Anda di halaman 1dari 19

PNEUMONIA NEONATAL

KSM : ILMU KESEHATAN ANAK


2019
NO. DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

1
RS
BHAYANGKARA
PADANG

TANGGAL DITETAPKAN KEPALA RUMAH SAKIT


TERBIT/ REVISI
PANDUAN
PRAKTEK KLINIS dr. TASRIF
KOMISARIS POLISI NRP. 76081051

• PENGERTIAN Infeksi paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa dan jamur
pada neonatus
• ANAMNESIS 1. Faktor antenatal :
- ibu mengalami demam sebelum atau selama persalinan
- riwayat sekresi vagina yang berlebihan pada ibu
- Pemeriksaan digital obstetrik yang sering dilakukan
2. Faktor neonatal :
- Kelahiran prematur
- Tindakan invasif
3. Faktor lingkungan :
4. Kontak dengan penderita yang mengalami infeksi
• PEMERIKSAAN Gejala klinis tidak spesifik, seperti berbagai tingkat distres pernafasan
• FISIK (apnea, takipneu, napas cuping hidung, merintih atau grunting, sianosis,
retraksi dinding dada), batuk, hipo atau hipertemi (instabilitas suhu), malas
menyusu, distensi abdomen, letargi, dapat ditemukan ronkhi basah halus
nyaring pada auskultasi paru.
Early onset pneumonia gejala klinis muncul pada usia 3-7 hari (biasanya
dalam 48 jam), late onset pneumonia usia 4-28 hari.
• PEMERIKSAAN a. Laboratorium :
PENUNJANG - Darah : gambaran darah tepi dan kultur darah, analisis gas darah
untuk distress nafas sedang sampai berat.
b. Foto toraks: gambaran radiologis bervariasi seperti infiltrat
retikulogranular-nodular, kolaps bronkiolus, dengan atau tanpa
kompensasi hiperaerasi pada area yang bebas infiltrat. Gambaran efusi
pleura dengan atau tanpa pneumatocele pada kasus dengan komplikasi.

• KRITERIA DIAGNOSIS 1. Gejala klinis :


 Riwayat infeksi ibu peripartum
 Berbagai tingkat distres pernafasan (apnea, takipneu, napas cuping
hidung, merintih atau grunting, sianosis, retraksi dinding dada), batuk,
hipo atau hipertemi (instabilitas suhu), malas menyusu, distensi
abdomen, letargi, dapat ditemukan ronkhi basah halus nyaring pada
auskultasi paru.
2. Laboratorium :
Gambaran leukositosis pada darah tepi,
3. Foto toraks : gambaran radiologis bervariasi seperti infiltrat
retikulogranular-nodular, kolaps bronkiolus, dengan atau tanpa
kompensasi hiperaerasi pada area yang bebas infiltrat. Gambaran efusi
pleura dengan atau tanpa pneumatocele pada kasus dengan komplikas.
• DIAGNOSIS Pneumonia Neonatal
• DIAGNOSIS BANDING Aspirasi Mekonium
Penyakit membran hialin (HMD)
Transient tachypneu of the newborn (TTN)
Pulmonary hemorrhage, pulmonary edema,
Primary pulmonary lymphangiectasis atau pulmonarylymphangiomatosis,
Gagal jantung kongestif
• TERAPI • Suportif : pertahankan suhu bayi sekitar 37 C, oksigenasi yang adekuat,
stabilisasi hemodinamik dan metabolik.
• Jika diduga infeksi bakteri, berikan antibiotik : terapi awal adalah
Ampisilin + Aminoglikosida.
• Jika infeksi didapat di rumah sakit, antibiotik yang diberikan adalah
sefalosporin generasi III dan selanjutnya tergantung hasil pemeriksaan
laboratorium.
• Rekomendasi pemberian antibiotik selama 5-14 hari, atau sampai
tampak perbaikan klinis.
• EDUKASI • Penjelasan perjalanan penyakit dan komplikasi
• Rencana perawatan
• LAMA RAWATAN
• PROGNOSIS Tergantung etiologi
• INDIKATOR MEDIS
• KEPUSTAKAAN  Barnett ED, Klein JO. Bacterial infections of the respiratory tract. In:
Remington JS, Klein JO (eds). Infectious diseases of the fetus and
newborn infant. Philadelphia: WB Saunders, 5th edition 2001: 1006-
1018.
 Pedoman terapi penyakit pada bayi baru lahir, FKUP/RSHS Bandung
 Buku Ajar Neonatologi Edisi I. IDAI 2008
 Dear PRF, FIFE A. Pneumonia. In: Greenough A, Milner AD.(eds).
Neonatal respiratory disorders 2003; London: Arnold: 21: 278-310.
 Duke T. Neonatal pneumonia in developing countries. Arch Dis Child
Fetal Neonatal Ed.2005; 90: 2011-219
 Swischuk LE. Imaging of the newborn, infant and young child. 3rd
edition. Baltimore: William and Wilkins, 1989: 59-65
 Booth GR, Al-Hosni M, Ali A et al. The utility of tracheal aspirate
cultures in the immediate neonatal period. J Perinatal 2009; 29(7): 493-
496
 WHO. Recommendations for management of common childhood
conditions: Newborn conditions, dysentery, pneumonia, oxygen use
and delivery, common causes of fever, severe acute malnutrition and
 supportive care. Geneva : World Health Organization:2012
 Sweet DG, Carnielli V, Greisen G, Hallman M, et al. European
Consensus Guidelines on the Management of Neonatal Respiratory
Distress Syndrome in Preterm Infants – 2013 Update. Neonatology
2013;103:353–68
Dibuat Oleh Ditinjau Oleh Disahkan Oleh
NAMA Dr. Ismatul Amri Sp.A,
M.Biomed
JABATAN Dokter Spesialis Anak Ketua Komite Medik Kepala Rumah Sakit
TANDA TANGAN

Bagian/ Unit Jumlah Personel Tanda Tangan Tanggal


Seleksi SPO, kebikajan
dan document control

SYOK PADA BAYI BARU LAHIR

KSM : ILMU KESEHATAN ANAK


2019
NO. DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
RS
BHAYANGKARA
PADANG

TANGGAL DITETAPKAN KEPALA RUMAH SAKIT


TERBIT/ REVISI
PANDUAN
PRAKTEK KLINIS dr. TASRIF
KOMISARIS POLISI NRP. 76081051

• PENGERTIAN Gejala klinis yang kompleks disebabkan karena kegagalan fungsi


sirkulasi yang bersifat akut dan ditandai oleh perfusi organ dan jaringan
yang tidak adekuat

• ANAMNESIS • Riwayat ibu mengalami infeksi intra uterin, demam, adanya


kecurigaan infeksi berat atau ketuban pecah dini.
• Riwayat persalinan dengan tindakan, penolong persalinan, lingkungan
persalinan yang kurang higienis
• Riwayat perdarahan maternal
• Riwayat lahir asfiksia berat, bayi kurang bulan, berat lahir rendah
• Riwayat perdarahan fetal/neonatal
• Riwayat bayi malas minum, penyakitnya cepat memberat
• Riwayat keadaan bayi letargis, mengantuk atau aktivitas kurang,
iritabel/rewel, perut kembung, tidak sadar, kejang

• PEMERIKSAAN FISIK • Keadaan umum letargi , pucat (akibat adanya perdarahan akut)
• Capillary refill memanjang, nadi lemah, cutis marmorata (motled
skin), ekstremitas dingin
• Apnea, bradipneu, usaha bernafas meningkat, atau sianosis.
• Anuria atau oliguria (<0,5mL/kg/hr)
• Asidosis metabolik dan atau respiratorik
• Denyut jantung tidak normal, biasanya bradikardia
• Hipotensi

• PEMERIKSAAN •Laboratorium : darah lengkap, hitung jenis, kadar glukosa darah


PENUNJANG •Radiologis dan lainnya : Foto toraks (ada distress respirasi atau sianosis)
• KRITERIA DIAGNOSIS Diagnosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan tekanan darah,
pengamatan sindrom klinis dan pengukuran diuresis. Sindrom klinis
terdiri dari takikardia, capillary refilling time yang jelek, kutis
marmorata, akral dingin tetapi suhu tubuh normal, denyut nadi lemah,
dan gangguan napas : apneu, takipneu, asidosis metabolik. Diuresis
menurun.
• DIAGNOSIS KERJA • Syok hipovolemia, disebabkan oleh kehilangan darah akut atau
kehilangan cairan / elektrolit
• Syok distributif, disebabkan oleh sepsis, vasodilator, jejas endotel
• Syok kardiogenik, disebabkan oleh kardiomiopati, gagal jantung,
aritmia atau iskemia miokardium
• Syok disosiatif, disebabkan oleh anemia (yang sudah terjadi
sebelumnya) atau methemoglobin
• DIAGNOSIS BANDING -
• TERAPI • Pemasangan akses intravena
• Prinsip: meningkatkan dan menstabilkan tekanan darah,
meningkatkan perfusi jaringan, mengusahakan diuresis yang adekuat
dan koreksi asidosis serta komplikasi lainnya.

Penatalaksanaan awal
1. Penggantian volume (10-20 ml/kg selama 20-30 menit), dapat
diulangi sampai 3 kali jika tidak ditemukan tanda bendungan paru,
jenis cairan:
 Normal salin (NaCl 0,9%)
 Albumn 5 %
2. Vasopressor
 Dopamin (katekolamin alami): 0,5-5µg/kg/menit untuk
vasodilatasi ginjal dan mesenterik, sedikit perubahan pada TD;
dosis 2-10 mkg/kg/menit peningkatan output jantung ; >10
mkg/kg/menit meningkatkan TD dan denyut jantung
 Dobutamin: sampai dengan 20 mkg/kg/menit
3. Koreksi penyulit :
 Asidosis metabolik
 Hipoksia
 Hipoglikemia
 Ketidakseimbangan elektrolit jika ada
4. Nutrisi : tetap NPO (Nothing per oral) sampai fungsi pencernaan
pulih, nutrisi parenteral total

Penatalaksanaan spesifik
1. Syok hipovolemik
 Penggantian darah: darah segar 10-20 mlkg atau PRC 5-10 ml/kg
selama 30 menit
 Koreksi penyebab perdarahan bila mungkin
2. Syok septik
 Memulai terapi antibiotik empirik
 Menggunakan volume expander dan agen inotropik sesuai
dengan kebutuhan
3. Syok kardiogenik
Mengobati penyebab yang mendasari kelainan
• EDUKASI • Penjelasan perjalanan penyakit dan komplikasi
• Rencana perawatan dan prognosis
• LAMA RAWATAN
• PROGNOSIS Tergantung penyebab
• INDIKATOR MEDIS
• KEPUSTAKAAN • Buku Ajar Neonatologi edisi I
• Engle WD, LeFlore JL. Hypotension in the neonate. NeoReviews.
2002;3:157-63.
• Gomella TL, Cuninngham MD, Eyal FG, Zenk KE. Hypotension and
shock. Dalam: Gomella TL, penyunting. Neonatology. Edisi ke-7.
New York: Lange Medical Books/Mc Graw-Hill. Health Professional
Division: 2013
• Wyckoff MH, Perlman JM, Laptook AR. Use of volume expansion
during delivery room resuscitation in near-term and term infants.
Pediatrics. 2005;115:950-5.
• Kourembanas S. Shock. Dalam: Cloherty JP, Eichenwald EC, Stark
AR, penyunting. Manual of neonatal care. Edisi ke-6. Lippincott
Philadelpia: Williams & Wilkins; 2008. h. 176-80.
• Boluyt N, Bollen CW, Bos AP, Kok JH, Offringa M. Fluid
resuscitation in neonatal and pediatric hypovolemic shock: a Dutch
Pediatric Society . Evidence-based clinical practice guideline.
Intensive Care Med 2006; 32 :995-1003
• Brierley J, Carcillo JA, Choong K, et al. Clinical practice parameters
for hemodynamic support of pediatric and neonatal septic shock:
2007 update from the American College of Critical Care Medicine.
Crit Care Med 2009; 37:666–88

Dibuat Oleh Ditinjau Oleh Disahkan Oleh


NAMA Dr. Ismatul Amri Sp.A,
M.Biomed
JABATAN Dokter Spesialis Anak Ketua Komite Medik Kepala Rumah Sakit
TANDA TANGAN

Bagian/ Unit Jumlah Personel Tanda Tangan Tanggal


Seleksi SPO, kebikajan
dan document control
PENYAKIT MEMBRAN HIALIN (PMH)

KSM : ILMU KESEHATAN ANAK


2019

NO. DOKUMEN NO. TERBIT / REVISI HALAMAN

RS BHAYANGKARA 1
PADANG
DITETAPKAN KEPALA RUMAH SAKIT

PANDUAN PRAKTEK TANGGAL TERBIT/


KLINIS REVISI
dr. TASRIF
KOMISARIS POLISI NRP. 76081051

• PENGERTIAN Gawat nafas pada bayi kurang bulan yang terjadi segera atau beberapa
jam setelah lahir.
• ANAMNESIS Kesukaran bernafas yang menetap atau menjadi progresif 48-96 jam
pertama kehidupan.
Faktor risiko meliputi: usia kehamilan yang preterm, ibu diabetes
mellitus, kehamilan kembar, seksio cesar, partus presipitatus setelah
perdarahan antepartum, asfiksia pada masa perinatal dan adanya riwayat
sebelumnya ibu yang melahirkan bayi dengan PMH.

• PEMERIKSAAN FISIK • Tanda-tanda vital : takipneu (frekuensi nafas >60 kali/menit)


• Pernafasan cuping hidung
• Merintih
• Tarikan dinding dada
• Sianosis

• PEMERIKSAAN • Rontgen foto torak : gambaran khas berupa gambaran retikogranular


yang seragam dan air bronchograms. Dapat diulang setelah
pemberian surfaktan dan pemasangan ventilator untuk menilai
pengembangan paru.
• Pemeriksaan hematokrit atau hemoglobin
• Kadar gula darah
• Pemeriksaan penanda infeksi : sel darah lengkap
• KRITERIA DIAGNOSIS Bayi kurang bulan (skor Dubowitz atau new Ballard)
Takipneu( > 60x/menit ), nafas cuping hidung, retraksi, sianosis yang
menetap atau progresif setelah 48 atau 72 jam pertama kehidupan.
Hipotensi, hipotermi, edema perifer, edema paru, ronki
• DIAGNOSIS KERJA Penyakit Membran Hialin
• DIAGNOSIS BANDING Hiperplasia Thymus
Transient Tachypneu of newborn
• TERAPI • Oksigen : CPAP (Continous Positive Airway Pressure) atau
ventilator konvensional
• Pemberian Surfaktan
• Cairan dan nutrisi : nutrisi parenteral parsial/total sesuai kebutuhan
• Antibiotik lini I (sesuai pola kuman setempat) : Ampicillin
sulbactam 50 mg/kgBB/kali dan Gentamicin 5 mg/kgBB
• Pemasangan akses intravena.
• EDUKASI  Penjelasan tentang perjalananan penyakit, komplikasi, dan
prognosis.
 Rencana perawatan
• LAMA PERAWATAN
• PROGNOSIS Tergantung dari usia prematuritas
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia
Ad fungsionam : dubia
• TINGKAT EVIDENS I/II/III/IV

• TINGKAT A/B/C
REKOMENDASI
• INDIKATOR MEDIS

• KEPUSTAKAAN •
Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG. Neonatology:
Management, Procedures, On-call Problems, Diseases and drugs.
Edisi ke-7. New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill;
• Lacaze-Masmonteil T. Surfactan replacement therapy. Dalam: Donn
MS, Sinha SK, penyunting. Neonatal Respiratory Care.
Philadelphia: Mosby Elshevier; 2006. h. 396-401.
• Hennes HM, Lee MB, Rimm AA, Shapiro DL.Surfactant
Replacement Therapy in Respiratory Distress Syndrome.Meta-
analysis of Clinical Trials of Single-Dose Surfactant Extracts. Am J
Dis Child. 1991;145(1):102-104
• Bhuta T, Henderson-Smart DJ. Elective High-frequency Oscillatory
Ventilation Versus Conventional Ventilation in Preterm Infants With
Pulmonary Dysfunction: Systematic Review and Meta-analyses.
Pediatrics; 100(5): 1-7.
• Courtney SE, Durand DJ, Asselin JM, Hudak ML, Aschner JL,
Shoemaker CT. High-Frequency Oscillatory Ventilation Versus
Conventional Mechanical Ventilation For Very-Low-Birth-Weight
Infants. N Engl J Med.2002; 347(9): 643-8.

Dibuat Oleh Ditinjau Oleh Disahkan Oleh


NAMA Dr. Ismatul Amri Sp.A
JABATAN Dokter Spesialis Anak Ketua Komite Medik Direktur Medik dan
Keperawatan
TANDA TANGAN

Bagian / Unit Jumlah Personel Tanda Tangan Tanggal


Seleksi SPO, kebijakan dan
document control
BERAT BADAN LAHIR RENDAH

KSM : ILMU KESEHATAN ANAK


2019

NO. DOKUMEN NO. TERBIT / REVISI HALAMAN

RS BHAYANGKARA 1
PADANG
DITETAPKAN KEPALA RUMAH SAKIT

PANDUAN PRAKTEK TANGGAL


KLINIS TERBIT/ REVISI
dr. TASRIF
KOMISARIS POLISI NRP. 76081051
• PENGERTIAN Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi.
• ANAMNESIS Hari pertama haid terakhir (HPHT) ibu, riwayat persalinan sebelumnya,
paritas, jarak dengan kehamilan sebelumnya
• PEMERIKSAAN FISIK  Tanda-tanda vital
 Berat badan lahir ditimbang dalam 1 jam setelah lahir atau paling
lambat 24 jam setelah lahir
 Skor Dubowitz atau new Ballard untuk menilai tanda prematuritas
atau tanda cukup bulan (KMK)
• PEMERIKSAAN  Gula darah sewaktu
PENUNJANG  Pemeriksaan darah perifer lengkap (DPL)
• KRITERIA DIAGNOSIS Berat badan lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi
• DIAGNOSIS KERJA Neonatus berat lahir amat sangat rendah (NBBLASR) jika berat lahir <
1000 gram
Neonatus berat lahir sangat rendah (BBLSR) jika berat lahir 1000 - 1500
gram
Neonatus berat lahir rendah (NBBLR) jika berat lahir 1500-2500 gram
• DIAGNOSIS BANDING
• TERAPI • Rawat inkubator
• Obati penyakit penyerta
• Pemberian minum sesuai dengan toleransi dan kebutuhan bayi,
minimal 8x sehari. ASI/ ASI yang difortifikasi (HMF/human milk
fortifier) merupakan pilihan utama. Bila ASI tidak ada, bisa
diberikan pre-term formula.
• Nutrisi parenteral bila status kardiovaskular dan respirasi tidak
stabil, anomali mayor saluran cerna, NEC, IUGR berat, BBL<1000
gr.
• Multivitamin dan trace element
• Preparat besi mulai diberikan usia 2 minggu dan tidak ada infeksi
• Pemasangan akses intravena.

• EDUKASI  Penjelasan tentang perjalananan penyakit, komplikasi, dan


prognosis.
 Rencana perawatan
• LAMA PERAWATAN
• PROGNOSIS Tergantung dari jenis dan penyakit penyerta
Ad vitam : bonam
Ad sanationam : dubia
Ad fungsionam : dubia
• TINGKAT EVIDENS I/II/III/IV
• TINGKAT A/B/C
REKOMENDASI
• INDIKATOR MEDIS
• KEPUSTAKAAN • Gomella TL, Cunningham MD, Eyal F. Management of the
extremely low birthweight infant during the first week of life. In:
Gomella TL, Cunningham MD, Eyal F, eds. Neonatology
management, procedures, on-call problems. disease, drugs.
Philadelphia, Mc. Graw-Hill:2013; 157-169.
• Gomella TL, Cunningham MD, Eyal F. Management of the late
preterm infant. In: Gomella TL, Cunningham MD, Eyal F, eds.
Neonatology management, procedures, on-call problems. disease,
drugs. Philadelphia, Mc. Graw-Hill:2013; 169-72.
• American Academy of Pediatric. Screening examination of
premature infants for retinopaty of prematurity. Pediatrics
2006:117(2): 572-576
• Litmanovitz I, Dolfin T, Friedland O, et al. Early physical activity
intervention prevents decrease of bone strength in very low birth
weight infants. Pediatrics. 2003;112(1 Pt 1):15-9.
• Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. IDAI :
2009; h 24-27.
• Loui A, Bührer C. Growth of very low birth weight infants after
increased amino acid and protein administration.  J. Perinat. Med.
2013; 41(6): 735–741
• Marjoleine AD, Frank TW, Clive EW, Muherdiyantiningsih,
Muhilal. Concurrent micronutrient deficiencies in lactating mothers
and their infants in Indonesia. Am J Clin Nutr 2001;73:786–91
• Linder N, Haskin O, Levit O, Klinger G, Prince T, Naor N, Turner P,
Karmazyn B, Sirota L. Risk Factors for Intraventricular Hemorrhage
in Very Low Birth Weight Premature Infants: A Retrospective Case-
Control Study. Pediatrics 2003;111:e590–e595

Dibuat Oleh Ditinjau Oleh Disahkan Oleh


NAMA
JABATAN Dokter Spesialis Anak Ketua Komite Medik Direktur Medik dan
Keperawatan
TANDA TANGAN

Bagian / Unit Jumlah Personel Tanda Tangan Tanggal


Seleksi SPO, kebijakan dan
document control
SINDROM ASPIRASI MEKONIUM

KSM : ILMU KESEHATAN ANAK


2014

NO. DOKUMEN NO. TERBIT / REVISI HALAMAN

RS BHAYANGKARA 1
PADANG
DITETAPKAN KEPALA RUMAH SAKIT

PANDUAN PRAKTEK TANGGAL


KLINIS TERBIT/ REVISI
dr. TASRIF
KOMISARIS POLISI NRP. 76081051
• PENGERTIAN Sindrom aspirasi mekonium (SAM) adalah sindrom atau kumpulan
berbagai gejala klinis dan radiologis akibat janin atau neonatus
menghirup atau mengaspirasi mekonium. Air ketuban keruh bercampur
mekonium (AKK) dapat menyebabkan SAM yang mengakibatkan
asfiksia neonatorum dan selanjutnya dapat berkembang menjadi infeksi
neonatal.
• ANAMNESIS Kesukaran bernafas yang menetap atau menjadi progresif, adanya air
ketuban keruh bercampur mekonium.

Faktor risiko yang menyebabkan bayi mengalami hipoksia dan fetal


distress yaitu insufisiensi plasenta, ibu menderita hipertensi, pre
eklampsia, oligohidramnion, infeksi pada ibu (korioamnionitis).
Kehamilan post term.

• PEMERIKSAAN FISIK 1. Tanda-tanda vital : takipneu/ apneu/ bradipneu/apneu

2. Tidak bugar/ tonus otot tidak ada

3. Sianosis

4. Meconium stain pada kulit

5. Pernafasan cuping hidung

6. Merintih/ grunting

7. Tarikan dinding dada

• PEMERIKSAAN 1. Penanda infeksi : Darah perifer lengkap


2. Gula darah sewaktu
3. Rontgen foto Thorax
• KRITERIA DIAGNOSIS Distress respirasi pada bayi baru lahir dengan Air Ketuban Keruh (AKK)
bercampur mekonium.
• DIAGNOSIS KERJA Sindrom Aspirasi Mekonium
• DIAGNOSIS BANDING Pneumonia neonatal
• TERAPI 1. Oksigen : CPAP (Continous Positive Airway Pressure) atau
ventilator konvensional
2. Antibiotik
3. Terapi cairan dan nutrisi
4. Bilas paru dengan surfaktan
5. Pemasangan akses intra vena

• EDUKASI  Penjelasan tentang perjalananan penyakit, komplikasi, dan prognosis.


 Rencana perawatan
• LAMA PERAWATAN
• PROGNOSIS Tergantung dari derajat aspirasi
Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
TINGKAT EVIDENS I/II/III/IV

TINGKAT A/B/C
REKOMENDASI
INDIKATOR MEDIS

KEPUSTAKAAN • Gomella TL, Cunningham MD, Eyal F. Meconium Aspration. In:


Gomella TL, Cunningham MD, Eyal F, eds. Neonatology
management, procedures, on-call problems. disease, drugs.
Philadelphia, Mc. Graw-Hill:2013; 749-54.
• Dargaville PA, Copnell B. Australian and New Zealand neonatal
network 2006. The epidemiology of meconium aspiration syndrome:
incidence, risk factor, therapies and outcomes. Pediatrics
2006;117:1712-21.
• Choi HJ, Hahn S, Lee J, Park BJ, Lee SM, Kim HS, et al. Surfactant
lavage therapy for meconium aspiration syndrome: a systemic
review and meta-analysis. Neonatology 2012;101:183-91.
• Beligere N, Rao R. Neurodevelopmental outcome of infants with
meconium aspiration syndrome: report of a study and literature
review. J of Perinatology 2008;28:93-101.
• Luo FF, Yang DY, Chen P, Hua ZY. Efficacy of pulmonary
surfactant therapy in neonates with meconium aspiration syndrome:
a meta-analysis. Zhongguo Dang Dai Er Ke Za Zhi. 2012
Jun;14(6):413-7.

Dibuat Oleh Ditinjau Oleh Disahkan Oleh


NAMA Dr. Ismatul Amri, Sp.A
JABATAN Dokter Spesialis Anak Ketua Komite Medik Direktur Medik dan
Keperawatan
TANDA TANGAN

Bagian / Unit Jumlah Personel Tanda Tangan Tanggal


Seleksi SPO, kebijakan dan
document control
IKTERIK NEONATORUM

KSM : ILMU KESEHATAN ANAK


2014

NO. DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

1
RS
BHAYANGKARA
PADANG

TANGGAL DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


TERBIT/ REVISI
PANDUAN
PRAKTEK
KLINIS dr. TASRIF
KOMISARIS POLISI NRP. 76081051

• PENGERTIAN Ikterik neonatorum : keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh
pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akibat akumulasi bilirubin tak
terkonjagasi yang berlebih. Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada
bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dl

Hiperbilirubinemia : Terjadinya peningkatan kadar bilirubin plasma 2


standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur
bayi atau lebih dari persentil 90

• ANAMNESIS Identifikasi salah satu penyebab ikterus patologis

• PEMERIKSAAN FISIK  Derajat ikterik


 Pucat
 Ptekie
 Ekstravasasi darah
 Tanda-tanda kern ikterus :
Fase awal :letargi, hipotoni, reflek hisap buruk
Fase intermediate : moderate stupor, iritabilitas, hipertoni
Fase lanjut : demam, high pitch cry, drowsiness

• KRITERIA DIAGNOSIS 1. Ikterik fisiologis:


Ikterus yang timbul pada bayi cukup bulan dengan kadar bilirubin
yang meningkat perlahan dan mencapai nilai puncak anatara 6-8
mg/dl pada hari ke 3-4, sebagian besar pada hari ke 5.

2. Ikterik patologis :
- Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan

- Peningkatan bilirubin serum > 5 mg/dl/hari, atau sesuai grafik


AAP.

- Ikterik menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah
14 hari pada bayi kurang bulan

- Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi


( muntah, letargi, malas menyusu, penurunan berat badan yang
cepat, apneu, takipneu, suhu yang tidak stabil)

• DIAGNOSIS KERJA Hiperbilirubinemia


• DIAGNOSIS BANDING Diagnosa banding etiologi
• PEMERIKSAAN  Laboratorium :darah perifer lengkap,bilirubin serum total, direk dan
PENUNJANG indirek
 Identifikasi penyebab : kultur darah, analisis dan kultur urin, Coomb
test, G6 PD, TORCH,screening hipotiroid (sesuai kebutuhan dan
kecurigaan klinis)
• TERAPI • Fototerapi dan transfusi tukar dengan menggunakan protokol grafik
hiperbilirubinemia menurut AAP
• Terapi causa

• EDUKASI • Penjelasan perjalanan penyakit, komplikasi dan terapi


• Rencana perawatan
• PROGNOSIS Tergantung etiologi
• TINGKAT EVIDENS I/II/III/IV
• TINGKAT REKOMENDASI A/B/C/D
• PENELAAH KRITIS
• INDIKATOR MEDIS

• KEPUSTAKAAN  Pedoman terapi penyakit pada bayi baru lahir, FKUP/RSHS Bandung
 Buku Ajar Neonatologi
 Dijk PH, Hulzebos CV. An evidence-based view ob
hyperbilirubinaemia. 2012 The Author(s)/Acta Pædiatrica ª2012
Foundation Acta Pædiatrica 2012 101 (Suppl. 464), pp. 3–10
 Kumar P, Chawla D, Deorari A. Light-emitting diode phototherapy
for unconjugated hyperbilirubinaemia in neonates (Review). 2011
The Cochrane Collaboration. John Wiley&Sons, LTD
 Management of jaundice in healthy term in newborns. Clinical
practice guideline. Kualalumpur, Ministry of healthy Malaysia. Cited
by www.acadmed.org.my
 Stanley Ip, Chung M, Kulig J, O'Brien R, Sege , Glicken S. An
Evidence-Based Review of Important Issues Concerning Neonatal
Hyperbilirubinemia. Pediatrics 2004;114;e130
 Murray NA, Roberts IA. Haemolytic disease of the newborn. Arch.
Dis. Child. Fetal Neonatal Ed. 2007;92;83-88

Dibuat Oleh Ditinjau Oleh Disahkan Oleh


NAMA
JABATAN Dokter Spesialis Anak Ketua Komite Medik Direktur Medik dan
Keperawatan
TANDA TANGAN

Bagian / Unit Jumlah Personel Tanda Tangan Tanggal


Seleksi SPO, kebijakan dan
document control
TANDA TERIMA

Saya yang bertanda-tangan dibawah ini,

Nama : dr. Ismatul Amri

Jabatan : Dokter Spesialis Anak RS Bhayangkara

Menyerahkan 1 rangkap Panduan Praktek Klinis Sub Bagian Neonatologi yang terdiri atas 10
(sepuluh) penyakit terbanyak yaitu,

1. Berat Badan Lahir Rendah

2. Sepsis Neonatal

3. Penyakit Membran Hialin

4. Pneumonia Neonatal

5. Syok pada bayi baru lahir

6. Sindrom Aspirasi Mekonium

7. Asfiksia Neonatal

8. Ikterik Neonatorum

Demikian tanda terima ini dibuat untuk dipergunakan dengan semestinya.

Padang, November 2014

Yang menyerahkan, Yang menerima

Dokter Spesialis Anak Kepala RS Bhayangkara Polda Sumbar

dr. Ismatul Amri, Sp.A, M.Biomed Dr. Tasrif

Anda mungkin juga menyukai