CT Scan PD Thorax PDF
CT Scan PD Thorax PDF
Wasripin1
A. PENDAHULUAN
Kanker paru merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di
dunia. Lebih dari 1,3 juta kasus baru kanker paru dan bronkus di seluruh dunia,
menyebabkan 1,1 juta kematian tiap tahunnya. Dari jumlah insiden dan prevalensi di
dunia, kawasan Asia, Australia, dan Timur Jauh berada pada tingkat pertama dengan
estimasi kasus lebih dari 670 ribu dengan angka kematian mencapai lebih dari 580 ribu
orang. Sampai saat ini kanker paru masih menjadi masalah besar di dunia kedokteran.
[14]
Di Amerika Serikat kejadian kasus baru kanker paru pada tahun 2005 mencapai
172.570 (laki-laki 93.010 dan perempuan 79.560). Dari kasus tersebut jumlah yang
meninggal mencapai 163.510 (laki-laki 90.490 dan perempuan 73.020) dan yang bisa
bertahan hidup sampai 5 tahun hanya 15 %. [10]
Di Indonesia, kanker paru menjadi penyebab kematian utama kaum pria dan
lebih dari 70 % kasus kanker itu baru terdiagnosis pada stadium lanjut (stadium IIIb
atau IV) sehingga hanya 5 % penderita yang bisa bertahan hidup hingga 5 tahun setelah
dinyatakan positif. [14]
Ct scan adalah salah satu modalitas utama dalam mendiagnosa kanker paru.
Pemeriksaan Ct Scan sangat berarti dalam menilai nodul soliter parenkim paru serta
keadaan mediastinum. Ct Scan juga dapat memperlihatkan hubungan kanker paru
dengan dinding thorax, bronkus dan pembuluh darah besar dengan jelas. Karena
berbagai keunggulannya pemeriksaan CT Scan penting sebagai alat diagnosa untuk
penderajatan (staging) kanker paru berdasarkan sistem TNM (Tumor, Nodul,
Metastasis). [1]
Akurasi CT Scan dalam mendiagnosa kanker paru cukup tinggi. Namun hal
tersebut tergantung kepada jenis dan kualitas alat serta teknik pemeriksaan yang tepat.
2. Staging
Pada kanker paru jenis SCLC ada 2 stages yaitu Limited Stage dan Extensive Stage.
Sedangkan pada NSCLC staging dilakukan dengan sistem TNM (T=Tumor,
N=Kelenjar Getah Bening dan M=Metastase). Kalsifikasi stadium berdasarkan TNM
dapat dilihat pada tabel berikut :
Keterangan Tabel :
T = Tumor
T1 : Tumor dengan ukuran kurang dari 3 cm
T2 : Tumor dengan ukuran dan perluasan sbb :
• Ukuran lebih dari 3 cm
• Melibatkan bronkus utama yang letaknya sampai ' 2 cm dari distal karina.
• Perluasan ke pleura viseral.
• Perluasan ke hilus
T3 : Tumor dengan segala ukuran, meliputi :
• Tumor menginvasi dinding thorax, diafragma, pleura mediastinalis
• Tumor di dalam bronchus primarius, max 2 cm distal dari carina (tetapi tanpa melibatkan carina).
• Tumor disertai dg atelektasis atau obstruktive pneumonitis pada seluruh paru.
T 4 : Tumor dengan segala ukuran, meliputi :
• Tumor menginvasi mediastinum, cor, pembuluh darah besar, trachea, esophagus, corpus vertebra, atau carina.
• Tumor dengan efusi pleura dan efusi pericard maligna.
• Tumor dengan nodul satelit tumor yang masih dalam satu lobus pulmo ipsilateral
N = Status limfonodi regional :
N0 : Tidak ada metastasis limfonodi regional.
N1 : Metastasis di limfonodi regional atau hilar atau limfonodi intrapulmonar sebagai akibat perluasan langsung dari
tumor primer.
N2 : Metastasis di limfonodi retrotracheal, midline prevascular, subcarinal dan mediastinal ipsilateral.
N3 : Metastasis nodal hilar contralateral atau mediastinal contralateral, serta nodus supraclavicular dan scalenus
contralateral atau ipsilateral.N x : Diskripsi N tambahan (tetapi jarang dipakai) metastasis di limfonodi regional
sulit diperkirakan.
M = Metastasis Jauh, meliputi :
M0 : Tidak ada metastasis jauh.
M1 : Ada metastasis jauh atau nodul tumor terpisah pada lobus lain dalam pulmo yang sama atau Nodul tumor pada
pulmo kontralateral (dinyatakan sebagai M1 jika jenis histloginya sama dengan sel tumo primer.
4. Prosedur Diagnosa
Penegakkan diagnosa kanker paru meliputi pemeriksaan klinis, laboratoium
(sputum sitologi dan tumor marker) dan pemeriksaan penunjang yang meliputi : foto
thorax, CT Scan, USG, Bone Scaning, PET, MRI dan bronchoscopi.
D. PEMERIKSAAN CT SCAN THORAX PADA KANKER PARU
a. Persiapan Pasien
• Puasa 4-6 jam sebelum pemeriksaan.
• Periksa laboratorium kadar ureum (BUN) dan creatinin.
• Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan breathold
technique yang digunakan.
• Cek riwayat asma, alergi dan penyakit lain.
• Cek vital sign
b. Persiapan Alat
• Peralatan CT Scan dalam keadaan Stanby
• Obat kontras non ionik 100-150 cc
• Peralatan injeksi
• Obat-obatan emergency
• Oksigen
• Suction
E. KESIMPULAN
1. Kanker paru merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi termasuk di
Indonesia yang biasanya baru diketahui setelah stadium lanjut.
2. Ct Scan merupakan salah satu modalitas utama dalam diagnosa kanker paru.
3. Ct Scan dapat mendeteksi kanker paru yang kecil dan mendeteksi
penyebarannya sehingga dapat digunakan dalam penentuan staging/stadium
kanker paru
4. Pemeriksaan CT scan pada kasus kanker paru biasanya dilakukan dengan media
kontras secara intra vena. Teknik pemasukkan media kontras disesuaikan dengan
tipe CT scan yang digunakan.
5. Scaning dilakukan mulai dari apex sampai kelenjar supra renal atau upper
abdomen dengan slice thickness yang tipis dan dengan teknik breathhold yang
tepat.
6. Penggunaan teknik spiral lebih banyak keunggulannya dibanding teknik slice by
slice.
REFERENSI
1. Boedjang Nurlela Dkk, 2001, Tumor Di Dalam Toraks, BP FKUI, Jakarta
2. Bushberg J T, 2003, The Essential Physics of Medical Imaging, 2nd ed, Lippincot
Williams & Wilkins, Philadelphia
3. Chiu Lee C, MD, 1995, Clinical computed Tomography for the Technologist,
Second Edition, Raven Press, New York
4. Halls Steven B., MD, FRCPC, Weight-based intravenous contrast injection
parameters for EnhancedCT Scanning. Cross Cancer Institute, Edmonton, Alberta,
Canada, available online: http://www.halls.md/ct/ct.htm , akses tanggal 5 April 2007
5. Jaengsri Nuttawan, 2004, CT Protocol, Radiology Departement Of Takshin
Hospital, Bangkok
6. Neseth, 2000, Procedurs And Documentation For CT And MRI, McGraw-Hill Co,
New York
7. Sharma Sat, MD, FRCPC, FACP, FCCP, DABSM, 2005, Lung Cancer, Non-Small
Cell, Emedicine, available online : http://www.emedicine.com/radio/byname/lung-
cancer-non-small-cell.htm , akses tanggal 5 April 2007
8. Seeram, 2001, Computed Tomography : Physical Principles, Clinical Application
And Quality Control, 2nd, WB. Saunders Company, Philadelphia
9. Sheila R, 1992, Practical CT Techniques, Springer-Verlag, London
10. Socinski Mark A.,MD, 2005, Epidemiology, Staging And Treatment Of Lung
Cancer, Lineberger Comprehensive Cancer Center University Of North Carolina
Chapel Hill, available online:
http://www.sirfoundation.org/pdf/06Lung/Socinski.pdf, akses tanggal 26 Maret
2007
11. Syaifudin, 1997, Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat, Edisi 2, EGC, Jakarta
12. Thoeni Ruedi F., MD, 2000, Technical Helical CT Manual On The GE
LightSpeed QX/i Scanner, Departement Of Radiology University Of California San
Francisco
13. Wegener, 1992, Whole Body Computed Tomography, 2nd ed, Blackwell Scientific
Publication, Oxford
14. .......,2006, Kanker Paru Pembunuh Nomer Satu, Info Aktual, Badan Litbangkes
Depkes, available online:
www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/kankerparu010306.htm, akses tanggal 26
Maret 2007
15. .......,2004, Focus Lung Cancer, Oncology Nursing Society,
http://www.lungcancer.org/health_care/focus_on_lc/staging/staging.htm, akses 5
April 07
16. Netter Frank H, MD and Carlos A. G. Machado, MD, 2003, The Interactive Atlas
of Human AnatomyVersion 3.0, DxR Development Group
17. Fishman Elliot, 1998, Spiral CT : Principles, Technique and Clinical Application,
Lippincott, Raven.
18. .........,2007, Kanker paru-paru, Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas
berbahasa Indonesia, available online : http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_paru-
paru, akses 30 April 2007