Anda di halaman 1dari 19

PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 1

BAB I
TEORI PENDUKUMG

1.1 REAKSI
Reaksi Metode Leblanc:
1. 2 NaCl + H2SO4 → Na2SO4 + 2 HCl (1)
2. Na2SO4 + CaCO3 + 2 C → Na2CO3 + 2 CO2 + CaS (2)
Reaksi metode solvay:

1. Reaksi untuk mendapatkan CO2 :


CaCO3 → CaO + CO2 (3)
2. Reaksi Utama :
NaCl + NH3 + CO2 + H2O → NaHCO3 + NH4Cl (4)
2NaHCO3 → Na2CO3 + CO2 + H2O (5)
3. Reaksi untuk mendapatkan NH3 :
NH4Cl + Ca(OH)2 → 2NH3 + CaCl2 + H2O (6)

1.2 PROSES
1.2.1 Metode Leblanc
Pada 1791, kimiawan Perancis Nicolas Leblanc mematenkan proses untuk memproduksi
natrium karbonat dari garam, asam sulfat, kapur, dan batu bara. Pertama, garam laut
(natrium klorida) direbus dalam asam sulfat untuk menghasilkan natrium sulfat dan gas
hidrogen klorida, menurut persamaan kimia :
2 NaCl + H2SO4 → Na2SO4 + 2 HCl (7)
Selanjutnya, natrium sulfat dicampur dengan kapur hancur (kalsium karbonat) dan batu
bara, dan campuran dibakar, memproduksi natrium karbonat bersama dengan karbon
dioksida dan kalsium sulfida.
Na2SO4 + CaCO3 + 2 C → Na2CO3 + 2 CO2 + CaS (8)
Natrium karbonat diekstrak dari abu dengan air, dan kemudian dikumpulkan dengan membiarkan
air menguap. Asam klorida yang dihasilkan oleh proses Leblanc adalah sumber utama polusi udara,
dan kalsium sulfida sampingan juga menimbulkan masalah pada pembuangan limbah.
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 2

Pada saat ini proses Leblanc sudah tidak dilakukan lagi karena beberapa kelemahan
diantaranya:
a. konsumsi energi yang sangat besar pada saat pelelehan.
b. membutuhkan tenaga kerja yang intensif karena prosesnya merupakan proses batch yang
memerlukan banyak tahap.
c. menimbulkan dampak lingkungan.
Karena alasan-alasan di atas tersebut maka pada tahun 1880 proses ini tergeser oleh proses yang
lebih bersih dan lebih efisien yaitu proses soda ammonia (proses solvay).

1.2.2 Metode Solvay


Proses solvay menggunakan brine (NaCl), batu kapur (CaCO3), sebagai bahan
baku dan menggunakan ammonia sebagai reagen siklus. Adapun reaktor yang digunakan
adalah Packed tower. Natrium karbonat yang dihasilkan berupa light sodium carbonate
dan dense sodium carbonat sesuai dengan kebutuhan pabrik yang menggunakannya.
Reaksi keseluruhan dapat dianggap sebagai antara kalsium karbonat dan natrium klorida:
CaCO3 + 2 NaCl → CaCl2 + Na2CO3 (9)
Namun, kalsium karbonat terlalu larut untuk bereaksi dengan larutan garam. Sebaliknya
produk diperoleh dengan serangkaian tujuh tahap. Proses ini dikenal sebagai proses
amonia-soda atau proses Solvay, Berbagai tahapan proses Solvay yang saling terkait
dapat dilihat pada diagram dan keterangan di bawah ini :

Gambar 1.1 Tahap-tahap pada proses solvay


PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 3

1. Amoniasi air asin


Gas amonia diserap dalam air garam terkonsentrasi untuk memberikan hasil yang
mengandung natrium klorida dan amonia. Na+(aq), Cl(aq), NH4+(aq), OH(aq) ion dan
NH3(aq) yang ada.
2. Pembentukan kalsium oksida dan karbon dioksida
Kiln diberi umpan dengan campuran kapur atau kokas (13: 1 oleh massa). Kokas terbakar
di arus yang berlawanan dengan panas udara. Panas pembakaran meningkatkan suhu kiln
dan batu kapur terurai:
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g) ΔH = + 180 kJ mol-1 (10)
Gas yang mengandung sekitar 40% karbon dioksida, dibebaskan dari debu kapur dan di
transfer ke carbonating (Solvay) menara. Residu, kalsium oksida, digunakan dalam
pemulihan amonia (lihat langkah 7 di bawah).
3. Menara solvay ( Solvey Tower )
Ini adalah tahap terpenting dalam proses. Air garam ammonia dari langkah (1) diturunkan
melalui Solvay Menara sementara karbon dioksida dari langkah (2) dan (5) dilewatkan.
Menara solvay tinggi dan berisi satu set baffle berbentuk jamur untuk memperlambat dan
memecah aliran cairan sehingga karbon dioksida dapat efisien diserap oleh larutan.
Karbon dioksida pada pelarut, bereaksi dengan amonia terlarut membentuk amonium
hidrogen karbonat yang mengandung ion Na+(aq), Cl(aq), NH4+(aq) dan HCO3- (aq).
Dari empat zat yang dapat dibentuk oleh kombinasi yang berbeda dari ion ini, natrium
hidrogen karbonat (NaHCO3) adalah yang paling larut. Akan terdapat endapan solid di
dasar menara yang di dinginkan.
NaCl(aq) + NH3(aq) + H2O(l) + CO2(g) → NaHCO3(s) + NH4Cl(aq) (11)
Suspensi natrium hidrogen karbonat padat dalam larutan amonium klorida mengendap di
dasar menara.
4. Pemisahan natrium karbonat padat
Suspensi disaring untuk memisahkan natrium hidrogen karbonat padat dari larutan
amonium klorida, yang kemudian digunakan dalam tahap (7).
5. Pembentukan Natrium Karbonat
Natrium hidrogen karbonat dipanaskan dalam oven berputar pada suhu 450 K sehingga
terurai menjadi natrium karbonat, air, dan karbon dioksida:
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 4

2NaHCO3(s) → Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2(g) (12)


Karbon dioksida ditransfer kembali ke menara Solvay untuk digunakan pada langkah (3).
Produk dari proses, anhidrat natrium karbonat, diperoleh sebagai bubuk putih halus yang
dikenal sebagai cahaya natrium karbonat.
6. Pembentukan Kalsium Hidroksida
Dua tahap terakhir, (6) dan (7) berkaitan dengan regenerasi amonia dari amonium klorida
(dibuat di langkah 3). kapur dari langkah (2) diberikan dengan kelebihan air pada kapur
7. Regenerasi amonia
Suspensi kalsium hidroksida ini dicampur dengan larutan amonium klorida kiri dari
langkah (4) dan dipanaskan:
2NH4Cl(aq) + Ca(OH)2(aq/s) → CaCl2(aq) + 2NH3(g) + 2H2O(l) (13)
Amonia demikian pulih, dan ditransfer kembali ke langkah (1). Kalsium klorida adalah
salah satu produk dari keseluruhan proses.
Secara teori, satu-satunya bahan baku batu kapur dan air garam. Tak pelak lagi, ada
kerugian amonia, dan ini dibuat untuk penambahan pasokan, seperti yang dipersyaratkan
pada langkah (1).
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 5

BAB 2
MKK (MARJIN KEUNTUNGAN KOTOR)
DAN PEMILIHAN PROSES

2.1 Tabel Harga dan MKK

2.1.1 MKK Reaksi Metode Leblanc:

1. 2 NaCl + H2SO4 → Na2SO4 + 2 HCl


2. Na2SO4 + CaCO3 + 2 C → Na2CO3 + 2 CO2 + CaS

Komponen
Reaksi
NaCl C CO2 CaCO3 Na2CO3 CaS Na2SO4 H2SO4 HCl
1 -2 +1 -1 +2
2 -2 +2 -1 +1 +1 -1
Total -2 -2 +2 -1 +1 +1 0 -1 +2
Dari tabel diatas diketahui bahwa untuk memperoleh 1 mol Natrium karbonat dibutuhkan 2
mol Natrium klorida, 2 mol karbon, 2 mol karbon dioksida dan 2 mol asam klorida

Data Harga Bahan Baku dan Produk

Senyawa C CaCO3 Na2CO3 CaS NaCl H2SO4 HCl


Harga; $/kg 0,66 0,047 2,21 2,21 4,42 1,327 1,327

Analisa Produksi-Konsumsi:

Komponen Berat Molekul Harga $/ Kg Harga $/ Kmol


C 12 0,66 7,92
CO2 44 0 0
CaCO3 100,08 0,047 4,7
Na2CO3 106 2,21 234,26
CaS 75,5 2,21 166,855
NaCl 58,5 4,42 258,57
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 6

H2SO4 98,084 1,327 130,57


HCl 36,5 1,327 48,435

Margin Keuntungan Kotor per Kmol produk Natrium Karbonat:

Reaksi : 2NaCl + 2C + CaCO3 + H2SO4 → 2CO2 + Na2CO3 + CaS + 2HCl

MKK = Harga Produk – Harga Reaktan

= ( 0 + 234,26 + 166,855 + (2 x 48,435)) – ((2 x 258,57) + (2 x 7,92) + 4,7 +


130,57)

= $ -170,225 / Kmol

2.1.2 Reaksi metode solvay:


1. Reaksi untuk mendapatkan CO2 :
CaCO3 → CaO + CO2
2. Reaksi Utama :
NaCl + NH3 + CO2 + H2O → NaHCO3 + NH4Cl
2NaHCO3 → Na2CO3 + CO2 + H2O
3. Reaksi untuk mendapatkan NH3 :
2NH4Cl + Ca(OH)2 → 2NH3 + CaCl2 + 2H2O

Komponen
Reaksi NH4 Na2C CaCl2
CaCO3 CaO CO2 NaCl NH3 H2O NaHCO3 Ca(OH)2
Cl O3
1 -1 1 1
2 -1 -1 -1 -1 1 1
3 1 1 -2 1
4 2 2 -2 -1 1

Total -1 1 1 -1 1 2 -1 -1 1 -1 1
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 7

Dari tabel diatas diketahui bahwa untuk memperoleh 1 mol Natrium karbonat dibutuhkan 1 mol
kalsium karbonat, 1 mol natrium klorida, 1 mol natrium hidrogen karbonat, 1 mol amonium
klorida dan 1 mol kalsium hidroksida.

Daftar Harga bahan baku dan produk

Senyawa CaCO3 NaCl NH3 NaHCO3 Na2CO3 NH4Cl Ca(OH)2 CaCl2 CaO

Harga
0,04 4,24 1,78 2,3 2,21 6,2 0.35 4,54 0.075
$/kg

Analisa Produksi-Konsumsi:
Komponen Berat Molekul Harga $ / kg Harga $/ Kmol
CaCO3 100,8 0,04 4,032
CO2 44 0 0
NaCl 58,5 4,24 248,04
NH3 17 1,78 30,26
H2O 18 0 0
NaHCO3 84 2,3 193,2
NH4Cl 53,5 6,2 331.7
Na2CO3 106 2,21 234,26
CaCl2 147 4,54 667,38
Ca(OH)2 74.08 0.35 25.93

CaO 56.08 0.075 4.206

Reaksi : CaCO3 + NaCl + NaHCO3 + NH4Cl + Ca(OH)2 → CaO + CO2 + NH3 + 2H2O + Na2CO3 + CaCl2

Margin Keuntungan Kotor (MKK) per Kmol produk Natrium Karbonat :

MKK = Harga Produk – Harga Reaktan

= ( 4.206 + 0 + 30.26 + 0 + 234.26 + 667,38) – ( 4,032 + 248,04 + 193,04 + 331.7 + 25.93)

= $ 133.364 / Kmol
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 8

2.2 Pemilihan Proses


2.2.1 Alasan berdasarkan MKK

Berdasarkan analisis perhitunngan marjin keuntungan kotor didapatkan bahwa marjin


keuntungan kotor dari proses Leblance sebesar $ -170,225 / Kmol dan pada proses solvay
didapatkan marjin keuntungan kotor sebesar $ 133.364 / Kmol. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa untuk proses solvay lebih menguntungkan. Sedangkan proses
leblance mengalami kerugian karena memiliki marjin keuntungan kotor negatif.

2.2.2 Alasan berdasarkan Teori penunjang


Perbandingan aspek teknis dan ekonomis antara proses le blance dan solvay
Aspek Teknisi Proses Le Blance Proses Solvay

a. Proses
1) Bahan baku NaCl padat, NaCl jenuh,batu kapur
2) Hasil samping H2SO4 CaCl2
3) Kemurnian produk CaS 97 %
4) Korosifitas bahan 96,8 % Sedang

b. Operasi
1) Suhu Tinggi 70°C
2) Tekanan Tinggi 4,5 atm
Aspek dampak
Tinggi Sedang
lingkungan

Jika dibandingkan antara proses Le Blance dan Solvay, maka proses Solvay lebih
menguntungkan dikarenakan proses Solvay berjalan pada suhu rendah, reaksi berjalan
pada fase cair-gas, konversinya dihasilkan besar, dan Natrium yang dihasilkan lebih
berkualitas. Produk yang dihasilkan dari proses Solvay dapat dijual kembali. Selain itu,
proses solvay lebih ekonomis dan efisien. Pertimbangan-pertimbangan dibawah ini dapat
mendukung akan terlaksananya pendirian pabrik tersebut, di antaranya yaitu :
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 9

a. Bahan baku yang digunakan lebih murah yaitu garam dan batu kapur di bandingkan dengan
proses Leblanc, dan Energi yang di gunakan lebih kecil.
b. Proses yang digunakan lebih efisien karena menggunakan proses kontinue. dan karyawan
yang di butuhkan lebih kecil.
c. Limbah yang dihasilkan tidak membahayakan bagi lingkungan dan sesuai dengan Dan
ketentuan peraturan perundangan
d. Kapasitas produksi lebih besar di bandingkan dengan proses Leblanc sehingga dapat di
produksi dalam jumlah yang sangat besar.
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 10

BAB 3
LOKASI PABRIK

Dalam menentukan lokasi pabrik perlu dipertimbangkan faktor-faktor penunjang yang satu
sama lainnya saling berkaitan. Lokasi suatu pabrik kimia ditentukan oleh beberapa faktor
diantaranya: fasilitas, lapangan kerja, sumber bahan baku, sarana transportasi, luas lahan yang
dibutuhkan, pengaruh politik - ekonomi dan sebagainya. Badan usaha yang memproduksi
sesuatu biasanya mempunyai pertalian yang erat dengan lingkungan sekitarnya maupun
lingkungan yang lebih luas.
Badan usaha yang besar berpengaruh terhadap struktur sosial. Infrastruktur (jalan - jalan,
sumber energi, pemukiman) akan terbebani, demikian juga dengan lingkungan dieksploitasi
dengan adanya pemakaian udara dan air serta pembuangan limbah - limbah industri. Pada
pendirian instalasi baru, disamping kriteria - kriteria lain faktor - faktor lain harus juga
diperhatikan dan dipertimbangkan.
Dari uraian diatas maka kami dapat mengambil keputusan bahwa perancangan pabrik
Natrium karbonat ini direncanakan didirikan di Bontang dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Faktor utama
a. Penyediaan bahan baku.
Jarak antara tempat produksi dengan lokasi pengambilan bahan baku dapat
mempengaruhi kemampuan bersaing dari produk-produk yang dibuat, terutama bila
produk tersebut merupakan produk masal yang tidak melalui proses yang rumit.
Pendirian pabrik yang direncanakan berlokasi di Bontang sangat dimungkinkan karena
ketersediaan bahan baku sangat tercukupi dan jarak antara pabrik dengan sumber bahan
baku sangat mendukung. Sebagai bahan baku proses pembuatan Natrium karbonat adalah
ammonia yang dapat diperoleh dari PT. Pupuk Kaltim, Bontang, batu kapur yang
diperoleh dari daerah sekitar Sangkulirang. Sedangkan untuk garam diperoleh PT. Garam
Krayan, Nunukan. Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku tidak perlu
dikhawatirkan.
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 11

b. Daerah pemasaran.
Daerah pamasaran sangat mempengaruhi lokasi pabrik yang akan didirikan karena jarak
antara lokasi pabrik dengan daerah pemasaran harus saling mendukung. Suatu pabrik
apabila jauh dari daerah pemasaran akan mempengaruhi biaya produksi yang akan
berdampak pada segi ekonomis suatu pabrik. Di Kalimantan Timur khususnya Bontang
merupakan kawasan industri. Ammonia adalah salah satu bahan baku yang digunakan
pada industri tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa daerah pemasaran mempunyai
prospek yang baik.
c. Sarana transportasi.
Sarana transportasi yang baik dapat menunjang keberhasilan suatu pabrik kimia. Sarana-
sarana transportasi antara lain misalnya jalan yang nyaman dan baik untuk karyawan
pabrik, transportasi bahan dari peralatan yang efisien, serta ekspedisi atau pengiriman
secara tepat dan ekonomis. Bontang merupakan daerah yang mudah dijangkau karena
sarana transportasi darat yang memadai serta terletak didekat pantai, dapat dibangun
suatu pelabuhan. Sehingga pemenuhan bahan baku maupun pemasaran produk dapat
berlangsung dengan mudah.
d. Fasilitas air.
Bontang merupakan salah satu kawasan industri di Indonesia, sehingga penyediaan
utilitas utamanya air untuk proses dan pendingin tidak mengalami kesulitan, karena dekat
dengan laut.
e. Tenaga kerja.
Lokasi suatu pabrik kimia sangat tergantung pada tersedianya tenaga kerja yang ahli.
Ditinjau dari segi ini, lokasi yang dipilih sebaiknya berada dekat dengan lingkungan
pendidikan dan sekolah yang baik. Namun situasi lapangan kerja di daerah yang seperti
disebutkan itu sering terlalu kompetitif, sehingga tenaga ahli sering sulit didapatkan
meskipun ditawarkan dengan upah yang tinggi. Masalah ini dapat dihindari dengan cara
pemindahan produksi ke daerah yang industrinya tidak terlalu padat. Jika hal ini
dilakukan maka suatu pendidikan internaldan intensif (pelatihan, pendidikan kejujuran,
dan pendidikan lanjutan) akan menghasilkan tenaga ahli yang diinginkan.
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 12

Di Bontang, pemenuhan akan kebutuhan tenaga kerja tingkat rendah, menengah, maupun
tenaga ahli mudah diperoleh. Diharapkan dengan adanya pabrik ini, dapat mengurangi
adanya pengangguran di Indonesia, khususnya di Provensi Kalimantan Timur
f. Kemasyarakatan.
Keadaan sosial kemasyarakatan sudah terbiasa dengan lingkungan industri sehingga
pendirian pabrik baru dapat diterima dan dapat beradaptasi dengan mudah dan cepat.
2. Faktor pendukung
a. Perijinan dan kebijaksanaan pemerintah.
Pendirian pabrik merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan kebijakan pemerintah
mengenai pengembangan industri dan pemeratan kesempatan kerja. Dukungan dari
pemerintah Bontang tentang pendirian pabrik sangat B apresiasi karna dengan adanya
pabrik ini membuka lapangan pekerja bagi warrga Bontanag
b. Perluasan pabrik.
Untuk perluasan pabrik tidak ada kendala mengingat di Bontang masih banyak tanah
kosong yang bisa dibuat lahan Pabrik.
c. Kondisi iklim.
Kondisi iklim di Bontang sangat mendukung, dalam arti kondisinya tidak terlalu
mengganggu jalannya operasi pabrik
d. Pembuangan limbah.
Penanganan masalah limbah tidak menjadi masalah karena pabrik sudah mempunyai unit
pengolahan limbah (UPL) dan selanjutnya limbah yang tidak mencemari lingkungan
dialirkan menuju sungai atau laut yang dekat dengan pabrik.
e. Energi.
Penyediaan energi merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi pabrik.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik diambil dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan
dari generator.
Penyediaan lintrik di Bontang cukup memadai. Namun tetap harus mendapat tambahan
listrik seperti dari PT. Indomico
f. Perpajakan.
Pajak yang harus dibayarkan dapat lebih murah, karena Bontang merupakan kawasan
industri sehingga pembayaran pajaknya lebih dipermudah.
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 13

b. Korosifitas.
Lokasi kawasan industri Bontang tidak berada tepat di daerah tepi laut, sehingga
korosifitas yang utamanya disebabkan oleh udara tidak begitu berpengaruh
a. Perawatan.
Pabrik mempunyai bengkel perawatan sendiri, apabila tidak dapat dilakukan sendiri,
maka dapat langsung mendatangkan teknisi alat tersebut ke Bontang.
b. Biaya konstruksi.
Biaya konstruksi bisa lebih murah, karena kawasan industri Bontang berada di dekat
pelabuhan sehingga biaya pengangkutan alat kelokasi dapat lebih murah.
c. Kondisi daerah lokasi.
Keadaan sekitar lahan pabrik haruslah diamati dan dimengerti, dengan maksud agar pada
saat pabrik telah berdiri tidak ada masalah yang akan berkembang.
d. Bahaya banjir dan kebakaran.
Pabrik yang akan didirikan harus memperhatikan keselamatannya. Bontang tidak
termasuk daerah banjir, dan dikawasan ini memiliki keselamatan terpadu untuk menjaga
dari hal-halyang berbahaya.
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 14

BAB 4

PENENTUAN REAKTOR

4.1 Teori

Berdasarkan prosesnya, reaktor dibagi mejadi 3 yaitu :

1. Reaktor Batch : Umumnya digunakan untuk reaksi dengan waktu reaksi yang sangat lama,
menggunakan mikrobia, dan atau kapasitas produksi kecil atau musiman.
2. Reaktor Alir (Continous Flow)
Jenis reaktor alir yaitu RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk). RATB dikenal juga
sebagai RTIK (Reaktor Tangki Ideal Kontinu). Di RATB, satu atau lebih reaktan masuk ke
dalam suatu bejana berpengaduk dan bersamaan dengan itu sejumlah yang sama (produk)
dikeluarkan dari reaktor. Pengaduk dirancang sehingga campuran teraduk dengan sempurna
dan diharapkan reaksi berlangsung secara optimal. Waktu tinggal dapat diketahui dengan
membagi volum reaktor dengan kecepatan volumetrik cairan yang masuk reaktor. Dengan
perhitungan kinetika reaksi, konversi suatu reaktor dapat diketahui.

Bebebrapa hal penting mengenai RATB:


a. Reaktor berlangsung secara ajeg, sehingga jumlah yang masuk setara dengan jumlah
yang ke luar reaktor jika tidak tentu reaktor akan berkurang atau bertambah isinya.
b. Perhitungan RATB mengasumsikan pengadukan terjadi secara sempurna sehingga
semua titik dalam reaktor memiliki komposisi yang sama. Dengan asumsi ini,
komposisi keluar reaktor selalu sama dengan bahan di dalam reaktor.
c. Seringkali, untuk menghemat digunakan banyak reaktor yang disusun secara seri
daripada menggunakan reaktor tunggal yang besar. Sehingga reaktor yang di belakang
akan memiliki komposisi produk yang lebih besar dibanding di depannya.
d. Dapat dilihat, bahwa dengan jumlah RATB kecil yang tak terbatas model perhitungan
akan menyerupai perhitungan untuk RAP.
RATB adalah salah satu reaktor ideal yang berbentuk tangki alir berpengaduk yang biasa
digunakan untuk reaksi homogen atau reaksi yang terjadi dalam satu fase saja, Contohnya:
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 15

1. Cair-cair
2. Gas-gas
Sehingga untuk reaksi fase gas (non katalitik) reaksinya berlangsung cepat, contohnya
pada reaksi pembakaran. Untuk reaksi fase cair (katalitik) reaksinya dalam sistem koloid.
Pada RATB kecepatan volumetrik umpan yang masuk sama dengan kecepatan volumetrik
hasil (produk) keluar, sehingga kecepatan akumulasinya sama dengan nol. Adanya
pengadukan yang sempurna menyebabkan komposisi didalam reaktor sama dengan
komposisi yang keluar reaktor begitu juga denga parameter lain. Seperti konversi reaksi,
kecepatan reaksi, dan konsentrasi reaksi.
3. Tubular Reactor : Tubular Reactor ada bermacam macam, antara lain adalah :
a. Reaktor Alir Pipa: Biasanya berupa gas-gas, cair-cair dimana reaksi tidak menimbulkan
panas yang terlalu tinggi. Reaktor memiliki aliran plug flow yang optimal untuk
kecepatan reaksi tetapi cukup sulit untuk alat transfer panasnya.
b. Reaktor Pipa Shell And Tube : Seperti reaktor pipa di atas tetapi berupa beberapa pipa
yang disusun dalam sebuah shell, reaksi berjalan di dalam pipa-pipa dan pemanas atau
pendingin di shell. Alat ini digunakan apabila dibutuhkan sistem transfer panas dalam
reaktor. Suhu dan konversi tidak homogen di semua titik.
c. Fixed Bed : Reaktor berbentuk pipa besar yang didalamnya berisi katalisator padat.
Bisanya digunakan untuk reaksi fasa gas dengan katalisator padat. Apabila diperlukan
proses transfer panas yang cukup besar biasanya berbentuk fixed bed multitube, dimana
reaktan bereaksi di dalam tube-tube berisi katalisator dan pemanas atau pendingin
mengalir di luar tube di dalam shell.
d. Fluidized bed reaktor : Biasanya digunakan untuk reaksi fasa gas katalisator padat
dengan umur katalisator yang sangat pendek sehingga harus cepat diregenerasi. Padatan
dalam reaktor adalah merupakan reaktan yang bereaksi menjadi produk.

4.2 Berdasarkan perhitungan TRK

Reaksi yang terjadi pada reaktor:


NaCl + NH3 + CO2 + H2O → NaHCO3 + NH4Cl
Dapat dijabarkan menjadi:
1. CO2 + H2O → H2CO3
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 16

2. H2CO3 + NH3 → NH4HCO


3. NH4HCO3 + NaCl → NaHCO3 + NH4Cl

-r1 = k[CO2][H2O]
-r2 = k[H2CO3][NH3]
-r3 = k[NH4HCO3][NaCl]

merupakan reaksi orde 2, maka:


𝐶𝐴𝑜 𝑋𝐴
k .t .CAo = - 1 = 1−𝑋𝐴
𝐶𝐴
𝐶𝐴 1
atau = 1+𝑘 .𝐶𝐴𝑜 .𝑡
𝐶𝐴𝑜

Jika diketahui konversi reaksi = 99,3 % = 0,993


Dan CAo di asumsikan 1 maka
𝑋𝐴
k .t .CAo =
1−𝑋𝐴
0,993
k .t. 1 = 1−0,993

kt = 141,8571
141,8571
k= 𝑡

Berdasarkan teori dan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa pada proses pembuatan
natrium karbonat kami memilih reaktor yang digunakan yaitu reaktor kontinue dengan fase-
gas cair, karena reaksinya baik pada (reaktan maupun produknya) berlangsung secara terus
menerus. Berdasarkan alur reaksinya pada reaksi utama, bahan baku berupa NaCl dan air
yang melarutkan NH3 di masukkan dari bagian atas (puncak) reaktor sedangkan gas CO2
disemprotkan dari dasar reaktor, sehingga reaktor yang cocok digunakan pada reaksi
tersebut yaitu reaktor kontinue dengan jenis Packed Tower yang prinsip kerjanya sama
seperti kasus diatas yaitu zat yang berbeda fase mengalir berlawanan arah sehingga dapat
menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase ke fase yang lain.
4.2.1 Tabel Data Operasi

Reaksi Simbol Suhu Tekanan Konversi


Lime Kiln A
900-1000OC 2-3 atm
CaCO3 → CaO + CO2
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 17

Lime Slaker B
90-100OC 2-3 atm
CaO + H2O → Ca(OH)2
Reaktor (Reaksi Utama) C
NaCl + NH3 + CO2 + H2O → NaHCO3 + 40-50OC 2-3 atm 99,3 %
NH4Cl
Pemanasan (calciner) D
177OC 2-3 atm
2NaHCO3 → Na2CO3 + CO2 + H2O
Ammonia Still E
160-230OC 2-3 atm
NH4Cl + CaO → 2NH3 + CaCl2 + H2O

4.2.2 Penentuan ∆HoR:


Pada reaksi utama:
NaCl (s) + H2O(l) + NH3 (g) + CO2 (g) →NaHCO3 (s) + NH4Cl (aq)
∆Hof NaCl: -407,3 KJ/mol
∆Hof NH3 : -46,1 KJ/mol
∆Hof CO2 : -393,5 KJ/mol
∆Hof H2O : -241,8 KJ/mol
∆Hof NaHCO3 : -948,0 KJ/mol
∆Hof NH4Cl: -299,7 KJ/mol
∆HoR reaksi = ∆Hof produk - ∆Hof reaktan
= -159 KJ/mol (eksotermis)
Pada Lime kiln:
CaCO3 (s) → CaO (s) + CO2 (g)
diperoleh ∆HoR reaksi = 178,22 KJ/mol (endotermis)
Pada Lime slaker:
CaO (s) + H2O (l) → Ca(OH)2 (aq)
diperoleh ∆HoR reaksi = -109,35 KJ/mol (eksotermis)
Pemanasan (calciner):
2NaHCO3 (s) → Na2CO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)
diperoleh ∆HoR reaksi = -14,65 KJ/mol (eksotermis)
Ammonia Still:
NH4Cl(aq) + CaO (s) → 2NH3 (g) + CaCl2 (l) + H2O (l)
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 18

diperoleh ∆HoR reaksi = 568,95 KJ/mol (endotermis)

4.2.3 Process Flowsheet Sederhana

NaCl, H2O

CaCO3 NH3
NaCl + NH3 + CO2 +
CaCO3 → CaO + H2O → NaHCO3 +
CO2 B
CO2 NH4Cl
A
(Heat in klin) (Solvey Tower) D
C NaHCO3 + NH4Cl (Heat)
Filter
Na 2CO3
2NaHCO3 →
CaO E NaHCO3 N
Na2CO3 +
CaO + H2O → CO2 + H2O
BCa(OH)2 NH4Cl

D
(slaked, tower)

F
(Heat)
Ca(OH)2 NH3
NH4Cl + CaO → 2NH3 +
CaCl2 + H2ON3

CaCl2
PROSES PEMBUATAN NATRIUM KLORIDA 19

BAB 5

PROSES PEMISAHAN

Pada perancangan Pabrik Natrium Karbonat ini alat pemisahan yang digunakan pada
bahan setelah keluar dari reaktor menggunakan rotary drum filter. Dimana bahan yang
dipisahkan adalah Natrium Bikarbonat (NaHCO3) yang berupa fasa padat dengan Ammonium
Klorida (NH4Cl)yang berupa fasa cairan yang larut dalam air. Prinsip kerja rotary filter ini yaitu
Rotary drum akan berputar ke dalam cairan yang akan difiltrasi. Cairan yang telah difiltrasi akan
melewati pipa-pipa internal yang ada di dalam rotary drum dan dikumpulkan di tangki
penampung, sedangkan endapan tetap berada di permukaan drum yang akan membentuk cake
dan dibuang dengan pisau horizontal. Digunakan Rotary Drum Filter karena saringannya
kontinue dan otomatis serta biaya tenaga kerja secara relatif rendah. Walaupun, memerlukan
biaya modal yang relatif tinggi.

Anda mungkin juga menyukai