Laporan Pengemasan Teknologi Pascapanen
Laporan Pengemasan Teknologi Pascapanen
ACARA IV
PENGEMASAN
Penanggungjawab :
Fika Puspita (A1M012001)
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Membandingkan bahan dan bentuk kemasan yang disediakan dalam
memenuhi fungsi dan syarat-syarat kemasan dengan baik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengemasan
B. Fungsi Pengemasan
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan
memegang peranan penting dalam pengawetan bahan hasil pertanian. Pada
umumnya pengemasan berfungsi untuk menempatkan bahan atau hasil
pengolahan atau hasil industri ada dalam bentuk-bentuk yang memudahkan
penyimpanan, pengangkutan dan distribusi ke masyarakat pembeli. Fungsi
pengemasan yang lainnya adalah :
a. Melindungi bahan terhadap kontaminasi dari luar, baik dari
mikroorganisme maupun kotoran-kotoran serta gigitan serangga dan
binatang pengerat.
b. Menghindarkan terjadinya penurunan atau peningkatan kadar air bahan
yang dikemas. Jadi bahan yang dikemas tersebut tidak boleh berkurang
kadar airnya karena merembes ke luar atau bertambah kadar airnya
karena menyerap uap air dari atmosfer.
c. Menghindarkan terjadinya penurunan kadar lemak bahan yang
dikemasnya seperti pada pengemasan mentega digunakan pengemas
yang tidak bisa ditembus lemak.
d. Mencegah masuknya bau dan gas-gas yang tidak diinginkan dan
mencegah keluarnya bau dan gas-gas yang diinginkan.
e. Melindungi bahan yang dikemas terhadap pengaruh sinar. Hal ini
terutama ditujukan untuk bahan pangan yang tidak tahan terhadap sinar
seperti minyak dikemas dalam pengemas yang tidak tembus sinar.
f. Melindungi bahan dari bahaya pencemaran dan gangguan fisik seperti :
gesekan, benturan dan getaran.
g. Membantu konsumen untuk dapat melihat produk yang diinginkan.
Misalnya dengan digunakan pengemas yang transparan (tembus
pandang).
C. Jenis-Jenis Kemasan
Bahan kemasan secara umum dibagi menjadi 2 macam, yaitu kemasan
produk pangan dan kemasan produk non pangan. Kemasan produk pangan
umumnya menuntut jaminan keamanan lebih daripada kemasan produk non
pangan. Beberapa jenis kemasan yang sering digunakan sebagai pembungkus
produk pangan (Azriani, Y. 2006) adalah sebagai berikut:
1. Kemasan plastik, biasanya digunakan sebagai kemasan primer, sekunder
dan perkembanganya relatif stabil,
2. Kemasan kertas, karton, biasa digunakan sebagai kemasan primer dan
sekunder, perkembangan dari kemasan keton juga relatif stabil,
3. Kemasan fleksibel, digunakan sebagai kemasan primer dan
perkembangannya meningkat pesat,
4. Kemasan gelas, digunakan sebagai kemasan primer, perkembangan dari
kemasan gelas ini relatif stabil,
5. Kemasan logam, digunakan sebagai kemasna primer dan sekunder,
perkembangannya relatif menurun dengan pesat,
6. Kemasan karung dan kayu, digunakan sebagai kemasan primer dan
sekunder, perkembangan kemasannya relatif stabil
III. METODE PRAKTIKUM
Alat :
- kertas
- pensil
- penggaris
- kamera
Bahan:
- Produk nata de coco
2. Cara Kerja
Membandingkan bahan dan bentuk kemasan serta mengamati atau
mengidentifikasi kemasan antara lain :
a. Nama produk
b. Foto kemasan
c. Jenis kemasan
d. Komposisi produk
e. Identifikasi kemasan (mudah rusak/tidak)
f. Syarat-syarat kesehatan (BPOM dan Halal)
g. Kemudahan dalam pemanfaatan (mudah dibuka atau tidak)
h. Mudah terkontaminasi atau tidak
i. Kemudahan transportasi (mudah dibawa)
j. Ukuran dan berat (panjang, lebar, tinggi, diameter)
k. Tanggal kadaluarsa
l. Kesesuaian produk dengan kemasan
Produk yang akan diamati kemasannya di persiapkan
A. HASIL
Tetra pack dalam praktikum ini merupakan kemasan dari produk sari
kedelai ABC. Pada produk dalam bentuk cair (minuman), kemasan tetra pack
dapat digunakan sebagai kemasannya. Produk dengan kemasan tetra pack
tidak mudah rusak, karena tetrapack mengalami proses sterilisasi dan
merupakan kemasan aseptik. Kemasan ini tidak mudah rusak karena bahan
kemasan berlapis-lapis, resisten terhadap minyak dan air, tahan panas dan
dingin.Selain itu, kemasan tetra pack untuk teh kotak dan ultra milk juga
mudah dibuka karena bahan pembuka kemasan terbuat ari alumunium yang
mudah untuk ditusuk
Kemasan minuman sari kedelai dengan tetra pack termasuk kemasan
yang simple, karena ukurannya yang mini sehingga mudah dibawa dan
digenggam, tidak memerlukan banyak tempat dalam membawanya. Kemasan
minuman sari kedelai degan menggunakan tetra pack sudah sesuai dimana
produk merupakan produk cair/minuman, sehingga dengan kemasan seperti itu
sudah cukup sesuai. Kemasan terbuat dari lapisan kertas karton, alumunium
foil dan plastik yang tidak hanya anti bocor.Bahan kemasan bisa melindungi isi
kemasan dari ancaman bakteri, selain itu kemasan dapat mempertahankan rasa,
warna, tekstur dan kandungan nutrisi alami.
Tetra pack merupakan kemasan retort pouch karena tetra pack terdiri
dari kombinasi aluminium foil dengan bahan kemasan lain yaitu karton lipat.
Retort pouch memiliki keunggulan dan persyaratan, yakni retort pouch harus
mempunyai daya simpan yang tinggi, teknik penutupan mudah, tidak mudah
sobek bila tertusuk dan tahan terhadap suhu sterilisasi yang tinggi. Sehingga
karena terdiri dari dua lapisan, produk minuman yang dikemas dengan tetra
pack lebih tahan terhadap zat-zat kimia yang dapat bermigrasi kedalam produk.
Menurut Hariyadi Purwiyatno (2010), bahwa kemasan tetrta pack memiliki 6
lapisan, dilihat dari luar lapisan pertama terdiri dari polietilen untuk
melindungi dari kelembaban luar, lapisan kedua kertas meemberi stabilitas dan
kekuatan, lapisan ketiga polietilen sebagai lapisan perekat, lapisan keempat
aluminium foil untuk melindungi dari oksigen, rasa, aroma dan cahaya, lapisan
kelima adhesive polymer sebagai lapisan perekat, lapisan terakhir polietilen
lagi sebagai sealing.
b. Botol plastik
Botol plastik ini merupakan kemasan dari susu yes! dan kopiko 78oC.
Untuk botol plastik susu yes! menggunakan jenis plastik PE-HD sedangkan
untuk botol kopiko 78oC menggunakan jenis plastic PET (Polyetilene
Trephtalete).
Bahan pengemas plastik yang digunakan pada produk Kopiko 78oC
temasuk kedalam jenis pengemas plastik PolietilenTreptalat (PET). Jenis
kemasan ini tdak mudah rusak karena bentuknya yang keras, tahan benturan,
transparan, permeabiltas terhadap gas dan cairan tinggi. Selain itu kemasan ini
juga praktis karena mudah dibawa dengan ukurannya yang kecil, praktis,
ringan sehingga mudah dibawa kemanapun. Kemasan ini juga mudah dibuka
karena tutup botol mudah diputar. Produk didalamnya tidak mudah
terkontaminasi karena kemasan botol tertutup rapat. Sehingga susuai untuk
mengemas produk ini karena produk minuman cocok dengan kemasannya
yaitu PET (plastik) transparan sehingga memberikan kemudahan dalam
mengidentifikasi produk, pemberian informasi produk jelas dan lengkap dan
sekali pakai.
Produk susu yes! dikemas dengan botol plastik berbahan dasar botol
plastik (PEHD / Polyetilene High density). Kemasan ini tidak mudah rusak
karena botol plastik yang digunakan dari jenis PEHD yang memiliki sifat yang
lebih keras, kurang transparan, lebih kuat, tahan terhadap suhu tinggi, dan
mencegah rekasi kimia antara kemasan plastik selain itu juga tahan benturan
dan tutupnya terbuat dari alumunium yang diproses sehingga alumunium
menempel / melekat dengan baik pada kemasan botol. Botol ini praktis dalam
penggunaanya karena mudah dibuka, dengan tutup kemasan yang terbuat dari
alumunium foil sehingga mudah ditusuk dan ditembus oleh sedotan.Selain itu
juga mudah dibawa karena ukuran kemasan tidak terlalu besar dan kemasan
tidak mudah tumpah. Produk susu yang ada didalamnya tidak mudah rusak
karena kemasan tertutup rapat dan terbuat dari plastik yang kuat dehingga
dapat melindungi produk dari kontaminasi Sehingga kemasan ini sesuai dengan
produknya, karena susu dimasukkan dalam keadaan panas dan bahan kemasan
tahan terhadap panas dan tidak bereaksi dengan produk.
Botol plastik yang dibiasanya terbuat dari PET (Polyethilen
Treptalat). Salah satu sifat PET adalah tembus pandang (transparan), bersih
dan jernih, tidak tahan terhadap asam kuat, fenol, benzil alkohol, tahan
terhadap pelarut organik seperti asam-asam organik dari buah-buahan,
sehingga dapat digunakan untuk mengemas minuman sari buah,
permeabilitasnya terhadap uap air dan gas rendah, kuat dan tidak mudah
sobek. (Syarief et al, 1989). Sehingga botol plastik yang terbuat dari PET
tidak tahan terhadap bahan-bahan kimia, karena kemungkinan bahan kimia
tersebut dapat bermigrasi ke dalam produk minuman yang dikemas dengan
menggunakan botol plastik.
Jenis plastik yang luas penggunaannya adalah PE (polietilen) dan
polipropilen (PP). Menurut Sunaryo (1989) plastik polietilen memiliki
ketahanan terhadap asam, basa, alkohol, deterjen dan bahan-bahan kimia lain
serta dapat digunakan untuk penyimpanan beku sampai suhu -50oC. Syarief et
al (1989) menyatakan bahwa berdasarkan densitasnya plastik polietilen dapat
dibedakan antara lain menjadi (LDPE) Low Density Polyetilen dan (HDPE)
High Density Polyetilen.
c. Plastik kaku
Bahan gelas terbuat dari 10% tanah lempung, 15% soda abu dan pasir
silika sekitar 75%, kadangkadang digunakan pula sedikit tambahan
aluminium oksida, kalium oksida, magnesium oksida dan dicairkan pada suhu
1540 oC. Pembentukan menjadi berbagai bentuk wadah dari gelas ini
dilakukan pada saat adonan masih dalam kondisi semi padat, sehingga
memudahkan pembentukan sesuai dengan keinginan (Griffin et al, 1985).
Wadah atau bahan pengemas dari bahan gelas umumnya digunakan
untuk mengemas bahan cair seperti parfum, bahan kosmetik (pelembab dan
pembersih wajah), pickle (asinan), jam (selai), jelly dan lain-lain. Saat ini juga
banyakdigunakan untuk mengemas produk-produk padat untuk hiasan
ruangan, contoh beberapa macam biji-bijian dikemas dalam satu botol gelas
yang sama, biasanya produk ini untuk hiasan atau ornament penataan meja
makan. Pengemasan bahan/produk dengan menggunakan bahan gelas,
memiliki beberapa keuntungan, yaitu: bersifat inert terhadap bahan kimia,
jernih/transparan, tahan terhadap tekanan dari dalam, tahan panas dan relatif
murah harganya. (Dwiari, et al, 2008)
Menurut Asvita, A et al, (2011) menyatakan bahwa kelebihan botol
kaca dari botol plastik ialah kedap udara, gas, bau, dan mikroorganisme, inert
dan tidak dapat bereaksi atau bermigrasi ke dalam bahan pangan, dapat didaur
ulang, dapat ditutup setelah dibuka, rigid (kaku), kuat dan dapat ditumpuk
tanpa mengalami kerusakan, tahan terhadap suhu tinggi. Sedangkan
kekurangannya ialah berat, biaya transportasi mahal, resisten terhadap pecah
dan mempunyai thermal shock yang rendah, dimensinya bervariasi,
berpotensi menimbulkan bahaya yaitu dari pecahan kaca.
Produk yang dikemas dengan kemasan botol kaca adalah YOU C1000
Vitamin orange. Dalam prktikum ini diidentifikasin produk ini dengan
kemasan botolnya. Kemasan ini mudah dibuka karena tutup botol berbahan
dasar kerat dan tidak mudah rusak, bisa dibuka dan ditutup kembali.Kemasan
ini juga mudah dibawa karena kemasannya yang kecil dan praktis.Akan tetapi
jenis kemasan botol kaca ini mudah pecah karena terbuat dari bahan kaca.
Sehingga sangat rentan dalam proses distribusinya. Untuk itu perlu
penggunaan kemasan tersier dalam melindungi produk selama distribusi.
Produk yang ada didalamnya tidak mudah rusak pengemas berbahan
dasar kaca yang cukup tebal dari kemasan hermetis.Kemasan ini sesuai untuk
produknya karena kemasan kaca dapat mencegah masuknya O2 yang dapat
merusak vitamin C melalui reaksi oksidasi. Akan tetapi kandungan vitamin C
yang tinggi pada produk, menyebabkan produk lebih rentan terhadap cahaya
matahari karena vitamin C akan mudah teroksidasi dan rusak apabila terpapar
cahaya sinar matahari langsung serta suhu tinggi. Salah satu cara
mengatasinya adalah dengan menyimpannya disimpan pada suhu rendah
seperti di refrigerator agar produk tidak mudah rusak dan tetap aman ketika
dikonsumsi, selain itu juga disimpan pada tempat yang tidak terkena sinar
matahari secara langsung.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebaiknya praktikum pengamatan kemasan ini juga tersedia yang bagus
dan sudah rusak untuk perbandingan terhadap produk sendiri, atau didiamkan
beberapa hari sesuai kemasan agar mengetahui rentan atau tidaknya kemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Astiva, A et al, 2011. Botol Kaca VS Botol Plastik. Materi Presentasi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Sacharow, S., and R.C. Griffin. 1978. Food Packaging. AVI Publ. Inc., Westport.
Sunaryo, E.S. 1989. Mengenal Dunia Plastik Film. Media Teknologi Pangan 2
(1). PATPI. Indonesia.