Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAKAN AYAM LOKAL UNTUK


MENGATASI KELANGKAAN AYAM SEKEDAS SANGKUR SANDEH

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENERAPAN TEKNOLOGI

Diusulkan Oleh :
Ni Kadek Ardiani Rahajeng (NIM. 1513021004/2015)
Kadek Yudi Permana Putra (NIM. 1513021010/2015)
Ni Made Nita Setiari (NIM. 1513041045/2015)
Ni Luh Gita Cahyani (NIM. 1413041010/2014)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2016
ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul........................................................................................................ i
Lembar Pengesahan................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... .... iii

BAB I Pendahuluan .....................................................................................


1.1 Latar Belakang …................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah …........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................. 2
1.4 Manfaat penulisan……………………………………………………................. 2
................................................................................................................
BAB II Gambaran Umum Rencana Usaha....................…………………................ 3
BAB III Metode Pelaksanaan........................................…………………................ 5
BAB IV Biaya dan Jadwal Kegiatan.............................…………………................ 9

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran
Lampiran 1. Biodata ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Kesediaan dari Mitra
Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkan
Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

iii
1

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Ayam sekedas sangkur sandeh merupakan jenis ayam yang mempunyai
karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh ayam jenis lain yaitu sekedas
dicirikan dengan ayam pejantan dengan paruh, kuku, kaki, dan bulu yang putih,
sangkur yaitu tidak memiliki ekor, sandeh yaitu memiliki jengger bulu di
bagian leher belakang . Ayam sekedas sangkur sandeh ini merupakan salah satu
ayam yang sangat langka dan memiliki harga diatas Rp. 800.000,- per ekor dan
sangat diperlukan dalam upacara keagamaan seperti nebusin, mebayuh, maupun
upacara bhuta yadnya dan manusa yadnya.
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan pada peternakan
dalam menghasilkan ayam ini masih menerapkan teknologi yang tradisional dan
sederhana serta kurang efisien dalam menghasilkan bibit. Fertilitas telur yang
dihasilkan redah yaitu 7-10 telur per-ekor dan daya tetas yang juga rendah yaitu
sekitar 40%. teknologi inseminasi buatan ayam bagi peternak ayam sekedas
sangkur sandeh. Alat yang digunakan dalam inseminasi ini sederhana yaitu
spuit ukuran 1 ml, yang di modifikasi digunakan untuk menampung semen dan
sekaligus untuk inseminasi buatan. Faktor yang sangat menentukan nantinya
keberhasilan inseminasi buatan adalah keterampilan mitra dalam melakukan
inseminasi oleh karenanya diperlukan pendampingan dalam penerapan
teknologi ini.
Berdasarkan pemaparan diatas tim kami mengjukan proposal dengan judul
”Inseminasi Buatan pada Peternakan Ayam Lokal untuk Mengatasi Kelangkaan
Ayam Sekedas Sangkur Sandeh” teknologi ini, maka kami akan menerapkan
teknologi inseminasi ayam sekedas sangkur sandeh dengan harapan mampu
menunjang kemajuan usaha mitra nantinya.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penerapan teknologi inseminasi buatan ini, yaitu:
a. Untuk memberikan pengetahuan kepada peternak unggas mengenai
reproduksi unggas.
b. Untuk memberi pemahaman teknologi inseminasi buatan pada ayam.
c. Untuk meningkatkan pendapatan peternak pembibit ayam sekedas sangkur
sandeh.
d. Untuk menyebarluaskan teknologi inseminasi buatan pada masyarakat.

1.3 Manfaat
Manfaat dari program penerapan teknologi ini adalah diharapkan nantinya
bermanfaat bagi para peternak ayam sekedas sangkur sandeh baik dalam segi
2

menghasilkan produk ayam sekedas sangkur sandeh dan tersedianya ayam


sekedas sangkur sandeh sebagai pelengkap sarana upacara keagamaan.

1.4 Luaran
Adapun luaran yang diharapkan dalam pengusulan program ini adalah
a. Para peternak memiliki pemahaman tentang reproduksi unggas terutama
ayam
b. Para peternak memahami teknologi inseminasi buatan pada ayam sekedas
sangkur sandeh.
c. Bertambahnya pendapatan para peternak ayam sekedas sangkur sandeh.
d. Tersedianya ayam sekedas sangkur sandeh untuk pelengkap upacara
keagamaan.
3

Bab II. Tinjauan Pustaka

Ayam sekedas sangkur sandeh adalah salah satu ayam yang sudah sejak
lama dikembangkan dalam peternakan yang diusahakan oleh mitra, tetapi
mekanisme peternakan yang dilakukan oleh mitra masih sangat sederhana ini
menyebabkan hasil peternakan kurang optimal, anak ayam sekedas sangkur
sandeh sangat sedikit yang lahir. Selain karena telur banyak yang busuk, terjadi
juga perkawinan silang antar induk yang bukan sekedas sangkur sandeh.
Harga ayam jenis ini sangatlah tinggi, dipasaran harganya antara Rp.
600.000,- sampai Rp. 1.000.000,- itu yang diperoleh tim ketika melakukan
observasi langsung kelapangan, hal tersebut sangatlah mungkin terjadi, selain
sangat sulit untuk diperoleh ayam ini juga sulit untuk dikembang biakkan,
melihat permasalahan tersebut, tim kami ingin membantu peternak melalui
bantuan teknologi inseminasi buatan, teknologi ini nantinya akan membantu
petani dalam proses persilangan ayam.

A. Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan (IB) adalah pemasukan semen ke dalam saluran
reproduksi hewan betina dengan menggunakan alat bantu dan dengan bantuan
manusia (Hafez,2000), menurut Taurin (1997) beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan IB antara lain keberhasilan semen yang
ditampung, suhu udara saat penampungan, antibiotik, pengencer dan adanya
telur di dalam uterus.

Inseminasi Buatan (IB) adalah salah satu teknologi yang mampu dan telah
berhasil untuk meningkatkan perbaikan mutu genetik ternak, sehingga dalam
waktu pendek dapat menghasilkan anak dengan kualitas baik dalam jumlah
yang besar dengan memanfaatkan pejantan unggul sebanyk-banyaknya.
Inseminasi buatan ini sanga kontras dengan keberhasilan transfer embrio di
dalam perbaikan mutu genetik.

Inseminasi buatan pada ayam adalah teknik mengawinkan secara buatan


dengan memasukkan sperma ayam jantan yang telah diencerkan dengan NaCl
Fisiologis ke dalam saluran reproduksi ayam betina yang sedang berproduksi.
Keunggulan inseminasi buatan ini dibandingkan dengan perkawinan secara
alami adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan penjantan relatif lebih efesien


b. Memungkinkan dilakukannya seleksi persilangan antar induk yang
memiliki mutu genetik unggul, sehingga dapat dihasilkan anak ayam yang
unggul
c. Mungkin dilakukannya persilangan bagi ayam jantan unggul yang sulit
melakukan perkawinan secara alami
4

d. Dapat menghasilkan anak ayam dalam jumlah banyak dan dengan waktu
relatif singkat.
e. Memungkinkan dilakukannya persilangan dengan ayam jenis lain.

B. Teknik Inseminasi Buatan


Satrodiharjo dan Resnwati (1999) menyatakan, bahwa ada dua metode yang
dikembangkan dalam inseminasi buatan pada ayam yaitu metode deposisi semen
intra vagina dan deposisi semen intra uterin. Metode deposisi intra vagina yaitu
dengan memasukkan batang gun sedalam 3-4 cm pada daerah vagina, sedangkan
metode deposisi uterin yaitu dengan memasukkan gun sedalam 7-8 cm pada daerah
utero vagina juntion.

C. Dosis dan Interval Inseminasi Buatan


Untuk mendapatkan fertilasi spermatozoa yang optimal dalam pelaksanaan IB,
maka faktor dosis, waktu dan interval IB perlu diperhatikan. Interval yang pendek
dengan dosis yang sesuai lebih efesien dalam mempertahankan fertilitas telur dari
pada interval IB yang panjang dengan dosis yang tinggi. Dosis IB dengan 100 juta
spermatoza per minggu dapat menghasilkan fertilitas telur lebih dari 90%. Fertilitas
telur yang optimal dosis IB yang dianjurkan adalah 150 juta spermatozoa per dosis
IB, dengan volume 0,1 ml dan interval IB setiap 7 hari sekali

D. Waktu Pelaksanaan Inseminasi Buatan


Waktu inseminasi buatan pada ayam biasanya berpedoman pada siklus ovulasi
dan oviposisi (Brillard dalam Hidayat, 2001). Waktu inseminasi buatan sebelum
atau sesudah oviposisi berkaitan erat dengan :

- Perkiraan waktu yang tepat untuk proses fertilasi antara spermatozoa


dan ovum di daerah infundibulum
- Jumlah kematian spermatozoa motil progresif yang menuju daerah
infundibulum berlawanan arah dengan perjalanan telur ke arah kloak
untuk oviposisi
- Perjalanan spermatozoa motil progresif yang menempel pada dinding
ephitel atau dinding lalapisan dalam saluran reproduksi, menempel di
kripta-kripta sehingga psermatozoa terhambat untuk fertilasi.

Untuk fertilasi telur yang tinggi dan untuk menghindari kulit telur yang
sudah mengeras dalam uterus, IB hendaknya dilakukan 4-4,5 jam seteleah oviposisi
antara jam 14.00-16.00 (Moreng dan Avens, dalam Hidayat, 2001). Sedangkan
Rasyaf (1993) menyatakan, IB yang dilakukan pada sore hari akan menghasilkan
fertilasi telur yang tinggi karena secara alami ayam akan melakukan
perkawinan/kopulasi pada sore hari.
5

Bab III. Metode Pelaksanaan


A) Untuk membantu mitra dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi,
secara umum gambaran teknologi yang akan digunakan adalah sebagai
berikut

Persiapan materi,
Meliputi:
a. Pemilihan Induk Pengambilan Sperma
dan pejantan (semen)
b. Persiapan induk
dan pejantan
c. Persiapan alat
dan bahan

Pelaksanaan inseminasi
buatan

Pengumpulan telur

Penetasan

Gambar 1. Skema Teknologi yang akan Diterapkan

Persiapan Materi
1. Pemilihan induk dan Pejantan
a. Pemilihan Induk (ayam Betina)
Induk yang baik untuk inseminasi buatan, harus memiliki syarat-syarat
sebagai berikut:
- Sehat dan tidak cacat
- Berproduksi tinggi
- Berumur 7 hingga 12 bulan
- Minimal sudah mengalami periode peneluran pertama
- Pemeliharaan induk sebaiknya dalam kandang batere individu

Selain itu untuk mengembangkan ayam sekedas sangkur sandeh, bibit


ayam harus memiliki ciri-ciri , sekedas, sangkur dan sandeh

b. Pemilihan Pejantan
Pejantan yang baik untuk inseminasi buatan memiliki syarat antara lain:
6

- Sehat, tidak cacat dan memiliki nafsu kawin yang baik.


- Berumur 1,5 sampai 3 tahun
- Memiliki mutu genetik yang baik
- Sudah terlatih diambil spermanya
- Mempunyai hubungan keluarga yang jauh dengan induk yang akan di
inseminasi
- Pemeliharaan pejantan tidak dicampur dengan induk

Selain itu untuk mengembangkan ayam sekedas sangkur sandeh, bibit ayam
harus memiliki ciri-ciri , sekedas, sangkur dan sandeh

2. Persiapan Induk dan Pejantan


Ayam yang sudah terpilih sesuai dengan persyaratan tersebut, diatur dalam
kandang yang nyaman, sehingga ayam tidak stress dan diberikan vitamin
3. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah : alat suntik (spuit), tabung
penampung sperma, tabung pengencer, NaCl Fisiologis 0,9% (pengencer
sperma) dan kain lap.

Pengambilan Sperma (semen)


Pengambilan sperma dilakukan oleh 2 orang (satu orang memegang dan
mengurutkan ayam sementara yang lain menampung sperma dengan tabung
penampung sperma). Pengambilan sperma dapat dilakukan 3-5 kali seminggu pada
sore hari. Sperma yang sudah diperoleh diencerkan dengan menggunakan NaCl
Fisiologis sehingga dapat membuahi banyak betina. Sperma yang sudah diencerkan
jangan disimpan terlalu lama dan harus dihindari sinar matahari secara langsung.
Pengambilan sperma dilaksanakan dalam berbagai tahapan sebagai berikut:

1. Bersihkan kotoran yang menempel pada anus dan sekitarnya


2. Ayam jantan diapit diantara lengan dan badan, kemudian dilakukan
rangsangan dengan cara mengurut berulang kali pada bagian punggung
yaitu dari bagian pangkal leher sampai pangkal ekor.
3. Dengan rangsangan tersebut ayam akan bereaksi, ditandai dengan
merenggangnya bulu ekor ke atas dan pada saat yang bersamaan tekan
bagian bawah ekor maka alat kelamin akan mengeluarkan sperma berwarna
putih agak kental, selanjutnya ditampung dengan tabung penampungan.
4. Encerkan sperma dengan larutan infus atau NaCl fisiologis 0,9% dengan
perbandingan 1:6-10. Caranya sedot NaCl Fisiologis dengan spuit sesuai
derajat pengencerannya, masukkan ke dalam tabung yang sudah berisi
sperma, goyangkan secara perlahan hingga bercampur dan siap untuk
7

dimasukkan ke dalam saluran reproduksi betina. Umur sperma yang telah


diencerkan kurang lebih 30 menit.

Pelaksanaan Inseminasi Buatan


Inseminasi buatan ayam buras dapat dilakukan dengan dua metode yaitu:

1. Metode intra vaginal


2. Metode intra uterin
Tahap kegiatan pelaksanaan inseminasi Buatan adalah

1. Bersihkan kotoran yang menempel di anus dan sekitarnya dengan


menggunakan tissue pembersih
2. Pelaksanaan inseminasi buatan dilakukan 2 orang, melaksanakan 1 orang
memegang ayam dan satu orang inseminasi buatan
3. Tekan bagian tubuh di bawah anus hingga terlihat saluran reproduksi
(sebelah kiri) dan saluran kotoran (sebelah kanan)
4. Sperma yang sudah diencerkan disedot dengan spuit tanpa jarum sebanyak
0,1-0,2 ml kemudian dimasukkan ke dalam alat kelamin betina
5. Berikan vitamin anti stress pada ayam yang di inseminasi,
6. Untuk mendapatkan hasil yang baik, sebaiknya inseminasi buatan diulang 3
haris setelah inseminasi sebelumnya.

Pengumpulan Telur
Setelah dilakukan inseminasi buatan maka telur yang dapat digunakan
sebagai telur tetas adalah telur-telur yang dihasilkan 2 hingga 7 hari setelah
inseminasi. Telur tetas yang baik memiliki persyaratan antara lain :berbentuk
oval, tidak cacat, memiliki kerabang yang tidak terlalu tebal atau tipis. Telur
tersebut disusun pada rak penampung telur dengan posisi bagian tumpul berada
di atas, lama penyimpanan telur tidak boleh lebih dari 4 hari karena apabila
disimpan terlalu lama akan menurunkan daya tetas.

Penetasan
Rangkaian yang tidak kalah penting dalam tata laksana IB adalah penetasan
telur hasil inseminasi. Penetasan secara massal dilakukan dengan menggunakan
mesin tetas. Suhu mesin tetas diatur dengan kelembaban 60-70%. Telur yang
ditetaskan diberi tanda untuk memudahkan pembalikan telur supaya merata,
banyaknya pembalikan minimal 3 kali dalam 24 jam, kecuali pada hari ke 19
hingga menetas tidak diperlukan pembalikan lagi, yang penting pemeriksaan air
dalam mesin tetas jangan sampai kering karena bisa menyulitkan pecahnya kulit
telur dan akhirnya bibit akan mati. Setiap hari hingga hari ke 19 telur diangin-
anginkan dengan cara membuka pintu mesin tetas selama ±30 menit.
8

Pemeriksaan telur dilakukan sebanyak 3 kali selama proses penetasan yaitu


pada hari ke 4, 14 dan 18, untuk mengetahui apakah telur tersebut fertil atau
tidak. Yang perlu diingat pada proses penetasan dengan menggunakan mesin
tetas adalah kecermatan dan kesabaran sehingga kegagalan dapat dihindari

B) Pelaksanaan Kegiatan
Pada tahap pra pengajuan proposal, tim pengusul telah melakukan
wawancara dengan peternak ayam di desa Batusesa. Hal tersebut bertujuan
untuk mengetahui kondisi awal dan permasalahan yang dialami oleh
masyarakat sasaran, Temuan dari hasil wawancara tersebut selanjutnya
digunakan sebagai bahan dalam penyusunan usulan program .kreativitas
mahasiswa (PKM), khususnya bidang penerapan teknologi.

Program Hibah PKM


DIKTI

Analisis Masalah Masyarakat PKM-T

Observasi Perencanaan
(Wawancara) Teknologi

Penerapan teknologi

Evaluasi

Gambar 2. Diagram Alur Pelaksanaan PKMT

Berdasarkan diagram diatas, maka setelah PKM ini dinyatakan lolos dan
didanai oleh DIKTI, maka selanjutnya akan dilaksanakan tahap inti pelaksanaan
PKM. Terdapat empat proses penting yang akan dilakukan, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Perancangan Teknologi
Pada tahap ini dilakukan perancangan pemecahan masalah yang akan
digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh peternak ayam
sekedas sangkur sandeh di Desa Batusesa. Berdasarkan analisis masalah yang
dilakukan maka dirancangan teknologi inseminasi buatan sebagai solusi
untuk mengatasi sulitnya mengembangkan ayam ini.
b. Tahap Penerapan teknologi
Pada tahap ini teknologi yang telah direncanakan untuk membantu
peternak lewat inseminasi buatan diterapakan kepada mitra, adapun tahapan-
tahapan teknologi tersebut adalah 1) persiapan materi, 2) Pengambilan
9

sperma, 3) pelaksanaan inseminasi buatan, 3) pengumpulan telur, dan 4)


penetasan.
c. Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi, tim akan melakukan evaluasi terhadap hasil yang
diperoleh saat penerapan teknologi, jika terjadi kesalahan maka akan
diperbaiki dalam perencanaan maupun pelaksanaan untuk memperoleh hasil
yang lebih sempurna.

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM

No. Jenis Pengeluaran Biaya


1 Peralatan penunjang Rp. 5.300.000,00
2 Bahan habis pakai Rp. 1.410.000,00
3 Perjalanan Rp. 800.000,00
4 Lain-lain Rp. 900.000,00
Jumlah Rp. 8.410.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan

No. Jenis Kegiatan Bulan ke


1 2 3 4 5
1 Pengumuman diterima DIKTI
2 Tahap pengenalan
3 Proses perancangan
4 Penyiapan dan perakitan
5 Uji coba
6 Penyusunan dan pengumpulan laporan
hasil kerja
7 Monitoring dan evaluasi dari DIKTI
8 Penyusunan dan pengumpulan laporan
akhir
DAFTAR PUSTAKA
Hafez, E.S.E., B. Hafez. 2000. Reproduction in domestik animals edisi ke tujuh.
Lippincott Williams & Wilkins Philadelphia

Taurin, M.B. 1977. Penyimpanan semen beku dalam bentuk pellet dari sapi
Holstein Frishian dan Peranakan Ongole. Thesis Fakultas Peternakan IPB
Bogor.
Sastrodihardjo, S, 1996. Inseminasi Buatan Pada Ayam Buras. Leaflet, Cetakan
Kedua Balitnak Puslitbang Peternakan Bogor.
Toelihere,M.R. 1985. Inseminasi Buatan Pada Ternak,Penerbit Angkasa Bandung.

Rasyaf,M.1993. Beternak Ayam Kampung. Penerbit Swadaya Jakarta.Udjianto A.


& R. Denny Purnama. 2004. “Inseminasi Buatan pada Ayam Buras
dengan Metode Deposisi Intra Uterine”. Dalam
http://balitnak.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_phocadow
nload&view=category&id=68:3&download=1097:3&Itemid=1. Diakses
pada 20 Agustus 2016
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Berikut adalah justifikasi anggaran kegiatan yang direncanakan pada
proposal.
1. Peralatan Penunjang
Harga Total
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Satuan Harga
(Rp) (Rp)
Tempat karantina ayam
Kandang sebelum di lakukan 4 Buah 500.000,- 2.000.000,-
inseminasi
Rak Tempat menaruh alat- 2 buah 400.000,- 800.000,-
alat IB
Sarung tangan Untuk menjaga 10 pasang 20.000,- 200.000,-
kebersihan
Mesin penetas Untuk menetaskan telur 2.000.000, 2.000.000.
1 buah
telur - ,-

Injection gun Alat injeksi sperma 1 buah 300.000,- 300.000,-

SUB TOTAL (Rp.) 5.300.000,-

2. Bahan Habis Pakai


Harga
Total Harga
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Satuan
(Rp)
(Rp)
Untuk pengambilan
20 buah 3.000,- 60.000,-
Spuit sperma ayam
Untuk menampung
sperma 100 buah 10.000,- 1.000.000,-
Tabung
Untuk pengencer
sperma 1000 ml 200.000,- 200.000,-
Nacl Fisiologis
Untuk pengencer
10
Cairan infus
sperma 15.000,- 150.000,-
bungkus
SUB TOTAL (Rp.) 1.410.000,-

3. Perjalanan
Harga Total
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Satuan Harga
(Rp) (Rp)
Perjalanan dari kampus
Perjalanan
keliling kota singaraja
pembelian 4 kali 100.000 400.000
reta menuju lokasi
perlengkapan
pembelian,
Harga Total
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Satuan Harga
(Rp) (Rp)
menggunakan 2 sepeda
motor.
Perjalanan dari menggunakan 2 sepeda
kampus ke lokasi motor kurang lebih 30 8 kali 25.000,- 400.000,-
mitra menit.
SUB TOTAL (Rp.) 800.000,-

4. Lain-lain
Harga
Total Harga
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Satuan
(Rp)
(Rp)
cetak draft digunakan untuk sarana
proposal bimbingan kepada dosen 3 rangkap 10.000,- 30.000,-
pembimbing
cetak booklet sebagai sarana 100
memperkenalkan IB 7.500,- 750.000,-
eksemplar
pembelian ATK alat yang digunakan
dalam mengelola
5 set 10.000,- 50.000,-
administrasi selama
kegiatan pemberdayaan
spidol besar alat tulis yang digunakan
4 buah 5.000,- 20.000,-
pada papan tulis putih
cetak foto sebagai bukti visualisasi 5 pcs 10.000,- 50.000,-
SUB TOTAL (Rp.) 900.000,-
Total (Keseluruhan) 8.410.000,-
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Program Bidang Alokasi Waktu
No. Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/minggu)
1 Ni Kadek Pendidikan MIPA 8 jam/minggu -Koordinator
Ardiani Fisika umum pelaksana
Rahajeng program
-Bertanggung
jawab atas
kegiatan masing-
masing anggota
-Mengatur aliran
dana

2 Kadek Yudi Pendidikan MIPA 8 jam/minggu -Berkoordinasi


Permana Fisika dengan mitra
Putra terkait waktu
pelaksaan
penerapan
teknologi
- mempersiapkan
sarana dan
prasana
pelaksanaan
program
3 Ni Made Pendidikan MIPA 8 jam/minggu -memberikan
Nita Setiari Fisika pelatihan dan
pendampingan
kepada mitra,
hingga mitra
mampu
melaksanakan
secara mandiri IB
pada ayam
sekedas sangkur
sandeh.

4 Ni Luh Gita Pendidikan MIPA 8 jam/minggu -bertanggung


Cahyani Fisika jawab dalam
pelaksanaan
pendampingan
mitra untuk
selanjutnya.
Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkan
Adapun gambaran teknologi yang akan diterapkan adalah sebagai berikut.
Lampiran 7. Denah Lokasi Mitra Kerja

Anda mungkin juga menyukai