Anda di halaman 1dari 47

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawas sekolah sebagai salah satu unsur tenaga kependidikan memiliki

peran yang penting dan strategis, dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pasal 40 ayat (2) menyatakan bahwa pendidik dan

tenaga kependidikan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi

dan kedudukan dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Pengawas sekolah memiliki tanggung jawab terhadap sekolah binaannya,

baik di bidang akademik maupun manajerial. Pengawas sekolah merupakan

tenaga kependidikan yang memiliki tugas dalam membina kemampuan

profesional tenaga pendidik, tenaga administrasi sekolah, dan Kepala Sekolah

dalam meningkatkan kinerja sekolah di tingkat satuan pendidikan, selain itu juga

memiliki tugas sebagai supervisor akademik dan supervisor manajerial.

Pengawas sekolah adalah guru yang diangkat dalam jabatan fungsional

pengawas yang diberi tugas, tanggungjawab dan wewenang secara penuh oleh

pejabat yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan pendidikan

di sekolah baik pengawasan dalam bidang akademik, maupun bidang manajerial.

Jabatan pengawas adalah jabatan fungsional bukan jabatan struktural, sehingga

untuk menyandang predikat sebagai pengawas harus sudah pernah berstatus

sebagai tenaga pendidik/guru dan/atau kepala sekolah/wakil kepala sekolah.

Tugas dan tanggung jawab pengawas sekolah sangat penting, oleh karena

itu pengawas sekolah harus memenuhi kompetensi, dan kreativitas tinggi

1
sebagaimana yang dituntut dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

12 Tahun 2007. Profesionalisme dan tanggung jawab pengawas sekolah dalam

upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan bukanlah suatu tanggung

jawab yang mudah dan bisa di anggap spele, karena harus mendapat dukungan

penuh dari berbagai pigak, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah maupun

masyarakat. Untuk itu diperlukan langkah langkah kongkrit yang dapat menjamin

agar pengawas sekolah berkualitas dan berkreativitas secara terus menerus dan

berkonsentrasi penuh untuk meningkatkan kualitas dan komitmen pengawas

dalam melakanakan kegiatan supervisi (pemamntauan, pembinaan dan Penilaian)

terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah, sehingga mutu lulusan dapat dicapai

secara optimal.

Dalam rangka meningkatan kemampuan profesional pengawas sekolah,

maka bagi calon pengawas sekolah baik yang berasal dari guru maupun kepala

sekolah perlu mengikuti diklat calon pengawas sesuai dengan standar Standar

Pengawas Sekolah/Madrasah yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Tanggal 28 Maret 2007.

Diklat calon pengawas sekolah dilaksanakan dengan beberapa tahap yaitu

tahap (1) in servis learning I sebanyak 70 jam, peserta mengikuti pelatihan di

LPMP Lampung untuk mendapatkan pembekelanan materi kepengawasan, tahap

(2) peserta wajib melaksanakan on the job learning (OJL) sebanyak 200 jam yaitu

di sekolah pangkal 150 jam dan di sekolah pembanding 50 jam, tahap (3) in servis

learing II sebnayak 30 jam, peserta kembali ke LPMP untuk mempresentasikan

hasil OJL yang telah dilaksanakan selama kurang lebih 1,5 bulan.

2
Sehubungan dengan kegiatan on the job learning (OJL) tersebut, maka

setiap peserta diklat calon pengawas sekolah wajib membuat laporan hasil OJL

yang meliputi hasil kegiatan supervisi manajerial, supervisi akademik dan

penyusunan proposal penelitian tindakan sekolah (PTS). Penulis telah

melaksanakan OJL di SMK N1 Rawajitu Selatan sebagai sekolah pangkal dan di

SMK Negeri Rawajitu Timur sebagai sekolah magang.

Secara garis besar kegiatan OJL bidang supervisi manajerial meliputi 4

(empat) hal yaitu pemantauan pelaksanaan; (1) Standar Isi, (2) Standar

Kompetensi Lulusan, (3) Standar Proses dan (4) Standar Penilaian. Sedangkan

pada supervisi akademik ada 2 (dua) hal yaitu; (1) Supervisi akademik (KTSP)

terdiri dari pengembangan RPP, dan pelaksanaan proses pembelajaran, dan (2)

Supervisi akademik implementasi Kurikulum 2013 yang terdiri dari

pengembangan RPP scientifik dan pelaksanaan pembelajaran scientifik. Adapun

deskripsi masing-masing sekolah yaitu sekolah pangkal dan sekolah magang serta

jenis kegiatan supervisi manajerial dan supervisi akademik yang telah

dilaksanakan akan dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya.

B. Tujuan

Tujuan pelaksanaan kegiatan on the job learning adalah untuk:

a. Berlatih melaksanakan tugas pengawas sekolah yaitu melaksanakan

supervisi manajerial dan supervisi akademik.

b. Mendeskripsikan profil sekolah pangkal dan sekolah magang sebagai

bahan pertimbangan dalam menganalisis hasil supervisi.

3
c. Membahas hasil perbandingan dua sekolah berdasarkan temuan

instrumen supervisi manajerial dan akademik pada sekolah pangkal dan

sekolah magang.

d. Menyusun proposal penelitian tindakan sekolah (PTS) sebagai tindak

lanjut hasil temuan supervisi.

C. Manfaat

Manfaat pelaksanaan kegiatan on the job learning adalah sebagai berikut:

a. Bagi Calon Pengawas

Mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan tugas pengawas

sekolah yaitu dapat;

 Menyusun program pengawasan

 Melaksanakan supervisi manajerial terutama memantau pelaksanaan

pada 4 (empat) standar pendidikan yaitu; (1) standar isi, (2) standar

kompetensi lulusan, (3) standar proses, dan (4) standar penilaian.

 Melaksanakan bimbingan profesional guru dalam mengembangkan

RPP scientifik.

 Melaksanakan bimbingan profesional guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran scientifik.

 Menyusun proposal Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)

b. Bagi Kepala Sekolah

Mendapatkan informasi, masukan, dan motivasi dari calon pengawas

untuk melaksanakan tugas manajerial dan tugas supervisi akademik kepala

sekolah kepada guru-guru yang menjadi tanggungjawab di sekolahnya.

4
c. Bagi Guru

Dapat meningkatkan kompetensi guru dalam;

 Mengembangkan RPP Scientifik

 Melaksanakan Proses Pembelajaran Scientifik

d. Manfaat lain secara umum adalah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan

5
BAB II. DESKRIPSI SEKOLAH PANGKAL

A. Profil Sekolah Pangkal

1. Identitas Sekolah:

Nama Sekolah : SMK NEGERI 1 RAWAJITU SELATAN

NSS/NIS/NPSN : 43.1.12.05.05.001/ 4310010/10809321

Alamat :

Jalan : Jl. Raya Rawajitu Kampung Medasari,

Kecamatan : Rawajitu Selatan,

Kabupaten : Tulang Bawang.

Kode Pos : 34595

Telp/ : 0856588899991-

E-mail : smkn1rjs@yahoo.co.id

SK Pendirian : Nomor. B/616/DD.III/HK/TB/2003

Tanggal 10 Desember 2003

Mulai Operasional Juli 2005

2. Sejarah Singkat

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) N1 Rawajitu Selatan merupakan

realisasi program SMK Kecil di SMP dari Direktorat Jenderal Pendidikan

Menengah Kejuruan (Dikmenjur). SMK N1 Rawajitu Selatan didirikan pada

tahun 2003 berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tulang Bawang Nomor.

B/616/DD.III/HK/TB/2003, Tanggal 10 Desember 2003 dan beroperasional pada

bulan Juli 2005.

6
Nama SMK kecil di SMP terkesan kurang bisa diterima oleh masyarakat

maka sejalan dengan perkembangannya diganti dengan nama Program SMK

Rintisan. Pada tahun pertama program keahlian yang di buka ada 2 (dua) yaitu (1)

Budidaya Tanaman dan (2) Budidaya Ikan Air Tawar, masing–masing terdapat

satu rombongan belajar. Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan permintaan

masyarakat mulai tahun pelajaran 2007/2008 dibuka Kompetensi Keahlian baru

yaitu Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).

Pada tahun pelajaran 2010/2011 telah dibuka Kompetensi keahlian baru

yaitu Administrasi Perkantoran karena animo siswa terutama siswi tamatan

SMP/MTs cukup banyak dan kurang berminat masuk program keahlian pertanian

atau perikanan. Pada tahun pelajaran 2012/2013 animo siswa banyak memilih

teknik komputer dan jaringan, mengingat keterbatasan sarana, maka melalui rapat

dewan guru dan komite sekolah memutuskan untuk membuka kompetensi

keahlian Multimedia. Sejalan dengan perubahan kebijakan pendidikan dan

mengacu pada Kurikulum 2013, maka saat ini (Oktober 2014) SMK N1 Rawajitu

Selatan memiliki bidang keahlian, program studi keahlian dan paket keahlian

sebagaimana disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1
Daftar Bidang Keahlian, Program Studi Keahlian dan Paket Keahlian
No. Bidang Keahlian Program Studi Keahlian Paket Keahlian
Agribisnis dan Agribisnis Produksi Agribisnis Tanaman
1.
Agroteknologi Tanaman Pangan dan Hortikultura
Perikanan dan Teknologi Budidaya
2. Budidaya Ikan
Kelautan Perairan
 Teknik Komputer dan
Teknologi Informasi Teknik Komputer dan
3. Jaringan
dan Komunikasi Informatika
 Multimedia
Bisnis dan
4. Administrasi Administrasi Perkantoran
Manajemen

7
3. Data Siswa

Data siswa SMK N1 Rawajitu Selatan pada bulan Oktober 2014 dapat dilihat

pada Tabel 2 sbb:

Tabel 2
Data Siswa SMK N1 Rawajitu Selatan pada bulan Oktober 2014

Siswa SMK
Total
Jumlah
Rombel

Rombel

Rombel

Rombel
No. Kompetensi Keahlian Tk 1 Tk 2 Tk 3 siswa
Siswa
L+P
L P L P L P L P
Agribisnis Tan. Pangan &
1 13 4 1 15 2 1 21 0 3 49 6 55
1 Hortikultura
2 Agribisnis Perikanan 1 9 3 1 5 2 1 10 0 3 24 5 29

3 Teknik Komputer dan Jaringan 2 37 19 2 38 23 2 40 24 6 115 66 181

4 Administrasi Perkantoran 2 0 63 1 0 36 1 0 33 4 0 132 132

5 Multimedia 1 17 12 1 20 6 1 21 12 3 58 30 88
TOTAL 7 76 101 6 78 69 6 92 69 19 246 239 485
Keterangan : Jumlah rombongan belajar ada 19 rombel

4. Data Guru

Data Guru SMK N1 Rawajitu Selatan pada bulan Oktober 2014 dapat dilihat

pada Tabel 3 sbb:

Tabel 3
Data Guru SMK N1 Rawajitu Selatan pada bulan Oktober 2014

Jenis Jurusan
No BP/BK Jumlah
Kelamin Normatif Adaptif Produktif
1 Laki-laki 6 5 10 21
2 Perempuan 5 6 6 1 18

Jumlah 11 11 16 1 39

8
5. Data Tanah dan Bangunan

(a) Tanah

Luas : 10.000 m 2

Status kepemilikan : milik Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang

(hibah dari Transmigrasi)

(b) Bangunan

Ruang Kelas : 12 lokal

Ruang Laboratorium : 2 lokal

Ruang Lab serbaguna : 1 lokal

Mushola : 1 unit

Perpustakaan : 1 ruang

Saat ini (Oktober 2014 ) sedang membangun ruang kelas baru sebanyak 2

lokal, rehabilitasi ruang belajar sebanyak 2 lokal, pembangunan

laboratorium 1 lokal dan pembangunan kantor sekolah bertingkat 1 unit.

6. Visi dan Misi

Visi

Menjadi Lembaga Pendidikan Berdayasaing dan Beriman.

Misi

(a) Menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan standar pendidikan

(b) Menyelenggarakan pembelajaran berbasis karakter budaya bangsa

dengan prinsip religius

(c) Menjalin kerjasama dengan stakeholder untuk peningkatan kompetensi

siswa

9
7. Identitas Kepala Sekolah

Nama Lengkap : Ir. PONIDI SUNARYO, M.M.

NIP : 19620721 199403 1001

Pangkat/ Golongan : Pembina/ IVa

Pendidikan Terakhir : S2

Program Studi : Magister Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Pendidikan

Alamat Rumah : Kampung Makarti RT 05/RK II

Kecamatan : Tumijajar

Kabupaten : Tulang Bawang Barat Kode pos 34594

SK Kepala Sekolah : 821.29/188/III.3/TB/II/2014

B. Supervisi Manajerial

Supervisi adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh pengawas

sekolah dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan

lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan

pembelajaran. Supervisi manajerial merupakan supervisi yang berkenaan dengan

aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan

efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan,

penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) kependidikan

dan sumberdaya lainnya. Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial,

pengawas sekolah/ madrasah berperan sebagai;

(1) kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi,

pengembangan manajemen sekolah,

10
(2) asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekolah,

(3) pusat informasi pengembangan mutu sekolah, dan

(4) evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan.

Supervisi manajerial yang dilakukan oleh penulis selama on the job

learning (OJL), baik di sekolah pangkal maupun di sekolah magang antara lain

sebagai berikut;

1. Supervisi Manajerial Pelaksanaan Sandar Nasional Pendidikan

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem

pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Standar Nasional Pendidikan menurut peraturan pemerintah (PP) Republik

Indonesia Nomor 19 tahun 2005 yang telah dirubah dengan PP Nomor 32 tahun

2013 standar nasional pendidikan terdiri dari;

(a) Standar Kompetensi Lulusan, adalah kriteria mengenai kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(b) Standar Isi, adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat

Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu.

(c) Standar Proses, adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu

satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.

(d) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, adalah kriteria mengenai

pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam

jabatan.

11
(e) Standar Sarana dan Prasarana, adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat

berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,

tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain,

yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

(f) Standar Pengelolaan, adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,

kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas

penyelenggaraan pendidikan.

(g) Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya

operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

(h) Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur,

dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik

Dalam pelaksanaan standar nasional pendidikan, penulis hanya memantau

4 (empat) standar yaitu; (1) standar standar isi, (2) standar kompetensi lulusan, (3)

standar proses, dan (4) standar penilaian. Hasil pemantauan pelaksanaan ke empat

standar nasional pendidikan di SMK N1 Rawajitu Selatan (sekolah pangkal)

dengan menggunakan instrumen supervisi manajerial selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 1. Kreteria penilain yang digunakan untuk menentukan kategori

pelaksanaan standar nasional pendidikan adalah dengan kreteria konsisi sebagai

berikut;

4 = Jika kondisi aspek-aspek teresebut sangat baik ,bukti fisik

lengkap,tertulis,terstruktur,dan terorganisir dengan baik.

12
3 = Jika kondisi aspek-aspek tersebut baik,bukti fisik lengkap, tertulis,

terstruktur, dan terorganisir.

2 = Jika kedua aspek cukup bukti fisik ada dan sebagian dalam

perencanaan.

1 = Jika aspek tersebut belum dilakukan sekolah.,tidak memiliki bukti fisik

Kriteria Penilaian

86 – 100 : Amat Baik

71 – 85 : Baik

56 – 70 : Cukup

<56 : kurang.

Rumus:
N = _Skor yang diperoleh _ x 100.
Skor Maksimal x 100.
Adapun rekapitulasi pemantauan ke empat standar nasional pendidikan di

SMK N1 Rawajitu Selatan disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4
Rekapitulasi Hasil Pemantauan Empat Standar Nasional Pendidikan
di SMK N1 Rawajitu Selatan
No. Komponen Total Skor Nilai Kategori
1. Standar Isi 52 76,47 Baik
2. Standar Proses 56 73,21 Baik
3. Standar Kompetensi Lulusan 49 72,06 Baik
4. Standar Penilaian 49 72,06 Baik
Rata-rata skor/kategori 73,45 Baik

Berdasarkan data Tabel 4 tersebut di atas dapat dilihat bahwa nilai pada standar isi

76,47 dalam kategori baik, nilai pada standar proses 73,21 dalam kategori baik,

nilai pada standar SKL 72,06 dalam kategori baik, dan nilai pada standar penilaian

sebesar 72,06 juga dalam kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan empat standar nasional pendidikan di SMK N1 Rawajitu

Selatan dalam kategori baik.

13
2. Supervisi Manajerial Dokumen KTSP

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian

dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta

didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk

memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi

yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu

kepada peraturan yang belaku, baik peraturan satuan pendidikan itu sendiri,

maupun peraturan yang berlaku umum antara lain Peraturan Pemerintah (PP) dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) atau Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud). Untuk SMA/SMK yang

melaksanakan Kurikulum 2006 dan kurikulum 2013, maka pengembangan KTSP

SMA/SMK tersebut harus mencakup dua kurikulum, yaitu;

(1) Kurikulum 2006 yang merupakan revisi dan pengembangan dari KTSP tahun

sebelumnya, dan

(2) Kurikulum 2013 yang dirancang dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP ini juga disusun

sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk menjamin

pencapaian tujuan pendidikan nasional.

14
Berdasarkan tuntutan Kurikulum 2013 KTSP disusun sebagai acuan dalam

pencapaian kompetensi yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang SMA

disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Kompetensi

Lulusan (SKL) untuk Kurikulum 2006, dan mengacu kepada SKL, Standar Isi,

Standar Proses, dan Standar Penilaian untuk Kurikulum 2013 sesuai dengan

Permendiknas atau Permendikbud yang berlaku, serta berpedoman pada panduan

yang disusun oleh BSNP. Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti

ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam Undang – Undang Nomor 20

Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai pengganti

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Hasil supervisi KTSP di SMK N1 Rawajitu Selatan dengan menggunakan

instrumen dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut;

Tabel 5
Instrumen Supervisi KTSP/
Evaluasi Ketersediaan Dokumen I KTSP Tahun 2014
Nama Sekolah : SMK N1 Rawajitu Selatan
Alamat Sekolah : Jl. Raya Rawajitu Kampung Medasari Kecamatan Rawajitu Selatan
KONDISI
Sesuai dg
Sebagian Tidak Keterangan
No KOMPONEN /ASPEK panduan
sesuai sesuai
KTSP
DOKUMEN 1
1 Lembar Pengesahan √
2 Kata Pengantar √
3 Daftar Isi √
4 Bab I Pendahuluan
a. Latar belakang √
b. Tujuan pengembangan KTSP √
c. Prinsip-prinsip pengembangan √
KTSP

15
KONDISI
Sesuai dg
Sebagian Tidak Keterangan
No KOMPONEN /ASPEK panduan
sesuai sesuai
KTSP
5 Bab II. Tujuan
a. Tujuan Pendidikan Nasional √
(SD, MI, SMP, SMA)
b. Visi √
c. Misi √
d. Tujuan Satuan Pendidikan √
6 Bab III Struktur dan Muatan
KTSP
a. Kerangka Dasar √
b. Struktur Kurikulum √
K13-tidak
c. Muatan Lokal
ada mulok
d. Pengembangan diri √
e. Pengaturan beban belajar √
f. Ketuntasan belajar/KKM √
g. Kriteria Kenaikan Kelas & √
Kelulusan
h. Penjurusan √
i. Pend Kecakapan Hidup √
j. Pend Berbasis lokal dan global √
7 Bab IV Kalender Pendidikan
a. Pengalokasian waktu √
b. Kalender pendidikan √
8 Bab V Pengembangan RPP √
9 Bab VI Penutup √

Berdasarkan data pada Tabel 5 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

penyusunan KTSP SMK N1 Rawajitu Selatan telah sesuai dengan panduan KTSP.

Buku Panduan Model Pengembangan KTSP tingkat SMA/SMK juga telah

dimiliki oleh sekolah. Salah satu contoh hasil penyusunan KTSP pada bidang

keahlian perikanan dan kelautan, program keahlian teknologi budidaya perairan,

paket keahlian budidaya ikan dapat dilihat pada Lampiran 2.

16
3. Supervisi Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

Kompetensi manajerial adalah kemampuan kepala sekolah dalam

mengorganisasi dan mengembangkan sumber daya sekolah untuk menciptakan

lingkungan belajar yang efektif, efisien. Dalam pelaksanaan OJL penulis

melaksanakan evaluasi diri tentang kompetensi manajerial kepala sekolah dengan

menggunakan instrumen dan hasil evaluasi diri sebagaimana disajikan dalam

Tabel 6 sebagai berikut;

Tabel 6
Instrumen dan Hasil Penilaian Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
Skala penilaian
No Pernyataan
TP P JR SR SL
Kepala Sekolah :
1 Melibatkan Guru dalam penyusunan program jangka

panjang Sekolah
2 Melibatkan Guru dalam penyusunan program jangka

pendek Sekolah
3 Menyelenggarakan sekolah berdasarkan pada renstra √
4 Melakukan analisis kebutuhan sekolah √
5 Melibatkan Guru dalam penyusunan analisis

kebutuhan sekolah
6 Memimpin pengembangan organisasi sesuai dengan

kebutuhan
7 Melibatkan Guru dalam pengembangan organisasi √
8 Berusaha meningkatkan sumber daya manusia √
9 Memiliki kepekaan terhadap perubahan √
10 Memanfaatkan perubahan sebagai pengembangan

sekolah
11 Berusaha menciptakan budaya organisasi yang

kondusif
12 Berusaha menciptakan iklim organisasi yang √
kondusif
13 Memberdayakan Guru dan staf secara optimal √
14 Mengelola sarana dan prasarana secara optimal √
15 Melibatkan guru dalam mengelola sarana dan

prasarana
16 Mempersiapkan Penerimaan siswa baru terlebih √
dahulu
17 Melibatkan Guru dalam Penerimaan siswa baru √
18 Menyusun progran pengelolaan keuangan √
19 Melakukan Pengelolaan keuangan berdasarkan √
prinsip akuntabel dan transparan

17
Skala penilaian
No Pernyataan
TP P JR SR SL
20 Melakukan Pengelolaan keuangan secara efektif dan

efisien
21 Melakukan Ketatausahaan sekolah sesuai dengan

program yang disusun
22 Melakukan Ketatausahaan sekolah sesuai dengan

tujuan sekolah
23 Melakukan layanan khusus dalam mendukung

kegiatan pembelajaran
24 Mengelola Sistem Informasi sekolah dalam

mendukung pengambilan keputusan
25 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi

peningkatan pembelajaran
26 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi

peningkatan manajemen sekolah
27 Melakukan monitoring pelaksanaan program

kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat
28 Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan sekolah

dengan prosedur yang tepat
29 Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sekolah

dengan prosedur yang tepat
30 Merencanakan tindak lanjut hasil evaluasi
pelaksanaan kegiatan sekolah dengan prosedur yang √
tepat
Total Skor 106
Nilai (106/120)*100 = 88,33
Keterangan:
TP : Tidak Pernah dengan skor :0
P : Pernah :1
JR : Jarang dengan skor :2
SR; : Sering dengan skor :3
SL : Selalu dengan skor :4
Kreteria:
Kategori NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70

Berdasarkan data pada Tabel 6 diperoleh nilai 88,33, apabila dibandingkan

dengan kreteria maka termasuk dalam kategori baik (B). Hal ini juga didukung

bahwa kepala sekolah telah menjabat selama 9 tahun sejak merintis mendirikan

sekolah sampai sekarang Oktober 2014.

18
C. Supervisi Akademik

Supervisi Akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru di

dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian

kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan

bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah

melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,

misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya

dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari

keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa

yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan

dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?.

Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh

informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun

satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja

berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan

dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan

melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

Tujuan supervisi akademik di antaranya adalah membantu guru

mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan

kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK)

(Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987). Gambar tiga tujuan supervisi

akademik sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini. :

19
Pengembangan
profesionalisme

Tiga
Tujuan
Penumbuhan Supervisi Pengawasan
Motivasi Kualitas

Gambar Segitiga Tujuan Supervisi Akademik

Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar (essential function)

dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan

Glickman, et al; 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber

informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.

Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan penulis adalah memantau

tentang; (1) pengembangan silabus, (2) pengembangan RPP, (3) penilaian

pelaksanaan proses pembelajaran, (4) supervisi akademik kurikulum 2013 tentang

pengembangan RPP saintifik dan pelaksanaan proses pembelajaran saintifik.

(1) Pengembangan silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Pengembangan silabus untuk kurikulum 2006, dan pada kurikulum 2013 silabus

telah disusun secara nasional oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan,

sehingga guru/ sekolah tidak perlu menyusun dan mengembangkan silabus.

20
Hasil pemantauan penulis di tempat OJL (sekolah pangkal), tentang

pengembangan silabus untuk kurikulum KTSP 2006 sudah dilaksanaan.

Sedangkan pada kurikulum 2013, sekolah hanya mencetak silabus yang sudah ada

dari kementerian pendidikan dan kebudayaan.

(2) Pengembangan RPP

Pengertian RPP dalam lampiran Permendikbud No.65 Tahun 2013

disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Rencana

pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan

secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada

silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2)

materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator

pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6)

media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan

(7) penilaian.

Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP

untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru

mata pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan

SMK/MAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau

awal tahun pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu

dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat

dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.

21
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau

secara bersama-sama melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) di dalam

suatu sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior

yang ditugaskan oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh

guru secara berkelompok melalui MGMP antar sekolah atau antar wilayah

dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.

Hasil telaah RPP yang dilakukan oleh penulis selama OJL pada sekolah

pangkal dengan teknik supervisi individual dengan menggunakan instrumen pada

Lampiran 3, dan dengan kreteria penilaian jika skor >85-100 amat baik, >70-85

baik, >56-70 cukup dan <56 dalam kategori kurang. Rangkuman data hasil

supervisi dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7
Rangkuman Data Hasil Supervisi Akademik SMK N1 Rawajitu Selatan
Skor
No. Instrumen/ Komponen
Guru I Guru II
1. Evaluasi diri Penyusunan RPP 56,25 59,38
Kategori Cukup Cukup
2. Penilaian RPP:
a. Rencana pengelolaan pembelajaran 62,5 50
b. Merencanakan pengorganisasian materi pembelajaran 75 75
c. Merencanakan pengelolaan kelas 75 75
d. Merencanakan penggunaan media sumber
pembelajaran 62,5 75
e. Merencanakan penilaian 50 50
f. Penampilan fisik rencana pembelajaran 75 50
Total skor 388 375
Rata-rata skor 64,6 62,5
Kategori Cukup Cukup

Berdasarkan data pada Tabel 7 dapat dilihat pada kolom Guru I Nomor 1 tentang

evaluasi diri penyusunan RPP diperoleh total skor 56,25 dengan kategori cukup,

dan pada kolom Guru II diperoleh skor 59,38 dengan kategori cukup.

22
Pada instrumen No.2 (Penilaian RPP) kolom Guru I diperoleh total skor 388, rata-

rata skor 64,6 dan dalam kategori cukup. Sedangkan pada kolom Guru II

diperoleh total skor 375, rata-rata skor 62,5 dengan kategori cukup.

Menurut data jumlah guru yang ada di SMK N1 Rawajitu Selatan

sebanyak 39 orang baik PNS maupun honorer ternyata baru 14 orang yang

mengumpulkan RPP. Dari 14 RPP yang terkumpul telah ditelaah dan ternyata

RPP yang dibuat masih banyak dalam kategori cukup, dan belum sesuai dengan

Permendikbud No.65 tahun 2013 tentang Standar Proses.

Dengan demikian supervisi akademik sangat diperlukan untuk membantu

meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan RPP dan tentunya RPP

yang dibuat harus berkualitas amat baik sesuai dengan standar proses.

(3) Penilaian Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Hasil penilaian pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan

instrumen pada Lampiran 4 dan dengan kreteria yang sama dengan penilaian RPP,

yaitu jika skor >85-100 amat baik, >70-85 baik, >56-70 cukup dan <56 dalam

kategori kurang, maka diperoleh data sebagaimana disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8
Data hasil penilaian pelaksanaan proses pembelajaran pada dua orang Guru
Skor
No. Instrumen/ Komponen
Guru I Guru II
1. Membuka kegiatan pembelajaran 75 75
2. Mengelola kegiatan pembelajaran inti 65,6 71,88
3. Mengorganisasi waktu, siswa, sumber dan alat/
media pembelajaran 58,3 75
4. Melaksanakan penilaian 62,5 62,5
5. Menutup kegiatan pembelajaran 50 50
Total skor 311 334,38
Rata-rata skor 64,6 66,88
Kategori Cukup Cukup

23
Berdasarkan data pada Tabel 8 dapat dilihat pada kolom Guru I diperoleh

total skor 311, rata-rata skor 64,6 dan dalam kategori cukup. Sedangkan pada

kolom Guru II diperoleh total skor 334,38 rata-rata skor 66,88 dengan kategori

cukup. Menurut data jumlah guru yang ada di SMK N1 Rawajitu Selatan

sebanyak 39 orang baik PNS maupun honorer ternyata baru 14 orang yang

mengumpulkan RPP. Dari 14 RPP yang terkumpul telah ditelaah dan ternyata

RPP yang dibuat masih banyak dalam kategori cukup, dan belum sesuai dengan

Permendikbud No.65 tahun 2013 tentang Standar Proses.

Dengan supervisi akademik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

guru dalam mengembangkan RPP dan tentunya RPP yang dibuat harus berkualitas

amat baik sesuai dengan standar proses.

(4) Supervivi Akademik Pelaksanaan Kurikulum 2013

Kegiatan supervisi akademik dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yang

dilakukan penulis adalah pengembangan RPP saintifik, dan pelaksanaan proses

pembelajaran saintifik. Pengertian pembelajaran dengan metode saintifik dapat

didefinisikan sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga

peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui

tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan

data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Penerapan

metode saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti

mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan

24
menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru

diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan

semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.

 Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai

berikut:

a. berpusat pada siswa.

b. melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep,

hukum atau prinsip.

c. melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang

perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa.

d. dapat mengembangkan karakter siswa.

 Tujuan pembelajaran dengan metode saintifik

Tujuan pembelajaran dengan metode saintifik didasarkan pada keunggulan

pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan metode saintifik

adalah:

a. untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan


berpikir tingkat tinggi siswa.
b. untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
c. terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan.
d. diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
e. untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
f. untuk mengembangkan karakter siswa.

25
 Prinsip-prinsip pembelajaran dengan metode saintifik

Beberapa prinsip pembelajaran dengan metode saintifik, yaitu:

a. pembelajaran berpusat pada siswa


b. pembelajaran membentuk students’ self concept
c. pembelajaran terhindar dari verbalisme
d. pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi
dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
e. pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
siswa
f. pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi
mengajar guru
g. memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam
komunikasi
h. adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

 Langkah-langkah pembelajaran dengan metode saintifik

Secara umum langkah-langkah pembelajaran dengan metode saintifik adalah:


a. melakukan pengamatan atas suatu fenomenon
b. mengajukan pertanyaan atau merumuskan masalah berkaitan dengan
fenomenon yang diamati
c. menalar untuk mengajukan hipotesis
d. merancang percobaan untuk mengumpulkan data
e. mengumpulkan data dengan berbagai teknik
f. menganalisis data untuk pengujian hipotesis
g. menarik kesimpulan tentang kebenaran hipotesis
h. mengkomunikasikan hasil yang telah diperoleh
i. memvalidasi kesimpulan yang telah ditarik untuk menghindari terjadinya
kesalahan konsep.

26
Hasil supervisi akademik tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK N1

Rawajitu Selatan dengan menggunakan instrumen telaah RPP Kurikulum 2013

dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9
Hasil Telaah RPP
Petunjuk:

1. Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera
pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai
penilaian Anda
2. Isilah Identitas RPP yang ditelaah.
Nama Guru : Ratna Dewi Setyowati, S.Pd.
Mata pelajaran : Bahasa Inggris
Topik/Sub topik : Jati diri

Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor


No Catatan
Pembelajaran 1 2 3
Tidak Kurang Sudah
A Identitas Mata Pelajaran
ada Lengkap Lengkap
1. Terdapat : satuan pendidikan,kelas, Belum
semester, program/program keahlian, ada
√ program
mata pelajaran atau tema
keahlian
pelajaran/subtema, jumlah pertemuan
Tidak Sesuai Sesuai
B. Perumusan Indikator
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan Kompetensi √
Dasar
2. Kesesuaian penggunaan kata kerja

operasional dengan kompetensi
yang diukur
3. Kesesuaian rumusan dengan aspek √
pengetahuan.
4 Kesesuaian rumusan dengan aspek √
keterampilan
Tidak Sesuai Sesuai
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1 Kesesuaian dengan Indikator √
2 Kesesuaian perumusan dengan aspek
Audience, Behaviour, Condition, dan √
Degree (ABCD)
Tidak Sesuai Sesuai
D. Pemilihan Materi Ajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan √
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan karakteristik √
peserta didik
3 Keruntutan uraian materi ajar √

27
Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan
Pembelajaran 1 2 3
Tidak Sesuai Sesuai
E. Pemilihan Sumber Belajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan Tujuan √
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan materi √
pembelajaran
3 Kesesuaian dengan pendekatan √
saintifik
4. Kesesuaian dengan karakteristik √
peserta didik
Tidak Sesuai Sesuai
F. Pemilihan Media Belajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan √
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan materi √
pembelajaran
3 Kesesuaian dengan pendekatan √
saintifik
4. Kesesuaian dengan karakteristik √
peserta didik
Tidak Sesuai Sesuai
G. Metode Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan √
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan pendekatan √
saintifik
3 Kesesuaian dengan karakteristik √
peserta didik
Tidak Sesuai Sesuai
H. Skenario Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Menampilkan kegiatan

pendahuluan, inti, dan penutup
dengan jelas
2. Kesesuaian kegiatan dengan
pendekatan saintifik (mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan informasi,
mengkomunikasikan)
3 Kesesuaian dengan metode √
pembelajaran
4. Kesesuaian kegiatan dengan √
sistematika/keruntutan materi
5. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan √
kegiatan penutup dengan cakupan
materi
I. Rancangan Penilaian Otentik Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruhnya

28
Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan
Pembelajaran 1 2 3
1 Kesesuaian bentuk, tehnik dan

instrumen dengan indikator
pencapaian kompetensi
2. Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan √
instrumen Penilaian Sikap
3. Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan √
instrumen Penilaian Pengetahuan
4. Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan √
instrumen Penilaian Ketrampilan
Jumlah skor 79
Nilai (79/90)*100= 87,78 Baik

Masukan terhadap RPP secara umum:

Rubrik Penilaian Telaah RPP


Rubrik Penilaian RPP ini digunakan peserta pada saat penelaahan RPP

peserta lain dan digunakan fasilitator untuk menilai RPP yang disusun oleh

masing-masing peserta. Selanjutnya nilai RPP dimasukan ke dalam nilai

portofolio peserta.

Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut:


1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai
2. Berikan nilai pada stiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda
cek (√) pada kolom pilihan (skor = 1), (skor = 2), atau (skor = 3) sesuai
dengan penilaian Anda terhadap RPP yang ditelaah atau dinilai
3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan perencanaan pembelajaran
4. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah skor yang diperoleh
5. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:

Kategori Nilai
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70

29
Berdasarkan data Tabel 9 tentang telaah RPP diperoleh total skor 79

dengan nilai 87,78 berarti termasuk dalam kategori baik. Namun demikian masih

perlu ditingkatkan agar perencanaan pembelajaran guru menjadi amat baik.

Jumlah guru SMK N1 Rawajitu Selatan yang telah didiklat kurikulum 2013 baru 8

orang, sisanya 31 orang belum pernah mengikuti diklat, namun di sekolah telah

diadakan induksi melalui workshop/ in house training dengan fasilitator dari

kepala sekolah dan guru yang pernah mengikuti diklat kurikulum 2013.

Guru-guru masih perlu mendapatkan pelatihan/ diklat kurikulum 2013 (K-

13) terutama tentang pengembangan RPP karena sekitar 65% mereka belum

memahami bagaimana menyusun RPP sesuai dengan standar proses berdasarkan

permendikbud nomor 65 tahun 2013. Contoh hasil penyusunan RPP kurikulum

2013 sebelum pelaksanaan bimbingan dapat dilihat pada Lampiran 5 dan sesudah

bimbingan selama OJL dapat dilihat pada Lampiran 6. Selain menelaah RPP

penulis juga melakukan supervisi pelaksanaan proses pembelajaran saintifik.

Adapun hasil supervisi pelaksanaan proses pembelajaran saintifik dapat dilihat

pada Tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10
Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Proses Pembelajaran Saintifik
No. Instrumen/ Komponen Skor Catatan
1. Membuka kegiatan pembelajaran 83,33
2. Mengelola kegiatan pembelajaran inti 78,13
3. Mengorganisasi waktu, siswa, sumber dan alat/media
pembelajaran 75
4. Melaksanakan penilaian 87,5
5. Menutup kegiatan pembelajaran 75
Total skor 398,96
Rata-rata skor 79,79
Kategori Baik

30
Berdasarkan data pada Tabel 10 dapat dilihat total skor 398,96, rata-rata

skor 79,79 dengan kategori baik, artinya bahwa guru sudah baik dalam

melaksanakan proses pembelajaran K-13. Namun perlu diketahui bahwa dari

sejumlah guru yang ada (39 orang) baru 8 orang yang dapat melaksanakan

pembelajaran K-13, sedangkan yang lain masih perlu diklat dan bimbingan secara

intensif.

31
BAB III. DISKRIPSI SEKOLAH MAGANG

A. Profil Sekolah Magang

1. Identitas Sekolah:

Nama Sekolah : SMK NEGERI RAWAJITU TIMUR

NSS/NIS/NPSN : 431120507001/ 10810270

Alamat :

Jalan : Jln. Pendidikan Bumi Dipasena Makmur

Kecamatan : Rawajitu Timur,

Kabupaten : Tulang Bawang.

Kode Pos : 34595

Telp/ :-

E-mail : smkn_rjt@yahoo.com

SK Pendirian : Nomor. 0153 a / U / 1996 Tgl SK : 10 Juni 1996

2. Data Siswa:

Pada Tahun Pelajaran 2014/2015 SMK N Rawajitu Timur memiliki empat

Kompetensi Keahlian dengan jumlah siswa dapat dilihat Tabel 11 sbb:

Tabel 11
Data Kompetensi Keahlian dan Jumlah Siswa SMK N Rawajitu Timur
Tahun Pelajaran 2014/2015
Siswa
Total
Rombel

Rombel

Rombel

Kompetensi Keahlian Tk1 Tk2 Tk3


L P L P L P
Agribisnis Perikanan 1 31 5 1 14 7 1 11 10 78
Teknik Mekanik Otomotif 1 36 0 2 51 2 2 54 0 143
Akuntansi 1 22 14 1 12 21 1 6 23 98
Multimedia 1 23 13 0 0 0 0 0 0 36
Total 4 112 32 4 77 30 4 71 33 355

32
3. Data Guru:

Data guru di SMK N Rawajitu Timur disajikan pada Tabel 12 sbb;

Tabel 12
Data Jumlah Guru SMK N Rawajitu Timur Tahun 2014

Jenis Jurusan
No BP/BK Jumlah
Kelamin Normatif Adaptif Produktif
1 Laki-laki 3 6 8 17
2 Perempuan 4 5 2 11
Jumlah 7 11 10 28

4. Data Lahan

Total luas lahan di SMK N Rawajitu Timur adalah 30.000 m2 dengan rincian

sebagaimana disajikan pada Tabel 13 sbb:

Tabel 13
Data Lahan SMK N Rawajitu Timur

No Jensi Lahan Luas (M2)


2 Luas Lahan Tanpa Bangunan 28.500
a Taman 500
b Lapangan Olah Raga 10.000
c Lahan Praktek 2.000
d Lain-lain 16.000
3 Total Luas Lahan Seluruhnya 30.000

B. Supervisi Manajerial di Sekolah Magang

Supervisi manajerial yang telah dilakukan di sekolah magang meliputi; (1)

supervisi standar nasional pendidikan, dan (2) supervisi manajerial pada dokumen

KTSP. Deskripsi masing-masing hasil supervisi manajerial di sekolah magang

dapat dijelaskan sebagai berikut;

33
(1) Supervisi Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Magang

Rangkuman hasil supervisi pada empat standar nasional pendidikan

dijelaskan pada Tabel 14 berikut ini:

Tabel 4
Rekapitulasi Hasil Pemantauan Empat Standar Nasional Pendidikan
di SMK N1 Rawajitu Timur
No. Komponen Total Skor Nilai Kategori
1. Standar Isi 49 72,06 Baik
2. Standar Proses 34 60,71 Cukup
3. Standar Kompetensi Lulusan 48 70,59 Baik
4. Standar Penilaian 48 70,59 Baik
Rata-rata skor/kategori 68,49 cukup

Berdasarkan data Tabel 14 tersebut di atas dapat dilihat bahwa nilai pada

standar isi 72,06 dalam kategori baik, nilai pada standar proses 60,71 dalam

kategori cukup, nilai pada standar SKL 70,59 dalam kategori baik, dan nilai pada

standar penilaian sebesar 70,59 juga dalam kategori baik. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan empat standar nasional pendidikan di SMK N

Rawajitu Timur dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 68,49.

(2) Supervisi Manajerial Dokumen KTSP di Sekolah Magang

KTSP yang ada di SMK N Rawajitu Timur adalah kurikulum 2006,

dokumen KTSP tersebut telah divalidasi oleh pengawasdan ditandatangi dinas

pendidikan provinsi Lampung (Bapak Drs. Suparji, M.Pd.). Lembar validasi

KTSP terdapat pada Lampiran 7. Hasil supervisi KTSP di SMK N Rawajitu

Timur dengan menggunakan instrumen dapat dilihat pada Tabel 15. Berdasarkan

data pada Tabel 5, maka dapat dijelaskan bahwa penyusunan KTSP SMK N1

Rawajitu Timur telah sesuai dengan panduan KTSP 2006. Sedangkan KTSP

Kurikulum 2013 masih dibuat dan dalam proses penyelesaian.

34
Tabel 15
Instrumen Supervisi KTSP/
Evaluasi Ketersediaan Dokumen I KTSP Tahun 2014

Nama Sekolah : SMK N Rawajitu Timur


Alamat Sekolah : Jl. Pendidikan Bumi Dipasena Makmur

KONDISI
Sesuai dg
Sebagian Tidak Keterangan
No KOMPONEN /ASPEK panduan
sesuai sesuai
KTSP
DOKUMEN 1
1 Lembar Pengesahan √
2 Kata Pengantar √
3 Daftar Isi √
4 Bab I Pendahuluan
a. Latar belakang √
b. Tujuan pengembangan KTSP √
c. Prinsip-prinsip pengembangan √
KTSP
5 Bab II. Tujuan
a. Tujuan Pendidikan Nasional √
(SD, MI, SMP, SMA)
b. Visi √
c. Misi √
d. Tujuan Satuan Pendidikan √
6 Bab III Struktur dan Muatan
KTSP
a. Kerangka Dasar √
b. Struktur Kurikulum √
c. Muatan Lokal √
d. Pengembangan diri √
e. Pengaturan beban belajar √
f. Ketuntasan belajar/KKM √
g. Kriteria Kenaikan Kelas & √
Kelulusan
h. Penjurusan √
i. Pend Kecakapan Hidup √
j. Pend Berbasis lokal dan global √
7 Bab IV Kalender Pendidikan
a. Pengalokasian waktu √
b. Kalender pendidikan √
8 Bab V Pengembangan RPP √ belum ada
9 Bab VI Penutup √ belum ada

Rekomendasi:
(1) Lengkapi Dokumen KTSP untuk Bab V dan VI.
(2) Segera selesaikan KTSP Kurikulum 2013

35
C. Supervisi Akademik di Sekolah Magang

Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan penulis di sekolah magang

sama dengan di sekolah pangkal yaitu memantau tentang; (1) pengembangan

silabus, (2) pengembangan RPP, (3) penilaian pelaksanaan proses pembelajaran,

(4) supervisi akademik kurikulum 2013 tentang pengembangan RPP saintifik dan

pelaksanaan proses pembelajaran saintifik. Deskripsi hasil supervisi akademik

dijelaskan sebagai berikut;

(1) Pengembangan Silabus

Hasil pemantauan penulis tentang pengembangan silabus di sekolah

magang untuk kurikulum KTSP 2006 sudah dilaksanaan sesuai dengan prinsip-

prinsip pengembangan silabus dan telah memiliki dokumen. Sedangkan silabus

pada kurikulum 2013, semua mata pelajaran juga sudah dicetak dan dijilid sesuai

dengan kelompok mata pelajaran (kelompok A, B dan C). Guru dan tim

pengembang kurikulum tidak melakukan pengembangan silabus, karena sudah

tersedia dalam bentuk soft copy dan tinggal mencetak.

(2) Pengembangan RPP

Telah dijelaskan dalam permendikbud No.65 tahun 2013, bahwa setiap

guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di

mana guru tersebut mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Menurut informasi dari waka kurikulum dan kepala sekolah, sebenarnya guru-

guru telah mengikuti in house training (IHT) tentang pengembangan RPP

kurikulum 2006 dengan mengundang nara sumber Bapak Drs. Suparji, M.Pd.

selaku pengawas satuan pendidikan provinsi Lampung.

36
Pada tanggal 29 September 2014 penulis melaksanakan in house training

(IHT) dalam rangka OJL Cawas, materi yang disampaikan adalah implementasi

kurikulum 2013 dan penyusunan perangkat pembelajaran. Penulis bersama

dengan nara sumber Bapak M. Darwanto, S.Pd. selaku pendamping kepala

sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 untuk wilayah Kabupaten Tulang

Bawang. Pada saat IHT ini juga telah diberikan bimbingan penyusunan perangkat

pembelajaran khususnya RPP dan penilaian pembelajaran.

Hasil supervisi pada tanggal 13 Oktober 2014, penulis memantau ke

sekolah magang ternyata dari 28 orang guru yang telah mengumpulkan RPP baru

8 orang (28,57%). Penulis mencoba menggali informasi dengan cara memberikan

selembar kertas agar guru menuliskan apakah kesulitan-kesulitan yang dihadapi

dalam menyusun/ mengembangkan RPP? Mereka menjawab dengan berbagai

alasan sbb;

a. Guru belum mendapatkan pelatihan K-13

b. Guru kesulitan memperoleh informasi dari teman sejawat atau guru senior

(tidak ada MGPM) sehingga kurang wawasan dalam mengajar mata pelajaran

yang diampu.

c. Guru mengalami kesulitan membagi jam di kelas karena ada beban

matrikulasi bagi kelas XI

d. Guru mengatakan terbatasnya waktu untuk membuat RPP

e. Guru kurang menguasai materi, karena ada materi yang belum pernah

dipelajari saat kuliah

f. Guru kesulitan menentukan indikator dan tujuan pembelajaran

37
g. Guru mengatakan keterbatasan literatur yang dimiliki sehingga mengalami

kesulitan menyusun RPP

h. Guru kurang bimbingan dalam menyusun RPP dan masih banyak alasan lain

yang dikemukakan sehingga mereka belum mengumpulkan RPP

Hasil telaah RPP yang dilakukan oleh penulis pada dua orang guru di

sekolah magang dengan teknik supervisi individual, dan dengan kreteria penilaian

jika skor >85-100 amat baik, >70-85 baik, >56-70 cukup dan <56 dalam kategori

kurang. Rangkuman data hasil supervisi dapat dilihat pada Tabel 16 sbb:

Tabel 16
Rangkuman Data Hasil Supervisi Akademik SMK N1 Rawajitu Timur
Skor
No. Instrumen/ Komponen
Guru I Guru II
1. Evaluasi diri Penyusunan RPP 71,88 50
Kategori Baik Kurang
2. Penilaian RPP:
a. Rencana pengelolaan pembelajaran 75 50
b. Merencanakan pengorganisasian materi pembelajaran 62,5 75
c. Merencanakan pengelolaan kelas 62,5 75
d. Merencanakan penggunaan media sumber
pembelajaran 62,5 50
e. Merencanakan penilaian 87,5 25
f. Penampilan fisik rencana pembelajaran 75 50
Total skor 425 325
Rata-rata skor 70,83 54,17
Kategori Baik Kurang

Berdasarkan data pada Tabel 16 dapat dilihat pada kolom Guru I Nomor 1

tentang evaluasi diri penyusunan RPP diperoleh total skor 71,88 dengan kategori

baik, dan pada kolom Guru II diperoleh skor 50 dengan kategori kurang. Pada

instrumen No.2 (Penilaian RPP) kolom Guru I diperoleh total skor 425, rata-rata

skor 70,83 dan dalam kategori baik. Sedangkan pada kolom Guru II diperoleh

total skor 325, rata-rata skor 54,17 dengan kategori kurang.

38
Menurut data jumlah guru yang ada di SMK N1 Rawajitu Timur sebanyak

28 orang baik PNS maupun honorer ternyata baru 8 orang (28,57%) yang

mengumpulkan RPP. Dari 8 RPP yang terkumpul penulis mencoba menelaah 2

RPP dengan dengan hasil sebagaimana telah dideskripsikan pada Tabel 16 di atas

dan ternyata RPP yang dibuat masih ada dalam kategori kurang sesuai dengan

Permendikbud No.65 tahun 2013 tentang Standar Proses. Dengan demikian

supervisi akademik sangat diperlukan untuk membantu meningkatkan

kemampuan guru dalam mengembangkan RPP dan penilaian pembelajaran sesuai

dengan standar proses.

(3) Penilaian Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Penulis telah berkomunikasi dengan baik dan meminta kepada guru-guru

di sekolah magang untuk melakukan observasi/ pengamatan pelaksanaan proses

pembelajaran, namun semua guru menyatakan keberatan dan belum siap untuk

disupervisi. Guru-guru belum memahami makna supervisi walaupun sudah

dijelaskan untuk membantu dan meningkatkan mutu pembelajaran. Namun guru

tetap menyatakan belum siap, karena selama ini belum pernah dilakukan supervisi

oleh pengawas di dalam kelas. Dengan demikian sangat perlu untuk ditindak

lanjuti tentang program supervisi akademik baik oleh kepala sekolah maupun oleh

pengawas.

Penulis memberikan saran kepada kepala sekolah agar dilakukan supervisi

secara terjadwal, sehingga guru-guru terlatih dan terbiasa untuk dilakukan

supervisi akademik.

39
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Perbandingan Dua Sekolah

1. Perbandingan Supervisi Manajerial

Hasil supervisi manajerial yang dilakukan oleh penulis selama on the job

learning (OJL), baik di sekolah pangkal maupun di sekolah magang dapat

dideskripsikan sebagai berikut;

a. Perbandingan pelaksanaan standar nasional pendidikan dapat dilihat Tabel 17.

Tabel 17
Hasil Supervisi Manajerial Empat Standar Nasional Pendidikan
di Sekolah Pangkal dan Sekolah Magang
Sekolah Pangkal Sekolah Magang
No. Komponen
Nilai Kategori Nilai Kategori
1. Standar Isi 76,47 Baik 72,06 Baik
2. Standar Proses 73,21 Baik 60,71 Cukup
3. Standar Kompetensi Lulusan 72,06 Baik 70,59 Baik
4. Standar Penilaian 72,06 Baik 70,59 Baik
Rata-rata skor/kategori 73,45 Baik 68,49 Cukup

Berdasarkan data Tabel 17 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata skor

pelaksanaan empat standar nasional pendidikan di sekolah pangkal sebesar

73,45 dengan kategori baik, dan rata-rata skor di sekolah magang sebesar

68,49 dalam kategori cukup.

b. Perbandingan Supervisi Manajerial dua sekolah pada Dokumen KTSP

KTSP di SMK N1 Rawajitu Selatan (sekolah pangkal) telah disusun baik

kurikulum 2006 maupun kurikulum 2013. Sedangkan di SMK N Rawajitu Timur

baru ada KTSP Kurikulum 2006 dan sedang proses menyusun KTSP Kurikulum

2013. Hasil telaah dokumen KTSP di sekolah pangkal (Tabel 5), dan di sekolah

magang (Tabel 15).

40
KTSP Kurikulum 2013 pada sekolah pangkal tidak ada muatan lokal dan

belum ada Bab V. Penutup, sedangkan KTSP pada sekolah magang belum ada

bab IV yang membahas tentang Pengembangan RPP, dan bab V yaitu Penutup.

c. Perbandingan Supervisi Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

Penulis hanya melaksanakan evaluasi diri kompetensi manajerial kepala

sekolah di sekolah pangkal, dan tidak melaksanakan evaluasi diri di sekolah

magang. Berdasarkan data Tabel 6 diperoleh nilai 88,33, dengan kategori baik.

Hal ini didukung dengan prestasi sekolah diantaranya prestasi siswa

sebagai juara umum Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Kabupaten

Tulang Bawang, prestasi guru sebagai juara I dalam lomba guru SMK berprestasi,

dan kepala sekolah juga mendapat prestasi sebagai Juara 1 Kepala SMK

berprestasi tahun 2014 Tingkat Kabupaten Tulang Bawang dan sebagai juara 2

tungkat Provinsi Lampung.

2. Perbandingan Supervisi Akademik

Perbandingan hasil supervisi akademik pada dua sekolah yang dapat

dilakukan adalah telaah RPP karena kegiatan ini dapat dilaksanakan di kedua

sekolah. Sedangkan supervisi pelaksanaan pembelajaran hanya bisa dilaksanakan

di sekolah pangkal, sehingga penulis belum bisa membandingkan hasil supervisi

pelaksanaan pembelajaran. Hal ini sesebabkan karena guru di sekolah magang

belum siap untuk disupervisi. Adapun rangkuman hasil telaah RPP pada ke dua

sekolah dapat dilihat pada Tabel 18 sbb;

41
Tabel 18
Rangkuman Data
Hasil Supervisi Akademik di Sekolah Pangkal dan Sekolah Magang
Sekolah Pangkal Sekolah Magang
No. Instrumen/ Komponen
Guru I Guru II Guru I Guru II
1. Evaluasi diri Penyusunan RPP 56,25 71,88 50 59,38
Kategori Cukup Cukup Baik Kurang
Penilaian RPP:
2.
Rencana pengelolaan pembelajaran 62,5 75 50 50
a.
Merencanakan pengorganisasian
b.
materi pembelajaran 75 62,5 75 75
Merencanakan pengelolaan kelas 75 62,5 75 75
c.
Merencanakan penggunaan media
d.
sumber pembelajaran 62,5 62,5 50 75
Merencanakan penilaian 50 87,5 25 50
e.
Penampilan fisik rencana
f.
pembelajaran 75 75 50 50
Total skor 388 375 425 325
Rata-rata skor 64,6 62,5 70,83 54,17
Kategori Cukup Cukup Baik Kurang
Rata-rata sekolah (Guru I dan Guru II) 63,55 cukup 62,50 cukup

Pada Tabel 18 di atas diperoleh rata-rata nilai sekolah dari guru I dan guru

II pada sekolah pangkal sebesar 63,55 dengan kategori cukup, sedangkan pada

sekolah magang sebesar 62,5 dengan kategori cukup.

B. Pembahasan Perbandingan Dua Sekolah

1. Pembahasan Supervisi Manajerial

Berdasarkan data pada Tabel 17 di atas telah disebutkan bahwa rata-rata

skor pelaksanaan empat standar nasional pendidikan di sekolah pangkal lebih

tinggi dibanding dengan sekolah magang yaitu 73,45 lebih besar dari 68,49.

Untuk lebih jelasnya perbandingan antara pelaksanaan empat standar nasional

pendidikan di sekolah pangkal dengan di sekolah magang dapat dilihat Grafik 1

sebagai berikut;

42
Dengan melihat Grafik 1 di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

standar nasional pendidikan di sekolah pangkal lebih baik dibanding dengan di

sekolah magang.

Hasil supervisi manajerial tentang telaah dokumen KTSP baik di sekolah

pangkal maupun di sekolah magang dapat disimpulkan bahwa kedua sekolah

tersebut telah menyusun KTSP 2006 dengan kategori baik, dan telah sesuai

dengan panduan penyusunan KTSP. Tetapi untuk KTSP Kurikulum 2013 di

sekolah pangkal perlu dilengkapi bab V yaitu penutup, masalah komponen

penyusunan KTSP telah sesuai dengan buku pedoman penyunyunan KTSP

Kurikulum 2013.

Mengingat KTSP Kurikulum 2013 di SMK N Rawajitu Timur (sekolah

magang) masih dalam proses penyusunan, maka penulis memberikan saran agar

segera di selesaikan untuk selanjutnya dilakukan validasi. Penulis juga

memberikan soft copy panduan penyusunan KTSP Kurikulum 2013.

43
2. Pembahasan Supervisi Akademik

Supervisi akademik yang dapat dilakukan untuk sekolah pangkal dan

sekolah magang adalah telaah RPP. Berdasarkan data pada Tabel 18 dapat dilihat

bahwa rata-rata skor nilai penyuusunan RPP pada sekolah pangkal sebesar 63,55

dengan kategori cukup, dan pada sekolah magang sebesar 62,5 dengan kategori

cukup, artinya RPP yang disusun oleh guru tidak jauh berbeda kualitasnya.untuk

lebih jelasnya perbandingan hasil telaah RPP Guru dapat dilihat Grafik 2 sbb;

Dengan melihat Grafik 2 di atas dapat disimpulkan bahwa guru di kedua

sekolah masih perlu mendapatkan bimbingan untuk mengembangkan RPP, agar

mereka dapat menyusun perencanaan pembelajaran (RPP) menjadi minimal baik

sesuai dengan kreteria dan memenuhi standar proses pembelajaran sebagaimana

dijelaskan dalam permendikbud nomor 65 tahun 2013. Oleh karena itu sangat

diperlukan bimbingan melalui kegiatan supervisi akademik, workshop, IHT dan

MGMP (musyawarah guru mata pelajaran).

44
BAB V. PENUTUP

A. Simpulan

Pengawas sekolah sebagai salah satu unsur tenaga kependidikan memiliki

peran yang penting dan strategis dalam peningkatan mutu pendidikan. Pengawas

sekolah merupakan tenaga kependidikan yang memiliki tugas membina

kemampuan profesional tenaga pendidik, tenaga administrasi sekolah, dan kepala

sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah di tingkat satuan pendidikan.

Pengawas sekolah memiliki tanggung jawab terhadap sekolah binaannya,

baik di bidang akademik maupun bidang manajerial. Mengingat tugas dan

tanggung jawab pengawas sekolah sangat penting, maka pengawas sekolah harus

memiliki kompetensi, dan kreativitas yang tinggi sebagaimana tercantum dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007.

Kegiatan OJL memberikan bekal yang sangat berharga bagi para calon

pengawas sekolah, karena dari hasil In Service Learning 1 seperti melaksanakan

supervisi manajerial, supervisi akademik, dan menyusun proposal PTS dapat

diimlementasikan secara nyata. Temuan-temuan dan kendala-kendala pelaksanaan

OJL merupakan pengalaman yang sangat baik untuk meningkatkan kompetensi

calon pengawas sekolah, karena temuan-temuan tersebut akan dijadikan bahan

diskusi dan pemecahan masalah pada In Servive Learning 2.

Pelaksanaan OJL di sekolah pangkal dan di sekolah magang yang telah

dilakukan penulis dapat dirangkum sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan profil sekolah, yaitu profil sekolah pangkal (SMK N1

Rawajitu Selatan), dan profil sekolah magang (SMK N Rawajitu Timur).

45
2. Melaksanakan Supervisi Manajerial, meliputi supervisi pelaksanaan empat

standar nasional pendidikan, supervisi dokumen KTSP dan supervisi

kompetensi manajerial kepala sekolah khususnya evaluasi diri di sekolah

pangkal.

3. Melaksanakan Supervisi Akademik, meliputi pengembangan silabus,

pengembangan RPP dan supervisi pelaksanaan proses pembelajaran serta

supervisi akademik kurikulum 2013 terutama dalam pengembangan RPP

scientific dan pelaksanaan pembelajaran scientific.

Berdasarkan hasil supervisi akademik, membuktikan bahwa guru-guru

sebagian besar (>65%) belum menyusun RPP dengan berbagai alasan antara lain;

(a) guru belum mendapatkan pelatihan K-13, (b) guru kesulitan memperoleh

informasi dari teman sejawat atau guru senior (tidak ada MGPM), (c) guru

mengalami kesulitan membagi jam di kelas karena ada beban matrikulasi bagi

kelas XI, (d) guru mengatakan terbatasnya waktu untuk membuat RPP, (e) guru

kurang menguasai materi, karena ada materi yang belum pernah dipelajari saat

kuliah, (f) guru kesulitan menentukan indikator dan tujuan pembelajaran, (g) guru

kurang bimbingan dalam menyusun RPP dan masih banyak alasan lain yang

dikemukakan sehingga mereka belum menyusun RPP.

Guru yang telah menyusun RPP ada yang sudah baik sesuai dengan

permendikbud Nomor 65 tahun 2013, namun sebagian besar RPP yang disusun

masih dalam kategori cukup. Dengan demikian bimbingan guru dalam

penyusunan RPP mutlak diperlukan. Bentuk kegiatannya dapat dilakukan

workshop, IHT, diklat dan bimbingan baik secara individu maupun kelompok.

46
B. Saran

Diklat peningkatan kompetensi pengawas sekolah sangat banyak

manfaatnya, terdapat ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai seorang

pengawas profesional, oleh karena itu kegiatan diklat ini perlu terus dilaksanakan

secara berkesinambungan khususnya dari para pengawas yang belum

berkesempetan mengikuti diklat atau pengawas baru.

Hal ini dimaksudkan agar para pengawas sekolah memiliki kompetensi

sesuai dengan tutntutan kompetensi pengawas yang disyaratkan dalam

Permendiknas No 12 Tahun 2007.

Bagi guru-guru disarankan untuk tetap bersemangat dan sering

berkonsultasi dengan nara sumber yang amemiliki kompetensi dalam menyusun

perangkat pembelajaran dan implementasi kurikulum 2013.

47

Anda mungkin juga menyukai