPI PATTERNS AS SEEN FROM THE APPROACH ZONE

15M +3M
9M + 0.6M -0M

<3» (-*<2F)
PAPI WING BAR N-
B B B B
A B C D ~*~

L =DISTANCE OF PAPI WING BAR FROM RUNWAY


THRESHOLD
285M (950FT) FOR IDEAL 3 DEGREE APPROACH
SLOPE ANGLE (954 FEET GIVES A 50FOOT
EYE-TO-THRESHOLD HEIGHT- 19/1 RATIO)
PAPI LIGHT SOURCE UNIT

Gambar 5-3. PAPI Configuration.

90
H M E S T
A I M E A
R N P M K
I G A E
PROSEDUR PEMELIHARAAN A G T S T
N U B T E
A U E R
N L R J
A A
N D
A W
N A
1.
Periksa apakah lampu beroperasi
2.
Periksa operasi dari kontrol-kontrol X
3.
Periksa adanya kerusakan yang diakibatkan X
oleh service vehicles atau pesawatCheck.
4. Bersihkan lampu dan filter.
X
5.
Periksa apakah ada kerusakan pada X
mechanical parts.
6. Periksa penangkal petir.
X
7. Periksa apakah ada kerusakan akibat air X
atau sarang serangga.
8.
Periksa apakah ada tikus dan hewan X
pengerat lainnya.
9.
Catat arus output dan tegangan input X
adaptor (apabila digunakan).
10. Periksa alignment dan aiming kotak-kotak X
lampu.
11. Periksa leveling dan operasi dari tilt switch. X
12. Periksa secara menyeluruh adanya obstacle X
pada area approach.
13. Periksa tahanan isolasi kabel bawah tanah. X
14. Periksa tahanan grounding system. X

Tabel 5-10. Jadwal Pemeliharaan Preventif PAPI (Precision Approach


Path Indicator)

5.8.2. Prosedur Pemeliharaan


5.7.2.1 Penyesuaian Vertikal Aiming
Penyesuaian ini dilakukan dengan menggunakan alat
klinometer. Klinometer biasanya disertakan dalam PAPI
atau mungkin dibeli dari produsen PAPI. Tangani
instrumen presisi dengan seksama. Pastikan perangkat
aiming adalah yang disertakan dengan unit lampu PAPI
1. Periksa buku manual produsen (disertakan bersama
unit) untuk prosedur yang digunakan dalam
memenksa setiap unit PAPI untuk sudut aiming yang

91
tepat. Ikuti prosedur yang dianjurkan untuk
menggunakan perangkat leveling dari produsen.
2. Berdirilah di depan unit PAPI (sekitar 50 meter
jauhnya) dan periksa apakah perubahan warna
lampu secara simultan di sepanjang lebar setiap unit
Jika tidak, horizontal levelling tidak dilakukan dengan
benar, filter merah keluar dari posisinya, atau kotak
yang melengkung.
3. Periksa tilt switch pada semua unit (apabila
disediakan) dengan menempatkan small level di atas
permukaan yang ditandai dari tilt switch dan atur tilt
switch apabila diperlukan. Jika tilt switch tidak
menyala ketika berada di levelnya maka tilt switch
harus diganti. Saklar utama mungkin harus dibuat
menjadi toggle-off dan reset sirkuit tilt switch. Untuk
toleransi, lihat manual instalasi dari produsen.
5.8.2.2 Periksa Arus Output Unit Adapter.
1. Dengan sistem dalam kondisi menyala, sesuaikan
arus siang hari pada skala 6,4-6,6 ampere.
2. Tutup fotosel dengan sarung tangan yang berat atau
bahan gelap lainnya, tunggu waktu tunda untuk
pembebasan energi, dan baca arusnya. Apabila
sistem memiliki night adjusment, atur arus pada 4,8-
5,0 ampere.
3. Lepaskan penutup dari photocell. Lampu harus
diubah kembali ke brightness siang hari setelah
ditunggu beberapa saat (15 detik sampai 1menit).
5.9 VISUAL APPROACH SLOPE INDICATOR (VASI).
Beberapa bandar udara yang menggunakan vasi, saat ini menggantinya
dengan PAPI. Prosedur pada Tabel 5-10 dapat diterapkan, untuk
sebagian besar bagian, dan juga untuk VASI. Periksa petunjuk
pemeliharaan pabrik untuk prosedur unik yang berlaku pada sistem
yang telah terinstal karena sebagian besar peralatan sudah tua dan
suku cadang sudah tidak tersedia.

5.9.1 Prosedur Inspeksi Pemeliharaan Preventif.


Untuk melakukan PMI yang tertulis dalam Tabel 5-11, lanjutkan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
5.9.1.1 Pemeriksaan Harian
Periksa apakah terdapat lampu yang terbakar dan
memiliki brightness yang sama. Lampu cadangan yang
memadai harus tersedia untuk mengizinkan penggantian
secara menyeluruh semua lampu dalam sistem. Sekering
bypass (belalang) cadangan, apabila digunakan, juga
92
harus disimpan atau distok. Lampu harus segera diganti
apabila terbakar atau menjadi gelap. Jika VASI
menggunakan sekering bypass, jangan pernah mengganti
ampu hingga dipastikan bahwa sekering asosiasi
tersebut telah diperiksa.
5.9.1.2 Pemeriksaan Bulanan
1. Periksa operasi dari kontrol-kontrol. Periksa kontrol
brightness fotosel dan runway light circuit interlock
(apabila digunakan), radio kontrol (apabila
digunakan), dan/atau switch remote control
2. Periksa kemungkinan adanya kerusakan akibat
mesm pemotong, snowplows, dll
3. Bersihkan lampu dan filter.
4. Secara visual periksa bagian mekanik untuk
kebersihannya, kabel atau sambungan yang terbakar
isolator yang retak, lampu atau filter, dll
5. Periksa apakah penangkal petir dan/atau surge
supressors hangus atau menunjukkan tanda-tanda
kemungkinan ada yang terbakar lainnya dan ganti
seperlunya. Lakukan pemeriksaan juga setelah
terjadinya badai listrik.
6. Periksa apakah terdapat kerusakan atau kotoran-
kotoran yang terbawa air, tikus, tawon, sarang
burung, jaring laba-laba, dll, dalam kotak lampu dan
unit adaptor serta lakukan pembersihan atau
perbaikan yang diperlukan.
7. Periksa lubang atau tanda-tanda lain adanya
aktivitas tikus di sekitar kabel; ambil langkah-
langkah untuk mencegah kehadirannya untuk
meminimalkan kemungkinan kerusakan kabel
8. Jika unit adaptor digunakan, baca dan catat arus
output dan tegangan input ke unit adaptor
9. Periksa alignment horizontal dan lateral kotak
cahaya, dan periksa juga (sudut vertikal) yang dengan
VASI aiming bar. Catat pengaturan sudut dan tanggal
dalam log pemeliharaan. Sangat penting untuk
memeriksa pengarah setiap kali tanah membeku atau
mencair atau memiliki perubahan kadar air (terutama
tanah liat).
10. Periksa levelling dan operasi tilt switch (digunakan
dalam instalasi vasi-2 dan beberapa vasi-4).
5.9.1.3 Pemeriksaan Tiga Bulanan.
Periksa apakah terdapat obstacle di approach area dari
pohon tumbuh, menara baru, pole lines, atau hambatan
lainnya. Pesawat bebas obstacle dimulai dari bar lampu
VASI yang pertama dan diperpanjang melalui approach
93
LAMPIRAN A. STANDAR DAN TOLERANSI

A.O TUJUAN.

Lampiran ini berisi standar dan toleransi untuk peralatan yang terkait
dengan visual aid dan sistemnya sebagaimana tercantum dalam tabel
berikut:
Tabel Peralatan atau Sistem
1. Beacon
2. Medium Intensity Approach Lighting System (MALS, MALSF,
MALSR)
3.
Omnidirectional Approach Lighting System (ODALS)
4. Lead-in Light
5. Runway End Identifier Lights(REIL)
6. Visual Approach Slope Indicator (VASI)
7. Precision Approach Path Indicator (PAPI)
8. Runway dan Taxiway Lighting Systems
9. Perangkat Fotoelektrik
10. Standby engine generator

Toleransi / Toleransi /
Parameter Standar Limit: Limit:
Initial Operating
l.Kecepatan
Rotasi
a. 10-inci 6 rpm Sama dengan ±1 rpm
standar
12 rpm Sama dengan ±1 rpm
standar
b. 36-inci 6 rpm Sama dengan ±1 rpm
standar
2. Input voltage Sama dengan ±3 persen ±5 persen
tegangan lampu
3. Vertical Didirikan secara ± Va derajat dari Sesuai initial
aiming lokal antara 2-10 sudut yang
derajat ditetapkan

143
area dengan sudut satu derajat lebih rendah dari bar
vasi pertama. Pesawat bebas obstacle berjarak 4 mil
panjang dan melebar sebesar 10 derajat di kedua sisi
dari garis tengah landasan.
5.9.1.4 Pemeriksaan Enam Bulanan
1. Periksa tahanan isolasi kabel bawah tanah dan catat
hasilnya.
2. Periksa tahanan grounding system dan catat
hasilnya.

5.9.2. Prosedur Pemeliharaan

5.9.2.1 Pengaturan Vertical Aiming.


Normalnya hal ini dilakukan dengan aiming bar, bar
kalibrasi, dan small level. Tangani instrumen presisi ini
dengan seksama. Pastikan aiming bar adalah yang
disertakan dengan unit lampu VASI. Langkah-langkah
berikut harus diikuti setiap kali pemeriksaan VASI
dilakukan.
1. Tempatkan bar kalibrasi pada permukaan rigid pada
level yang rata, seperti lantai beton atau meja atau
counter yang diletakkan di lantai beton. Kebanyakan
lantai kayu akan bias dengan tambahan berat satu
orang dan membuat tidak mungkin untuk
menghasilkan akurasi bar kalibrasi.
2. Atur small level pada bar kalibrasi dan atur levelnya
dengan mengatur kaki-kaki, baik pada arah linier
dan arah sebaliknya.
3. Putar sedikit sebesar 180 derajat untuk memastikan
gelembung air tepat berada di tengah. Apabila tidak
diperiksa ketika berbalik arah, atur sedikit sehingga
gelembung akan tetap terpusat ketika pengatur
berbalik.
4. Tempatkan aiming bar pada bar kalibrasi dan
periksa apakah levelnya tetap terpusat di 0°, 3°, dan
posisi 6°dan lakukan pengaturan. Sesuaikan spirit
level apabila diperlukan dengan memusatkan
gelembung airnya. Apabila gelembung tersebut tidak
dapat dipusatkan pada masing-masing dari tiga
sudut tersebut di atas, aiming bar harus diganti.
5. Simpan instrumen di dalam tas untuk melakukan
pemeriksaan kotak vasi.
6. Atur small level di bagian tengah bawah aparatur
(slot cahaya) di bagian depan kotak dan atur tingkat
kotak dengan arah sebaliknya dan sesuaikan dengan
mengatur dua (mounting) sekrup.

94
7. Atur sudut yang tepat pada aiming bar (biasanya 2
Va derajat untuk bar lampu no 1, yang paling dekat
dengan runway end, dan 3 derajat untuk bar lampu
no 2) dan masukkan melalui aparatur sehingga
akhir dari aiming bar bertumpu pada bar transisi.
8. Dengan aiming bar sejajar dengan lampu sebelah
kiri, sesuaikan sekrup penyetel sebelah kiri
belakang. Pindahkan aiming bar ke sisi kanan kotak
dan sesuaikan sekrup belakang kanan. Ulangi untuk
sisi kiri dan kanan sampai gelembung air terpusat
pada posisi masing-masing.
9. Periksa kembali transverse levelling, dan periksa
kembali longitudinal leveling dengan aiming bar di
tengah kotak lampu.
10. Berdirilah di depan kotak vasi (sekitar 50 meter) dan
periksa apakah perubahan warna cahaya secara
simultan di seluruh lebar unit. Apabila tidak,
leveling tidak dilakukan dengan benar, kotak
tersebut melengkung, atau bar transisi tidak di
tempat yang tepat.
11. Periksa tilt switch pada semua sistem VASI-2 dan
sistem VASI-4 vasi (apabila disediakan) dengan
mengatur level kecil tilt switch di atas permukaan
yang ditandai dan sesuaikan tilt switch apabila
diperlukan. Apabila tilt switch tidak menyala atau
tidak dialiri arus ketika terletak pada levelnya, tilt
switch harus diganti. Saklar utama mungkin harus
dimatikan, dan nyalakan kembali, untuk mereset
sirkuit tilt switch.

5.9.2.2 Periksa Arus Output Unit Adapter.


1. Dengan sistem menyala, atur arus siang hari pada
skala 6,4-6,6 ampere.
2. Tutup fotosel dengan sarung tangan berat atau
bahan gelap lainnya, tunggu beberapa saat sampai
power tidak ada lagi, dan lakukan pembacaan arus.
Apabila VASI memiliki night adjusment, atur arus
pada skala 4,8-5,0 ampere.
3. Lepaskan tutup fotosel. Lampu harus diubah
kembali ke tingkat kecerahan siang hari setelah
ditunggu beberapa saat (15 detik sampai 1 menit).

95
H B E s
A U M E
R L p M
I A A E
A N T S
PROSEDUR PEMELIHARAAN N A B T
N U E
L R
A
N
A
N

1. Periksa operasi lampu X


2. Periksa operasi kontrol-kontrol X
3. Periksa apakah terdapat kerusakan akibat X
kendaraan maupun pesawat
4. Bersihkan lampu dan filter X
5. Periksa apakah terdapat kerusakan pada X
mechanical part
6. Periksa lightning arrester X
7. Periksa apakah tedapat kerusakan akibat air X
atau sarang serangga
8. Periksa adanya kemungkinan hadirnya tikus X
maupun hewan pengerat lainnya
9. Catat arus output current dan tegangan input X
dari adaptor (apabila digunakan)
10. Periksa alignment dan aiming kotak-kotak lampu X
11. Periksa leveling dan operasi tilt switch X
12. Periksa secara menyeluruh apakah terdapat X
obstacle di approach area
13. Periksa tahanan isolasi kabel bawah tanah X
14. Periksa tahanan grounding systems X

Tabel 5-11. Jadwal Pemeliharaan Preventif untuk VASI (Visual


Approach Slope Indicator)

5.10 RUNWAY END IDENTIFIER LIGHTS (REILs).


5.10.1 Prosedur Inspeksi Pemeliharaan Preventif.
Tata letak tipikal sistem REIL ditunjukkan dalam Gambar 5-4.
Untuk melakukan PMI yang tertulis dalam Tabel 5-12,
dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut:
5.10.1.1 Pemeriksaan Harian
Periksa apakah lampu beroperasi dan berkedip dalam
urutan yang tepat.

5.10.1.2 Pemeriksaan Dua Bulanan.


1. Periksa kontrol-kontrol untuk pengoperasian yang
sesuai. Amati operasi pada setiap tingkat intensitas.

96
2. Periksa kebersihan permukaan optik, baik interior
maupun eksterior.
3. Periksa apakah terdapat kerusakan atau lampu-
lampu yang tidak sejajar.
4. Periksa perangkat interlock pada pintu dari masing-
masing lemari. Verifikasi bahwa sistem akan
shutdown setiap pintu dibuka.
5. Periksa adanya tanaman atau halangan lain di sekitar
lampu.
5.10.1.3 Pemeriksaan Enam Bulanan.
1. Periksa bagian dalam panel kontrol dan lemari flasher
untuk kebersihan dan kelembaban.
2. Periksa kontak listrik dan koneksinya terpasang
dengan kuat.
3. Periksa dan sesuaikan alignment dan elevasi unit
lampu. Untuk unit omnidirectional, periksahanya
elevasinya saja. Untuk REIL unidirectional, periksa
alignment dan elevasinya dengan menggunakan alat-
alat berikut:
(a) segitiga kayu yang dibuat dari plywood dipotong
dengan sudut 15 derajat, 80 derajat, dan 85
derajat.
(b) Empat inchi line level.
4. Prosedur untuk menyesuaikan REIL unidirectional
adalah sebagai berikut:
(a) Untuk memeriksa sudut kaki sebesar 15 derajat,
pegang segitiga secara horizontal terhadap wajah
dengan sudut 15 derajat menunjuk unit lampu
lain. Dengan menyelaraskan tepi luar segitiga ke
titik di unit lampu yang berlawanan, sudut
sebesar 15 derajat dapat dicapai.
(b) Untuk mencapai sudut 10 derajat vertikal aiming,
sudut 80 derajat ditempatkan pada bagian datar
dari sisi muka REIL dengan sudut 15 derajat
diarahkan ke bawah. Ketika line level
menunjukkan garis tepi atas segitiga, REIL naik
10 derajat dari horizontal (lihat Gambar 5.5).
5. Periksa baffles apabila digunakan pada REIL.
Bilamana baffle dipasang, lampu harus diarahkan
pada sudut 3 derajat vertikal dan 10 derajat ke arah
luar. Louver harus dimiringkan ke bawah sebesar 10
derajat ke arah landasan dan turun 5 derajat ke arah
approaching pesawat. Louver harus dicat hitam untuk
menurunkan cahaya yang direfleksikan.

97
5.10.1.4 Pemeriksaan Tahunan.
1. Laksanakan pemeriksaan yang seksama terhadap
semua peralatan distribusi listrik dan alat pelindung di
kutub terminal dan lampu.
2. Periksa tahanan isolasi kabel listrik.
3. Periksa tahanan tanah di kutub terminal dan masing-
masing fixture lampu.
4. Pelihara timer motor dan kontak (jika digunakan).
5. Lakukan pengecatan ulang sesuai kebutuhan.

RUNWAY
CENTERLINE

'<- 15M-22.5M- -15M-22.5M-*1


(50FT-75FT) (50FT-75FT)

RUNWAY THRESHOLD
REIL REIL

i /
•l m n i uiiii ; n i Din

AIMING
\ SEE NOTES 1 & 2 AIMING
LINE LINE
RUNWAY THRESHOLD
LIGHTS (SEE CHAPTER 5)

/ \

15
15

PARALLEL TO
r*~ PARALLEL TO RUNWAY
RUNWAY CENTERLINE
CENTERLINE

NOTES:

1. LONGITUDINAL LOCATION OF REIL FIXTURES MAY BE VARIED


FROM IN LINE WITH THRESHOLD TO 15M(50FT)DOWNWIND OF
THRESHOLD. BOTH FIXTURES WILL BE AT THE SAME DISTANCE.

2. UNIDIRECTIONAL FIXTURE IS ILLUSTRATED; FOR OMNIDIRECTIONAL


FIXTURE IGNORE HORIZONTAL AIMING.

Gambar 5-4 Letak tipikal sistem REIL

98
LINE LEVEL

BEAM AXIS
10° ABOVE
HORIZONTAL

RUNWAY
CENTERLINE

LINE
OF-
AIM
PLYWOOD
TRIANGLE

SIDE VIEW

* - • BEAM AXIS
TOED-OUT 15°
PLYWOOD
TRIANGLE

Gambar 5-5 : Penyesuaian Aligment dan elevasi REIL

99
H M B D s T T
A I U U E A A
R N L A M H K
I G A E U
A G N B S N T
PROSEDUR PEMELIHARAAN N U A U T A E
A N L E N R
N A R J
N A
A D
N W
A
1. Periksa operasi lampu. X
2. Periksa operasi kontrol-kontrol. X
3. Periksa kebersihan sistem optiknya. X
4. Periksa kerusakan mekanik atau misaligned X
parts.
5. Periksa operasi interlock. X
6. Periksa tanaman di sekitar lampu. X
7. Periksa kebersihan dan kelembaban lemari X
kabinet.
8. Periksa sambungan listrik. X
9. Periksa alignment dan elevasi unidirectional X
REIL.
Untuk omnidirectional hanya periksa
elevasinya saja.
10. Realign unidirectional REILs, sesuai X
kebutuhan.
11. Periksa baffles pada REIL (apabila X
digunakan).
12. Periksa peralatan power distribusi. X
13 Periksa tahanan isolasi kabel. X
14. Periksa tahanan grounding system. X
15. Service timer motor dan contacts (apabila X
digunakan).
16. Periksa adanya kemungkinan dibutuhkannya X
pengecatan.

Tabel 5-12. Jadwal Pemeliharaan Preventif untuk REIL (Runway End


Identifier Lights)

5.11 MEDIUM APPROACH LIGHTING SYSTEMS (MALS, MALSF,


MALSR).
5.11.1 Prosedur Inspeksi Pemeliharaan Preventif.
Tata letak tipikal sistem instalasi MALSR ditunjukkan dalam
Gambar 5-6. Untuk melakukan PMI yang tercantum dalam
Tabel 5-13, dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut:

100
5.11.1.1 Pemeriksaan Harian.

Periksa dan catat lampu yang terbakar.


5.11.1.2 Pemeriksaan Mingguan.
1. Mintalah personil tower untuk mengaktifkan
sistem dan siklus melalui setiap langkah
brightness dari panel remote control. Apabila
sistem ini dilengkapi dengan radio air to ground,
periksa setiap langkah brightness apakah
beroperasi dengan baik. Selama urutan, teknisi
pemeliharaan harus dalam posisi mengamati
sistem operasi.
2. Ganti lampu yang terbakar sesuai kebutuhan
untuk memenuhi kriteria dalam Lampiran A,
Tabel 2.
3. Periksa permukaan optik luar semua lampu.
Bersihkan seperlunya.

LEGEND:

° STEADY-BURNING
UNIDIRECTIONAL
WHITE LIGHT
120V120WPAR-38, 300 M ± 6 M
TYPE 120PAR/SP (1000 FT ±20
20 FT)
F
ENERGY SAVER, OR 1000 FT BAR
120V150WPAR-38,
TYPE150PAR/SP
cccoo- 1
420M±6M
H RAILSFL, (1400FT±20ft)
3 M(10 FT) I
FAATYPEL-849,
STYLE E OR
CCOCO- I
FAA-E-2628 CENTERLINE
• 720 M ± 6 M
BARRETTE
(2400 FT ± 20 FT)
12 LIGHT STATIONS
@ 60M ± 6M •
(200 FT ± 20 FT)
SPACING m- - RAIL SFL LIGHT
I

Gambar 5-6. MALSR Configuration

101
H M B D s T T
A I U U E A A
R N L A M H K
I G A E U
A G N B S N T
PROSEDUR PEMELIHARAAN N U A U T A E
A N L E N R
N A R J
N A
A D
N W
A

1 Periksa lampu-lampu yang terbakar. X


2. Periksa operasi sistem. X
3. Ganti lampu-lampu yang terbakar. X
4. Periksa kebersihan lampu in pavement. X
5. Catat input dan output tegangan kabinet X
kontrol.
6. Bersihkan setiap tanaman yang menghalangi X
lampu.
7. Periksa sudut elevasi lampu. X
8. Periksa struktur-struktur untuk integritas. X
9. Periksa approach area dengan kemingkinan X
adanya obstructions baru.
10. Periksa kontrol fotoelektrik (apabila X
digunakan).
11. Periksa peralatan distribusi listrik. X
12. Periksa tahanan isolasi kabel. X
13. Periksa penahan sekering, breakers, and X
contacts.

Tabel 5-13. Jadwal Pemeliharaan Preventif untuk MALSR (Medi\ j.m


Intensity Approach Light System dengan Runway Alignment
Lights)

5.11.1.3 Pemeriksaan Bulanan.


1. Periksa tegangan input dan output kabinet kontrol
dan bandingkan dengan hasil pembacaan
sebelumnya untuk memastikan tingkat kerusakan
sistem.
2. Bersihkan vegetasi atau obstruction di sekitar lampu
untuk memastikan visibilitas memadai. Bahan kimia
yang telah mendaptkan pengesahan dapat
digunakan untuk membantu mengendalikan
pertumbuhan tanaman di sekitar lampu.
5.11.1.4 Pemeriksaan Semester
1. Periksa fixture lampu untuk alignment. Pengaturan
sudut elevasi lampu berbeda di setiap light bar
station. Sudut ini harus secara permanen

102
diterapkan di setiap stasiun untuk memudahkan
pemeliharaan.
2. Periksa struktur secara hati-hati untuk
kemungkinan adanya korosi yang tersembunyi.
Perhatian khusus harus diberikan untuk setiap
kayu ke kayu, kayu ke baja, kayu ke bumi, dan baja
ke kontak tanah.
3. Periksa approach area untuk kemungkinan adanya
struktur baru atau untuk pertumbuhan vegetasi
yang mungkin melanggar kriteria approach
clearance. Pandangan garis lurus yang jelas
diperlukan dari setiap titik pada pesawat 1 / 2
derajat di perpanjangan glide slope 250 kaki (75 m)
dari setiap sisi dari centerline untuk jarak sampai
dengan 1.600 kaki (500 m) di depan lampu terluar
dari sistem. Jika obyek membatasi pandangan
lampu dan tidak dapat dipindahkan, laporkan
permasalahan ini kepada pihak yang berwenang di
bandara.
4. Apabila digunakan, periksa dan sesuaikan kontrol
fotolistrik. Gunakan fotometer untuk memverifikasi
kontrol fotolistrik yang disesuaikan untuk
menghidupkan lampu pada pada tingkat intensitas
cahaya langit Utara 35 footcandles dan mematikan
di 58 footcandles. Apabila unit telah disesuaikan
dengan benar, sistem akan beroperasi pada posisi
high brightness di hari relatif cerah dari sekitar 1/2
jam sebelum matahari terbenam hingga 1/2 jam
setelah matahari terbit. Periksa juga orientasi dari
sel fotolistrik. Sel harus diorientasikan dengan
mengarahkan pada langit Utara atau sedikit di atas
cakrawala utara. Apabila penyesuaian diperlukan,
lihat buku petunjuk produsen yang berlaku untuk
prosedur penyesuaian secara rinci.
5.11.1.5 Pemeriksaan Tahunan
1. Periksa pole-top-mounted atau termination switch.
2. Periksa semua main power dan tahanan isolasi
kabel kontrol. Catat hasilnya pada form tahanan
isolasi. Bandingkan hasil pengukuran dengan
pembacaan sebelumnya untuk menentukan apakah
terdapat kabel dalam kondisi kurang baik.
3. Periksa penahan sekering, breaker, dan kontak.
Kontak dalam kabinet kontrol harus diperiksa
dengan hati-hati. Apabila kontak sudah tidak
berfungsi dengan baik, gantilah dengan yang baru.
Jangan menyimpan atau memperbaiki kontak.

103
Perubahan warna atau beberapa kontak kekasaran
karena busur normal tidak berbahaya. Kontak
harus dibersihkan untuk menghilangkan debu.
Blown fuses harus diganti dengan ukuran dan tipe
yang benar. Jangan berasumsi bahwa sekering tua
merupakan ukuran dan jenis sekering yang tepat.
5.11.1.6 Pemeliharaan Tak Berjadwal.
Lakukan pertimbangan terhadap perubahan kelompok
38 PAR, lampu 150 watt setelah dioperasikan selama
1800 jam pada maximum brightness, catat dengan
pencatat waktu.

5.12 HAZARD BEACON DAN OBSTRUCTION LIGHTS.


5.12.1 Prosedur Inspeksi Pemeliharaan Preventif.
Untuk melakukan PMI yang tercantum dalam Tabel 5-14,
lanjutkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
5.12.2 Pemeriksaan Harian
Pastikan bahwa seluruh hazard beacon dan obstruction lights
menyala tiap malam. Ganti lampu yang terbakar.
5.12.3 Pemeriksaan Bulanan
1. Hitung jumlah kedipan (flashing) pada hazard beacon selama
2 menit penuh. Tingkat kedipan berkisar antara 20 sampai
40 per menit, sedangkan waktu beacon "OFF" harus sekitar
setengah dari waktu beacon "ON".
2. Periksa operasi fotosel maupun perangkat kontrol otomatis.
5.12.4 Pemeriksaan Enam Bulanan
Uji tahanan isolasi kabel feeder dan resistensi tanah grounding
system.

5.12.5 Pemeriksaan Tahunan.


1. Periksa kondisi kabel, isolasi, splices, switch, koneksi, dan
sekering. Periksa ukuran sekering (tidak boleh lebih dari 120
persen nilai beban). Penahan sekering harus dalam kondisi
baik dan bersih, kontak dibuat dari bahan anti-karat.
Periksa kabel untuk koneksi dan isolasi yang longgar akibat
patah atau kendor. Periksa saklar yang longgar, terbakar,
atau misaligned contacts.
2. Periksa tegangan lampu di soket lampu dan catat
tegangannya. Bandingkan hasilnya dengan pemeriksaan
sebelumnya. Apabila pembacaan tegangan berbeda lebih dari
10 persen dari nilai nominal, tentukan penyebab dan
perbaiki permasalahannya. Jika booster transformator
digunakan, periksa input dan output tegangan.
3. Periksa gasket dan segel dari kebocoran. Penambahan
weatherproofing sangat penting untuk melindungi lampu.

104
Semua gasket harus diperbaharui apabila retak atau
memburuk. Sebelum memasang gasket baru, bersihkan
saluran gasket dengan benar agar penempatan gasket dalam
posisi yang tepat. Apabila dibutuhkan lindungi gasket
dengan semen karet, lapisi gasket dan segel dengan semen
dan biarkan mengering sebelum gasket diletakkan pada
posisinya.
4. Secara visual periksalah sistem proteksi petir. Periksa semua
koneksi apakah dalam kondisi rapat dan periksa juga
kontinuitasnya. Periksa penangkal petir apakah terdapat
porselen yang retak atau pecah dan mounting bracket yang
hilang. Lakukan perbaikan sesuai yang dibutuhkan.
5. Periksa meter dari perusahaan listrik. Meter harus diperiksa
apakah berputar dalam kondisi tanpa beban. Apabila
berputar, hati-hati pada saat memeriksa groundingnya.
Apabila tidak ditemukan masalah, beritahukan kepada
perusahaan listrik untuk memperbaiki permasalahannya.
Periksa lead apakah dalam kondisi rapat dan jaga
permukaan meter tetap bersih.
6. Ketika obstruction light terpasang pada disconnect hangers
dan dilengkapi dengan lowering device, wire guide, dan
pulley, semua fitting, pendukung, dan kabel harus
dibersihkan dan dilumasi. Permukaan kontak dari electrical
disconnect harus dibersihkan.
7. Duplex obstruction lights harus dirawat seperti yang
dijelaskan di atas. Sebagai tambahan, apabila menggunakan
changeover relay, harus dibersihkan dan relay housing
gasket harus dijaga dalam kondisi baik. Ganti semua
penutup sekrup yang hilang untuk mencegah masuknya air,
kelembaban, dan debu pada relay housing. Hanya satu
lampu pada double obstruction yang akan dialiri arus ketika
transfer relay digunakan. Apabila terjadi kegagalan pada
lampu pertama, relay akan mentransfer energi listrik ke
lampu kedua atau lampu standby. Relay ini dipasang di
dasar fixture. Sebuah lampu pilot biasanya disediakan pada
lampu standby yang akan memberikan indikasi secara
remote bahwa satu lampu telah terbakar. Periksa operasi
dari remote lampu tersebut.
8. Beacon harus dibersihkan dan direkondisi tiap tahun atau
ketika sebuah lampu diganti. Ikuti prosedur di bawah ini:
(a) Bersihkan dan poles bohlam dan lensa dengan
menggunakan pembersih kaca atau amonia dan air. Lap
bohlam sebelum dipasang kembali. Bersihkan debu dan
kotoran dari alur. Sebuah sikat stensil atau kuas cat
kecil akan sangat berguna untuk melaksanakan

105
pekerjaan tersebut. Hapus semua bintik-bintik cat dan
goresan dari sepanjang tepi kaca.
(b) Dengan menggunakan sikat atau kain, bersihkan kotoran
dan debu dari fixture dan buka semua lubang drain.
Periksa kondisi soket. Carilah dasar sekrup yang
terbakar atau longgar, sambungan yang longgar, dan
usang atau rusak isolasinya.
(c) Periksa kontaktor beban apakah dalam kondisi tergesek,
terbakar, atau kontak yang tidak sejajar. Pastikan
armatur dapat bergerak dengan bebas dan ketegangan
pegas cukup untuk menarik armatur menjauhi
kumparan ketika energy listrik dilepaskan.
5.12.6 Pemeliharaan Tak Terjadwal.
Gantilah lampu ketika lampu telah dinyalakan hingga 80 persen
dan tidak lebih dari 95 persen dari usia pakai yang ditentukan.
Pastikan bahwa lampu yang benar telah dipasang. Biarkan
lampu yang baru menyala selama beberapa menit untuk
memastikan bahwa lampu tidak cacat.

H M B D S T T
A I U U E A A
R N L A M H K
I G A B E U T
A G N U S N E
PROSEDUR PEMELIHARAAN N U A L T A R
A N A E N J
N N R A
A D
N W
A
L

1. Periksa operasi lampu. X


2. Periksa kedipan hazard beacon. X
3. Periksa operasi fotosel. X
4. Periksa tahanan isolasi dan tahanan tanah. X
5. Periksa kabel dan koneksinya. X
6. Periksa tegangan pada soket lampu. X
7. Periksa weatherproofing pada fixture. X
8. Periksa sistem proteksi petir. X
9. Periksa power meter.
10. Rawat lowering device dan peralatan X
pendukung lainnya.
11. Periksa changeover relay pada dual fixture. X
12. Bersihkan dan rekondisi beacon. X
13. Pasang lampu baru setelah mencapai 80 X
persen dari usia lampu.
Tabel 5-14. Jadwal Inspeksi Pemeliharaan Prev entive un tul: F laze ird
Beacons dan Obstruction Lights

106
5.13 AIRPORT LIGHTING CONTROL AND MONITORING SYSTEM
(ALCMS).
5.13.1. Pemeliharaan
Ketika pemeliharaan kontrol berbasis komputer dan sistem
monitoring tidak termasuk dalam ruang lingkup dokumen ini,
ada beberapa persyaratan dasar tertentu dari sistem kontrol
yang dapat ditentukan, terutama pada saat instalasi.
Persyaratan ini akan membuat tugas penjagaan terhadap
sistem akan lebih mudah untuk staf pemeliharaan.
5.13.2 Pelatihan Pemeliharaan.
Ketika memasang sistem baru, perancang sistem kontrol
harus menentukan jumlah dan lamanya pelatihan yang
dibutuhkan untuk pemeliharaan listrik dan personel bandara
lainnya (yaitu Operasi). Setiap teknisi yang menangani
troubleshootings maupun pemeliharaan sistem harus
mendapatkan pelatihan yang baik. Materi pelatihan harus
ditinjau minimal sekali per tahun. Kelas pelatihan untuk
untuk personil pemeliharaan harus dibatasi maksimum 4-6
orang per kelas dalam rangka untuk memastikan pelatihan
dapat dilaksanakan dengan baik. Kunci keberhasilan
pelatihan adalah ketersediaan manual tertulis yang
komprehensif dari pabrikan yang akan mengasumsikan bahwa
personel pemeliharaan tidak hanya mengandalkan
pengetahuan prosedur perawatan sehari-hari. Saat ini, sistem
kontrol sudah menerapkan maintenance-free dan teknisi
pemeliharaan tidak perlu untuk menggunakan keahliannya
setiap hari. Manual pemeliharaan dan pelatihan harus,
minimal, termasuk mata pelajaran berikut.
a. Diagram blok sistem - Teori Operasi
b. Paket gambar sistem - Sistem Perakitan dan diagram
pengkabelan
c. Operasi layar sentuh
d. Pemeliharaan untuk antarmuka HMI
e. Pemeliharaan sistem secara keseluruhan
f. Penanganan troubleshooting
g. Prosedur dalam mentransfer kontrol dari Air Traffic
Controller (ATC) kepada personil pemeliharaan dan
dikembalikan lagi ke ATC.
h. Sistem kontrol power-up dan power-down
i. Skenario terjadinya gangguan dan penanganan gangguan
j. Kemampuan sistem pelaporan
k. Kontrol dan kemampuan pemantauan
5.13.3 Dukungan Teknis.
Sangat penting bagi personil pemeliharaan bandara memiliki
dukungan teknis yang memadai dari produsen sistem.

107
Dukungan ini bukan hanya diperlukan selama masa garansi
tetapi untuk masa-masa yang akan datang. Langkah ini
dilakukan demi kepentingan bandar udara agar selalu
memiliki dukungan teknis. Dukungan ini harus mencakup
hal-hal sebagai berikut:
a. Bantuan teknis melalui telepon
b. Dukungan teknis melalui sambungan telepon yang
tersedia 7 hari dalam seminggu, 24 jam sehari, 365 hari
dalam setahun
c. Layanan teknis on-site yang diperlukan
5.13.4 Manual Pemeliharaan.
Produsen ALCMS harus menyediakan salinan manual operasi
dan pemeliharaan yang diperlukan serta disampul hard cover
yang sesuai dengan sistem operasi dan pemeliharaan sehari-
hari. Manual harus mencakup operasional, teori sistem
operasi, dan graphical user interface screen operation.
5.13.5 Manual ATC.
Bandara juga harus menyediakan manual operasi produsen
ALCMS untuk Air Traffic Controller (ATC) yang disampul
dengan hard cover dan sesuai untuk operasi sistem sehari-
hari. Minimal, manual harus mencakup cara mengoperasikan
touch screen (interface mesin dan manusia) dan pemeliharaan
Touch Screen (misalnya kalibrasi).
5.13.6 Paket As-build Drawing
Bandar udara harus memiliki satu set lengkap As-build
Drawings dari produsen ALCMS. As-build Drawings harus
mencerminkan desain akhir instalasi ALCMS termasuk
diagram blok sistem (1-line drawings), System External Wiring
Diagram, assembly drawings, dan assembly wiring diagram.
5.13.7 Prosedur checksheet harus mengikuti urut-urutan
sebagaimana dijelaskan pada ayat 5.12.2 s.d. 5.12.6 tersebut
di atas.

5.14 RUNWA YSTATUS LIGHT (RWSL).


5.14.1. Pemeliharaan
Pemeliharaan rutin harus dilakukan secara berkala sejak
penjadwalan inspeksi disusun dengan benar, pengujian, dan
kalibrasi yang kesemuanya sangat penting dalam menjaga
berfungsinya RWSL agar beroperasi dengan baik. Perawatan
darurat diperlukan karena dikhawatirkan komponen-
komponen penting gagal beroperasi dan berakibat kepada
tidak beroperasinya RWSL. Kegagalan sebuah fixture atau
komponennya tidak mempengaruhi tidak beroperasinya REL

108
atau THL array. Sebagian besar lampu gagal dalam mematikan
sistem seperti yang disyaratkan di bawah ini.

5.14.2 Inspeksi Fixture.


Secara visual personil pemeliharaan bandar udara memeriksa
fixture REL dan THL selama pelaksanaan pemeriksaan rutin
dan melaporkan setiap fixture yang rusak atau tidak berfungsi.
Array REL atau THL harus dimatikan oleh personel
pemeliharaan apabila fixture utama atau dalam jumlah
maksimum fixture tidak bekerja. Personel ATC tidak memiliki
kemampuan untuk mematikan fixture atau array lampu REL
atau THL.

5.14.3 Kriteria Shutdown.

Malfungsi yang membutuhkan shutdown array lampu:


a. Suatu array REL harus dimatikan apabila hold line fixture,
runway edge fixture, atau runway centerline fixture tidak
bercahaya. Apabila dua buah lampu berdekatan mati maka
array harus dimatikan. Lihat Gambar 5.7a di bawah ini.

Gambar 5-7a REL Array - Light Fixtures tidak beroperasi (ditunjukkan


dalam konfigurasi lingkaran atau oval) Membutuhkan THL Dimatikan
b. Suatu array THL harus dimatikan apabila terdapat tiga (3)
lampu berturut-turut yang tidak menyala, longitudinal
fixtures tidak menyala. Empat (4) fixture bersebelahan
(selain fixture yang paling dekat dengan ujung landasan)

109
tidak menyala juga menjadi alasan untuk mematikan array
THL.

TAKEOFF DIRECTION

Gambar 5-7b. Fixture Lampu Tidak Beroperasi (ditunjukkan dalam


konfigurasi solid oval atau segitiga) yang membutuhkan THL untuk
dimatikan

Referensi Gambar 5-7b. Gunakan sebagai panduan untuk


mematikan array THL: bentuk oval horizontal yang
memanjang dalam gambar berlaku untuk setiap tiga lampu
seperti terlihat dalam gambar. Bentuk oval yang hampir
bundar berlaku untuk setiap empat lampu dalam array.
Konfigurasi segitiga berlaku untuk setiap empat lampu
dalam array.
Catatan: Pengecualian: Jika empat fixture berkonfigurasi
oval titik-titik maka persyaratan di atas tdk berlaku, sistem
THL dapat tetap beroperasi karena array lampu pada awal
array THL tidak akan mempengaruhi array tersisa yang
mengakibatkan array harus dimatikan.
c. Setiap kali terdapat array RWSL yang dimatikan,
informasikan pada Air Traffic Control lokasi yang
dinonaktifkan (terkait dengan runway atau taxiway) dan
durasi yang diharapkan dari outage ini. Sebagai tambahan,
NOTAM harus dikoordinasikan dengan Air Traffic.
5.14.4 Pelatihan Pemeliharaan.
Ketika memasang sistem RWSL baru, perancang sistem harus
menentukan jumlah dan durasi kelas pelatihan yang
dibutuhkan untuk personil pemeliharaan listrik dan personil
bandar udara lainnya (yaitu operasi). Semua personil yang
melaksanakan troubleshootings atau mempertahankan sistem
harus dilatih dengan baik. Materi pelatihan harus ditinjau
minimal sekali dalam setahun. Kelas pelatihan untuk personil
pemeliharaan dibatasi maksimum 4-6 orang per kelas untuk
memastikan materi pelatihan. tersampaikan dengan baik. Kunci
keberhasilan dari pelatihan adalah ketersediaan manual tertulis
dari produsen dengan asumsi bahwa personel pemeliharaan
tidak hanya mengandalkan pengetahuan sehari-hari sebagai
prosedur pemeliharaan. Manual pemeliharaan dan pelatihan
minimal harus meliputi mata pelajaran berikut.

110
a. Blok diagram sistem dan teori operasi
b. Paket menggambar sistem - sistem perakitan dan diagram
pengkabelan
c. Pemeliharaan sistem secara menyeluruh
d. Tata cara troubleshootings
e. Sistem power-up dan power-down sequences
f. Skenario kegagalan dan hal-hal harus dilakukan
g. Kemampuan sistem pelaporan
h. Kontrol dan kemampuan pemantauan
5.14.5 Manual Pemeliharaan.
Produsen RWSL harus menyediakan salinan manual operasi dan
pemeliharaan yang diberi sampul hard cover dan sesuai dengan
operasi sehari-hari serta pemeliharaan sistem. Manual harus
mencakup ikhtisar operasional, teori sistem operasi, dan setiap
graphical user interface operation dan perintah yang diperlukan
untuk pemeliharaan dan pengendalian sistem.

5.14.6 Paket As-Installed Drawing


Bandar udara harus memastikan bahwa satu set lengkap
gambar As-Installed Drawing tersedia. Gambar-gambar As-
Installed Drawing harus mencerminkan desain instalasi akhir
dari RWSL termasuk Diagram Blok Sistem (1-line gambar),
Sistem Eksternal Wiring Diagram, Assembly Drawing, dan
Assembly Wiring Diagram.

5.15 STANDBY DAN SISTEM DAYA DARURAT.


5.15.1 Catatan Pemeliharaan Engine Secara Umum.
Berikut ini adalah beberapa inspeksi dan hal lainnya mengenai
pemeliharaan umum untuk sistem emergency generator.
5.15.2 Engine dan Generator Mount.
Periksa mesin dan mounting baut generator dan kondisi
bantalan mounting setiap 1000 jam atau tahunan (mana yang
terjadi terlebih dahulu) dan kencangkan atau lakukan perbaikan
sesuai yang dibutuhkan.
5.15.3 Load Test.
Mulai dan lakukan pengujian terhadap generator set di bawah
beban tiap bulan (sesuai rekomendasi NFPA). Ketika menguji
genset, beban minimal yang dikenakan sebesar 35% dari nilai
yang ditentukan. Operasikan generator pada beban tersebut
atau beban yang lebih tinggi sampai dengan suhu pendingin
menjadi stabil. Akibat hal ini akan terjadi penguapan pada
setiap kelembaban yang telah mengembun dalam bak mesin dan
mencegah terjadinya kelembaban. Uji beban atau load test
semua generator pada beban penuh 100% selama 4 jam sekali
dalam setahun untuk menghilangkan penumpukan karbon di

111
silinder dan sebagai alat yang mampu menunjukkan adanya
potensi masalah pada unit. Apabila bandar udara tidak memiliki
load bank equipment yang sesuai untuk melakukan tes ini,
hubungi supplier peralatan generator untuk menyediakan load
testing service.
5.15.4 Sistem Pendingin.
Ganti coolant system antifreeze setiap tahun namun pendingin
sesuai dengan rekomendasi produsen supplemental inhibitor
dapat dioperasikan hingga dua tahun atau 4000 jam, mana
yang lebih dulu.
Periksa selang sistem pendingin setidaknya setiap 500-600 jam
untuk tanda-tanda kerusakan dan ganti jika perlu.
Periksa lubang pompa lubang air untuk plugging setiap 500-600
jam dan lakukan pembersihan apabila diperlukan.
Ganti bantalan pada unit hub kipas dengan bantalan baru pada
overhaul engine.
Periksa drive belt setiap hari untuk aplikasi daya primer dan
bulanan untuk aplikasi standby. Lakukan pengaturan sesuai
kebutuhan. Pada saat yang bersamaan, periksa belt apakah
terjadi split, retak, dan glazing dan ganti sesuai yang
diperlukan.
5.15.5 Turbocharger, Exhaust connections.
Setiap hari lakukan pemeriksaan secara visual terhadap
mounting, intake dan exhaust ducting, dan koneksinya apakah
terdapat kebocoran. Periksa oil inlet dan outlet apakah terjadi
kebocoran atau keterbatasan aliran minyak (oil). Periksa adanya
noise atau getaran yang tidak biasa, dan apabila berlebihan,
hentikan mesin dan jangan dioperasikan sampai penyebabnya
ditentukan.
Periksa exhaust manifold retaining nuts, exhaust flange clamp,
dan koneksi lainnya apakah terjadi kebocoran dan kencangkan,
apabila diperlukan. Setiap hari lakukan pemeriksaan isolasi
panas exhaust system, turbocharger, dan turbocharger riser
blanket apakah terdapat kerusakan. Sesegera mungkin ganti
selimut isolasi yang sobek, kusut, terlumat, terendam minyak,
atau rusak.
5.15.6 Baterai
Periksa secara visual hidrometer baterai maintenance-free
apakah sudah di charge. Apabila menggunakan baterai lead acid
atau low maintenance battery, periksa specific gravity tiap sel
setiap 150 jam. Pemeriksaan ini dapat juga dilaksanakan setiap
kali inspeksi mingguan dilaksanakan sebelum menghidupkan
generator. Lakukan pemeriksaan lebih sering pada musim panas
akibat penguapan yang lebih cepat. Pertahankan tingkat
elektrolit sesuai dengan rekomendasi produsen baterai, tapi
jangan sampai overfilling. Overfilling dapat menyebabkan kinerja

112
buruk atau kegagalan awal. Jaga sisi terminal baterai tetap
bersih. Apabila diperlukan, cuci dengan larutan baking soda dan
air. Bilas dengan air bersih. Jangan biarkan larutan soda untuk
masuk ke dalam sel. Periksa kabel, klem, dan tahan bracket
secara teratur. Bersihkan dan lapisi kembali dengan petroleum
jelly ringan apabila diperlukan. Ganti bagian yang rusak atau
terkorosi. jagalah baterai agar tetap terisi penuh. Ganti baterai
yang tidak dapat diisi ulang. Dengan memeriksa setiap sel
baterai dengan hydrometer, sebuah sel yang lemah dapat
dideteksi dan baterai diganti sebelum terjadinya kegagalan.
Secara berkala periksa sambungan baterai apakah terdapat
korosi dan kencangkan. Apabila diperlukan, lepaskan koneksi
dan wire brush corrosion dari terminal dan cable ends. Ganti
kabel yang rusak. Ganti baterai setiap dua tahun untuk
memastikan agar beroperasi dengan baik.
5.15.7 Air Cleaners.
Elemen air cleaner yang tersumbat debu akan membatasi
excessive intake dan mengurangi suplai udara ke mesin. Pada
gilirannya, hal ini dapat menyebabkan suhu operasi yang tinggi,
konsumsi bahan bakar meningkat, operasi mesin tidak efisien,
dan malfungsi engine atau kerusakan lainnya. Ganti dry tape air
cleaner elements, apabila digunakan, dengan elemen baru
setelah pengoperasian selama satu tahun. Periksa seluruh
sistem udara apakah terdapat kebocoran. Cari letak kebocoran
khususnya pada pipa udara masuk atau boots yang longgar dan
klem yang longgar atau rusak.
5.15.8 Minyak pelumas dan Filter.
Periksa level minyak setiap minggu untuk standby atau operasi
harian pada generator set daya utama, dengan mesin yang
dimatikan. Apabila diperlukan, tambahkan minyak yang cukup
untuk meningkatkan level ke tingkatan yang tepat sesuai yang
tertera pada dipstick tersebut. Semua mesin diesel dirancang
untuk menggunakan minyak, jadi penambahan minyak secara
periodik adalah hal yang normal. Filter minyak pelumas harus
diganti ketika oli mesin diganti, biasanya minimal setahun
sekali atau setiap 150 jam operasi untuk standby unit. Dalam
operasi normal, perhatikan tekanan minyak setiap kali mesin
dijalankan serta selama uji beban.
5.15.9 Fuel Lines, Flexibel Hoses.
Periksa selang sebagai bagian dari inspeksi pre-start. Periksa
selang apakah terdapat kebocoran dan periksa semua fitting,
klem, dan sambungkan dengan hati-hati. Pastikan bahwa selang
tidak bertumpu pada atau menyentuh poros, kopling,
permukaan yang panas termasuk exhaust manifold, setiap tepi
yang tajam, atau daerah berbahaya lainnya. Karena semua
mesin bergetar dan bergerak sampai batas tertentu, klem dan

113
hubungan dapat fatigue seiring dengan usia peralatan. Untuk
memberikan support tambahan, periksa pengencang sesering
mungkin dan kencangkan atau ganti sesuai kebutuhan. Periksa
kebocoran sesegera mungkin untuk menentukan apakah fitting
longgar atau retak atau apabila selang sudah pecah atau aus.
Mengambil tindakan korektif segera mungkin. Selang memiliki
usia pakai yang terbatas. Dengan pemikiran ini, lakukan
pemeriksaan secara menyeluruh semua selang setidaknya setiap
500 jam operasional dan/atau tahunan. Carilah kerusakan
cover dan/atau indikasi adanya bengkok, usang, berkerut,
rapuh, retak, atau bocor. Selang dengan penutup luar yang
usang atau dengan tulangan logam yang rusak harus dianggap
tidak layak untuk operasional lebih lanjut.
5.15.10 Catatan Pemeliharaan Generator Listrik.
Kotoran, panas, kelembaban, dan getaran adalah musuh
umum yang terdapat pada generator. Menjaga generator untuk
tetap bersih dan kering, menjaga keselarasan generator dan
penggerak utama, dan mencegah terjadinya overload akan
menghasilkan operasi yang efisien dan umur pakai yang
panjang. Lindungi generator yang berada di luar ruangan dari
unsur-unsur yang dapat mempengaruhi kinerja generator
dengan houses atau penutup yang sesuai. Kotoran dan debu
akan menghantarkan listrik antara titik yang memiliki potensi
listrik berbeda. Kelembaban akan memperparah permasalahan
tersebut. Kegagalan sistem Isolasi dapat terjadi apabila
tindakan perbaikan tidak diambil. Kondisi dari sistem isolasi
dapat diuji dengan mengukur tahanan isolasi. Akumulasi debu
dan kotoran tidak hanya berkontribusi pada kerusakan isolasi
akan tetapi juga dapat meningkatkan suhu dengan membatasi
ventilasi dan dengan menghalangi disipasi panas. Juga harus
menjadi catatan bahwa keberadaan hewan pengerat seperti
tikus di sekitar kandang generator bisa menjadi penyebab
kegagalan prematur. Tikus dapat memasuki housing generator
melalui screen yang hilang atau rusak dan menggigit kabel
sehingga mampu menyebabkan hubungan pendek dan
kegagalan.
5.15.11 Prosedur Inspeksi Pemeliharaan Preventif
5.14.11.1 Pemeriksaan Mingguan.
1. Sebelum starting engine, periksa hal-hal
sebagai berikut:
• Battery water level
• Specific gravity of battery electrolyte (periksa
semua sel baterai)
• Immersion heater operation
• Engine oil level

114
• Level minyak governor apabila dilengkapi
dengan hidrolik /governor mekanik.
• Level pendingin mesin generator.
• Level bahan bakar dalam main storage tank.
• Battery trickle-charge current
CATATAN: Apabila diperlukan untuk
menambahkan minyak, air, atau bahan bakar,
catat jumlahnya. Jangan mengoperasikan
mesin diesel tanpa beban karena akan
menghasilkan kegagalan silinder dan injectors.
2. Load-test generator selama 1 jam. Nyalakan
lampu bandara dan alat bantu visual sebelum
memulai pengujian. Beban pada generator
harus sekurang-kurangnya 35% dari beban
generator yang diperkenankan.
(A) Mulai generator dengan salah satu dari dua
metode di bawah ini. Alternatif metode
memulai generator tes viral berturut-turut.
(1) Start generator dengan menggunakan
remote control dari menara atau remote
area lainnya. Apabila tidak terdapat
remote control, gunakan kontrol di
ruang kontrol yang terletak pada
emergency transfer switch.
(2) Start mesin dengan mensimulasikan
apabila terjadi kegagalan daya. Hal ini
dapat dilakukan dengan mematikan
suplai listrik komersial yang masuk.
Prosedur ini harus digunakan hanya
setelah berkoordinasi dengan menara,
stasiun layanan penerbangan, atau
otoritas lain yang bertanggung jawab
atas kontrol lalu lintas udara.
(A) Catat waktu starting dan transfer operasi
generator
(B) Periksa operasi normal dari kontrol-kontrol.
(C) Ambil pembacaan berikut setelah generator
telah beroperasi selama 15 menit dengan
beban:
Tegangan output Tahap: 1 2 3

Arus keluaran Tahap: 1 2


3
Frekuensi output
Tekanan oli mesin
Suhu pendingin

115
(D) Periksa kisi-kisi ruang ventilasi untuk
tingkat kebebasan operasi dan manual serta
operasi otomatis kipas.
(E) Untuk metode starting (1), reset saklar
kontrol dari "run" ke "automatic." Setelah
menetapkan time delay, biasanya 15 menit,
saklar transfer harus beroperasi dan
transfer beban kembali ke listrik komersial.
Periksa waktu untuk transfer beban dan
periksa waktu untuk mematikan mesin
setelah mesin diprogram siklus "cool down",
biasanya 5 menit.
(F) Untuk metode starting (2), hidupkan
kembali listrik komersial, dan ukur delay
dari masuknya listrik komersial (PLN)
hingga transfer beban ke listrik komersial.
Kemudian ukur delay dari transfer beban
sampai mesin mati.
(3) Bersihkan mesin generator set,
aksesorinya, kompartemen kontrol, dan
lakukan pembersihan yang diperlukan
di daerah sekitar.
5.15.11.2 Pemeriksaan Tiga Bulanan dan Pemeriksaan
Tahunan.
1. Lakukan pemeriksaan dan pencatatan
pembacaan yang sama dengan yang dicatat
pada pemeriksaan mingguan.
2. Selain pemeriksaan mingguan, lakukan
pemeriksaan yang tercantum pada Tabel 5-15.
5.15.11.3 Pemeriksaan Dua Tahunan
1. Lakukan semua pemeriksaan yang tercantum
dalam Tabel 5-15.
2. Drain dan flush sistem mesin pendingin setelah
beroperasi dengan beban selama 1 jam.
3. Pindahkan penutup dan periksa bantalan
generator apakah masih terlumasi dengan baik.
4. Ganti baterai

116
Mesin - Lubricating System Tiga Tahunan
Bulanan
1. Periksa kebocoran X X
2. Periksa engine oil level dan tekanannya X X
3. Periksa oil level governor hidrolik/mekanikal X X
4. Ganti engine oil dan filter setiap 150 jam operasi X
5. Ganti oli governor hidrolik/mekanikal X
Engine - Cooling System
1. Periksa kebocoran X X
2. Periksa radiator dari terjadinya air restriction X X
3. Periksa operasi dari coolant heater X X
4. Periksa selang-selang dan koneksi X X
5. Periksa coolant level dan suhunya X X
6. Periksa kondisi dan tegangan belt X X
7. Periksa heat exchanger corrosive water treatment X X
plugs (apabila dilengkapi)
8. Periksa kisi-kisi motor yang beroperasi X X
9. Periksa kerja radiator duct dan tali kipas X X
10. Periksa konsentrasi antifreeze dan additive X
11. Periksa pusat kipas, drive pulley 8b water pump X
12. Ganti coolant filter (apabila dilengkapi) X
13. Periksa thermostat dan Check thermostat dan X
tutup radiator
Engine - Air Intake System
1. Periksa kebocoran X X
2. Periksa air cleaner restriction X X
3. Periksa semua koneksi pipa X X
4. Bersihkan air cleaner element dan housing X
5. Ganti air filter element X
6. Bersihkan crankcase breather element X
Engine - Fuel System
1. Periksa kebocoran X X
2. Periksa kontrol linkage governor X X
3. Periksa fuel lines 8& koneksi X X
4. Keluarkan sedimen dari tangki harian X X
5. Keringkan water separators X X
6. Periksa level tangki bahan bakar harian X
7. Periksa pompa transfer bahan bakar X
8. Periksa diesel engine primer pump X
9. Ganti filter bahan bakar X
10. Ganti filter tangki suplai harian (atau bersihkan) X
11. Ganti water separator filter (apabila dilengkapi) X
12. Periksa float tank breather element (apabila X
dilengkapi)
13. Periksa adanya kontaminasi pada tangki bahan X

117
bakar
Tabel 5-15. Ceklist Pemeliharaan Preventif tiga bulanan dan tahunan
Untuk Standby Generator Sets

Engine - Exhaust System Tiga Tahunan


Bulanan
1. Periksa kebocoran X X

2. Periksa exhaust restriction X X


3. Keringkan exhaust condensation trap (apabila X X
digunakan)
4. Kencangkan cap screws exhaust manifold 8s X
turbocharger
5. Kencangkan baut exhaust flange X
Electrical System
1. Periksa baterai - charging system X X
2. Periksa baterai - electrolyte level X X
3. Periksa kontrol engine safety, alarm dan X X
pengkabelan
4. Periksa battery connections dan terminal X X
5. Periksa engine starting motor cranking current X
Engine Related Systems
1. Periksa getaran 8b retakan logam X X
2. Periksa engine mounting hardware dan X
kencangkan
3. Periksa fuel injector pump 8s injector timing X
4. Periksa engine dari debu/semak dan bersihkan X
vent screens

5. Beri gemuk fan pillow block bearing (apabila X


dilengkapi)
Main Generator
1. Periksa air inlet 8b outlet restrictions X X
2. Beri gemuk generator bearing (apabila dilengkapi) X
3. Bersihkan generator sesuai dengan petunjuk X
produsen
4. Lakukan full load test selama 4 jam penuh X
Switchgear
1. Periksa operasi saklar transfer dan timing relays X X

2. Periksa kontak saklar transfer for pitting or arcing X X

Tabel 5-15. Sambungan Ceklist Pemeliharaan Preventif Tiga Bulanan


dan Tahunan

118
BAB VI
PROSEDUR TROUBLESHOOTINGS
UNTUK LAMPU RANGKAIAN SERI

6.1 INVESTIGASI GANGGUAN AWAL KESELAMATAN:


a. Tes troubleshooting yang tercantum dalam bab ini melibatkan
tegangan yang berbahaya. Ketentuan-ketentuan mengenai
keselamatan harus diterapkan untuk melindungi personil dan
properti (lihat sub bab 2.3, Electrical Hazard Rangkaian Lampu
Seri).
b. Personel yang melaksanakan pengujian dan prosedur
troubleshooting harus memiliki pengalaman dalam teknik tegangan
tinggi dan harus dilakukan pengawasan yang cukup. Semua
personil pemeliharaan harus mendapatkan pelatihan yang
menyeluruh mengenai prosedur darurat untuk penanganan
terjadinya sengatan listrik.
Sirkuit seri memiliki dua jenis kerusakan utama yaitu hubung singkat
atau hubung buka terhadap tanah. Perlu diketahui bahwa sirkuit seri
airfield lighting didukung oleh constant current regulator adalah
ungrounded circuit. Oleh karena itu, sirkuit dan CCR akan berfungsi
secara normal dengan satu pentanahan pada sirkuit. Hubung buka
Hanya ketika dua atau lebih alasan muncul dan "hubungan pendek"
jalan dibuat bahwa arus mulai mengalir melalui bumi, di sekitar beban
pencahayaan, dan bagian dari lampu muncul keluar. Dalam kasus
hubung buka di rangkaian utama, tidak ada arus yang dapat mengalir
dan seluruh rangkaian padam.
Constant Current Regulator yang lebih besar dari lOkW disyaratkan
untuk memiliki perlindungan hubung buka yang akan mematikan CCR
dalam waktu dua detik setelah arus terganggu. Bagaimanapun,
kebanyakan produsen, menyediakan perlindungan pada semua CCR
mereka. Apabila ragu-ragu, periksa manual operasi CCR. Hubung buka
dapat terjadi apabila terhubung dengan tanah dan apabila CCR dapat
mengembangkan tegangan yang cukup untuk mengatasi tahanan
apapun yang ada di rangkaian, hal itu akan membentuk aliran arus
dan terus untuk beroperasi.
Pada sebagian besar kasus, informasi malfungsi rangkaian lampu
diperoleh dari laporan yang dibuat oleh menara kontrol atau melalui
laporan operasi. Kadang-kadang harus menjadi perhatikn bagi seorang
teknisi listrik untuk melakukan pemeriksaan runway secara rutin
setiap hari atau memeriksa lampu. Cara lainnya, laporan harus
memuat lampu yang mati atau seluruh rangkaian tidak berfungsi.
Langkah pertama dalam melakukan penyelidikan awal terhadap
kesalahan adalah dengan melakukan inspeksi visual dengan cepat
terhadap lampu yang terpengaruh. Tindakan ini akan menyediakan
informasi apakah seluruh rangkaian mati atau hanya sebagian dari

119
lampu tertentu yang terpengaruh. Hal ini akan memberikan sebuah ide
yang baik kepada teknisi listrik mengenai kemungkinan penyebab
kerusakan tersebut. Apabila seluruh rangkaian mati, permasalahannya
bisa karena terjadinya hubung buka atau CCR yang tidak berfungsi.
Jika hanya sebagian lampu pada yang mati, kemungkinan besar
permasalahannya adalah hubung singkat ke tanah di setiap akhir
bagian yang terpengaruh. Perlu untuk diketahui bahwa apabila
kerusakan disebabkan oleh hubung singkat ke tanah maka semakin
panjang rangkaian maka semakin besar rangkaian akan dialiri energi
sehingga kerusakan di lokasi akan semakin banyak.
Dalam ruang kontrol, setelah rangkaian yang tidak berfungsi sudah
ditentukan, regulator yang mensuplai rangkaian dapat ditemukan.
Putar tombol kontrol regulator lokal ke posisi "OFF" dan matikan serta
putus catu daya ke regulator. Apabila potongan Gaya standar SI hadir,
putuskan SI dan memisahkan bilah saklar guntingan di sisi bidang
saklar. Hal ini akan memungkinkan teknisi untuk memeriksa
kontinuitas dan hambatan isolasi di dalam rangkaian. Setelah
memisahkan ujung rangkaian baik dengan memisahkan pisau dari SI
atau mencabut setidaknya salah satu ujung rangkaian dari regulator,
persiapkan untuk mengambil pengukuran kontinuitas rangkaian.
Apabila menggunakan volt-ohm-meter (vom) analog, langkah pertama
adalah mengatur meter ke skala R x 1 dan "nol" (apabila menggunakan
multimeter digital, langkah ini tidak diperlukan). Hal ini dapat tercapai
dengan menetapkan meter ke skala yang diinginkan (dalam kasus ini R
x 1) dan menyentuh dua probe secara bersamaan. Pastikan probe
dipasang ke soket meteran dengan benar (disebagian besar VOM,soket
ini adalah soket + dan soket umum) dan atur knob "nol ohm" sampai
jarum alat ukur berada di titik nol (biasanya berada di sisi kanan skala
meter). Setelah pengaturan ini dilakukan, ambil pembacaan alat ukur
terhadap tahanan di dalam rangkaian dengan memeriksa kedua
konduktor yang terpisah di dalam rangkaian. Apabila tidak terdapat
nilai kontinuitas yang terbaca di rangkaian, periksa apakah terdapat
hubung singkat ke tanah di setiap sisi rangkaian dan dilanjutkan ke
Bagian 6.2, " Menentukan Kesalahan Rangkaian Hubung Buka".
Apabila sirkuit menunjukkan nilai kontinuitas (jumlah tahanan yang
terukur) biasanya antara 20 sampai 70 ohm, rangkaian tidak
mengalami hubung buka. Apabila tahanan yang terukur jauh lebih
tinggi (1000 ohm +) maka terjadi tahanan tinggi pada rangkaian
hubung. Sering kali, hal ini mengindikasikan bahwa kumparan primer
transformator yang rusak belum sepenuhnya terbakar. Hal ini juga bisa
disebabkan oleh adanya kabel yang terpotong kedua ujungnya dan
mengalami kontak langsung dengan tanah.
Apabila tahanan dalam rangkaian diperiksa normal, lanjutkan untuk
memeriksa tahanan ke tanah dari masing-masing ujung rangkaian.
Apabila tahanan bisa dibaca dengan menggunakan meter yang
ditetapkan, R x 1, maka terdapat satu atau lebih tahanan hubung

120
singkat rendah ke tanah dan harus dilakukan prosedur
troubleshootings. Apabila alat ukur menunjukkan tidak ada nilai
kontinuitas (tidak ada gerakan meter) ketika rangkaian diuji terhadap
tanah, atur alat ukur masing-masing ke skala R x 100 dan R x 10.000
dan, setelah meng-nol-kan alat ukur, periksa hubung singkat ke tanah
pada kedua skala tersebut. Ingat bahwa probe positif (merah) harus
selalu terhubung ke rangkaian atau konduktor yang diuji dan probe
negatif (hitam) harus dihubungkan ke tanah. Harus selalu diperhatikan
bahwa pada skala Rx 10.000, hanya dengan menyentuhkan ujung jari
ke probe alat ukur akan mampu menghasilkan suatu pembacaan.
Kebanyakan ground fault yang cukup serius menyebabkan lampu mati
akan membaca tahanan ke tanah kurang dari 1000 ohm, biasanya
tahanan ke tanah kurang dari 100 ohm dan akan lebih mudah
ditunjukkan dengan skala R x 1. Apabila tidak terdeteksi adanya
ground fault di dalam rangkaian dengan menggunakan VOM atau
DMM, gunakan alat uji tahanan isolasi untuk menguji rangkaian. Alat
uji tahanan isolasi beroperasi pada tegangan yang jauh lebih tinggi,
500-5000 volt, dan lebih berguna dalam menemukan ground fault yang
bertahanan tinggi.
Jika tidak ada masalah yang terdeteksi di dalam rangkaian, langkah
berikutnya adalah mencoba untuk memberi energi pada CCR dengan
menggunakan kontrol manual yang berada di bagian depan CCR.
Setelah menghuibungkan kembali sirkuit lapangan dengan CCR, atau
menginstal ulang SI dan memutar daya utama kembali ke regulator,
mulailah dengan menempatkan switch pada posisi langkah 1 dan
perhatikan apakah CCR sudah mengambil alih. Apabila tidak,
masalahnya mungkin sesederhana memutuskan sekering dan harus
dilanjutkan dengan memeriksa tegangan input yang tepat untuk CCR.
Apabila CCR memberikan energi selama 2 detik dan kemudian mati,
kemungkinan kesalahannya adalah kerusakan akibat hubung buka
atau proteksi arus lebih rangkaian yang berada di CCR. Apabila
rangkaian kembali normal, lepaskan dan putuskan sumber daya utama
ke CCR dan lakukan uji hubung singkat dengan
menghubungsingkatkan output dari regulator dengan kabel nomer 10
atau yang lebih besar, dan uji lagi operasi regulator. Apabila regulator
masih mati setelah beberapa detik maka terdapat masalah internal
pada regulator atau kontrolnya. Lihat pada buku petunjuk operasi dan
pemeliharaan CCR untuk petunjuk troubleshooting.
Apabila CCR tetap menyala dan nampak akan beroperasi secara normal
pada pengaturan brightness terendah, lanjutkan switching CCR melalui
setiap level brightness hingga brightness maksimum sambil mencatat
peningkatan arus output pada alat ukur, baik step 3 maupun step 5
tergantung pada tipe regulator. Apabila regulator memiliki output
normal di step yang lebih rendah tetapi output rendah pada step
tertinggi, regulator mungkin kelebihan muatan atau mungkin terlalu
banyak induktansi di rangkaian. Lakukan tes hubung singkat pada

121
regulator dengan memutar regulator off dan memutuskan daya utama
yang menuju regulator. Kemudian sambungkan kabel nomor 10 melalui
output dan kembali alirkan arus ke regulator. Apabila regulator
beroperasi normal dengan output yang dihubung singkat, hal ini akan
menunjukkan adanya kelebihan beban yang ada di dalam rangkaian.
Apabila tidak ada beban tambahan yang ditambahkan ke dalam
rangkaian, periksa lampu yang terbakar atau dengan cara lain yaitu
membuka koneksi sekunder pada transformator. Regulator yang lebih
baru diharuskan untuk mampu menahan tahanan hubung buka
transformator hingga 30%. Regulator yang lebih lama mendapatkan
nilai toleransi sebesar 10%. Ketika terdapat sejumlah besar
transformator hubung buka pada output regulator maka hal ini akan
meningkatkan pembebanan induktif pada regulator dan akan
menyebabkan regulator bertindak aneh dan muncul kelebihan beban
berkali-kali. Salah satu penyebab dari kondisi ini kemungkinan adalah
sambaran petir yang telah mempengaruhi sejumlah besar lampu di
dalam rangkaian.

6.2 IDENTIFIKASI GROUND FAULTS


Setelah sirkuit dihubung singkat ke tanah maka prosedur
troubleshooting dapat diterapkan. Perlu diingat bahwa jika terdapat
lampu yang mati di rangkaian, akan SELALU ada, minimal dua hubung
singkat atau ground fault di rangkaian. Pada saat tersebut, sirkuit
dapat dialiri arus listrik dan pengawasan secara visual dapat dilakukan
untuk menemukan letak fault. Apabila rangkaian merupakan
konfigurasi loop sederhana, inspeksi visual bisa menjadi cara yang
efektif untuk menemukan letak permasalahan. Cara terbaik adalah
dengan menempatkan seseorang di ruang kontrol dengan dilengkapi
radio komunikasi sehingga sesegera mungkin ketika terjadi transisi
dari area baik ke area buruk di dalam sirkuit dapat ditentukan,
perintah untuk mematikan regulator dan menguncinya dapat segera
disampaikan kepada personil di dalam ruang kontrol, sehingga
perbaikan dapat dilaksanakan. Arahkan sirkuit untuk mencari setiap
bagian lampu yang mati atau tampak sangat redup dan tandai daerah
tersebut dengan meletakkan bendera surveyor atau tanda cat di lokasi
lampu terakhir yang masih menyala dan lampu pertama yang mati
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 6-2. Setelah rangkaian tidak
dialiri arus listrik dan terkunci, periksa lampu di setiap akhir "area
transisi" untuk melihat adanya transformator yang terbakar, konektor,
dll. Selalu ingat bahwa akan ada setidaknya dua hubung singkat di
dalam sirkuit dan keduanya harus diperbaiki. Dalam beberapa kasus,
terutama untuk kabel yang ditanam langsung atau ketika sirkuit telah
diberi energi untuk jangka waktu yang panjang ketika terjadi ground
faults, lebih dari dua hubung singkat ke tanah yang mungkin telah
terjadi.

122
Metode terbaik untuk mencari ground fault setelah melakukan inspeksi
visual awal adalah dengan menggunakan VOM. Biarkan ujung sirkuit
dipisahkan di ruang kontrol dan gantung ujung kabel di udara bebas,
jika terputus dari koneksi SI atau koneksi lainnya. Apabila tersedia'
berdasarkan as built plan tentukan lokasi pusat sirkuit dan putus
sirkuit pada titik tersebut dengan cara melepas kabel di salah satu sisi
transformator. (Lihat Gambar 6 3a 8b 6 3b). Lakukan pengukuran
terhadap ground pada kedua arah dari titik tersebut dan tentukan dari
arah mana fault berasal. Sangat mungkin bahwa alat ukur akan
menunjukkan fault berasal dari kedua sisi atau hanya satu sisi karena
mungkin memang terdapat dua atau lebih fault di bagian yang sama.
Biarkan sambungan ini terbuka (apabila dimungkinkan), lanjutkan ke
sebuah titik dalam rangkaian yang berada di sekitar pertengahan
antara titik tengah dan ruang kontrol di arah fault dan putuskan
sirkuit lagi. Seperti sebelumnya, lakukan pengukuran pada rangkaian
di setiap arah untuk menentukan lokasi kesalahan. Lanjutkan hingga
tiap fault ditemukan dan lakukanlah koreksi.
Selama troubleshooting, mungkin akan ditemukan bahwa ketika
melepaskan/memindahkan transformator maka seolah-olah fault tidak
ada. Ketika hal ini terjadi, fault terletak pada transformator tersebut
secara visual biasanya akan terlihat bahwa trafo terbakar. Namun'
dalam kasus suatu primer internal yang dihubung singkat ke sisi
sekunder transformator, kemungkinan tidak akan terlihat apa-apa
Lihatlah fixture yang melekat pada transformator dan periksa apakah
stop kontak atau steker sekunder terbakar. Hal ini biasanya menjadi
tanda bahwa telah terjadi hubung singkat dari sisi primer ke sisi
sekunder. Sebuah hubung singkat dapat dikonfirmasikan dengan
menyentuhkan salah satu probe vom ke salah satu lead sisi primer
transformator dan menyentuhkan probe yang lain ke salah satu soket
pada konektor sekunder. Apabila telah terjadi hubung singkat pada
transformator, kontinuitas akan ditunjukkan pada alat ukur. Kadang-
kadang memeriksa salah satu konektor primer dan rangka luar
transformator akan mengindikasikan telah terjadi kebocoran yang
signifikan pada transformator tersebut. Untuk memeastikan hal
tersebut dapat dilakukan dengan alat ukur tahanan isolasi untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik. Apabila memeriksa integritas
isolasi transformator, tenggelamkan transformator dalam ember air dan
hubungkan lead positif Megger ke salah satu lead primer dan lead
negatif ke kabel telanjang yang jatuh di dalam ember. Apabila terlihat
adanya kebocoran, transformator adalah tersangka atau buruk
tergantung pada membaca. Alasannya, transformator baru harus
mampu membaca lebih dari 1000 megohms, dengan pembacaan yang
menurun sesuai dengan umur transformator.

123
6.3 IDENTIFIKASI RANGKAIAN HUBUNG BUKA
Rangkaian hubung buka dapat dengan mudah ditemukan
menggunakan cara yang sama untuk mencari adanya rangkaian
hubung singkat atau ground fault. Apabila rangkaian terlihat telah
digrounded dengan rangkaian hubung buka maka prosedur
troubleshooting yang digunakan untuk mencari ground fault dapat
diterapkan. Karena lokasi hubung buka dan ground berada di tempat
yang sama. Sering kali kabel akan terbakar di dua tempat apabila
dibiarkan beroperasi setelah hubung singkat ke ground terus
dibiarkan. Apabila investigasi awal untuk menentukan hubung buka di
dalam rangkaian dan rangkaian tidak nampak di grounded maka
putuskan arus yang mengalir ke regulator dan pastikan tidak ada
suplai daya ke regulator serta lanjutkan ke lokasi untuk menentukan
pusat rangkaian.
Tips: Setiap kali diindikasikan terdapat sebuah rangkaian hubung
buka, pertanyaan pertama yang harus dilontarkan adalah: "Apakah ada
yang pernah melakukan penggalian di sekitar airfield?" Apabila iya,
carilah timbunan tanah yang masih nampak baru dan kemungkinan
permasalahannya akan segera ditemukan.
Untuk prosedur troubleshooting yang mencari kontinuitas, akan sangat
membantu apabila diketahui ujung rangkaian yang dihubungkan
bersama di dalam ruang kontrol melalui sambungan S1 atau cara lain -
—lihat Gambar 6-5. Melalui cara tersebut, ketika permasalahan dapat
diperbaiki maka hal tersebut dapat diverifikasi dengan membaca loop
dari setiap titik di rangkaian. Lanjutkan ke perkiraan titik tengah dari
rangkaian dan putuskan rangkaian antara transformator dan ground di
kedua arah. Periksa kontinuitas ke ground pada titik lain di dalam
rangkaian dengan memutuskan transformator. Apabila rangkaian
dihubungkan bersama di dalam ruang kontrol dan hanya ada satu
hubung buka di rangkaian, kontinuitas harus dibaca dalam satu arah
tetapi tidak di arah sebaliknya yang menuju titik tengah ground
rangkaian. Ketika konduktor grounded dapat diidentifikasi, tugaskan
seorang teknisi di titik tengah sambungan membuat dan putuskan
hubungan ke tanah dalam satu arah dan kemudian yang lain sampai
Anda telah didirikan yang bagian sirkuitnya terbuka. Kemudian
lanjutkan ke perkiraan titik tengah antara lokasi Anda dan titik tengah
yang digrounded pada bagian kabel yang dihubung buka dan ambil
pengukuran yang lain. Apabila saat ini ground dapat dibaca melalui
titik tengah rangkaian maka diketahui bahwa hubung buka terletak di
belakang Anda atau antara Anda dan titik terakhir yang telah diuji.
Dengan memindahkan titik ground yang ditentukan dan mencari
kontinuitas setiap bagian rangkaian, hubung buka dapat dengan cepat
ditentukan. Untuk penjelasan terinci lihat Gambar 6-5.

124
6.4 KESALAHAN INTERKONEKSI RANGKAIAN
Hal ini umum terjadi di airfield dengan beberapa rangkaian yang
mengalami kesalahan interkoneksi. Ada dua jenis utama kesalahan
interkoneksi. Yang pertama terjadi ketika dua atau lebih rangkaian
yang memiliki ground dan/atau hubung buka dengan menghubungkan
rangkaian bersama-sama secara elektrik. Jenis yang kedua terjadi
ketika dua atau lebih rangkaian tidak teridentifikasi memiliki
kesalahan tetapi rangkaian tersebut terhubung bersama secara
kapasitif.
Ketika beberapa rangkaian teridentifikasi terdapat kesalahan yang
menghubungkan rangkaian tersebut secara bersama-sama, bagian dari
kabel primer secara umum di semua rangkaian akan teriibat. (Lihat
Gambar 6-6 8b 6-7.) Adanya ground fault sering kali menjadi penyebab
paling umum terhadap timbulnya permasalahan ini. Uji kontinuitas
antara rangkaian yang diduga mengalami ground fault akan
menginformasikan apakah rangkaian tersebut terhubung secara
elektrik. Troubleshooting untuk mengatasi permasalahan yang
diakibatkan kondisi ini maka lepaskan dan isolasi probe output
regulator "B," kemudian carilah kesalahan rangkaian di regulator "A".
Hal ini biasanya akan dapat menentukan kesalahan umum yang terjadi
dari kedua rangkaian.
Kesalahan kopling kapasitif terjadi ketika dua atau lebih rangkaian seri
dioperasikan untuk rangkaian paralel dan diletakkan dalam jarak yang
dekat satu dan lainnya. Hal ini akan menjadi masalah apabila
rangkaian memiliki kemampuan monitor pada mereka karena arus
induksi dapat mensimulasikan kesalahan lapangan. Uji kontinuitas
antara rangkaian yang diduga akan menegaskan bahwa rangkaian
tidak terhubung bersama secara elektrik. Untuk memperbaiki
kesalahan kopling kapasitif, cukup melepaskan probe output salah
satu regulator yang teriibat maka hal ini akan menghilangkan efek
kopling kapasitif.
Peringatan!
Metode troubleshooting dan prosedur yang diuraikan dalam paragraf
berikut melibatkan tegangan berbahaya dan hanya harus dicoba oleh
teknisi ahli menggunakan prosedur keselamatan yang tepat. Dan juga,
meskipun kadang-kadang metode troubleshooting ini membantu atau
bahkan diperlukan, perlu diketahui bahwa metode ini karena sifat
alamiahnya adalah dengan "pengujian yang bersifat destruktif dan
apabila dilakukan tanpa perhitungan maka akan dapat menyebabkan
kerusakan lebih banyak di dalam rangkaian.
Metode troubleshooting berikut ini sangat tepat apabila digambarkan
sebagai "pengujian yang bersifat destruktif. Metode-metode ini dapat
digunakan ketika ada keterbatasan waktu atau terdapat kesulitan
pengujian dengan menggunakan ohm meter atau alat uji tahanan
isolasi sehingga praktek troubleshooting konvensional tidak dapat
dipraktekkan. Salah satu contohnya terkait dengan kasus rangkaian

125
yang ditanam langsung dimana penerapan praktek troubleshooting
konvensional sulit dilakukan dan memakan banyak karena harus
melakukan penggalian di setiap koneksi untuk melakukan pengujian.
Kasus lainnya untuk penerapan metode troubleshooting ini adalah
ketika sebuah runway circuit sedang dalam perbaikan, dan efisiensi
waktu adalah menjadi sangat penting karena adanya operasi lalu lintas
udara. Metode ini memang mengharuskan rangkaian memiliki tahanan
yang rendah ke ground pada titik terjadinya masalah, sebaiknya
kurang dari 1000 ohm ke ground, makin kecil nilai tahanan akan
semakin baik. Juga harus dicatat bahwa regulator kecil (lOkW atau
kurang) tidak dapat membangkitkan tegangan yang cukup untuk
efektifitas kerja.

6.5 GROUND TEST


6.5.1 Ground test adalah metode lain yang digunakan untuk mencari
ground fault tunggal. (Lihat Gambar 6-8a 8& 6-8b.) Apabila suatu
pengujian tahanan isolasi menunjukkan ground di dalam sirkuit
namun dengan inspeksi visual tidak dapat meyakinkan hasil
tersebut maka metode pengujian ini akan membantu untuk
menemukan permasalahannya.
Pertama, matikan dan kunci regulator. Selanjutnya, beri label
kedua probe output "1" dan "2". Hubungkan transformator isolasi
45-watt dan fixture lampu antara output regulator "1" dan ground
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6-8a. Tahanan tanah
pada sambungan pengujian harus sangat kecil. Selanjutnya,
berikan daya pada regulator. Jauhkan dari titik pengujian.
Apabila lampu uji menyala, setidaknya ada satu ground fault di
rangkaian. Lampu uji yang bersinar lebih terang memiliki nilai
tahanan ground fault yang lebih kecil. Dengan regulator yang
tersuplai daya listrik, lakukan inspeksi secara visual terhadap
rangkaian.
6.5.2 Apabila terdapat bagian dengan nyala yang redup atau mati,
ground fault ada di antara lampu terakhir yang beroperasi
dengan benar dan lampu redup atau mati yang pertama. Tandai
daerah ini.
6.5.3 Apabila semua lampu menyala redup atau mati, ground fault
berada di antara output "2" dan fixture lampu pertama yang
menyala.
6.5.4 Apabila semua lampu terlihat baik, ground fault berada di antara
output "1" dan fixture lampu pertama yang menyala.
6.5.5 Putuskan suplai daya listrik dan kunci regulator. Pindahkan
pengujian transformator/ rakitan lampu dari output "1" ke
output "2" (Lihat Gambar 6-8b). Berikan suplai daya listrik ke
regulator. Lampu uji harus menyala. Lakukan inspeksi visual
pada rangkaian.

126
6.5.6 Apabila ada bagian lampu yang redup atau mati, dan terdapat
area lampu yang menunjukkan perpindahan "dari baik ke buruk"
merupakan tempat yang sama seperti yang tertera dalam ayat
6.4.2, terdapat ground fault tunggal pada lokasi tersebut. (Daerah
transisinya sama tetapi lampu yang ada di dalam ayat 6.4.2 saat
ini seharusnya dalam kondisi mati dan lampu yang mati dalam
ayat 6.4.2 saat ini seharusnya dalam kondisi hidup). Putuskan
suplai daya listrik dan kunci regulator. Periksa perlengkapan
konektor, splices kabel, dll, antara dua lampu yang berdekatan
dari daerah yang telah ditandai dan perbaiki atau ganti
permasalahan yang diduga apabila dibutuhkan. Pada titik ini
VOM atau alat uji tahanan isolasi dapat digunakan untuk
memverifikasi transformator yang rusak, dll Ketika satu ground
fault telah ditemukan, lampu uji tidak akan menyala saat
regulator dialiri daya. Ingat, untuk tetap menjauh dari kabel
utama pada saat regulator menyala.
6.5.7 Apabila ada bagian lampu yang redup atau mati dan area lampu
yang berpindah dari kondisi "baik ke buruk" lampu tidak berada
di tempat yang sama seperti yang tertera dalam ayat 6.4.2,
setidaknya ada dua ground fault di sirkuit. Tandai area transisi
yang baru ini. Putuskan suplai daya listrik dan kunci regulator.
Periksa perlengkapan konektor, kabel, trafo, dll, antara dua
lampu yang berdekatan di daerah baru yang ditandai tersebut
dan lakukan perbaikan atau penggantian terhadap permasalahan
yang diduga sesuai kebutuhan. Setiap permasalahan yang telah
ditemukan, berikan suplai daya listrik ke regulator dan lakukan
inspeksi secara visual pada sirkuit. Menjauhlah dari kabel utama
yang masih dialiri arus listrik dan kunci regulator saat memegang
kabel. Daerah transisi "baik buruk" harus bergerak menuju
tempat yang ditandai pada ayat 6.4.2. Lanjutkan prosedur
troubleshooting dengan menggunakan cara ini sampai ground
terakhir diperbaiki dan uji lampu yang tidak menyala ketika
regulator sudah disuplai dengan daya listrik.
6.5.8 Apabila semua lampu terlihat beroperasi dengan baik, ground
berada di antara output "2" dan lampu pertama yang menyala
pada sisi rangkaian. (Hal yang sama seperti yang ditemukan pada
ayat 6.4.3.). Putuskan suplai daya listrik dan kunci regulator.
Mulailah bekerja dari fixture lampu menuju output "2." Periksa
kabel, perlengkapan konektor, splices, dll, dan lakukan perbaikan
atau penggantian terhadap permasalahan yang diduga sesuai
kebutuhan. Ketika ground fault telah diperbaiki maka lampu uji
tidak akan menyala ketika regulator disuplai oleh daya listrik.
6.5.9 Apabila semua lampu redup atau mati maka ground fault berada
di antara output "1" dan fixture lampu pertama yang pada sisi
sirkuit (sama seperti yang ditemukan pada ayat 6.4.4). Lepaskan
suplai daya listrik dan kunci regulator. Mulailah bekerja dari

127
fixture lampu menuju output "1." Periksa kabel, konektor kit,
splices, dll, dan lakukan perbaikan atau penggantian terhadap
permasalahan yang diduga sesuai kebutuhan. Ketika ground
fault telah berhasil diperbaiki dan pada saat lampu telah
beroperasi dengan benar serta lampu uji tidak menyala pada saat
regulator disuplai daya listrik. Lepaskan penanda permasalahan
dari lokasi.
6.5.10 Apabila megger tidak tersedia, intentional ground test dapat
dimodifikasi menjadi peralatan yang berharga bagi pemeliharaan
preventif. (Lihat Gambar 6-9.) Hubungkan transformator/lampu
yang dirakit melalui S-l cutout, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 6-9. Ketika handle S-l dipindahkan, intentional ground
terhubung ke sirkuit. Sebulan sekali, matikan regulator dan tarik
mati handle S-l. Berikan suplai daya listrik ke regulator ke step
tinggi dan amati lampu uji. Apabila rangkaian telah
mengembangkan adanya ground fault, lampu akan menyala.
Semakin rendah tahanan fault, lampu yang lebih terang akan
menyala. Keuntungan utama dari melaksanakan pemeriksaan ini
secara teratur adalah bahwa ground fault tunggal dapat dideteksi
dan ditentukan dengan mudah, sebelum multiple fault
mempengaruhi tampilan visual sirkuit. Aturan praktis secara
umum adalah apabila lampu uji menyala, ground perlu untuk
ditemukan dan diperbaiki. Tambahkan prosedur ini untuk
melakukan perawatan preventif rutin dan dengan melaksanakan
prosedur tersebut maka teknisi akan selalu berada satu langkah
di depan untuk menangani permasalahan grounding.

6.6 GROUNDED OUTPUT TEST UNTUK MENENTUKAN RANGKAIAN


HUBUNG BUKA
6.6.1 Uji output dilakukan mirip dengan pengujian ground yang
digunakan untuk mencari ground fault (sub bab 6.4). Dalam
rangka agar pengujian ini dapat bekerja, kesalahan hubung buka
harus digrounded. (Lihat Gambar 6-10.) Apabila hubung buka
tidak digrounded atau tahanan tanah fault terlalu besar, metode
ini hanya dapat bekerja dengan nilai kW yang besar dari
regulator. Pastikan regulator tidak aktif. Lihat Gambar 6-10a 8b b.
Beri tanda lead regulator "1" dan "2". Pindahkan lead "1" dari
regulator. Tutup atau bungkus ujung lead "1" yang telanjang.
Pastikan untuk tidak menyentuh apa pun dan pergi jauh dari
lead tersebut ketika regulator disuplai daya listrik. Selanjutnya,
hubungkan terminal output regulator, dari lead "1" yang
dipindahkan ke tanah. Sekali lagi, tahanan tanah sambungan ini
harus serendah mungkin. Berikan suplai daya listrik regulator di
step tertinggi. Pergi jauh dari uji koneksi ke tanah ini.
6.6.2 Apabila regulator trip mati pada proteksi hubung buka sirkuit,
jangan memberikan energi listrik pada regulator untuk kedua

128
kalinya. Baik regulator yang terlalu kecil atau tahanan tanah
fault terlalu besar. Dalam banyak kasus, 4 dan 7,5 kW regulator
tidak memiliki daya yang cukup untuk mendorong pengujian
grounded output yang mempunyai tahanan tanah di lokasi
terjadinya fault. Idealnya, regulator terbaik untuk digunakan
adalah regulator 30kW untuk sirkuit 6,6 amp, dan 70 kW untuk
sirkuit 20 amp. Apabila mungkin, hubungkan rangkaian ke
regulator terbesar di ruang kontrol dan coba lagi. Apabila
rangkaian tidak dapat diaktifkan, lakukan troubleshooting
kesalahan hubung buka dengan ohm meter / alat uji megohm.
(Lihat Ayat 6.2.)
6.6.3 Apabila regulator tetap menyala dan mencatat adanya arus
output, kesalahan hubung buka rangkaian dapat ditemukan
melalui grounded output test. Adalah hal yang umum arus
keluaran regulator berfluktuasi pada saat pengujian tersebut
berlangsung. Kondisi ini tidak akan merusak regulator tetap
operasikan dengan cukup lama untuk menemukan kesalahan.
Setelah permasalahan diperbaiki, regulator seharusnya kembali
ke operasi normal. Dengan regulator yang teraliri arus listrik,
lakukan inspeksi visual terhadap rangkaian listrik di lapangan.
Seharusnya terdapat fixture yang menyala dan fixture yang mati.
Beri tanda daerah transisi "baik ke buruk". Kesalahan hubung
buka akan terletak di antara fixture lampu terakhir yang
beroperasi dan fixture lampu pertama yang tidak menyala.
Apabila semua lampu menyala, hubung buka berada di antara
output "1" dan fixture pertama pada sisi rangkaian. Apabila
semua lampu mati, hubung buka berada di antara output "2" dan
fixture pertama pada sisi rangkaian. Putuskan suplai daya listrik
dan kunci regulator.
6.6.4 Pindahkan ground connection dari terminal output regulator.
Hubungkan kembali lead "1" ke terminal output regulator.
Selanjutnya, pindahkan lead "2" dari regulator. Tutup atau balut
lead "2" yang telanjang, pastikan untuk tidak menyentuh apa pun
dan tetaplah di tempat yang jauh ketika regulator dialiri arus
listrik. Selanjutnya, hubungkan terminal output regulator dari
tempat dimana lead "2" dipindahkan, ke tanah. Berikan energi
pada regulator ke step yang paling tinggi. Jauhilah koneksi uji ke
tanah. Lakukan inspeksi visual pada sirkuit di lapangan. Kali ini
perlengkapan yang berada dalam pengujian terakhir harus
dikeluarkan dan fixture yang dimatikan pada saat tes terakhir
harus dinyalakan. Pada kondisi ini, tampilan visual sirkuit harus
berlawanan dengan sub bab 6.5.3 dengan transisi area "baik ke
buruk" di lokasi yang sama. Apabila hal ini benar, hubung buka
berada di antara dua lampu yang bersebelahan terhadap
penanda kesalahan (fault marker). Putuskan suplai daya listrik
dan kunci regulator. Mulailah pada satu fixture lampu dan

129
bekerjalah untuk memeriksa isolasi lilitan trafo lainnya, koneksi,
splices, dan kabel utama terhadap kemungkinan adanya hubung
buka. Perbaiki atau ganti setiap kondisi yang cacat apabila
diperlukan. Untuk memverifikasi kesalahan hubung buka
kesalahan yang telah diperbaiki, ukur resistensi di output "1" dan
"2" dengan ohmmeter. Apabila tahanan kurang dari 700 ohm,
rangkaian bebas dari semua kejadian hubung buka. Pengukuran
apapun yang lebih dari 700 ohm mengindikasikan adanya
hubung buka atau tahanan tinggi pada suatu tempat di dalam
rangkaian. Ingat, setiap rangkaian memiliki nilai tahanan yang
berbeda tergantung pada jumlah dan watt dari lampu tetapi nilai
700 ohm adalah nilai maksimum untuk setiap sirkuit airfield.
Lepaskan sambungan ground dari regulator dan hubungkan
kembali output "2" ke regulator. Berikan daya listrik regulator ke
step tinggi selama kurang lebih tiga puluh menit. Hal ini
merupakan pengujian ganda untuk melihat bahwa perbaikan
telah dilakukan dengan benar. Lakukan inspeksi visual terhadap
sirkuit dan hapus fault marker dari airfield.

6.7 PENGGUNAAN SENSOR PANAS UNTUK MENENTUKAN


GROUND FAULTS
Setiap kali terjadi dua hubung singkat terhadap ground dalam sebuah
rangkaian seri, arus mengalir ke ground melalui patahan yang berada
di dalam kabel atau isolasi transformator sehingga menghasilkan
panas. Hal ini disebabkan oleh busur yang terjadi ketika koneksi solid
yang baik tidak terjadi dalam sebuah rangkaian listrik. Dalam kasus
rangkaian seri yang dioperasikan dengan constant current regulator,
regulator dapat menghasilkan tegangan sangat tinggi dan kerusakan
dan panas dari busur dapat menjadi besar. Beberapa bandara telah
belajar untuk menggunakan kondisi ini demi keuntungan mereka.
Dengan menggunakan termometer inframerah, teknisi listrik mampu
mengukur perbedaan antara suhu "normal" lampu atau fixture dan
fixture yang bekerja tidak normal akan menunjukkan suhu tinggi.
Termometer infra merah yang tersedia menggunakan sinar laser dan
cukup efektif pada jarak cukup jauh yang memungkinkan
penggunaannya dari kendaraan yang bergerak. Dengan menggunakan
alat ini, teknisi listrik dapat menurunkan landasan atau taxiway
memeriksa suhu setiap cahaya / bisa sampai satu ditemukan yang
menunjukkan suhu yang lebih tinggi dari yang lainnya dan kemudian
menyehdiki cahaya itu. Metode ini telah terbukti menjadi alat
penghemat waktu yang tepat di beberapa bandara. Lihat Bab 4, Test
Equipment, untuk informasi lebih lanjut mengenai peralatan ini.

130
6.8 PENGGUNAAN CABLE FAULT LOCATING EQUIPMENT UNTUK
MENENTUKAN GROUND FAULT
Cable locating dan teknologi fault finding telah meningkat secara pesat
selama beberapa tahun terakhir. Banyak produsen yang menawarkan
perangkat yang berfungsi untuk menemukan fault pada kabel bawah
tanah dan tanah mapun pada shield. Unit ini terdiri dari sebuah
pemancar dan penerima dan apabila digunakan sebagai fault finding,
biasanya memiliki unit A-frame pickup opsional untuk digunakan
dengan penerima. Mereka mampu mendeteksi lokasi ground fault pada
kabel yang ditanam langsung dan hasilnya sangat akurat. Lihat Bab 4,
Peralatan Pengujian, untuk informasi lebih lanjut mengenai peralatan
ini.

Constant J"
Current

Regulator

| < 1000 ft > I

counterpoise system

Isolation transformer, connector


kits, light fixture

Gambar 6-1. Typical Series Lighting Circuit

131
Output 1
-o—o—o—o-
CCR

Output 2
o—o-o^>
Single Ground Fault

good" to "bad" transition area

o—o—o
Two Ground Faults
X
Additional grounds may
be present anywhere
between the transition
areas.

Output 1 1
CCR

Output 2
<

Possible additional ground(s


Ground Fault In both Homerun Leads

fj • operational light fixture


A =dim or out light fixture

Gambar 6-2. Typical Ground Faults

132
-O—Ot-O

6 t Direction
of fault

h
VOM

o
/-
6 Low
resistance
reading -

-o—OK>

Gambar 6-3a. Penentuan Ground Faults dengan VOM

r-o—CyrO

6 t Direction
to fault

h
VOM
9
h o
&> High
resistance

6
-o—o—o

Gambar 6-3b. Menentukan Ground Faults dengan VOM

133
1 Break circuit,
do not allow
ends to touch
ground

<- Insulation resistance tester


reads continuity, the ground
fault Is between output 1 and
the midpoint break

Output 2

CCR
W W W~l
t—-Break the circuit halfway
\between 1 and the mldpojnt
Output 1
-• #"♦
^r Insulation resistance tester —
reads open, the ground fault Is
between the two break points

Output 2

CCR

Output 1 J
-9 •<
P^fT
~ Insulation resistance tester reads
continuity, the ground fault is
between the two break points

Gambar 6-4. Metode Alternatif Dari Penentuan Ground Fault Dengan


Menggunakan VOM Atau Insulation Resistance Tester

134
Break in cable causing
open circuit

i
O

6
Intentional ground
at circuit midpoint
Break circuit at various
points and check with 6
ohm meter to ground
to look for continuity
back to midpoint

6
Ends of circuit tied
together at vault to
make continuous loop
for continuity checks
6
o—o—a

Gambar 6-5. Penentuan Rangkaian Hubung Buka

135
f*L1-A L2Q
I _L |_ _L

0
ON
OFF

A B
RE BULAT DR : REGULATOR -

u J U J

THIS CONDITION CAN BE DETECTED BY OHMMETER TESTING


RESISTANCE BETWEEN LOAD"A" AND LOAD "B".

HAZARD EXISTS TO PERSONNEL WORKING ON EITHER LOAD "A" OR


"B" WHEN THE OTHER LOAD IS ENERGIZED.

Gambar 6-6. Single Load-to-Load Fault

136
L1-B L2-B
I

© -

OFF

B
REGULATOR -

D J

THIS CONDITION CAN BE DETECTED BY OHMMETER TESTING


RESISTANCE BETWEEN LOAD "A" AND LOAD"B."

HAZARD EXISTS TO PERSONNEL WORKING ON EITHER LOAD "A" OR


"B" WHEN THE OTHER LOAD IS ENERGIZED.

Gambar 6-7. Two Load-to-Load Shorts

Gambar ini menunjukkan hal apa yang mungkin terjadi ketika


terdapat dua beban yang dibebankan pada rangkaian hubung singkat.
Perhatikan bahwa lampu dalam kondisi ini akan terpengaruh yang
menyebabkan daerah antara dua hubung singkat akan meredupkan
pada kedua sirkuit tersebut. Apabila lampu menyala pada beban B
maka hal tersebut tidak perlu untuk diperhatikan, adanya kondisi ini
dapat membingungkan dengan gejala adanya dua ground pada sirkuit
tunggal. Memberi-diri adalah bagian dari beban Blampu yang menyala.
Mengarahkan sirkuit akan menentukan kondisi terang/transisi kondisi
redup dan lokasi hubung pendek. Apakah beban antara hubung
pendek beban A jauh lebih besar (banyak lampu) daripada beban di
antara hubung pendek beban B, beban yang lebih kecil akan
menunjukkan hasil lampu yang lebih terang. Dalam ilustrasi, beban
137
antara hubung singkat adalah sama dan arus terbagi rata antara kedua
beban.

"good" to "bad" transition area

<-Note 1

o—o—o
, xPrimary cable ground fault
Figure 6-8a

"good" to "bad" transition area

Output 1
O—O—o-K>
CCR

Output 2
o
I <-Note 1
— NPrimary cable ground fault
Figure 6-8b

NOTES:

1. 45 watt Isolation transformer and light fixture connected betweena


regulator outputterminal and earth ground. The ground resistance of
the earth ground connection must be low.
2. When the circuit contains a single ground fault, the "good" to"bad-
transitionarea will be Inthe same location with the test connectionon
either output 1 or output 2.

Q • operational light fixture


Q =dim or out light fixture

Gambar 6-8a, b. Intentional Ground Test

138
Output 1
o—o—o—o-
CCR

Output 2
O—O—OirO
K
— — Single Ground Fault

S1 cutout with handle installed

<- 45watt isolation transformer and lightfixture

Output 1
•o—o—o—o-
CCR

Output 2
o

<- S1 cutout with handle removed

(j • operational light fixture


A • dim orout light fixture

Gambar 6-9. Intentional Ground Preventive Maintenance Tool

139
A ground open circuit fault

Output 2

CCR
Oj.^ -•-—♦■

Output 1

Note 2-> - - [II] <-Note


<-Note11
Figure 6-10a. Grounded Output Test
on CCR Output 1
Note 2

/t r-Note 1

Output 2
vd—o—a
CCR

Output 1
o—o—o—a
Figure 6-10b. Grounded Output Test
on CCR Output 2

NOTES:

1. Insulate and stay clear of the removed primary cable lead, lethal
voltages may be present.
2. The ground resistance of this connection must be low.
3. If the regulator trips off on open circuit, the open circuit fault Is not
grounded or the regulator does not have the power to drive circuit.

(j • operational light fixture


A =dim orout light fixture

Gambar 6-10a, b. Grounded Output Test

140
Ground fault in homerun lead

T
Light fixtures mounted to
grounded bases. iB
Isolation transformer with
a primary winding to ~s&
secondary winding short.

rS
In this failure mode, the light fixture connected to the shorted Isolation
transformer could produce lethal voltages to anyone touching It

Gambar 6-11. Dangerous Isolation Transformer/Circuit Ground Faults

141
BAB VII
PELAPORAN

7.1 Sistem Pelaporan


Setiap kejadian serius (terjadinya gangguan tidak berfungsinya
terhadap kinerja alat bantu visual navigasi/ airport lighting) harus
dicatat dan didokumentasikan untuk kepentingan review, baik oleh
internal penyelenggara bandar udara maupun oleh Direktur Jenderal
Perhubungan Udara. Dokumen harus disimpan didalam catatan
khusus kejadian yang merupakan bahan evaluasi pemeliharaan.
7.2 Prosedur pelaporan
Laporan harus ditandatangani oleh teknisi yang diberi tanggung
jawab menangani alat bantu visual navigasi/ airport lighting) dan
diketahui oleh seorang manager yang membawahi bidang alat bantu
visual navigasi/airport lighting).
7.3 Format pelaporan
Tata cara penulisan laporan kejadian terhadap kinerja alat bantu
visual navigasi/ airport lighting) harus mengikuti format pelaporan
yang telah diatur di dalam peraturan ini.

142
Toleransi / Toleransi /
Parameter Standar Limit: Limit:
Initial Operating
1. Light units
operational
a. Steady burning Semua Semua 15% lamps
out

(random) -
2 lamps
out; in 5-
light bar - 1
light bar
out

b. Flashing Semua Semua 1 unit out

2. Flashing rate 120 fpm ±2 fpm ±2 fpm

1. Input voltage 120V atau 240V ±3% ±5%

4. Light unit
alignment
a. Vertical Locally established ±1 derajat ±2 derajat

b. Horizontal Paralel terhadap ±1 derajat ±2 derajat


runway centerline
5. Obstructions Tanpa Sama dengan Sama
karena adanya obstruction/ halangan standar dengan
tanaman, dll. standar
abel A-2. Medium Intensity Approach Light Systems (MALS, MALSF,
MALSR)

144
Toleransi / Toleransi /
Parameter Standar Limit: Limit:
Initial Operating
1. Light units Semua Semua 1 unit mati
operational

2. Input voltage 120V or 240V ±3% ±5%

3. Flashing rate 60 fpm ±2 fpm ±2 fpm

2. Light unit Level ±1 derajat ±2 derajat


alignment

5. Obstructions Tanpa Sama dengan Sama


akibat obstruction /halangan standar dengan
tanaman, dll. standar
Tabel A-3. Omnidirectional Approach Light System (ODALS)

Toleransi / Toleransi /
Parameter Standar Limit: Limit:
Initial Operating
1. Light units Semua Semua 1 unit mati
operational pada 3-light
cluster

2.Flashing rate Locally established ±2 fpm ±2 fpm

3.Input voltage 120V or 240V ±3% ±5%

4.Light unit
alignment

a. Vertical Locally established ±1 degree ±2 derajat

b. Horizontal Locally established ±1 degree ±2 derajat

5. Obstructions Tanpa Sama dengan Sama


akibat obstruction / halangan standar dengan
tanaman, dll. standar

Tabel A-4. Lead-in Lights

145
Toleransi / Toleransi /
Parameter Standar Limit: Limit:
Initial Operating
1. Light units Semua Semua Semua
operational
2.Flashing rate
a. Unidirectional 120 fpm ±2 fpm ±2 fpm
type
b. Omnidirectional 60 fpm ±2 fpm ±2 fpm
type
3. Input voltage 120V or 240V ±3% ±5%
4. Alignment
(unidirectional)
a. Vertical
(1) With baffles 3 derajat ±1 derajat -1 derajat
+2 derajat
(2) Without baffles 10 derajat ±1 derajat ±2 derajat
b. Horizontal ±1 derajat ±2 derajat

(1) With baffles 10 derajat ±1 derajat ±2 derajat


(2) Without baffles 15 derajat ±1 derajat ±2 derajat
(menjauhi runway
centerline)

5. Obstructions Tanpa Sesuai Sesuai


akibat tanaman, obstruction/ halangan standar standar
dll.
Tabel A-5. Runway End Identifie r T.io*ht« /RP.TT c>

146
Toleransi / Toleransi /
Parameter Standar Limit: Limit:
Initial Operating
1.Lampu yang
menyala
a.VASI Semua Semua Tidak lebih
dari satu
lampu yang
mati
b. SAVASI Semua Semua
2. Vertical aiming
(VASI dan
SAVASI)
a. Downwind bar Va derajat di ±2 menit ±6 menit
(bar no. 1) bawah sudut
glide path yang
ada
b. Upwind bar (bar Sama dengan ±2 menit ±6 menit
no. 2) sudut glide
path
3. Vertical aiming
(3-bar VASI)
a. Downwind bar 2.75 derajat ±2 menit ±6 menit
(bar no. 1)
b. Middle bar (bar 3.0 derajat ±2 menit ±6 menit
no. 2)
c. Upwind bar 3.25 derajat ±2 menit ±6 menit
4. Horizontal Paralel dengan ± Va derajat ± Va derajat
alignment runway
centerline
5. Tilt switch % hingga Vz Sesuai standar Sesuai
derajat di standar
bawah dan Va
hingga 1
derajat di atas
sudut light bar
yang dipasang
6. Arus lampu Rated current Sama dengan aru s regulator
(current- of lamps sesuai dengan tipe r egulator yang
regulated) digunakii n
7. Tegangan lampu Rated voltage of ±3% ±5%
(voltage- lamps
regulated)
8. Obstructions Sesuai standar Sesuai
akibat tanaman, standar
dll.

147
Tabel A-6. Visual Approach Slope Indicator (VASI)

Toleransi / Toleransi /
Parameter Standar Limit: Limit:
Initial Operating
1. Lamps burning
a. PAPI Semua Semua Tidak lebih
satu lampu
yang mati
dalam tiap
boks
2. Vertical aiming 1

a. Unit D (close to 3° 30' ±2 menit ±6 menit


runway)
b. Unit C (2nd from 3° 10' ±2 menit ±6 menit
runway)
c. UnitB 2° 50' ±2 menit ±6 menit
a. Unit A (farthest 2° 30' ±2 menit ±6 menit
from runway)
3. Horizontal Paralel dengan ± V2 derajat ± Va derajat
alignment runway centerline
4. Tilt switch V* derajat di bawah- Sesuai Sesuai
V2 derajat di atas standar standar
sudut light bar yang
terpasang
5.Arus Lampu Sesuai dengan nilai Sesuai de ngan arus
(current-regulated) arus yang tertera regulator untuk tipe
pada lampu regulator yaiig digunakan

6.Tegangan Lampu Nilai tegangan ±3% ±5%


(voltage-regulated) lampu yang tertera
7. Obstruction akibat No obstruction Sesuai Sesuai
tanaman, dll. standar standar
Jika tidak ada perbedaan standar lokal, sudut yang ditunjukkan adalah
3 derajat sesuai glide path.

Tabel A-7. Precision Approach Path Indicator (PAPI)

148
Toleransi /
Toleransi / Limit:
Parameter Standar Limit:
Operating
Initial
1. Runway lights
a. Threshold lights Menyala Menyala 75% on for VFR and
semua semua non-precision IFR
runways
b. End lights Menyala Menyala 75% menyala
semua semua

c. Edge lights All on All on 85% menyala kecuali


pada CAT II dan CAT
III runways yang
mewajibkan 95%
mampu memberikan
layanan
d. Centerline lights Menyala Menyala 95% mampu
semua semua memberikan layanan
e. Touchdown Zone Menyala Menyala 90% mampu
lights semua semua memberikan layanan

2. Taxiway lights
a. Edge lights Menyala Menyala 85% menyala - lihat
semua semua catatan 3 untuk CAT
III taxi routes
b. Centerline lights Menyala Menyala 90% menyala - lihat
semua semua catatan 3 for CAT III
taxi routes
c. Elevated Runway Menyala Menyala Tidak lebih dari satu
Guard Lights semua semua buah lampu di
dalam fixture mati
d. In-pavement Menyala Menyala Tidak lebih dari tiga
runway guard semua semua lampu tiap lokasi
lights yang tidak dipelihara
atau tidak ada dua
buah lampu yang
berdekatan yang
tidak dipelihara
e. Runway stop bar Menyala Menyala Tidak lebih dari tiga
lights semua semua lampu tiap lokasi
yang tidak dipelihara
atau tidak ada dua
buah lampu yang
berdekatan yang
tidak dipelihara
3. Lamp current Ampere Ampere Ampere
a. 3 step, 6.6A 6.6 6.40-6.70 Sesuai initial
5.5 5.33-5.67 Sesuai initial

149
4.8 4.66-4.94 Sesuai initial
b. 5 step, 6.6A 6.6 6.40-6.70 Sesuai initial
5.2 5.04-5.36 Sesuai initial
4.1 3.98-4.22 Sesuai initial
3.4 3.30-3.50 Sesuai initial
2.8 2.72-2.88 Sesuai initial
c. 5 step, 20A 20.0 19.40-20.30 Sesuai initial
15.8 15.33-16.27 Sesuai initial
12.4 12.03-12.77 Sesuai initial
10.3 9.99-10.61 Sesuai initial
8.5 8.24-8.76 Sesuai initial
4. Lamp voltage Lamp voltage ±3% ±5%
(parallel circuits) rating
Tabel A-8. Runway and Taxiway Lighting Systems
Sambungan Runway dan taxiway lighting system:
1. Untuk memberikan persentase kontinuitas, persentase yang
diijinkan lampu cadang tersebut tidak harus berada dalam pola
yang akan mengubah pola dasar sistem pencahayaan. Selain
itu, cahaya cadang tersebut tidak boleh berdekatan dengan
lampu lain cadang tersebut kecuali di jepit atau palang dimana dua
lampu cadang tersebut berdekatan diperkenankan.
Sehubungan dengan barrettes, lintang dan lampu runway edge,
lampu dianggap sekitar jika terletak berurutan dan : Secara
lateral - pada barette sama atau crossbar, atau Secara longitudinal -
pada baris yang sama dari edge lights atau barrettes.
2. Threshold lights untuk precision runway adalah bagian dari
approach lighting system dan tidak termasuk dalam tabel ini.
3. Taxiway lighting pada low visibility (CAT III) taxi routes
a. Taxiway edge lights, taxiway edge reflector dan taxiway
centerline lights sepanjang low-visibility route - tidak ada dua
lampu yang berdekatan atau reflektor yang tidak terpelihara.
b. Taxiway clearance bar lights - tidak ada lebih dari satu lampu di
lokasi yang tidak terpelihara.

150
Toleransi /
Toleransi / Limit:
Parameter Standar Limit:
Initial
Operating
1. Photocell
operation (PAPI)
a. Turn-on to high 55 ft-cd ±5 ft-cd Sesuai initial
setting
b. Turn-on to low 30 ft-cd ±5 ft-cd Sesuai initial
setting
2. Photocell
operation
(windsock,
beacon, runway
lights)
a. Turn-on Below 55 ft-cd ±5 ft-cd Sesuai initial
b. Turn-off Above 30 ft-cd ±5 ft-cd Sesuai initial
3. Vertical 25 degrees ±5 derajat Sesuai initial
orientation from vertical
4. Horizontal True north ±5 derajat Sesuai initial
orientation
Tabel A-9. Perangkat Fotoelektrik

151
Toleransi / Toleransi /
Parameter Standar Limit: Limit:
Initial Operating
1. Starting time (1) 15 detik atau Sesuai standar Sesuai
kurang standar
2. Potential relays
commercial
power
a. Sistem 120V
Dropout 108V ±3V Sesuai initial
Pickup 114V ±3V Sesuai initial
b. Sistem 208V
Dropout 191V ±3V Sesuai initial
Pickup 191V ±3V Sesuai initial
c. Sistem 240V
Dropout 200V ±3V Sesuai initial
Pickup 210V ±3V Sesuai initial
d. Sistem 480V
Dropout 455V -0, +5V Sesuai initial
Pickup 465V -0, +5V Sesuai initial
3. Potential relay
engine power
a. Pickup voltage
120V 112V ±3V Sesuai initial
208V 197V ±3V Sesuai initial
240V 210V ±3V Sesuai initial
480V 465V -0, +5V Sesuai initial
b. Dropout N/A N/A N/A
voltage
4. Pickup frequency 60 Hz 57-60 Hz Sesuai initial

1) Untuk operasi CAT II, mesin generator biasanya dihidupkan dan


digunakan sebagai sumber energi utama. Dalam hal kegagalan operasi
generator pada saat ini, diperlukan beban pencahayaan CAT II
dialihkan kembali ke listrik komersial dalam waktu 1,1 detik.
Tabel A-10. Standby Engine Generators

152
Toleransi / Toleransi /
Parameter Standar Limit: Limit:
Initial Operating
5. Time delay 15 menit 15-20 menit Sesuai initial
setting (2)
6. Voltage regulator Set to match ±3V Sesuai initial
commercial
power
7. Frequency Contacts to Sesuai standar Sesuai
sensing device open below 57 standar
Hz
8. Transfer relay (3) 1-3 detik Sesuai standar Sesuai
standar
9. Frekuensi 60 Hz ±5 Hz Sesuai initial
10. Output
voltage (4)
a. Sistem 120V 114-126V Sesuai standar Sesuai
standar
b. Sistem 280V 197-218V Sesuai standar Sesuai
standar
c. Sistem 240V 228-252V Sesuai standar Sesuai
standar
e. Sistem 480V 456-504V Sesuai standar Sesuai
standar

2) Apabila transfer ke listrik komersial tidak dapat dilakukan maka


lakukan transfer secara manual.

3) Pada fasilitas-fasilitas dimana listrik komersial mencatat adanya arus


listrik transien yang mengakibatkan penurunan tegangan, mulai
mesin yang tidak perlu dan transfer listrik dapat dihilangkan dengan
meningkatkan toleransi dari relay PR atau di bawah-tegangan
perangkat putus sekolah dan pengaturan pickup tegangan
ditunjukkan pada tabel ini. Toleransi dapat diperpanjang tapi tidak
boleh melebihi frekuensi yang dapat diterima dan karakteristik
tegangan dari peralatan fasilitas. Setiap regulator tegangan yang
dipasang untuk menstabilkan tegangan komersial yang mensuplai
fasilitas akan dianggap sebagai peralatan fasilitas. TR relay atau
peralatan time delay dapat diperpanjang melampaui 3 detik, dalam
kondisi starting normal, daya dari generator mesin akan tersedia ke
fasilitas dalam waktu 15 detik setelah kegagalan listrik komersial.
Toleransi lokal yang didirikan harus dipasang di bagian dalam mesin
generator pintu panel kontrol di dekat relay PR dan TR.
4) Sesuaikan tegangan output sesuai dengan kebutuhan layanan
tegangan masuk atau fasilitas.

153
Tabel A-l. Standby Engine Generators (Lanjutan)

•UUIATMIFUUIJtSIMIBUTAN
tIMBUIV LOG BOOK)
BAfOARA
FASUTAS

PERALATAN
BULAN

NO TGL/JAM CATATAN /TINDAKAN PARAF H

——^—^——^—^_

PARAP PENGAWAS : (hALAMAN:

154
DAFTARPERALATAN DAN KONDISI

BANDAR UDARA
LEUBAR I

FASLTTAS
LEUBAR II : LOKASI

BUIAN/TAHUN LEUBAR Bl

LEUBAR IV

NO. MAIUPQUUTAN HBK trw MTATDOtt TAHUN JUMLAH KETBUNGAN


WJTAUJI (*)

CATATAN: Data tennis dapat dtel data tegangan. WWMnft daya Keluaran. Junfcn karat rasa.
KcndW f9C| =(1-ueta peralatan dbn tehaiCOpciOOX

155
lAPQRANBl

BANDAR UDARA LEUBAR I

FASfUTAS leubar •

BULAN/ TAHUN LEUSAR •

LEUBAR rV

TANGGAL
AMAH JAW OPERA*
no. NMMPEMLATAN KETBWtSAN
TERPUTUS (JAM)
1 2 3 4 5 6 7 e » 10 n 12 1! 14 15 16 17 M 19 20 21 22 23 24 25 2€ 27 28 29 JO 51

Krteran^m - Operas Norm* 0 ; <rama rajau


- Operasi Memvun - / wamalurang
- Operas Terputus X / wamameran KEPALA BANDAR UDARA/ C A8ANG/

- Giijpnn pada p—fctw - V / wamaMu

perxfcJon,

156
DAFTARKEGIATAN PERBAIKAN
BANDAR UDARA LEU3AKI
FASIUTAS LEUBAR! L0KA9
TAHUN LEUBAJtn
LEUSAR rV

KERUtAKAN T<*_/JAM TOUMM JAM


WO. PERALATAN TMOAKAM KETERANQAN
KATEOOM BAGIAN KERUtAKAN IELE1A1 Op*-T»fputu*

KEPALA BANDAR UDARA/ CABANO/

157
lAPllRAfl Kf MixAKAN BAN PrHB AIK AN
NO U R AI AN
DATA
Tangigai / Sul3n / Tanur.

LOKaW
Z3
wailja

Peralatan

Bacfai Pera atari

Kategori Ken.j«uii

uralan KtH~jsa«A*i

Trreiakan Pertarican
Oleh :

Penyeeati Keruiaxan

Tgi. Kcrusakar
Koae M^incar.an
Jam Kerusarian
Ai_r - DM aaa 3 at v.Ku-
i°K
T31. SMaeai Pertawan Kalfcrasi
- .ttaK j d i s B n c i
Jam SeHsa. PeroalKan
•M - '/erM-oou sja c aca*-©
- Tidak ..- - lrs-.sccrta4i
JJmfan Jam Of>erat\i rerputus • r»*-'al»ia.-iK.e-»ir- s^rah tertma
- ivnoarun cua: a
AL - Alasan lan Qttlaslian]
Kaoe Mantiatan T.daK ada '•ar'T 2-.20

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


ttd

SUPRASETYO
lai dengan aslinya
KEP
" .UKUM DAN HUMAS,

HARJO
• I (IV/b)
199003 1 001

158

'

K
\

Anda mungkin juga menyukai