Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

Modul 3
ANALISA ORGANISASI DAN MANAJEMEN
SEHUBUNGAN DENGAN SISTEM INFORMASI

Modul Standar untuk


digunakan dalam
Perkuliahan di Universitas
Mercu Buana

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Ilmu Komputer Sistem Informasi Ratna Mutu Manikam, S.Kom, MT

Abstract Kompetensi

Dapat memahami konsep dasar dan Mengerti dan memahami serta menyadari
terminologi serta berbagai aspek dalam bahwa perkembangan dan penggunaan sistem
bidang System Informasi berbasis komputer melalui suatu siklus hidup
sistem, dan bahwa pemakai serta spesialis
informasi memainkan peranan yang penting
dalam setiap tahapnya

2019 Sistem Informasi Manajemen


2 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
A. PENGANTAR

Pemahaman organisasi dan manajemen perlu bagi analisis dan perkembangan sistem
informasi manajemen tingkat terendah. Pemahaman ini vital pada perancangan sebuah
sistem informasi.

Tak ada sebuah teori manajemen tunggal yang dapat diuraikan secara lengkap dalam
beberapa halaman saja. Ada beberapa perbedaan pendapat bagaimana sebaiknya
mengorganisasi dan memanajemeni. Bab ini menyorot konsep-konsep pokok yang
khususnya relevan terhadap perancangan sistem informasi. Bagi anda yang telah
mempelajari teori manajemen, bab mi menjadi sebuah pengulangan. Bagi mereka yang
belum pernah mempelajari manajemen, bab ini memberikan latar belakang untuk teks
berikulnya dan menyediakan garis-besar bidang studi lebih lanjut.

Penerapan sistem informasi berdasarkan-komputer dapat mempengaruhi struktur


organisasi, motivasi dalam organisasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Bab ini
menguraikan konsep-konsep sehubungan dengan semua di atas dan implikasinya terhadap
perancangan sistem informasi.

B. TEORI MANAJEMEN

Tak ada teori manajemen satu-satunya; melainkan ada banyak teori yang saling
melengkapi maupun bertentangan. Suatu titik awal tradisional khususnya bagi perancang
sistem informasi adalah memandang pada fungsi-fungsi manajemen (apa yang dilakukan
oleh para manajer).

Ada beberapa klasifikasi fungsi manajemen yang berlainan terutama berdasarkan


orientasi penulisnya. Untuk tujuan pemahaman ini, digunakan sebuah klasifikasi dengan
lima fungsi. Fungsi-fungsi ini beranggapan organisasi memiliki tujuan dan sasaran yang tak
dapat dicapai tanpa manajemen sumber daya bahan (material) dan manusia.

Dalam menjalankan lima fungsi ini, manajer terlibat dalam membentuk kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan fungsi ini, pengambilan keputusan dan interaksi
manusia. Interaksi manusia adalah dengan orang-orang dalam dan di luar organisasi dan
dengan atasan serta bawahan. Baik mutu pengambilan keputusan maupun mutu interaksi
dengan orang akan mempengaruhi efektivitas dalam mana organisasi beroperasi. Fungsi
manajemen. pengambilan keputusan, dan interaksi manusia dibatasi sumber daya yang
tersedia bagi organisai dan kendala luar lingkungan (industri, masyarakat, dan sebagainya)
dalam mana organisasi beroperasi.

2019 Sistem Informasi Manajemen


3 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
Pada hakikatnya secara sederhana fungsi-fungsi manajemen dapat dikmbinasikan
menurut kegiatan-kegiatan berikut:

1. Perencanaan. Pemilihan tujuan dan penetapan kebijakan, prosedur, dan program-


program untuk mencapainya.

2. Pengorganisasian. Pengelompokan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan


dan menetapkan bentuk serta hubungan keorganisasian untuk menjalankan
kegiatan.

3. Penyusunan Staf. Pemilihan dan pelatihan orang untuk bekerja dalam organisasi.

4. Pengkoorganisasian Penjadualan kegiatan-kegiatan dalam urut-urutan yang tepat.


Pengkomunikasian perubahan kebutuhan.

5. Pengarahan Pemimpin, pemberian pedoman, pengarahan dan pemotivasian orang


dalam organisasi.

6. Pengendalian Pengukuran prestasi dan penyimpangannya dari rencana.


Pengaturan dan pembetulan kegiatan atau pembetulan kebijakan, prosedur, dan
program.

C. MODEL DASAR STRUKTUR KEORGANISASIAN.


Struktur keorganisasian adalah susunan sub-sistem dengan hubungan wewenang dan
tanggungjawabnya. Ada beberapa struktur dasar yang banyak digunakan. Keadaan dalam
mana setiap struktur menguntungkan menjadi dasar untuk mengubah struktur
keorganisasian dalam menanggapi perubahan kondisi, seperti perbaikan sistem pengolahan
informasi dan perbaikan dalam sistem keputusan.

1. Struktur Hirarki

Struktur keorganisasian dasar (Gambar 7-a) adalah sebuah struktur hirarki dengan
manajemen puncak paling atas dalam bagan, manajemen menengah/madya di tengah,
dan manajemen bawahan di tempat paling bawah.

Bagan berbentuk sebuah piramida karena manajemen puncak jumlahnya relatif


sedikit terhadap manajemen tingkat lebih rendah. Organisasi dalam Gambar 6-a
tersusun secara fungsional; Yaitu subsistem pokok di bawah direktur merupakan fungsi
organisasi seperti manutaktur, pemasaran dan perakunan.

2019 Sistem Informasi Manajemen


4 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
DIRUT

Riset Manufaktur Pemasaran

A B A B C A B C

Gambar . Organisasi hirarkhi dasar dengan spesialisasi fungsional dan hubungan lini serta staf

2. Spesiaiisasi

Organisasi membagi pekerjaan atas tugas-tugas khusus hingga menimbulkan


spesialisasi. Akuntan dalam fungsi perakunan mengkhususkan dalam perakunan.
Petugas pemasaran mengkhususkan dalam pemasaran. Spesialisasi dapat berlanjut
sedemikian sehingga dalam sebuah fungsi terdapat para spesiaiisasi untuk bidang-
bidang lebih kecil perpajakan, riset pasar, dan seterusnya.

3. Hubungan Lini dan Staf

Lini (garis utuh) menjelaskan wewenang perintah langsung dan fungsi-tungsi dalam
Organisasi. Manajer pemasaran menerima laporan dari para manajer penjualan. Para
manajer penjualan menerima laporan dari para wiraniaga. Wewenang mengalir dari atas
ke bawah. Posisi-posisi staf berhubungan dengan kegiatan-kegiatan pendukung seperti
analisis dan konsultasi. Mereka tidak memiliki wewenang atas petugas operasi. Bila para
ahli riset pemasaran merumuskan sebuah strategi pemasaran baru, ahli tersebut tidak
dapat melaksanakannya dengan memerintah para wiraniaga menggunakannya. Manajer
pemasaran harus diyakinkan dahulu dan harus memerintahkan penggunaanya pada
para manajer penjualan, yang akan memberi instruksi pada para wiraniaga.

2019 Sistem Informasi Manajemen


5 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
4. Wewenang dan Tanggungjawab

Wewenang adalah hak untuk memerintah (kepemimpinan). Bila sesorang memiliki


tanggungjawab untuk sebuah kegiatan, ia harus memiliki wewenang. Wewenang
dibuktikan melalui pengendalian atas sumber, ganjaran, dan fungsi, dan pelimpahan
kuasa untuk mengambil keputusan sehubungan dengan hal-hal tersebut.

5. Rentang Kendali.

Rentang kendali (span of control) menunjukkan banyaknya bawahan yang diawasi


oleh seseorang penyelia (yaitu banyaknya yang melapor pada sang atasan). Jumlah ini
tidak ditentukan berdasarkan teori manajemen tradisional, tetapi secara mudahnya
adalah bahwa jumlah harus kecil (tiga sampai tujuh). Riset terakhir juga menunjukkan
bahwa rentang kendali yang efektif tergantung pada banyaknya komunikasi yang
diperlukan antara atasan dengan para bawahannya. Akibatnya, batas pengolahan
informasi pada manusia menjadi variabel pembatasnya.

D. STRUKTUR KEORGANISASIAN-VARIASI

Model dasar (teori manajemen tradisional) menekankan garis wewenang, kesatuan


perintah (setiap bawahan hanya memiliki seorang atasan), rentang kendali yang sempit,
dan penggunaan dukungan staf terhadap organisasi lini. Wewenang dan tanggungjawab
memiliki lingkup yang identik. Eksekutif lini harus bertanggungjawab atas prestasi semua
bawahannya. Model dasar ini bekerja dengan memuaskan dalam sebagian kasus, tetapi
banyak organisasi mendapatkan struktur altematif yang lebih efektif.

Tiga variasi pokok dalam model dasar keorganisasian banyak dipakai: organisasi
berdasarkan produk atau jasa, penggunaan hubungan lateral dalam sebuah organisasi
fungsional, dan organisasi proyek.

1. Organisasi Berdasarkan Produk atau Jasa Mandiri.

Selain diorganisasikan berdasarkan fungsi seperti manufaktur atau pemasaran,


organisasi dapat dibangun bemula berdasarkan produk (atau jasa).

Setiap kelompok produk atau jasa akan memiliki fungsinya sendiri dalam manufaktur,
pemasaran, perakunan, dan sebagainya. Gambar 7-b melukiskan jenis organisasi ini.
Contohnya dapat berupa sebuah organisasi bisnis dengan kelompok produk seperti
perbekalan rumah tangga, alat-alat rumah tangga, dan bahan pelarut industri. Sebuah
organisasi jasa atau pemerintahan harus memiliki pengelompokkan jasa. Sebagai contoh,
sebuah perusahaan perangkat lunak komputer dapat diorganisasi berdasarkan perangkat

2019 Sistem Informasi Manajemen


6 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
lunak atas pesanan, perangkat lunak paket/standar dan penjualan jasa komputer.

DIRUT

Produk A Produk B Produk C

A B C A B C

Manufaktur Pemasaran Perakunan

Gambar Organisasi berdasarkan produk

Organisasi berdasarkan produk atau jasa menghasilkan sebuah organisasi yang lebih
diarahkan pada keluaran/output dibandingkan pengolahannya. Organisasi berusaha
berlangsung dibawah kesatuan perintah dalam semua keputusan yang mempengaruhi
keluaran kelompok.

2. Hubungan Lateral (Tingkat; ke sisi)

Sebuah organisasi fungsional dapat digabungkan sebagian dengan organisasi


produk atau jasa melalui penggunaan hubungan lateral. Organisasi fungsional dapat
dipandang scbagai suatu arus kegiatan menurun. Produk atau jasa dipandang sebagai
aliran melalui organisasi fungsional. Hubungan lateral adalah cara mengkoordinasikan
kegiatan berbagai departemen atau fungsi dalam beroperasi untuk menghasilkan
barang atau jasa. Beberapa metode hubungan lateral adalah:

a. Kontak langsung antar manajer. Para manajer memprakarsai hubungan dengan


manajer lain untuk menyelesaikan konflik.

2019 Sistem Informasi Manajemen


7 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
b. Peranan abungan. Tanggungjawab mengkoordinasi-kan arus lateral sebuah produk
atau jasa yang ditugaskan pada seorang individu.

c. Gugus tugas. Sebuah kelompok formal dengan wakil dari masing-masing departemen
atau tungsi dibentuk untuk menyelesaikan konflik.

d. Regu. Regu dibentuk sehubungan dengan persoalan yang sering timbul. Sebagai
contoh, sebuah regu dapat dibentuk untuk menangani kelompok klien, wilayah,
fungsi atau produk tertentu.

e. Memadukan petugas. Contoh adalah manajer produk, manajer proyek, dan manajer
merk. Mereka tidak menyelia pekerjaan sesungguhnya, tetapi bertanggung jawab
atas terpadunya sub-sub unit terpisah.

f. Organisasi matriks.

Manajemen Manufaktur Pemasaran


Jalur poduk

A B A B A B

= Wewenang formal atas produk

= Wewenang teknis produk


Gambar Organisasi Matriks

Organisasi matriks melukiskan sebuah penggunaan penting dalam memadukan


hubungan lateral. Untuk setiap pengelompokkan produk atau jasa ada sualu
departemen terpadu yang memiliki hubungan lateral dengan seetiap tingkat organisasi

2019 Sistem Informasi Manajemen


8 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
fungsional. Setiap tingkat organisasi yang terpengaruh memiliki sebuah hubungan
wewenang vertikal untuk fungsi seperti manufaktur dan sebuah hubungan wewenang
lateral dengan tingkat bersangkutan departemen terpadu produk atau jasa misalnya
produk konsumsi (Gambar 8-c). Ini dapat dilukiskan melalui sebuah matriks dengan
departemen terpadu sebagai barisan dan depanemen fungsional sebagai kelompoknya.

3. Organisasi Proyek

Dalam organisasi proyek, sumber-sumber daya adalah proyek-proyek yang


ditugaskan dengan dikepalai oleh seorang direktur proyek (Gambar 8--d).

DIRUT

Pembelian Kelompok Personalia


Proyek

A B C A B C

Proyek A Proyek B Proyek C

Manufaktur Teknik Perakunan

Gambar . Organisasi berdasarkan proyek

Sebuah perusahaan konstruksi dapat diorganisasikan seperti ini. Perusahaan


antariksa telah menggunakan metode ini untuk proyek-proyek riset dan
pengembangan. Departemen sistem informasi sering menggunakan organisasi proyek

2019 Sistem Informasi Manajemen


9 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
untuk manajemen pekerjaan para analis sistem dan pemrograman. Orang dapat
memandang organisasi proyek sebagai sebuah bentuk dinamis dari organisasi
berdasarkan produk atau jasa. Sifat sementara dari proyek menyebabkan perlunya
tanggapan keorganisasian khusus untuk membuat, mengkoordinasi, dan menugaskan
sumber-sumber daya antara berbagai proyek yang berbeda-beda. Para manajer proyek
memiliki wewenang cukup besar atas proyek tersebut dan pada dasarnya "membeli"
sumber-sumber daya dari dalam dan luar organisasi.

E. MODEL PENGOLAHAN INFORMASI UNTUK MENJELASKAN STRUKTUR


KEORGANISASIAN

Beberapa pola keorganisasian telah disajikan. Sebuah pertanyaan yang relevan adalah
bagaimana cara menentukan bentuk yang paling efektif dalam suatu situasi tertentu.
Sebuah ancangan yang sangat berguna atas pertanyaan ini adalah berdasarkan pada
pcrsyaratan pengolahan informasi dan komunikasi yang berbagai situasinya yang dihadapi
organisasi. Anggapan dasarnya adalah bahwa variasi-variasi dalam bentuk keorganisasian
dijelaskan oleh variasi dalam kebutuhan akan pengolahan informasi dan perbedaan dalam
kemampuan berbagai bentuk organisasi untuk mengolah dan mengkomunikasikan infor-
masi.

1. Banyaknya Pengolahan Informasi

Kebutuhan sebuah organisasi untuk mengolah informasi (atau banyaknya informasi)


adalah sebuah fungsi dari faktor-faktor berikut ini:

a. Ketidakpastian tugas. Semakin besar ketidakpastian tugas, semakin bersar pula


jumlah informasi yang harus diolah untuk menjamin efektivitas prestasi. Sebuah
kegiatan yang tidak dipahami dengan baik dapat direncanakan di muka, bila tidak
dipahami dengan baik, akan timbul banyak perubahan selama pelaksanaan tugas.
b. Banyaknya unsur relevan untuk pengambilan keputusan. Banyaknya unsur
adalah sebanding dengan banyaknya departemen, produk, klien, dan sebagainya.
Peningkatan dalam jumlah unsur akan meningkatkan pula kebutuhan informasi.
c. Saling ketergantungan unit keorganisasian. Bila unit-unit keorganisasian tidak
saling tergantung atau saling berhubungan, jumlah komunikasi untuk emnyelesaikan
konflik akan kecil. Bila unit-unit berhubungan, pengolahan informasi yang dibutuhkan
untuk menangani koordinasi akan menjadi besar.

2019 Sistem Informasi Manajemen


10 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
2. Tanggapan Keorganisasian atas Kebutuhan Pengolahan Informasi.

Dengan anggapan bahwa banyaknya pengolahan infomiasi yang dibutuhkan


sebuah organisasi adalah sebuah fungsi ketidakpastian tugas, banyaknya elemen uang
relevan untuk pengambilan keputusan, serta saling ketergantungan, maka langkah
berikutnya adalah mengidentifikasi beban pengolahan informasi. Tanggapan-tanggapan
ini adalah:

Mekanisme pengkoordinasian

a. Prosedur pengoperasian dan aturan keputusan.


b. Hirarki wewenang
Mengurangi kebutuhan pengolahan informasi

c. Subsistem mandiri
d. Sumber daya lentur
e. Struktur mandiri
Meningkatkan kapasitas pengolahan informasi

f. Sistem informasi manajemen


g. Bentuk keorganisasian lateral
Semua tanggapan ini tidak berdiri-sendiri, beberapa atau bahkan mungkin seluruhnya
dapat digunakan oleh organisasi yang sama. Sebagian sumber daya bertindak untuk
mengurangi kebutuhan akan pengolahan informasi dan lainnya meningkatkan kapasitas
organisasi dalam mengolah dan mengkomunikasikan informasi dalam organisasi. Yang
penting bagi perancang sistem informasi berdasarkan komputer adalah kenyataan bahwa
penggunaan sebuah komputer untuk mengolah informasi lebih cepat hanya satu dari
banyak yang mungkin untuk mengatasi persoalan pengolahan informasi dan komunikasi
dalam sebuah organisasi.

a. Prosedur Pengoperasian dan Aturan Keputusan. Koordinasi akan jauh lebih


sederhana bila prilaku keorganisasian dapat dispesifikasikan di muka (program)
melalui prosedur pengoperasian dan aturan keputusan. Hal ini memberikan
pemisahan sebagian (partial decoupling) pada unit-unit keorganisasian. Bagian-
bagian berbeda dalam organisasi dapat beroperasi tanpa komunikasi karena
perilaku bagian diketahui. Pemecahan ini dapat diterapkan pada sebagian besar
beberapa organisasi, tetapi hanya sebagian kecil pada organisasi lain. Tetapi akan
selalu ada banyak situasi yang tak terjawab oleh prosedur pengoperasian atau
aturan keputusan.

2019 Sistem Informasi Manajemen


11 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
b. Hirarki Wewenang. Suatu hirarki wewenang digunakan untuk mcnangani situasi
luar biasa yang terdapat dalam aturan keputusan dan prosedur pengoperasian.
Kelainan diteruskan ke tingkat lebih tinggi dalam organisasi. Konflik dua unit
keorganisasian dinaikkan pada eksekutif yang bertanggungjawab atas keduanya.
Sebagai contoh, sebuah konflik menyangkut sediaan di dua pabrik, yang tak
terselesaikan oleh para manajer pabrik, dibawa kapada wakil direktur manufaktur
yang di lapori oleh kedua pabrik tadi. Beban pengolahan informasi yang dihadapkan
pada seorang eksekutif oleh kegiatan ini atau lainnya merrupakan unsur pengendali
utama atas rentang kendali yang dapat dijalan-kan oleh seorang eksekutif secara
efektif.

c. Subsistem Mandiri (self-organizing subsystems). ketidakpastian tugas-tugas


keorganisasian membatasi manfaat aturan keputusan dan prosedur pengoperasian.
Hal ini juga membatasi manfaat sebuah hirarki wewenang karena beban
pengolahan yang ditimbulkan oleh banyaknya tanggapan yang dibutuhkan oleh para
eksekutif. Sebuah anggapan keorganisasian atas kondisi-kondisi ini adalah
mendefinisikan berbagai bagian organisasi sebagai sub-subsistem mandiri. Jadi, unit
keorganisasian diberi tujuan berikut spesifikasi keluaran dan interface kemudian
diijinkan menjalankan keleluasaan seperti penggunaan sumber daya mencapai
tujuan tersebut. Hal ini disebut pula sebagai rasionalitas lokal (local rationality)

d. Sumber Daya Lentur (Slack resources). Saling ketergantungan yang menyebabkan


komunikasi dan pengolahan informasi keorganisasi dapat dikurangi dengan
mengendorkan spesifikasi dalam mana tiap unit keorganisasian beroperasi atau
melalui penyediaan sumber daya lebih banyak. Setiap unit beroperasi di bawah
kendala waktu, sumber daya (anggaran, tenaga tenaga kerja, dan seterusnya),
serta spesifikasi produk. Dengan mengendorkan satu kendala atau lebih akan
memberikan kelenturan sumber daya dan cenderung mengurangi perlunya
koordinasi karena salah satu kebutuhan utama interaksi upaya untuk memecahkan
konflik yang disebabkan oleh ketidak mampuan subunit berprestasi dalam kendala.
e. Struktur mandiri (self-contained structures). Organisasi kelompok produk adalah
sebuah contoh struktur mandiri. Pangsa-pangsa (segments) organisasi dilengkapi
dengan sumber daya yang dibutuhkan untuk berdiri sendiri dalam mengambil
keputusan. Setiap kelompok produk dilengkapi dengan fasilitas manufaktur,

2019 Sistem Informasi Manajemen


12 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
pemasaran, perakunan, dan fungsi lain. Hal ini mengurangi banyaknya tingkat
keputusan yang harus dilewati yang mempengaruhi dua fungsi seperti manufaktur
dan pemasaran. Tetapi hal ini terpenuhi dengan pengorbanan dalam
duplikasi/penggandaan fasilitas dan kerugian ekonomis dan spesialisasi.

f. Sistem Informasi Vertikal. Kemampuan organisasi untuk memberikan arah dalam


keadaan ketidakpastian dibatasi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
peren- canaan dan perencanaan ulang. Penggunaan subsistem mandiri juga
dibatasi oleh banyaknya perencanaan dan perencanaan-ulang untuk mengakurkan
perubahan tujuan subsistem.
Daur waktu perencanaan dan perencanaan-ulang dapat dikurangi melalui
penambahan staf (pembantu), penjadwalan staf, menggunakan pengolahan
komputer, dan menyediakan penjangkauan lebih baik terhadap data base untuk
perencanaan.

Komputer juga dapat menguatkan penggunaan prosedur pengoperasian dan


aturan keputusan karena aturan keputusan yang lebih rumit dapat diatasi dengan
menggunakan komputer.

g. Bentuk Keorganisasian Lateral (Lateral Organizational Forms). Bentuk


organisasi leteral yang telah ditinjau sebelumya dalam bab ini merupakan cara untuk
menigkat-kan kapasitas komunikasi/pengolahan informasi dalam organisasi.
Bentuk-bentuk ini adalah:

1) Kontak langsung (Direct contact)

2) Gabungan (Liaison)

3) Gugus tugas (Task force)

4) Regu (teams)

5) Pemaduan petugas (Integrating personnel)

6) Organisasi matriks (matrixs organisations)

2019 Sistem Informasi Manajemen


13 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
Semua metode ini didaftar dalam urutan kira-kira menurut penggunaan mereka
dalam situasi ketidakpastian tugas. Sebuah organisasi dengan tugas yang sangat tidak
pasti akan cenderung menggunakan semakin banyak metode. Sementara organisasi
dengan ketidakpastian yang lebih sedikit mungkin cukup memakai dua metode pertama.
Penggunaan data base komputer dapat mempunyai efek terhadap komunikasi lateral.
Bila memungkinkan bagi sebuah unit interface mengadakan jangkauan kepada data
base untuk mempelajari faktor-faktor yang diterbitkan oleh subunit lain yang
mcmpegaruhi prestasinya, maka kebutuhan hubungan lateral dapat dikurangi atau
efisiensi hubungan lateral bisa meningkat.

F. INTERAKSI MANUSIA DALAM ORGANISASI

Teori manajemen pada mulanya agak bersifat mekanis dalam pandangannya atas
interaksi manusia. Tujuan para anggota sebuah organisasi (atau setidaknya terlebur
dengan tujuan organisasi). Para karyawan dianggap menanggapi positif terhadap
wewenang dan didorong oleh imbalan keuangan. Gerakan hubungan kemanusiaan yang
dimulai dengan telaah Hawthorne yang terkenal antara tahun 1927 dan 1932 telah
membentuk konsep tentang organisasi sebagai sebuah sistem sosial. Motivasi temyata
didasari oleh lebih dari sekedar imbalan ekonomis. Kelompok kerja, rekan sekerja dan
scbagainya ternyata pcnting. Gaya kepemimpinan dianjurkan yang lebih meningkatkan
kepuasan pekerja dalam organisasi. Hasil-hasil riset keperilakuan (behavioral research)
tidak menunjuk kepada seperangkat tunggal prinsip tertentu, tetapi sebagian besar risel
memperlihatkan perlunya mempertimbangkan kebutuhan manusia dalam merancang
organisasi.

Motivasi adalah alasan seseorang untuk menjalankan sesuatu kegiatan. Hal ini
biasanya dijelaskan dalam istilah dorongan atau kebutuhan manusia. Kebuluhan
seorang manusia tidak tetap. Kebutuhan ini berubah dari waktu kewaktu bersamaan
dengan tingkat karimya, dan sementara kebutuhan tertentu mendapat lebih banyak
kepuasan.

Implikasi untuk Perancangan Sistem Informasi.

Para perancang system informasi/keputusan berdasarkan computer sering keliru dalam


pendangan mekanis manusia di dalam sistem. Sebagai contoh, sebuah system “online”
yang diusulkan bagi pejabat bagian pinjaman sebuah bank bertujuan mengotomatiskan

2019 Sistem Informasi Manajemen


14 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
sejumlah besar fungsi yang sebelumnya dilaksanakan secara manual. Sistem tersebut
tampaknya layak dan sangat menguntungkan. Tetapi ketika kandungan pekerjaan yang
diusulkan para perancang untuk pejabat peminjam diuji, ternyata tidak cukup keanekaan
untuk membuat lingkungan pekerjaan menarik. Sistem dibentuk kembali untuk memperkaya
pekerjaan pejabat peminjam dengan mengurangi sedikit sebagian fungsi yang dibuat
automatis.

Perancang system informasi dapat menemukan bahwa bidang interaksi keorganisasian


adalah sulit karena aturan-aturan dan asas-asasnya tidak didefinisikan dengan baik. Tetapi
ada beberapa kecendrungan sentral yang dapat diandalkan. Manusia jelas cujup mampu
menyesuaikan diri dan beroperasi secara berhasil dalam jajaran system yang luas. Karena
itu seorang perancang system tidak perlu memaksakan presisi dalam hal ini. Tetapi ia tidak
boleh mengabaikan implikasi keprilakuan dalam alterntif/pilihan rancangan.

Daftar Pustaka

1. James A. O’ Brien, Introduction to information System, Edition 12, 2005

2. D.P.Goyal, Management Information Systems: Managerial Perspectives, 4th Edition Vikas


Publishing House, 2014 -

2019 Sistem Informasi Manajemen


15 Ratna Mutu Manikam, Skom, MT

Anda mungkin juga menyukai