Proses Pembuatan Natrium Karbonat
Proses Pembuatan Natrium Karbonat
BAB I
TEORI PENDUKUMG
1.1 REAKSI
Reaksi Metode Leblanc:
1. 2 NaCl + H2SO4 → Na2SO4 + 2 HCl (1)
2. Na2SO4 + CaCO3 + 2 C → Na2CO3 + 2 CO2 + CaS (2)
Reaksi metode solvay:
1.2 PROSES
1.2.1 Metode Leblanc
Pada 1791, kimiawan Perancis Nicolas Leblanc mematenkan proses untuk memproduksi
natrium karbonat dari garam, asam sulfat, kapur, dan batu bara. Pertama, garam laut
(natrium klorida) direbus dalam asam sulfat untuk menghasilkan natrium sulfat dan gas
hidrogen klorida, menurut persamaan kimia :
2 NaCl + H2SO4 → Na2SO4 + 2 HCl (7)
Selanjutnya, natrium sulfat dicampur dengan kapur hancur (kalsium karbonat) dan batu
bara, dan campuran dibakar, memproduksi natrium karbonat bersama dengan karbon
dioksida dan kalsium sulfida.
Na2SO4 + CaCO3 + 2 C → Na2CO3 + 2 CO2 + CaS (8)
Natrium karbonat diekstrak dari abu dengan air, dan kemudian dikumpulkan dengan membiarkan
air menguap. Asam klorida yang dihasilkan oleh proses Leblanc adalah sumber utama polusi udara,
dan kalsium sulfida sampingan juga menimbulkan masalah pada pembuangan limbah.
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 2
Pada saat ini proses Leblanc sudah tidak dilakukan lagi karena beberapa kelemahan
diantaranya:
a. konsumsi energi yang sangat besar pada saat pelelehan.
b. membutuhkan tenaga kerja yang intensif karena prosesnya merupakan proses batch yang
memerlukan banyak tahap.
c. menimbulkan dampak lingkungan.
Karena alasan-alasan di atas tersebut maka pada tahun 1880 proses ini tergeser oleh proses yang
lebih bersih dan lebih efisien yaitu proses soda ammonia (proses solvay).
BAB 2
MKK (MARJIN KEUNTUNGAN KOTOR)
DAN PEMILIHAN PROSES
Komponen
Reaksi
NaCl C CO2 CaCO3 Na2CO3 CaS Na2SO4 H2SO4 HCl
1 -2 +1 -1 +2
2 -2 +2 -1 +1 +1 -1
Total -2 -2 +2 -1 +1 +1 0 -1 +2
Dari tabel diatas diketahui bahwa untuk memperoleh 1 mol Natrium karbonat dibutuhkan 2
mol Natrium klorida, 2 mol karbon, 2 mol karbon dioksida dan 2 mol asam klorida
Analisa Produksi-Konsumsi:
= $ -170,225 / Kmol
Komponen
Reaksi NH4 Na2C CaCl2
CaCO3 CaO CO2 NaCl NH3 H2O NaHCO3 Ca(OH)2
Cl O3
1 -1 1 1
2 -1 -1 -1 -1 1 1
3 1 1 -2 1
4 2 2 -2 -1 1
Total -1 1 1 -1 1 2 -1 -1 1 -1 1
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 7
Dari tabel diatas diketahui bahwa untuk memperoleh 1 mol Natrium karbonat dibutuhkan 1 mol
kalsium karbonat, 1 mol natrium klorida, 1 mol natrium hidrogen karbonat, 1 mol amonium
klorida dan 1 mol kalsium hidroksida.
Senyawa CaCO3 NaCl NH3 NaHCO3 Na2CO3 NH4Cl Ca(OH)2 CaCl2 CaO
Harga
0,04 4,24 1,78 2,3 2,21 6,2 0.35 4,54 0.075
$/kg
Analisa Produksi-Konsumsi:
Komponen Berat Molekul Harga $ / kg Harga $/ Kmol
CaCO3 100,8 0,04 4,032
CO2 44 0 0
NaCl 58,5 4,24 248,04
NH3 17 1,78 30,26
H2O 18 0 0
NaHCO3 84 2,3 193,2
NH4Cl 53,5 6,2 331.7
Na2CO3 106 2,21 234,26
CaCl2 147 4,54 667,38
Ca(OH)2 74.08 0.35 25.93
Reaksi : CaCO3 + NaCl + NaHCO3 + NH4Cl + Ca(OH)2 → CaO + CO2 + NH3 + 2H2O + Na2CO3 + CaCl2
= $ 133.364 / Kmol
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 8
a. Proses
1) Bahan baku NaCl padat, NaCl jenuh,batu kapur
2) Hasil samping H2SO4 CaCl2
3) Kemurnian produk CaS 97 %
4) Korosifitas bahan 96,8 % Sedang
b. Operasi
1) Suhu Tinggi 70°C
2) Tekanan Tinggi 4,5 atm
Aspek dampak
Tinggi Sedang
lingkungan
Jika dibandingkan antara proses Le Blance dan Solvay, maka proses Solvay lebih
menguntungkan dikarenakan proses Solvay berjalan pada suhu rendah, reaksi berjalan
pada fase cair-gas, konversinya dihasilkan besar, dan Natrium yang dihasilkan lebih
berkualitas. Produk yang dihasilkan dari proses Solvay dapat dijual kembali. Selain itu,
proses solvay lebih ekonomis dan efisien. Pertimbangan-pertimbangan dibawah ini dapat
mendukung akan terlaksananya pendirian pabrik tersebut, di antaranya yaitu :
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 9
a. Bahan baku yang digunakan lebih murah yaitu garam dan batu kapur di bandingkan dengan
proses Leblanc, dan Energi yang di gunakan lebih kecil.
b. Proses yang digunakan lebih efisien karena menggunakan proses kontinue. dan karyawan
yang di butuhkan lebih kecil.
c. Limbah yang dihasilkan tidak membahayakan bagi lingkungan dan sesuai dengan Dan
ketentuan peraturan perundangan
d. Kapasitas produksi lebih besar di bandingkan dengan proses Leblanc sehingga dapat di
produksi dalam jumlah yang sangat besar.
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 10
BAB 3
LOKASI PABRIK
Dalam menentukan lokasi pabrik perlu dipertimbangkan faktor-faktor penunjang yang satu
sama lainnya saling berkaitan. Lokasi suatu pabrik kimia ditentukan oleh beberapa faktor
diantaranya: fasilitas, lapangan kerja, sumber bahan baku, sarana transportasi, luas lahan yang
dibutuhkan, pengaruh politik - ekonomi dan sebagainya. Badan usaha yang memproduksi
sesuatu biasanya mempunyai pertalian yang erat dengan lingkungan sekitarnya maupun
lingkungan yang lebih luas.
Badan usaha yang besar berpengaruh terhadap struktur sosial. Infrastruktur (jalan - jalan,
sumber energi, pemukiman) akan terbebani, demikian juga dengan lingkungan dieksploitasi
dengan adanya pemakaian udara dan air serta pembuangan limbah - limbah industri. Pada
pendirian instalasi baru, disamping kriteria - kriteria lain faktor - faktor lain harus juga
diperhatikan dan dipertimbangkan.
Dari uraian diatas maka kami dapat mengambil keputusan bahwa perancangan pabrik
Natrium karbonat ini direncanakan didirikan di Bontang dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Faktor utama
a. Penyediaan bahan baku.
Jarak antara tempat produksi dengan lokasi pengambilan bahan baku dapat
mempengaruhi kemampuan bersaing dari produk-produk yang dibuat, terutama bila
produk tersebut merupakan produk masal yang tidak melalui proses yang rumit.
Pendirian pabrik yang direncanakan berlokasi di Bontang sangat dimungkinkan karena
ketersediaan bahan baku sangat tercukupi dan jarak antara pabrik dengan sumber bahan
baku sangat mendukung. Sebagai bahan baku proses pembuatan Natrium karbonat adalah
ammonia yang dapat diperoleh dari PT. Pupuk Kaltim, Bontang, batu kapur yang
diperoleh dari daerah sekitar Sangkulirang. Sedangkan untuk garam diperoleh PT. Garam
Krayan, Nunukan. Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku tidak perlu
dikhawatirkan.
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 11
b. Daerah pemasaran.
Daerah pamasaran sangat mempengaruhi lokasi pabrik yang akan didirikan karena jarak
antara lokasi pabrik dengan daerah pemasaran harus saling mendukung. Suatu pabrik
apabila jauh dari daerah pemasaran akan mempengaruhi biaya produksi yang akan
berdampak pada segi ekonomis suatu pabrik. Di Kalimantan Timur khususnya Bontang
merupakan kawasan industri. Ammonia adalah salah satu bahan baku yang digunakan
pada industri tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa daerah pemasaran mempunyai
prospek yang baik.
c. Sarana transportasi.
Sarana transportasi yang baik dapat menunjang keberhasilan suatu pabrik kimia. Sarana-
sarana transportasi antara lain misalnya jalan yang nyaman dan baik untuk karyawan
pabrik, transportasi bahan dari peralatan yang efisien, serta ekspedisi atau pengiriman
secara tepat dan ekonomis. Bontang merupakan daerah yang mudah dijangkau karena
sarana transportasi darat yang memadai serta terletak didekat pantai, dapat dibangun
suatu pelabuhan. Sehingga pemenuhan bahan baku maupun pemasaran produk dapat
berlangsung dengan mudah.
d. Fasilitas air.
Bontang merupakan salah satu kawasan industri di Indonesia, sehingga penyediaan
utilitas utamanya air untuk proses dan pendingin tidak mengalami kesulitan, karena dekat
dengan laut.
e. Tenaga kerja.
Lokasi suatu pabrik kimia sangat tergantung pada tersedianya tenaga kerja yang ahli.
Ditinjau dari segi ini, lokasi yang dipilih sebaiknya berada dekat dengan lingkungan
pendidikan dan sekolah yang baik. Namun situasi lapangan kerja di daerah yang seperti
disebutkan itu sering terlalu kompetitif, sehingga tenaga ahli sering sulit didapatkan
meskipun ditawarkan dengan upah yang tinggi. Masalah ini dapat dihindari dengan cara
pemindahan produksi ke daerah yang industrinya tidak terlalu padat. Jika hal ini
dilakukan maka suatu pendidikan internaldan intensif (pelatihan, pendidikan kejujuran,
dan pendidikan lanjutan) akan menghasilkan tenaga ahli yang diinginkan.
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 12
Di Bontang, pemenuhan akan kebutuhan tenaga kerja tingkat rendah, menengah, maupun
tenaga ahli mudah diperoleh. Diharapkan dengan adanya pabrik ini, dapat mengurangi
adanya pengangguran di Indonesia, khususnya di Provensi Kalimantan Timur
f. Kemasyarakatan.
Keadaan sosial kemasyarakatan sudah terbiasa dengan lingkungan industri sehingga
pendirian pabrik baru dapat diterima dan dapat beradaptasi dengan mudah dan cepat.
2. Faktor pendukung
a. Perijinan dan kebijaksanaan pemerintah.
Pendirian pabrik merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan kebijakan pemerintah
mengenai pengembangan industri dan pemeratan kesempatan kerja. Dukungan dari
pemerintah Bontang tentang pendirian pabrik sangat B apresiasi karna dengan adanya
pabrik ini membuka lapangan pekerja bagi warrga Bontanag
b. Perluasan pabrik.
Untuk perluasan pabrik tidak ada kendala mengingat di Bontang masih banyak tanah
kosong yang bisa dibuat lahan Pabrik.
c. Kondisi iklim.
Kondisi iklim di Bontang sangat mendukung, dalam arti kondisinya tidak terlalu
mengganggu jalannya operasi pabrik
d. Pembuangan limbah.
Penanganan masalah limbah tidak menjadi masalah karena pabrik sudah mempunyai unit
pengolahan limbah (UPL) dan selanjutnya limbah yang tidak mencemari lingkungan
dialirkan menuju sungai atau laut yang dekat dengan pabrik.
e. Energi.
Penyediaan energi merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi pabrik.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik diambil dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan
dari generator.
Penyediaan lintrik di Bontang cukup memadai. Namun tetap harus mendapat tambahan
listrik seperti dari PT. Indomico
f. Perpajakan.
Pajak yang harus dibayarkan dapat lebih murah, karena Bontang merupakan kawasan
industri sehingga pembayaran pajaknya lebih dipermudah.
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 13
b. Korosifitas.
Lokasi kawasan industri Bontang tidak berada tepat di daerah tepi laut, sehingga
korosifitas yang utamanya disebabkan oleh udara tidak begitu berpengaruh
a. Perawatan.
Pabrik mempunyai bengkel perawatan sendiri, apabila tidak dapat dilakukan sendiri,
maka dapat langsung mendatangkan teknisi alat tersebut ke Bontang.
b. Biaya konstruksi.
Biaya konstruksi bisa lebih murah, karena kawasan industri Bontang berada di dekat
pelabuhan sehingga biaya pengangkutan alat kelokasi dapat lebih murah.
c. Kondisi daerah lokasi.
Keadaan sekitar lahan pabrik haruslah diamati dan dimengerti, dengan maksud agar pada
saat pabrik telah berdiri tidak ada masalah yang akan berkembang.
d. Bahaya banjir dan kebakaran.
Pabrik yang akan didirikan harus memperhatikan keselamatannya. Bontang tidak
termasuk daerah banjir, dan dikawasan ini memiliki keselamatan terpadu untuk menjaga
dari hal-halyang berbahaya.
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 14
BAB 4
PENENTUAN REAKTOR
4.1 Teori
1. Reaktor Batch : Umumnya digunakan untuk reaksi dengan waktu reaksi yang sangat lama,
menggunakan mikrobia, dan atau kapasitas produksi kecil atau musiman.
2. Reaktor Alir (Continous Flow)
Jenis reaktor alir yaitu RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk). RATB dikenal juga
sebagai RTIK (Reaktor Tangki Ideal Kontinu). Di RATB, satu atau lebih reaktan masuk ke
dalam suatu bejana berpengaduk dan bersamaan dengan itu sejumlah yang sama (produk)
dikeluarkan dari reaktor. Pengaduk dirancang sehingga campuran teraduk dengan sempurna
dan diharapkan reaksi berlangsung secara optimal. Waktu tinggal dapat diketahui dengan
membagi volum reaktor dengan kecepatan volumetrik cairan yang masuk reaktor. Dengan
perhitungan kinetika reaksi, konversi suatu reaktor dapat diketahui.
1. Cair-cair
2. Gas-gas
Sehingga untuk reaksi fase gas (non katalitik) reaksinya berlangsung cepat, contohnya
pada reaksi pembakaran. Untuk reaksi fase cair (katalitik) reaksinya dalam sistem koloid.
Pada RATB kecepatan volumetrik umpan yang masuk sama dengan kecepatan volumetrik
hasil (produk) keluar, sehingga kecepatan akumulasinya sama dengan nol. Adanya
pengadukan yang sempurna menyebabkan komposisi didalam reaktor sama dengan
komposisi yang keluar reaktor begitu juga denga parameter lain. Seperti konversi reaksi,
kecepatan reaksi, dan konsentrasi reaksi.
3. Tubular Reactor : Tubular Reactor ada bermacam macam, antara lain adalah :
a. Reaktor Alir Pipa: Biasanya berupa gas-gas, cair-cair dimana reaksi tidak menimbulkan
panas yang terlalu tinggi. Reaktor memiliki aliran plug flow yang optimal untuk
kecepatan reaksi tetapi cukup sulit untuk alat transfer panasnya.
b. Reaktor Pipa Shell And Tube : Seperti reaktor pipa di atas tetapi berupa beberapa pipa
yang disusun dalam sebuah shell, reaksi berjalan di dalam pipa-pipa dan pemanas atau
pendingin di shell. Alat ini digunakan apabila dibutuhkan sistem transfer panas dalam
reaktor. Suhu dan konversi tidak homogen di semua titik.
c. Fixed Bed : Reaktor berbentuk pipa besar yang didalamnya berisi katalisator padat.
Bisanya digunakan untuk reaksi fasa gas dengan katalisator padat. Apabila diperlukan
proses transfer panas yang cukup besar biasanya berbentuk fixed bed multitube, dimana
reaktan bereaksi di dalam tube-tube berisi katalisator dan pemanas atau pendingin
mengalir di luar tube di dalam shell.
d. Fluidized bed reaktor : Biasanya digunakan untuk reaksi fasa gas katalisator padat
dengan umur katalisator yang sangat pendek sehingga harus cepat diregenerasi. Padatan
dalam reaktor adalah merupakan reaktan yang bereaksi menjadi produk.
-r1 = k[CO2][H2O]
-r2 = k[H2CO3][NH3]
-r3 = k[NH4HCO3][NaCl]
kt = 141,8571
141,8571
k= 𝑡
Berdasarkan teori dan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa pada proses pembuatan
natrium karbonat kami memilih reaktor yang digunakan yaitu reaktor kontinue dengan fase-
gas cair, karena reaksinya baik pada (reaktan maupun produknya) berlangsung secara terus
menerus. Berdasarkan alur reaksinya pada reaksi utama, bahan baku berupa NaCl dan air
yang melarutkan NH3 di masukkan dari bagian atas (puncak) reaktor sedangkan gas CO2
disemprotkan dari dasar reaktor, sehingga reaktor yang cocok digunakan pada reaksi
tersebut yaitu reaktor kontinue dengan jenis Packed Tower yang prinsip kerjanya sama
seperti kasus diatas yaitu zat yang berbeda fase mengalir berlawanan arah sehingga dapat
menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase ke fase yang lain.
4.2.1 Tabel Data Operasi
Lime Slaker B
90-100OC 2-3 atm
CaO + H2O → Ca(OH)2
Reaktor (Reaksi Utama) C
NaCl + NH3 + CO2 + H2O → NaHCO3 + 40-50OC 2-3 atm 99,3 %
NH4Cl
Pemanasan (calciner) D
177OC 2-3 atm
2NaHCO3 → Na2CO3 + CO2 + H2O
Ammonia Still E
160-230OC 2-3 atm
NH4Cl + CaO → 2NH3 + CaCl2 + H2O
NaCl, H2O
CaCO3 NH3
NaCl + NH3 + CO2 +
CaCO3 → CaO + H2O → NaHCO3 +
CO2 B
CO2 NH4Cl
A
(Heat in klin) (Solvey Tower) D
C NaHCO3 + NH4Cl (Heat)
Filter
Na 2CO3
2NaHCO3 →
CaO E NaHCO3 N
Na2CO3 +
CaO + H2O → CO2 + H2O
BCa(OH)2 NH4Cl
D
(slaked, tower)
F
(Heat)
Ca(OH)2 NH3
NH4Cl + CaO → 2NH3 +
CaCl2 + H2ON3
CaCl2
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 19
BAB 5
PROSES PEMISAHAN
Pada perancangan Pabrik Natrium Karbonat ini alat pemisahan yang digunakan pada
bahan setelah keluar dari reaktor menggunakan rotary drum filter. Dimana bahan yang
dipisahkan adalah Natrium Bikarbonat (NaHCO3) yang berupa fasa padat dengan Ammonium
Klorida (NH4Cl)yang berupa fasa cairan yang larut dalam air. Prinsip kerja rotary filter ini yaitu
Rotary drum akan berputar ke dalam cairan yang akan difiltrasi. Cairan yang telah difiltrasi akan
melewati pipa-pipa internal yang ada di dalam rotary drum dan dikumpulkan di tangki
penampung, sedangkan endapan tetap berada di permukaan drum yang akan membentuk cake
dan dibuang dengan pisau horizontal. Digunakan Rotary Drum Filter karena saringannya
kontinue dan otomatis serta biaya tenaga kerja secara relatif rendah. Walaupun, memerlukan
biaya modal yang relatif tinggi.