Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Nur Ramadhani

Notar : XXVI.1.003

1. Inventarisasi kebijakan TDM yang sudah dilaksanakan


2. TDM dalam RTRW
3. Rencana kegiatan TDM yang akan dilaksanakan

1) Inventarisasi kebijakan TDM yang sudah dilaksanakan


a. 3 in 1 (DKI Jakarta)
Kebijakan ini berlaku pada Bulan Desember 2003 saat masa kepemimpinan Gubernur
Sutiyoso. 3 in 1 diberlakukan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di
kawasan dan waktu tertentu. Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan untuk mengurangi
padatnya lalu lintas di kawasan ibukota.
Teknis kebijakan ini adalah setiap mobil pribadi diperbolehkan melintasi jalan tertentu
apabila berpenumpang 3 atau lebih.
Kawasan 3 in 1 berlaku di sepanjang ruas jalan berikut :
1. Jalan Sisingamangaraja, jalur cepat dan jalur lambat;
2. Jalan Jenderal Sudirman, jalur cepat dan jalur lambat;
3. Jalan M.H. Thamrin, jalur cepat dan jalur lambat;
4. Jalan Medan Merdeka Barat;
5. Sebagian Jalan Jenderal Gatot Subroto antara persimpangan Jalan Jenderal Gatot
Subroto-Jalan Gerbang Pemuda (Balai Sidang Senayan) sampai dengan
persimpangan Jalan H.R. Rasuna Said–Jalan Jenderal Gatot Subroto pada jalan umum
bukan tol.
Kebijakan 3 in 1 berlaku pada Hari Senin – Jumat pukul 07.00 – 10.00 dan 16.00 – 19.00.
Sedangkan hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional tidak berlaku.
Kebijakan ini dihapus pada masa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pada Mei 2016.
Sebagai pengganti dari kebijakan 3 in 1, pemerintah menerapkan kebijakan sistem ganjil-
genap.

b. Ganjil-genap (DKI Jakarta)


Pembatasan mobil pribadi berdasarkan nomor pelat ganjil/genap mulai diterapkan bulan
Agustus 2016 pada masa kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama melalui
Peraturan Gubernur Nomor 164 Tahun 2016 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan
Sistem Ganjil-Genap. Kebijakan ini diberlakukan pada hari Senin – Jumat pukul 06.00 –
10.00 dan 16.00 – 21.00. Sistem ganjil-genap tidak berlaku pada hari Sabtu, Minggu,
serta hari libur nasional.
Ganjil-genap diberlakukan pada 13 ruas jalan, yaitu Jalan MH Thamrin, Jalan Jenderal
Sudirman, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Panglima Polim, Jalan Fatmawati, Jalan
Tomang Raya, Jalan S.Parman, Jalan Gatot Subroto, Jalan MT Haryono, Jalan HR
Rasuna Said, Jalan DI Panjaitan, Jalan A.Yani, serta Jalan Gunung Sahari.
Selain 13 ruas jalan tersebut, ganjil-genap juga berlaku pada pintu masuk di 3 lokasi
wisata, yaitu pintu masuk Ancol, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan Taman
Margasatwa Ragunan.

c. Zona Rendah Emisi atau Low Emission Zone (LEZ) di Kawasan Kota Tua Jakarta
Adalah area dimana akses beberapa jenis kendaraan yang berpolusi dibatasi untuk
meningkatkan kualitas udara di area tersebut. Pada 8 Februari 2021, LEZ sudah
diterapkan selama 24 jam. Area penerapan LEZ Kota Tua, yaitu Jl. Pintu Besar Utara - Jl.
Kalibesar Barat sisi Selatan - Jl. Kunir sisi Selatan - Jl. Kemukus - Jl. Ketumbar - Jalan
Lada. Hanya pejalan kaki, pesepeda, transportasi umum, dan kendaraan berstiker khusus
rendah emisi yang boleh lewat. Penataan Kawasan Wisata Kota Tua tersebut
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan
Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas, dan Peraturan
Gubernur Nomor 36 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Kawasan Kota Tua.

d. Uji emisi gas buang kendaraan bermotor (DKI Jakarta)


Melalui Peraturan Gubernur Nomor 66 Tahun 2020 tentang Uji Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor, kepemilikan kendaraan bermotor di DKI Jakarta harus lolos uji
emisi gas buang.
Adapun sanksi bagi pemilik kendaraan bermotor yang mencemari udara atau tidak lolos
uji emisi gas buang adalah denda sebesar Rp.250.000,- bagi sepeda motor dan
Rp.500.000,- bagi mobil.
Melalui kebijakan ini, pemerintah mengajak masyarakat untuk turut serta menjaga
kualitas udara Jakarta dengan hanya menggunakan transportasi umum dalam setiap
kegiatannya.

e. Park and Ride


Merupakan penyediaan lahan parkir di lokasi strategis sehingga pengendara dapat
memarkirkan kendaraannya di tempat tersebut dan melanjutkan perjalanannya dengan
berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum. Jam operasional rata-rata dari park
and ride adalah pukul 06.00 sampai 20.00. Sementara untuk biayanya diberlakukan tarif
non-progresif atau flat. Dengan kata lain, pengguna hanya membayar satu kali saja per
hari. Beberapa lokasi dengan fasilitas park and ride di DKI Jakarta antara lain Terminal
Kampung Rambutan, Terminal Kali Deres, Terminal Pulo Gebang, PGC Cililitan,
Ragunan, Thamrin, Pinang Ranti, Stasiun MRT Lebak Bulus Grab.
2) TDM dalam RTRW Kota Tangerang Selatan (Perda Kota Tangerang Selatan No.15
Tahun 2011 tentang RTRW Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2031)
a. Sistem jaringan jalan arteri dan kolektor didesain dan dapat difungsikan sebagai jalur
angkutan umum massal;
b. Persilangan dengan jalur kereta api diarahkan menjadi persilangan tidak sebidang;
c. Pengembangan sistem angkutan massal berbasis jalan dalam kota yang diarahkan sebagai
moda angkutan umum pada jalan-jalan utama yang memiliki nilai strategis;
d. Pengembangan sistem angkutan massal berbasis jalan yang terintegrasi dengan sistem
angkutan umum massal Jabodetabekpunjur;
e. Rencana sistem jaringan perkeretaapian meliputi jaringan jalur kereta api dan prasarana
perkeretaapian berupa stasiun kereta api;
f. Penyediaan fasilitas parkir kendaraan pribadi dengan konsep park and ride untuk
berpindah angkutan di stasiun.

3) Kegiatan TDM yang akan dilaksanakan


a. Pengembangan sistem angkutan umum massal yang terpadu;
b. Menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terpadu dengan pusat-pusat kegiatan;
c. Membangun sistem park and ride;
d. Mengembangkan sistem terminal dalam kota serta membangun terminal di batas kota;
e. Mengoptimalkan pengendalian dan penyelenggaraan sistem transportasi kota.

Anda mungkin juga menyukai