Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN STROKE NON HEMORAGIK

A. DEFINISI
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah
ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2012). Stroke adalah sindrom klinis yang awal
timbulnya mendadak, progresi cepat berupa defisit neurologis fokal atau global, yang
berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung yang menimbulkan kematian, dan semata-
mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatic (Manjoer, 2010).
Stroke non hemoragik adalah suatu gangguan peredaran darah otak tanpa perdarahan
yang ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak atau hemiparese,
nyeri kepala, mual muntah, pandangan kabur dan dysphagia (kesulitan menelan)
(Wanhari, 2014).
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI OTAK
1. Anatomi
2. Fisiologi
a. Otak
Otak merupakan pusat kendali tubuh yang rumit dengan sekitar 100 milliar sel
saraf. Berat otak 2,5 % dari berat tubuh, 70 % oksigen dan nutrisi yang diperlukan
tubuh ternyata digunakan oleh otak.
Otak terdiri dari tiga bagian besar, yaitu :
- Otak besar
Bagian utama otak yang berkaitan dengan fungsi intelektual yang lebih tinggi,
yaitu : fungsi bicara, integritas informasi sensori (rasa), dan kontrol gerakan
yang halus. Pada otak besar ditemukan beberapa lobus, yaitu lobus frontalis,
lobus parientalis, lobus temporalis, dan lobus pksipital.
- Otak kecil
Terletak dibawah otak besar. Otak kecil berfungsi untuk koordinasi gerakan
dan keseimbangan
- Batang otak
- Berhubungan dengan tulang belakang. Batak otak berfungsi untuk
megendalikan berbagai fungsi tubuh, termasuk koordinasi gerakan mata,
menjaga keseimbangan, dan mengatur pernapasan dan tekanan darah. Batang
otak terdiri dari : otak tengah, pons, dan medula oblongata
b. Saraf
- Nervus olfaktorius
Saraf pembau yang keluar dari otak dibawah oleh dahi, membawa rangsangan
aroma (bau-bauan) dari rongga hidung ke otak
- Nervus optikus
Mensarafi bola mata, membawarangsangan penglihatan ke otak
- Nervus okulomotoris
- Bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital (otot pergerakan bola mata),
menghantarkan serabut-serabut saraf pada simaptai untuk melayani otot
siliaris dan otot iris
- Nervus troklearis
Bersifat motoris. Mensarafi otot-otot orbital. Saraf pemuras mata yang
pusatnya terletak di belakang pusat saraf pergegakkan mata
- Nervus trigeminus
Bersifat majemuk (sensotri motoris). Saraf ini mempunyai tiga cabang yang
fungsinya sebagai saraf kembar tiga, saraf ini merupakan saraf otak besar
yaitu :
1. Nervus oltamikus, sifatnya sensori. Mensarafi kulit kepala bagian depan
kelopak mata atas, selaput lender kelopak mata dan bola mata
2. Nervus maksilaris, sifatnya sensori. Mensarafi gigi atas bibir atas
palatum, batang hidung, rongga hidung dan sinus maksilaris
3. Nervus mandibular
Sifatnya sensori dan motorik. Saraf ini mensarafi otot-otot pengunyah.
Serabut-serabut sensorinya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal
dan dagu
- Nervus abdusen
Sifatnya motorik. Mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya sebagai saraf
penggoyang sisi mata
- Nervus fasialis
Sifatnya sensori dan motorik. Serabut-serabut motorisnya mensarafi otot-otot
lidah dan selaput lendir. Di dalam saraf ini terdapat serabut-serabut saraf
otonom (parasimpatis) untuk wajah dan kulit kepala yang berfungsi sebagai
mimik wajah untuk menghantarkan rasa pengecap.
- Saraf auditoris
Sifatnya sensori. Mensarafi alat pendengar, membawa rangsangan dari
pendengaran dan telingah ke otak. Fungsinya sebagai saraf pendengar.
- Saraf glosofaringeus
Sifatnya sensori dan motorik. mensarafi faring, tonsil, dan lidah. Saraf ini
dapat membawa rangsangan cita rasa ke otak
- Nervus vagus
Bersifat sensori dan motorik. Mengandung saraf motorik, sensori dan
parasimpatis faring, paru-paru, esophagus, gaster intestinum minor, kelenjar-
kelenjar pencernaan dalam abdomen. Fungsinya sebagai saraf perasa.
- Nevus assesoris
Saraf ini mensarafi muskulus sternocleidomastoid dan muskulus trapezium.
Fungsinya adalah sebagai saraf tambahan.
- Nervus hipoglosus
Saraf ini mensarafi otot-otot lidah. Fungsinya sebagai saraf perasa.

C. ETIOLOGI
Penyebab-penyebabnya antara lain :
- Thrombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak)
Thrombus yang lepas dan menyangkut di pembuluh darah yang lebih distal disebut
embolus.
- Embolisme serebral (bekuan darah)
Emboli merupakan 5-15% penyebab stroke. Dari penilitian epidemologi didapatkan
bahwa sekitar 50% dari semua serangan iskemik otak diakibatkan oleh komplikasi
trombotik atau embolik dari atheroma, yang merupakan kelainan dari arteri ukuran
besar atau sedang, dan sekitar 25% disebabkan oleh penyakit pembuluh darah kecil di
intracranial. Dan 20% oleh emboli jantung. Emboli dapat dibentuk dari gumpalan
darah, kolesterol, lemak, fibrin trombosit udara, tumor, metastase, bakteri, dan benda
asing. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan
ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung dalam sebuah arteri.
- Hemoragik serebral (pecahnya pembuluh darah serebral)
Akibatnya adalah gangguan suplai darah ke otak, menyebabkan kehilangan gerak
pikir, memori, bicara atau sensasi baik sementara atau permanen.
- Iskemia (penurunan aliran darah ke otak)
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa disebabkan berkurangnya aliran darah ke
otak yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan
darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami
kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau
irama jantung yang abnormal.

Penyebab lain terjadinya stroke non hemoragik adalah :

- Aterosklerosis
Terbentuknya aterosklerosis berawal dari endapan atheroma (endapan lemak) yang
kadarnya berlebihan dalam pembuluh darah. Selain dari endapan lemak,
aterosklerosis juga memungkinkan karena penebalan dinding arteri (tunikaintima)
karena timbunan kalsium yang kemudian mengakibatkan bertambahnya diameter
pembuluh darah atau mengecilnya pembuluh darah.
- Infeksi
Peradangan juga menyebabkan menyempitnya pembuluh darah, terutama yang
menuju ke otak.
- Obat-obatan
Ada beberapa jenis obat-obatan yang dapat menyebabkan stroke, seperti : anfetamin
dan kokain. Mengakibatkan sempitnya lumen pembuluh darah ke otak.
- Hipotensi
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah
ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika
hipotensi ini sangat parah dan menahun.
Faktor resiko stroke yang sering teridentifikasi terbagi atas 2, yaitu yang dapat di ubah
dan tidak dapat diubah :
1. Yang dapat diubah :
- Hipertensi, disebabkan oleh aterosklerosis. Proses ini dapat menimbulkan
pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat mengganggu
aliran darah serebral.
- Penyakit jantung, paling banyak dijumpai pada pasien post MCI, atrial vibrilasi
dan endocarditis. Kerusakan kerja jantung akan menurunkan cardiac output dan
menurunkan aliran darah ke otak. Disamping itu dapat terjadi proses embolisasi
dan bersumber pada kelainan jantung dan pembuluh darah.
- Obesitas, pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol
sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, salah satunya
adalah pembuluh darah otak.
- Merokok, pada perokok akan timbul plak pada pembuluh darah oleh nikotin
sehingga terjadi aterosklerosis.
- Diabetes Melitus (DM), penderita DM berpotensi mengalami stroke karena dua
alasan yaitu; peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat aliran darah
khususnya serebral dan adanya kelainan mikrovaskuler yang menyebabkan
kelainan pada pembuluh darah serebral.
2. Yang tidak dapat diubah :
- Jenis Kelamin
- Usia, pada lanjut usia terjadi proses klasifikasi pembuluh darah termasuk
pembuluh darah otak.
- Genetik

D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala dilihat dari hemisfer mana yang terkena, gejalanya dapat berupa :
1. Stroke hemisfer kanan
- Hemiparase sebelah kiri tubuh
- Penilaian buruk
- Mempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral sebagai kemungkinan terjatuh
ke sisi yang berlawanan.
2. Stroke hemisfer kiri
- Hemiparase sebelah kanan tubuh
- Perilaku lambat dan sangat berhati-hati
- Kelainan bidang pandang sebelah kanan
- Disfagia global
- Afasia
- Mudah frustasi
Tanda dan gejala dilihat dari arteri yang diserang :
1. Arteri serebral tengah
- Afasia
- Disfasia
- Hemiparese disisi yang diserang (lebih parah di wajah dan lengan, daripada di
kaki)
2. Arteri karotis
- Lemah
- Paralisis
- Mati rasa
- Perubahan sensorik
- dan gangguan visual di sisi yang diserang; perubahan tingkat kesadaran, sakit
kepala, afasia
3. Arteri vertebra basiler
- Lemah disisi yang diserang
- Mati rasa di sekitar bibir dan mulut
- Diplopia
- Koordinasi buruk
- Disfagia
- Bicara mencerca
- Pusing
- Amnesia, dan ataksia.
4. Arteri serebral anterior
- Konfusi lemah dan mati rasa (terutama di kaki)
- Inkontinensia urin
- Hilang koordinasi
- Gangguan fungsi motorik dan sensorik
- Perubahan kepribadian
5. Arteri serebral posterior
- Gangguan sensorik
- Disleksia, koma dan kebutaan kortikal
Gejala juga diklasifikasikan sebagai berikut :
- Premonitorik (jarang)
Mengantuk, pusing, sakit kepala, dan konfusi mental.
- Tergeneralisasi
Sakit kepala, muntah, gangguan mental, sawan, koma, rigiditas nukal, demam dan
disorientasi.
- Fokal (perubahan sensorik dan refleks)

Tanda dan gejala lain dari stroke adalah : (Baughman, C Diane, dkk, 2000) :

- Kehilangan motorik
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi)
dan hemiparese (kelemahan salah satu sisi) dan disfagia.
- Kehilangan komunikasi
Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan berbicara) atau afasia
(kehilangan bicara).
- Gangguan persepsi
Disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan penglihatan
perifer dan diplopia, gangguan hubungan visual, special dan kehilangan sensori.
- Kerusakan fungsi kognitif, parastesia (terjadi pada sisi yang berlawanan).
- Disfungsi kandung kemih
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang terkena :
- Pengaruh terhadap status mental : tidak sadar, konfus, lupa tubuh sebelah.
- Pengaruh secara fisik : paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan sensasi,
gangguan penglihatan.
- Pengaruh terhadap komunikasi : bicara tidak jelas, kehilangan bahasa.
- Dilihat dari bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa.

E. PATOFISOLOGI
Infark iskemik cerebri sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis. Ateroklerosis
dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinis dengan cara :
1. Menyempitka lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi aliran darah
2. Oklusi mendadak pembuluh daraj karena terjadi trhombus dan perdarahan aterm.
3. Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli
4. Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah dan menjadi lebih
tipis sehingga dapat dengan mudah robek.
Faktor yang mempengharui aliran darah ke otak :
- Keadaan pembuluh darah
- Keadaan darah : viskositas darah meningkat, hematokrik meningkat, aliran darah
ke otak menjadi lebih lamba, anemia berat, oksigenasi ke otak menjadi menurun
- Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi otak. Otoregulasi otak yaitu
kemampuan intrinsik pembuluh darah otak untuk mengatur agar pembuluh darah
otakm tetap konstan walaupun ada perubahan tekanan perfusi otak.
- Kelainan jantung menyebabkan menurunnya curah jantung karena lepasnya
embolus sehingga menimbulkan iskemia otak. Suplai darah ke otak dapat berubah
pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskuler) atau
oleh gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung).
- Thrombus dapat berasal dari flak aterosklerosis atau darah dapat beku pada area
yang stenosi, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
- Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan
nekrosis diikuti thrombosis dan hipertensi pembuluh darah.
- Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian
dibandingkan dari keseluruhan penyakit serebrovaskular.
- Anoksia serebral dapat revesibel untuk jangkah waktu 4-6 menit.
- Perubahan irreversible dapat anoksia lebih dari 10 menit.
- Anoreksia serebral dapat terjadi karena gangguan yang bervariasi, salah satunya
cardiac arrest.
F. PATHWAY
Penyakit yang mendasari stroke
(Alkohol, Hiperkolesteroid,
merokok, stress, depresi, obesitas)

Aterosklerosis (elastisitas Kepekatan darah Pembentukan thrombus


pembuluh darah menurun meningkat

Obstruksi thrombus di otak

Penurunan darah ke otak

Hipoksia serebri

Infark jaring otak

Kerusakan pusat gerakan


Kelemahan pada nervus Perubahan
motoric di lobus frontalis
V, VII, IX, X persepsi
hemisfer/hemiplagia
sensori

Penurunn kemampuan otot


Gangguan mobilitas Mobilitas menurun
mengunyah/menelan
fisik

Tirah baring

Gangguan refleks Keseimbangan nutrisi


menelan kurang dari kebutuhan
tubuh

Resiko kerusakan Defisit perawatan


integritas kulit diri

Sumber, Price 2016


G. PENATALAKSANAAN
Secara umum, penatalaksanaan keperawatan pada pasien stroke non hemoragik adalah:
1. Posisi kepala dan badan 20-30 derajat. Posisi miring jika muntah dan boleh dimulai
mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.
2. Bebaskan jalan napas dan mempertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu
diberikan oksigen sesuai kebutuhan.
3. Tanda-tanda vital diusahkan stabil
4. Bed rest
5. Koreksi adanya hiperglikemi atau hipoglikemi
6. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan katerisasi
8. Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari penggunaan
glukosa murni atau cairan hipotonik
9. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat
meningkatkan TIK
10. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran menurun
atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT.
11. Berhenti merokok
12. Berhenti minu alcohol
13. Makan makanan yang renda lemak
14. Diet rendah garam

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan penunjang diagnostik yang dapat dilakukan, adalah :
a. Laboratorium
Mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kolesterol, dan bila perlu
analisa gas darah, gula darah, dsb.
b. Computed tomography (CT) scan
Ct-scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark.
Menunjukkan adanya stroke hemoragik dengan segera tetapi bisa jadi tidak
menunjukkan adanya infarksi trombotik selama 48-72 jam.
c. MRI (magnetic resonance imaging)
Untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan bergesernya struktur otak,
bisa membantu mengidentifikasi area yang mengalami iskemia atau infarksi dan
pembengkakan serebral. MRI menunjukkan daerah yang mengalami infark,
hemoragik.
d. Angiografi
Untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembuluh darah
yang terganggu.
2. Pemeriksaan penunjang :
a. Oftalmoskopi, bisa menunjukkan tanda hipertensi dan perubahan aterosklerotik
dalam arteri retina.
b. Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya infark.
c. Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri
d. Fungsi lumbal
- Untuk menunjukkan adanya tekanan normal
- Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukkan
adanya perdarahan
e. EEG : memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
f. Ultrasonografi dopler : mengidentifikasi penyakit arteriovena
g. Sinar X tengkorak : menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Konsep Dasar Stroke Non Hemoragik.

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Abdurrasyid, 2014. Hemiparese Post Stroke Non Hemoragik. KTI.

Yogyakarta:YAB Yogyakarta

Dorland, W.A.N., 2010. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC

Feigin V, 2014. Panduan Bergambar Tentang Pencegahan dan Pemulihan Stroke.


Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer

Gofir, 2010. Manajemen Stroke Evidance Based Medicine. Yogyakarta: Pustaka


Cendekia Press

Harsono, 2011. Buku Ajar Neurologi Klinis. Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada
University

Anda mungkin juga menyukai