Anda di halaman 1dari 15

EMOTION COACHING: Mengajarkan Emosi pada Anak

Astinah, S.Psi., M.Psi., Psikolog


Psikolog Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung - Bone

Waktu terbaik untuk mengajari anak-anak tentang emosi adalah selama ia sedang
mengalami perasaan itu dengan nyata.

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 1


DAFTAR ISI Halaman

Perkembangan Emosi Anak Usia Dini 3

Bentuk Respon Terhadap Emosi Anak Usia Dini 14

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia 16


Dini

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 2


-Perkembangan Emosi Anak Usia Dini-

A. Emosi
Emosi adalah suatu respon yang menuntun perilaku individu dan

berfungsi sebagai informasi yang membantu individu mencapai tujuannya.

Emosi pada anak sebagai suatu perasaan yang secara fisiologis dan psikologis

dimiliki oleh anak yang digunakan untuk merespon terhadap peristiwa yang

terjadi di sekitarnya. Emosi memiliki peranan penting bagi kehidupan

seseorang sejak lahir dan seterusnya sebab emosi memungkinkan individu

untuk mempertahankan dan memfasilitasi hubungannya dengan orang lain.

Emosi mempengaruhi perilaku anak. Fungsi utama dari emosi adalah

membantu individu berkomunikasi dengan orang lain baik secara verbal

maupun non-verbal dah hal tersebut juga tentu berlaku bagi anak usia dini.

Jadi, emosi adalah suatu respon berupa perasaan yang membantu seseorang

merespon situasi untuk mencapai suatu tujuan dengan menjalin interaksi yang

mempengaruhi perilaku seseorang temasuk anak usia dini.

B. Pengertian dan Karakteristik Emosi Anak Usia Dini


Perkembangan emosi anak usia dini membuat mereka mencoba untuk

memahami reaksi-reaksi emosi orang lain dan mengendalikan emosinya

sendiri. Masa prasekolah, anak semakin memahami suatu situasi yang dapat

menimbulkan emosi tertentu, anak memahami ekspresi wajah

mengindikasikan emosi tertentu, anak memahami emosi mempengaruhi

peirlaku, serta emosi dapat digunakan anak untuk mempengaruhi orang lain.

Karakteristik emosi pada anak berbeda dengan emosi orang dewasa.

Emosi pada anak berlangsung singkat, dan berakhir tiba-tiba, terlihat hebat

atau kuat, bersifat sementara atau dangkal, lebih sering terjadi, dapat diketahui

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 3


dengan jelas dari tingkah lakunya, dan reaksi mencerminkan individualitas.

Emosi anak usia dini lebih kompleks dan nyata karena anak cenderung

melepaskan emosinya dengan bebas dan terbuka. Emosi yang berkembang

pada usia dini adalah perasaan bangga, malu dan rasa bersalah dimana usia

tersebut anak mulai dikenalkan dengan berbagai aturan-aturan sosial baik di

rumah maupun di sekolah.

C. Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia Dini

Perkembangan psikososial yang juga memuat perkembangan emosi

dipelopori oleh Erik Erikson. Berikut ini enam tahun pertama perkembagan

emosi pada bayi hingga anak prasekolah;

• Periode perkembangan psikososial masa bayi di tahun pertama. Masa bayi


merupakan proses pembentukan kepercayaan yang akan menentukan
landasan bagi ekspektasi seumur hidup bahwa dunia menjadi tempat tinggal
Kepercayaan yang aman. Hal ini dapat diamati hubungan antara anak dan
versus pengasuhnya.Otonomi dan rasa malu. merupakan periode perkembangan
ketidakpercayaan psikososial bayi berusia 1 tahun hingga 3 tahun.

• Masa perkembangan psikososial bayi berusia 1 tahun hingga 3 tahun.


Kepercayaan yang diperoleh anak pada pengasuhanya pada tahun pertama
kehidupan menjadikan ia mampu menemukan bahwa perilaku dapat ia
Otonomi versus tentukan sendiri, Anak mulai mandiri. Namun, jika bayi terlalu banyak dibatasi
malu dan ragu- dan dihukum terlalu keras maka akan mengembangkan perasaan malu dan
ragu ragu-ragu.

• Masa ini berkembang pada anak prasekolah yaitu usia 3 hingga 5 tahun.
Ketika anak-anak mulai berinteraksi dengan lingkungan sosial dan
dihadapkan berbagai tantangan baru seperti mampu bertanggung jawab.
Inisiatif versus Namun, perasaan bersalah muncul apabila anak dianggap tidak bertanggung
rasa bersalah jawab dan menjadimerasa sangat cemas.

• Masa ini berkembang pada usia 6 tahun dan sekolah dasar hingga puberitas.
Semangat membawa anak terlibat dalam pengalaman baru dan kaya untuk
Semangat menguasai pengetahuan dan keterampilan baru. Namun, anak bisa menjadi
versus rendah rendah diri karena merasa tidak produktif.
diri

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 4


Khususnya perkembangan psikososial anak usia dini berpusat pada inistiaf

dan rasa bersalah. Periode perkembangan itu muncul tiga emosi yang dominan

muncul yaitu perasaan bangga, malu, dan merasa bersalah. Berikut dijabarkan

lebih spesifik ketiga emosi yang berkembang sangat pesat pada anak usia dini;

BANGGA

Perasaan bangga akan muncul ketika anak


merasakan senang setelah berhasil melakukan
perilaku tertentu. Rasa bangga sering diasosiasikan
dengan pencapaian tujuan tertentu.

MALU
Perasaan malu muncul ketika anak menganggap
dirinya tidak mampu memenuhi standar atau target
tertentu. Anak yang sedang malu seringkali berharap
mereka bersembunyi atau menghilang dari situasi
tersebut. Seolah-olah anak menghindar. Malu terjadi
karena interpretasi anak terhadap kejadian tertentu.

RASA BERSALAH

Rasa bersalah anak muncul ketika anak menilai


perilakunya sebagai sebuah kegagalan. Dan dalam
mengekspresikan perasaan ini biasanya anak terlihat
seperti melakukan ataupun ekspresi tertentu seakan
berusaha memperbaiki kegagalan mereka.

D. Tugas Perkembangan Emosi Anak Usia Dini

Perkembangan emosi pada anak-anak usia dini secara luas dapat dibagi

menjadi tiga area yaitu, mengenali ekspresi emosi wajah yang berbeda dan

mampu menyampaikan emosi mereka sendiri. Kedua, anak telah mampu

mengenali dan memahami perasannya. Ketiga, anak telah mampu mengelola

perasannya saat menghadapi tekanan dari lingkungan sosial. Ketiga hal

demikian sebagai berikut;

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 5


1 2 3

Mengekspresikan Memahami Mengelola


Emosi Emosi Emosi

Peranan Orang Tua Mengoptimalkan


Perkembangan Emosi Anak Usia Dini

Perkembangan emosi yang optimal merupakan tanggung jawab oleh

pengasuh dalam membantu anak dengan mengenalkan emosi hingga melatih anak

mengelola perasaannya. Orang tua berperan dalam mengatur iklim emosi anak

dalam belajar tentang berbagai macam emosi yang membantu anak mengenali

berbagai ekspresi emosi sehingga dapat belajar berinteraksi. Orang tua memiliki

peranan yang besar terhadap perkembangan emosi anak sebab sebagai awal

terbentuknya kelekatan emosi anak. Anak belajar dengan mengamati ekspresi

emosi orang tua yang memberikan contoh yang baik, sehat, komunikatif dan

perilaku prososial.

Orang tua memiliki strategi efektif dalam mengenalkan dan atau merespon

emosi pada anak usia dini yaitu;

a. Orang tua sebagai model emosi bagi anak-anak. Anak seringkali

menampilkan emosi seperti pengasuhnya yaitu orang tua melalui kata-

kata, ekspresi wajah dan cara respon perasaan atau kondisi di lingkungan.

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 6


b. Orang tua sebagai pelatih/coach yaitu merespon ekspresi emosi anak

dengan menggunakan saat-saat emosi sedang berlangsung. Orang tua

merespon dengan mendorong anak memahami emosinya secara langsung

dengan berkomunikasi secara verbal tentang pengalaman emosi yang

dialami anak-anak.

c. Orang tua merespon perilaku anak secara langsung agar anak mampu

membedakan emosi yang dialaminya serta membiarkan anak mengetahui

perilaku yang pantas. Pada strategi ini, orang tua dibenarkan dalam

memberikan hukuman sebagai respon atas perilaku anak.

CIRI ORANG TUA YANG MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK?

 Menghargai emosi yang dialami oleh anak. Orang tua mampu menciptakan

hubungan yang dekat saat anak merasakan tidak nyaman.

 Bersabar menghadapi ekspresi emosi negatif pada anak disertai dengan

perasaan marah.

 Menyadari dan menghargai emosinya sendiri.

 Memiliki pandangan bahwa emosi negatif sebagai momen penting dalam

mengajarkan emosi pada anak.

 Peka dengan ungkapan emosi anak meskipun tidak jelas.

 Tidak bingung dan cemas dalam menghadapi ekspresi emosi anak.

 Tidak meminta anak melakukan apa yang sedang dirasakannya.

 Tidak bertanggung jawab sepenuhnya dalam menyelesaikan masalah anak

sehingga anak kehilangan kesempatan belajar menangani konflik yang

dialaminya.

 Mampu memeberikan latihan emosi kepada anak usia dini.

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 7


Bentuk Respon Orang tua Terhadap
Emosi Anak Usia Dini

Gottman dan DeClaire (1997) menyebutkan 4 respon terhadap emosi anak:

Mengabaikan Respon orang tua yang mengabaikan, tidak peduli dan


meremehkan emosi anak.

Melarang Respon orang tua yang mengkritisi, menghindari perasaan anak,


mengalihkan dan kurang berempati terhadap emosi anak-anak
(mengalihkan).
Membiarkan Respon orang tua yang penuh dengan empati namun
membiarkan anak-anak melakukan apa yang diinginkan.

Melatih Emosi Respon orang tua dengan penuh kesadaran dengan emosinya
dan berempati dengan emosi anak

Kamu kenapa menangis? Bolehkah ibu tahu kenapa kamu menangis?

Coba ceritakan pada ibu, apa yang membuat kamu menangis?

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 8


Contoh Respon terhadap Emosi Anak Usia Dini

Pengabaian Larangan Membiarkan Melatih Emosi


Katakan: Katakan: Katakan: Katakan:
Kamu Berhenti Oh begitu. Beri tahu/coba
seharusnya tidak menangis. Keluarkan ceritakan apa yang
bersedih. Itu Kamu gak boleh emosimu. Kamu kamu rasakan.
tidak buruk. ikutan kalau tidak bisa memukul dan Kamu tidak boleh
Coba tersenyum. berhenti menendang bantal memukul teman
Tidak ada alasan menangis. di kamar. saat kamu merasa
untuk tidak Kamu mau ibu marah.
senang. orang tua Mari kita pikirkan
melaporakanmu bersama apa yang
pada ibu/ayah sebaiknya kamu
(figure yang lakukan saat kamu
ditakuti anak). marah.
Perasaan Anak: Perasaan Anak: Perasaan Anak: Perasaan Anak:
Pengabaian Anak merasa Anak memahami Anak merasa
terhadap kesal. Selain itu, bahwa ia diterima dihargai dan
perasaan yang perkataan tersebut saat merasakan merasa aman saat
kuat pada anak. berarti bahwa emosi apapun. perasaannya
Menjadikan anak anak disalahkan Namun, anak tidak diterima. Dan
belajar bahwa meskipun memiliki batasan dalam waktu yang
perasan itu sebenarnya dia perilaku saat ia sama, anak belajar
“buruk” dan salah. Anak merasakan emosi bahwa ada batasan
harus diakhiri merasa dikritisi yang sangat kuat. perilaku saat ia
dengan segera. atau dihukum saat merasakan emosi
Anak tidak mengekspresikan yang kuat atau
belajar emosi negatifnya merasakan emosi
mengelola negative
emosinya dan
belajar
berkompromi
dengan emosi
orang lain.
Sehingga Anak: Sehingga Anak: Sehingga Anak: Sehingga Anak:
- Merasa - Anak menjadi - Tidak belajar - Belajar percaya
diabaikan sulit percaya meregulasi dgn
- Tidak ingin - Merasa emosinya perasaannya
berbagi bersalah - Sulit - Meregulasi
perasaan - Mengalami berkonsentrasi emosinya
sedih dan masalah dalam - Kesulitan - Menyelesaikan
marah menyelesaikan menjalin masalahnya
kepada anda. masalahnya pertemanan - Harga diri
- Mulai dan mengelola - Kesulitan tinggi
mengabaikan emosinya. bergaul - Dapat belajar
perasaannya dengan dengan baik
dan perasaan temannya. - Dapat
orang lain. membentuk
persabatan.

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 9


Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini

Emotion coaching salah satu cara mengenalkan emosi pada anak untuk

membantu perkembangan emosi anak dalam memahami perbedaan antara emosi,

penyebab dari emosi dan bagaimana cara anak menghadapi emosi tersebut.

Emotion coaching berfungsi membantu anak menjadi lebih sensitif dengan

emosinya, mampu mengelola emosinya, khususnya saat sedang dalam konflik.

Emotion coaching juga membantu anak menyadari bahwa semua emosi dapat

diterima, memberikan batasan kepada anak dalam mengekspresikan emosi dan

membantu anak mengembangkan strategi untuk mengendalikan emosi yang

dimilikinya. Emotion coaching dapat dilakukan oleh pengasuh sedini mungkin

sebab pengetahuan, regulasi emosi dan ekspresi emosi anak-anak signifikan

mengalami peningkatan saat usia dini.

Ada dua hal pentinga yang wajib dimiliki orang tua agar mudah mengajarkan

emosi pada anak, yaitu:

a. Empati. Empati orang tua berupa kesediaan dan kemampuan orang tua

memahami sudut pandang anak, membayangkan dirinya sebagaimana

pikiran dan perasaan anak, untuk melihat kondisi anak dari perespektifnya

dan menyesuaikan perilakunya seperti perilaku anak-anak. Orang tua

menerima anak sebagai manusia yang utuh, sehingga anak dapat

berkembang dengan optimal.

b. Coaching. Program coaching atau melatih emosi anak didesain untuk

mengajarkan anak tentang berbagai macam emosi sehingga dapat

membentuk perilaku yang tepat. Coaching pada anak merefleksikan perasaan

yang membangun pertemanan dan terampil menjalin interaksi sesuai dengan

tugas perkembagan anak usia dini.

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 10


BAGAIMANA CARA MELATIH EMOSI ANAK?

Menyadari Emosi Anak Usia Dini

Orang tua belajar menghubungkan perasaannya dengan perasaan anak melalui:

• Mengenali Ekspresi • Mengenali Bahasa • Mengenali Nada Suara:


Wajah Anak seperti Tubuh Anak misalnya volume, kecepatan
murung, cemberut, memeluk, meringkuk, berbicara, dan nada
tersenyum dalam ataupun menutup wajah. suara anak
lainnya.

Anak belajar tentang emosi dengan melihat bagaimana orang tua dalam
menangani emosinya sendiri.

Oh gitu yah kalau


marah? Kening
mengerut, mata
melotot dan…..

Apa yang kita lakukan untuk menyadari emosi anak?


- Kenali kapan anak merasa kesal, sedih, takut, ataupun senang.
- Cobalah memiliki perasaan dan pandangan yang sama dengan anak saat ia
merasakan sesuatu.
- Amati saat-saat bermain, temukan isyarat apa yang membuat anak merasa
cemas, takut, bangga, senang ataupun perasaan lainnya.
- Berbagilah perasaan dengan anak.. “ibu juga senang jika…

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 11


Menerima dan Mendengarkan Perasaan Anak Penuh Empati

……

Bagaimana perasaan kita saat perasaan dipahami/diakui oleh orang lain? Tenang.

……

Penerimaan terhadap emosi anak usia dini adalah startegi menenangkan

perasaan anak serta cara menjalin kedekatan secara emosi dengan anak. Pengakuan

terhadap emosi yang dirasakan anak menjadikan anak merasa diterima bahkan

dalam kondisi emosi negatif. Anak memahami bahwa semua perasaan adalah suatu

hal yang wajar sehingga anak tidak menyembunyikan perasannya yang dapat

membuatnya di bawah tekanan. Kemampuan dalam menerima emosi anak adalah

kesempatan mempengaruhi perasaan anak sehingga menjadi tenang lebih cepat.

Selain itu, anak lebih mudah menceritakan permasalahan yang dialaminya karena

merasa di terima. Mendengarkan perasaan anak dengan penuh rasa empati

membantu orang tua menerima dan memahami perasaan anak. Mendengarkan

dengan penuh empati membantu anak memahami perasaan yang sedang

dialaminya.

Penerimaan Menciptakan
Emosi Anak terhadap Kelekatan
emosi anak Emosi

Kedekatan emosi bisa terbentuk karena adanya perasaan


merasa diterima oleh orang lain termasuk perasaan anak yang
diterima dan didengarkan oleh orang dewasa.

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 12


Bagaimana cara menerima dan mendengarkan perasaan anak?
- Perhatikan dengan seksama bagaimana emosi anak. Jangan menghentikan atau
menghidari.
- Pikirkan bahwa momen emosi adalah kesempatan terbaik dalam mengajarkan
emosi pada anak.
- Beri dorongan pada anak untuk menceritakan perasaannya dan cobalah
nyatakan perasaan kamu terhadap anak sehingga ada momen berbagi perasaan.
- Katakan kepada anak bahwa perasaan yang dialaminya adalah suatu hal yang
wajar.
- Jangan mengkritisi perasaan anak
- Selanjutnya arahkan dan bantu anak memilah perilaku yang tepat

Katakan: Saya memahami perasaan kamu.. Beritahu saya bagaimana


perasaan kamu. Saya juga merasakan perasaanmu tapi kamu tidak boleh
memukul teman saat kamu marah.

Sehingga.. Anak merasa diterima dan merasa aman.

Anak merasa berharga dan terhibur, sebab semua perasaannya diterima. Selain

itu, anak belajar bahwa ada batasan perilaku saat ia merasakan emosi yang

berlebihan ataupun emosi negatif. Anak menerima empati ketika marah ataupun

kesal serta anak mendapatkan bimbingan dan belajar untuk mengatasi emosinya.

Anak merasa nyaman mengekspresikan emosinya dan dia belajar mempercayai

perasaannya dan belajar menyelesaikan masalahnya sendiri.

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 13


Membantu Anak Menamai Emosinya

Kemampuan orang tua dalam merefleksikan emosi anak usia dini

menjadikan anak merasa bahwa orang tua sedang berpihak padanya. Penggunaan

kata-kata emosi yang sedang dirasakan anak biasanya disebut sebagai ”label

emosi”. Membantu menamai perasaan yang sedang dirasakan oleh anak

mengubah perasaan yang tidak bisa dijelaskan atau tidak terbentuk menjadi

sesuatu yang bisa diungkapkan secara verbal, dijelaskan, dan memiliki makna.

Menamai emosi memiliki efek yang menenangkan pada sistem saraf sehingga

membantu anak-anak lebih cepat memulihkan perasaannya saat merasakan

perasaaan negatif dan membantu anak mudah fokus dalam belajar.

Menyelesaikan permasalahan dan menetapkan batasan perilaku


“Marah boleh tapi memukul teman tidak dibenarkan karena menyakiti teman”

Tahapan terakhir adalah mendorong anak menemukan solusi atas konflik


yang dialaminya selain itu orang tua menerapkan batasan perilaku pantas dan tidak
pantas saat anak mengalami emosi negatif. Menetapkan batasan adalah langkah
pertama dalam pemecahan masalah yang baik. Orang dewasa mengetahui apa yang
seharusnya tidak dilakukan anak-anak dan langkah selajutnya adalah membantu
anak-anak mendapatkan apa yang mereka bisa lakukan untuk menyelesaikan
permasalahannya. Hal demikian, mengajarkan anak untuk menemukan solusi atas
masalahnya sendiri.

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 14


“ Apa yang kamu inginkan?”

“Menurutmu bagaimana caranya agar mainanmu kembali?”

“Apa menurutmu menendang teman itu dibolehkan?”

“Apa kamu pikir itu akan berhasil?” dari pada mengatakan “itu tidak akan berhasil”

Coaching Emosi: Mengajarkan Emosi pada Anak Usia Dini | 15

Anda mungkin juga menyukai