Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PERBANDINGAN KUALITAS LAYANAN BENGKEL AHASS DI

SEMARANG MENGGUNAKAN METODE COMPETITIVE ZONE OF TOLERANCE


BASED IMPORTANCE-PERFORMANCE ANALYSIS (CZIPA)
(STUDI KASUS: BENGKEL AHASS SAHABAT SEJATI DAN AHASS NAGA SAKTI
DI SEMARANG)

Dewi Ratna Sari A., Darminto Pujotomo, Sriyanto,*)

Program StudiTeknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Bengkel resmi mulai semakin banyak bermunculan mengikuti peningkatan jumlah sepeda motor. Bengkel
sepeda motor resmi Honda yaitu AHASS menjadi salah satunya. Bengkel AHASS Sahabat Sejati merupakan
bengkel resmi Honda dimana bengkel ini memiliki pesaing bengkel AHASS Naga Sakti yang berlokasi hanya 1,2
km. Bengkel AHASS Sahabat Sejati harus memperhatikan kepuasaan pelanggan terhadap kualitas layanan jasa
yang telah diberikan untuk dapat bersaing. Benchmarking terhadap bengkel pesaingnya perlu dilakukan untuk
meningkatkan daya saing. Benchmarking yang dilakukan berdasarkan pada lima dimensi SERVQUAL (tangible,
reliability, responsiveness, assurance dan empathy) kemudian akan diterjemahkan ke dalam 16 variabel sebagai
indikator dalam pengukuran. Setelah itu pengumpulan data menggunakan kuesioner kepada pelanggan lalu
pengolahan data menggunakan metode Competitive Zone of Tolerance based IPA (CZIPA) sehingga didapatkan
hasil bahwa bengkel AHASS Sahabat Sejati memiliki lima variabel yang diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan
sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Lima variabel tersebut adalah kemampuan staf untuk dapat
menjelaskan langkah tindakan pencegahan kerusakan komponen yang telah diganti, staf memberikan informasi
biaya pergantian part sebelum dilakukan pergantian dengan transparan, bengkel menyediakan panggilan darurat
ketika motor pelanggan mogok di jalan, membuat ruang tunggu menjadi nyaman, dan memperhatikan penampilan
staf untuk terus rapi dan bersih.

Kata Kunci: bengkel dealer resmi, service quality, benchmarking, Competitive Zone of Tolerance based IPA
(CZIPA)

Abstract

Comparative Analysis of Service Quality Workshop AHASS in Semarang Use Method of Competitive
Zone of Tolerance based Importance-Performance Analysis (CZIPA) (Case Study: Workshop of AHASS
Sahabat Sejati and AHASS Naga Sakti in Semarang).Official workshop began increasingly appear to follow
enhancement the number of motorcycles. Honda official motorcycle shop that AHASS be one of them. AHASS
Sahabat Sejati is official Honda workshop where have competitor is AHASS Naga Sakti which located only 1.2
km. AHASS Sahabat Sejati should pay attention to customer satisfaction on the quality of services. Benchmarking
on competitors workshop have to do for increase the competitiveness. Benchmarking is done based on five
dimensions of SERVQUAL (tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy) then be adjusted to 16
variables as indicators in the measurement. After collecting data used questionnaires to customers and then
measurement the data using a method of Competitive Zone of Tolerance based IPA (CZIPA) to obtain the results
of that workshop AHASS Sahabat Sejati has five priority variables to be improved so as to enhance customer
satisfaction. Five of these variables is the ability of the staff to be able to explain the steps precaution of damage
component has been replaced, the staff provide cost information replacement parts before the turnover
transparently, workshops provide an emergency call when the motor of customers broke down on the road, making
the waiting room to be comfortable, and pay attention to appearances staff to keep tidy and clean.

Keywords: workshop official dealer, service quality, benchmarking, Competitive Zone of Tolerance based IPA
(CZIPA)

1. Pendahuluan
Perkembangan industri otomotif di yang bersumber dari Badan Pusat Statistik dari
Indonesia belakangan ini sangatlah pesat. Hal tahun 2011 hingga 2013 (ter-update) jumlah
ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya kendaraan bermotor mengalami peningkatan
jumlah kendaraan bermotor. Menurut data setiap tahunnya. Peningkatan jumlah kendaraan
Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor bermotor berdampak langsung kepada
peningkatan jumlah penyedia jasa bengkel AHASS yang lain yaitu berjarak 1,2
perbengkelan. km dari bengkel AHASS Naga Sakti yang
Untuk merawat atau memperbaiki berlokasi di Jalan Ngesrep Kota Semarang.
kendaraannya konsumen membutuhkan sarana Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti
dan prasarana perbengkelan sehingga melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu
kendaraan tersebut tetap layak pakai dan di kedua bengkel tersebut. Studi pendahuluan
berperformansi seperti kendaraan baru. dilakukan dengan teknik wawancara dengan
Peningkatan jumlah penyedia jasa staf customer service yang mana sebelumnya
perbengkelan menimbulkan persaingan ketat telah diberikan izin oleh pihak manajemen di
terutama antar dealer resmi yang bekerja sama masing-masing bengkel. Melalui studi
dengan merk-merk sepeda motor tertentu yang pendahuluan tersebut, peneliti menerima
saling bersaing untuk mendapatkan konsumen. informasi dari pihak manajemen bengkel
Jumlah kendaraan bermotor yang AHASS Sahabat Sejati melalui staf customer
jumlahnya paling besar ialah sepeda motor. service nya yaitu adanya beberapa keluhan
Menurut data di Badan Pusat Statistik, jumlah yang disampaikan oleh pelanggan. Beberapa
sepeda motor pada tahun 2012 sejumlah keluhan tersebut antara lain yaitu komponen
76.381.183 buah atau sebesar 80,9% dari total yang diservis belum satu minggu sudah kembali
jumlah kendaraan bermotor di Indonesia bermasalah, ruang tunggu yang kotor,
(Mobil Penumpang, Bis, Truk, Sepeda Motor). penyaranan penggantian spare part tanpa
Pada tahun 2013 (terakhir di-update) jumlah pemberian penjelasan penyebab yang jelas, dan
sepeda motor sebesar 84.732.652 atau sebesar lamanya proses servis. Keluhan-keluhan
81,4% dari total jumlah kendaraan bermotor di tersebut apabila dibiarkan maka dapat
Indonesia. Berdasarkan data tersebut, dapat menyebabkan berkurangnya jumlah pelanggan
diketahui bahwa pada tahun 2013 jumlah dari bengkel ini. Oleh karena itu, untuk dapat
sepeda motor mengalami peningkatan sebesar bersaing dan meningkatkan bisnisnya,
10,9% dari tahun sebelumnya. Terjadinya manajemen perlu melakukan peningkatan
peningkatan tersebut memicu peningkatan kualitas layanan bengkel.
jumlah penyedia jasa servis motor. Jasa servis Manajemen perlu mengetahui seperti apa
motor dapat bekerjasama dengan dealer resmi kualitas layanan bengkel kini untuk
merk tertentu namun hanya dibidang servis saja meningkatkan kualitas layanan bengkel dengan
tidak melayani penjualan. Oleh karena itu, tidak melihat persepsi yang diterima pelanggan dan
mengherankan jika banyak jasa servis motor mengetahui seperti apa kualitas layanan yang
resmi bermunculan dan saling bersaing untuk diinginkan pelanggan. Dalam penelitian ini,
mendapatkan konsumen dengan merk motor peneliti akan membandingkan kualitas layanan
yang sama. Salah satu jasa servis motor yang bengkel AHASS Sahabat Sejati dengan bengkel
ada yaitu AHASS yang merupakan jasa servis AHASS Naga Sakti sebagai pesaingnya untuk
motor merk honda. Bengkel AHASS dapat mengetahui dimensi dengan variabel-variabel
dimiliki oleh perorangan tetapi dibawah apa saja yang perlu dilakukan peningkatan pada
naungan Astra Motor. Maka dari itu tidak bengkel AHASS Sahabat Sejati. AHASS Naga
mengherankan jika terdapat bengkel AHASS Sakti memiliki pelanggan rata-rata per hari
yang berdekatan. Lokasi yang berdekatan tentu yaitu 70 motor dan mencapai 100 motor saat
dapat meningkatkan persaingan. Sebagai pihak peak day sedangkan AHASS Sahabat Sejati
yang memakai jasa, pelangganlah yang akan jumlah rata-rata pelanggan per hari yaitu hanya
memilih di bengkel mana mereka akan 60 motor dan 80 motor saat peak day.
melakukan servis motor. Pelanggan akan Berdasarkan jumlah tersebut, bengkel AHASS
datang kembali jika mereka merasakan puas. Naga Sakti jelas menjadi bengkel pesaing bagi
Pelanggan dapat merasakan puas jika mereka AHASS Sahabat Sejati disamping lokasi yang
mendapatkan kualitas layanan terbaik dari berdekatan. Dimensi-dimensi yang digunakan
pihak bengkel. dalam penelitian ini didasarkan pada
Bengkel AHASS Sahabat Sejati SERVQUAL yang dikemukakan oleh
merupakan bengkel resmi Honda yang parasuraman yaitu lima dimensi kualitas
berlokasi di Jalan Jatimulyo Kota Semarang. layanan (tangible, reliability, responsiveness,
Bengkel AHASS Sahabat Sejati menyediakan assurance dan empathy). Ada dua jenis metode
jasa servis, penyediaan dan penggantian spare yang dapat digunakan dalam mengukur kualitas
part honda. Lokasi bengkel ini dekat dengan jasa di suatu perusahaan dengan melakukan
benchmarking dengan perusahaan pesaing, jumlah pelanggan paling banyak yang dilayani
yaitu Importance-Performance Competitor disaat peak day pada kedua bengkel. Pada
Analysis (IPCA) dan Competitive Zone of bengkel.
Tolerance based Importance-Performance Mulai

Analysis (CZIPA). Metode yang digunakan


Studi Pendahuluan
dalam penelitian ini ialah metode Competitive
Zone of Tolerance based Importance- Studi Literatur Studi Lapangan
Performance Analysis (CZIPA). Metode
Perumusan Masalah
CZIPA merupakan metode yang mampu
mengetahui variabel-variabel layanan Penentuan Tujuan
Penelitian
berdasarkan kepada keinginan pelanggan serta
menjadikan pesaing sebagai batas minimum Identifikasi Variabel
Penelitian
pelayanan yang diberikan. Metode ini dipilih
karena menggunakan metode ini peneliti dapat Perancangan
Mekanisme Penelitian
mengetahui seperti apa performansi/kinerja
dari bengkel AHASS Sahabat Sejati terhadap Penentuan Sampel
bengkel pesaingnya serta tingkat kepentingan
variabel untuk diterapkan di bengkel Pengumpulan Data
1. Penyusunan Kuesioner
berdasarkan ekspektasi dari tiap pelanggan 2. Penyebaran Kuisioner
terhadap masing-masing bengkel.
Uji Validitas
Tujuan dari penelitian ini adalah :
mengidentifikasi variabel kualitas layanan dari Tidak
Valid?
bengkel AHASS Sahabat Sejati yang memiliki
performansi dibawah ekspektasi dari pelanggan Ya
Uji Reliabilitas
(1), mengidentifikasi variabel kualitas layanan
di bengkel AHASS Sahabat sejati yang Tidak
Reliabel?
memiliki performansi lebih rendah dari bengkel
pesaingnya (AHASS Naga Sakti) (2), Ya
Perhitungan Gap
mengidentifikasi variabel kualitas layanan di dengan Servqual
bengkel AHASS Sahabat Sejati yang menjadi
Analisis Pengolahan
prioritas perbaikan menggunakan metode Data dengan CZIPA
CZIPA (3), memberikan usulan perbaikan
kualitas layanan di AHASS Sahabat Sejati Analisis Pengolahan
Data
berdasarkan prioritas perbaikan yang telah
dilakukan. Kesimpulan dan
Saran

2. Metodologi Penelitian Selesai


Metodologi penelitian merupakan tahap- Gambar 1 Alur Penelitian
tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih
dahulu sebelum melakukan pemecahan AHASS Sahabat Sejati, jumlah pelanggan
masalah sehingga penelitian dapat dilakukan paling banyak mampu dilayani saat peak day
dengan terarah, sistematis, dan memudahkan adalah 80 motor, sedangkan bengkel AHASS
dalam menganalisis permasalahan yang ada. Naga Sakti adalah 100 motor. Untuk jumlah
Tahap-tahap tersebut dimulai dari melakukan sampel yang digunakan pada penelitian ini
studi pendahuluan melalui wawancara terhadap diambil yang terbanyak yaitu 100 motor.
staf customer service, lalu melakukan Sampel yang digunakan ialah pelanggan yang
perumusan masalah, kemudian menentukan pernah melakukan servis di kedua bengkel
tujuan penelitian. Selanjutnya, dilakukan tersebut. Setelah itu dilakukan pengumpulan
identifikasi variabel penelitian yang akan data melalui kuesioner yang terdiri dari 4
digunakan yaitu mengacu pada dimensi bagian yaitu identitas responden, tingkat
SERVQUAL dari parasuraman (tangible, kepentingan variabel, tingkat kepuasaan yang
reliability, responsiveness, assurance, dan dirasakan pelanggan, dan desire service. Pada
empathy). Setelah itu dilakukan perancangan kuesioner tersebut menggunakan 16 variabel
mekanisme penelitian, lalu penentuan sampel. yang dijabarkan pada Tabel 1. Selanjutnya
Penentuan sampel dilakukan berdasarkan dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas pada
hasil kuesioner. Kemudian dilakukan masing-masing. Terdapat lima dimensi yang
pengolahan data hingga dilakukan analisis akan dijadikan penelitian berdasarkan
terhadap hasil pengolahan dan terakhir SERVQUAL dalam Parasuraman yang terdiri
penarikan kesimpulan. Alur metode penelitian dari aspek tangible, reliability, responsiveness,
yang digunakan tersaji pada Gambar 1. assurance, dan empathy.
 Benchmarking Masing-masing dimensi akan ditanyakan
Taplin (2012) dalam penelitiannya pada kuesioner dengan masing-masing
mengenai Competitive Importance- penjelasan serta variabelnya dapat dilihat pada
Performance Analysis mengatakan bahwa Tabel 1. Butir-butir variabel pernyataan
perbandingan dengan pesaing merupakan beberapa bersumber dari Jurnal Optimasi
sebuah standar di bidang ilmu sains maupun Sistem Industri berjudul Pengukuran Kualitas
bisnis. Dalam ilmu sains, perbandingan yang Jasa Bengkel Sepeda Motor SM di Kota Padang
dimaksud adalah yang berhubungan dengan dengan Metode Servqual (Sutanto, 2011).
pengontrol. Sedangkan dalam bidang bisnis, Terdapat variabel layanan dalam dimensi
perbandingan dengan pesaing disebut dengan tangible yang tidak dimasukkan ke dalam
istilah benchmarking. Menurut Watson (1993), kuesioner yaitu kelengkapan spare part dan
benchmarking adalah pencarian secara peralatan. Variabel tersebut tidak menjadi
berkesinambungan dan penerapan secara nyata variabel kuesionerkarena berdasarkan sumber
praktik-praktik yang lebih baik yang mengarah dari www.klinikteknik.com menyebutkan
pada kinerja kompetitif unggul. Benchmarking bahwa kelengkapan spare part dan peralatan
adalah suatu proses belajar yang berlangsung merupakan standar syarat pembukaan bengkel
secara sisitematis dan terus-menerus dimana AHASS sehingga untuk setiap bengkel AHASS
setiap bagian dari suatu perusahaan memiliki standar kelengkapan spare part dan
dibandingkan dengan perusahaan yang terbaik peralatan.
atau pesaing yang paling unggul (Sustina &  Perhitungan Nilai Gap
Pawitra, 2001). Benchmarking digunakan Gap merupakan perbedaan antara rata-rata
sebagai proses pembanding dan pengukuran dari ekspektasi dan persepsi pelanggan.
operasi atau proses internal organisasi terhadap Analisis gap dapat memisahkan IPA plot
perusahaan yang terbaik dalam kelasnya, baik menjadi dua area dari implikasi pengambilan
dari dalam maupun dari luar industri (Goetsch keputusan berdasarkan dengan ideal line.
& Davis, 1994). Untuk itu, variabel layanan yang terdapat
Jadi, benchmatking dalam bisnis dapat parallel dengan garis ideal line memiliki gap
dilakukan dengan membandingkan kinerja yang sama. Pada CZIPA,
perusahaan dengan kinerja dari perusahaan performansi/kepuasan, kepentingan serta gap
pesaing yang lebih baik. Dalam konsep (performansi/kepuasan dikurangi kepentingan)
benchmarking ini, perusahaan akan akan dilakukan benchmarking terhadap nilai
mengadopsi praktik dan fungsi yang diterapkan pesaing. Pesaing tersebut memberikan
oleh perusahaan pesaing dan terbukti telah keunggulan pada bidang statistik untuk
membuat peningkatn yang baik pada mengurangi bias pengukuran (Taplin R. ,
perusahaan tersebut. Tujuan dari benchmarking 2012). Perhitungan analisis gap digunakan
adalah melakukan perubahan-perubahan pada untuk mengetahui dimensi yang paling
suatu atau beberapa fungsi dalam organisasi berperan dalam suatu jasa. Semakin besar gap
atau perusahaan dengan cara melakukan yang dimiliki oleh suatu variabel menandakan
perbandingan dengan perusahaan pesaing yang bahwa variabel tersebut perlu untuk lebih
sejenis untuk dijadian acuan perubahan diperhatikan. Ketika dua buah i variabel berada
tersebut. pada garis diagonal yang berbeda, maka
 Penyusunan Kuesioner variabel pada garis diagonal yang lebih dekat
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis dengan sisi terkanan memiliki gap terbesar (dan
yang diberikan kepada subjek yang diteliti tentunya kepuasan terbesar) (Suanders, 2007).
untuk mengumpulkan informasi yang  Matriks Importance-Performance
dibutuhkan peneliti (Kusumah & Dwitagama, Analysis (IPA)
2011). Adapun kuesioner pada penelitian ini Pendekatan IPA adalah untuk mengenali
bersifat tertutup, responden hanya perlu kepuasan sebagai fungsi dari: seberapa penting
memberikan penilaiannya menggunakan skala sebuah produk atau jasa untuk konsumen dan
likert 1 sampai dengan 5 berdasarkan persepsi performa bisnis dalam penyediaan jasa atau
produk (Martilla & James, 1977). Matriks  Matriks Competitive Zone of Tolerance
Importance-Performance Analysis (IPA) based IPA (CZIPA)
dibentuk oleh rata-rata nilai kepentingan Metode Competitive Zone of Tolerance
variabel sebagai sumbu y dan rata-rata nilai based Importance-Performance Analysis
kepuasaan sebagai sumbu x. (CZIPA) merupakan sebuah metode
∑ 𝑋𝑖
̅̅̅
𝑋𝑖 = 𝑁 (1) pengembangan dari IPA yang diperkenalkan
oleh Chen (2014). Dalam metode CZIPA ini
̅ = ∑ 𝑌𝑖
𝑌𝑖 (2) terdapat konsep zona toleransi dan
𝑁
Dimana: benchmarking terhadap perusahaan pesaing.
Xi = Skor pernilaian kinerja (performance) Dengan menggabungkan konsep tersebut,
indikator i metode ini akan mengurangi kesalahan
Yi = Skor penilaian kepentingan (importance) perhitungan, kesalahan peletakan matriks, dan
indikator i mendefinisikan posisi pasar dengan lebih baik.
̅̅̅
𝑋𝑖 = Indeks kinerja indikator i Dalam matriks CZIPA, terdapat sedikit
̅ = Indeks kepentingan indikator i
𝑌𝑖 perbedaan pada matriks IPA, yaitu sumbu
N = Jumlah responden horisontal merupakan nilai CZSQ (competitive
Tabel 1 Variabel Kuesioner service quality ratio) dan sumbu vertikal
No. Variabel Pernyataan Kode merupakan nilai difference in importance (DI).
Tangible Sedangkan pengertian dari masing-masing
1 Ruang tunggu yang nyaman. T1 kuadran memiliki arti yang sama dengan
2 Tersedia toilet yang bersih untuk pelanggan. T2 matriks IPA pada umumnya. Kuadran A
3 Lingkungan di dalam bengkel bersih. T3 merupakan prioritas perbaikan, kuadran B
4 Tersedianya koneksi wifi di ruang tunggu. T4 merupakan kinerja yang harus dipertahankan,
5 Penampilan staf rapi dan bersih. T5 kuadran C berada pada prioritas yang rendah,
7 Reliability dan kuadran D termasuk dalam kategori kinerja
Terjadi perubahan positif pada motor pasca yang berlebihan. Matriks CZIPA dapat dilihat
6 RE1
servis hingga 2 minggu setelah servis. pada Gambar 2.
Staf memberikan informasi biaya pergantian
7 part dengan transparan sebelum dilakukan RE2
pergantian.
Staf melakukan input data keluhan dengan
8 RE3
benar.
Tersedianya call mechanic bengkel ketika
9 RE4
motor mogok di jalan.
Responsiveness
Staf menerima keluhan pelanggan dengan
10 RS1
tanggap.
Teknisi melakukan perbaikan dengan cepat
11 dan tepat (tanpa banyak mengobrol dengan RS2
teknisi lain).
Assurance
Staf dapat menjelaskan langkah tindakan
12 pencegahan kerusakan komponen yang telah A1
diganti.
Gambar 2 Diagram CZIPA
Staf menjelaskan waktu dan jenis perawatan
13 selanjutnya ketika pelanggan selesai A2 Tahapan-tahapan dalam melakukan
membayar jasa servis.
analisis kualitas jasa dengan menggunakan
Pelanggan mendapatkan rasa aman
14 meninggalkan barang-barang di motor ketika A3
CZIPA adalah sebagai berikut:
servis. 1) Menghitung nilai difference in importance
Empathy (DI) dan difference in performance (DP).
Pelayanan diberikan secara adil tanpa Nilai DI didapatkan dengan menyelisihkan
15 memandang status sosial sesuai nomor E1 nilai importance dari bengkel yang diteliti
antrian. (focal) dengan bengkel pesaing
Staf memberikan pelayanan yang ramah (competitor). Begitu pula dalam mencari
16 E2
terhadap pelanggan. nilai DP. Nilai DP didapatkan dari hasil
selisih nilai performance dari bengkel
yang bersangkutan dengan bengkel Oleh karena itu, semakin rendah nilai
pesaingnya. CZSQ mengindikasikan bahwa semakin
2) Menghitung nilai CSA (competitive tingginya penempatan prioritas perbaikan yang
service adequacy) dengan cara diperlukan.
menyelisihkan nilai kinerja bengkel yang  Uji Validitas
diterima oleh konsumen (FPS atau Focal Menurut Sugiyono (2008) Validitas
Performance Service) dengan nilai kinerja merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
yang diterima konsumen di bengkel kevalidan atau kesahihan suatu variabel. Jadi
pesaing (CPS atau Competitor pengujian validitas itu mengacu pada sejauh
Performance Service). Dari pengertian mana suatu variabel dalam menjalankan fungsi.
tersebut, maka nilai CSA sama dengan Variabel dikatakan valid jika variabel tersebut
nilai DP. dapat digunakan untuk mengukur apa yang
CSA = FPS – CPS (3) hendak diukur. Menurut Setiaji (2006) uji
3) Menghitung nilai CZOT (Competitive validitas ini ditujukan untuk membuktikan
Zone Of Tolerance) dengan menyelisihkan apakah kuesioner benar-benar mampu
nilai kinerja yang diinginkan konsumen mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji ini
pada bengkel (Focal Desired Service) dapat dilakukan dengan menggunakan software
dengan CPS. SPSS dengan melihat nilai Corrected Item-
CZOT = FDS – CPS (4) Total Correlation atau r hitung dari setiap butir
4) Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk pertanyaan dalam kuesioner. Untuk dapat lolos
mendapatkan nilai dari CZSQ uji validitas, maka nilai Corrected Item-Total
(Competitive Service Quality Ratio). Correlation harus menunjukkan nilai yang
Vavra (1997) dalam (Chen K. Y., 2014) tidak kurang dari r tabel.
mendefinisikan CZSQ sebagai  Uji Reliabilitas
perhitungan kinerja kualitas jasa yang Uji reliabilitas diperlukan dalam menguji
didasarkan pada konsep rasio kinerja kuesioner. Tingkat reliabilitas yang semakin
dalam cakupan kepuasan pelanggan. maka tinggi akan menunjukkan bahwa kuesioner
CZSQ dihitung seperti pada rumus dengan tersebut akan semakin reliabel dan konsisten
FPS, CPS, FDS masing-masing untuk digunakan kembali pada penelitian
merupakan kinerja kualitas jasa di bengkel selanjutnya. Artinya reliabilitas disini akan
saat ini, kinerja kualitas jasa di pesaing, berperan sebagai seberapa tinggi tingkat
dan kinerja bengkel yang diinginkan oleh kepercayaan suatu variabel dalam
pelanggan. Sedangkan CSA merupakan mengumpulkan data. Faktor penentunya adalah
competitive service adequacy. Cronbach Alpha (∝). Menurut Setiaji (2006),
𝑭𝑷𝑺−𝑪𝑷𝑺 𝑪𝑺𝑨
CZSQ = 𝑭𝑫𝑺−𝑪𝑷𝑺 = 𝑪𝒁𝑶𝑻 (5) data yang reliabel akan memiliki nilai ∝ lebih
5) Memasukkan nilai CZSQ dan DI untuk besar dari 0,60 dan jika dibawah 0,60 maka data
membuat matriks CZIPA tersebut tidak lolos uji reliabilitas.
6) Menghitung nilai yang menentukan
prioritas perbaikan (d) yaitu dengan 3. Pengumpulan Data dan Hasil
rumus: Pengolahan Data
d = CZSQ – DI (6) 3.1 Karakteristik Responden
7) Melakukan analisis terhadap hasil matriks Dari data yang diperoleh pada penelitian
CZIPA. ini, diketahui bahwa sebanyak 57,1% dari
Berdasarkan rumus perhitungan dari responden adalah wanita dan sisanya pria.
CZSQ, maka (Chang H. C., Liang, Chu, & Presentase responden terbesar adalah pegawai
Chou, 2012) mendefinisikan CZSQ : swasta sebesar 40,9% lalu pelajar/mahasiswa
sebesar 39,1%. Sedangkan presentase usia
 CZSQ < 0 maka kinerja perusahaan (FPS)
responden terbesar yaitu antara usia 21 tahun
lebih rendah dari kinerja pesaing (CPS)
hingga 24 tahun sebesar 65,7% dimana
 0 < CZSQ < 1, maka kinerja perusahaan
pendidikan terakhir responden dengan
(FPS) sama dengan atau lebih besar
presentase terbesar yaitu S1 sebesar 65,7%. Hal
daripada kinerja pesaing (CPS)
tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian
 jika CZSQ > 1, maka dapat dipastikan ini tidak berfokuskan pada responden
bahwa kinerja perusahaan melebihi kinerja mahasiswa atau pelajar
yang diinginkan oleh pelanggan.
3.2 Hasil Uji Kuesioner Tabel 2 Nilai IPA pada AHASS Sahabat Sejati
Kuesioner dalam penelitian ini setelah (Focal)
dikumpulkan kemudian dilakukan pengujian. Gap
Variabel I P
Jumlah kuesioner yang terkumpul adalah (P-I)
sebanyak 105 responden. Masing-masing T1 4,29 3,53 -0,76
karakteristik pertanyaan tersebut akan T2 4,12 3,3 -0,82
dinyatakan valid jika memiliki nilai r hitung T3 3,88 3,47 -0,41
pada Corrected Item-Total Correlation
menunjukkan angka yang lebih besar dari r T4 4,06 3,61 -0,45
tabel. Pada penelitian ini, jumlah responden T5 3,83 3,58 -0,25
yang digunakan adalah 105 responden serta RE1 4,34 3,25 -1,09
tingkat signifikansi sebesar 5% maka diperoleh
RE2 4,38 3,5 -0,88
nilai r tabel sebesar 0,1918. Setelah mengetahui
pengujian terhadap kelima karakteristik RE3 4,16 4,01 -0,15
pertanyaan, diketahui bahwa setiap butir RE4 4,29 3,06 -1,23
pertanyaan pada masing-masing karakteristik RS1 4,28 3,54 -0,74
memiliki nilai r hitung diatas r tabel. Maka dari
itu dapat disimpulkan bahwa pengujian RS2 4,09 3,73 -0,36
validitas telah memenuhi kriteria dan butir A1 4,22 3,12 -1,1
pertanyaan dapat mengukur apa yang ingin A2 3,97 3,41 -0,56
diukur dalam penelitian.
A3 4,09 3,64 -0,45
Setelah selesai melakukan pengujian
validitas, selanjutnya dilakukan pengujian E1 4,09 4,19 0,1
reliabilitas dengan tujuan untuk membuktikan E2 4,14 4,12 -0,02
kekonsistenan pertanyaan kuisioner dan dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Adapun nilai yang dibandingkan pada uji
reliabilitas adalah nilai dari Cronbach’s Alpha.
Nilai dari hasil penelitian diharuskan memiliki
nilai yang melebihi nilai 0,6. Pada penelitian
ini, kelima karakteristik pertanyaan memiliiki
nilai yang berada diatas 0,6 sehingga dapat
disimpulkan bahwa kuesioner ini telah
memenuhi uji reliabilitas

3.3 Hasil Perhitungan Menggunakan


Metode IPA (Importance-Performance
Analysis) Pada Focal Bengkel (AHASS
Sahabat Sejati) Gambar 3 Matriks IPA AHASS Sahabat Sejati (Focal)
Tabel 2 merupakan perhitungan rata-rata Gap yang semakin besar nilai negatifnya
importance dan performance untuk membentuk menunjukkan bahwa pelanggan AHASS
matriks IPA. Kemudian dipetakan menjadi Sahabat Sejati merasakan ketidakpuasan pada
matriks IPA yang tampak pada Gambar 3. kualitas layanan yang diberikan oleh bengkel.
Berdasarkan pada pengolahan data tersebut, Sedangkan pada plot matriks IPA terdapat
diketahui terdapat 15 variabel dari 16 variabel 6 variabel yang berada pada kuadran A yaitu
memiliki nilai gap negatif. Nilai gap negatif T1, RE1, RE2, RE4, RS1, dan A1. Kuadran A
tersebut berarti bahwa ekspektasi pelanggan merupakan kuadran yang paling diperhatikan
yang terlalu tinggi tidak dapat diimbangi karena tingkat performansi yang rendah
dengan performansi yang diberikan oleh dimiliki oleh bengkel akan tetapi kepentingan
bengkel. Hal ini dikarenakan bengkel tidak dianggap tinggi oleh konsumen. Maka dari itu
mampu memberikan layanan yang sesuai untuk bengkel AHASS Sahabat Sejati hal yang
dengan ekspektasi pelanggan. harus diperhatikan meliputi: ruang tunggu yang
nyaman, terjadi perubahan positif pada motor
pasca servis hingga 2 minggu setelah servis,
staf memberikan informasi biaya pergantian
part sebelum dilakukan pergantian dengan memiliki performansi yang lebih buruk jika
transparan, tersedianya call mechanic bengkel dibandingkan dengan pesaing (nilai CZSQ
ketika motor mogok di jalan, staf menerima negatif).
keluhan pelanggan dengan tanggap, serta staf Tabel 4 Penentuan Prioritas Perbaikan AHASS
dapat menjelaskan langkah tindakan Sahabat Sejati
pencegahan. Variabel CZSQ DI d
A1 -0,39 0,07 -0,46
3.4 Hasil Perhitungan Menggunakan
Metode CZIPA (Competitive Zone of RE2 -0,35 0,02 -0,37
Tolerance based IPA) RE4 -0,12 0,18 -0,30
Tabel 3 merupakan hasil perhitungan T1 -0,19 0,01 -0,20
menggunakan metode CZIPA untuk bengkel
T5 -0,08 0,11 -0,19
AHASS Sahabat Sejati sebagai bengkel focal
pada penelitian ini. Kemudian dari hasil Adapun variabel-variabel tersebut ialah:
perhitungn tersebut di plotkan ke dalam matriks staf dapat menjelaskan langkah tindakan
CZIPA yang ditampilkan pada Gambar 4. pencegahan kerusakan komponen yang telah
Tabel 3 Perhitungan CZSQ AHASS Sahabat diganti, staf memberikan informasi biaya
Sejati (Focal) pergantian part sebelum dilakukan pergantian
Variabel DP CSA FDS CPS CZOT CZSQ dengan transparan, tersedianya call center
bengkel ketika motor mogok di jalan, ruang
T1 -0,19 -0,19 4,71 3,72 0,99 -0,19 tunggu yang nyaman, serta penampilan staf
T2 -0,18 -0,18 4,71 3,48 1,23 -0,15 yang rapi dan bersih. Rekomendasi perbaikan
T3 -0,14 -0,14 4,49 3,61 0,88 -0,16 yang dapat dilakukan adalah:
1) Memberikan workshop kepada staf-staf,
T4 0,52 0,52 4,53 3,09 1,44 0,36
mengadakan forum tukar pikiran yang
T5 -0,04 -0,04 4,14 3,62 0,52 -0,08 melibatkan seluruh pegawai di bengkel
RE1 -0,58 -0,58 4,69 3,83 0,86 -0,67 tersebut, menyediakan buku bacaan
RE2 -0,3 -0,3 4,66 3,8 0,86 -0,35 mengenai perawatan komponen sepeda
motor di meja staf sebagai panduan ketika
RE3 0,14 0,14 4,71 3,87 0,84 0,17 terdapat pergantian komponen pada
RE4 -0,16 -0,16 4,51 3,22 1,29 -0,12 sepeda motor pelanggan dan staf belum
RS1 -0,21 -0,21 4,69 3,75 0,94 -0,22 mengetahui jenis perawatan yang harus
dilakukan untuk komponen tersebut.
RS2 0,04 0,04 4,56 3,69 0,87 0,05
2) Sebaiknya pihak manajemen memiliki alur
A1 -0,41 -0,41 4,59 3,53 1,06 -0,39 untuk pergantian komponen yaitu ,
A2 -0,15 -0,15 4,53 3,56 0,97 -0,15 sebelum mekanik melakukan pergantian
komponen/part tersebut, mekanik
A3 -0,17 -0,17 4,57 3,81 0,76 -0,22
melaporkan kepada staf yang berhubungan
E1 0,19 0,19 4,6 4 0,6 0,32 dengan pelanggan jenis komponen yang
E2 0,4 0,4 4,57 3,72 0,85 0,47 akan diganti apa saja lalu staf selanjutnya
Pada pelayanan yang diberikan oleh menginformasikan ke pelanggan terlebih
bengkel AHASS Sahabat sejati, terdapat 11 dahulu mengenai biaya-biaya seperti harga
variabel yang memiliki nilai CZSQ negatif, Hal komponen serta ongkos pergantiannya
tersebut menunjukkan bahwa bengkel AHASS yang akan dibayarkan oleh pelanggan jika
Naga Sakti unggul terhadap 11 variabel semua komponen dilakukan pergantian,
tersebut. Dari 11 variabel tersebut, terdapat 5 jika pelanggan telah menyetujui
variabel yang berada di kuadran A pada matriks pergantian-pergantian tersebut dilakukan
CZIPA. Kemudian dari kelima variabel tersebut maka staf menginformasikan mekanik
dilakukan perhitungan nilai ”d” untuk untuk melakukan pergantian komponen
menentukan prioritas perbaikan seperti terlihat tersebut.
pada Tabel 4. 3) Bengkel AHASS Sahabat Sejati telah
Usulan perbaikan memiliki tiga kriteria memiliki call mechanic. Informasi yang
utama yang menunjukkan bahwa semakin berbeda didapatkan dari pihak pelanggan
perlunya suatu perbaikan; memiliki nilai gap dan manajemen. Hal ini perlu diperhatikan
atau “d” terkecil, berada pada kuadran A, serta oleh pihak manajemen dimana fasilitas
seperti call mechanic yang sudah CZSQ < 0. Variabel layanan AHASS
disediakan tetapi belum diketahui oleh Sahabat Sejati yang memiliki nilai CZSQ
pelanggan. Dengan kata lain, pelanggan negatif berjumlah 11 variabel. Variabel
tidak mengetahui bahwa bengkel tersebut kualitas layanan yang memiliki nilai
telah menyediakan call mechanic. Oleh CZSQ negatif terbesar ialah variabel
karena itu, sebaiknya pihak manajemen terjadi perubahan positif pada motor
memberikan informasi kepada pelanggan pasca servis hingga 2 minggu setelah
mengenai call mechanic bengkel yang servis.
dapat dilakukan dengan cara antara lain: 3. Variabel kualitas layanan di bengkel
memasang template informasi di bengkel AHASS Sahabat Sejati yang menjadi
di tempat yang dapat dilihat oleh priorita sperbaikan menggunakan
pelanggan saat pelanggan melakukan metode CZIPA (Competitive Zone of
transaksi pembayaran atau saat pertama Tolerance based Importance-
kali masuk ke bengkel, memasang Performance Analysis) yaitu
informasi tersebut di nota pembayaran, memperhatikan nilai “d” terkecil dan
atau berupa kartu nama bengkel yang letak variabel di kuadran A. Setelah
diberikan secara langsung kepada dilakukan penentuan prioritas perbaikan
pelanggan yang melakukan servis di diketahui terdapat 5 variabel kualitas
bengkel tersebut. layanan yang menjadi prioritas untuk
4) Pihak manajemen perlu menyusun jadwal dilakukan perbaikan. Variabel-variabel
pengecekan kondisi ruang tunggu secara tersebut yaitu staf dapat menjelaskan
berkala di setiap harinya untuk faktor langkah tindakan pencegahan kerusakan
bersih, rapi, dan udara yang tidak ada bau- komponen yang telah diganti, staf
bauan tidak sedap dimana suhu ideal yaitu memberikan informasi biaya pergantian
suhu 24o-26oC. part dengan transparan sebelum
5) Pihak manajemen sebaiknya memberikan dilakukan pergantian, tersedianya call
pengarahan kepada para stafnya sebelum mechanic bengkel ketika motor mogok di
waktu bekerja di mulai di setiap harinya jalan, ruang tunggu yang nyaman, dan
sebagai bahan pengecekan juga, serta penampilan staf yang rapi dan bersih.
melakukan pengawasan untuk menjaga 4. Berdasarkan prioritas perbaikan yang
supaya penampilan staf yang rapi dan telah dilakukan, kemudian diberikan
bersih tetap terjaga. usulan perbaikan kepada pihak
manajemen bengkel AHASS Sahabat
4. Kesimpulan Sejati sebagai bahan pertimbangan
Berdasarkan hasil pembahasan serta dalam menentukan kebijakan bengkel
analisis dari pengolahan data yang telah untuk meningkatkan kualitas layanan
dilakukan, maka terdapat beberapa kesimpulan serta pelanggan bengkel. Usulan yang
untuk menjawab tujuan dari penelitian ini diberikan yaitu:
sebagai berikut: 1) Pihak manajemen memberikan
1. Variabel kualitas layanan dari bengkel workshop mengenai otomotif bagi
AHASS Sahabat Sejati yang memiliki staf-staf yang berhubungan langsung
performansi dibawah ekspektasi dari dengan pelanggan,
pelanggan ialah variabel kualitas layanan 2) Mengadakan forum tukar pikiran
yang memiliki nilai gap negatif pada yang melibatkan seluruh pegawai di
perhitungan Gap. Terdapat 15 variabel bengkel tersebut secara berkala,
dari 16 variabel kualitas layanan yang 3) Menyediakan buku bacaan mengenai
memiliki nilai gap negatif dimana nilai perawatan komponen sepeda motor
gap negatif terbesar yaitu pada variabel di meja staf sebagai panduan ketika
tersedianya call mechanic bengkel ketika terdapat pergantian komponen pada
motor mogok di jalan. sepeda motor pelanggan dan staf
2. Variabel kualitas layanan di bengkel belum mengetahui jenis perawatan
AHASS Sahabat Sejati yang memiliki yang harus dilakukan untuk
performansi lebih rendah dari bengkel komponen tersebut..
pesaingnya (AHASS Naga Sakti) ialah
variabel layanan yang memiliki nilai
Daftar Pustaka
Chang, H. C., Liang, G. S., Chu, C., & Chou, C.
H. (2012). Prioritizing Service
Atributtes for Improvement Using
Fuzzy Zone of Tolerance. International
Journal of Innovative Computing
Information and Control, 8(1), 75-89.
Chen, K. Y. (2014). Improving Importance-
Performance Analysis: The Role of the
Zone of Tolerance and Competitor
Performance; The case of Taiwan Hot
Spring Hotels. Tourism Management,
40(6), 260-272.
Goetsch, D., & Davis, S. (1994). Introduction
to Total Quality, Quality, Productivity,
Competitiveness. Englewood Cliffs:
Prentice Hall International Inc.
Kusumah, W., & Dwitagama, D. (2011).
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Indeks.
Martilla, J., & James, J. (1977). Importance-
Performance Analysis. Journal of
Marketing, XLI(1), 77-79.
Suanders, E. (2007). The
LibQUAL+Phneomenon: Who Judges
Quality? Reference & User Service
Quarterly, XCVII(1), 21-24.
Sustina, & Pawitra, T. (2001). Perilaku
Konsumen dan Komunikasi
Pemasaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sutanto, A. (2011). Pengukuran Kualitas Jasa
Bengkel Sepeda Motor SM di Kota
Padang dengan Metode Servqual.
Jurnal Optimasi Sistem Industri, X(2),
154-159.
Taplin, R. (2012). Competitive Importance-
Performance Analysis of an Australian
Wildlife Park. Tourism Management,
XXXIII(2), 29-37.

Anda mungkin juga menyukai