Anda di halaman 1dari 30

BAB I

Kurangnya fasilitas penunjang, baik


PENDAHULUAN
transporasi maupun ruang terbuka / taman.

1.1 Latar Belakang

Fakultas Teknik UNWIRA KUPANG sebagai fakultas yang menaungi Jurusan Teknik
Arsitektur, dan Sipil terus melakukan upaya peningkatan fasilitas untuk menunjang kebutuhan
di dalamnya. Pengembangan-pengembangan ruang yang akan dilakukan pada beberapa
tahun ke depan memberikan tanda-tanda positif akan Kekurangan fasilitas dan ruang
penunjang lainnya tengah dihadapi oleh fakultas ini. Kenyataan ini mungkin tidak sebanding
dengan apa yang telah dihasilkan dari fakultas ini pada tingkat akademik.
Permasalahan pada jaringan utiltas kampus.
Demi mengatasi masalah ini maka dilakukan pembenahan fisik pada kampus Berupa
rebuild pada kawasan sekitar fakultas dengan dihadirkannya master plan. perencanaan dan
perancangan

1.2. Identifikasi Masalah


Masih kurangnya kelengkapan Fasilitas
Permasalahan yang ada pada perencanaan dan perancangan
penunjang berupa Ketiadaanya gedung pusat
studi Fakultas Teknik, dan jaringan utilitas.

Jenis tanah pada tapak yang keras dan


berkarang.

Desain didasari Teknik Transformasi Arsitektur


yang dimana dapat mengakibatkan terjadinya

Bentuk kontur tapak yang tidak rata / miring. kekakuan dalam mendesain.
1.3 Ide atau Gagasan

Memadukan konsep arsitektur vernakular pada massa utama bangunan dan atap
bangunan dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan bangunan sebagai faktor
utama.

1.4 Visi Dan Misi

1.4.1 Visi
Menjadikan bangunan Pusat Studi Fakultas Teknik UNWIRA sebagai bangunan
dengan pengelolaan ruang yang nyaman dan aman serta memiliki bentuk bangunan
yang mencirikan sisi kedaerahan NTT.

1.4.2 Misi
 Mencerminkan budaya kedaerahan NTT.
 Meneruskan budaya melalui bentuk gubahan massa bangunan.
 Membangun karakter mahasisiwa melalui bentuk gubahan massa bangunan.
 Menumbuhkan kesadaran mahasisiwa untuk mencintai budaya sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum 2.1.2 Bangunan gedung

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
2.1.1 Penataan ruang
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus.
Tujuan untuk Penyelenggaraan penataan ruang
(Sumber, Peraturan Pemerintah RI, No : 36, 2005)
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan 2.1.3 Klasifikasi Bangunan Gedung
c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap (Sekolah)
lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
(sumber, UU Republik Indonesia, No: 26. 2007) Klas 9: Bangunan gedung umum

Adalah bangunan gedung yang dipergunakan untuk melayani kebutuhan masyarakat umum,
yaitu:
b. Klas 9b: bangunan gedung pertemuan, termasuk bengkel kerja, laboratorium atau
sejenisnya di sekolah dasar atau sekolah lanjutan, hall, bangunan peribadatan, bangunan
budaya atau sejenis, tetapi tidak termasuk setiap bagian dari bangunan yang merupakan klas
lain. (Sumber, PERMENPU. NO : 29/PRT/M/2006)

2.1.4 Fungsi Bangunan Gedung

(Pendidikan)

Fungsi sosial dan budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) mempunyai
Gambar, 2.1.1. Penataan Ruang
fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi bangunan
(Sumber, http://ppsp.nawasis.info/dokumen/profil/profil_kota/kab.kupang/) gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan
bangunan gedung pelayanan umum.
(Sumber, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No : 36. 2005) 2.1.6 Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang


penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam.

(Sumber, PERMENPU, No : 28/PRT/M/2008)

Gambar, 2.1.4. Fungsi Bangunan Gedung

(Sumber, http://unwira.ac.id/album-1-gedung-unwira.html)

Contoh Gambar, 2.1.6 Ruang Terbuka Hijau


2.1.5 Persyaratan Kesehatan Bangunan Gedung (Sumber : http://www.livegreenblog.com/landscaping/ming-mongkol-green-park-2015-thailand-
landscape-architecture-awards-10510/)

Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan bangunan


pelayanan umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.
2.1.6.1 Ruang Terbuka Hijau Privat
(Sumber, Undang-Undang Republik Indonesia, No : 28. 2002)

Ruang terbuka hijau privat, adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan
yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman
rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. (Sumber, PERMENPU, No :
28/PRT/M/2008)

2.1.6.2 Taman lingkungan

Taman lingkungan, adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai
sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat lingkungan.
(Sumber, PERMENPU, No : 28/PRT/M/2008)
Contoh gambar, 2.1.5

(Sumber : https://www.google.co.id/search?q=healthy+life+animation&biw) 2.1.6.3 Vegetasi/ tumbuhan


2.2.2.1 Arsitektur Fatunisuan
Vegetasi/ tumbuhan, adalah keseluruhan tetumbuhan dari suatu kawasan baik yang
berasal dari kawasan itu atau didatangkan dari luar, meliputi pohon, perdu, semak, dan 1. Pola perkampungan
rumput.
(Sumber, PERMENPU, No : 28/PRT/M/2008) Pola perkampungan suku Dawan yang asli adalah kelompok padat dengan rumah–
rumah (cluster) dengan beberapa kandang ternak (sapi/babi). Kadang–kadang penduduk
tersebar disekeliling perkampungan.
2.2 Tinjauan Khusus
Namun pola perkampungan pada suku Dawan Fatunisuan ialah menyebar / linear
2.2.1 Site Plan dimana bangunan-bangunan vernakularnya berada diantara perumahan warga.

Site plan adalah rencana tapak. Pengertian Site plan adalah gambar dua dimensi yan 2. Tipologi Bangunan.
menunjukan detail dari rencana yang akan dilkukan terhadap sebauh kaveling tanah, baik Denah rumah rakyat biasa berbentuk bundar. Luasnya tergantung pada kebutuhan
menyagkut rencana jalan, utilitas air bersih , listrik, dan air kotor, fasilitas umum dan fasilitas serta status sosial pemiliknya.
sosial. Siteplan dalam dunia properti mungkin juga mencakup serta cluster- cluster perumahan
yang direncanakan. 3. Pondasi (Baki).
Pondasi dibentuk dari batu kali ceper yang disusun membentuk lingkaran sesuai
(sumber, http://artikel2.com/site-plan/) dengan luasnya. Tinggi pondasi dari permukaan tanah antara 20 cm–40 cm. Fungsinya untuk

2.2.2 Arsitektur Vernacular mencegah masuknya

Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur
4. Lantai (Nijan).
lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat
Lantai bangunan terbuat dari tanah yang diurug diatas/di dalam fondasi yang sudah
asalnya. Vernakular, berasal dari vernacullus yang berarti lokal, pribumi. Pembentukan
berbentuk (bundar). Permukaan lantai kemudian diratakan.
arsitektur berangsur dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan mengakar. Latar
belakang indonesia yang amat luas dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan
5. Tiang (Ni)
budaya yang cukup banyak dan arsitektur merupakan salah satu parameter kebudayaan yang
Tiang ume to ana‘ disini dibagi menjadi 3 bagian :
ada di indonesia karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem sosial, keluarga, sampai
 Ni Ana’ :
ritual keagamaan. (https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_vernakular)
Tiang yang mengelilingi bangunan. Tiang ini ditanam sesuai dengan bentuk denah

Berkaitan dengan bidang arsitektur, vernakuler lebih menunjuk pada sekelompok rumah (secara melingkar). Jumlah tiang tergantung dari luasnya. Jarak antara tiangnya juga

dimana rumah-rumah tersebut dibangun langsung oleh tukang, bukan atas rancangan seorang bervariasi, namun rata–rata antara 1,5–2,5 m. air pada saat musim penghujan.

arsitek. Ciri yang paling nyata adalah bangunan tersebut didesain dengan nuansa lokal,
 Ni Tetu (tiang loteng/pelindung).
menyangkut teknik pembuatan yang menggunakan kearifan lokal, material lokal yang
Tiang ini dipakai sebagai tumpuan utama dari bangunan secara keseluruhan dan juga sebagai
merupakan tanggapan terhadap konteks lingkungan lokalnya.
tumpuan untuk meletakan balok–balok loteng. Tiang ini juga meneruskan semua gaya–gaya
vertikal ke tanah. Jumlah tiang ini adalah empat buah dan di tanam dalam tanah sedalam 50
cm.
 Ni Enaf (Tiang Penopang Bangunan). 3. Pondasi (Posa Ine)
Tiang ini diletakan dibagan tengah–atas balok loteng. Jumlahnya satu buah. Pada bagian
Struktur pondasi menggunakan sistem jepit dimana tiang penopang utama (posa ine)
bawah diberi takikan untuk memasukannya dalam Tunis, yang kemudian diperkuat dengan
ditempatkan pada enam titik untuk menahan beban dari bangunan.
ikatan. Sedangkan bagian atas bercabang dan berfungsi untuk menopang balok bubungan.
Bentuk Ni Enaf bulat, tingginya 2,00–2,50 m. 4. Lantai

Alas untuk permukaan lantai menggunakan material tradisional berupa bambu ( Beto ).
6. Dinding (Niki).
Bentuk bambu yang yang melingkar dicincang menjadi bilahan-bilahan,namun masih
Dinding dipasang melingkari tiang (Ni Ana‘). Beberapa kayu/bilah bambu melintang
menyisahkan serat yang menyatu antara tiap bilahan pada bambu, sehingga alas lantai yang
terdiri dari dua jalur diikatkan pada kayu/bambu melintang sekaligus merupakan perkuatan
terbentuk menyerupai tikar.
pada dinding. Tinggi dinding ± 0,50–0,80 m. Semakin dekat ke pintu semakin tinggi,
dindingnya sampai 100 cm. Bahan dinding dipilih dari beberapa jenis bahan antara lain : konstruksi lantai mengikuti pola struktur pembalokan yakni pola grid, dimana antara
papan, bambu cincang, batang pinang cincang, pelepah gewang, kulit kayu dan sebagainya. bilahan bambu dan balok saling menyilang untuk menhindari terjadinya keruntuhan pada lantai
Bagian bawah/ujung dinding dimuat diatas batu dengan tujuan agar tidak mudah rusak akibat ( colapse ).
rayap atau air.
5. Tiang

7. Atap (Tefi). Konstruksi tiang digunakan dari sub struktur, super struktur dan upper struktur. Untuk
Atap berbentuk kerucut sebagai akibat dari bentuk denah dan rangka atap. Puncak atap penggunaannya pada sub struktur, tiang digunakan sebagai kolom utama (Posa Ine) yang
mempunyai dua bentuk yakni bulat (seperti sanggul wanita) dan pelana/palungan terbalik. bertugas sebagai pondasi yang menopangi balok pada rumah panggung. Berikut pada super
Bentuk bundar (denah) atau metaphor sebagai bentuk bulat/kerucut (atap) mempunyai arti struktur, tiang bertugas untuk menopangi atap dan dan dinding bangunan. Pada upper
bentangan langit yang melingkupi bumi. struktur, tiang difungsikan sebagai penopang balok nok pada atap dan penopang lantai atas
pada bangunan. Material yang digunakan pada konstruksi tiang biasanya berupa kayu (Koli)
(Sumber, http://dokumen.tips/download/link/arsitektur-vernakular-atoni-manggarai-papua)
dan bambu (Beto).

6. Dinding
2.2.2.2 Arsirektur Tutubhada
Pemasangan dinding pada bangunan memiliki kesamaan dengan dengan konstruksi
1. Pola Perkampungan lantai, dimana material utama dinding yang merupakan bambu (beto), dipotong menjadi
bilahan yang membentuk tikar, kemudian di pasang vertikal sebagai dinding dengan penjepit
pola perkampungan pada arsitektur Tutubhada mempunyai pola cluster / berkelompok
berupa kayu (koli) yang di belah. Tinggi dinding biasanya 70 -100 cm.
dengan orientasi bangunan utama menghadap kearah selatan.
7. Atap
2. Tipologi Bangunan
Konstruksi atap pada bangunan memiliki kecenderungan yakni atap mempunyai fungsi
Mempunyai bentuk denah parsegi panjang dengan struktur bangunan rumah panggung
sebagai dinding sehingga konstruksi tiang dan balok hanya sebagai penopang untuk
dan atap berbentuk trapesium dimana keseluruhan bentuk atap hampir menutupi bangunan.
membentuk ruang vertikal yang cukup.
Luasan bangunan berdasarkan tergantung berdasarkan status sosial.
(Suai)  Eliminasi
 Repetisi
2.2.3 Transformasi dalam Arsitektur

1. Pengertian
Ditinjau dari segi bahasa Transformasi dapat diartikan sebagai perubahan bentuk.
Transformasi = “Pemalihan” , perubahan dari benda asal menjadi benda jadiannya. (Josef
Prijotomo,1992)

Proses perubahan bentuk dimana sebuah bentuk dapat mencapai tingkatan tertinggi
dengan jalan menanggapi banyak pengaruh-pengaruh eksternal dan internal (Antoniades
1990:66)------> perubahan sebuah bentuk kepada bentuk lain.

Transformasi adalah perubahan dari makna pada struktur-dalam (deep structure) ke Gambar, Tranformasi Bentuk Arsitektural (contoh)
dalam tampilan struktur-permukaan (surface structure). (Broadbent,1980
(Sumber, http://aslamprasetya.blogspot.co.id/2010/01/islamic-centre-of-kricak.html)

“Transformasi dalam arsitektur berkaitan dengan proses perubahan bentuk dari keadaan
awal/dasar menjadi keadaan baru. 2.2.4 Pengertian Pusat Studi

Pusat studi adalah salah satu organ fungsional di lembaga penelitian yang berfungsi
sebagai peer group kelompok penelitian.
( sumber, dokumen: prosedur operasional baku. Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda
Aceh)

2. Metoda Dan Teknik Transformasi


SUB SISTEM METODA TEKNIK
Nilai Rupa Transformasi  Dimensi/matra (dari 2 matra ke
(Ubah) 3 matra dan sebaliknya
 Sosok-latar (figure – groun)
 Subtitusi (diganti/ditukar)
Kombinasi  Antar waktu (lama + baru)
 Perioda (antar) langgam (style)
 Antar lokal (geografi) (Sumber, http://vectips.com/tips-and-tricks/create-a-fancy-cartoon-building-in-adobe-

 Applique (aplikasi/kerajinan) illustrator/ )


Nilai Rupa Modifikasi  Eksagerasi
2.3 Data

Data jumlah mahasisiwa dan dosen Fakulats Teknik UNWIRA kupang NTT 2016

600

500

400

300

200

100

0
Mahasiswa Arsitektur Mahasiswa Sipil Dosen

Sumber data, PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

(http://Forlap.Dikti.Go.Id/Perguruantinggi/Detail/)
BAB III
ANALISA EKSISTING

3.1 Lokasi

Lokasi kampus UNWIRA khususnya Fakultas Teknik beralamat,

Jl. San Juan-Penfui, Kel. Penfui Tim., Kec. Kupang Tengah, Kab Kupang, Nusa Tenggara
Timur, Indonesia.

(Sumber, http:/google maps.org/kampus teknik unwira kupang ntt/)

3. 2 Kondisi Eksisting

3.2.1 Bangunan Eksisting

(Sumber, http:/google maps.org/kampus teknik unwira kupang ntt/)

Gedung Studio Arsitektur Kantin Fakultas Teknik


3.1.1 Ukuran Lahan Fakultas Teknik UNWIRA UNWIRA Kupang NTT
Kupang NTT.
 Utara : 41.96 m
 Selatan : 40.85 m
 Timur : 15.45 m
 Barat : 16.36 m
Sumber, http:/google
maps.org/kampus teknik
Gedung Laboratorium unwira kupang ntt/ Gedung Fakultas Teknik
3.1.2 Batas Lahan Teknik Sipil UNWIRA Kupang NTT.
3.2.2 Geografis

1. Geologi
 Topografi

Bentuk topografi / kontur tidak rata atau menunjukan kemiringan dari arah timur-barat dan
utara-selatan, Dimana bangunan utama (Fakultas Teknik) berada pada titik tetinggi.

U 2. Iklim
T
B s
Beriklim tropis kering, dimana musim hujan sangat pendek yaitu 3-4 bulan sedangkan
musim kemarau 8-9 bulan.

Suhu rata-rata di Kota Kupang berkisar antara 23,8 °C sampai dengan 31,6 °C. Tempat-tempat
yang letaknya dekat dengan pantai memiliki suhu udara yang rata-rata relatif lebih tinggi.
Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 73 persen sampai dengan 99 persen.

Curah hujan tercatat 1.720,4 mm dan hari hujan sebanyak 152 hari. Curah hujan tertinggi
 Timur : Kemiringan landai.
terjadi pada bulan Januari, yaitu tercatat 598,3 mm, sedangkan hari hujan tertinggi terjadi pada
 Barat : Datar dengan kemringan yang sedikit terjal. bulan Desember dengan 28 hari hujan.

(Sumber, http:/wikipedia.org/iklim kota kupang/)


 Utara : kemiringan sedikit terjal.

 Selatan : Datar / rata.

 Jenis Tanah

Tanah yang terdapat pada lokasi merupakan jenis tanah Spodosol dan berkarang.

 Jenis Batuan

Batuan yang paling banyak terdapat pada lokasi merupakan


batuan berkarang dan kapur.
2.3 Batas-Batas Wilayah 3.4.2 Jaringan air bersih

Untuk jaringan air bersih masih belum memenuhi


standar, akibat ditemukannya empat titik penampungan air
bersih / reservoir yang berada tepat di belakang bangunan
utama masih belum terawat, dan masih digunakannya
air bersih dari truk tanki, serta penggunaan sistem
Utara berbatasan dengan distribusi air bersih
Fakultas Filsafat UNWIRA.
 Alternatif
Menggunakan pendistribusian air bersih PDAM dan melakukan perawatan secara
menerus.

Barat berbatasan dengan lahan Timur berbatasan dengan lahan


Selatan berbatasan dengan
kosong dan Pemukiman kosong. (kedepan akan dibangun
Gedung utama Fakultas Teknik
Fakultas Ekonomi UNWIRA)
UNWIRA, Kupang

3.4.3 Drainase
3.4. Jaringan Utilitas
Sistem drainase pada lokasi masih kurang
3.4.1. Jaringan listrik menunjang.

Fasilitas pendistrbusian jaringan listrik pada lokasi site sudah cukup memadai, hanya
 Alternatif
saja masih harus selalu dilakukan perawatan secara menerus. Melakukan perbaikan atau peribahan jalur
darainase dan memperdalam
drainase.
Posisi ini akan sedikit mengganggu kenyamanan, berupa bau yang yang kurang sedap dan
view pada bangunan.

3..4.4 Jaringan Penerangan

Jaringan penerangan pada lokasi perencanaan masih kurang memadai akibat sedikit
ditemukanya tiang-tiang penerangan jalan maupun penerangan sekitar kawasan Kampus
Fakultas Teknik UNWIRA.

 Alternatif
Melakukan penambahan penerangan pada lokasi dan selalu dilakukannya perawatan
secara menerus.

3.5 Vegetasi

1. Akasia

3.4.5 Telepon

Untuk jaringan telepon pada lokasi site sudah


cukup memadai, hanya saja masih pelu dilakukannya
(Acacia)
perawatan secara menerus.
Akasia juga dikenal sebagai pohon duri,
dalam bahasa
Inggris disebut whistling thorns ("duri bersiul ")
atau Wattles,atauyellow- fever acacia ("akasia
demam kuning") dan umbrella

3.4.6 Jaringan Air Kotor acacias ("akasia payung").

 Merupakan pohon endemik pada lokasi site. (tumbuh secara alami)


Jaringan air kotor dari bangunan utama (toilet) ke
septictank mempunyai sedikit masalah dimana posisi letak (http://id.wikipedia.org/acacia)
septictank sangat berdekatan dengan dinding masif dari 2. Jambu
halaman belakang bangunan.
(Psidium guajava)
(Musaceae)

Jambu batu (Psidium guajava) atau


sering juga disebut jambu biji, jambu siki dan jambu Pisang adalah nama umum yang diberikan
klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa
ke Indonesia melalui Thailand. jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. ×paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi
yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun
 Merupakan tumbuhan endemik pada lokasi site. (tumbuh secara alami)
menjari, yang disebut sisir. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi
(http://id.wikipedia.org/psidium guajava)
(karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.

 Merupakan pohon endemik pada lokasi site. (tumbuh secara alami)


3. Angsana (http://id.wikipedia.org/Musaceae)
(Pterocarpus indicus)

5. Kesambi

(Schleichera oleosa)

Angsana atau sonok embang (Pterocarpus indicus)


adalah sejenis pohon penghasil kayu berkualitas tinggi dari suku Fabaceae (=Leguminosae,
polong-polongan). Kayunya keras, kemerah-merahan, dan cukup berat, yang dalam
perdagangan dikelompokkan sebagai narra atau rosewood.
Kesambi atau kosambi (Schleichera oleosa) adalah nama sejenis pohon daerah
 Merupakan tumbuhan endemik pada lokasi site (tumbuh secara alami)
kering, kerabat rambutan dari suku Sapindaceae. Pohon berumah dua (dioesis), kekar, sering
(http://id.wikipedia.org/ Pterocarpus indicus)
bengkok, tinggi mencapai 40 m dan gemang batang sampai 2 m, meskipun kebanyakan kecil
4. Pisang dari itu. Berbanir kecil, pepagan berwarna abu-abu.
 Merupakan pohon endemik pada lokasi site. (tumbuh secara alami)

(http://id.wikipedia.org/ Schleichera oleosa)

6. Gamal

(Gliricidia sepium)

Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-
polongan (suku Fabaceae alias Leguminosae). Sering digunakan sebagai pagar hidup atau
peneduh, perdu atau pohon kecil ini merupakan salah satu jenis leguminosa multiguna yang
terpenting setelah lamtoro (Leucaena leucocephala).

 Merupakan pohon endemik pada lokasi site. (tumbuh secara alami)

(http://id.wikipedia.org/ Gliricidia sepium )


BAB IV Kelebihan

ANALISA  Penataan massa bangunan yang maksimal.


 Bentuk bangunan yang dapat diolah secara maksimal.

Kekurangan
 Biaya relatif mahal .
4.1 ANALISA TAPAK
 Waktu pengerjaan lebih lama.

4.1.1 Topografi 4.1.2 Geologi

 Alternatif 1 : Kontur Alami Tanah yang terdapat pada lokasi merupakan jenis tanah Spodosol dan berkarang,
dengan tingkat bukaan pori-pori tanah yang rendah .

Penyerapan panas sangat kurang akibat adanya batuan karang pada permukaan tanah.

Solusi

 Alternatif 1 : Paving Block

Kelebihan

 Menghemat biaya kerja semaksimal mungkin


 Keunikan bentuk tapak tetap terjaga.
 Kesan alami

Kerugian
 Olah bentuk massa bangunan kaku (kurang maksimal)
 Pertimbangan berlebih faktor tanah terhadap bangunan. Kelebihan :

 Penanda dan penunjuk jalur yang baik


 Tingkat pengerjaan lebih mudah.
 Alternatif 2 : Cut and Fill  Hemat waktu

Kekurangan :

 Biaya pengerjaan relatif normal.


 Peresapan air dan panas kurang baik

Contoh Gambar, 4.1.1 Cut and Fill


 Alternatif 2 : Paving Block Dan Rumput
(Sumber, http://2014-2015.nclurbandesign.org/tag/architecture-2/)
- Pinang jambe (Areca catechu)
- Lontar (siwalan) (Borassus flabellifer)
2) Tanaman pohon bercabang > 2 m Contoh:
- Khaya (Khaya Sinegalensis)
- Bungur (Lagerstromea Loudonii)
- Tanjung (Mimosups Elengi)

Kelebihan : Pada jalur tanaman tepi jalan


2. Peneduh
 Peresapan air yang baik
 Tingkat pengerjaan lebih a) ditempatkan pada jalur tanaman (minimal 1,5 m dari tepi median);
rumit. b) percabangan 2 m di atas tanah;
c) bentuk percabangan batang tidak merunduk;
Kekurangan :
d) bermassa daun padat;
 Biaya pengerjaan relatif mahal e) berasal dari perbanyakan biji;
 Waktu pengerjaan yang lebih lama f) ditanam secara berbaris;
g) tidak mudah tumbang.

4.2 Analisa Vegetasi Perencanaan Contoh jenis tanaman:

4.2.1 Jalur hijau a) Kiara Payung (Filicium decipiens)


Jalur hijau adalah jalur penempatan tanaman serta elemen lansekap lainnya b) Tanjung (Mimusops elengi)
yang terletak di dalam ruang milik jalan (RUMIJA) maupun di dalam ruang pengawasan jalan c) Bungur (Lagerstroemia floribunda)
(RUWASJA). Sering disebut jalur hijau karena dominasi elemen
3. Penyerap polusi udara
lansekapnya adalah tanaman yang pada umumnya berwarna hijau .
a) terdiri dari pohon, perdu/semak;
4.6.2 Pohon b) memiliki kegunaan untuk menyerap udara;
c) jarak tanam rapat;
 Pohon, adalah semua tumbuhan berbatang pokok tunggal berkayu keras.
d) bermassa daun padat.
 Pohon kecil, adalah pohon yang memiliki ketinggian sampai dengan 7 meter.
Contoh jenis tanaman:
 Pohon sedang, adalah pohon yang memiliki ketinggian dewasa 7-12 meter.
a) Angsana (Ptherocarphus indicus)
 Pohon besar, adalah pohon yang memiliki ketinggian dewasa lebih dari 12 meter.
b) Akasia daun besar (Accasia mangium)
1. Pengarah
c) Oleander (Nerium oleander)
Penggunaan tanaman tinggi berbentuk tanaman pohon sebagai tanaman pengarah,
d) Bogenvil (Bougenvillea Sp)
misalnya:
e) Teh-tehan pangkas (Acalypha sp)
1) Tanaman berbatang tunggal seperti jenis palem Contoh:
- Palem raja (Oreodoxa regia)
3. Pembebanan
Beban pada dasarnya adalah berbagai gaya yang berlaku pada suatu benda yang
dapat mengakibatkan benda tersebut mengalami perubahan bentuk ataupun posisi.
Perubahan akibat gaya tertentu memiliki menghasilkan perubahan yang relatif dan berbeda
tergantung pada sifat benda yang mengalami gaya. Terdapat beberapa jenis beban sebagai
berikut:
1. Beban Mati (Dead Load)
2. Beban Hidup
 Beban Angin
Gambar 4.6.2 Jalur Tanaman Tepi Peneduh  Beban Gempa
(Sumber, PERMEN PU No : 05/PRT/M/2008 Tentang  Beban Thermal
Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang  Tekanan air/tanah
Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan) 4. Jenis sistem struktur berdasarkan pada posisi
Berdasarkan pada posisi pada bangunan sistem struktur dapat dibedakan menjadi 3
bagian:
4.3 Analisa Struktur dan Konstruksi
 Upper Struktur
4.3.1 Analisa struktur Merupakan sistem struktur yang berada paling atas. Identik dengan atap namun tidak
1. Pengertian Struktur dan Konstruksi semua sistem upper struktur merupakan suatu atap. Fungsi dari upper struktur ini umumnya
Struktur adalah sistem yang merupakan satu kesatuan konstruksi yang diperuntukkan adalah untuk menahan penutup atap agar tidak jatuh, sekaligus untuk meneruskan beban atap
untuk menyalurkan suatu beban secara merata ketanah ataupun sistem struktur lainnya. kepada super struktur.
Konstruksi merupakan suatu cara menusun elemen-elemen struktur menjadi suatu susunan  Super Struktur
yang dapat membagi beban secara merata untuk dapat disalurkan kepada konstruksi lainnya Merupakan sistem struktur yang berada ditengah-tengah. Super struktur dapat
yang akan membentuk sistem struktur. disamakan dengan dinding dan elemen tengah vertikal lainnya, misalkan kolom dan tembok.
Fungsi dari super struktur adalah untuk menerima beban dari upper struktur yang kemudian
2. Fungsi Struktur dan Konstruksi diteruskan kepada sub struktur.
Pada dasarnya sistem struktur diciptakan dan dipelajari untuk beberapa hal sebagai  Sub Struktur
berikut: Merupakan sistem struktur yang berada paling bawah. Dapat disamakan dengan
 Menyalurkan beban sesuai dengan rangkaian sistem struktur pada bangunan. pondasi yang berfungsi untuk membagi rata seluruh beban yang diterima dari sistem struktur
 Mewujudkan suatu statistika pada bangunan sehingga memberikan suatu rasa diatasnya ke tanah.
keamanan bagi pengguna bangunan.
 Penopang bangunan sehingga dapat menahan segala jenis pengaruh eksternal Upper Struktur
lingkungan.
Pada kondisi tertentu, struktur juga dapat berfungsi sebagai elemen estetika.
Super Struktur

Sub Struktur
bersangkutan. Pondasi telapak yang mendukung kolom tunggal disebut telapak kolom
individual, telapak tersendiri atau telapak sebar.
Pondasi telapak di bawah suatu dinding disebut telapak dinding atau telapak menerus.
Apabila sebuah pondasi telapak mendukung beberapa kolom disebut telapak gabungan.
Bentuk khusus dari telapak gabungan yang umumnya digunakan apabila salah satu kolomnya
(Sumber, Gede Suryanata, M. STRUCTURE & CONSTRUCTION 1) mendukung dinding luar disebut telapak kantilever.

4.3.2 Analisa Pemilihan Struktur


Pemilihan penggunan pondasi ini akibat jenis tanah pada lokasi yang keras dan tinggi
1. Sub Struktur
bangunan yang rendah.(2-3 lantai)
 Pondasi Keuntungan

Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi bangunan. Fungsi  Menghemat pemakaian biaya yang cukup maksimal.
pondasi adalah meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah yang berada di bawah pondasi  Kuat menahan beban gempa dan angin.
 Bahan/material mudah didapat dalam bentuk yang sudah tercetak.
dan tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan.  Tingkat pengerjaan yang tidak terlalu rumit.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh pondasi antara lain:
Kerugian
1. Terhadap tanah dasar:
a. Pondasi harus mempunyai bentuk, ukuran dan struktur sedemikian rupa sehingga tanah  Waktu pembuatan cetakan yang lama pada bekisting serta pengering.
dasar mampu memikul gaya-gaya yang bekerja.  Kerangka besi biasanya dibuat dari awal.

b. Penurunan yang terjadi tidak boleh terlalu besar/tidak merata.


c. Bangunan tidak boleh bergeser atau mengguling.
2. Terhadap struktur pondasi sendiri:
a. Struktur pondasi harus cukup kuat sehingga tidak pecah akibat gaya yang bekerja.
Pemilihan jenis pondasi yang akan digunakan sebagai struktur bawahdipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain kondisi tanah dasar, beban yang diterima pondasi, peraturan yang
berlaku, biaya, kemudahan pelaksanaannya. dan sebagainya. Berdasarkan elevasi
kedalamannya, maka pondasi dibedakan menjadi pondasi dangkal (shallow foundation) dan
pondasi dalam (deep foundation) (Das, 1998).

(Sumber, http://digilib.unila.ac.id/5320/12/BAB%20II.pdf)

Alternatif / solusi
 Pondasi Telapak / Foot Plat
Pondasi telapak ialah pelebaran alas kolom atau dinding dengan tujuan untuk
meneruskan beban pada tanah suatu tekanan yang sesuai dengan sifat-sifat tanah yang
2. Super Struktur 3. Upper Struktur

 Atap
 Rangka Kaku ( rigid frame )
Sambungan kaku digunakan antara susuna unsur linear untuk membentuk bidang Baja Ringan
vertikal dan horizontal. Bidang vertikal terdiri dari klom dan balok, biasanya pada grid persegi.
Kata lain "Light Steel Frame"definisi Rangka Baja yang menggunakan Pelat Baja Tipis
Organisasi grid serupa juga digunakan untuk bidang horizontal yang terdiri atas balok dan
yang diprofil.
gelagar. Dengan keterpaduan rangka spasial yang bergantung pada kekuatan kolom dan
balok, maka tinggi lantai ke lantai dan jarak antara kolom menjadi penentu pertimbangkan Pelat Baja tipis berupa lembaran baja yang berasal dari gulungan baja yang disebut Coil
rancangan. Pemakaian Baja Ringan
Rangka Atap, Rangka Plafond dan Rangka Bangunan.
(Sumber,ardi.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../PERENCANAAN+STRUk+bangunan+tingggi3.p)
.( Schueller,W.,High Rise Building(1977:51)
Pemilihan bahan ini didasarkan atas berat jenis yang ringan, mengakibatkan kurangnya
Pemilihian struktur rangka kaku didasarkan fungsinya sebagai struktur utama pada pembebanan pada, super struktur dan sub struktur, serta tahan karat dan serangga sekaligus
bangunan dengan bahan material yang tidak susah untuk didapatkan, dan tingkat bahan yang sangat sustainable.
pengerjaannya yang tidak terlalu rumit.
4.4 Analisa Aktifitas Dan Civitas
 Plat terkantilever ( Gbr. d) (cantilevered slab)
 Gedung Pusat Studi
Pemikulan sistem lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang bebas kolom
yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunan. Besi akan banyak
diperlukan ,terutama apabila proyeksi pelat adalah besar. Kekakuan pelat dapat di tingkatkan
dengan menggunakan teknik-teknik pratekan.

(Sumber,ardi.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../PERENCANAAN+STRUk+bangunan+tingggi3.p)
.( Schueller,W.,High Rise Building(1977:51)

Struktur kantilever pada bangunan diaplikasikan sebagai plat teritisan dan atap.

Gambar 4.7.2 Super Struktur (Rigid Frame & Cantilever


No Pelaku Aktifitas Kebutuhan Ruang
1 Mahasisiwa Belajar Ruang Audio Visual
Buang Air Toilet Duduk Lobby
Ekstrakulikuler Pameran / Display
4 Ruang Kepala Privasi Ruang Kepala Publik ( Belajar ) Lab. Vernakular
Bertemu Ruang Tamu Ruang Studio
Ruang Kepala Buang Air Toilet
Ruang Rapat
Duduk Santai Lobby 2 Dosen Mengajar Ruang Audio Visual
Buang Air Toilet Lab. Vernakular
Ruang Studio
5 Klining Servis Membersihkan Keseluruhan Ruang Ruang Pameran / Display
Gudang Bertemu Ruang Tamu
Buang Air Toilet Ruang Rapat
Privasi Ruang Dosen
Istirahat Lobby
Buang Air Toilet

3 Pegawai Mengontrol Ruang Kontrol CCTV


4.3. Sirkulasi Bertemu Ruang Tamu
Ruang Rapat

3.1 Akses Eksisiting

Akses memasuki gedung Fakultas Teknik memiliki 2 akses yakni ME dan SE


Posisi ME berada pada Jalur Kampus atau berorientasi pada arah selatan. Sedangkan
SE berada pada jalur umum dan beorientasi pada arah barat .
Akses masuk masuk pada kedua arah ini masih memilik masalah pada bentuk
penataan .

ME : belum terlihat adanya bentuk penandaan untuk menunjukan fungsi ME.

SE : untuk SE jalur akses masuk masih berupa tanah berkapur.

Sumber, http:/google maps.org/kampus teknik unwira kupang ntt/


3.2 Parkir Eksisting Bentuk ini dipertahankan akibat jalur akses eksisting sudah cukup baik , dimana posisi SE
berada di arah sebelah barat bangunan / bagian belakang bangunan utama dan ME berada
Untuk parkiran
di sebelah selatan / tepat di depan bangunan utama.

Pembentukan srikulasi ini dapat menghindari Tingkat terjadinya crossing dan gangguan dari
Parkiran Mahsiswa : Berada pada dua titik yakni arah Barat dan Timur . kendaraan service.

Arah Timur : Merupakan parkiran langsung berada pada area ME atau tepatnya langsung  ME/ Main Entrance
berada pada arah depan bangunan Fakultas Teknik.
 Posisi arah selatan bangunan utama.
 Berada pada dua titik yang dimana titik pertama (ME1) merupakan akses utama
Kondisi : Sembrawut dan kurang tertata sempit.
masuk gedung fakultas teknik dan parkiran dosen.
Arah Barat : Parkiran yang berada pada areal laboratorium dan gedung studio.  (ME 2) digunakan sebagai akses utama menuju parkiran mahasisiwa dalam
perencanaan (ruang terbuka hijau / taman)
Kondisi : Masih berupa tanah dan kurang tertata.  . SE / Side Entrance

 Berada di arah barat bangunan menjadi jalur akses servis.


 Parkiran
Parkiran Dosen : Berada pada arah timur. Parkiran yang melalui ME atau
berada pada depan bangunan Fakultas Teknik dan berdampingan dengan parkiran Untuk parkiran direncanakan mengunakan tiga titik pada arah barat dan timur.

mahasiswa pada arah timur. (PR1) : Parkiran dosen dan pegawai kampus

Kondisi : Kurang tertata, dan sempitnya area parkiran. (PR2) : Parkiran mahasiwa

(PR3) : Parkiran dosen dan umum

4.3.3 Sirkulasi Pernecanaan

Berdasarkan Data Eksisitng Sebelumnya, Perencanaan Sirkulasi ME dan SE tetap


mengikuti bentuk lama dari eksisiting kawasan fakultas, namun terjadi sedikit penambahan
pada parkiran pada sisi kanan gedung utama Fakultas Teknik UNWIRA.
Alternatif 1

 Altenatif 2 :

Perletakan massa bangunan Pusat Studi Vernakular.

4.4 Tata Masa Bangunan Posisi : arah barat dari bangunan utama.

Pemilihan letak berdasarkan kemungkinan pemanfaatan lahan dan pencahayaan yang


 Altenatif 1 : maksimal pada bangunan.

Perletakan massa bangunan Pusat Studi Vernakular.

Posisi : arah utara dari bangunan utama / tepat berada dibleakang bangunan utama.

Pemilihan letak berdasarkan kemungkinan dalam kemudahan akses, mengikuti titik aksial
bangunan utama.

4.4 Zonase Kawasan

Zona Semi Privat ( SR ) :

Merupakan ruang aktivitas kuliah, pegawai dan dosen.


Jaringan air kotor yang direnacanakan.

WC & Septicktank Peresapan


Urineoir
Zona Semi Public
( SP ) :
SP
Merupakan ruang
SR KM & Saluran
SR utama atrium
SR
Fakultas Teknik Wastafel Sekunder
SR SP
P UNWIRA kupang.

dan Bangunan
P Air Hujan Drainase Saluran Tersier
P Utama Pusat Studi
Vernakular

Zona Public ( P ) :

Merupakan ruang terbuka berupa taman dan parkiran.


4.6 Analisa Jaringan Utilitas
4.6.1 Jaringan Air Bersih 4.6.3 Jaringan Listrik

Jaringan air bersih yang direnacanakan. Jaringan listrik yang direnacanakan.

PLN Transformator Automatic Genset


PDAM Saluran Air Bersih Water Tower Stop Kran Transformator
Bawah Tanah Switch / ATS

Truck Pemindah Arus


Tanki Distribusi Stop Kran

Pompa Air

Ruang Luar Stop Kran


Sub Distrbusi Panel Main Distrbusi
Dan Dalam
Reservoir / SDP Panel / MDP
Bangunan

Bangunan Ruang Luar /


Taman
4.6.2 Jaringan Air Kotor
4.6.1 Sistem Pemadam Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran yang direncanakan yang direnacanakan

Beberapa fasilitas yang digunakan sebagai alat pemadam kebakaran adalah Hydrant
Box.Ditempatkan pada titik – titik rawan api. Di dalam Hydrant Box terdapat selang yang dapat
dipanjangkan untuk mempermudah proses pemedaman api. Radius minimal perletakan alat ini
adalah 20m.
4.7 Perhitungan Sirkulasi
4.7.1 Perhitungan Sirkulasi Ruang
BAB V
KONSEP PERANCANGAN

5.1 Bentuk dan Tampilan Bangunan

Bentuk dan tampilan dari bangunan pusat studi vernakular menggunakan pendekatan
arsitektur vernakular Fatunisiuan dan Tutubhada, dengan metoda dan tekntik transformasi di Konsep Tampilan Atap Entrance, Sunscreen,
dalamnya. Arsitektur Arsitektur

1. Eliminasi Tutubhada Fatunisuan

yaitu menyamarkan elemen dari suatu bentuk, tetapi elemen yang disamarkan itu
identitasnya masih dapat dikenal. 2. Repetisi (Pengulangan)

Bentuk eliminasi pada bangunan rancangan akan ditampilkan pada bentuk sirip Tindakan memeperbanyak atau pengulangan suatu elemen bangunan pada sebuah

bangunan yang berfungsi sebagai sunscreen dengan posisi berada pada tampilan depan arsitektur.

bangunan lebih tepatnya disisi kiri dan kanan bangunan. Bentuk ini akan mengambil Pengulangan / repitisi ditampilkan pada sirip yang membentuk ½ lingkaran pada pada
pendekatan dari arsitektur Fatunisuan. kedua sisi sunscreen.

Rencana denah
bangunan
Bentuk repitisi / pengulangan yang
akan ditampilkan pada tampilan sirip
sunscreen

Posisi eliminasi pada


3. Eksagerasi
bangunan dengan fungsi sebagai
Sebuah tindakan menubah ukuran (memperbesar, memperkecil, memperpendek dan
sunscreen. Bentuk menunjukan ciri
memeperpanjang) dan atau proporsi dari suatu elemen bangunan yang suda dikenal
arsitektur fatunisuan dapat dilihat dari
identitasnya.
lingkaran sirip dengan adanya
pengulangan / Repetisi. Tindakan eksagarasi pada rancangan akan terlihat pada bentuk sunscreen dan atap
entrance. Pada bentuk sunscreen bangunan, pengubahan ukuran akan terlihat lebih tinggi dari
bentuk normalnya. Sedangkan pada atap entrance bangunan,eksagerasi akan terlihat lebih
kecil dari bentuk normalnya. pendekatan arsitektur pada atap entrance merupakan arsitektur
5.2 Gubahan Massa
Tutubhada.
Konsep gubahan massa yang akan direncanakan pada bangunan Pusat Studi
Vernakular pada dasarnya memgambil pola bentuk persegi panjang yang memiliki bentuk
stabil dan mempunyai kesan formal.

Proses gubahan massa dari bentuk persegi panjang akan diterapkan pada denah keseluruhan
dan tampilan utama bangunan.

1. Untuk denah bangunan bentuk persegi panjang akan ditempatkan pada empat titik.

Bentuk eksagerasi pada atap entrance, dimana


2 3
bentuk direduksi menjadi lebih kecil dari bentuk
1
normalnya.

4. Antar – Waktu (Lama-Baru)


Langgam arsitektur yang lampau dikombinasikan dengan arsitektur modern, atau
5. Titik 1 merupakan massa utama dari bangunan. Ditempatkan pada bagian tengah
arsitektur tradisional dikombinasikan dengan arsitektur masa kini.
bangunan sebagai areal panunjang aktiftas publik maupun semipublik.
6. Titik 2 dan 3 merupakan massa pendukung pada dua bagian sisi yang sama yakni arah
Proses kombinasi antar – waktu pada bangunan rancangan akan diperlihatkan pada
kiri dan kanan dari titik utama bangunan. Mempunyai fungsi sebagai areal penujang
bentuk materlial bangunan. Pengembangan material dalam rancangan merupakan pemilihan
aktifitas semipublik, semiprivat maupun privat didalamnya.
efisiensi pengerjaan dan efektivtasnya terhadap iklim yang ada. 7. Titik 4 merupakan massa pendukung yang ditempatakan pada bagian tengah depan

Material beton bertulang menjadi sosok utama pada tampilan sunscreen yang akan di bangunan sebagai areal penunjang aktivitas publik. Berfungsi menjadi entrance pada

transformasikan. Sedangkan bahan aluminium menjadi sosok pengganti pada atap entrance bangunan.

yang mempunyai pendekatan terhadap arsitektur Tutubhada. Penggunaan material ini


dipertimbangkan untuk efisiensi, efektifitas, dan pengehematan waktu pengerjaan.
2. Tampilan Bangunan
 Penggunaan
material beton bertulang Untuk tampilan bangunan aplikasi dari bentuk persegi panjang akan dikombinasikan
pada areal sunscreen yang dengan bentuk segitiga yang memiliki sifat stabil. Unsur perancangan berupa garis vertikal
ditransformasikan.
 Penggunanaan juga akan mendapat sedikit bagian didalamnya.
material aluminium berupa
genteng pada atap
entrance.
Bentuk persgi panjang merupakan bagian dari massa utama bangunan sedangkan bentuk
segitiga merupakan bagian dari atap bangunan.

Lantai 2
Bentuk segitga yang
menjadi bagian dari PV
atap persiai yang
menjadi pelindung
bangunan utama. SP
SPV
Bentuk trpesium yang
menjadi atap penutup SPV
entrance bangunan.
Bentuk persegi Unsur perancangan
panjang pada massa berupa garis vertikal
utama bangunan, yang diulang
menujukan kesan menujukan sifat
formal. bangunan lebih tinggi
dan berkesan formal.
5.4 ` Organisasi Ruang

Entrance
5.3 Zonase Bangunan

 P : Publik
 SP : Semi Publik Ruang Kepala Lobby Ruang Tamu
 SPV : Semi Privat
 PV : Privat
 SV : Servis
Ruang Dosen Ruang Pengelola
Pameran / display
Lantai 1
PV SV Ruang Rapat Ruang Administrasi

Gudang Lantai 1 Toilet


SP SPV
SPV

SPV SPV
Lantai 2
P
Lantai 1

Lantai 2

Toilet Lobby Ruang Audio Visual

Lab. Vernakular Ruang Studio

Anda mungkin juga menyukai