Anda di halaman 1dari 15

PEMEBERDAYAAN MASYARAKAT

(Pemberdayaan Masyarakat Petani)

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Pemberdayaan Masyarakat
Dosen: DR. Yoyo Sunaryo N. Ir.,MP.

0leh:
Kelompok 12
1. Yuri Ristiaji (20190510347)
2. Ridwan Sadik (20190510263)
3. Rio Fernando (20190510357)
4. Riki (20190510191)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS KUNINGAN
KAMPUS I KUNINGAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah Pemberdayaan Masyarakat
ini melalui penelitian yang kami lakukan. Dan juga kami berterima kasih pada ibu guru
pembimbing mata pelajaran sosiologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Melalui penelitian tentang pemberdayaan masyarakat dari awal sampai dengan selesai,
setelah itu kami membuat makalah yang akan kami perlihatkan pada guru mata pelajaran kami
untuk digunakan jika dibutuhkan nantinya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai bagaimana pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Kuningan, September 29 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................................... i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………….. ii

Kata Pengantar………………………………………………………………………………. iii

BAB I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang…………………………………………………………………….... 1

b. Tujuan………………………………………………………………………………. 1

c. Masalah……………………………………………………………………………... 1

BAB II. PEMBAHASAAN

a. Pemberdayaan Masyarakat Tani…………………………………………………. 2


b. Tantangan di era globalisasi……………………………………………………… 3
c. Pemberdayaan di bidang Pendidikan……………………………………………. 4
BAB III. KONDISI PEMBERDAYAAN

a. Akses Terhadap Informasi………………………………………………………….. 7

b. Partisipasi Dalam Pembangunan……………………………………………………. 7

c. Akuntabilitasi dan Kapasitas Organisasi……………………………………………. 8

BAB IV. PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

a. Proses Pemberdayaan Masyarakat………………………………………………….. 10

b. Hasil Pemberdayaan Masyarakat……………………………………………………. 10

c. Outcome Pemberdayaan Masyarakat……………………………………………….. 10

BAB V. PENUTUP

a. Kesimpulan…………………………………………………………………….......... 11

b. Saran………………………………………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan mengandung arti


bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari proses mencari solusi
dan meraih suatu hasil pembangunan, dengan demikian maka masyarakat harus mampu lagi
meningkatkan kualitas kemandirian mengatasi masalah yang dihadapi upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia (SDM) terutama dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat guna untuk
mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas lagi.

Pembentukan dan juga perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi sektoral yakni
dalam seluruh aspek/sektor-sektor kehidupan manusia; dimensi kemasyarakatan yang meliputi
jangkauan kesejahteraan dari materiil hingga non materiil; dimensi waktu dan kualitas yakni
jangka pendek hingga jangka panjang dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk
pelayanannya, serta dimensi sasaran yakni dapat menjangkau dari seluruh strata masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat tidak lain adalah untuk memberikan motivasi dan dorongan kepada
masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas
hidupnya, melalui cara antara lain dengan pendidikan untuk penyadaran dan pemampuan diri
mereka.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Memberdayakan Masyarakat Tani?

2. Bagaimana Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi?


3. Bagaimanakah Pemberdayaan Masyarakat di bidang Pendidikan?
C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Dalam Memberdayakan Masyarakat Tani.


2. Untuk Mengatasi Tantangan di Era Globalisasi.
3. Untuk mengetahui Dalam Memberdayakan Masyarakat di Bidang Pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAAN
A. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANI
Konsep pemberdayaan masyarakat secara mendasar berarti menempatkan
masyarakat beserta institusi-institusinya sebagai kekuatan dasar bagi pengembangan ekonomi,
politik, sosial, dan juga budaya menghidupkan kembali berbagai pranata ekonomi masyarakat
untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai lokomotif bagi kemajuan
ekonomi merupakan keharusan untuk dilakukan ekonomi rakyat akan terbangun apabila
hubungan yang sinergis dari berbagai pranata sosial dan ekonomi yang ada didalam masyarakat
dikembangkan kearah terbentuknya jaringan ekonomi rakyat.
Pemberdayaan para petani menurut Kepala Badan SDMP dapat dilakukan dengan 5 (lima)
jurus yakni: (1) Kegiatan agrisbisnis harus berorientasi pasar (kuantitas, kualitas, dan
kontinuitas); (2) Usaha agribisnis harus menguntungkan dan juga comparable dengan usaha yang
lainnya; (3) Agribisnis merupakan suatu kepercayaan jangka panjang; (4) Kemandirian dan daya
saing usaha; (5) Komitmen terhadap kontrak usaha.
Pemberdayaan kelembagaan petani juga meliputi : (1) Petani sub sistem tradisional yang
telah berubah menjadi petani modern yang berwawasan agribisnis difasilitasi untuk membentuk
kelembagaan petani melalui proses partisipatif dan “bottom-up”; (2) Untuk membentuk juga
suatu kelembagaan petani yang kokoh, dan perlu juga disusun suatu instrumen pemberdayaan
kelompok tani. (3) Instrumen pemberdayaan kelompok petani yang sangat perlu
dipertimbangkan antara lain yaitu : (a) Adanya interest/kepentingan yang sama di antara petani
dalam kelompok; (b) Adanya jiwa kepemimpinan dari salah satu petani di dalam kelompok tani
tersebut; (c) Adanya juga kemampuan manajerial dari petani di dalam kelompok tersebut; (d)
Adanya komitmen dari petani untuk membentuk kelembagaan petani; (e) Adanya saling
kepercayaan di antara petani di dalam kelompok.
Pemberdayaan usahatani meliputi kegiatan: (1) Fasilitasi kelompok usaha tani yang tidak
feasible dan tidak bankable melalui bantuan langsung masyarakat untuk mengembangkan usaha
agribisnis; (2) Mendorong kelompok usaha tani yang tidak feasible dan juga tidak bankable
menjadi usaha yang feasible tetapi belum juga bankable; (3) Fasilitasi kelompok usaha tani yang
feasible tetapi belum juga bankable dengan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dan

2
Kredit Usaha Rakyat guna mengembangkan usaha agribisnis; (4) Mendorong kelompok usaha
tani yang feasible tetapi belum bankable menjadi usaha yang feasible dan bankable; (5) Untuk
mendukung kelompok usaha tani yang feasible dan bankable, Pemerintah sangat perlu
menciptakan iklim usaha yang kondusif agar investasi domestik dan investasi asing masuk ke
sektor agribisnis.
Konsep pemberdayaan masyarakat secara mendasar berarti menempatkan
masyarakat beserta institusi-institusinya sebagai kekuatan dasar bagi pengembangan ekonomi,
politik, sosial, dan juga budaya untuk menghidupkan kembali berbagai pranata ekonomi
masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai lokomotif bagi
kemajuan ekonomi merupakan keharusan untuk dilakukan ekonomi rakyat akan terbangun
apabila hubungan yang sinergis dari berbagai pranata sosial dan ekonomi yang ada didalam
masyarakat dikembangkan kearah terbentuknya jaringan ekonomi rakyat.

B. TANTANGAN DI ERA GLOBALISASI


Menurut Saragih (1998), bahwa makna terdalam era globalisasi dalam struktur
perekonomian yaitu perdagangan bebas. Dalam perdagangan bebas berarti ada persaingan.
Dalam suatu globalisasi tersebut yang akan bersaing yaitu barang sekunder, yaitu produk
agroindustri di Indonesia bahan baku untuk industri tersedia, tetapi yang menjadi kendala adalah
penggunaan dan penguasaan teknologi modern yang akan memperkuat agribisnis, atau juga
penekanan masalah yang dihadapi dalam era globalisasi adalah pada peningkatan SDM (
termasuk bagi para petani dan nelayan kecil).
Berdasarkan hal di atas, maka arah pengembangan pertanian dan juga perikanan kedepan
adalah agribisnis, yaitu mampu mengembangkan pertanian dan agroindustri atau industri yang
mengolah hasil pertanian/ perikanan dan jasa-jasa yang menunjangnya. Termasuk juga di dalam
perikanan, yaitu misalnya di Indonesia ini dari sisi penawaran, kita memiliki perairan laut seluas
5,8 juta km2 dan garis pantai sepanjang 90 ribu km, adalah merupakan basis kegiatan ekonomi
perikanan yang sangat besar. Hal tersebut tentu belum termasuk potensi perikanan air tawar, baik
perairan umum (sungai dan danau), budidaya kolam, budidaya ikan karamba/jarring apung,
budidaya ikan rawa dan budidaya ikan sawah yang juga masih terbuka luas. Khusus tentang arah
dari pembangunan perikanan dengan suatu pendekatan agribisnis adalah dengan membangun dan
mengembangkan subsistim industri hulu perikanan ( pembenihan, industri peralatan tangkap

3
ikan, industri pakan ikan), subsistim budidaya pasca panen(tangkap), subsistem pengolahan dari
hasil perikanan dan perdagangan, dan subsistem jasa penunjang ( R and D) dalam suatu sistim
yang terintegrasi.
Masih menurut Saragih (1998) pengembangan agribisnis di Indonesia merupakan
tuntutan perkembangan yang logis dan harus dilanjutkan sebagai wujud kesinambungan,
penganekaragaman dan pendalaman pembangunan pertanian selama ini. Pengembangan
agribisnis akan tetap relevan walaupu sudah tercapai setinggi apapun kemajuan suatu negara.
Bahkan agribisnis akan menjadi andalan yang utama bagi suatu negara yang masih
sangat sulit melepaskan sebuah ketergantungan pembangunan nasionalnya dari sektor pertanian
dan pedesaan seperti Indonesia ini. Beberapa alasan lain untuk memperkuat pilihan pada
agribisnis, adalah: (1) tersedianya bahan baku yang tersedia, (2) akan memperluas daya tampung
tenaga kerja di sektor pertanian dan pedesaan, dan (3) pengembangan agrobisnis dalam skala
kecil lebih mudah diarahkan untuk lebih bersahabat dengan lingkungan (daripada industri
besar), sehingga dapat menekan kerusakan lingkungan.
Dengan memperhatikan arah dari tantangan pertanian dan juga perikanan yaitu
seharusnya lebih dikembangkan ke arah agribisnis, maka perlu mendapat penekanan bahwa
sasaran strategis pemberdayaan masyarakat bukanlah sekedar peningkatan pendapatan semata,
malainkan juga sebagai salah satu upaya untuk membangun basis-basis ekonomi yang bertumpu
pada kebutuhan masyarakat dan juga sumberdaya lokal yang handal. Dalam kerangka tersebut,
keberhasilan upaya pemberdayaan masyarakat tidak hanya dapat dilihat dari meningkatnya
pendapatan masayarakat melainkan juga aspek-aspek penting dan mendasar lainnya.
Beberapa aspek penting yang sangat perlu mendapatkan perhatian dalam pemberdayaan
masyarakat petani dan nelayan, antara lain yaitu :
 Pengembangan organisasi/kelompok masyarakat yang perlu untuk dikembangkan dan berfungsi
dalam mendinamisir kegiatan produktif masyarakat, misalnya berfungsinya HKTI, HNSI , dan
organisasi lokal lainya .
 Pengembangan suatu jaringan yang strategis antar kelompok/organisasi masyarakat yang
terbentuk dan berperan dalam pengembangan masyarakat tani asosiasi dari organisasi petani dan
nelayan, baik dalam skala nasional, wilayah, maupun lokal.
 Kemampuan suatu kelompok petani dan juga nelayan kecil dalam mengakses sumber-sumber
luar yang dapat mendukung pengembangan mereka, baik dalam bidang informasi pasar,

4
permodalan, serta teknologi dan juga manajemen, termasuk didalamnya kemampuan lobi
ekonomi. Di sinilah maka perlunya ekonomi jaringan dipembangkan. ekonomi jaringan adalah
suatu perekonomian yang menghimpun para pelaku ekomomi, baik dari produsen, konsumen,
service provider, equipment provider, cargo, dan sebagainya di dalam jaringan yang terhubung
baik secara elektronik maupun juga melalui berbagai forum usaha yang aktif dan juga dinamis.
Ekonomi jaringan tersebut harus didukung oleh jaringan telekomunikasi, jaringan pembiayaan,
jaringan usaha dan perdagangan, jaringan advokasi usaha, jaringan saling belajar, serta jaringan
lainnya juga seperti hasil temuan riset dan juga teknologi/inovasi baru, jaringan pasar, infomasi
kebijakan dan pendukung lainnya yang dapat diakses oleh semua dan tidak dimonopoli oleh
kelompok tertentu ( Sasono, 2000).
 Pengembangan kemampuan-kemampuan teknis dan manajerial kelompok-kelompok masyarakat,
sehingga berbagai masalah teknis dan organisasi dapat dipecahkan dengan baik. Di sini, selain
masyarakat sasaran (petani dan nelayan), juga para petugas penyuluh/pendamping pemberdayaan
masyarakat harus meningkatkan kompetensi diri sebagai petugas yang mampu memberdayakan ,
karena banyak diantara mereka justru ketinggalan kemampuannya dengan kelompok
sasarannya.

C. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG PENDIDIKAN


Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 yaitu tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah. Selanjutnya, peran dari keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah yang diharapkan dari masyarakat, antara lain yaitu :
1) Tenaga yaitu merupakan sebagai sumber atau tenaga sukarela untuk membantu mensukseskan
wajib belajar dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, serta memperbaiki sarana dan
prasarana baik secara individu maupun secara kelompok.
2) Dana, untuk membantu pendanaan operasional sekolah, memberikan beasiswa, menjadi orang tua
asuh, menjadi sponsor dalam suatu kegiatan sekolah, dan sebagainya.
3) Pemikiran, yaitu memberikan masukan berupa pendapat pemikiran dalam rangka menjaring
anak-anak usia sekolah, menanggulangi anak putus sekolah, dan meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah.

5
Salah satu kebijakan pemerintah menyangkut pembiayaan pendidikan dalam rangka
peningkatan mutu pada semua jenjang pendidikan (dasar, menengah dan tinggi) yakni,
peningkatan peran serta masyarakat dunia usaha dalam penyelenggaraan pendidikan
ditingkatkan, antara lain dengan mengembangkan mekanisme kerjasama saling menguntungkan
bagi peserta didik, lembaga pendidikan, dan masyarakat dan dunia usaha. Kelompok masyarakat
mampu perlu didorong untuk memberi sumbangan yang lebih besar dalam membiayai
pendidikan. Sementara itu, bagi masyarakat yang tidak mampu akan disediakan bantuan, baik
langsung ataupun tidak langsung demi pemusatan dan keadilan pendidikan. dunia usaha
didorong untuk memberi bantuan beasiswa, tenaga fasilitas praktik dan penelitian. Masyarakat
dunia usaha juga diharapkan untuk dapat memberikan pemikiran dan sumbangan dalam
perumusan kebijakan pendidikan.
Sekolah merupakan lembaga yang tidak dapat dipisahkan masyarakat lingkungannya,
sebaliknya masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dari sekolah. Dikatakan demikian, karena
keduanya memiliki kepentingan. Sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi mandat
untuk mendidik, melatih dan membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan
sementara masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan itu.
Partisipasi masyarakat merupakan suatu wujud dari pemberdayaan masyarakat sebagai
daya dukung sekolah dalam rangka pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien agar seoptimal
mungkin sasaran dan tujuan pendidikan sekolah dapat tercapai. Partisipasi masyarakat luas
seperti, kalangan dunia usaha, tokoh masyarakat dan organisasi pemerhati pendidikan dengan
upaya-upayanya yang dapat dilakukan mulai pada tahap perumusan kebijaksanaan implementasi
kebijaksanaan secara operasional serta evaluasi dan pengawasan dan pelaksanaan dan
pengelolaan pendidikan sekolah.

6
BAB III
KONDISI DAN PEMBERDAYAAN
A. Akses terhadap informasi pemberdayaan masyarakat

Akses pada informasi adalah aliran informasi yang tidak tersumbat antara masyarakat
dengan masyarakat lain dan antara masyarakat dengan pemerintah. Informasi meliputi ilmu
pengetahuan, program dan kinerja pemerintah, hak dan kewajiban dalam bermasyarakat,
ketentuan tentang pelayanan umum, perkembangan permintaan dan penawaran pasar, dsb.
Masyarakat pedesaan terpencil tidak mempunyai akses terhadap semua informasi tersebut,
karena hambatan bahasa, budaya dan jarak fisik. Masyarakat yang informed, mempunyai posisi
yang baik untuk memperoleh manfaat dari peluang yang ada, memanfaatkan akses terhadap
pelayanan umum, menggunakan hak-haknya, dan membuat pemerintah dan pihak-pihak lain
yang terlibat bersikap akuntabel atas kebijakan dan tindakan yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat.

B. Partisipasi dalam pembangunan

Inklusi berfokus pada pertanyaan siapa yang diberdayakan, sedangkan partisipasi


berfokus pada bagaimana mereka diberdayakan dan peran apa yang mereka mainkan setelah
mereka menjadi bagian dari kelompok yang diberdayakan. Menyediakan ruang partisipasi bagi
masyarakat, khususnya masyarakat miskin, dalam pembangunan adalah memberi mereka otoritas
dan kontrol atas keputusan mengenai sumber-sumber pembangunan. Partisipasi masyarakat
miskin dalam menetapkan prioritas pembangunan pada tingkat nasional maupun daerah
diperlukan guna menjamin bahwa sumber daya pembangunan (dana, prasarana/sarana, tenaga
ahli, dll) yang terbatas secara nasional maupun pada tingkat daerah dialokasikan sesuai dengan
kebutuhan dan prioritas masyarakat miskin tersebut.

Partisipasi yang keliru adalah melibatkan masyarakat dalam pembangunan hanya untuk
didengar suaranya tanpa betul-betul memberi peluang bagi mereka untuk ikut mengambil
keputusan. Pengambilan keputusan yang partisipatif tidak selalu harmonis dan seringkali ada
banyak prioritas yang harus dipilih, oleh sebab itu mekanisme resolusi konflik kepentingan harus
dikuasai oleh pemerintah guna mengelola ketidak-sepakatan.

Ada berbagai bentuk partisipasi, yaitu:

o secara langsung,
o dengan perwakilan (yaitu memilih wakil dari kelompok-kelompok masyarakat),
o secara politis (yaitu melalui pemilihan terhadap mereka yang mencalonkan diri untuk
mewakili mereka),
o berbasis informasi (yaitu dengan data yang diolah dan dilaporkan kepada pengambil
keputusan),

7
o berbasis mekanisme pasar yang kompetitif (misalnya dengan pembayaran terhadap jasa yang
diterima).
Partisipasi secara langsung oleh masing-masing anggota masyarakat adalah tidak
realistik, kecuali pada masyarakat yang jumlah penduduknya sedikit, atau untuk mengambil
keputusan-keputusan kenegaraan yang mendasar melalui referendum. Yang umum dilakukan
adalah partisipasi secara tidak langsung, oleh wakil-wakil masyarakat atau berdasarkan informasi
dan mekanisme pasar. Organisasi berbasis masyarakat seperti lembaga riset, LSM, organisasi
keagamaan, dll. mempunyai peran yang penting dalam membawa suara masyarakat miskin untuk
didengar oleh pengambil keputusan tingkat nasional dan daerah.

Walaupun keterwakilan sudah dilakukan dengan benar, proses partisipasi masih belum
benar jika penyelenggaraannya dilakukan secara tidak sungguh-sungguh. Upaya yang dilandasi
niat jujur untuk menampung pendapat masyarakat terhadap kebijakan yang menyangkut ruang
hidup mereka dapat menjadi tidak berhasil, jika pendapat wakil-wakil masyarakat yang
diharapkan mewakili kepentingan semua unsur masyarakat itu kemudian hanya diproses
sekedarnya saja, tanpa upaya memahami pertimbangan apa dibalik pendapat yang diutarakan
wakil-wakil tersebut.

Partisipasi semu seperti itu menambah ongkos pembangunan, tanpa ada manfaat yang
jelas bagi peserta yang diajak berpartisipasi. Upaya melibatkan masyarakat dalam pengertian
yang benar adalah memberi masyarakat kewenangan untuk memutuskan sendiri apa-apa yang
menurut mereka penting dalam kehidupan mereka.

C. Akuntabilitasi dan Kapasitas Organisasi

Dalam berbagai aspek pemberdayaan masyarakat dalam hal pertanian merupakan suatu kegiatan
semua kalangan yang ingin meningkatkan kualitas atau perekonomian masyarakat dimana hal itu
dilakukan untuk memajukan suatu daerah yang kurang teorganisir.

Sebenarnya pemerintahan bertanggung jawab mengelola suatu desa yang kurang terorganisir,
dimana pemerintah harus selalu siap untuk membantu dalam segala bidang untuk meningkatkan
kualitas masyarakat dalam suatu desa, bidang yang di maksud antara lain seperti,

1. Bidang kesehatan.

Masyarakat pasti membutuhkan fasilitas kesehatan yang kualitasnya cukup baik, untuk
mencegah gangguan kesehatan.

2.Bidang Pendidikan.

Masyarakat desa harus mempunyai pola pikir yang cukup luas, agar mereka mampu
memanfaatkan SDA di desa nya masing-masing. Supaya kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi
dengan baik.

8
3.Bidang Lapangan Kerja

Hal ini cukup penting untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran di sebuah desa.
Bukan karena itu saja masyarakat juga pasti akan merasa sejahtera karena mereka dapat bekerja
dan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

9
BAB IV
PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Proses pemberdayaan masyarakat

Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang
di harapkan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan
partisipasi masyarakat secara bertanggung jawab dan memberikan atau mengalihkan
sebagian kekuatan, kekuasaan, atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih
berdaya.
Proses pemberdayaan mengandung 2 kecenderungan. Pertama, proses
pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian
kekuatan, kekuasaan, atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut kecenderungan primer dari makna
pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau kecenderungan skunder
menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar
mempunyai kemampuan atau pemberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan
hidupnya dengan proses dialog.

B. Hasil Pemberdayaan Masyarakat


 Meningkatkan masyarakat yang berpendidikan.
 Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
 Meningkatkan skill individu yang baik.
 Dapat mengurangi dampak dari pengangguran sosial.
 Masyarakat desa lebih terorganisir.
 Dapat melakukan pembangunan yang tersusun.
 Sarana prasarana lebih terjamin.
 Memiliki kehidupan yang lebih layak.
 Mengurangi kecemburun sosial.
 Menstabilkan keadaan Negara.

C. Outcome Pemberdayaan Masyarakat

Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai konstribusi dalam


menurunkan angka kesakitan, angka kematian, dan angka kelahiran serta meningkatkan
status gizi kesehatan.

10
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Upaya pemberdayaan dari masyarakat petani dan juga nelayan kecil merupakan jalan
yang masih panjang dan masih penuh tantangan. Model pembangunan ekonomi yang sentralistik
dan juga sangat kapitalistik telah melembaga dengan sangat kuat baik secara ekonomi, politik
maupun budaya, sehingga tidak mudah untuk menjebolnya. Hanya dengan komitmen yang kuat
dan juga keberpihakan yang sangat tulus, serta upaya yang sungguh-sungguh, pemberdayaan
masyarakat petani dan nelayan kecil tersebut dapat diwujudkan.
Pemberdayaan masyarakat petani dan juga nelayan kecil agar mampu menjawab
tantangan di era globalisasi ( yaitu menuju usaha agrobisnis) membutuhkan komitmenyang kuat
dari pemerintah, para pelaku ekonomi, rakyat, lembaga pendidikan, organisasiprofesi, serta
organisasi-organisasi non pemerintah lainnya. Komitmen itu dapatdiwujudkan dalam bentuk
memberikan kepercayaan berkembangnya kemampuan-kemampuan lokal atas dasar kebutuhan
setempat.
Penguatan peranserta masyarakat petani dan nelayan kecil sebagai pelakupembangunan,
karena harus didorong seluas-luasnya melalui program-program pendampingan menuju suatu
kemandirian mereka. Disamping itu pula, perlupengembangan organisasi, ekonomi jaringan dan
faktor-faktor pendukung lainnya.
Dengan usaha pemberdayaan masyarakat yang demikian itu, mudah-mudahan
dapatmembebaskan mereka dari kemiskinan dan keterbelakangan untuk menuju kehidupan
yang lebih baik. Semoga.
B. Saran
Semoga makalah yang saya susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca, dan
dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang pemberdayaan masyarakat. Kami mengetahui
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat banyak terdapat kekurangan baik dari segi
penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat
memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca. Pesan dari saya mulailah membaca dari hal
yang kecil untuk dapat mengetahui lebih banyak hal yang belum anda ketahui.

11
DAFTAR PUSTAKA

Freire, Paulo. 1984. Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan (Terj. AA. Nugroho), Jakarta :
Gramedia.
Karsidi, Ravik. 2001.Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam Pemberdayaan
Masyarakat.Dalam Pambudy dan A.K.Adhy (ed.): Pemberdayaan Sumberdaya
Manusia Menuju Terwujudnya Masyarakat Madani, Bogor: Penerbit Pustaka
Wirausaha Muda.
Korten, David C. 1984. Pembangunan yang Memihak Rakyat.Jakarta : Lembaga Studi
Pembangunan.
Mahmudi, Ahmad. 1999. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat. TOT P2KP oleh LPPSLH,
Ambarawa, 27 Nopember 1999.
Pambudy, Rachmat 1998. Sistem Penyuluhan Agribisnis Peternakan. Draft Disertasi S3 Pasca
Sarjana, Bogor : IPB (tidak diterbitkan).
Saragih, Bungaran, 1998. Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis
Pertanian, Bogor: Yayasan Mulia persada Indonesia, Pt.Surveyor Indonesia dan PSP Lemlit
IPB.

12

Anda mungkin juga menyukai