Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENULISAN HURUF KAPITAL, MIRING, DAN


TEBAL

DISUSUN OLEH

Aldiano Rachmantiawan (1958011032)


Azzahra Gadis Junita Perdana (1918011106)
Ghina Sausan Fadiyah (1958011034)
Iffatunnada Khalishah (1958011006)
Muhammad Chaidar Ali (1958011042)
Natasya Jasmine Azzahra (1958011014)

UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
BANDAR LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyusun makalah mengenai penulisan huruf kapital, miring, dan tebal.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang penulisan huruf
kapital, miring dan tebal ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Bandar Lampung, 5 September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
PENUTUP ............................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang selalu digunakan oleh masyarakat


kita. Bahasa Indonesia sudah menjadi hal yang melekat pada diri, baik dalam
lisan maupun tulisan. Walaupun seperti itu, masih banyak orang yang belum
memahami bagaimana tata cara berbicara dan menulis yang baik dan benar.
Contohnya saja dalam tata cara menulis, penggunaan huruf kapital yang
sering kita jumpai saja masih banyak orang yang belum memahami penulisan
huruf kapital yang baik dan benar. Adapun penulisan huruf miring dan cetak
tebal. Jika kita amati dengan saksama, masih banyak artikel-artikel dalam
media yang salah dalam menggunakan huruf tebal atau miring. Tentunya
penulisan seperti ini yang sering dianggap sepele memiliki aturan tertentu
sehingga tidak sembarangan dalam menggunakannya.
Karena alasan inilah makalah ini dibuat. Tetap dengan prinsip agar
masyarakat dapat mengetahui aturan-aturan dalam menggunakan huruf
kapital, miring, maupun tebal. Dengan meningkatnya wawasan masyarakat
akan aturan penggunaan huruf tersebut, orang yang membaca artikel pun
dapat melihatnya lebih nyaman dan terkesan lebih rapi.

1.2 RumusanMasalah

Rumusan masalah dari makalah yang kami buat ini adalah:


1.2.1 Apa itu huruf kapital, miring, dan tebal?
1.2.2 Kapan menggunakan huruf kapital, miring, dan tebal?

1.3 TujuanPembahasan

Tujuan kami membuat makalah ini adalah:


1.3.1 Mengetahui apa itu huruf kapital, miring, dan tebal
1.3.2 Mengetahui kapan menggunakan huruf kapital, miring, dan tebal

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemakaian Huruf Kapital

Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai:


1. Huruf pertama kata pada awal kalimat rnisalnya:
 Dia mengantuk.
 Apa maksudnya?
 Kita harus bekerja keras.
 Pekerjaan itu belum selesai.

2. Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan,


kitab suci, termasuk kata ganti untukTuhan misalnya:
 Allah Yang Mahakuasa
 Islam
 Kristen
 Alkitab
 Quran
 Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, kejalan yang Engkau beri rahmat.

3. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan dan gelar keagamaan


yang diikuti nama orang misalnya:
 Sultan Hasanuddin
 MahaputraYamin
 Haji Agus Salim
 Nabi Ibrahim
 Imam Syafii
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang
misalnya:

5
 Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
 Tahun ini ia pergi naik haji.

4. Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
atau nama tempat misalnya:
 Wakil Presiden Adam Malik.
 Perdana Menteri Nehru.
 Laksamana Muda Udara Husen Sastranegara.
 Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian.
 Gubemur Irian Jaya.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat misalnya:
 Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
 Siapa gubernur yang baru dilantik itu?

5. Huruf pertama unsur-unsur nama orang misalnya:


 Amir Hamzah
 Dewi Sartika
 Wage Rudolf Supratman
 Halim Perdana Kusumah
 Ampera
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran misalnya:
 mesin diesel 5 ampere

6. Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa misalnya:


 bangsa Indonesia
 suku Sunda
 bahasa lnggris

6
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,
dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan misalnya:
 mengindonesiakan kata asing
 keinggris-inggrisan

7. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa bersejarah
misalnya:
 Tahun Hijriah
 Bulan Agustus
 Bulan Maulid
 Hari Jurnat
 Hari Lebaran
 Tarikh Masehi
 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

8. Huruf pertama nama geografi misalnya:


 Asia Tenggara
 Pengunungan Jayawijaya
 Ngarai Sianok
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertamai stilah geografi yang
tidak menjadi unsur nama diri misalnya:
 Berlayar ke teluk
 mandi di kali
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagainama jenis misalnya:
 garam inggris
 pisang ambon

9. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah,


ketatanegaraan dan dokumen resmi kecuali seperti kata dan misalnya:
 Republik Indonesia
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

7
10. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada
nama badan, lembaga pemerintah, ketatanegaraan dan dokumen resmi
misalnya:
 Perserikatan Bangsa-Bangsa
 Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

11. Huruf pertama semua kata ( termasuk semua unsur ulang sempurna) di
dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata
seperti di, ke, dan yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal
misalnya:
 Bacalah majalah Bahasa dan Sastra
 Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

12. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan
misalnya:
 Dr.doktor
 M.A master of arts
 Prof. profesor
 Ny. nyonya
 Sdr. saudara

13. Huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu,
saudara, kakak, adik dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan
pengacuan misalnya:
 Adik bertanya, "Itu apa,Bu?"
 Surat Saudara sudah saya terima.
 Besok Paman akan datang.
 Mereka pergi ke rurnah Pak Camat
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan
misalnya:

8
 Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
 Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

14. Huruf pertama kata ganti anda misalnya:


 Sudahkah Anda tahu?
 Surat Anda telah kami terima.

2.2 Pemakaian Huruf Miring

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah,


atau nama surat kabar termasuk dalam daftar pustaka.

Misalnya:

 Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.


 Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
 Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.

 Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.


Edisi Keempat (CetakanKedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,


bagian kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

Misalnya:

 Huruf terakhir kata abad adalah d.

 Dia tidak diantar, tetapi mengantar.


 Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.

 Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.

3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam


bahasa daerah atau bahasa asing.

Misalnya:

9
 Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan
asing yang berkunjung ke Aceh.
 Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
 Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara
Indonesia.
Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi,
dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan
huruf miring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan
komputer), bagian yang akan dicetak miring ditan- dai
dengan garis bawah.
(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah
yang dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia
ditulis dengan huruf miring.

2.3 Pemakaian Huruf Tebal

1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah


ditulis miring.

Misalnya:

 Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan
Bahasa Indonesia.
 Kata et dalam ungkapan oraet labora berarti ‘dan’.

2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian - bagian


karangan, seperti judul buku, bab, atau sub bab.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi, huruf kapital, miring, dan tebal memiliki aturannya masing-


masing. Huruf kapital atau huruf besar memiliki beberapa aturan dalam
penggunaannya yaitu, pada awal kalimat, yang berhubungan dengan
Tuhan, kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan, jabatan, nama suku,
bangsa, dan geografi. Huruf cetak miring dengan aturan yaitu, penulisan
nama buku, majalah, dan surat kabar dalam kutipan, serta pemakaian
untuk penegasan dan nama ilmiah. Sedangkan penggunaan huruf tebal
digunakan saat menegaskan bagian yang ditulis miring dan penulisan judul
dalam makalah.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Martina. 2005. Penggunaan bahasaindonesia pada kain rentang dan papan


nama di kota pontianak. Pontianak: Departemen Pendidikan Nasional
Pusat Bahasa
2. Mustakim, et al. 2016. Pedoman UmumEjaan Bahasa Indonesia. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan

12

Anda mungkin juga menyukai