Konsep Transformasi Arsitektur 02 PDF
Konsep Transformasi Arsitektur 02 PDF
Fakultas Teknik UNWIRA KUPANG sebagai fakultas yang menaungi Jurusan Teknik
Arsitektur, dan Sipil terus melakukan upaya peningkatan fasilitas untuk menunjang kebutuhan
di dalamnya. Pengembangan-pengembangan ruang yang akan dilakukan pada beberapa
tahun ke depan memberikan tanda-tanda positif akan Kekurangan fasilitas dan ruang
penunjang lainnya tengah dihadapi oleh fakultas ini. Kenyataan ini mungkin tidak sebanding
dengan apa yang telah dihasilkan dari fakultas ini pada tingkat akademik.
Permasalahan pada jaringan utiltas kampus.
Demi mengatasi masalah ini maka dilakukan pembenahan fisik pada kampus Berupa
rebuild pada kawasan sekitar fakultas dengan dihadirkannya master plan. perencanaan dan
perancangan
Bentuk kontur tapak yang tidak rata / miring. kekakuan dalam mendesain.
1.3 Ide atau Gagasan
Memadukan konsep arsitektur vernakular pada massa utama bangunan dan atap
bangunan dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan bangunan sebagai faktor
utama.
1.4.1 Visi
Menjadikan bangunan Pusat Studi Fakultas Teknik UNWIRA sebagai bangunan
dengan pengelolaan ruang yang nyaman dan aman serta memiliki bentuk bangunan
yang mencirikan sisi kedaerahan NTT.
1.4.2 Misi
Mencerminkan budaya kedaerahan NTT.
Meneruskan budaya melalui bentuk gubahan massa bangunan.
Membangun karakter mahasisiwa melalui bentuk gubahan massa bangunan.
Menumbuhkan kesadaran mahasisiwa untuk mencintai budaya sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
2.1.1 Penataan ruang
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus.
Tujuan untuk Penyelenggaraan penataan ruang
(Sumber, Peraturan Pemerintah RI, No : 36, 2005)
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan 2.1.3 Klasifikasi Bangunan Gedung
c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap (Sekolah)
lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
(sumber, UU Republik Indonesia, No: 26. 2007) Klas 9: Bangunan gedung umum
Adalah bangunan gedung yang dipergunakan untuk melayani kebutuhan masyarakat umum,
yaitu:
b. Klas 9b: bangunan gedung pertemuan, termasuk bengkel kerja, laboratorium atau
sejenisnya di sekolah dasar atau sekolah lanjutan, hall, bangunan peribadatan, bangunan
budaya atau sejenis, tetapi tidak termasuk setiap bagian dari bangunan yang merupakan klas
lain. (Sumber, PERMENPU. NO : 29/PRT/M/2006)
(Pendidikan)
Fungsi sosial dan budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) mempunyai
Gambar, 2.1.1. Penataan Ruang
fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi bangunan
(Sumber, http://ppsp.nawasis.info/dokumen/profil/profil_kota/kab.kupang/) gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan
bangunan gedung pelayanan umum.
(Sumber, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No : 36. 2005) 2.1.6 Ruang Terbuka Hijau
(Sumber, http://unwira.ac.id/album-1-gedung-unwira.html)
Ruang terbuka hijau privat, adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan
yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman
rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. (Sumber, PERMENPU, No :
28/PRT/M/2008)
Taman lingkungan, adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai
sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat lingkungan.
(Sumber, PERMENPU, No : 28/PRT/M/2008)
Contoh gambar, 2.1.5
Site plan adalah rencana tapak. Pengertian Site plan adalah gambar dua dimensi yan 2. Tipologi Bangunan.
menunjukan detail dari rencana yang akan dilkukan terhadap sebauh kaveling tanah, baik Denah rumah rakyat biasa berbentuk bundar. Luasnya tergantung pada kebutuhan
menyagkut rencana jalan, utilitas air bersih , listrik, dan air kotor, fasilitas umum dan fasilitas serta status sosial pemiliknya.
sosial. Siteplan dalam dunia properti mungkin juga mencakup serta cluster- cluster perumahan
yang direncanakan. 3. Pondasi (Baki).
Pondasi dibentuk dari batu kali ceper yang disusun membentuk lingkaran sesuai
(sumber, http://artikel2.com/site-plan/) dengan luasnya. Tinggi pondasi dari permukaan tanah antara 20 cm–40 cm. Fungsinya untuk
Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur
4. Lantai (Nijan).
lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat
Lantai bangunan terbuat dari tanah yang diurug diatas/di dalam fondasi yang sudah
asalnya. Vernakular, berasal dari vernacullus yang berarti lokal, pribumi. Pembentukan
berbentuk (bundar). Permukaan lantai kemudian diratakan.
arsitektur berangsur dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan mengakar. Latar
belakang indonesia yang amat luas dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan
5. Tiang (Ni)
budaya yang cukup banyak dan arsitektur merupakan salah satu parameter kebudayaan yang
Tiang ume to ana‘ disini dibagi menjadi 3 bagian :
ada di indonesia karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem sosial, keluarga, sampai
Ni Ana’ :
ritual keagamaan. (https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_vernakular)
Tiang yang mengelilingi bangunan. Tiang ini ditanam sesuai dengan bentuk denah
Berkaitan dengan bidang arsitektur, vernakuler lebih menunjuk pada sekelompok rumah (secara melingkar). Jumlah tiang tergantung dari luasnya. Jarak antara tiangnya juga
dimana rumah-rumah tersebut dibangun langsung oleh tukang, bukan atas rancangan seorang bervariasi, namun rata–rata antara 1,5–2,5 m. air pada saat musim penghujan.
arsitek. Ciri yang paling nyata adalah bangunan tersebut didesain dengan nuansa lokal,
Ni Tetu (tiang loteng/pelindung).
menyangkut teknik pembuatan yang menggunakan kearifan lokal, material lokal yang
Tiang ini dipakai sebagai tumpuan utama dari bangunan secara keseluruhan dan juga sebagai
merupakan tanggapan terhadap konteks lingkungan lokalnya.
tumpuan untuk meletakan balok–balok loteng. Tiang ini juga meneruskan semua gaya–gaya
vertikal ke tanah. Jumlah tiang ini adalah empat buah dan di tanam dalam tanah sedalam 50
cm.
Ni Enaf (Tiang Penopang Bangunan). 3. Pondasi (Posa Ine)
Tiang ini diletakan dibagan tengah–atas balok loteng. Jumlahnya satu buah. Pada bagian
Struktur pondasi menggunakan sistem jepit dimana tiang penopang utama (posa ine)
bawah diberi takikan untuk memasukannya dalam Tunis, yang kemudian diperkuat dengan
ditempatkan pada enam titik untuk menahan beban dari bangunan.
ikatan. Sedangkan bagian atas bercabang dan berfungsi untuk menopang balok bubungan.
Bentuk Ni Enaf bulat, tingginya 2,00–2,50 m. 4. Lantai
Alas untuk permukaan lantai menggunakan material tradisional berupa bambu ( Beto ).
6. Dinding (Niki).
Bentuk bambu yang yang melingkar dicincang menjadi bilahan-bilahan,namun masih
Dinding dipasang melingkari tiang (Ni Ana‘). Beberapa kayu/bilah bambu melintang
menyisahkan serat yang menyatu antara tiap bilahan pada bambu, sehingga alas lantai yang
terdiri dari dua jalur diikatkan pada kayu/bambu melintang sekaligus merupakan perkuatan
terbentuk menyerupai tikar.
pada dinding. Tinggi dinding ± 0,50–0,80 m. Semakin dekat ke pintu semakin tinggi,
dindingnya sampai 100 cm. Bahan dinding dipilih dari beberapa jenis bahan antara lain : konstruksi lantai mengikuti pola struktur pembalokan yakni pola grid, dimana antara
papan, bambu cincang, batang pinang cincang, pelepah gewang, kulit kayu dan sebagainya. bilahan bambu dan balok saling menyilang untuk menhindari terjadinya keruntuhan pada lantai
Bagian bawah/ujung dinding dimuat diatas batu dengan tujuan agar tidak mudah rusak akibat ( colapse ).
rayap atau air.
5. Tiang
7. Atap (Tefi). Konstruksi tiang digunakan dari sub struktur, super struktur dan upper struktur. Untuk
Atap berbentuk kerucut sebagai akibat dari bentuk denah dan rangka atap. Puncak atap penggunaannya pada sub struktur, tiang digunakan sebagai kolom utama (Posa Ine) yang
mempunyai dua bentuk yakni bulat (seperti sanggul wanita) dan pelana/palungan terbalik. bertugas sebagai pondasi yang menopangi balok pada rumah panggung. Berikut pada super
Bentuk bundar (denah) atau metaphor sebagai bentuk bulat/kerucut (atap) mempunyai arti struktur, tiang bertugas untuk menopangi atap dan dan dinding bangunan. Pada upper
bentangan langit yang melingkupi bumi. struktur, tiang difungsikan sebagai penopang balok nok pada atap dan penopang lantai atas
pada bangunan. Material yang digunakan pada konstruksi tiang biasanya berupa kayu (Koli)
(Sumber, http://dokumen.tips/download/link/arsitektur-vernakular-atoni-manggarai-papua)
dan bambu (Beto).
6. Dinding
2.2.2.2 Arsirektur Tutubhada
Pemasangan dinding pada bangunan memiliki kesamaan dengan dengan konstruksi
1. Pola Perkampungan lantai, dimana material utama dinding yang merupakan bambu (beto), dipotong menjadi
bilahan yang membentuk tikar, kemudian di pasang vertikal sebagai dinding dengan penjepit
pola perkampungan pada arsitektur Tutubhada mempunyai pola cluster / berkelompok
berupa kayu (koli) yang di belah. Tinggi dinding biasanya 70 -100 cm.
dengan orientasi bangunan utama menghadap kearah selatan.
7. Atap
2. Tipologi Bangunan
Konstruksi atap pada bangunan memiliki kecenderungan yakni atap mempunyai fungsi
Mempunyai bentuk denah parsegi panjang dengan struktur bangunan rumah panggung
sebagai dinding sehingga konstruksi tiang dan balok hanya sebagai penopang untuk
dan atap berbentuk trapesium dimana keseluruhan bentuk atap hampir menutupi bangunan.
membentuk ruang vertikal yang cukup.
Luasan bangunan berdasarkan tergantung berdasarkan status sosial.
(Suai) Eliminasi
Repetisi
2.2.3 Transformasi dalam Arsitektur
1. Pengertian
Ditinjau dari segi bahasa Transformasi dapat diartikan sebagai perubahan bentuk.
Transformasi = “Pemalihan” , perubahan dari benda asal menjadi benda jadiannya. (Josef
Prijotomo,1992)
Proses perubahan bentuk dimana sebuah bentuk dapat mencapai tingkatan tertinggi
dengan jalan menanggapi banyak pengaruh-pengaruh eksternal dan internal (Antoniades
1990:66)------> perubahan sebuah bentuk kepada bentuk lain.
Transformasi adalah perubahan dari makna pada struktur-dalam (deep structure) ke Gambar, Tranformasi Bentuk Arsitektural (contoh)
dalam tampilan struktur-permukaan (surface structure). (Broadbent,1980
(Sumber, http://aslamprasetya.blogspot.co.id/2010/01/islamic-centre-of-kricak.html)
“Transformasi dalam arsitektur berkaitan dengan proses perubahan bentuk dari keadaan
awal/dasar menjadi keadaan baru. 2.2.4 Pengertian Pusat Studi
Pusat studi adalah salah satu organ fungsional di lembaga penelitian yang berfungsi
sebagai peer group kelompok penelitian.
( sumber, dokumen: prosedur operasional baku. Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda
Aceh)
Data jumlah mahasisiwa dan dosen Fakulats Teknik UNWIRA kupang NTT 2016
600
500
400
300
200
100
0
Mahasiswa Arsitektur Mahasiswa Sipil Dosen
(http://Forlap.Dikti.Go.Id/Perguruantinggi/Detail/)
BAB III
ANALISA EKSISTING
3.1 Lokasi
Jl. San Juan-Penfui, Kel. Penfui Tim., Kec. Kupang Tengah, Kab Kupang, Nusa Tenggara
Timur, Indonesia.
3. 2 Kondisi Eksisting
1. Geologi
Topografi
Bentuk topografi / kontur tidak rata atau menunjukan kemiringan dari arah timur-barat dan
utara-selatan, Dimana bangunan utama (Fakultas Teknik) berada pada titik tetinggi.
U 2. Iklim
T
B s
Beriklim tropis kering, dimana musim hujan sangat pendek yaitu 3-4 bulan sedangkan
musim kemarau 8-9 bulan.
Suhu rata-rata di Kota Kupang berkisar antara 23,8 °C sampai dengan 31,6 °C. Tempat-tempat
yang letaknya dekat dengan pantai memiliki suhu udara yang rata-rata relatif lebih tinggi.
Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 73 persen sampai dengan 99 persen.
Curah hujan tercatat 1.720,4 mm dan hari hujan sebanyak 152 hari. Curah hujan tertinggi
Timur : Kemiringan landai.
terjadi pada bulan Januari, yaitu tercatat 598,3 mm, sedangkan hari hujan tertinggi terjadi pada
Barat : Datar dengan kemringan yang sedikit terjal. bulan Desember dengan 28 hari hujan.
Jenis Tanah
Tanah yang terdapat pada lokasi merupakan jenis tanah Spodosol dan berkarang.
Jenis Batuan
3.4.3 Drainase
3.4. Jaringan Utilitas
Sistem drainase pada lokasi masih kurang
3.4.1. Jaringan listrik menunjang.
Fasilitas pendistrbusian jaringan listrik pada lokasi site sudah cukup memadai, hanya
Alternatif
saja masih harus selalu dilakukan perawatan secara menerus. Melakukan perbaikan atau peribahan jalur
darainase dan memperdalam
drainase.
Posisi ini akan sedikit mengganggu kenyamanan, berupa bau yang yang kurang sedap dan
view pada bangunan.
Jaringan penerangan pada lokasi perencanaan masih kurang memadai akibat sedikit
ditemukanya tiang-tiang penerangan jalan maupun penerangan sekitar kawasan Kampus
Fakultas Teknik UNWIRA.
Alternatif
Melakukan penambahan penerangan pada lokasi dan selalu dilakukannya perawatan
secara menerus.
3.5 Vegetasi
1. Akasia
3.4.5 Telepon
5. Kesambi
(Schleichera oleosa)
6. Gamal
(Gliricidia sepium)
Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-
polongan (suku Fabaceae alias Leguminosae). Sering digunakan sebagai pagar hidup atau
peneduh, perdu atau pohon kecil ini merupakan salah satu jenis leguminosa multiguna yang
terpenting setelah lamtoro (Leucaena leucocephala).
Kekurangan
Biaya relatif mahal .
4.1 ANALISA TAPAK
Waktu pengerjaan lebih lama.
Alternatif 1 : Kontur Alami Tanah yang terdapat pada lokasi merupakan jenis tanah Spodosol dan berkarang,
dengan tingkat bukaan pori-pori tanah yang rendah .
Penyerapan panas sangat kurang akibat adanya batuan karang pada permukaan tanah.
Solusi
Kelebihan
Kerugian
Olah bentuk massa bangunan kaku (kurang maksimal)
Pertimbangan berlebih faktor tanah terhadap bangunan. Kelebihan :
Kekurangan :
Sub Struktur
bersangkutan. Pondasi telapak yang mendukung kolom tunggal disebut telapak kolom
individual, telapak tersendiri atau telapak sebar.
Pondasi telapak di bawah suatu dinding disebut telapak dinding atau telapak menerus.
Apabila sebuah pondasi telapak mendukung beberapa kolom disebut telapak gabungan.
Bentuk khusus dari telapak gabungan yang umumnya digunakan apabila salah satu kolomnya
(Sumber, Gede Suryanata, M. STRUCTURE & CONSTRUCTION 1) mendukung dinding luar disebut telapak kantilever.
Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi bangunan. Fungsi Menghemat pemakaian biaya yang cukup maksimal.
pondasi adalah meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah yang berada di bawah pondasi Kuat menahan beban gempa dan angin.
Bahan/material mudah didapat dalam bentuk yang sudah tercetak.
dan tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. Tingkat pengerjaan yang tidak terlalu rumit.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh pondasi antara lain:
Kerugian
1. Terhadap tanah dasar:
a. Pondasi harus mempunyai bentuk, ukuran dan struktur sedemikian rupa sehingga tanah Waktu pembuatan cetakan yang lama pada bekisting serta pengering.
dasar mampu memikul gaya-gaya yang bekerja. Kerangka besi biasanya dibuat dari awal.
(Sumber, http://digilib.unila.ac.id/5320/12/BAB%20II.pdf)
Alternatif / solusi
Pondasi Telapak / Foot Plat
Pondasi telapak ialah pelebaran alas kolom atau dinding dengan tujuan untuk
meneruskan beban pada tanah suatu tekanan yang sesuai dengan sifat-sifat tanah yang
2. Super Struktur 3. Upper Struktur
Atap
Rangka Kaku ( rigid frame )
Sambungan kaku digunakan antara susuna unsur linear untuk membentuk bidang Baja Ringan
vertikal dan horizontal. Bidang vertikal terdiri dari klom dan balok, biasanya pada grid persegi.
Kata lain "Light Steel Frame"definisi Rangka Baja yang menggunakan Pelat Baja Tipis
Organisasi grid serupa juga digunakan untuk bidang horizontal yang terdiri atas balok dan
yang diprofil.
gelagar. Dengan keterpaduan rangka spasial yang bergantung pada kekuatan kolom dan
balok, maka tinggi lantai ke lantai dan jarak antara kolom menjadi penentu pertimbangkan Pelat Baja tipis berupa lembaran baja yang berasal dari gulungan baja yang disebut Coil
rancangan. Pemakaian Baja Ringan
Rangka Atap, Rangka Plafond dan Rangka Bangunan.
(Sumber,ardi.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../PERENCANAAN+STRUk+bangunan+tingggi3.p)
.( Schueller,W.,High Rise Building(1977:51)
Pemilihan bahan ini didasarkan atas berat jenis yang ringan, mengakibatkan kurangnya
Pemilihian struktur rangka kaku didasarkan fungsinya sebagai struktur utama pada pembebanan pada, super struktur dan sub struktur, serta tahan karat dan serangga sekaligus
bangunan dengan bahan material yang tidak susah untuk didapatkan, dan tingkat bahan yang sangat sustainable.
pengerjaannya yang tidak terlalu rumit.
4.4 Analisa Aktifitas Dan Civitas
Plat terkantilever ( Gbr. d) (cantilevered slab)
Gedung Pusat Studi
Pemikulan sistem lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang bebas kolom
yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunan. Besi akan banyak
diperlukan ,terutama apabila proyeksi pelat adalah besar. Kekakuan pelat dapat di tingkatkan
dengan menggunakan teknik-teknik pratekan.
(Sumber,ardi.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../PERENCANAAN+STRUk+bangunan+tingggi3.p)
.( Schueller,W.,High Rise Building(1977:51)
Struktur kantilever pada bangunan diaplikasikan sebagai plat teritisan dan atap.
Pembentukan srikulasi ini dapat menghindari Tingkat terjadinya crossing dan gangguan dari
Parkiran Mahsiswa : Berada pada dua titik yakni arah Barat dan Timur . kendaraan service.
Arah Timur : Merupakan parkiran langsung berada pada area ME atau tepatnya langsung ME/ Main Entrance
berada pada arah depan bangunan Fakultas Teknik.
Posisi arah selatan bangunan utama.
Berada pada dua titik yang dimana titik pertama (ME1) merupakan akses utama
Kondisi : Sembrawut dan kurang tertata sempit.
masuk gedung fakultas teknik dan parkiran dosen.
Arah Barat : Parkiran yang berada pada areal laboratorium dan gedung studio. (ME 2) digunakan sebagai akses utama menuju parkiran mahasisiwa dalam
perencanaan (ruang terbuka hijau / taman)
Kondisi : Masih berupa tanah dan kurang tertata. . SE / Side Entrance
mahasiswa pada arah timur. (PR1) : Parkiran dosen dan pegawai kampus
Kondisi : Kurang tertata, dan sempitnya area parkiran. (PR2) : Parkiran mahasiwa
Altenatif 2 :
4.4 Tata Masa Bangunan Posisi : arah barat dari bangunan utama.
Posisi : arah utara dari bangunan utama / tepat berada dibleakang bangunan utama.
Pemilihan letak berdasarkan kemungkinan dalam kemudahan akses, mengikuti titik aksial
bangunan utama.
dan Bangunan
P Air Hujan Drainase Saluran Tersier
P Utama Pusat Studi
Vernakular
Zona Public ( P ) :
Pompa Air
Beberapa fasilitas yang digunakan sebagai alat pemadam kebakaran adalah Hydrant
Box.Ditempatkan pada titik – titik rawan api. Di dalam Hydrant Box terdapat selang yang dapat
dipanjangkan untuk mempermudah proses pemedaman api. Radius minimal perletakan alat ini
adalah 20m.
4.7 Perhitungan Sirkulasi
4.7.1 Perhitungan Sirkulasi Ruang
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
Bentuk dan tampilan dari bangunan pusat studi vernakular menggunakan pendekatan
arsitektur vernakular Fatunisiuan dan Tutubhada, dengan metoda dan tekntik transformasi di Konsep Tampilan Atap Entrance, Sunscreen,
dalamnya. Arsitektur Arsitektur
yaitu menyamarkan elemen dari suatu bentuk, tetapi elemen yang disamarkan itu
identitasnya masih dapat dikenal. 2. Repetisi (Pengulangan)
Bentuk eliminasi pada bangunan rancangan akan ditampilkan pada bentuk sirip Tindakan memeperbanyak atau pengulangan suatu elemen bangunan pada sebuah
bangunan yang berfungsi sebagai sunscreen dengan posisi berada pada tampilan depan arsitektur.
bangunan lebih tepatnya disisi kiri dan kanan bangunan. Bentuk ini akan mengambil Pengulangan / repitisi ditampilkan pada sirip yang membentuk ½ lingkaran pada pada
pendekatan dari arsitektur Fatunisuan. kedua sisi sunscreen.
Rencana denah
bangunan
Bentuk repitisi / pengulangan yang
akan ditampilkan pada tampilan sirip
sunscreen
Proses gubahan massa dari bentuk persegi panjang akan diterapkan pada denah keseluruhan
dan tampilan utama bangunan.
1. Untuk denah bangunan bentuk persegi panjang akan ditempatkan pada empat titik.
Material beton bertulang menjadi sosok utama pada tampilan sunscreen yang akan di bangunan sebagai areal penunjang aktivitas publik. Berfungsi menjadi entrance pada
transformasikan. Sedangkan bahan aluminium menjadi sosok pengganti pada atap entrance bangunan.
Lantai 2
Bentuk segitga yang
menjadi bagian dari PV
atap persiai yang
menjadi pelindung
bangunan utama. SP
SPV
Bentuk trpesium yang
menjadi atap penutup SPV
entrance bangunan.
Bentuk persegi Unsur perancangan
panjang pada massa berupa garis vertikal
utama bangunan, yang diulang
menujukan kesan menujukan sifat
formal. bangunan lebih tinggi
dan berkesan formal.
5.4 ` Organisasi Ruang
Entrance
5.3 Zonase Bangunan
P : Publik
SP : Semi Publik Ruang Kepala Lobby Ruang Tamu
SPV : Semi Privat
PV : Privat
SV : Servis
Ruang Dosen Ruang Pengelola
Pameran / display
Lantai 1
PV SV Ruang Rapat Ruang Administrasi
SPV SPV
Lantai 2
P
Lantai 1
Lantai 2